Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 155623 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siti Mariana
"Tindak tutur dalam sebuah komunikasi mengandung maksud serta dapat  menimbulkan pengaruh pada mitra tutur. Setiap tindak tutur juga memiliki fungsi sosial yang melibatkan tata krama dalam bermasyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perbandingan jenis tindak tutur ilokusi representatif, direktif, dan ekspresif serta fungsi sosialnya dalam cerita pendek Tschick dan Flori geht zur Schule. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan menggunakan teori tindak tutur Searle. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa lebih banyak muncul tindak tutur direktif, yakni memerintah dengan fungsi sosial kompetitif pada cerita pendek Tschick, sedangkan pada cerita pendek Flori geht zur Schule lebih banyak muncul tindak tutur representatif, yaitu menyatakan, dan tindak tutur ekspresif, yakni mengeluh dan meminta maaf dengan fungsi sosial menyenangkan serta fungsi bekerja sama.
Speech act in a communication have purpose and can influence the speech partner. Each speech act also has a social function that involves social behavior. This study aims to describe the comparison of representative, directive, and expressive illocutionary speech acts and their social functions in the short story of Tschick and Flori geht zur Schule. The method used is qualitative using Searle`s speech act theory. The results of this study indicate that there are more directive speech acts, namely ordering with competitive social functions in Tschick short stories, while in the Flori geht zur Schule short stories there are more representative speech acts, namely states and expressive speech acts, namely complain and apology with pleasant social functions and cooperative functions."
2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Maryam Khansa Kamila
"Penelitian ini membahas mengenai bentuk dan konteks tindak tutur ekspresif bahasa Jepang pada anime Spy X Family. Penelitian dengan metode kualitatif ini menggunakan teori tindak tutur yang dikemukakan oleh J.L. Austin yang kemudian disempurnakan oleh John R. Searle. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi bentuk tindak tutur ekspresif anime Spy X Family beserta penggunaannya. Tindak tutur ekspresif yang ditemukan dalam penelitian ini adalah tindak tutur ekspresif meminta maaf, berterima kasih, penyesalan, dan menyambut. Adapun tindak tutur meminta maaf dan berterima kasih merupakan tindak tutur yang lebih banyak ditemukan dan penggunaan kedua tindak tutur memiliki variasi yang beragam, Keberagaman pilihan tindak tutur ini dalam percakapan sehari-sehari bergantung pada konteks situasi dan kedudukan sosial mitra tutur.

This study discusses the form and context of Japanese expressive speech acts in the anime Spy X Family. This qualitative research uses the theory of speech acts put forward by J.L. Austin, which was later perfected by John R. Searle. The purpose of this research is to identify the forms of expressive speech acts in the anime Spy X Family and their uses. The expressive speech acts found in this study are those of apologizing, thanking, regretting, and welcoming. The speech acts of apologizing and thanking are more commonly found, and the use of the two speech acts has various variations. The diversity of these speech acts in everyday conversation depends on the context of the situation and the social position of the speech partners."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sulikhati Rofi`ah
"Penelitian ini membahas tindak tutur direktif dalam Film Yowis Ben karya Bayu Skak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan tuturan direktif bahasa Jawa dialek Malang dalam Film Yowis Ben. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, dengan teori pragmatik. Tindak tutur tidak hanya ditemukan pada percakapan sehari-hari, tetapi juga dapat ditemukan dalam karya sastra berupa film. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan tuturan direktif bahasa Jawa dialek Malang dituturkan oleh penutur secara langsung, tanpa basa-basi, dan sebagian besar menggunakan bahasa Jawa ragam Ngoko, tanpa melihat status sosial mitra tutur. Terdapat 22 data yang merupakan tuturan direktif, yang dapat dibagi menjadi 19 data tindak tutur langsung, dan 3 data tindak tutur tidak langsung. Fungsi yang ditemukan yaitu fungsi memerintah, fungsi meminta, fungsi melarang, dan fungsi memberikan nasihat. Dari beberapa penggunaan tuturan direktif bahasa Jawa dialek Malang dalam Film Yowis Ben, yang paling banyak ditemukan yaitu penggunaan tuturan direktif secara langsung, fungsi memerintah.

