Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 156010 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Raisa Widiastari
"Penelitian ini membahas mengenai wacana inklusivitas yang berusaha digaungkan oleh klub sepakbola di Hamburg bernama St. Pauli FC ditengah-tengah konstruksi sosial yang menempatkan sepakbola sebagai olahraga khusus untuk laki-laki karena sangat maskulin. Sejarah dan peristiwa yang dialami St. Pauli FC melatarbelakangi tindakan-tindakan humanis yang mereka perjuangkan saat ini. Mereka berusaha membumikan wacana yang mereka bawa dengan penyebaran yang dilakukan secara online dan offline. Fenomena ini begitu menarik karena walaupun St. Pauli FC begitu garang untuk memerangi diskriminasi dalam sepakbola dan berjuang sekuat tenaga untuk mencapai kesetaraan dalam sepak bola, mereka belum bisa secara penuh menginfiltrasi nilai yang mereka miliki di distrik St. Pauli sendiri
This study discusses the discourse of inclusiveness that is trying to be echoed by a football club in Hamburg named St. Pauli FC is in the midst of social construction that places football as a special sport for men because it is very masculine. History and events experienced by St. Pauli FC is the background of the humanist actions they are fighting for now. They tried to ground the discourse they brought with the dissemination that was done online and offline. This phenomenon is so interesting because although FC Pauli is so fierce to fight discrimination in football and to fight with all their might to achieve equality in football, they have not been able to fully infiltrate the values they have in the district of St. Pauli himself."
2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Sang Maharta
"Pada era globalisasi sekarang ini, olahraga telah menjadi sebuah komoditi yang dikomersialkan. Banyak kompetisi olahraga yang populer di dunia, seperti basket, baseball, American football, dan sepakbola. Akan tetapi dari semua olahraga tersebut sepakbola merupakan olahraga yang paling populer dan mendunia. Salah satu klub sepakbola yang ada adalah Liverpool. Mencermati kondisi ini maka sikap komunitas konsumen atau dalam topik ini bisa kita sebut juga dengan penggemar menjadi sangat penting karena juga menjadi salah satu basis penopang industri olahraga sepakbola. Keberadaan penggemar bukan sekelompok orang yang bersikap pasif, tapi sebenarnya aktif. Terlebih apabila dikaitkan dengan branding sebuah klub sepakbola. Penggemar memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan peranan branding bagi sebuah klub sepakbola. Sehingga tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk untuk mengukur brand awareness, brand association, brand loyalty dan perceived quality penggemar dalam konteks Brand Equity Liverpool Metode penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Pengumpulan data dalam penelitian ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu penelitian kuesioner dan penelitian kepustakaan. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan teknik non probability dengan pendekatan purposive. Ukuran sampel yang akan diambil sejumlah 175 orang responden anggota Big Reds. Kuesioner pada penelitian ini menggunakan skala likert dan interval. Dari hasil penelitian nantinya dapat disimpulkan bahwa para penggemar berada pada tingkat top of mind dan brand recall untuk dimensi brand awereness. Penggemar juga berada pada level committed buyer untuk tingkat loyalitas. Sedangkan untuk kesan kualitas, para penggemar sudah memandang merek Liverpool dengan baik. Dimensi yang kurang adalah dimensi brand association. Sehingga saran dari penelitian ini adalah perlu dipikirkan, dirancang, dan diimplementasikan program-program yang dapat menanamkan kesan merek yang lebik baik lagi.

