Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 169053 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fathnan Fat-Ham Mubiina
"Resistance spot welding (RSW) merupakan metode pengelasan yang sudah banyak digunakan dalam dunia industri terutama industri otomotif. RSW menggabungkan dua pelat metal menggunakan panas yang berasal dari arus elektrik. Untuk mengurangi biaya yang digunakan untuk melakukan eksperimen secara langsung, simulasi RSW mulai dikembangkan. Simulasi RSW membutuhkan Initial Value dari electric contact resistance yang terdapat pada RSW. Penelitian ini bertujuan untuk mencari Initial Value tersebut agar simulasi dapat dilaksanakan. Initial value yang ditemukan akan digunakan untuk simulasi selanjutnya. Penelitian dilakukan menggunakan eksperimen dan juga simulasi untuk dapat membandingkan hasil dari dua metode tersebut. Pada eksperimen RSW, parameter yang divariasikan adalah cycle time. Cycle Time divariasikan sebanyak 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, dan 10 . Pada simulasi RSW, parameter yang divariasikan adalah waktu pengelasan yaitu selama 20ms, 40ms, 60ms, 80ms, 100ms, 120ms, 140ms, 160ms, 180ms, dan 200ms. Hasil las berupa ukuran nugget dari dua metode tersebut akan dibandingkan. Perbandingan hasil menunjukkan bahwa simulasi dengan initial value 200 memiliki ukuran nugget yang paling mendekati rata-rata ukuran nugget eksperimen.

Resistance spot welding (RSW) is a commonly used welding method in industry, especially in automotive industry. RSW joins two metal plates using heat generated from electric current. To reduce the experiment cost, RSW simulation developed. RSW simulation needs Initial Value from electric contact resistance that consists on RSW. This research is conducted to find the initial value needed for RSW simulation. The initial value will be used for the next simulation Both experiments and simulations will be conducted in this research to compare the results. In RSW experiment, the variated parameter is cycle Time. The cycle time is variated as 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, dan 10. In RSW simulation, the variated parameter is welding Time as 20ms, 40ms, 60ms, 80ms, 100ms, 120ms, 140ms, 160ms, 180ms, and 200ms. The welding result of the nugget size of the two methods above will be compared. Comparison results show that simulation with initial value of 200 has the closest nugget diameter result with experiment."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Barly Joshua Djaja
"

Resistance Spot Welding (RSW) adalah salah satu metode pengelasan yang meleburkan metal itu sendiri menggunakan arus listrik serta tekanan pneumatik. RSW sangat sering dijumpai di berbagai industri terutama industri otomotif dan industri dirgantara dimana diperlukan kecepatan untuk las titik serta temperatur yang terpusat. Elektroda dari tembaga biasanya adalah pilihan utama sebagai sumber penyalur arus listrik dan penekan. Bentuk dari elektroda itu sendiri berpengaruh atas ukuran nugget yang tercipta. Investigasi kali ini mencari dampak perubahan sudut elektroda terhadap besar nugget dengan memvariasikan bentuk elektroda dengan sudut kemiringan 30°, 45â?°, 60° terhadap benda kerja, serta bentuk Lab DTM. Nilai dari initial value contact resitance adalah 230 dengan menggunakan simulasi dari perangkat lunak ANSYS. Ditemukan hubungan bahwa semakin besar sudut elektroda terhadap benda kerja (semakin lancip elektroda) maka semakin besar juga diameter nugget yang tercipta. Hal ini dikarenakan ukuran elektroda yang mengecil sehingga current density dapat menjadi lebih terpusat. Hasil ini secara konsisten ditunjukan dengan berbagai variasi initial value. Didapati juga bahwa semakin besar initial value contact resistance, maka semakin besar juga diameter nugget.