This study discusses directive speech acts in the film Yowis Ben by Bayu Skak. The purpose of this study is to determine the use of directive speech in Javanese dialect of Malang in the film Yowis Ben. This research uses descriptive qualitative method, with pragmatic theory. Speech acts are not only found in everyday conversations, but can also be found in literary works in the form of films. The results showed that the use of the Javanese dialect of Malang dialect directive was spoken by the speakers directly, without further ado, and most of them used the Javanese variety of ngoko, regardless of the social status of the speech partner. There are 22 data which are directive speech acts, which can be divided into 19 direct speech act data, and 3 indirect speech act data. The functions found are commanding function, requesting function, prohibiting function, and giving advice function. Of the several uses of Javanese directive speech in Malang dialect in Yowis Ben's film, the most commonly found is the use of direct directive speech, the function of commanding."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita Pratiwi
"Penelitian ini membahas tindak tutur direktif bahasa Jepang dalam anime Gakuen Babysitters. Teori tindak tutur direktif yang dikemukakan oleh Searle menjadi acuan dalam penelitian ini. Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini, yakni menjelaskan tuturan direktif yang disampaikan oleh dewasa kepada anak-anak dan tuturan direktif anak-anak kepada dewasa. Hasil penelitian ini menunjukan tindak tutur direktif dalam anime Gakuen Babysitter diperoleh data berjumlah 81. Tindak tutur direktif oleh dewasa kepada anak-anak berjumlah 44 data, terdiri dari perintah, permintaan, larangan, ajakan, dan izin. Tindak tutur direktif anak-anak kepada dewasa berjumlah 37 data, terdiri dari perintah, permintaan, dan larangan. Tuturan anak-anak cenderung menggunakan kata halus dan santun, seperti penggunaan bentuk ~te kudasai, ~naide kudasai, dan onegai shimasu. Berbeda dengan anak-anak, tuturan dewasa menggunakan bentuk yang terdengar kasar, memaksa dan penggunaanya hanya dapat digunakan oleh orang dengan status lebih tinggi, seperti bentuk ~ro, ~na, ~nasai, dan ~te kure.

This research discusses Japanese directive speech acts in the anime Gakuen Babysitters. The theory of directive speech acts put forward by Searle becomes a reference in this study. The purpose of this research is to explain the directive speech delivered by adults to children and children's directive speech to adults. The results of this study show that directive speech acts in the anime Gakuen Babysitter obtained data totaling 81. Directive speech acts by adults to children amounted to 44 data, consisting of commands, requests, prohibitions, invitations, and permissions. Directive speech acts of children to adults amounted to 37 data, consisting of commands, requests, and prohibitions. Children's speech tends to use subtle and polite words, such as the use of the forms ~te kudasai, ~naide kudasai, and onegai shimasu. In contrast to children, adult speech uses forms that sound harsh, forceful and can only be used by people with higher status, such as the forms ~ro, ~na, ~nasai, and ~te kure."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aulyrafitri Sylvanix Asmara
"Buku berjudul Wil Je met Mij karya Nanda Roep adalah sebuah buku cerita anak yang bertemakan percintaan. Buku tersebut diterbitkan pada tahun 1998 dan menceritakan tentang seorang anak perempuan bernama Annelies yang jatuh cinta pada teman sekelasnya bernama Stijn, serta Wendy sebagai teman Annelies yang berusaha membantunya. Tuturan direktif banyak diungkapkan oleh tokoh-tokoh dalam cerita ini, khususnya Wendy. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi jenis tindak tutur direktif yang ada pada buku Wil Je met Mij. Dengan demikian, penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif dan teori tindak tutur Searle (1969) sebagai teori utama. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat lima jenis tindak tutur ilokusi direktif dalam buku Wil Je met mij, yaitu tindak tutur perintah, tindak tutur nasihat, tindak tutur saran, tindak tutur permintaan, dan tindak tutur peringatan. Tindak tutur perintah mendominasi tindak tutur dalam buku ini, hal ini dipengaruhi oleh konteks situasi anak-anak, seperti situasi tokoh yang mengekspresikan keinginannya, memberikan instruksi, dan menegaskan kehendak. Selain itu, penelitian ini juga menemukan bahwa anak-anak berinteraksi dengan teman sebayanya menggunakan tindak tutur lokusi yang sama dengan tindak tutur ilokusinya.

