Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 90718 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Youana Henryani Jabiera
"Gas alam dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar pada pembangkit listrik tenaga mesin bensin skala kecil karena harganya yang lebih murah, ketersediaannya relatif banyak, dan menghasilkan sedikit emisi gas buang. Namun, dibutuhkan peralatan tambahan seperti regulator, konverter kit, dan alat pencampur udara dan gas agar dapat digunakan pada generator set bensin. Dengan latar belakang dan potensi tersebut, pengujian dilakukan untuk mengetahui kinerja dari gas alam pada generator set bensin. Metode yang digunakan yaitu membandingkan kinerja mesin dengan menggunakan bahan bakar bensin pertalite dan gas alam terkompresi dan metode variasi kapasitas pembebanan sebesar 0%, 25%, 50%, 75%, dan 90% dari kapasitas maksimum generator set. Hasil dari pengujian ini adalah bahwa generator set bensin dapat bekerja dengan menggunakan gas alam terkompresi. Tegangan dan frekuensi yang dihasilkan relatif stabil yaitu sebesar 216-230 Volt untuk tegangan dan 49,1-53,5 Hz untuk frekuensi, konsumsi bahan bakar spesifik (SFC) dengan nilai 0,38-0,64 kg/kWh, suhu gas buang sebesar 161,5-307,6 derajat celcius, dan tingkat kebisingan di luar ruangan sebesar 66,9-68,3 dB.

Natural gas can be used as fuel in small scale gasoline engine power plants due to its cheaper price, high availability, and less exhaust gas emissions. However, additional equipment such as regulators, converter kits and air gas mixers are needed to be used in the gasoline generator set. Because of this background, a test was carried out to determine the performance of natural gas in a gasoline generator set. The method used is to compare the performance of the engine using pertalite gasoline and compressed natural gas by variating the load about 0%, 25%, 50%, 75%, and 90% from the maximum capacity of generator set. The results of this test are generator sets that can work with compressed natural gas as the fuel. The output voltage and frequency are relatively stable with range value of 216-230 Volts for voltage and 49,1-43,5 Hz for frequency. Specific fuel consumption SF) with a range value of 0,38-0,64 kg/kWh. The exhaust gas temperatures with a range value of 161,5-321,5 celcius degree and noise level in the outside room with a value of 66,9-68,3 dB."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendra Fadholi Adi Prabowo
"Fluktuasi dari harga minyak dan crude palm oil (CPO) pada dekade terakhir menyebabkan masyarakat beralih menggunakan energi baru. Solusi alternatif adalah energi terbarukan dan energi fosil lainnya. Opsi energi terbarukan membutuhkan waktu yang lama untuk penelitian potensi energi lokal. Sehingga, energi fosil lain yang dipilih sebagai solusi. Pembangkit yang lama masih menggunakan biodiesel sebagai bahan bakar utama dan pembangkit yang baru dibangun memiliki spesifikasi dual fuel reciprocating engine. Mesin dual fuel dapat beroperasi dengan bahan bakar biodiesel atau gas untuk menghasilkan energi listrik. Pembangkit yang baru saat ini masih menggunakan biodiesel untuk operasi. Pada study ini, kajian ekonomi dari gas (LNG) sebagai bahan bakar utama akan dibandingkan dengan biodiesel. Total investasi dari fasilitas regasifikasi dan bahan bakar LNG akan dibandingkan dengan operasi dengan bahan bakar biodiesel selama 20 tahun. Variabel yang digunakan adalah capacity factor pembangkit, eskalasi beban listrik pelanggan, interest rate dan regasification cost. Metode analisis finansial IRR, NPV dan payback period digunakan untuk mengetahui kelayakan investasi fasilitas. Variabel tetap yang digunakan dalam perhitungan CAPEX, OPEX, kurs dollar, Kalori gas, heat rate, interest rate dan pajak. Hasil disebut layak jika tarif LNG dapat lebih rendah 20% dibanding tarif biodiesel (B20). Perhitungan analisis finansial terhadap fasilitas LNG dengan tarif regasifikasi $4,5/MMBtu menunjukan IRR 10,77%, NPV $16.611.452 dan payback period 12 tahun 9 bulan. Nilai IRR lebih besar dari Minimum Attractive Rate of Return (MARR) 10%. NPV bernilai $16.611.452 dan Payback period menunjukan investasi layak secara ekonomi. Alternatif menggunakan LNG dapat mengurangi biaya bahan bakar pembangkit. Eskalasi gas 3% pertahun memberikan tarif baru bahan bakar pembangkit sebesar Rp. 2.190/ kWh. Nilai tersebut memberikan pernghematan 22% dibandingkan tarif biodiesel sebesar Rp. 2.824/ kWh. Eskalasi gas 2% pertahun dapat memberikan pernghematan 27% /kWh. Eskalasi gas 1% pertahun dapat memberikan penghematan 31% / kWh. Hasil perhitungan biaya bahan bakar LNG dapat menghemat lebih dari 20% dibanding biodiesel. Kesimpulannya study finansial dari fasilitas regasifikasi LNG di lokasi ini adalah layak.

