Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2756 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maria Abdulsalam
Verlag: Lap Lambert Academic , 2011
549.68 KOV k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Revita Saragi
"ABSTRAK
Sintesis Zeolit NaY menggunakan sumber alam alumina dan silika memiliki banyak
tantangan. Berfokus pada pengurangan bahan sintetis, dalam penelitian ini, sintesis telah
dilakukan menggunakan kaolin alam Bangka Belitung sebagai sumber silika dan
alumina. Pre-treatment pada kaolin diperlukan melalui proses aktivasi, pemurnian, dan
kalsinasi. Selanjutnya, zeolit NaY juga disintesis menggunakan kaolin alami sebagai
sumber silika dan alumina dengan beberapa jenis benih yang dibuat dari sumber silika
yang berbeda, yaitu Ludox HS40, Na-silikat, dan NaY komersil dari Wako. Semua
material kemudian dikarakterisasi menggunakan XRD, FTIR, dan SEM-EDX. Dapat
dilihat bahwa seed dari Ludox HS40 memberikan NaY terbaik. Tapi, zeolite NaP
menjadi pengotor utama. Rasio Si/Al NaY zeolit adalah ~1.78 dengan bentuk pola
difraksi mirip dengan yang ada dalam literatur. Sehingga disimpulkan, sintesis NaY
menggunakan aluminasilika alam sebagai sumber silika dan alumina cukup berhasil.
Hasil uji perengkahan memperlihatkan jika katalis dengan material sintetik (HY
sintetik) memiliki persen konversi, yield dan selektivitas yang lebih tinggi dibandingkan
dengan katalis dengan campuran bahan alam (HY MKSE dan HY SE). Namun, setiap
katalis memiliki persen yield dan selektivitas lebih tinggi terhadap produk C5
dibandingkan dengan produk lainnya.

ABSTRACT
Synthesis of sodium Y zeolite (NaY Zeolite) using natural sources of alumina and silica
is interesting yet challenging. Focused on reducing synthetic material, in this research,
synthesis has been carried out using Bangka natural Kaolin as silica and alumina
sources. Pretreatment on kaolin was needed through the process of activation,
purification, and calcination. The purpose of activation process is to remove the polar
impurities, free oxides in the surface that cover up the pores, and release the water that
trapped in the pores of the materials. The purification was conducted using Na-acetate
buffer solution with ratio 1:3 (w/v). The calcination process was required because Si-O
and Al-O structures in Kaolin are inactive and inert. Synthesis of NaY zeolite was
conducted with the addition seed gel using hydrothermal method with 24 hours at the
temperature 100 oC for crystallization. Furthermore, NaY zeolites were also synthesized
using natural kaolin as silica and alumina sources with several types of seeds made from
different silica sources, i.e Ludox HS40, Na-silicate, and NaY zeolite from Wako . All
materials then were characterized using XRD, FTIR, and SEM-EDX. It can be seen that
seed from Ludox HS40 gives the best NaY. But, NaP zeolite becomes the main
impurities. The Si/Al ratio of NaY zeolite is ~1.78 but the shape of the crystals is
similar to that in literature. To conclude, synthesis of NaY using natural
aluminasilicates as source is considerably successful. The cracking test results show if
the catalyst with synthetic material (HY synthetic) has a higher percent conversion,
yield and selectivity compared to a catalyst with a mixture of natural materials (HY
MKSE and HY SE). However, each catalyst has a higher percent yield and selectivity
for C5 products compared to other products."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
T51691
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faris Bari Issains
"Selain penggunaan di berbagai industri, kaolin dapat digunakan sebagai bahan sintesis zeolit karena memilki keuntungan dari segi ekonomi dan lingkungan. Namun, kaolin perlu dilakukan aktivasi melalui kalsinasi pada temperatur dan waktu tertentu. Tujuan penulisain ini adalah untuk mengetahui pengaruh temperatur dan waktu kalsinasi terhadap karakteristik fisik dari kaolin yang berpotensi sebagai bahan baku untuk sintesis zeolit. Penulisan ini menggunakan pendekatan literature review dari berbagai sumber dengan melakukan evaluasi dan analisis data karakterisasi kaolin yang telah dilakukan aktivasi dengan variasi temperatur dan waktu kalsinasi. Bahan yang digunakan dalam penulisan ini adalah kaolin dari berbagai sumber, yaitu Belitung, China, Etiopia, Iran, Italia, Kankara, Malaysia, Nigeria, Serbia, Spanyol, dan Thailand. Data karakterisasi yang digunakan adalah SEM, FTIR, XRD, dan BET. Varibel temperatur kalsinasi yang dibahas dari berbagai literatur adalah 500, 550, 600, 650, 700, dan 800 °C, sedangkan variabel waktu kalsinasi yang dibahas dari berbagai literatur adalah 30, 60, 90, 120, 180, dan 300 menit pada 650 dan 800 oC. Metakaolin stabil pada rentang temperatur 500-850 °C. Aktivasi kaolin optimum pada temperatur 650 oC selama 120 menit atau 800 oC selama 60 menit agar terbentuk metakaolin secara sempurna yang bersifat reaktif, sehingga dapat digunakan sebagai bahan sintesis zeolit. Perubahan morfologi kaolin dari vermikular menjadi tidak beraturan diperoleh setelah kalsinasi pada temperatur ≥ 600 °C. Waktu kalsinasi selama 120 menit pada 650 °C memperoleh perubahan luas permukaan spesifik paling signifikan sebesar 50,6%. Temperatur dan waktu kalsinasi tinggi menghasilkan pengotor berupa cristobalite dan mulite yang dapat menurunkan reaktivitas metakaolin.