In the current globalization era, sport has become a commercialized commodity. There are several well-known sport competitions such as basketball, baseball, american football, and soccer (football). Among those popular sports, football is inevitably the most popular and world known. With so many football clubs in the world, Liverpool in particular, is one of the most widely-known with thousand fans across the continents. It can?t be denied that consumer community behavior or in the case of this research, could also be called as ?fans? has become increasingly important as it?s grown to be one of the main pillar of football industry. Instead of passive existence, the existence of the fans is indeed an active reality of the industry. Related to the branding of football club, fans have strong relationship with the branding role of football club. Thus, the objective of this research is to determine the influence of Liverpool FC brand equity toward fans behavior and to determine the brand equity dimension which has the most dominant influence on fans behavior. This research utilizes quantity approach with descriptive method. Data collection consists of two parts, which are survey research and desk research. Furthermore, this research uses non probability sampling technique with purposive approach. Sample size amounted to 175 respondent of Big Reds member. Based on this research, Liverpool management should perform a better brand management such as building a new sport stadium which is better and bigger than the current Anfield stadium. Currently Anfield stadium has only achieved 4 stars from UEFA, still left behind by Old Trafford Stadium which belong to Manchester United Football Club. Hopefully with improved stadium Liverpool could build greater brand association and brand awareness toward its own fans and other football fans thus maintain its magic aura."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
T24605
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
George Danezis, editor
"This book constitutes the thoroughly refereed post-conference proceedings of the 15th International Conference on Financial Cryptography and Data Security, FC 2011, held in Gros Islet, St. Lucia, in February/March 2011. The 16 revised full papers and 10 revised short papers presented were carefully reviewed and selected from 65 initial submissions. The papers cover all aspects of securing transactions and systems and feature current research focusing on fundamental and applied real-world deployments on all aspects surrounding commerce security; as well as on systems security and inter-disciplinary efforts."
Berlin: Springer-Verlag, 2012
e20408181
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Resti Delia Saputri
"ABSTRAK
Banyaknya tindak kekerasan yang dialami oleh homoseksual memicu sebagian kelompok masyarakat lainnya untuk melakukan serta mengurangi tindakan kekerasan dan membantu mereka yang telah menjadi korban. Di Jerman, salah satu kampanye antikekerasan terhadap homoseksual dan upaya pendampingan terhadap korban kekerasan karena homofobia dilakukan melalui sebuah proyek bernama MANEO. Dalam situs resminya, MANEO menyampaikan berbagai informasi mengenai kegiatan dan kampanye antikekerasan terhadap homoseksual. Penelitian ini menganalisis bagaimana proyek MANEO mengkampanyekan wacana antikekerasan terhadap homoseksual melalui situs www.maneo.de. Dengan melakukan analisis tekstual terhadap tampilan dan berita dalam situs tersebut, penelitian ini bertujuan untuk memperlihatkan bagaimana proyek MANEO memposisikan homoseksual dalam masyarakat, dalam upaya untuk mengurangi diskriminasi dan kekerasan akibat homofobia. Analisis tekstual terhadap situs maneo.de yang difokuskan pada bagian Aktionen aksi dan Kampagne kampanye ini memperlihatkan bahwa MANEO berusaha untuk memberikan pesan kepada seluruh lapisan masyarakat untuk berhenti melakukan tindak kekerasan terhadap homoseksual.

ABSTRACT
The number of acts of violence experienced by homosexuals triggered some other community groups to do as well as reduce the acts of violence and help those who have become victims. In Germany, one of the anti violent campaigns against homosexuals and advisory efforts against victims of homophobic violence is done through a project called MANEO. In its official website, MANEO delivers various information on anti violence activities and campaigns against homosexuals. This study analyzes how the MANEO project campaigns on anti violence discourse against homosexuals through the www.maneo.de website. By conducting textual analysis of the display and news on the site, this study aims to show how the MANEO project positions homosexuals in the community, in an effort to reduce discrimination and violence from homophobia. Textual analysis of maneo.de sites focused on the Aktionen action and Kampagne campaign section shows that MANEO is trying to send messages to all levels of society to stop committing acts of violence against homosexuals."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Tiara Chairunnissa
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas homofobia di dalam film Sasha dalam kaitannya dengan maskulinitas Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dan studi kepustakaan Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa homofobia yang direpresentasikan di dalam film dapat hadir karena adanya konsep maskulinitas dan paham patriarki mengakar kuat di dalam masyarakat Balkan sehingga mereka menilai homoseksualitas sebagai suatu penyimpangan seksual Maskulinitas ditelaah dalam kerangka wacana heteroseksualitas ABSTRAK

ABSTRACT
This thesis discusses about homophobia in the film Sasha in relation to masculinity This research used descriptive analysis and literature study methods The results of this study stated that homophobia which is representated in the film occurs due to the concept of masculinity and patriarchy in the Balkan society hence they consider homosexuality as a sexual disorder Masculinity is reviewed in the concept of heterosexuality discourse "
2014
S60639
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sumeisey, Frienda Victoria
"Homofobia, istilah yang diciptakan oleh Weinberg (1972) pada awalnya didefinisikan sebagai ketakutan, kebencian, dan sikap tidak toleran oleh individu heteroseksual ketika berada dekat dengan pria dan wanita homoseksual. Tetapi pada kenyataannya, komunitas yang mengidentifikasikan sebagai LGBT juga menunjukkan sikap homofobia. Artikel ini membahas adanya homofobia dalam komunitas LGBT di Prancis. Tujuan penelitian ini adalah untuk menunjukkan segregasi dalam komunitas LGBT yang mendiskriminasi kelompok homoseksual pada khususnya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif milik Creswell (2018). Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Analisis Wacana Kritis dari Fairclough (1997) terkait hubungan teks dengan praktik sosial mengenai homofobia di Prancis, khususnya dalam komunitas LGBT. Kemudian pembahasan tematis akan dilakukan menggunakan konsep politisasi kebencian dan teori Ancaman Terintegrasi milik Stephan & Stephan (2000) untuk memahami alasan adanya homofobia dalam komunitas LGBT di Prancis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa homofobia yang terjadi dalam komunitas LGBT dipicu oleh hipermaskulinitas dan seksisme yang didasari oleh norma-norma heteroseksual yang diterima masyarakat hingga saat ini.