The fluctuation of oil prices and crude palm oil (CPO) in the last decade challenges peoples to use new energy. Alternative solutions are renewable energy and other fossil energy. The renewable energy option needs more time studies in the local energy potential. Hence, another fossil energy is one of the solutions. The existing Power Plant used biodiesel as fuel, and the new Power Plant specification is dual fuel reciprocating engine. The dual-fuel engine can use biodiesel or gas to generate electricity. The new Power Plant still used Biodiesel (B20) for operation. In this study, the economic assessment of gas (LNG) as the primary fuel compared to biodiesel. Total investment cost of LNG Regasification Plant and LNG fuel cost compared to biodiesel operation expenditure cost for 20 years. The variables are a capacity factor, customer load escalation, interest rate, and regasification cost. Financial analysis method IRR, NPV, and Payback period used as investment feasibility of regasification plant. Fix variables consist of CAPEX, OPEX, Dollar rate, Gas Calorific Value, heat rate, interest rate, and Tax. The result is feasible if the LNG tariff lowers 20% than the biodiesel (B20) tariff. The financial analysis of the LNG plant used regasification tariff $4,5/MMBtu result are IRR 10,77%, NPV $16.611.452, and payback period 12 years 9 months. IRR’s value is higher than the Minimum Attractive Rate of Return (MARR) 10%. The NPV is $16.611.452 and the payback period of 12 years 9 months show the investment is economically justified. The alternative using LNG reduces fuel expenditure. Escalation of gas price 3% per year show new tariff of the power plant approx. Rp. 2190 / kWh. This value provided savings approx. 22% than biodiesel tariff Rp. 2.824/ kWh. Escalation of gas price 2% per year provided savings 27%/ kWh. Escalation of gas price 1% per year provided savings 31%/ kWh. The result of the LNG fuel price calculation provided savings of more than 20% from biodiesel fuel price. The conclusion is the study of the LNG regasification plant in Southeast Maluku is feasible. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmat Ariwidayat
"Pengembangan pemanfaatan energi baru terbarukan dilakukan dalam rangka mengurangi penggunaan energi fosil yang keberadaannya semakin berkurang, harga yang semakin tinggi, dan siklus pemulihannya yang sangat lama. Penggunaan teknologi untuk mendukung pengembangan energi baru terbarukan salah satunya adalah mesin sinkron yang dapat digunakan untuk memanfaatkan energi angin dan air. Mesin sinkron yang banyak digunakan saat ini merupakan mesin fluks radial, namun terdapat titik jenuh dalam pengembangannya. Mesin fluks aksial atau juga disebut mesin tipe cakram, adalah alternatif untuk mesin fluks radial karena bentuknya yang kompak dan kepadatan daya yang tinggi. Mesin fluks aksial dapat dioperasikan sebagai pembangkit listrik skala kecil hingga menengah, disamping itu mesin ini cukup ideal untuk aplikasi dengan kecepatan rendah. Pada skripsi ini, dilakukan rancang bangun generator fluks aksial magnet permanen. Rancangan generator ini terdiri dari rotor ganda dengan dua belas magnet permanen, serta stator tunggal dengan sembilan kumparan. Bahan dasar yang digunakan untuk stator dan rotor adalah bahan Akrilik, sedangkan magnet permanen menggunakan jenis neodymium N52. Jumlah lilitan setiap kumparan yang terdapat pada stator adalah 260 lilitan. Generator fluks aksial magnet permanen dirancang untuk menghasilkan tegangan fasa ke netral sebesar 4,03 Volt pada kecepatan nominal 500 rpm. Berdasarkan hasil pengukuran didapatkan bahwa nilai tegangan fasa ke netral pada kecepatan putar 500 rpm untuk fasa R = 2,934 Volt, S = 2,97 Volt, T = 2,95 Volt.