Besides being used in various industries, kaolin also can be used as material for zeolite synthesis due to it has economic and environmental advanteges. However, kaolin needs activated trough calcination at certain temperature and time. This work aimed to stody the influence of calcination temperature and time on physics characteristics of kaolin as a potential raw material for synthesis zeolite. This study uses literature review approach form various sources by evaluating and analyizing characterization of calcined kaolin with variations of temperature and time. The material used in this paper is kaolin from various sources, namely Belitung, China, Ethiopia, Iran, Italy, Kankara, Malaysia, Nigeria, Serbia, Spain, and Thailand. Characterizations data used are SEM, FTIR, XRD, and BET. Six different temperatures (500, 550, 600, 650, 700, 800 °C) and various calcination time (30, 60, 90, 120, 180, 300 minutes at 650 and 800 oC) were discussed. Metakaolin stable in the temperature range of 500 850 °C. The optimum kaolin activation at 650 oC for 120 minutes or 800 oC for 60 minutes to form metakaolin completely which is reactive, so it can be used as a zeolite synthesis material. Morphology kaolin changed from vermicular to irregular after calcination at above 600 °C. Calcination time for 120 minutes at 650 °C produced the most significant specific surface area changes of 50.6%. High temperatures and calcination times produce impurities in the form of cristobalite and mulite which can reduce the reactivity of metakaolin."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rezki Ashidiqi
"Pada penelitian ini untuk mengetahui pengaruh temperatur kalsinasi dan jenis aktivasi kimia pada kaolin belitiung sebagai bahan baku zeolit. Tujuan dari aktivasi kaolin adalah untuk menjadi bahan baku pembuatan zeolit sebagai katalis proses hydrocracking minyak bumi. Pada penelitian ini menggunakan metode literature review. Penelitian ini mengambil hasil karakterisasi literatur dengan perbedaan media penukar kation NaOH, KOH, NH4Cl, NH4NO3, dan HNO3. Selain data perbedaan media penukar kation, perbedaan temperatur yang diambil pada suhu 500, 550, 600, 650, 700, 750°C. sampel- sampel yang didapatkan dari literatur merupakan karakterisasi Fourier transform infrared (FTIR) Spectroscopy dan X-Ray Diffraction Spectroscopy (XRD), dan X-Ray Diffraction Spectroscopy (XRF). Hasil yang diperoleh adalah dengan pemberian media penukar kation yang bersifat asam merupakan metode yang cocok untuk membuat zeolit sebagai cangkang katalis, sementara perlakuan pemberian media penukar kation KOH merupakan metode yang baik untuk membuat zeolit secara efisien.