Resistance spot welding (RSW) is one of a few method of welding which melt its own metal using electric current and pneumatic pressure. RSW often found in various industry especially in otomotif industry and aeroplane industry where speed and temperatur distribution is really needed. Electrode made from copper usually is the main option for source of electric conductor and pressure. Shape of electrode itself affect the nugget size of the weld. This investigation will found the effect of changing the angle of attack of electrode for the weld nugget size with varying the angle from 30â?°, 45°, 60â?°, and DTM lab electrode. Value from initial value contact resistance will also be 230 using simulation with ANSYS APDL software. It was found that the bigger the angle (more pointed) electrode will produce a bigger weld nugget diameter. This is because of the electrode size getting smaller therefore creating a more focused current density resulting in bigger nugget weld. This result is consistent eventhough the initial value was changed. It was also found that the higher the inital value contact resistance, the nugget diameter would also got bigger.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fikri Arifardi
"ABSTRAK
Resistance Spot Welding (RSW) merupakan proses menyambung logam dengan menggunakan arus dan sifat physical properties logam. Sehingga diperlukan gabungan analisis Electrical-Themal-Mechanical untuk mempelajari hasil las yang memiliki qualitas yang baik. Untuk memprediksi besar nugget las, simulasi RSW model 2D axissymetric dikembangkan dengan menggunakan sifat dari Electrical Contact Resistace (ECR). Tujuan penelitian ini adalah mempelajari pengaruh initial value ECR dan ketebalan ECR terhadap formasi nugget las. Variasi parameter pada penelitian ini adalah arus, ketebalan permukaan kontak, dan initial value ECR. Pada penelitian ini menunjukan bahwa untuk mendapatkan hasil nugget las yang berbentuk elips dan dapat menyambung antar plat metal yaitu dengan menentukan initial value ECR dan ketebalan ECR pada permukaan kontak antar plat metal (Al-Al) lebih besar dibandingkan dengan permukaan plat metal dan elektroda (Al-Cu). Setelah melakukan perbandingan dengan hasil experimen, simulasi RSW dengan menggunakan arus 8 kA dan initial value ECR dari permukaan kontak antar plat metal (Al-Al) dan plat - elektroda (Al-Cu) yaitu 230-28.75 µΩ memiliki selisih rata-rata 4.8 %. Dengan gaya elektroda 500 N dan expansi thermal yang terjadi pada specimen, stress maksimal yang dihasilkan sebesar 4 GPa.

ABSTRACT
Resistance Spot Welding (RSW) is a process of joining metals using current and the physical properties of metals. A coupled of Electrical-Thermal-Mechanical analysis is needed to study welding results that have good quality. To predict the size of the welding nugget, the RSW simulation of the 2D axisymmetric model was developed using the properties of the Electrical Contact Resistance (ECR). The purpose of this study was to investigate the effect of the initial value ECR and ECR thickness on the formation of weld nuggets. The parameter variations in this study were current, contact surface thickness, and initial value of ECR. The results of this study showed that in order to achieve weld nuggets that could join metal sheets with ellipse formation weld nugget, the simulation used initial value ECR and ECR thickness of between metal sheets (Al-Al) greater than the contact surface of metal sheet and electrode (Al-Al). By making comparisons with experimental results, welding simulations by using 8 kA current and the initial ECR value of the contact surface between metal sheets (Al-Al) and the metal sheet-electrode (Al-Cu) with 230-28.75 µΩ, had an average error of 4.8%. By using electrode force 500 N and occurring thermal expansion, the maximum generated stress was 4 GPa."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Freenando Welly Moses
"Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan ketebalan lasan dan kekuatan tarik pada sambungan material AA1100 menggunakan teknik Resistance Spot Welding (RSW) dengan elektroda berbahan Cu dan CuCrZr. Parameter yang dianalisis meliputi radius hasil lasan, tebal lasan, dan kekuatan tarik sambungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata radius hasil lasan menggunakan elektroda CuCrZr adalah 1,03 mm, dengan tebal lasan rata-rata 0,4 mm. Nilai tertinggi radius lasan adalah 1,11 mm pada spesimen II, sedangkan tebal lasan tertinggi adalah 0,78 mm pada spesimen V. Sebaliknya, elektroda Cu menghasilkan ratarata radius hasil lasan sebesar 1,35 mm dan tebal lasan rata-rata sebesar 1,35 mm. Radius lasan tertinggi tercatat sebesar 1,58 mm pada spesimen II, sedangkan tebal lasan tertinggi adalah 1,69 mm pada spesimen II. Untuk uji kekuatan tarik, Maximum Tensile Shear Load menggunakan elektroda CuCrZr terdapat pada spesimen V dengan nilai 12,37 N, sedangkan elektroda Cu menghasilkan kekuatan tarik tertinggi pada spesimen II sebesar 87,04 N. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa jenis material elektroda memiliki pengaruh signifikan terhadap ketebalan lasan dan kekuatan tarik sambungan. Elektroda Cu menunjukkan performa yang lebih baik dalam menghantarkan arus, menghasilkan heat generation yang lebih optimal, memperbesar radius dan tebal lasan, serta meningkatkan kekuatan tarik sambungan lasan.

