Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 193183 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rahartri
"Kajian bertujuan menganalisis media komunikasi yang digunakan pemustaka di Kawasan Puspiptek, ketika memerlukan layanan jasa informasi. Tujuan khusus adalah: 1) Mengetahui jenis- jenis media komunikasi yang digunakan; 2) Mengetahui jenis media komunikasi yang paling banyak digunakan; 3) Mengetahui alasan pemustaka menggunakan jenis media komunikasi tersebut. Digunakan metode deskriptif kuantitatif, dilengkapi wawancara dengan pengguna jasa informasi terkait alasannya menyukai jenis media komunikasi tersebut, selanjutnya disajikan secara deskriptif untuk mendukung dan memperkuat analisis kuantitatif. Dari penelitian disimpulkan sebagai berikut: 1) Jenis media komunikasi yang digunakan oleh pemustaka di Kawasan Puspiptek Serpong adalah e-mail, telepon, WhatsApp, datang langsung ke Perpustakaan; 2) Periode tahun 2014-2018, media komunikasi paling banyak digunakan oleh pemustaka adalah e-mail, diikuti WhatsApp (WA). Dilihat tren per tahun, tahun 2014-2015, e-mail merupakan media komunikasi yang paling banyak digunakan oleh pemustaka ketika membutuhkan layanan jasa informasi. Tahun 2016-2018, WhatsApp merupakan media komunikasi yang paling banyak digunakan oleh pemustaka ketika membutuhkan layanan jasa informasi. Tahun 2018 merupakan tahun WhatsApp, dimana hampir 90% layanan jasa informasi menggunakan WhatsApp sebagai media komunikasi; 3) E-mail banyak digunakan sebagai media komunikasi, karena pesan cepat terkirim ke penerima; tidak memerlukan biaya; praktis; aman; dapat menyertakan lampiran. WhatsApp banyak digunakan sebagai media komunikasi, karena aplikasinya simple (tidak memerlukan password); Langsung terhubung dengan nomor yang tersimpan di kontak hp; WhatsApp merupakan pengganti sms yang praktis dan tepat waktu untuk mengirim pesan; WhatsApp lebih unggul dibanding aplikasi chat lainnya, karena simpel dan mudah digunakan; aplikasi WhatsApp cukup ringan, hemat baterai, dan dapat menghemat data internet."
Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2019
020 PUS 26:2 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rahartri
"WhatsApp merupakan aplikasi berbasis internet yang potensial untuk dimanfaatkan sebagai media komunikasi. Penelitian ini bertujuan: (1) Mengetahui sejauh mana aplikasi WhatsApp digunakan sebagai media komunikasi pada layanan jasa informasi; (2) Mengetahui alasan pemustaka lebih suka menggunakan whatsApp dibanding media komunikasi lainnya. Digunakan metode deskriptif kuantitatif untuk memberikan fakta dan data mengenai media komunikasi yang digunakan pada layanan jasa informasi di Kawasan Puspiptek. Hasil penelitian menunjukkan selama 3 tahun terakhir (tahun 2016-2018), layanan jasa informasi di kawasan Puspiptek didominasi oleh penggunaan whatsapp sebagai media komunikasi. Penggunaan whatsapp berturut-turut sebesar 287 layanan atau 53,85 % (tahun 2016); 208 layanan atau 60,82 % (tahun 2017); dan 205 layanan atau 89,13 % (tahun 2018). Total penggunaan media komunikasi selama kurun waktu tahun 2016-2018 adalah sebagai berikut: penggunaan WhatsApp sebanyak 700 layanan atau 63,35 %; sedangkan penggunaan media komunikasi lain (email, telepon, datang langsung) sebanyak 405 layanan atau 36,65%. Hasil wawancara dengan beberapa pemustaka diketahui bahwa pemustaka suka menggunakan WhatsApp sebagai media komunikasi karena WhatsApp simpel serta tidak memerlukan password; WhatsApp langsung terhubung dengan nomor yang tersimpan di kontak Hp; WhatsApp merupakan pengganti sms yang praktis dan tepat waktu untuk mengirim pesan; WhatsApp lebih unggul dibanding aplikasi chat lainnya, karena simpel dan mudah dipahami; aplikasi WhatsApp cukup ringan, hemat baterai, dan dapat menghemat data internet. Disimpulkan WhatsAppp adalah media komunikasi efektif masa kini yang paling banyak digunakan oleh pemustaka di kawasan Puspiptek ketika membutuhkan layanan jasa informasi."