The use of renewable energy overtook fossil fuels cause their decrease in existence, increase in price, and a very long recovery cycle. One of the technologies used to support renewable energy is a synchronous machine. This machine can be used to convert wind and water energy. The radial flux machine is the type of Synchronous machine widely used today, but there are some difficulties in improving their performance. Axial flux machine, also called disc-type machine, is an alternative to radial flux machine due to their compact shape and high power density. Axial flux machines can be operated as small to medium-scale power plants and are ideal for low-speed applications. This thesis focused on designing and building a permanent magnet axial flux generator. The generator design consists of a dual rotor with twelve permanent magnets and a single stator with nine coils. The primary material used for the stator and rotor is Acrylic, and neodymium N52 for a permanent magnet. The number of turns in each coil in the stator is 260 turns. The axial flux permanent magnet generator is designed to produce a line-to-neutral voltage of 4.03 Volts at a speed of 500 rpm. Based on the measurement results, the values of the line-to-neutral voltages at a speed of 500 rpm are R = 2.934 Volt, S = 2.97 Volt, T = 2.95 Volt."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harumi Diah Wijayanti
"Penelitian ini bertujuan untuk menentukan lokasi SPBG CNG di wilayah DKI
Jakarta dengan memperhatikan sudut pandang investor dan konsumen. Fungsi
tujuan yang akan dicapai adalah meminimumkan nilai objective yang merupakan
hasil perkalian jarak dengan jumlah permintaan dan biaya transportasi serta biaya
investasi dan operasional yang menjadi sudut pandang investor. Selain itu,
penelitian ini akan dibandingkan dengan model P-Median yang hanya
memperhatikan faktor konsumen.Variabel keputusan dalam pembangunan SPBG
CNG baru yang digunakan adalah binary integer linier programming. Terdapat 2
variabel keputusan pada penelitian ini, yang pertama adalah penentuan lokasi
SPBG dan yang kedua penentuan suplai CNG. Penelitian ini menggunakan
software LINGO 10 untuk menentukan solusi penyelesainnya. Selain model
dasar, penelitian ini juga menggunakan 2 skenario; penentuan lokasi SPBG CNG
dengan jumlah SPBG yang paling optimum; penentuan lokasi dan jumlah SPBG
CNG yang sedikitnya harus dibangun di wilayah DKI Jakarta. Dari 46 kandidat
lokasi, diperoleh hasil 11 lokasi SPBG baru untuk skenario dasar, sedikitnya 8
lokasi SPBG baru harus dibangun untuk dapat memenuhi permintaan, dan 12
SPBG baru untuk solusi skenario 2. Sedangkan untuk permasalahan p median,
jumlah SPBG yang optimum dibangun berjumlah 16 SPBG.

This study aims to determine the location of CNG fueling station in Jakarta to
consider investor and consumer perspective. The objective function to be
achieved is to minimize the product of distance, the number of demands, and
transportation cost, also investment and operational cost from the investor
perspective. This study also be compared with the P-median models that only base
on consumer perspective. The decision variables in the construction of a new
CNG fueling station are binary integer linear programming. There are two
decision variables in this study, the first is the determination of the location and
the second determination of CNG supply. This study uses the Lingo software
version 10 to solve the models. This study also uses two scenarios; location of
CNG fueling station with the most optimum number fueling station; the least
number and location be built. From 46 candidate sites, the results are 11 new
locations CNG fueling station for the basic scenario, at least 8 new CNG fueling
station location should be built, and 12 new CNG fueling station for scenario 2.