This study aims to compare the weld thickness and tensile strength of AA1100 material joints using the Resistance Spot Welding (RSW) technique with Cu and CuCrZr electrodes. The analyzed parameters include weld radius, weld thickness, and joint tensile strength. The results showed that the average weld radius using CuCrZr electrodes was 1,03 mm, with an average weld thickness of 0,4 mm. The highest weld radius was 1,11 mm on specimen II, while the highest weld thickness was 0,78 mm on specimen V. In contrast, Cu electrodes produced an average weld radius of 1,35 mm and an average weld thickness of 1,35 mm. The highest weld radius was 1,58 mm on specimen II, while the highest weld thickness was 1,69 mm on specimen II. Regarding tensile shear strength tests, the highest tensile load using CuCrZr electrodes was found in specimen V, with a value of 12,37 N, while Cu electrodes produced the highest tensile load on specimen II, with a value of 87,04 N. Based on these results, it can be concluded that the electrode material significantly affects weld thickness and tensile strength. Cu electrodes demonstrated superior current conductivity, resulting in more optimal heat generation, increasing weld nugget and thickness, and also ultimately improved tensile strength of the weld joint. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adrian Rajendra
"Micro Resistance Spot Welding mRSW merupakan metode pengelasan yang banyak digunakan di industri manufaktur dikarenakan prosesnya yang cepat, efisien secara ekonomi, dapat diotomasi, dan dapat digunakan untuk pelat dengan ketebalan rendah. Pelat paduan aluminium, khususnya AA 1100 dengan ketebalan rendah merupakan salah satu bahan yang dewasa ini banyak digunakan dalam industri manufaktur dikarenakan sifatnya yang ringan dengan kekuatan mekanis yang baik. Belum terdapat penelitian yang membahas mengenai parameter optimum dari mRSW untuk pengelasan AA 1100.
Dalam penelitian ini, dilakukan pengelasan terhadap pelat AA 1100 dengan dimensi 19 mm x 76 mm x 0,4 mm menggunakan instrumen pengelasan mRSW otomatis dengan variabel yaitu diameter tip elektroda dan cycle time pengelasan secara berturut-turut sebesar 2, 4, 6 mm dan 5, 7,5, 10 siklus. Karakterisasi hasil las dilakukan lewat analisis makrostruktur dan pengujian tarik.
Hasil observasi makrostruktur menunjukkan adanya peningkatan diameter weld nugget seiring dengan penggunaan tip dengan diameter lebih besar. Pengujian tarik menunjukkan bahwa diameter tip berbanding lurus dengan tensile load yang terjadi pada hasil las, sementara terjadi penurunan nilai tensile load pada siklus/cycle time yang lebih besar.

Micro Resistance Spot Welding mRSW is commonly used in the manufacturing industry due to its time and economic efficiency, easily automated, and its ability to be used in welding of thin plates. Al alloy plates, such as AA 1100 alloy plates with low thickness are currently utilized in manufacture industries considering its lightweight and good mechanical properties. However, there are no sufficient studies that investigate the optimum mRSW parameters in AA1100 welding.