Jakarta: Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi, 2019
020 VIS 21:2 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hemi Prasetyo
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pengunjung memilih datang ke Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-TMII (PP IPTEK). PP IPTEK adalah lnstitusi yang bergerak di bidang pendidikan, di dunia lnternasional dikenal dengan sebutan Science Center atau Museum Sains.
Penelitian tentang sikap dan keputusan dalam konteks perilaku memilih untuk datang ke PP IPTEK sebagai sarana sumber belajar non formal didasarkan pada teori-teori penerimaan dan pemrosesan pesan, seperti; Teori Belajar, Teori Disonansi-Kognitif dan Teori Integrasi lnformasi.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan dilaksanakan dengan metode survey. Populasi penelitian adalah pengunjung umum PP IPTEK, dengan teknik pengambilan sample menggunakan accidental sampling. Data digali menggunakan kuesioner disusun berdasarkan skala Likert. Uji statistik menggunakan Faktor Analisis dan Regresi.
Dari analisis statistik deskriptif tabulasi silang (frekuensi kedatangan dengan Pendidikan) diperoleh data pengunjung umum terbesar dari kalangan lulusan perguruan tinggi berpendidikan S1 datang lebih dari satu kali. Sedangkan rentang umur didominasi oleh rentang umur 31-40 tahun, dan sebagian besar datang lebih dari satu kali. Hal ini menunjukkan data segmentasi Demografi pengunjung PP IPTEK berpengaruh terhadap kedatangan.
Hasil uji statistik melalui faktor analisis menunjukkan dari 34 variabel tereduksi menjadi 8 faktor; Promosi, Belajar, Berguna, Partisipasi Kegiatan, Daya Tarik Fisik (Gedung), Daya Tarik Lokasi+Biaya, Daya Tarik Kegiatan dan Interaksi Sosial. Pada uji kekuatan hubungan antara variabel dependen (frekuensi datang) dengan variabel Independen didapatkan nilai r Pearson's sebesar 0,696, hal ini menunjukan mempunyai tingkat hubungan yang cukup kuat. Dari basil uji regresi menunjukkan yang mempengaruhi kedatangan pengunjung (variabel dependen) adalah variabel; promosi, belajar, partisipasi kegiatan dan daya tarik lokasi+biaya, sedangkan yang paling besar pengaruhnya diantara keempat variabel tersebut adalah daya tarik lokasi+biaya (dilihat dari nilai koefisien Baku (beta) yang paling tinggi nilainya). Hasil penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan masukan guna mempertimbangkan strategi komunikasi pemasaran yang akan dilaksanakan oleh Pusat Peragaan Iptek.

This research is conducted to know factors influencing visitors' decision in choosing visit Indonesia Science Center -TM!! (PP IPTEK). PP 1PTEK is an institution engaging in educational area in international world known as Science Center or Science Museum.
The research concerning attitude and decision in behavioral context to choose come to PP IPTEK as non formal learning source means based on acceptance theories and message process, like; Learning Theory, Dissonant Theory-Cognitive and Information Integration Theory.
Research conducted by using quantitative approach and carried out with survey method. Research population is the visitors of PP 1PTEK, with sample taking technique uses accidental sampling. Data is collected by using questioner structured pursuant to Likert scale. Statistical assessment using Analyses and Regression Factors.
From cross tabulation descriptive statistical analysis (the coming frequency by Education) obtained by the greatest general visitor data from high education background, and come more than once. While age range dominated 31-40 years old (52%), from the amount 55% come more than once. It shows visitor demography segmentation data of PP IPTEK.
Statistical assessment results through analysis factors show from 34 variables induced to become 8 factors; Promotion, Learning, Useful, Activity Participation, Physical Appeal (Building), Location Appeal +Cost, Activity Appeal and Social Interaction reflect Psychographics segmentation aspect.
In strength assessment of relationship between dependent variable (coming frequency) with independent variable is obtained r Pearson's value equal to 0,696 and r Square 0,484 show that the variety in frequency arrival variable can be explained equal to 48,4% by the said independent variable, while 51,6% explained by other variable which does not include in the model.
