Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 39751 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fauzik Darmawan
"Salah satu dampak ikutan dari gempabumi adalah likuifaksi. Likuifaksi merupakan peristiwa hilangnya kekuatan tanah akibat getaran gempabumi. Gempabumi M 7.7 pada 28 September 2018 di Palu-Donggala bukan hanya disertai tsunami dan aftershock, namun juga disusul adanya likuifaksi di Balaroa dan Petobo sehingga menyebabkan banyak korban jiwa. Fenomena likuifaksi dapat diteliti dengan melakukan identifikasi dan interpretasi struktur bawah permukaan. Salah satu metode untuk mengetahui struktur bawah permukaan adalah metode gaya berat. Pada penelitian ini dilakukan identifikasi bawah permukaan dengan pemodelan inversi 3D pada lokasi 119.6‒ 120.2 BT dan 0.6-1.2 LS berdasarkan data gayaberat. Data gayaberat yang digunakan bersumber dari satelit Global Gravity Model plus (GGMplus) dan hasil pengukuran lapangan oleh Badan Geologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan data satelit, nilai Anomali Bouguer di Sulawesi tengah berkisar antara -50 hingga 130 mGal.
Selain itu, hasil pemodelan inversi 3D bawah permukaan menunjukkan adanya kontras densitas rendah di sekitar wilayah Kota Palu, Balaroa, dan Petobo dengan nilai -0.055 hingga -0.05 gram/cm3 dimana kedalaman densitas rendah ini sudah teridentifikasi sejak 0-125 meter di bawah permukaan dan semakin ke selatan semakin dalam. Kontras densitas rendah ini sesuai dengan kondisi geologi wilayah Palu yang didominasi lapisan Sedimen yang mampu menyimpan cairan dan menjadi faktor penyebab likuifaksi

Liquefaction is one of the effects following an earthquake, it is the soil strength loss due to the vibration of an earthquake. The earthquake which struck with a 7.7 magnitude on 28 September 2018 in Donggala and Palu, Sulawesi caused a series of disastrous events
including a tsunami and aftershock liquefaction in Balaroa and Petobo, causing many casualties. The liquefaction can be investigated and possibly predicted by identifying and interpreting the subsurface structures. This paper identifies the geological structures in the subsurface using the gravity method. The study was carried out by 3D inversion modelling at locations 119.6‒ 120.2 BT and 0.6-1.2 LS based on gravity data. The gravity data was gained from Global Gravity Model plus (GGMplus) and the field measurement from the Geological Agency. The study from satellite and the Bouguer anomaly in the Central Sulawesi show that it has gravity of -50 to 130 mGal. The 3D inversion model of the subsurface shows low density contrast around the areas of Palu, Balaroa, and Petobo with values of -0.055 to -0.05 gram/cm3 where these low density depths have been identified from 0-125 meters below the surface and even deeper to the southern part of the study area. This low density contrast is in accordance with the geological conditions of the Palu which is dominated by porous sediment layers which are capable of storing fluids that are the main factor in causing the liquefaction."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
T52862
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ananda Septian Firdaus
"Gempabumi Palu-Donggala-Sigi berkekuatan 7.4 Mw pada 28 September 2018 merusak infrastruktur di permukaan. Gempabumi juga mengakibatkan terjadinya fenomena tanah bergerak yang berperilaku seperti cairan, fenomena ini dinamakan likuifaksi. Selain merusak infrastruktur, likuifaksi juga mengakibatkan tanah mengalami pengurangan kekuatan dalam menahan beban di atas permukaan. Dalam mendeteksi potensi likuifaksi , penelitian ini memfokuskan pada Metode Gravitasi dan Cone Penetration Test (CPT). Pemrosesan data gravitasi dilakukan untuk mendapatkan nilai Gravity Disturbance dan Gradien Gravitasi yang telah terkoreksi udara bebas dan topografi. Pemrosesan data CPT dilakukan untuk mengetahui nilai cyclic stress ration (CRR) dan cyclic resistance ratio (CSR) yang digunakan dalam kalkulasi liquefaction potential index (LPI). Hasil analisis gradien gravitasi memberikan nilai anomali gravitasi rendah yang menggambarkan zona asperitas/lemah sebagai manifestasi dari gempabumi. Zona asperitas divalidasi oleh hasil inversi yang memberikan nilai kontras densitas minimum pada kedalaman yang dangkal. Hasil pengolahan data CPT memberikan informasi kekuatan tanah di 22 titik pengukuran. Saat terjadinya gempa berkekuatan lebih dari 6.0 Mw, potensi likuifaksi semakin meningkat di daerah Palu dan sekitarnya. Dengan nilai gradien gravitasi yang rendah dan nilai LPI > 5, maka area tersebut berada pada kategori tinggi potensi likuifaksi.