In this reserach, AA1100 alloys specimens in 19 mm x 76 mm x 0.4 mm dimension were welded using automatic mRSW method with variations on the electrode tip diameter and welding cycle time. Diameters of the electrode tip were 2, 4, and 6 mm, respectively, while welding cycle time were varied for 5, 7.5, and 10 cycles. Characterizations of welded plates were done through macrography observation and tensile testing.
Results of macrography shows that diameter of weld nuggest increase along with bigger electrode tip diameter. Tensile testing results, indicates that larger tip diameter resulted in higher tensile load. On the other hand, more cycle time applied during welding procedure resulted in lower tensile load of produced weld.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andreas Edyanto
"ABSTRAK
Resistance spot welding (RSW) merupakan proses pengelasan yang sering digunakan untuk menyambung pelat logam umumnya pada industri otomotif dan penerbangan. Proses pengelasan RSW (Resistance Spot Welding) melibatkan fenomena kelistrikan, termal-mekanik, metalurgi, dan permukaan yang kompleks. Tidak seperti proses pengelasan lainnya, peristiwa terbentuknya sambungan las pada proses RSW terjadi sangat cepat (dalam mili-detik) dan mengambil tempat diantara benda kerja yang tumpang tindih satu sama lain. Simulasi pengelasan memungkinkan pemeriksaan visual terhadap sambungan las tanpa harus melakukan eksperimen yang mahal. Ukuran nugget las merupakan parameter yang paling penting dalam menentukan perilaku mekanik dari sambungan las RSW karena kualitas dan kekuatan sambungan las RSW secara dominan ditentukan oleh bentuk dan ukuran dari nugget las. Simulasi pemodelan proses pengelasan RSW dilakukan menggunakan modul ANSYS Parametric Design Language (APDL) berbasis metode elemen hingga (finite element method) yang tersedia, dalam ANSYS. Interaksi elektrikal dan termal dikembangkan untuk mempelajari pertumbuhan nugget pada pengelasan pelat aluminium A1100 dengan ketebalan masing-masing 0.4 mm. Dengan menggunakan pendekatan model simulasi ini, ukuran diameter nugget dapat diprediksi dengan baik melalui distribusi temperatur yang terbentuk selama proses pengelasan berlangsung. Pengelasan dilakukan dengan membuat variasi pada pemberian kuat arus (1kA dan 2kA) dan waktu pengelasan untuk masing-masing kuat arus yaitu 0.5, 1.0, dan 1.5 CT (cycle time). Diamater nugget untuk masing-masing parameter pengelasan yang didapat melalui simulasi pemodelan adalah, 4.276 mm, 4.372 mm, 4.668 mm, 5.616 mm, dan 5.896 mm. Pada spesimen dengan kuat arus 2 kA dan waktu pengelasan 1.5 CT, weld expulsion terjadi dan ditandai dengan menurunnya kekuatan tarik-geser dari spesimen tersebut dalam eksperimen.

ABSTRAK
Resistance spot welding (RSW), generally which is one of the most often used to joint metal plate in the automotive and aviation industries. RSW welding process involves electrical, thermal-mechanical, metallurgy, and complex surface phenomenon. Unlike the other welding processes, weld joint formation in RSW process occurs very quick (in milli-seconds) and took place between the workpieces overlap each other. Welding simulation allows visual examination of the weld joint without having to perform an expensive experiment. Weld nugget size is the most important parameter in determining the mechanical behavior of welded joints in RSW process. The quality and strength of the weld joint in RSW process is predominantly determined by the shape and size of the weld nugget. Simulation modeling of RSW process performed using ANSYS Parametric Design Language (APDL) module based on the finite element method (FEM), embedded in ANSYS Workbench. Electrical and transient-thermal interaction was developed to study the weld nugget growth on resistance spot welding of aluminum A1100 metal plate with a thickness of 0.4 mm respectively. Weld nugget diameter can be well predicted by using this simulation model from the temperature distribution during the welding process. Welding is performed by varying the weld current (1 kA and 2 kA) and the welding time for each electric current which are start from 0.5, 1.0, and 1.5 cycle time. Nugget diameter for each of the welding parameters from the simulation modelling were 4,276 mm, 4,372 mm, 4,668 mm, 5,616 mm and 5,896 mm. Weld expulsion occurred for the specimen with welding current 2 kA and welding time 1.5 cycle time, characterized by the decreasing of the tensile-shear strength of the specimen."
