Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 165025 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Indra Setya Putra
"ABSTRAK
Peatland fires encourage the government to restore peat function as natural water storage. One of the measures taken is to build a circumference dike to hold water to reduce excessive drainage. However, there is no study yet of the planned average water level that has to be maintained from the construction of circumference dike. Therefore, the aim of this study is to calculate the average water level on peatlands inside the circumference dike. The methods used consist of hydrological analysis, spatial analysis, and water level analysis. The results of the analysis shows that the average water level in normal years tends to be above the surface, except in the second half of August to the first half of November. In the second half of September to the second half of October, the peat has the potential to be burned. In a dry season the water tends to fall decline to the drainage boundary of peatland which is at -1.5 m which occurs in the second half of March to December. In the second half of February until December peatland has potential to be burned. From this research, it can be concluded that the calculations using this method is similar with in-situ observation data and can be used to calculate the average water level of peat with the same conditions in other locations."
Bandung : Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 2019
627 JTHID 10:1 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
L. Budi Triadi
"ABSTRAK
Pembukaan lahan gambut yang didahului dengan pembuatan saluran‐saluran (drainase) akan menyebabkan turunnya muka air tanah, hal ini akan memacu laju dekomposisi bahan organik dan pada akhirnya gambut menjadi rentan terbakar dan teremisi. Oleh karena itu pengetahuan laju emisi carbon sangat penting untuk perencanaan sistem drainase, dalam rangka memelihara kelestarian gambut. Metode ilmiah yang digunakan meliputi: perhitungan sebaran ketebalan/kedalaman gambut, volume gambut kering, volume gambut teroksidasi, berat C gambut kering dan CO2 equivalent. Laju emisi karbon (C) dihitung berdasarkan emisi karbon (C) dan waktu subsiden. Selanjutnya laju emisi C (Mton CO2/tahun) dihitung berdasarkan 4 (empat) buah konsep pemodelan/skenario, yaitu: kondisi aktual/eksisting, perkebunan, bendung (canal blocking), bendung (canal blocking) dan dengan penghutanan kembali. Kegiatan ini dilakukan di Sei Ahas, Kapuas, Kalimantan Tengah dan Sungai Buluh, Tanjung Jabung Timur, Jambi. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa perubahan tata guna lahan akan sangat berpengaruh terhadap perubahan elevasi muka air tanah gambut yang turut serta memacu peningkatan emisi C ke atmosfer."
Bandung: Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 2018
551 JSDA 14:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Adam Troy
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S39128
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Firmansyah
Depok: Universitas Indonesia, 1991
S28107
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
L. Budi Triadi
"ABSTRAK
Drainage construction for plantations development on peatlands often caused controversy. Drainage construction will be followed by subsidence of peatland . To be able to extend the chance to get profit in the plantation business subsidence prevention efforts are needed. Setting water level and the prevention of excessive drainage is one of the efforts to reduce the rate of subsidence of the peat.This study is based on literature review by collecting information from various sources and then comparing and analyzing it so that information is obtained on a comprehensive subject matter. Literature review include: monitoring parameters, types of equipment for monitoring, pattern placement monitoring equipment, the range and the frequency of monitoring. From the study concluded that the water level necessary to measure on land and channels using dipwell and staff gauges. Observations were made with a combination of automated recording device and manual recording. Both are quite accurate, but the use of automatic registers in remote locations saves time, and if an automatic device is installed in an area that has the potential to have large water level fluctuations and runs quickly, it will provide more accurate data. Observations on dams for water level control are installed at every 20 cm drop in hidraulic head."