From regression assessment results show which influence visitor coming (dependent arrival) are variable; promotion, learning, activity participation and location appeal + expense, while the most influencing among the four variables are location appeal + cost (seen from the highest value of standard coefficient (beta). Based on the above data, then marketing communications strategy carried out, it is better to see existing objective conditions which means seeing and paying attention to; market segmentation, activity product making, pricing and promotion conducted according to demographic and psychographics segmentation aspects which have been formed.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T11996
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Gusti Gde Ngurah
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan sehubungan dengan upaya Pemerintah untuk meningkatkan ekspor non migas terutama produk manufaktur, dimana kriteria keberhasilan dalam memasuki persaingan global adalah tuntutan kualitas yang tinggi, harga yang bersaing dan waktu penyerahan yang tepat. Kunci untuk memenuhi kriteria tersebut adalah kemampuan dalam penguasaan iptek dan kemampuan litbang dalam melakukan inovasi teknologi maupun teknik produksi.
Kebijaksanaan iptek sejak PJPT I menetapkan sasaran untuk dapat menguasai, mengembangkan dan memanfaatkan iptek guna menunjang kebutuhan peningkatan teknologi produk maupun teknik produksi di sektor industri.
Berdasarkan permasalahan diatas, penelitian ini melakukan evaluasi terhadap kebijaksanaan iptek dengan memilih studi kasus pengembangan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PUSPIPTEK) mengingat PUSPIPTEK adalah merupakan realisasi program operasional kebijaksanaan iptek nasional guna mencapai sasaran yang dicanangkan. Evaluasi ini dilakukan untuk mengetahui apakah potensi yang ada khususnya. sumberdaya, program serta kelembagaan iptek yang ada sudah memadai dan didayagunakan secara optimal didalam menunjang industrialisasi.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan mengintegrasikan data lapangan dengan studi dokumentasi. Data lapangan diperoleh melalui observasi langsung ddan wawancara dengan para pejabat yang terkait dengan penelitian ini. Studi dokumen mencakup kebijaksanaan, peraturan, laporan teknis dan informasi tertulis lain yang berkaitan. Sedangkan evaluasi dilakukan dengan mengukur hasil kebijaksanaan iptek, membandingkan kesesuaian serta seberapa jauh penyimpangan dari tujuan yang dicanangkan.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengembangan sarana dan prasana penelitian, pengembangan jumlah dan kualitas sumberdaya manusia dikawasan PUSPIPTEK cukup berhasil. Sekalipun demikian, dalam pelaksanaan pengembangan PUSPIPTEK terlihat belum efektif dan efisien, dan hasil kegiatan operasional meliputi jasa teknik, penelitian dan pelatihan masih jauh daripada memadai. Hal tersebut terjadi akibat pendayagunaan sumberdaya belum optimal oleh karena kurangnya koordinasi, promosi, informasi ke pihak pemakai teknologi (sektor industri) dan adanya kendala dalam sistim perbendaharaan negara. Sedangkan pada tingkat nasional kebijaksanaan iptek belum banyak berperan dalam menarik minat industri untuk menanam modal pada kegiatan ristek. Kebijaksanaan iptek dinilai masih dalam taraf pengembangan sisi suplai saja dan hasil yang diharapkan masih belum memadai.
Penelitian ini antara lain merekomendasikan agar di kawasan PUSPIPTEK diterapkan satu manajemen terpusat yang menangani masalah promosi kemampuan riset dan pengembangan, pemasaran pelayanan jasa teknis penelitian dan pelatihan, promosi paten yang ditemukan, publikasi internal maupun eksternat, agar semua potensi yang ada di PUSPIPTEK dapat didayagunakan secara optimal. Sedangkan untuk lingkup nasional perlu dilakukan usaha agar terbentuk pola kemitraan antara industri dengan litbang, sehingga kebutuhan industri akan jasa teknik maupun hasil penelitian dapat secepatnya diantisipasi oleh lembaga litbang, dan dilain pihak program penelitian yang dilakukan litbang lebih berorientasi pasar.