Homophobia, a term coined by Weinberg (1972) was originally defined as fear, hatred, and intolerance by heterosexual individuals when in close proximity to homosexual men and women. But in reality, communities that identify as LGBT also exhibit homophobic attitudes. This article discusses the existence of homophobia in the LGBT community in France. The purpose of this study is to show segregation in the LGBT community that discriminates against homosexual groups in particular. This study uses Creswell's qualitative method (2018). The theory used in this study is the Critical Discourse Analysis Theory from Fairclough (1997) regarding the relationship of texts with social practices regarding homophobia in France, especially in the LGBT community. Then a thematic discussion will be carried out using the concept of politicization of hate and Stephan & Stephan's (2000) Integrated Threat theory to understand the reasons for the existence of homophobia in the LGBT community in France. The results show that homophobia that occurs in the LGBT community is triggered by hypermasculinity and sexism which is based on heterosexual norms accepted by society today."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Priyanka Ardiya
"Individu homoseksual kerap menerima sikap negatif dari masyarakat. Sikap negatif tersebut dapat diinternalisasi oleh individu dan menjadi sebuah stres minoritas bernama internalized homophobia. Penelitian sebelumnya menemukan bahwa internalized homophobia berhubungan dengan gejala depresi melalui sense of belonging. Penelitian kali ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara internalized homophobia dan gejala depresi, hubungan antara sense of belonging dan gejala depresi, serta efek mediasi sense of belonging terhadap hubungan antara internalized homophobia dan gejala depresi pada individu homoseksual di Indonesia. Partisipan terdiri dari 295 gay dan lesbian berusia 18-37 tahun yang berwarga negara Indonesia.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa internalized homophobia berhubungan positif dan signifikan dengan gejala depresi (r = 0,211, p < 0,05) dan sense of belonging berhubungan negatif dan signifikan dengan gejala depresi (r = -0,563, p < 0,05). Analisis regresi berganda menggunakan PROCESS for SPSS model 4 menunjukkan sense of belonging memediasi hubungan antara internalized homophobia dan gejala depresi secara parsial. Melalui hasil dari penelitian ini, individu homoseksual dapat mengenali internalized homophobia sebagai sebuah faktor risiko dari gejala depresi dan mengetahui pentingnya sense of belonging dalam mengurangi gejala-gejala tersebut.

Homosexual individuals often receive negative attitudes from society. These negative attitudes can be internalized by individuals and become a minority stress called internalized homophobia. Previous research has found that internalized homophobia is associated with depressive symptoms through sense of belonging. This study aims to determine the relationship between internalized homophobia and depressive symptoms, the relationship between sense of belonging and depressive symptoms, and the mediating effect of sense of belonging on the relationship between internalized homophobia and depressive symptoms among homosexual individuals in Indonesia. Participants consisted of 295 gays and lesbians aged 18-37 years who are Indonesian citizens.
Results showed that internalized homophobia was positively and significantly associated with depressive symptoms (r = 0,211, p <0,05) and sense of belonging was negatively and significantly associated with depressive symptoms (r = -0,563, p <0,05). Multiple regression analysis using PROCESS for SPSS model 4 shows that sense of belonging partially mediates the relationship between internalized homophobia and depressive symptoms. Through the results of this research, homosexual individuals can identify internalized homophobia as a risk factor of depressive symptoms and learn the importance of sense of belonging in reducing those symptoms.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Winda Junita Ilyas
"Tesis ini membahas seksisme dalam pemberitaan media online terhadap pelaku korupsi perempuan dan laki-laki. Penelitian ini mengangkat empat subjek penelitian yakni dua pelaku korupsi perempuan yaitu Malinda Dee dan Ratu Atut Chosiyah, dan dua pelaku korupsi laki-laki yaitu Ahmad Fathanah dan Tubagus Chaeri Wardana. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan bagaimana seksisme ditampilkan dalam pemberitaan di situs berita online mengenai kasus korupsi, khususnya pada keempat subjek tersebut. Metode pengumpulan data dilakukan dengan studi dokumentasi di tiga situs berita online yakni Detik.com., Kompas.com, dan Tribunnews.com. Hasil penelitian menemukan bahwa pelaku korupsi perempuan ditampilkan sebagai objek seksual dengan banyak menampilkan tubuh dan penampilan sebagai berita yang diluar konteks dan cenderung sensasional, sedangkan pelaku korupsi laki-laki, ditemukan pemberitaan mengenai perempuan-perempuan di sekitar mereka yang juga ditampilkan sebagai objek seksual dan adanya stigma perempuan bersalah atas kasus korupsi yang dilakukan oleh laki-laki. Komentar masyarakat sebagai respon atas pemberitaan kasus tersebut pada umumnya menggunakan kata-kata yang kasar dan seksis, utamanya ditujukan pada perempuan pelaku korupsi dan perempuan di sekitar pelaku korupsi laki-laki.