2016
S63626
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Haryanto Soleh Atmaja
"Penelitian ini mengintegrasikan dua pendekatan untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas proses pengelasan logam. Studi pertama mengeksplorasi Micro Friction Stir Spot Welding (mFSSW) dengan fokus pada pengaruh profil alat terhadap hasil pengelasan menggunakan paduan aluminium AA1100 berketebalan 0,42 mm. Model Artificial Neural Network dilatih dengan konfigurasi bentuk dan ukuran pahat sebagai inputnya, dan hasil uji tarik sebagai output utamanya menggunakan Rapidminer. Studi kedua membandingkan teknik pengelasan hibrida Resistance Spot Welding (RSW) dan Micro Friction Stir Spot Welding (mFSSW) serta pendekatannya dalam metode hibrida RSW-mFSSW. Evaluasi parameter seperti arus pengelasan, waktu siklus, dan kedalaman plunging menunjukkan bahwa kombinasi arus 8 kVA dengan waktu siklus 4 dan kedalaman plunging 200-400 mikrometer memberikan kekuatan tarik tertinggi. Pendekatan hybrid RSW-mFSSW menunjukkan peningkatan signifikan dalam kekuatan sambungan. Perluasan pengetahuan melalui penggunaan Neural Network dalam optimasi parameter pengelasan dan penelitian awal pengelasan hibrida RSW-mFSSW ini mengkonfirmasi potensi Neural Network sebagai alat yang efektif dalam mendukung inovasi dan peningkatan kualitas dalam proses pengelasan logam.

This research integrates two approaches to enhance the efficiency and quality of metal welding processes. The first study explores Micro Friction Stir Spot Welding (mFSSW), focusing on the influence of tool profiles on welding outcomes using AA1100 aluminum alloy with a thickness of 0.42 mm. An Artificial Neural Network (ANN) model was trained with tool shape and size configurations as inputs and tensile test results as the primary output using RapidMiner. The second study compares hybrid welding techniques: Resistance Spot Welding (RSW) and Micro Friction Stir Spot Welding (mFSSW), and their approach in the hybrid RSW-mFSSW method. Evaluations of parameters such as welding current, cycle time, and plunging depth revealed that the combination of 8 kVA current with a 4-second cycle time and a plunging depth of 200-400 micrometers yielded the highest tensile strength. The hybrid RSW-mFSSW approach demonstrated a significant improvement in joint strength. The expansion of knowledge through the use of Neural Networks in welding parameter optimization and the preliminary research on hybrid RSW-mFSSW welding confirms the potential of Neural Networks as an effective tool in supporting innovation and quality enhancement in metal welding processes."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Shafwan Muldya
"Micro Resistance Spot Welding (MRSW) merupakan metode pengelasan yang banyak digunakan di industri manufaktur dikarenakan prosesnya yang cepat, efisien secara ekonomi, dapat diotomatisasi, dan dapat digunakan untuk pelat dengan ketebalan rendah. Pelat paduan aluminium dan brass, yaitu AA 1100 dan CuZn30 dengan ketebalan rendah merupakan bahan yang dewasa ini banyak digunakan dalam industri manufaktur dikarenakan sifatnya yang ringan dengan kekuatan mekanis yang baik. Belum terdapat penelitian yang membahas mengenai parameter optimum dari mRSW untuk pengelasan AA 1100 dan CuZn30. Dalam penelitian ini, dilakukan pengelasan terhadap pelat AA 1100 dan CuZn30 dengan dimensi 19 mm x 76 mm x 0,4 mm menggunakan instrumen pengelasan micro resistance spot welding (MRSW) otomatis dengan variabel cycle time pengelasan secara berturut-turut sebesar 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 siklus. Karakterisasi hasil las dilakukan lewat analisis pengujian tarik. Pengujian tarik menunjukkan bahwa terjadi peningkatan nilai shear stress pada siklus/cycle time yang lebih besar.