"
1996
Tpdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Shiddiq Sugiono
"Reputasi organisasi yang positif mampu memberikan berbagai manfaat bagi suatu organisasi. Salah satu manfaatnya adalah mendorong terbentuknya kelebihan kompetitif (competitive advantage). Persaingan dalam layanan inkubasi bisnis menjadi bagian yang urgen dalam pembahasan mengenai manajemen reputasi. Puspiptek merupakan salah satu organisasi sektor publik yang memberikan layanan inkubasi bisnis ditengah maraknya inkubator bisnis yang didirikan oleh perusahaan-perusahaan bonafide. Organisasi sektor publik dalam hal ini memiliki tantangan tersendiri dalam membangun reputasi karena secara umum terbentuk stereotip negatif di masyarakat. Berangkat dari permasalahan tersebut, maka muncul dugaan bahwa model manajemen reputasi tidak dapat diaplikasikan di organisasi sektor publik. Penelitian ini menggunakan dua analisis yaitu kuantitatif dan kualitatif. Analisis kuantitatif bertujuan untuk menguji pengaruh antara reputasi organisasi terhadap intensi WOM dengan identifikasi organisasi sebagai mediator dalam konteks organisasi sektor publik. Adapun analisis kualitatif dilakukan untuk menggambarkan aktvitas corporate branding pada layanan inkubasi bisnis di Puspiptek. Paradigma penelitian ini adalah post-positivistik dan menerapkan desain convergent parallel mixed method. Analisis kuantitatif dilakukan dengan melalui metode survei terhadap 86 responden (respond rate 93%) dan menggunakan teknik PLS-SEM dalam menganalisis data. Pada analisis kualitatif, data dikumpulkan melalui wawancara dengan empat representasi manajemen inkubator bisnis Puspiptek dan studi dokumentasi. Temuan utama dalam analisis kuantitatif adalah signifikannya pengaruh mediasi parsial dari identifikasi organisasi sehingga meskipun reputasi organisasi mampu mendorong intensi WOM ada rasa terikat dengan organisasi turut memberikan kontribusi pada pengaruh tersebut. Temuan utama pada analisis kualitatif menyebutkan bahwa Puspiptek menunjukan identitasnya sebagai taman sains dan teknologi melalui pemberian layanan yang relevan untuk menumbuhkembangkan jiwa technopreneurship. Puspiptek dinilai perlu merumuskan kembali budaya organisasinya dan mentransformasikan dirinya sebagai organisasi pembelajar sehingga pegawainya dapat terus meningkatkan kompetensi dalam pengembangan bisnis start-up. Penelitian ini memiliki implikasi bahwa organisasi sektor publik yang masuk dalam kompetisi bisnis harus memiliki identitas yang kuat dan terus mengomunikasikannya sehingga terbangun reputasi yang positif serta turut mendorong hadirnya manfaat positif bagi organisasi.

Positive organizational reputation can provide various benefits for an organization. One of the benefits is to encourage the competitive advantages. Competition in business incubation services is an urgent part of the discussion on reputation management. Puspiptek is one of the public sector organizations that provide business incubation services amid the rise of business incubators established by bonafide companies. Public sector organizations in this case have their own challenges in building a reputation because in general negative stereotypes are formed in society. Departing from these problems, there is a suspicion that the reputation management model cannot be applied in public sector organizations. This study uses two analyzes namely quantitative and qualitative. Quantitative analysis aims to examine the effect of the reputation of the organization on the intention of the WOM with the identification of the organization as a mediator in the context of public sector organizations. The qualitative analysis was carried out to illustrate the activities of corporate branding in business incubation services in Puspiptek. The paradigm of this research is post-positivistic and applies the convergent parallel mixed method design. Quantitative analysis was carried out through a survey method of 86 respondents (93% respond rate) and using the PLS-SEM technique in analyzing data. In qualitative analysis, data was collected through interviews with four Puspiptek business incubator management representations and documentation studies. The main finding in quantitative analysis is the significant influence of partial mediation from organizational identification so that even if the reputation of the organization is able to encourage the intention of WOM there is a sense of being bound to the organization contributing to that influence. The main finding in the qualitative analysis states that Puspiptek shows its identity as a science and technology park through the provision of relevant services to foster technopreneurship. Puspiptek is considered necessary to reformulate its organizational culture and transform itself as a learning organization so that its employees can continue to improve competence in the development of business start-ups. This research has the implication that public sector organizations that enter in business competition must have a strong identity and continue to communicate it so as to build a positive reputation and also encourage the presence of positive benefits for the organization."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, 1983
621.381 IND p (2)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Seftiariski, Author
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S48356
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rossy Dahniar
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S48048
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>