The 7.4 Mw Palu-Donggala-Sigi earthquake damaged infrastructure on the surface at September 28, 2018. Earthquake also cause the phenomenon of moving soil that behaves like a liquid, this phenomenon is called liquefaction. In addition to damaging infrastructure, liquefaction also causes the soil to experience a reduction in strength to withstand the above loads. In detecting the potential for liquefaction, this study focuses on the Gravity Method and Cone Penetration Test (CPT). Gravity data processing is carried out to obtain Gravity Disturbance and Gravity Gradient values thaht have been corrected by free air and topography. CPT data processing is carried out to determine the value of cyclic stress ratio (CRR) and cyclic resistance ratio (CSR) used in the calculation of liquefaction potential index (LPI). The results of the gravity gradient analysis provide a low gravity anomaly which describes the asperity/weak zone as a manifestation of an earthquake. The asperity zone is validated by the inversion result which gives a minimum density contrast value at shallow depths. The results of CPT data processing provide information on soil strength at 22 measurement points. When an earthquake measuring more than 6.0 Mw occurs, the potential for liquefaction increases in the Palu area and its surroundings. With a low gravity gradient value and an LPI value > 5, the area is in the high category of liquefaction potential."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Yuliyanti
"Likuifaksi merupakan bencana alam yang langka dan sangat erat kaitannya dengan rekayasa geoteknik, dimana fenomena ini terjadi pada Kota Palu 2018 silam. Salah satu area terdampak dari likuifaksi Palu adalah Desa Lolu yang mengalami pergerakan lateral besar yakni hingga 150 m. Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi potensi likuifaksi yang menyebabkan terjadinya pergerakan lateral besar di Desa Lolu menggunakan data Cone Penetration Test dan uji gradasi butiran tanah. Dalam mengevaluasi potensi likuifaksi, data Cone Penetration Test diolah menggunakan metode yang dikembangkan oleh Idriss-Boulanger yang mengacu pada nilai faktor keamanan tanah berdasarkan rasio antara tahanan tanah terhadap likuifaksi (CRR) dan nilai gempa yang terjadi (CSR), sedangkan uji gradasi butiran (Hydrometer & Sieve Analysis) dilakukan berdasarkan ASTM D422 dan ASTM D 6913 yang mengacu pada pengaruh komposisi jenis tanah terhadap tingkat potensi likuifaksi. Hipotesis awal potensi likuifaksi yang menyebabkan terjadinya pergerakan lateral besar di Desa Lolu adalah terdapat lapisan tanah lepas yang mengalami likuifaksi hingga kedalaman yang dalam akibat beban siklik dengan kekuatan tertentu, kondisi muka air tanah yang dangkal, lapisan permukaan tanah yang memiliki permeabilitas rendah sehingga bersifat kedap air dan kondisi geografis dengan kemiringan tertentu yang menyebabkan terjadinya pergerakan tanah secara lateral.