Bandung : Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 2018
627 JTHID 9:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Madeleine Hart Filiapuspa
"ABSTRAK
Pemerintah Indonesia telah menerapkan asuransi pertanian tradisional untuk mengatasi risiko gagal panen yang mungkin dihadapi oleh petani. Asuransi pertanian ini meru- pakan implementasi dari Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2013 mengenai Perlindun- gan dan Pemberdayaan Petani. Asuransi pertanian yang saat ini berlaku di Indonesia merupakan asuransi pertanian tradisional. Selain asuransi pertanian tradisional, terdapat asuransi jenis lain yaitu asuransi yang berbasis indeks curah hujan. Salah satu metode un- tuk perhitungan premi asuransi pertanian berdasarkan curah hujan adalah metode Black- Scholes. Metode Black-Scholes dapat digunakan karena terdapat kemiripan karakteristik antara opsi put dan asuransi. Untuk menerapkan perhitungan premi asuransi pertanian berdasarkan rata-rata curah hujan, digunakan data curah hujan dan luas panen. Letak provinsi Banten yang strategis dan kekayaan alam yang melimpah menyebabkan Banten dapat menjadi lumbung padi nasional. Dalam pelaksanaan usaha tani, pertanian sangat erat kaitannya dengan curah hujan. Oleh karena itu, skripsi ini akan berfokus pada per- hitungan premi asuransi pertanian berdasarkan rata-rata curah hujan. Risiko pertanian yang digunakan adalah kekeringan akibat rendahnya curah hujan yang mungkin dialami oleh petani. Uang pertanggungan pada asuransi pertanian berdasarkan rata-rata curah hu- jan ini akan dibayarkan apabila terjadi curah hujan di bawah parameter pemicu. Besar premi akan dihitung menggunakan metode Black Scholes yang biasa digunakan untuk menghitung harga opsi. Besar premi asuransi pertanian akan semakin besar apabila besar parameter pemicu semakin besar. Hal ini sesuai dengan sifat harga opsi yang meningkat bila strike price meningkat.

ABSTRACT
The Indonesian government has implemented a traditional crop insurance to address the risk of the crop failure that might be faced by farmers. This crop insurance is the im- plementation of Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pem- berdayaan Petani (the Protection and Empowerment of Farmers). The crop insurance which is currently applied in Indonesia is traditional crop insurance. In addition to the traditional crop insurance, there is another type of insurance, namely rainfall index based insurance. One of the methods for calculating crop insurance premiums based on rainfall is the Black-Scholes method. The Black-Scholes method can be used because there is similar characteristic between the put options and the insurance. To apply the calculation of agricultural insurance premiums based on average rainfall, rainfall and harvest area data are used. The strategic location of Banten province and abundant natural wealth can make Banten a national granary. In the implementation of farming, crop is very closely related to rainfall. Therefore, this paper will focus on calculation of the crop insurance premiums based on average rainfall. The crop risk used is drought due to the low rainfall that may be experienced by farmers. The sum insured on agricultural insurance based on this average rainfall will be paid in the event of rainfall under the trigger parameters. The premium will be calculated by using the Black Scholes method which is usually used to calculate the option price. The amount of agricultural insurance premiums will be greater if the size of the trigger parameters increases. This happens to the increasing option price if the strike price increases.
"
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Lestari
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
S27303
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuryanto Sasmito Slamet
"Shiplock merupakan salah satu pilihan paling baik untuk mengurangi emisi CO2 pada lahan gambut karena kemampuannya dalam mempertahankan elevasi muka air sungai namun bisa memenuhi kebutuhan masyarakat dalam memanfaatkan sungai sebagai jalur transportasi. Pemodelan numerik dilakukan untuk mengetahui efek suatu bangunan terhadap hidrodinamika sungai dan stabilitas rencana bangunan yang ada. Pemodelan tersebut dilakukan dengan skenario yang menggambarkan kondisi lapangan yang ada. Skenario pertama dilakukan untuk mengkalibrasi model numerik yang dikembangkan. Skenario optimum dilakukan dengan penambahan pelimpah samping berupa pipa berdiameter 12. Kesahihan suatu model dalam menirukan keadaan lapangan secara visual disajikan dengan penambahan nilai kuantitatif model numerik yang dikembangkan. Bangunan shiplock direncanakan pada tiga lokasi rencana di ruas sungai yang ditinjau. Nilai PBIAS dan RMSE model hasil pengembangan < 10% untuk lokasi 1 dan 2 serta 10% -15% di lokasi 3. Kenaikkan muka air akibat dari rencana bangunan shiplock dengan menambahkan pelimpah samping mencapai 1,135 m dilokasi 1, 1,39 dilokasi 2, dan 0,395 dilokasi 3. Simulasi stabilitas bangunan shiplock dilakukan dengan dua skenario, yaitu kombinasi cerucuk, pasir dan beton bertulanq, serta kombinasi cerucuk, timbunan tanah kerikil, combogrid. Skenario pertama mempunyai angka aman 2,9 dengan waktu konsolidasi 46,14 hari, sedangkan skenario kedua mempunyai angka am an 2,2 dengan waktu konsolidasi 35,48 hari."