In this study to determine the influence of calcination temperature and type of chemical activation in kaolin Belitiung as the raw material of zeolite. The purpose of kaolin activation is to be the raw material of zeolite manufacture as a catalyst for petroleum hydrocracking processes. In this study used the literature method of review. This research took the results of the characterization of literature with the difference of media exchanger of NaOH, KOH, NH4Cl, NH4NO3, and HNO3. In addition to the difference data of cation exchangers, temperature difference taken at 500, 550, 600, 650, 700, 750°C. The samples obtained from literature are characterization of Fourier transform infrared (FTIR) Spectroscopy and X-Ray Diffraction Spectroscopy (XRD), and X-Ray Diffraction Spectroscopy (XRF). The results obtained is with the medium administration of cation of cations of acid is a suitable method to make zeolite as a catalyst shell, while the treatment of the media giving KOH cation exchanger is a good method to make zeolite efficiently."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rohayati
"Di Indonesia, sumber alam senyawa aluminasilikat berupa zeolit dan kaolin sangat melimpah jumlahnya dengan kandungan silika dan alumina yang cukup tinggi. Salah satunya adalah zeolit alam Bayat dan kaolin Belitung yang digunakan pada penelitian ini sebagai sumber silika dan alumina untuk sintesis zeolit ZSM-5. Silica dan alumina pada kedua mineral ini diperoleh dengan metode depolimerisasi sistem submolten, dimana kerangka zeolit dan layer kaolin dipecahkan membentuk monomernya dalam suasana alkalin pada suhu 250°C.
Pada campuran hasil depolimerisasi ditambahkan sejumlah silika berupa larutan Ludox untuk mencapai rasio Si/Al zeolite ZSM-5 hasil sintesis. Rasio mol yang digunakan untuk proses sintesis adalah 1 Al2O3 : 64,35 SiO2 : 10,08 TPA 2O : 3571,67 H2O. Sintesis zeolit ZSM-5 ini dengan proses hidrotermal menggunakan tetrapropilammonium hidroksida TPAOH sebagai pengarah struktur pori pada suhu 150°C selama 144 jam.
Karakterisasi dengan FTIR, XRD, SEM, EDX, dan BET, mengindikasikan bahwa zeolit ZSM-5 hasil sintesis menunjukkan ciri khas ZSM-5 tipe MFI. Sebagaimana umumnya zeolit ZSM-5, zeolit ZSM-5 hasil sintesis ini memiliki kapasitas tukar kation yang rendah, berkisar antara 2 - 3 mek/100 gram, serta memiliki daya adsorpsi yang kecil terhadap ion logam kadmium II berkisar antara 0,2 ndash; 0,6 mek/100 gram dan ion logam nikel II berkisar antara 0,5 ndash; 6,0 mek/100 gram.

In Indonesia, natural aluminasilicate compounds resources, such as zeolite and kaolin, are abundant with high content of silica and alumina. In this research, Bayat natural zeolite and Belitung kaolin are used to synthesize ZSM 5. Silica and alumina in both minerals are obtained by submolten depolymerization method, in which zeolite framework and kaolin layer are destructed, forming its monomers in alkaline condition at 250°C.
The results of depolymerization are added with Ludox40 as silica source to reach Si Al molar ratio in synthesize ZSM 5 zeolite. Molar ratio that used in this synthesize is 1 Al2O3 64,35 SiO2 10,08 TPA 2O 3571,67 H2O. The synthesis of ZSM 5 zeolite was carried out hydrothermally using tetrapropylammonium hydroxide TPAOH as structure directing agent at 150°C for 144 hours.
Characterization with FTIR, XRD, SEM, EDX, and BET indicates that the both as synthesized ZSM 5 zeolites have MFI structure, medium Si Al ratio, good crystallinity and high surface area. Furthermore, the both as synthesized ZSM 5 have low cation exchange capacity in the range of 2 3 mec 100 gram, causing low adsorption capacity to metal cation cadmium II in the range of 0,2 0,6 mec 100 gram, and metal cation nickel II in the range of 0,5 6,0 mec 100 gram.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
T47195
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iska Yuni Parmanti
"Kaolin memiliki struktur yang berlapis Phylosilicate yang dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan zeolit, salah satunya adalah zeolit NaY. Zeolit NaY merupakan zeolit jenis faujasit dengan rasio Si/Al 2-4 dan kaolin memiliki rasio Si/Al 1. Untuk itu, kaolin lebih mudah dijadikan zeolit NaY karna perbandingan rasio yang tidak berbeda jauh. Penelitian ini, menggunakan kaolin sebagai sumber Si dan Al dengan harapan memberikan sumber Si dan Al alternatif yang lebih terjangkau harganya dari bahan sintetik. Penggunaan kaolin yang berasal dari alam tak terlepas dari adanya pengotor, untuk itu dilakukan proses purifikasi.
Pada penelitian ini digunakan pemutusan ikatan dan penghancuran struktur dengan menggunakan NaOH dengan metode Submolten Salt System dengan variasi kaolin:NaOH 1:1 dan 2:1. Sintesis zeolit dilakukan dengan metode hidrotermal dengan teknik seeding dengan menggunakan rasio mol seed gel 5 of Al : 10,67 Na2O: Al2O3 : 10 SiO2 : 180 H2O. Dan memvariasikan waktu kristalisasi 16 dan 24 jam.
