Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 122427 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhamad Farid
"Riset polimerisasi kationik minyak sawit berbantuan gelombang mikro belum pernah dilakukan. Dalam penelitian ini, minyak sawit dan hasil olahannya dipolimerisasi kationik dengan katalis borontriflorida eteral berbantuan gelombang mikro menggunakan oven gelombang mikro komersial. Komposisi bahan baku prekursor dianalisis menggunakan kromatografi gas. Bilangan iodin, gugus fungsi, serapan ultraviolet prekursor dan produk polimerisasinya dianalisis masing-masing dengan titrimetri, dan spektrofotometri inframerah Transformasi Fourier dan spektrofotometri ultraviolet. Pemindaian kalorimetrik diferensial (DSC) digunakan untuk mengamati ciri termal polimer yang terbentuk. Proses inklusi urea terhadap minyak sawit meningkatkan komponen asam lemak tak jenuh seperti yang ditunjukkan oleh peningkatan fraksi asam lemak tidak jenuh, bilangan iod, intensitas penyerapan pita alkena dalam spektrum inframerah, dan absorbansi spektrum ultraviolet. Polimerisasi kationik minyak sawit terkatalisis borontrifluorida eteral menghasilkan padatan. Pembentukan polimer mengubah gugus C=C menjadi C-C, hal ini ditunjukkan dengan menurunnya bilangan iodin dari produk polimer yang dihasilkan dan menurunnya intensitas pita alkena pada bilangan gelombang 3025 cm-1 (regang =C-Hcis, 1654 cm-1 dan 1648 cm-1 (regang C=C), dan 723 cm-1 (tekuk -HC=CH-) pada spektrum inframerah. Disamping itu terjadi reaksi isomerisasi cis-trans yang ditunjukkan munculnya serapan pada bilangan gelombang 968 cm-1 (regang C=C trans). Kurva termogram DSC membuktikan bahwa produk polimerisasi adalah polimer termoplastik dan memerlukan perlakuan curing. Perlakuan panas dapat menyebabkan deformasi polimer yang terbentuk, yang ditunjukkan oleh penurunan bilangan iod, penurunan serapan ultraviolet dan perubahan serapan inframerah serta kurva termogram DSC. Kopolimerisasinya bersama divinyil benzena menghasilkan polimer termoset.

Microwave assisted cationic polymerization of palm oil study has never been done yet. In this study, palm oil, and processed products have been cationic polymerized with borontrifluoride-etheral catalyst under microwave irradiation using commercial microwave ovens. The composition of the feedstock was analyzed with gas chromatography. Iodine number, functional groups, ultraviolet absorption of precursor and the polymerization products were analyzed respectively by titrimetry, and Fourier transform infrared spectrophotometry and ultraviolet spectrophotometry. Differential Scaning Calorimetric (DSC) is used to observe the thermal characteristics of polymers. The process of inclusion of Urea to palm oil increases the component of unsaturated fatty acids as indicated by the increase in the fraction of unsaturated fatty acids, iodine numbers, the intensity of alkene band absorption in the infrared spectrum, and the absorbance of the ultraviolet spectrum. The cationic polymerization of oil palm catalyzed by borontrifluoride etheral produces solids. The formation of the polymer converts the C=C group to C-C, this is indicated by the decrease of the iodine number of the resulting polymer product and the decrease of the intensity of the alkene band at wave number 3025 cm-1 (streching =C-Hcis), 1654 cm-1 and 1648 cm (streching C=C), and 723 cm-1 (bending -HC=CH-) in the infrared spectrum. The other process was cis-trans isomerization reaction showed absorption band at wave number 968 cm-1 (streching C=Ctrans. The DSC thermogram curve proves that polymerization products are thermoplastic polymers and require curing treatment. The heat treatment can cause the deformation of the formed polymer shown by changes in iodine number, infrared absorption spectrum, ultra-violet absorption spectrum and DSC thermogram curve. Copolymerization with divinyl benzene produces thermoset polymers."
Depok: Universitas Indonesia, 2019
D2681
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Henkel, Daniel P.