Liquifaction is a rare natural disaster and is very closely related to geotechnical engineering, where this phenomenon occurred in the city of Palu in 2018 ago. One of the areas affected by the Palu liquefaction is Lolu Village, which experiences a large lateral movement of up to 150 m. The research aims to identify the causes of large lateral movements in Lolu Village using Cone Penetration Test data and grain size distribution test. In evaluating liquefaction potential, the Cone Penetration Test data is processed using a method developed by Idriss-Boulanger which refers to the value of soil safety factors based on the ratio between ground resistance to liquefaction (CRR) and earthquake value (CSR), while grain size distribution tests (Hydrometer & Sieve Analysis) are carried out based on ASTM D422 & ASTM D 6913 which refers to the influence of soil type composition on the level of potential liquefaction. The initial hypothesis of potential liquefaction that causes large lateral movements in Lolu Village is that there are loose soil layers that experience liquefaction to deep depths due to cyclic loads with certain strengths, shallow groundwater conditions, surface layers that have low permeability so that they are waterproof and geographical conditions with a certain slope that causes lateral ground movement."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Jahrudin
"ABSTRAK
Pemodelan Inversi 3D struktur bawah permukaan berdasarkan data anomali gaya berat dan dan 2D anomali magnetik dilakukan untuk mengidentifikasi keberadaan potensi hidrokarbon di daerah ldquo;X rdquo;, dimana pada daerah penelitian terdapat struktur up dome yang mengindikasikan beberapa kemungkinan, diantaranya intrusi batuan, carbonate bulid up dan juga mud diapir. Model inversi 3D data anomali gaya berat dan magnetik telah dikoreksi dengan 2 dua penampang seismik yang ada pada daerah penelitian. Model inversi 3D dilakuan pada data anomali residual pada model gaya berat dan 2D pada anomali magnetik. Hasil pemodelan inversi 3D data anomali gaya berat menunjukan bahwa puncak up dome berada pada kedalaman sekitar 800 meter dari permukaan daerah penelitian, hasil ini sesuai dengan analisis spektrum dan kedalaman pada penampang seismik, adapun nilai densitas dari tubuh up dome tersebut bernilai sekitar 2,78 g/cm3. Sedangkan pada anomali magnetik yang telah dilakukan, struktur tersebut mengindikasikan merupakan batuan intrusi dengan anomali suceptibilitas sekitar 7.4 SI, yang menunjukan batuan beku.

ABSTRACT
3D inversion modeling of subsurface based on gravity anomaly data and 2D magnetik anomaly data used for identifcation hydrocarbon potential in ldquo x rdquo . Where in the study area there are up dome structures that indicate some possibilities, including igneous rock intrusion, carbonate bulid up and also mud diapir. 3D inversion modeling of gravity and magnetic anomaly data correlated to two sesimic section which avilable in study location. 3D inversion model is performed on the residual anomaly data on the gravity model and 2D in the magnetic anomaly. The result of 3D inversion modeling of gravity anomaly data shows that the peak up dome is at a depth of about 800 meters from the surface of the research area, this result corresponds to spectrum analysis and depth on the seismic cross section, while the density value of the up dome body is approximately 2.78 g cm3. While on the magnetic anomaly that has been done, structure of the dome indicates an intrusion structure with suceptibility anomaly approximately 7.4 SI, show the structure of igneous rock."
2018
T51598
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cicilia Budi Saraswati
"ABSTRAK
Metode gravitasi merupakan metode geofisika yang didasarkan pada pengukuran variasi medan gravitasi karena adanya perbedaan rapat massa antar batuan. Oleh sebab itu, metode gravitasi sering digunakan dalam eksplorasi bawah permukaan, salah satunya eksplorasi hidrokarbon. Dalam proses awal, penentuan kedalaman basement dirasa penting supaya dapat dilanjutkan untuk melakukan reka ulang dalam menentukan zona reservoir hidrokarbon. Setelah penentuan basement selesai, dilanjutkan dengan melakukan permodelan inversi 3D supaya didapatkan gambaran detail mengenai struktur bawah permukaan yang mendekati bentuk sebenarnya. Berdasarkan hasil analisis data didapatkan kedalaman basement rata-rata sekitar 5.5 km dengan struktur pembentuknya adalah patahan naik dan arah strukturnya dari Timur Laut ke Barat Daya. Hasil model inversi 3D didapatkan basement yang terdeteksi merupakan batuan beku Andesite dengan nilai densitasnya sekitar 2.5 gr/cm3. Kemudian untuk zona reservoir hidrokarbon diperkirakan terletak di daerah central basin sampai bagian Selatan pulau Timor, dengan komposisi batuan reservoirnya adalah batuan sedimen pasir dengan nilai densitas sekitar 2.2 gr/cm3.