Didapatkan hasil zeolit NaY dengan fragmentasi 2:1 dan variasi waktu 24 jam berhasil menjadi zeolit NaY dengan rasio Si/Al 3,8 berukuran mesopori. Hal ini didukung dengan karakterisasi XRD ,EDX dan FTIR menunjukan bahwa adanya puncak penyusun unit pembangun sekunder puncak double 4 dan 6 ring khas faujasit pada bilangan gelombang 600-500 cm-1.

Kaolin has a layered structure Phylosilicate that can be used as a raw material for synthesis of zeolites, one of which is NaY zeolite. Zeolite NaY is a faujasite zeolite with Si Al ratio of 2 4 and kaolin has Si Al ratio 1. For the reason, kaolin is more easily used as NaY zeolite because the ratio is not much different. This study, using kaolin as a source of Si and Al with hope of providing a more affordable source of Si and Al alternatives than synthetic materials. The use of kaolin that comes from nature can not be separated from the impurity, so purification process is recommended.
In this study used the breaking of bond and structure destruction by using NaOH with Submolten Salt System method with kaolin NaOH variation 1 1 and 2 1. Synthesis of zeolite is done by hydrothermal method woth seeding technique using mole ratio seed gel 5 of Al 10,67 Na2O Al2O3 10 SiO2 180 H2O . And variation of crystallization time 16 and 24 hours.
The result of NaY zeolite with 2 1 fragmentation and 24 hour variation succeeded to become NaY zeolite with mesoporous Si Al ratio is 3.8. This is supported by the characterization of XRD, EDX and FTIR indicating that the top of the construction of the secondary peak builder units of double 4 and 6 ring who indicated the structure faujasite on the wave number 600 500 cm 1.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S70099
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Agustina A.Y.
"Provinsi Bangka Belitung memiliki potensi endapan kaolin yang cukup tinggi yaitu 13.781.446 ton. Pemanfaatan kaolin digunakan untuk berbagai industri seperti industri keramik, kertas, pelapis (coaster), pengisi (filler), isolator, dan industri lainnya. Selain itu, kaolin dapat diproduksi menjadi zeolite A sintetis. Proses kaolin menjadi zeolite A melalui tahapan metakaolinization dan zeolitization. Proses kaolin menjadi metakaolin pada suhu 750 ˚C selama 3 jam dan proses metakaolin menjadi zeolite A melalui pemanasan pada suhu 90 ˚C selama 8 jam dengan konsentrasi 3M. Untuk memproduksi zeolite A berbasis kaolin perlu dilakukan penilaian uji kelayakan untuk pengembangan produksi zeolite A dengan menggunakan beberapa aspek seperti aspek non finansial dan aspek finansial. Uji kelayakan menggunakan 4 skenario produksi yaitu 12 ton/hari, 16 ton/hari, 20 ton/hari, dan 24 ton hari.
Berdasarkan hasil analisis skenario produksi zeolite A yang paling optimum adalah 24 ton/hari dengan kriteria aspek finansial dengan nilai Payback Period (PP) adalah 2 tahun 7 bulan, Net Present Value (NPV) bernilai Rp 2.944.741.357, dan Internal Rate of Return (IRR) sebesar 22% dengan nilai investasi sebesar Rp 17.524.623.494, Demikian juga hasil analisis non finansial terhadap aspek pasar, teknis, manajemen, hukum, sosial dan ekonomi, serta lingkungan menunjukkan layak untuk dilaksanakan. Sehingga produksi zeolite A berbasis kaolin ini layak untuk dilaksanakan dengan umur produksi 20 tahun.

Bangka Belitung Province has a high potential for kaolin deposits, which is 13,781,446 tons. The use of kaolin is used for various industries such as ceramics, paper, coatings (fillers), and other industries. In addition, kaolin can be produced into synthetic zeolite A. The process of kaolin becomes zeolite A through the stages of metakaolinization and zeolitization. The process of kaolin becomes metakaolin at temperature of 750 ˚C for 3 hours and the process of metakaolin becomes zeolite A by heating at temperature of 90 ˚C for 8 hours with NaOH 3M concentration. To produce zeolite A kaolin-based, it is necessary to evaluate the feasibility of developing zeolite A production using several aspects such as nonfinancial aspects and financial aspects. The feasibility test uses 4 production scenarios such as 12 tons/day, 16 tons/day, 20 tons/day, and 24 tons/day.