Boston: McGraw-Hill , 2002
620.11 HEN s (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nurkumala Dewi
"Pewarna limbah telah merusak lingkungan ekologi sebagai zat pencemar, fotokatalisis merupakan metode yang tepat untuk mengontrol zat polutan. Molybdenum disulfide (MoS2) termasuk kedalam Group6-Transition metal dichalcogenides (G6-TMDs) memiliki struktur yang unik dan melimpah di alam. Pada penelitian ini MoS2 telah berhasil disintesis dengan variasi waktu sintesis 16, 20 jam dan 24 jam dan pelarut dionized water dan etilen glikol menggunakan metode hidrotermal. Morfologi MoS2 mengahasilkan bentuk microspehere dan pola difraksi menunjukkan campuran fasa 2H MoS2, 1T MoS2 dan MoO3 dengan jumlah fasa 1T yang lebih tinggi pada sampel MoS2 16 jam. Hasil efek fotokatalis degradasi methyl orange dibawah pengaruh sinar cahaya tampak tidak menunjukkan adanya degradasi warna. Sedangkan dibawah pengaruh sinar ultraviolet fasa 1T yang dominan pada MoS2 16 jam berhasil mendapatkan laju degradasi tertinggi mencapai 68% dalam waktu 160 menit. Hal ini disebabkan oleh paling tingginya fasa 1T berdasarkan hasil XRD yang terbentuk dan band gap paling rendah yaitu 3,48 eV serta hasil uji raman menunjukkan fasa 1T MoS2.

As a pollutant, waste dye has harmed the environment; photocatalysis is an effective way to reduce polluting compounds. Group 6-Transition metal dichalcogenides (G6-TMDs) include Molybdenum disulfide (MoS2), which has a distinctive structure and is abundant in nature. The hydrothermal approach was used to successfully synthesize MoS2 with different synthesis times of 16, 20, and 24 hours, as well as dionized water and ethylene glycol solvents. The morphology of MoS2 provides a microsphere form, and the diffraction pattern indicates a mixture of 2H MoS2, 1T MoS2, and MoO3 phases in 16 hours MoS3 samples with a higher number of 1T phases. There was no color degradation in the photocatalyst effect of methyl orange degradation under the impact of visible light. Meanwhile, under the impact of ultraviolet radiation, the dominating 1T phase of 16 hours MoS2 achieved the maximum degradation rate of 68% within 160 minutes. This is due to the greatest 1T phase developed based on XRD data, as well as the lowest band gap of 3.48 eV and Raman test results indicating the 1T MoS2 phase.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rissa
"Material Bi0,95Mgo,05FeO3 telah berhasil dibuat melalui metode sol-gel autocombustion. Material dibuat dari campuran larutan bismuth nitrat, ferit nitrat dan serbuk Magnesium. Material ini dikalsinasi pada temperatur 180°C selama 2 jam setelah diperoleh gel saat pembuatan. Setelah itu material di kalsinasi kembali pada temperatur 450°C, 500°C dan 550°C pada waktu yang berbeda-beda yaitu 2.4 dan 6 jam pada tekanan udara 1 atm. Pengaruh dari temperature perlakuan panas dan sifat magnetic material paduan Bi1-xMgxFeO3 ini menjadi focus yang akan dipelajari. Material ini akan dikarakterisasi dengan menggunakan X-Ray Diffraction (XRD), Permagraph, Differential Scanning Calorymetry (DSC) dan Thermo Gravimetric Analysis (TGA).
Hasil karakterisasi XRD menunjukkan bahwa setelah material dikalsinasi pada waktu dan temperatur demikian, material menunjukkan 3 fasa yang berbeda. Secara umum hasil pengujian Permagrapf pada suhu ruang menunjukkan bahwa material tersebut bersifat paramagnetic dengan nilai medan magnet saturasi, koersifitas dan magnetisasi remanen yang berbeda. Namun, perlakuan panas yang dilakukan menyebabkan nilai remanen cenderung menurun seiring dengan bertambahnya waktu dan temperatur pemanasan.

Material of Bi0.95Mg0.05FeO3 has been successfully made by sol-gel auto combustion method. Material was obtained by aqueous mixtures of Bismuth Nitrate, Ferrite Nitrate and Magnesium powders. Sample was calcinated at temperature 180°C for 2 hours after the material become gel while synthesized. Then the sample divided into three samples to be calcinated at temperature 450°C, 500°C and 550°C for 2,4 and 6 hours in static air atmosphere. The effect of the calcinations temperature and the magnetic properties of Bi1-xMgxFeO3 compounds are about to be the focus of the study. The samples were characterized using X-Ray Diffraction (XRD), Permagraph, Differential Scanning Calorymetry (DSC) and Thermo Gravimetric Analysis (TGA).