And for the p median problem, optimum solution are 16 new CNG fueling station
must be built.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T34971
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hariandja, Johannes
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S36546
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Sulistiyono
"Kondisi harga bahan bakar minyak dunia saat ini tergolong sangat fruktuatif, dimana bahan bakar minyak adalah konsumsi energi paling besar di masyarakat Indonesia. Hal ini mendorong pemerintah untuk memaksimalkan sumber energi selain minyak bumi yaitu gas bumi yang masih besar cadangannya dan tersebar secara geografis sebagai program konversi energi dari penggunaan BBM ke penggunaan BBG. Penentuan infrastruktur LCNG akan ditinjau dari lokasi FSU yaitu di pelabuhan Cigading, Cilegon, penetuan criteria jetty, pemilihan teknologi LCNG dan juga truk trailer. Apsek keselamatan infrastruktur dilakukan dengan analisa HIRA dengan didapatkan resiko akhir dari analisa tersebut. Dengan konversi sebesar 12 % dari total kendaraan yang tersebar di daerah Banten dan Jakarta, maka diperlukan kapasitas LNG sebesar 1.02 MTPA yang dapat diperoleh dari Bontang. LCNG stasiun yang didirikan terdiri dari satu tangki LNG dengan kapasitas sebesar 37.85 m3 untuk daerah Banten dan 18.92 m3 untuk daerah Jakarta dengan total CNG dispenser untuk daerah Jakarta sebesar 3 unit sedangkan untuk daerah Banten sebesar 2 Unit. Harga gas LNG dan CNG yang layak secara ekonomi sebesar Rp 3,500 /liter untuk LNG dan bahan bakar CNG sebesar Rp 4,000 /liter dengan nilai keekonomian IRR 31.39%, Payback Periode 4 tahun 7 bulan, NPV $ 2,769,587,179.99, dan B/C ratio 2.16.

Fuel oil price conditions of the world today is very fluctuation, where fuel oil is the greatest energy consumption in Indonesia. This prompted the Government to maximize energy sources other than petroleum, natural gas is still great up and spread out geographically as energy conversion program from the use of gasoline to gas. Determination of LCNG infrastructure will be reviewed from the FSU in the port of penetuan, Cilegon, Cigading, Jetty, the selection of technology LCNG and also a truck trailer. Safety aspect of infrastructure was reviewed by HIRA which resulted risk report for this project. With the conversion of 12% of the total vehicles scattered in the area of Banten and Jakarta, it needed the capacity of LNG that can be gained 1.02 MTPA from Bontang. LCNG station that was established consisting of one LNG tanks with a capacity of 37.85 m3 for Banten and 18.92 m3 for Jakarta with 3 unit of CNG dispenser for Jakarta, and Banten has 2 units of CNG dispenser. For each station has 1 LNG dispenser to accommodate Bus, Heavy Vehicle and Truck. LNG and CNG price that has economic value are Rp 3,500 /Liter and Rp 4,000 /liter with IRR 31.39%, Payback periode 4 Years 7 month, NPV $ 2,769,587,179.99, and B/C ratio 2.16.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T33120
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Satrya Bontang Koesuma Wardhana
"Sejalan dengan upaya dekarbonisasi global menuju net zero emission, pemerintah mencanangkan arah pengembangan kelistrikan menuju energi hijau melalui program pengalihan bahan bakar diesel pada Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) menjadi bahan bakar ramah lingkungan atau yang dikenal dengan nama program dedieselisasi. Di antara bahan bakar yang dicanangkan adalah gas bumi. Pulau Nias menjadi salah satu perhatian pemerintah dalam program pemerataan akses listrik dan percepatan dedieselisasi PLTD melalui Keputusan Menteri ESDM No. 13K/13/MEM/2020 untuk melaksanakan penyediaan infrastruktur gas bumi ke Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Nias. Dalam penelitian ini dilakukan perbandingan skema logistik distribusi gas bumi dalam wujud Liquefied Natural Gas (LNG) dan Compressed Natural Gas (CNG) melalui jalur laut dari wilayah Hub Arun LNG untuk mendapatkan biaya pengangkutan yang paling rendah. Skema logistik LNG meliputi LNG Carrier-Onshore Terminal, Mini Floating Storage and Regasification Unit (FSRU) dan LNG ISO Tank, sedangkan skema logistik CNG mencakup CNG Tube-Skid dan CNG Marine. Hasil penelitian menunjukkan biaya pengangkutan paling rendah diperoleh melalui moda LNG dengan skema LNG Carrier-Onshore Terminal, yaitu sebesar $5,18/MMBtu. Dari analisis sensitivitas diperoleh harga Indonesian Crude Price (ICP) dan volume pengangkutan merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap daya saing gas bumi dibandingkan bahan bakar diesel.