Based on the most optimal scenario analysis zeolite A production is 24 tons/day with criteria of financial aspects, payback period (PP) is 2 years 7 months, net present value (NPV) of IDR 2,944,741,357, and the internal rate of return (IRR) of 22% with an investment value IDR 17,524,623,494, The results of non-financial aspects of the market, technical, management, legal, social and economic, and environmental shows are feasible. So that the production of zeolite A based on kaolin is feasible with production period of 20 years.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T52378
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Faisal
"ZSM-5 telah berhasil disintesis melalui metode hidrotermal dari mineral alam zeolit alam Bayat dan kaolin Bangka sebagai sumber alumina dan silika, TPAOH sebagai agen pengarah struktur MFI dan PDDA-M sebagai pengarah mesopori. ZSM-5 kemudian dimodifikasi permukaannya dengan oksida logam Fe dan Co melalui metode impregnasi basah untuk meningkatkan aktivitas katalitiknya pada reaksi oksidasi parsial metana. Modifikasi dengan oksida logam ini juga dilakukan untuk ZSM-5 sintetik sebagai pembanding dalam aktivitas katalitiknya. ZSM-5 alam dan ZSM-5 sintetik termodifikasi oksida logam dikarakterisasi dengan instrumen FTIR, XRD, SEM-EDX, surface area analyzer dan XPS untuk mengetahui pengaruh modifikasi permukaan terhadap struktur, morfologi dan aktivitas katalitiknya. Analisis komposisi unsur dari ZSM-5 alam terimpregnasi oksida Fe dan Co menunjukkan % loading Fe dan Co berturut-turut sebesar 2,37% dan 1,78%. Hasil pengujian isoterm adsorpsi menunjukkan baik ZSM-5 alam maupun ZSM-5 alam terimpregnasi oksida logam Fe dan Co memiliki kurva tipe IV H4 yang merupakan kurva ciri khas material berpori hirarki. Analisis XPS menunjukkan spesi oksida logam Fe dan Co yang menempel pada ZSM-5 berturut-turut adalah Fe2O3 dan Co3O4. Hasil uji analisis kandungan gas menggunakan GC-TCD menunjukkan berkurangnya mol metana setelah reaksi yang menandakan metana telah terkonversi menjadi metanol dan formaldehida yang terlihat dari puncak kromatogram GC-FID. Hasil analisis produk dengan GC-FID menunjukkan reaksi oksidasi parsial metana menggunakan Fe/ZSM-5 menghasilkan formaldehida dan menggunakan Co/ZSM-5 menghasilkan metanol dan formaldehida.

ZSM-5 has been successfully synthesized through hydrothermal method using Bangka Kaolin and Bayat Natural Zeolite as the precursors, TPAOH as MFI-structure directing agent; PDDA-M as mesopore directing agent. Furthermore, the surface of ZSM-5 was impregnated with metal oxide of Fe and Co to improve its catalytic performance through partial oxidation of methane reaction. As comparison, ZSM-5 synthesized from pro analysis precursors was also impregnated with metal oxide of Fe and Co and tested through the reaction. Metal oxide of Fe and Co impregnated ZSM-5 were characterized with XRD, SEM-EDS, XPS and SAA-BET instruments to see the effect of impregnation to the structure and characteristic of both materials. Analysis of the elemental composition of Fe/ and Co/ZSM-5 was 2,37% and 1,78% respectively. The N2 isotherm adsorption curve shows a type IV H4 indicates that the materials has hierarchical characteristic. XPS analysis show the Fe and Co oxide that impregnated to ZSM-5 is Fe2O3 and Co3O4. GC-TCD analysis show there is a decreases of methane mol after reaction indicates that the methane has been converted. GC-FID analysis show that the partial oxidation of methane using Fe/ZSM-5 yielded formaldehyde whereas for Co/ZSM-5 yielded methanol and formaldehyde."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
T54844
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dias Ade Nugraha
"Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi adanya pegaruh dari perbedaan jenis penukar ion dan konsentrasinya beserta pengaruh temperatur kalsinasi dalam meningkatkan kualitas kaolin alam pada proses aktivasi kaolin. Kaolin sebagai bahan baku pembuatan zeolit untuk katalis hydrocracking minyak bumi diaktivasi menggunakan beberapa jenis penukar ion asam, yaitu asam sulfat dan asam klorida dengan variasi konsentrasi yaitu 1,3,5, dan 10M. Temperatur kalsinasi yang diamati pada range 500-1050oC. Sampel kaolin dikarakterisasi dengan menggunakan FTIR, XRF, dan SEM. Hasil percobaan ini menunjukkan adanya pengaruh jenis dan konsentrasi dari penukar ion yang digunakan terhadap kualitas kaolin yang diaktivasi. Terdapat kenaikan kadar SiO2 yang berbeda dengan penggunaan kedua jenis asam pada konsentrasi 3 M; pada penggunaan asam sulfat mencapai 43,34% dan asam klorida dengan besar 13,17%. Morfologi kaolin dan metakaolin berbeda pada bentuk mikroskopisnya. Temperatur pembentukan metakaolin berbeda beda pada setiap kaolin alam karena dipengaruhi oleh kemurnian dari kaolin alam.