The characterization using XRD shows that the sample exhibit 3 different phases. Generally, Permagraph testing at room temperature shows that this material is paramagnetic material with different value for magnetic saturation, coersivity and remanence magnetization. With the increasing of temperature and the time of calcinations, the remanence magnetization tends to be decrease.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S47614
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agustina
"Pada penelitian ini dilakukan sintesis polimer suspensi poli[stirena-ko-(butil akrilat)] melalui polimerisasi radikal bebas untuk mempelajari pengaruh komposisi monomer stirena dan butil akrilat terhadap temperatur transisi gelas (Tg) kopolimer, serta mempelajari pengaruh konsentrasi inisiator benzoil peroksida terhadap solid content, viskositas dan ukuran partikel kopolimer. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa, komposisi monomer mempengaruhi nilai Tg kopolimer, dengan semakin banyak komposisi monomer stirena yang digunakan, semakin tinggi nilai Tg kopolimer yang dihasilkan. Komposisi monomer optimum diperoleh pada saat perbandingan komposisi antara stirena dengan butil akrilat 55:45, dengan Tg yang dihasilkan sebesar 38,18ºC. Konsentrasi inisiator mempengaruhi nilai solid content dan viskositas, akan tetapi tidak mempengaruhi ukuran partikel kopolimer. Konsentrasi inisiator optimum diperoleh pada saat konsentrasi inisiator 1% dari berat monomer total, dengan nilai solid content yang dihasilkan sebesar 39,34% dan viskositas kopolimer sebesar 781,25 centiPoise. Karakterisasi menggunakan FTIR, GPC dan DSC menunjukkan bahwa polimer suspensi poli[stirena-ko-(butil akrilat)] telah berhasil disintesis.

In this research, suspension polymers of poly[styrene-co-(butyl acrylate)] synthesis was done by using free radical polymerization method to study not only the effects of various monomer composition of styrene and butyl acrylate on the glass transition temperature (Tg), but also to study the effects of various initiator concentration of benzoyl peroxide on the solid content, viscosity and particle size of copolymer. The result showed that monomer composition affected the Tg of copolymers. The more amount of styrene used, the higher value of Tg copolymers produced. Optimum monomer composition was obtained when the composition ratio between styrene and butyl acrylate 55:45, with the value of Tg of 38,18ºC. Initiator concentration affected the value of solid content and viscosity, but didn?t affect the particle size of copolymer. Optimum initiator concentration was obtained when the initiator concentration 1% from the total weight of monomers, with the value of solid content of 39,34% and the viscosity of 781,25 centiPoise. The FTIR, GPC and DSC result showed that suspension polymers of poly[styrene-co-(butyl acrylate)] has been successfully synthesized."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S55632
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitti Ahmiatri Saptari
"Penggunaan gelombang mikro dalam beberapa tahun terakhir ini mengalami peningkatan yang sangat pesat seiring berkembangnya teknologi komunikasi dan informasi. Hal ini menimbulkan masalah baru yakni terjadinya polusi gelombang mikro. Untuk mengimbangi dampak negatif polusi interferensi gelombang elektromagnetik, para peneliti mencoba mengembangkan material penyerap gelombang elektromagnetik. Salah satu material yang menjadi kandidat potensial untuk aplikasi penyerap gelombang mikro adalah material berbasis lantanum manganat.
Pada penelitian ini dipelajari rekayasa struktur material berbasis lantanum manganat dengan sistem La0,67Ba0,33Mn1-xNix/2Tix/2O3 (x = 0; 0,02; 0,04 dan 0,06). Fasa tunggal senyawa La0.67Ba0.33Mn1-xNix/2Tix/2O3 berhasil dibuat melalui proses pemaduan mekanik menggunakan prekusor-prekusor La2O3, MnCO3, BaCO3, TiO2, dan NiO dengan tingkat kemurnian tinggi. Selanjutnya serbuk hasil pemaduan mekanik menjalani perlakuan pemanasan pada suhu 1200oC selama 10 jam. Material yang telah dipanaskan kemudian dihaluskan kembali selama 20 jam.