Micro Resistance Spot Welding (MRSW) is a welding method that is widely used in the manufacturing industry due to its fast, economically efficient, automable process and can be used for low thickness plates. Aluminum and brass alloy plates, namely AA 1100 and CuZn30 with low thickness are materials that are currently widely used in the manufacturing industry due to their lightweight nature with good mechanical strength. There are no studies that discuss the optimum parameters of micro resistance spot welding (MRSW) for welding AA 1100 and CuZn30. In this study, welding was carried out on the AA 1100 and CuZn30 plates with dimensions of 19 mm x 76 mm x 0.4 mm using an automatic mRSW welding instrument with a variable welding cycle time respectively 3, 4, 5, 6, 7, 8, , 9, 10 cycles. The characterization of welds was carried out through tensile testing. The tensile test shows that there is an increase in the value of shear stress at a greater cycle / cycle time."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hakam Muzakki
"Proses penyambungan logam dengan proses pengelasan merupakan proses penyambungan permanen yang masih sangat diperlukan dan terus dikembangkan pada proses manufaktur. Dengan memanfaatkan kelebihan sifat mekanik yang dimiliki masing-masing logam menjadikan latar belakang pengembangan pengelasan logam berbeda tipe dan jenis dissimilar welding , Resistance spot welding RSW salah satu teknologi pengelasan yang bisa dipakai untuk mengelas logam berbeda. Konsep efesiensi energi menjadi salah satu faktor yang dipertimbangkan dalam membuat konstruksi dengan konsep dimensi besar, mempunyai kekuatan yang dibutuhkan akan tetapi lebih ringan. Dengan demikian diperlukan pengembangan konstruksi ringan, konstruksi ringan sarang lebah honeycomb dari logam yang tipis dibuat dengan teknologi mikro RSW. Plat alumunium tebal 0,4 mm dapat disambung dengan sempurna menggunakan proses mikro RSW, parameter pengelasan yang paling optimal yaitu arus pengelasaan diatas 5 kV, waktu pengelasan 6 CT keatas, dan gaya elektrode lebih dari 343 N. Mikro RSW mampu menyambung plat baja tahan karat SS 301 ketebalan 0,2 mm dengan plat aluminium AA 1100 tebal 0,4 mm, akan tetapi sifat lebih rapuh. Mikro RSW mampu menyambung plat baja 0,2 mm, plat baja lapis seng 0,2 mm, dan plat alumunium 0,4 mm. Mikro RSW bisa dipergunakan untuk membuat konstruksi ringan dari plat-plat tipis, baja tebal 0,2 mm, baja lapis seng tebal 0,2 mm, dan aluminium tebal 0,4 mm. Konstruksi ini mampu menahan beban uji tarik lebih dari 5.000 N tanpa merusak sambungan lasan, konstruksi juga mampu menahan beban tekan mendekati 10.000 N, dengan 7 sambungan lasan robek, 9 sambungan retak.

Metal joining process with welding technology is a permanent join which is still needed and is still developed in manufacturing industries. Advantage of mechanical properties from each metal can be joined together to get a great joint. RSW is one of some weld technologies used to weld dissimilar metals. An efficiency energy concept in a product design is a design concept to get a lightening product so a lightweight construction one of solution to reduce energy consume. A honeycomb construction in this study is a lightweight construction developed form stainless steel 0.2 mm of thin, galvanized zinc 0.2 mm, and aluminum 0.4 mm. Welding parameter optimized with welding current more than 5 kV, welding time more than 6 CT, and electrode force more than 343 N. Micro RSW could join SS 301 thin 0.2 mm with AA 1100 0.4 mm, however brittle weld nugget. Micro RSW can be used to join aluminum, zinc galvanized steel, and stainless steel in a honeycomb construction. Honeycomb has mechanical performance when withstand tensile load more than 5.000 N, weld nugget in the honeycomb was not failure moreover based metal or AA 1100 was tear. Honeycomb was joined by Micro RSW could hold compression load more 10.000 N, 7 tear and 9 crack of weld nugget."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
D2459
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>