ABSTRACT
The method of gravity is a geophysical method which is based on the measurement of variation of the variative gravitational field due to the difference in mass density between rocks. Therefore, gravity methods are often used in subsurface exploration, one of which is hydrocarbon exploration. In the initial process, the determination of the basement depth is important in order to re establish the process in determining the hydrocarbon reservoir zone. After the basement determination is completed, the next step is to proceed with 3D inversion modeling in order to get a detailed picture of the subsurface structure that approximates the actual shape. Based on the data analysis, the average basement depth is about 5.5 km with its forming structure is the rising fracture and the direction of its structure from Northeast to Southwest. The result of 3D inversion model was found the detected basement is Andesite igneous rock with density value about 2.5 gr cm3. Then for the hydrocarbon reservoir zone is estimated to be located in the central basin area to the Southern part of the island of Timor, with the composition of the reservoir rock is sand sedimentary rock with a density value of about 2.2 gr cm3."
2017
S69719
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sibarani, Catherine
"Salah satu metode geofisika yang dapat digunakan untuk eksplorasi panas bumi adalah metode gravitasi karena metode ini dapat mendeteksi batuan dibawah permukaan berdasarkan variasi medan gravitasi yang disebabkan oleh perbedaan densitas batuan. Dalam sistem panas bumi, salah satu objek yang sensitif terhadap kontras densitas adalah batuan reservoir. Oleh sebab itu, metode gravitasi sangat tepat digunakan untuk mengidentifikasi batuan reservoir. Batuan reservoir memiliki densitas batuan yang relatif rendah akibat efek pemanasan dari heat source, sedangkan batuan non-reservoir disekitarnya memiliki densitas batuan yang lebih tinggi. Kontak antara kedua batuan inilah yang akan dideteksi oleh metode gravitasi dan selanjutnya dimodelkan dengan metode inversi dalam 3D.
Metode inversi dilakukan karena bersifat lebih objektif dan sesuai dengan keadaan asli dilapangan dibandingkan dengan pemodelan forward. Pemodelan juga dilakukan dalam 3D untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang batuan dibawah permukaan, tidak hanya dari satu penampang saja. Sebagai justifikasi letak batuan reservoir, dilakukan analisis patahan menggunakan analisis derivatif berupa First Horizontal Derivatives FHD dan Second Vertical Derivatives SVD . Identifikasi patahan ini akan membantu menganalisis keberadaan dan bentuk batuan reservoir karena patahan berperan penting sebagai zona recharge dan discharge yang mengarah menuju atau keluar dari batuan reservoir.

One of many geophysical methods that can be used for geothermal exploration is gravity method because this method is able to detect subsurface rocks based on the variation of gravity field that is caused by the difference of rock density. In geothermal system, one of the object that is sensitive to density contrast is reservoir rock Therefore, gravity method is the appropriate method used to identify geothermal reservoir. Reservoir rock has a relatively low density as a heating efect from heat source, while non reservoir rock has higher density. The contact between these rocks will be detected with gravity method and further will be modeled with inversion method in 3D.