Bandung: Kementrian Pekerjaan Umum, 2014
627 JTHID 5:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Togap P.
"Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh jawaban terhadap pertanyaan,'apakah minat siswa SMA terhadap matematika mempunyai hubungan yang signifikan dengan prestasi matematikanya, apakah minat siswa laki-laki berbeda dengan minat siswa perempuan terhadap matematika, apakah prestasi matematika siswa laki-laki berbeda dengan prestasi matematika siswa perempuan.
Banyak faktor yang dianggap mempengaruhi prestasi belajar. Salah satu dari faktor itu adalah minat. Faktor minat dinggap menjadi kekuatan motivasi yang mempengaruhi besarnya kesadaran seseorang melakukan suatu aktivitas. Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan tumbuh dan berkembang karena interaksi dengan lingkungan. Oleh karena itu arah dan kualitas minat menjadi sangat beragam.
Dibanding dengan mata pelajaran lain matematika sering dipandang sebagai mata pelajaran yang paling abstrak dan memerlukan kemampuan berfikir yang lebih tinggi. Siswa dengan tingkat inteligensi di atas rata-rata diasumsikan mampu mengikuti pelajaran matematika dengan prestasi baik. Namun orang yang tingkat inteligensinya di atas rata-rata tidak dengan sendirinya berprestasi dalam matematika, karena masih tergantung faktor lain misalnya minat.
Sejak lama mata pelajaran matematika dianggap milik lakilaki. Indikasi kecilnya persentase perempuan memasuki perguruan tinggi bidang eksakta sering dipakai sebagai pembenarannya. Oleh karena itu perlu dijawab apakah laki-laki lebih berminat terhadap matematika daripada perempuan? Jika perbedaan minat tidak ada apakah prestasi siswa laki-laki dan perempuan berbeda dalam matematika?
Sesuai permasalahan di atas penelitian ini bertujuan untuk menemukan hubungan antara minat dengan prestasi matematika pada siswa laki-laki dan perempuan yang memiliki inteligensi di atas rata-rata, menemukan perbedaan minat siswa laki-laki dan perempuan terhadap matematika, dan untuk menemukan perbedaan prestasi matematika siswa laki-laki dan perempuan..
Penelitian ini dilakukan di wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta pada lima SMA Negeri, melibatkan 200 orang siswa, masing-masing 100 orang siswa laki-laki dan 100 orang siswa perempuan.
Metode penelitian adalah metode survai yang bersifat korelasional. Ada tiga instrumen yang digunakan untuk menjaring data. Instrumen yang pertama adalah tes inteligensi yaitu CFIT Skala 3, yang digunakan untuk menjaring siswa yang memiliki inteligensi di atas rata-rata. Instrumen yang kedua adalah
skala minat, yang disusun peneliti dengan 25 butir soal untuk menjaring data tentang minat siswa. Instrumen yang ketiga adalah tes prestasi matematika. Tes ini disusun guru-guru matematika dari ke lima lokasi penelitian dan dikonsultasikan dengan pakar matematika dari FMIPA-IKIP Jakarta. Tes ini terdiri dari 50 butir soal dalam bentuk pilihan ganda.
Penelitian menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan (r=4.4063) antara minat dan prestasi matematika siswa. Koefisien determinasi sebesar 0,1650, berarti bahwa prestasi matematika dapat dijelaskan oleh skor minat sebesar 16,50 persen. untuk siswa laki-laki tingkat hubungan itu adalah 0,4120, dengan koefisien determinasi 0,1697. Sedangkan untuk siswa perempuan tingkat hubungan itu adalah 0,3844, dengan koefisien determinasi adalah 0,1478.
Walaupun rata-rata minat siswa laki-laki lebih tinggi sebesar 2,48 poin tetapi dari peluang uji beda dua rata-rata, nilai peluangnya hanya sebesar 0,0533, hal ini menunjukkan tidak terdapat perbedaan minat laki-laki dan minat perempuan terhadap matematika pada tingkat signifikan (a) 5%. Demikian juga dengan prestasi matematika siswa. Walaupun prestasi matematika siswa laki-laki lebih tinggi sebesar 3,46 poin, tetapi dari peluang uji beda dua rata-rata, nilai peluangnya hanya sebesar 0,0792, hal ini berarti tidak terdapat perbedaan prestasi dalam matematika antara laki-laki dan perempuan pada tingkat signifikan 5%.