Wil Je met Mij by Nanda Roep is a children's storybook with a romance theme. The book was published in 1998 and tells the story of a girl named Annelies who falls in love with her classmate named Stijn, and Wendy as Annelies' friend who tries to help her. A lot of directive speech is expressed by the characters in this story, especially Wendy. This study aims to identify the types of directive speech acts in the book Wil Je met Mij. Thus, this research uses qualitative methods with a descriptive approach and Searle's (1969) speech act theory as the main theory. The results of this study show that there are five types of directive illocutionary speech acts in the book Wil Je met Mij, namely command speech acts, advice speech acts, suggestion speech acts, request speech acts, and warning speech acts. Command speech acts dominate the speech acts in this book, this is influenced by the context of the children's situation, such as the situation of the characters expressing their wishes, giving instructions, and asserting their will. In addition, this study also found that children interact with their peers using the same locutionary speech acts as the illocutionary speech acts."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Meliala, Amanda Cornella
"Dalam berinteraksi dengan sesama manusia, bahasa adalah sarana penting yang digunakan manusia - tidak hanya untuk berkomunikasi, melainkan juga untuk menjalin hubungan dengan orang lain di sekitarnya. Bahasa menjadi penting dalam kehidupan, karena bahasa merupakan alat yang digunakan manusia untuk menuangkan gagasan, menyampaikan informasi, mengemukakan pendapat, dan mengungkapkan perasaan. Skripsi ini merupakan suatu penelitian mengenai salah satu fungsi bahasa yang digunakan untuk mengungkapkan perasaan, yaitu fungsi ekspresif atau emotif, yang terdapat pada data tuturan yang diambil dari novel Breaking Dawn karya Stephenie Meyer.
Fokus penelitian ini adalah analisis terhadap fungsi dan bentuk tuturan ekspresif yang terdapat pada Buku Satu - dari tiga ‘buku’ - pada Breaking Dawn, yang diceritakan menurut perspektif Bella Swan. Untuk menganalisis korpus data ini, digunakan teori tindak tutur yang dikemukakan oleh John Austin dan John Searle, dan fungsi bahasa oleh Dell Hymes.
Dengan melakukan penelitian ini, penulis menemukan bahwa dari seluruh tuturan ekspresif yang dianalisis, fungsi tuturan yang paling sering muncul ialah fungsi pengungkap kegugupan dan fungsi penyampai perasaan menyesal. Selain itu, bentuk tuturan yang paling banyak digunakan ialah bentuk tindak tutur langsung literal, satu dari empat bentuk tindak tutur menurut kategori yang diutarakan Searle. Hasil temuan penelitian ini diharapkan akan bermanfaat bagi bidang linguistik dan menambah referensi dalam penelitian selanjutnya, terutama mengenai fungsi ekspresif.