Inversion method is applied because it is more objective and suitable with the real condition rather than forward method. Modeling is also done in 3D to give a better representation on subsurface area, not only from one section. To justify the location of reservoir rock, subsurface structure analysis using derivatives analysis which are First Horizontal Derivatives FHD and Second Vertical Derivatives SVD is done. Structure identification will help analyzing reservoir whereabouts and its form because subsurface structure has an important role as recharge and discharge zone of the geothermal system that aim towards and leave the reservoir rock.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S67351
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sony Pamungkas
"Pesatnya perkembangan teknologi terutama di dalam bidang infrastruktur membuat pembangunan konstruksi di Indonesia meningkat secara cepat. Kualitas dari pondasi dan karakteristik tanah menjadi salah satu peranan penting agar terhindar dari kerusakan dan bencana, khususnya bencana likuifaksi. Minimnya penyelidikan tanah sebagai langkah awal dalam perencanaan dan penentuan lokasi yang aman membuat beberapa infrastruktur dapat mengalami kerusakan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menjadi langkah awal dalam penyelidikan tanah untuk menentukan lokasi yang minim terjadinya bencana terkhusus bencana likuifaksi. Penelitian kali ini menggunakan metode geofisika geolistrik untuk menentukan sifat kelistrikan tanah dan metode geoteknik untuk mengetahui factor of safety (FS) dari nilai cyclic stress ratio (CSR) dan cyclic resistance ratio (CRR) dalam analisis ketahanan tanah terhadap gempa bumi, serta memprediksi tingkat potensi likuifaksi yang terjadi pada daerah penelitian. Hasil menunjukkan pada lintasan geolistrik GL-01 dan GL-02 tersusun atas lapisan sand dan gravel sand dengan nilai tahanan jenis sebesar 100 – 600 Ωm. Berdasarkan litologi dan nilai FS, membuat kedua lintasan tersebut berpotensi terjadinya likuifaksi dengan nilai FS < 1. Pada lintasan GL-03 dan GL-04 didominasi oleh lapisan yang tersusun atas batuan yang keras yaitu granit dengan nilai tahanan jenis sebesar > 1000 Ωm. Hasil menunjukkan pada lintasan tersebut tidak berpotensi terjadi likuifaksi dengan nilai FS >1 karena lapisan dapat menahan beban yang diberikan oleh gempa.

The rapid development of technology, especially in the infrastructure sector, has made construction development in Indonesia increase rapidly. The quality of the foundation and the characteristics of the soil become one of the important roles in order to avoid damage and disasters, especially liquefaction disasters. The lack of soil investigation as a first step in planning and determining a safe location makes some infrastructures can be damaged. Therefore, this study aims to be the first step in soil investigations to determine locations with minimal occurrence of disasters, especially liquefaction disasters. This study uses geophysical geoelectric methods to determine the electrical properties of the soil and geotechnical methods to determine the factor of safety (FS) of the cyclic stress ratio (CSR) and cyclic resistance ratio (CRR) values in the analysis of soil resistance to earthquakes, as well as predicting potential levels of liquefaction that occurs in the study area. The results show that the GL-01 and GL-02 geoelectric tracks are composed of layers of sand and gravel sand with resistivity values of 100 – 600 Ωm. Based on the lithology and FS values, both tracks have the potential for liquefaction with FS values < 1. The GL-03 and GL-04 tracks are dominated by layers composed of hard and compact rock, granite with a resistivity value of > 1000 Ωm. The results show that the tracks has no potential for liquefaction with a value of FS > 1 because the layer can withstand the load given by the earthquake."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Najmiah Tullailah
"ABSTRAK