Usaha peningkatan prestasi matematika perlu mendapat bimbingan sedemikian rupa, sehingga siswa dapat meningkatkan sikap positif terhadap matematika, mengurangi kekhawatiran akan pelajaran matematika dan meningkatkan rasa tanggung jawab atas kegiatan belajar serta hasil yang diperoleh. Usaha ini akan dapat berhasil dengan baik, jika guru lebih mengenal kekuatan dan kelemahan siswa yang diajarnya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Itje Aisah Ranida
"ABSTRAK
Titik berat pembangunan dalam Pembangunan Jangka Panjang Tahap ke-II (PJP II) ini adalah ekonomi disertai dengan penbangunan sunberdaya manusia. Sejalan dengan hal itu, para pakar dalan bidang gizi dan kesehatan telah mencetuskan tinggi badan potensial sebagai indikator nyata yang digunakan untuk ukuran fisik manusia. Indikator ini diharapkan dapat menberikan indikasi terhadap upaya yang telah dilakukan.
Tinggi badan yang dicapai anak pada umur masuk sekolah dasar dapat memberikan gambaran tentang gangguan pertunbuhan yang diderita pada umur-umur sebelumnya, selain itu dapat nenunjukkan gambaran pertumbuhan anak sebagai gambaran taraf kesehatan dan gizi penduduk di wilayah yang bersangkutan.
Propinsi Jawa Tengah merupakan salah satu daerah yang mempunyai prevalensi tinggi pada penyakit gangguan pertumbuhan (dalan hal ini penyakit gondok), juga daerah yang telah lebih dahulu (1988) melakukan pengukuran Tinggi Badan terhadap Anak Baru Masuk Sekolah oleh para peneliti dari Puslitbang Gizi Bogor, yang kemudian tahun 1994 Direktorat Bina Gizi Masyarakat melakukannya di seluruh Indonesia.
Jenis penelitian ini adalah panel studi yang bertujuan ingin melihat/mempelajari hubungan antara daerah yang mempunyai kondisi endenik gondok di desa miskin dan tidak miskin dengan rata-rata tinggi badan anak baru masuk sekolah.
Hasil penelitian nenunjukkan bahwa selain variabel gondok ternyata variabel miskin (dalan hal ini status sosek) lebih mempunyai hubungan yang secara statistik cukup bermakna terhadap rata-rata tinggi badan. Hal ini terbukti dari hasil tenuan yang mengatakan bahwa, perubahan rata-rata TBABS tahun 1988 dan 1994 untuk anak kelompok umur 7 dan 8 tahun di desa tidak gondok tidak miskin lebih tinggi dari perubahan rata-rata desa gondok lainnya dengan kisaran 0.3 - 1.6 cm pada 95% CI dengan p = 0.016.
Pada penelitian ini dapat disimpulkan adanya variable-variabel (gondok, miskin) yang berhubungan terhadap rata-rata tinggi badan dapat menyebabkan terjadinya gangguan pertumbuhan, yang akhirnya dapat digunakan sebagai alat perbandingan antar daerah pada waktu yang sama atau membandingkan keadaan daerah yang sama antar waktu yang berbeda.
Diharapkan hasil penelitian ini dapat sedikit dijadikan bahan pertimbangan dalam peningkatan program kesehatan yaitu pada penentuan lokasi-lokasi sasaran, satu diantaranya adalah faktor rendahnya tingkat sosial ekonomi dan tingkat endemisitas.

ABSTRACT
The focus of The Long Term Development II is economic and human resource development. The result of the latter can be identified, among other things, by measuring children's potential height as a real indicator of physical measurement of human body.
The height of children entering elementary school gives a powerful indicator to depict growth retardation or forlir in the past. It globally explain health and nutritional status in the population the children residing.
Central Java is one of province with a high prevalence of goitre. Height measurement for children entering elementary school has been conducted by Nutrition Center for Research and Development Bogor in the province in 1988. The measurement has been expanded and conducted to all provinces in Indonesia.
This study is aimed to learn relationship between goitre endemicity with certain poverty level in villages and average height of children entering elementary school taking two cross-sectional ones, 1988 and 1994, the study attempts to see the height differences and changes with and between these years.
The results of the study shows poverty variable is more potent then goitre to give statistically significant relationship between the independent variables and the average height. Difference of average height of children entering elementary school for 7 and 8 aged groups in villages with No-goitre endemic and not poor in the years of 1988, 1994 is bigger than other combination of villages. The range is 0.3 - 1.6 cm with 95% CI, p = 0.016
Through this finding it is conducted that alleviating both goitre endemic and poverty will give the best achievement of potential average height.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>