This research is conducted to identify the effect of ion exchange, concentration, and the effect of calcination temperature in order to increase the quality of natural kaolin in the kaolin activation process. Kaolin as the raw material for making zeolites for petroleum hydrocracking catalysts is activated using several types of acid ion exchangers, namely sulfuric acid and hydrochloric acid with varying concentrations of 1,3,5, and 10M. Calcination temperatures were observed in the range 500-1050oC. Kaolin samples were characterized using FTIR, XRF, and SEM. The results of this experiment indicate the influence of the type and concentration of ion exchangers used on the quality of activated kaolin. there is a difference in the increasing of SiO2 levels from the use of sulfuric acid and hydrochloric acid at concentrations of 3 M. the use of sulfuric acid reached 43,34% and hydrochloric acid with a magnitude of 13,17%. The morphologies of kaolin and metakaolin differ in their microscopic form. The temperature of metakaolin forming varies in each natural kaolin because it is influenced by the purity of natural kaolin."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herninta Fadhilah Novrianti
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh waktu kalsinasi terhadap karakteristik kimia dan fisik dari kaolin alam. Kaolin sebagai bahan baku pembuatan zeolit untuk katalis hydrocracking minyak bumi diaktivasi menggunakan larutan asam sulfat dengan variasi konsentrasi 1, 5, dan 10 M untuk meningkatkan kadar SiO2 dan menurunkan kadar pengotor, seperti K2O, CaO, dan TiO2. Sampel kaolin dari berbagai daerah juga dikalsinasi dengan variasi waktu selama 10, 30, 45, 60, 90, 100, 120, 180, 240, 300, dan 900 menit pada range suhu kalsinasi 500-800 ºC. Sampel kaolin dikarakterisasi menggunakan XRF, FTIR, SEM, dan BET. Hasil percobaan menunjukkan adanya pengaruh dari variasi konsentrasi larutan media pertukaran ion yang digunakan. Terdapat kenaikan kadar SiO2 seiring bertambahnya konsentrasi asam sulfat hingga mencapai 87,46% pada konsentrasi 10 M. Perubahan morfologi kaolin menjadi metakaolin pada pengamatan SEM serta hilangnya gugus-gugus khas kaolinit pada pengamatan FTIR tidak dipengaruhi waktu kalsinasi. Sedangkan peningkatan waktu kalsinasi akan meningkatkan luas permukaan kaolin.

The goal of this study is to understand the effects of calcination time on chemical and physical characteristics of kaolin. Kaolin is used as a raw material for zeolites synthesis as petroleum catalysts support to modify the structure of hydrocarbon compunds into lighter fractions. Kaolin was treated using sulfuric acid 1, 5, and 10 M solution with the aim to increase its SiO2 content and decrease the impurities of kaolin, specifically K2O, CaO, dan TiO2. Kaolin samples from different regions were converted into metakaolin in order to increase its reactivity and properties through the calcination process for 10, 30, 45, 60, 90, 100, 120, 180, 240, 300, dan 900 minutes at temperatures range of 500-800 ºC. Samples were characterized using XRF, FTIR, SEM, and BET. Treated kaolin produces an increase in SiO2 levels to reach 87,46% at a concentration of 10 M sulfuric acid solution. Changes in morphology of kaolin to metakaolin on SEM observations and loss of typical kaolinite groups on FTIR observation were not affected by calcination time. However, increase in calcination time will increase the surface area of kaolin and also its reactivity. Calcined kaolin produces an optimum surface area at the time of calcination for 120 minutes with a 52% increase compared to the raw kaolin.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>