In interacting with other human beings, language is an important means used - not only to communicate, but also to make a relation with others around them. Language is important in one’s life because it is the device that one uses to deliver ideas, convey information, propose opinions and express feelings. This essay is a study about one of the language functions that is used to express feelings, called the expressive or emotive function, occurring in the novel Breaking Dawn written by Stephenie Meyer.
This study analyzes the functions and forms of expressive speech acts found in Book One - one of three ‘books’ - of Breaking Dawn, which is told from the perspective of Bella Swan, one of its main characters. The theory of speech acts by John Austin and John Searle, and the theory of language functions by Dell Hymes will be applied to analyze the data.
This study has found that the speech function that appears the most is the function to express nerve and the expressive speech to apologize. It is also found that the speech form most frequently used is the direct literal speech act, one of the four speech act forms categorized by Searle. The findings of this study are expected to contribute to the linguistics and could add on to the reference in further related studies, especially in the research about expressive function.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S45591
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Roro Alievia Widyaningrum
"Film merupakan media audio visual yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan melalui dialog antartokohnya. Film pendek berbahasa Jawa berjudul Ubag-ubeg digunakan sebagai sumber data penelitian ini dengan melihat tuturan antartokoh sebagai data. Tuturan tokoh Bu Marni kepada pekerjanya dalam film ini memunculkan permasalahan terkait kategori tuturan yang disampaikan karena adanya perbedaan status mereka. Oleh sebab itu, tujuan penelitian ini adalah menggambarkan tuturan Bu Marni yang memiliki makna direktif. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teori Tindak Tutur Searle (1979) yang dikembangkan dalam Rahyono (2012) dan Ibrahim (1993). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 12 tuturan direktif Bu Marni, tuturan commanding ‘memerintah’ merupakan tuturan dominan karena muncul sebanyak 8 kali, diikuti oleh requesting ‘meminta’ sebanyak 3 kali, dan ordering ‘memesan’ sebanyak 1 kali. Kesimpulan penelitian menunjukkan jika tuturan antara pemberi kerja dan pekerja sebagai penutur dewasa umumnya berbentuk memerintah dengan sifat Modus Imperatif yang menyatakan maksud secara langsung dan tidak berbelit-belit agar pekerja dapat segera memahami apa yang ingin disampaikan oleh si pemberi kerja.

Film is an audio-visual media that can be used to convey messages through dialogue between characters. A short film in Javanese entitled Ubag-ubeg is used as a data source for this research by looking at the speeches between characters as data. The speech of Mrs. Marni's character to her workers in this film raises problems related to the category of speech delivered because of their different status. Therefore, the purpose of this study is to describe Bu Marni's inner speech which has a directive meaning. This study uses a qualitative descriptive method with Searle's (1979) speech-action theory which was developed in Rahyono (2012) and Ibrahim (1993). The results showed that of the 12 directive utterances of Mrs. Marni in the film, commanding 'to order' is the dominant directive speech act category, in addition to the category of requesting 'asking'. The conclusion of the study shows that the utterances between employers and workers are generally in the form of explicit performatives because of the 12 directive utterances, 8 utterances are commanding utterances 'to command', which express intent directly and without convoluted so that workers can immediately understand what the employer wants to convey."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Alfi
"Penelitian ini merupakan kajian pragmatik khususnya mengenai tindak tutur ilokusi yang terdapat dalam buku kumpulan cerpen Robohnya Surau Kami karya A.A. Navis. Tindak tutur ilokusi adalah tindak tutur yang mangandung maksud tertentu dalam penuturannya. Tindak tutur ilokusi dapat diidentifikasi dengan melihat siapa penutur, siapa mitra tutur, kapan dan di mana tindak tutur dilakukan. Berkaitan dengan hal tersebut bahasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tuturan yang mengandung tindak tutur ilokusi yang didialogkan oleh para tokoh dalam teks kumpulan cerpen Robohnya Surau Kami. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Data diperoleh dengan membaca secara rinci lalu dicatat kemudian dideskripsikan ke dalam pembahasan penelitian. Analisis data mengenai jenis tindak tutur ilokusi penelitian ini akan berlandaskan pada teori tindak tutur ilokusi menurut Searle (1969) yang membagi tindak tutur ilokusi ke dalam lima bagian, yaitu asertif, direktif, komisif, ekspresif, dan deklaratif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis tindak tutur ilokusi yang terdapat dalam teks kumpulan cerpen Robohnya Surau Kami yaitu: ilokusi asertif, direktif, komisif, ekspresif, dan deklaratif. Bentuk tindak tutur ilokusi yang paling dominan adalah ilokusi asertif.