Hasil refinement pola difraksi sinar X menunjukkan bahwa senyawa La0,67Ba0,33Mn1-xNix/2Tix/2O3 memiliki strukstur kristal monoklinik untuk seluruh variasi x. Kurva histerisis sampel menunjukkan bahwa material ini termasuk magnet lunak. Hasil evaluasi distribusi ukuran partikel material dengan komposisi terbaik yakni La0,67Ba0,33Mn0,06Ni0,03Ti0,03O3 adalah 82,4 nm. Hasil pengujian sifat serapan gelombang mikro pada rentang 8-12,4 GHz menunjukkan material mampu mereduksi gelombang mikro hingga 94 % pada frekuensi 11,4 GHz. Dengan demikian senyawa La0,67Ba0,33Mn1-xNix/2Tix/2O3 dapat dijadikan sebagai material penyerap gelombang mikro.

In recent years, application of microwaves has been increased along with the development of communication and information technology and highly produces electromagnetic wave interference. To solve this problem, scientist tries to develop a new material that could absorb electromagnetic waves. One of potential candidates for absorbing materials is lanthanum manganese-based system.
In this research, La0.67Ba0.33Mn1-xNix/2Tix/2O3 (x = 0, 0.02, 0.04, and 0.06) compound were studied as a microwaves absorber materials. Single phase of La0.67Ba0.33Mn1-xNix/2Tix/2O3 were successfully synthesized by mechanical alloying method. The mixture of all precursors were first mechanically milled for 20 hours and then sintered at a temperature of 1200oC for 10 h in which a fully crystalline material is ensured. The sintered materials were then re-milled for 20 hours to obtain powder-based nanoparticle.
X-ray diffraction refinement shows that the samples have monoclinic structure at all x compositions. The hysteresis curve evaluation showed that the sample materials is soft magnetic. The best composition of La0.67Ba0.33Mn1-xNix/2Tix/2O3 with x = 0.06 has been evaluated. The compound has 82.4 nm particle size distributions and it is able to absorb up to 94% microwaves at 11.4 GHz. The study concluded the material of La0.67Ba0.33Mn1-xNix/2Tix/2O3 have a good potential to be a candidate of microwaves absorbing materials.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
D1872
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Aswanto
"Pasangan bata merah tradisional sangat luas penggunaannya dalam konstruksi bangunan dengan berbagai variasi fungsionalnya. Dalam berbagai proses disain engineering, selama ini struktur pasangan bata merah hanya dianggap sebagai beban. Tetapi dengan semakin luasnya penggunaan mikro komputer yang diikuti perkembangan pesat perangkat lunak elemen hingga, memberikan kesempatan untuk melakukan analisis struktur yang lebih kompleks dengan menyertakan elemen pasangan bata merah sebagai salah satu elemen struktur yang penting.
Yang paling sukar dalam analisis elemen hingga untuk pasangan bata merah adalah kesulitan permodelan karakteristik material propertinya. Karena riset-riset di negara kita yang menyelidiki sifat dan karakteristik pasangan bata merah masih terasa kurang.
Kajian ini mencoba menggunakan kapabilitas perangkat lunak elemen hingga untuk melakukan analisis pasangan bata triplet. Diantaranya penggunaan elemen contact untuk memodelkan interface bata dan mortar, aplikasi kriteria keruntuhan pada elemen concrete (William & Warnke), Drucker Prager, model Anisotrop dan aplikasi gejala Fissure Closing pada bata merah. Sebagai pembanding adalah test uji pembebanan pasangan bata triplet dengan beban prekompresi dan lateral. Bata merah dipakai jenis bata tradisional dan Cikarang.
Hasil kajian ini didapatkan hasil yang tidak jauh berbeda antara test uji di laboratorium dengan komputasi elemen hingga Prediksi keruntuhan elemen concrete dan Drucker Prager dapat memprediksi dengan baik keruntuhan pasangan triplet. Sedangkan riwayat displacement akibat pembebanan terjadi perbedaan antara komputasi elemen hingga dan hasil uji test. Hal ini dikarenakan peralatan pengujian yang kurang akurasinya dan sampel pasangan triplet sendiri yang sangat variatif bentuk fisiknya. Fenomena Fissure Closing diakomodir dengan teknik membedakan input hubungan teganganregangan bata pada daerah yang diperkirakan mengalami pemampatan rongga yang tinggi.