Area X, Cekungan Sumatera Utara merupakan target eksplorasi hidrokarbon dengan mengejar target lapisan dalam sebagai prospek baru. Metode seismik telah dilakukan namun hasilnya masih memiliki ambuigitas dalam menggambarkan bentuk bawah permukaan khususnya lapisan dalam di antaranya keberadaan basement sebagai dasar dari lapisan sedimen di atasnya yang menjadi target eksplorasi. Metode Gaya Berat dan Magnetotellurik dilakukan untuk mengkonfirmasi keberadaan basement yang menjadi dasar intrepretasi pada seismic. Metode Magnetotellurik dilakukan untuk menunjukkan distribusi nilai resistivitas litologi di bawah permukaan, dalam hal ini nilai resistivitas antara basement dan formasi lain di sekitarnya. Berdasarkan hasil inversi 2D dan 3D MT pada lintasan 4 dan 6 menunjukkan adanya kontras resistivitas yaitu zona resistivitas tinggi (Rho=102 - 103 ohm.m) pada bagian SW dari lintasan dan pada kedalaman 6000 meter kebawah yang mengindikasikan lapisan formasi yang lebih tua dan dalam hal ini juga diindikasikan sebagai basement , sedangkan di sebelah NE dari lintasan tersebut tampak litologi yang lebih konduktif (Rho= 1-101 ohm.m) dan berada
bagian atas dari lintasan yang menunjukkan lapisan formasi yang lebih mudah
diindikasikan sebagai lapisan sedimen. Metode Gaya Berat akan menunjukkan distribusi nilai densitas yang diperoleh dari hasil gravity forward modelling. Hasil dari metode gaya berat menunjukkan adanya kontras densitas di bagian sisi kiri dan kanan dari lapangan, dimana berdasarkan peta regional terdapat anomali nilai rendah berkisar 26-42 mGal dan anomaly tinggi berkisar 48-66 mGal. Hasil pemodelan gravity 2D pada lintasan 4 dan 6 menunjukkan keberadaan basement pra-tersier berada pada kedalaman 6000 m kebawah dengan beberapa formasi diatasnya yang terdiri dari formasi pratersier dan formasi yang terbentuk pada tersier. Formasi pada lapisan dalam yang
berpotensi sebagai reservoar yang baik adalah Formasi Tampur yang merupakan batu gamping serta Formasi Parapat yang merupakan batu pasir.

ABSTRACT
Area X, North Sumatra Basin is a target for hydrocarbon exploration by pursuing the inner layer target as a new prospect. Seismic methods have been carried out but the results still have ambiguity in describing subsurface forms, especially the inner layers, including the presence of basements as the base of the sediment layer above which is the target of exploration. The Gravity and Magnetotelluric methods are carried out to confirm the existence of the basement which is the basis of the interpretation of seismic. The Magnetotelluric method is performed to show the distribution of lithological
resistivity values below the surface, in this case the resistivity value between the basement and other formations around it. Based on the results of 2 D and 3D MT inversion on tracks 4 and 6, the contrast resistivity is high resistivity zone (Rho =Rho=102 - 103 ohm.m) on the SW portion of the track and at a depth of 6000 meters down which indicates the older formation layer and in this case also it is indicated as a basement, while in the NE from the track it appears more conductive lithology (Rho= 1-101 ohm.m) and is located at the top of the track which shows the formation layer which is more easily indicated as a sediment layer. The gravity method will show the distribution of density values obtained from the gravity forward modeling. The results of the gravity method show that there is contrast density on the left and right sides of the
field, where based on regional maps there are low value anomalies ranging from 26-42 mGal and high anomalies ranging from 48-66 mGal. The gravity 2D modeling results on tracks 4 and 6 show the existence of a pre-tertiary basement at a depth of 6000 m below with some formations above which consists of pre-tertiary formations and tertiary formation. Formations in the inner layer which have the potential as a good reservoir are the Tampur Formation which are limestone and Parapat Formation."