This research is a study of pragmatics, especially regarding illocutionary speech acts contained in the short story collection book Robohnya Surau Kami by A.A. Navis. Illocutionary speech acts are speech acts that contain certain intentions in their speech. Illocutionary speech acts can be identified by looking at who is the speaker, who is the speech partner, when and where the speech act is performed. In this regard, the topic used in this research is the speech that contains illocutionary speech acts dialogued by the characters in the text of Robohnya Surau Kami short story collection. The method used in this research is descriptive qualitative method. The data is obtained by reading in detail and then recorded and then described into the discussion of the research. Data analysis regarding the types of illocutionary speech acts in this study will be based on the theory of illocutionary speech acts according to Searle (1969) which divides illocutionary speech acts into 5 parts, namely assertive, directive, commisive, expresive, and declarative. The results show that the forms of illocutionary speech acts contained in the text of Robohnya Surau Kami short story collection are: assertive, directive, commissive, expressive, and declarative illocution. The most dominant form of illocutionary speech acts is assertive illocution."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Laily Rizkike Nenoningtyas
"ABSTRAK
Tindak tutur ekspresif digunakan untuk mengungkapkan sikap psikologis penutur terhadap keadaan tersirat dalam sebuah ilokusinya. Mempelajari tindak tutur memang sangat penting agar dapat memahami berbagai ujaran baik dalam kehidupan sehari-hari maupun pada karya sastra. Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan bentuk dan fungsi tindak tutur ekspresif dalam dialog percakapan karakter utama pada film About A Girl karya Mark Monheim (2015). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa fungsi tuturan ekspresif yang paling banyak terlihat dalam film ini adalah menyatakan sikap marah dan permintaan maaf, sedangkan bentuk tuturan yang terdapat film ini adalah tujuh tindak tutur langsung literal dan tujuh tindak tutur tidak langsung literal.

ABSTRACT
Expressive speech act is to tell or to say the attitude of the speaker psychologically to the implicit situation in illocution. Expressive speech art is important in daily life and also in literature to understand various statements. This research is being intended to describe forms and functions of expressive speech art in the dialogs between two main characters in a movie About a Girl by Mark Monheim (2015). The research method is qualitative method. The result of this research shows that the most function of expressive speech act in this film is angry statements and apologies. the speech act form in this film are seven literal direct speech acts and seven literal indirect acts.
"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Erstika Irawati
"Penelitian ini merupakan penelitian kajian pragmatik, yaitu tindak tutur direktif pada percakapan zelfstandig thuisverpleegkundige (perawat mandiri) dan pasien di Veurne, Belgia. Tujuan dari penelitian ini adalah memaparkan jenis-jenis tindak tutur direktif yang terjadi antara perawat dan pasien dan mengidentifikasi jenis tindak tutur yang lebih dominan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dan analisis dilakukan untuk mengklasifikasikan tindak tutur direktif yang ditemukan dengan menggunakan teori Bach dan Harnish (1993). Hasil penelitian ini menunjukkan adanya lebih banyak tindak tutur direktif questions dengan jenis ungkapan bertanya, menginterogasi, menyelidiki yang digunakan dalam percakapan perawat mandiri dan pasien dibandingkan dengan tindak tutur direktif lainnya. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai tindak tutur direktif dalam layanan kesehatan

This research is a pragmatic study that is focused on directive speech act of conversations between zelfstandig thuisverpleegkundige and patient in Veurne, Belgium. The aim of this study is to describe the directive speeches between the home nurse and the patient and to find out what kind of directive speech act is more dominant. This research uses descriptive qualitative method and the analysis is done to classify the directive speech acts found into several types of expression using the theory of Bach and Harnish (1993). The result of the research shows that there are more directive questions found which expresse asking, interrogating, and investigating compared to other directive speech acts. This research is expected to provide readers with more knowledge about directive speech acts in health care"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>