Kajian ini, dapat digunakan sebagai sedikit sumbangan untuk kelanjutan riset-riset pasangan bata merah yang lebih mendalam di Indonesia, khususnya dalam metode permodelan karakteristik material untuk analisis numerik."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T14646
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hidayat
"Kadar air semen (w/c) sangat mempengaruhi kuat tekan beton, kadar air semen yang kecil menghasilkan kuat kuat tekan yang besar, sebaliknya kadar air semen besar menghasilkan kuat tekan beton yang kecil.
Abu terbang ( fly ash ) dapat meningkatkan kuat tekan beton, karena fly ash mengandung SiO2 yang tinggi, kekuatan beton meningkat karena butiran mikrosilika yang sangat halus bereaksi dengan air dan Ca(OH)2 ( kapur ) akan menghasilkan massa yang padat, sehingga menghasilkan kekuatan yang lebih besar.
Pada percobaan ini kuat tekan yang paling besar adalah 50 Mpa yang dihasilkan oleh campuran dengan perbandingan air semen (w/c) -0.3 dan penambahan fly ash 30%.
Dari hasil percobaan ini penulis mengusulkan suatu rancang campur beton ringan dengan memakai zat tambah fy ash yang diberi nama Feret-Fxh."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T2771
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Sunhadji
"Di bidang konstruksi saat ini, material beton bertulang dengan sistem pracetak menjadi semakin diminati karena berbagai keunggulan yang dimiliki baik dari segi ekonomi, waktu dan mutu bangunan sipil yang dihasilkan. Dengan semakin meningkatnya kebutuhan bangunan bertingkat untuk perkantoran, hotel dan pertokoan di daerah perkotaan mendorong timbulnya kebutuhan akan suatu rancangan struktur beton yang ekonomis, dapat dilaksanakan dengan cepat dan efisien tanpa mengurangi kekuatan dan kekakuan komponen struktur bangunan. Dalam hal ini, struktur beton pracetak adalah salah satu jawaban untuk semua pertanyaan tersebut. PT. Hutama Karya dengan struktur Bresphaka-nya mencoba menjawab tantangan dan kebutuhan tersebut.
Struktur Bresphaka yang menjadi pilihan dalam pembahasan Skripsi ini dibatasi pada daerah titik kumpul. Pada daerah titik kumpul inilah kunci kekuatan dan kelemahan dari sebuah struktur terutama terhadap gaya lateral yang terjadi. Eksperimen yang dilakukan oleh PT. Hutama Karya mencakup titik kumpul interior dan eksterior. Dalam hal ini, PT. Hutama Karya dengan sistem Bresphaka-nya, bekerjasama dengan Balai Struktur Bangunan Puslitbang Permukiman Departemen Pekerjaan Umum, Bandung, melakukan eksperimen guna mengetahui kehandalan dari specimen yang direncanakan. Pada eksperimen yang dilakukan terhadap sambungan interior, specimen terdiri dari dua buah balok pracetak dengan ukuran penampang 250 mm x 400 mm dengan panjang bersih 1500 mm dan dua buah kolom pracetak berukuran 250 mm x 350 mm dengan panjang bersih 1200 mm. Specimen ini direncanakan untuk pembangunan gedung bertingkat 6.
Pengujian dilakukan dengan memberikan displacement control untuk mengetahui besarnya gaya lateral yang bersesuaian. Dalam skripsi ini penulis menganalisa data-data yang diperoleh dari hasil eksperimen dan melakukan perbandingan secara teoritis dengan program Dram-2DX. Analisa hasil eksperimen untuk grafik gaya lateral dan perpindahan didapat bahwa secara umum struktur mampu bertahan sampai tingkat daktilitas 4 tanpa mengalami pinching effect. Di samping itu, diperoleh pula bahwa kekuatan dan kekakuan hasil eksperimen lebih tinggi dari hqsil analisa teoritis dengan program DRAIN-2DX."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S34704
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>