This thesis discusses sexism in the online news media coverage of female and male corruption perpetrators. The research studied four research subjects; two female corruption perpetrators I.e. Malinda Dee and Ratu Atut Chosiyah, and two male corruption perpetrators I.e. Ahmad Fathanah and Tubagus Chaeri Wardana. The purpose of this research was to describe how sexism is displayed in corruption cases covered by online news sites, focusing on the four subjects. The data collection was done using documentation study of three online news sites, namely Detik.com, Kompas.com, and Tribunnews.com. The study found that female corruption perpetrators were often displayed as sexual objects with news featuring their female body partsor appearance making the newsout of the context and tend to be sensational. On the other hand,news on male corruption perpetratorswere often found to be about the women around them who were also shown as sexual objects and with a stigma that these women were guilty of the corruption committed by these men. Public comments in response to news wereoften found to be using abusive and sexist language, mostly targetted to the female corruption perpetrators and the women around male corruption perpetrators."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Amara Pradnyanitha
"Jerman merupakan negara yang inklusif terhadap kehadiran LGBTQI+ di tengah masyarakat dan bahkan Jerman melegalkan status pernikahan sesama jenis. Namun, tahun 2021 dan 2022 menjadi tahun yang kelam bagi kelompok LGBTQI+ karena maraknya kasus-kasus kekerasan akibat homofobia di Jerman. Secara historis, hal ini berkaitan dengan masa lalu Jerman pada era Nazi yang membenci kaum minoritas seperti homoseksual dan Yahudi. Sehingga, pengisahan ini ditampilkan dalam banyak film, salah satunya adalah film drama berjudul Große Freiheit (2021). Untuk meneliti persoalan mengenai homofobia dan ruang aman oleh komunitas LGBTQI+ sebagai upaya mengekspresikan diri mereka pada era pasca Perang Dunia II, penulis meneliti dengan metode analisis tekstual dengan teori semiotika oleh John Fiske, Masculinities (2005) oleh R.W Connel, dan Space, Place, and Violence oleh James Tyner (2012). Hasil penelitian menunjukkan bahwa homofobia terjadi di dalam penjara sebagai bentuk konstelasi hukum yang patriarki. Selain itu, ruang aman yang menjadi bagian perjuangan kelompok LGBTQI+ tidak seluruhnya inklusif dan menjamin keajegan identitas homoseksual.

Germany is a country that is inclusive of LGBTQI+ community and even has legalized same-sex marriage. However, 2021 and 2022 was dark years for LGBTQI+ community due to the rise of homophobic violence cases in Germany. Historically, this is related to Germany's past during the Nazi era, which hated minorities such as homosexuals and Jews. Thus, this storytelling is featured in many films, one of which is the drama film Große Freiheit (2021). To examine the issue of homophobia and safe space as an effort for LGBTQI+ community to express themselves in the post-World War II era, the author examines the textual analysis method with semiotic theory by John Fiske, Masculinities (2005) by R.W Connel, and Space, Place, and Violence by James Tyner (2012). The results show that homophobia occurs in prison as a form of patriarchal legal constellation. In addition, safe spaces that are part of the struggle of LGBTQI+ groups are not entirely inclusive and guarantee the constancy of homosexual identity."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>