2019
T51936
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ilma Afrilia Riska
"Di alam, emas berasal dari larutan hidrotermal dan diendapkan dalam bentuk endapan epitermal. Struktur berupa patahan berperan penting dalam proses pengendapan mineral emas karena merupakan jalan mengalirnya larutan hidrotermal menuju permukaan. Salah satu metode eksplorasi emas adalah metode gravitasi. Metode ini mengidentifikasi zona mineralisasi emas dari struktur patahan yang ada di daerah penelitian. Pemodelan inversi 3D merupakan salah satu metode dalam gravitasi yang dapat memberi informasi yang jelas pada target survey. Pemodelan tersebut dianggap lebih realistis karena bentuk model geometri dapat disesuaikan dengan bentuk benda sebenarnya di alam dan perhitungannya pun lebih akurat. Penelitian dilakukan berdasarkan hasil survey gravitasi Pongkor yang telah dilakukan oleh PT Antam Tbk. Endapan hidrotermal Pongkor termasuk ke dalam tipe endapan sulfidasi rendah. Pada tipe endapan epitermal sulfidasi rendah, emas diendapkan dalam urat-urat vein yang berasosiasi dengan patahan. Pengolahan data dilakukan dengan analisis derivative, analisis spektrum, dan pemodelan inversi 3D gravitasi. Berdasarkan hasil survey dan olah data, tampak bahwa zona mineralisasi emas berada pada bagian tengah daerah penelitian yang ditandai dengan anomali gravitasi yang tinggi pada struktur patahan. Patahan yang terdeteksi pada zona potensi mineralisasi emas adalah sebanyak 8 patahan. Dari hasil inversi 3D, zona mineralisasi emas tersebut memiliki densitas sebesar 2,8-3,34 g/cc.

In nature, gold are originated from hydrothermal liquid and deposited in epithermal deposit form. Structures such as faults have important role in the process of gold deposition since it is become the hydrothermal flow path to the surface. One of the method that can be used to do gold exploration is gravity method. This method identify the gold mineralization zone from faults on the research region. 3D inversion modeling is one of geophysics method that can give clear information on the target. The modeling can be said more realistic since the geometry model can be fitted with the real condition in nature and the measurement be more accurate. The research is done based on gravity survey result by PT Antam Tbk. Pongkor hydrothermal deposit categorized as epithermal low sulphidation. The processing data is done by do derivative analysis, spectrum analysis, and 3D gravity inversion modeling. Based on the survey result and processing data, gold mineralization zone are at the middle of research region that have high gravity anomaly at the faults. There are eight faults detected at the gold mineralization potential zone. From 3D inversion result, density of the gold mineralization zone is 2,74 3,34 g cc. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S67159
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Arif Maritza
"Pulau Jawa merupakan salah satu bagian penting dari kompleks geologi Indonesia dan memiliki sejarah geologi yang sangat kompleks. Salah satu wilayah di Jawa yang terkena dampak dari aktivitas tektonik tersebut adalah Jawa Tengah. Mengingat Jawa Tengah sendiri merupakan Provinsi dengan penduduk ketiga terbanyak di Indonesia, maka diperlukan penelitian untuk mengidentifikasi struktur geologi yang terjadi akibat aktivitas tektonik tersebut terutama terhadap potensi bencana alam, khususnya gempa bumi. Penelitian ini menggunakan metode gravitasi dengan data gravitasi Topex. Hasil penelitian menunjukkan setidaknya terdapat 7 sesar di daerah penelitian dengan kedalamanan zona regional sedalam 15,37 km dan kedalaman zona residual sedalam 1,45 km. Penelitian ini juga dapat memetakan daerah dengan risiko bencana gempa bumi yang tinggi, yaitu daerah di sekitar Sesar Opak.

Java Island is one of the important parts of the geological complex of Indonesia and has a very complex geological history. One of the regions in Java affected by tectonic activities is Central Java. Considering that Central Java itself is the third most populous province in Indonesia, research is needed to identify the geological structures resulting from these tectonic activities, especially regarding the potential for natural disasters, particularly earthquakes. This research uses the gravity method with Topex gravity data. The research results indicate that there are at least 7 faults in the study area with a regional zone depth of up to 15.37 km and a residual zone depth of 1.45 km. This research can also map areas with high earthquake disaster risk, particularly the areas around the Opak Fault."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>