The Indonesian government has set policies of green energy in power generation to support global decarbonization issue towards net zero emissions. One of the policies is fuel-switching program of diesel fuel into natural gas (de-dieselization). Nias Island becomes one of the government's concerns for equitable access to electricity and accelerating the de-dieselization program through government’s decree to provide natural gas infrastructure for the Nias Gas Engine Power Plant (PLTMG). This research performed analysis of natural gas distribution logistics scheme by sea lane in the form of LNG and CNG from the Arun LNG Hub to look for the lowest transportation cost. The LNG logistics scheme includes LNG Carrier-onshore terminal, Mini FSRU and LNG ISO Tank, while the CNG logistics scheme includes CNG Tube-Skid and Marine CNG. The result of calculation shows that the lowest transportation cost is $5.18/MMBtu by using LNG Carrier-onshore terminal logistic scheme. The result of sensitivity analysis indicates that crude oil price and gas volume transported are important factors which determine natural gas competitiveness compared to diesel fuel."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Fajar Adiputra
"Sebagai perusahaan negara yang memiliki tugas melistriki nusantara PT PLN Persero harus memenuhi penyediaan energi listrik secara efisien. Akhir tahun 2014 dicanangkan Program Nasional untuk memperkuat sistem listrik di Indonesia melalui program 35.000 MW. Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik RUPTL 2018-2027 menyebutkan sebesar 22,2 perencanaan pembangunan pembangkit listrik baru adalah pembangunan pembangkit dengan menggunakan gas sebagai energi primer. Diperlukan jenis pembangkit gas yang tepat untuk dibangun berdasarkan pola operasi pembangkit, sehingga akan menghasilkan pembangkit yang beroperasi secara efisien. Untuk mendapatkan efisiensi dan nilai ekonomi dari pengembangan pembangkit listrik gas yang tepat, digunakan metode perhitungan Levelized Cost of Electricity LCOE yang dihitung berdasarkan Net Present Value NPV selama umur operasi pembangkit gas, dengan memperhitungkan biaya investasi, biaya operasi, biaya pemeliharaan dan biaya penyediaan bahan bakar. Penggunaan pembangkit listrik mesin gas dengan tipe siklus terbuka untuk pola operasi pemikul beban puncak peaker menghasilkan biaya penyediaan energi listrik sebesar 1,976.84 IDR/kWh dapat menghemat biaya penyediaan energi listrik PLN sampai dengan sebesar Rp 15 Miliar per tahun. Penggunaan pembangkit listrik turbin gas dengan tipe siklus terbuka untuk pola operasi pemikul beban sistem load follower menghasilkan biaya penyediaan energi listrik sebesar 1,209.24 IDR/kWh dapat menghemat biaya penyediaan energi listrik PLN sampai dengan sebesar Rp 16 Miliar per tahun. Penggunaan pembangkit listrik turbin gas dengan tipe siklus gabungan untuk pola operasi pemikul beban dasar base load menghasilkan biaya penyediaan energi listrik sebesar 1,021.35 IDR/kWh dapat menghemat biaya penyediaan energi listrik PLN sampai dengan sebesar Rp 73 Miliar per tahun.

As a state owned enterprises that has an assignment to electricity whole Indonesia, PT PLN Persero should meet the provision of electric energy efficiently. The end of 2014 is the National Program to strengthen the electricity system in Indonesia through the 35,000 MW program. Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik RUPTL 2018 2027 mentions 22.2 of the planned development of new power plants is the construction of power plants using gas as primary energy. The right type of gas power plant is needed to build on the operating mode of the plant, thus generating efficiently operated plants. To obtain the efficiency and economic value of the development of the appropriate gas power plant, the calculated Levelized Cost of Electricity LCOE calculated based on the Net Present Value NPV over the life time of the gas power plant operation, taking into account investment costs, operating costs and maintenance costs as well fuel costs. The use of open type gas engine power plants for peak load operation mode resulted in a cost of electricity supply of 1.976,84 IDR kWh can save PLN 39 s electricity supply costs up to Rp 15 billion per year. The use of a gas turbine power plant with an open cycle type for the load follower operating mode generates a cost of electricity supply of 1.209,24 IDR kWh can save PLN 39 s electricity supply costs up to Rp 16 billion per year. The use of gas turbine power plant with combined cycle type for base load mode generates electricity cost of 1.021,35 IDR kWh can save PLN electricity supply cost up to Rp 73 Billion per year."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T51527
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Kusumadewi
"Salah satu pemanfaatan gas suar bakar adalah sebagai bahan bakar pembangkit. Pembangkit Listrik X adalah PLTGU existing yang menghasilkan daya listrik 410 MW dengan menggunakan bahan bakar gas alam sebanyak 87,74 MMSCFD. Pada penelitian ini gas suar bakar akan dijadikan bahan bakar pengganti gas alam untuk membangkitkan listrik 410 MW. Total maksimum laju alir gas suar bakar yang tersedia adalah 7,9 MMSCFD. Pemanfaatan gas suar bakar sebagai bahan bakar pembangkit listrik akan menurunkan biaya bahan bakar namun juga menambah biaya investasi berupa alat kompresor.
Dalam penelitian ini dilakukan dua skenario, yaitu skenario existing menggunakan bahan bakar gas alam dan skenario menggunakan variasi laju alir gas suar bakar terhadap laju alir gas alam sebagai bahan bakar Pembangkit Listrik X. Skenario yang paling memberikan keuntungan dari pada desain existing adalah saat menggunakan laju alir gas suar bakar sebesar 7,9 MMSCFD dengan laju alir gas alam sebesar 79,06 MMSCFD. NPV skenario desain tersebut 56.976.160,22 dengan pay back period 14,84 tahun.

Utilization of flare gas is as fuel for power plants. Power plant X is the existing gas and steam power plant that generates 410 MW of electrical power using natural gas fuel as much as 87.74 MMSCFD. In this study flare gas will be used as fuel instead of natural gas to generate 410 MW of electricity. The maximum total flare gas flow rate provided is 7.9 MMSCFD. Utilization of flare gas as power plant fuel will reduce fuel costs but also add to the cost of investment of compressor tool.
In this study two scenarios will be compared, the existing scenarios using natural gas fuel and scenarios using a variation of the flow rate of gas flaring on the flow rate of natural gas as fuel for power plants X. Scenario would benefit from the existing design are currently using flow rate gas flare 7,9 MMSCFD and natural gas with flow rate 79,06 MMSCFD. The design scenarios NPV is 56.976.160,22 with a payback period of the plant investation is 14,84 years.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T47340
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mujammil Asdhiyoga Rahmanta
"Penelitian kajian optimasi & analisis ekonomi distribusi Liquified Natural Gas (LNG) terhadap penurunan biaya bahan bakar penyediaan tenaga listrik pada pembangkit listrik di Wilayah Nusa Tenggara bertujuan untuk menentukan alokasi & fasilitas yang harus dibangun dalam distribusi LNG, serta mendapatkan kajian analisis keekonomian berdasarkan parameter kelayakan finansial distribusi LNG ke pembangkit listrik di wilayah Nusa Tenggara. Penelitian dilakukan dengan optimasi rute distribusi LNG dengan fungsi tujuan meminimalkan biaya transportasi. Optimasi rute distribusi dilakukan dengan pendekatan greedy algorithm dan integer linear programming. Rute distribusi hasil optimasi digunakan untuk menghitung besarnya Capital Expenditure (Capex) & Operasional Expenditure (Opex) terminal distribusi LNG. Kajian ekonomi distribusi LNG dilakukan dengan menganalisis besarnya nilai internal rate of return (IRR), payback period (PP) dan Net Present Value (NPV). Pembangkit listrik yang dikaji adalah Pusat Listrik Mesin Gas (PLTMG) yang mana mampu menggunakan bahan bakar jenis high speed diesel (HSD) dan gas alam. Terdapat enam PLTMG di Wilayah Nusa Tenggara antara lain Bima, Sumbawa, Lombok Peaker, Rangko, Maumere, & Kupang Peaker. Penelitian ini menggunakan basis data operasional tahun 2020 dimana harga rata-rata HSD di Wilayah Nusa Tenggara sebesar 5.620 Rp/liter dengan nilai kurs tengah Bank Indonesia sebesar 14.105 US$/Rp. Dari analisis dan pembahasan dihasilkan bahwa kebutuhan LNG per tahun untuk enam PLTMG dengan total kapasitas daya mampu netto 346 MW, capacity factor (CF) 44%, dan equivalent availability factor (EAF) 95% di Wilayah Nusa Tenggara adalah 449.497,43 m3/tahun. Optimasi distribusi LNG menghasilkan kombinasi rute Bontang, Bima, Sumbawa, Lombok Peaker, Bontang yang dilayani kapal ukuran 7.500 m3 dan Bontang, Rangko, Maumere, Kupang Peaker, Bontang yang dilayani kapal ukuran 2.500 m3 dengan total biaya transportasi 19.666.335 US$/tahun. Diperlukan 6 terminal LNG untuk memenuhi kebutuhan gas yaitu Bima, Sumbawa, Lombok Peaker, Rangko, Maumere, dan Kupang Peaker dengan total biaya Capex 151.941.482,95 US$. Menggunakan skema modal disetor (equity) 40%, pinjaman (debt) Bank 60% dengan bunga 10% cicilan selama 20 tahun, nilai Capex sebesar 151.941.482,95 US$, Opex sebesar 27.263.408,67 US$, maka sekurang-kurangnya diperlukan margin harga penjualan sebesar 5,5 US$/MMBTU sehingga distribusi LNG tersebut layak secara finansial dengan payback period selama 10 tahun, IRR 8,35%, dan nilai NPV postif sebesar 244.712.335,64 US$ pada tahun ke-20. Berdasarkan data tahun 2020, nilai biaya pokok penyediaan (BPP) tenaga listrik PLTMG di Wilayah Nusa Tenggara dengan LNG margin harga 5,5 US$/MMBTU adalah 8,42 Cent US$/kWh, lebih rendah 13% dibandingkan dengan BPP dengan HSD sebesar 9,69 Cent US$/kWh.

Research on optimization studies & economic analysis of Liquified Natural Gas (LNG) distribution towards reducing fuel costs of energy at power plants in the Nusa Tenggara Region aims to determine the allocation & facilities that must be built in LNG distribution, as well as obtain an economic analysis study based on financial feasibility parameters distribution of LNG to power plants in the Nusa Tenggara region. The research was conducted by optimizing the LNG distribution route with the objective function of minimizing transportation costs. Distribution route optimization is done by using the greedy algorithm approach and integer linear programming. The distribution route of the optimization results is used to calculate the amount of Capital Expenditure (Capex) & Operational Expenditure (Opex) of the LNG distribution terminal. The study of the economics of LNG distribution was carried out by analyzing the internal rate of return (IRR), payback period (PP), and Net Present Value (NPV). The power plant studied is the Gas Engine Power Plants (GEPP) which is capable of using high-speed diesel (HSD) and natural gas fuels. There are six GEPPs in the Nusa Tenggara Region, including Bima, Sumbawa, Lombok Peaker, Rangko, Maumere, & Kupang Peaker. This study uses an operational database in 2020 where the average price of HSD in the Nusa Tenggara Region is 5,620 Rp/liter with the Bank Indonesia middle rate of 14,105 US$/Rp. From the analysis and discussion, it is found that the LNG demand per year for six PLTMGs with a total net capacity of 346 MW, capacity factor (CF) 44%, and equivalent availability factor (EAF) 95% in the Nusa Tenggara Region is 449,497.43 m3/year. Optimization of LNG distribution resulted in a combination of routes Bontang, Bima, Sumbawa, Lombok Peaker, Bontang served by 7,500 m3 ships and Bontang, Rangko, Maumere, Kupang Peaker, Bontang served by 2,500 m3 ships with a total transportation cost of 19,666,335 US$/year. 6 LNG terminals are needed to meet gas needs, namely Bima, Sumbawa, Lombok Peaker, Rangko, Maumere, and Kupang Peaker with a total Capex cost of 151,941,482.95 US$. Using a 40% paid-in capital (equity) scheme, 60% Bank loan (debt) with 10% interest in installments for 20 years, Capex value of 151,941,482.95 US$, Opex of 27,263,408.67 US$, then at least a minimum sales price margin of 5.5 US$/MMBTU is required so that the LNG distribution is financially feasible with a payback period of 10 years, an IRR of 8.35%, and a positive NPV value of 244,712,335.64 US$ in the 20th year. Based on 2020 data, the cost of energy (COE) of GEPPs in the Nusa Tenggara Region with an LNG price margin of 5.5 US$/MMBTU is 8.42 Cent US$/kWh, 13% lower than COE with an HSD of 9.69 Cents US$/kWh."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>