Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 63748 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Habibah Hafshah
"Pendahuluan: Salah satu bakteri penyebab periodontitis adalah Treponema denticola. Untuk perawatan penyakit periodontal diperlukan aplikasi terapi topikal antibakteri tambahan untuk mempercepat penyembuhan dibanding hanya dengan terapi tunggal seperti kuretase. Ekstrak tanaman rosela (Hibiscus sabdariffa Linn.) memiliki khasiat antibakteri yang dapat melawan bakteri Gram negatif seperti Treponema denticola. Dalam upaya pengembangan bentuk sediaan, ekstrak etanol kelopak bunga rosela dibuat dalam bentuk sediaan gel.
Tujuan: Mengetahui efektivitas gel ekstrak etanol kelopak bunga rosela (Hibiscus sabdariffa Linn.) sebagai antibakteri terhadap Treponema denticola.
Metode: Uji zona hambat dilakukan dengan meletakkan cakram kertas yang dipaparkan gel ekstrak etanol kelopak bunga rosela 10%, 15%, 25%, kontrol positif, dan kontrol negatif di atas medium mueller-hinton agar yang telah diinokulasi bakteri Treponema denticola lalu diinkubasi dalam waktu 6 jam dengan suhu 37oC pada kondisi anaerob. Uji total plate count dilakukan dengan menghitung jumlah koloni Treponema denticola yang masih hidup setelah dipaparkan dengan gel ekstrak etanol kelopak bunga rosela 10%, 15%, 25% serta kontrol positif dan kontrol negatif.
Hasil: Gel ekstrak etanol kelopak bunga rosela konsentrasi 15% dan 25% menunjukkan efek zona hambat terhadap bakteri Treponema denticola. Pada uji total plate count, gel ekstrak etanol kelopak bunga rosela (Hibiscus sabdariffa Linn.) dengan konsentrasi 10%, 15%, dan 25% menunjukkan pengurangan jumlah koloni bakteri Treponema denticola.
Kesimpulan: Gel ekstrak etanol kelopak bunga rosela (Hibiscus sabdariffa Linn.) konsentrasi 25% terbukti paling efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri Treponema denticola ATCC 33520.

Introduction: One of the bacteria that causes periodontitis is Treponema denticola. For the treatment of periodontal disease, an additional antibacterial therapy by topical application to accelerate healing is needed rather than a single therapy such as curettage. The ethanol extract of the rosella plant (Hibiscus sabdariffa Linn.) has an antibacterial agent that can against Gram-negative bacteria such as Treponema denticola. In an effort to develop the dosage form, ethanol extract of roselle calyx was made in gel form.
Objective: To investigate the efficacy of gel ethanol extract of roselle calyx (Hibiscus sabdariffa Linn.) as an antibacterial against Treponema denticola.
Methods: Inhibition zone test was carried out by placing paper discs exposed with 10%, 15%, 25% rosella calyx extract gel ethanol, positive control, and negative control on the mueller-hinton agar medium which had been inoculated with T. denticola bacteria and then incubated within 6 hours with a temperature of 37oC in anaerobic conditions. Total plate count test is done by counting the number of T. denticola colonies that are still alive after being exposed with 10%, 15%, 25% rosella calyx extract gel as well as positive and negative controls.
Result: The gel ethanol extract of roselle calyx (Hibiscus sabdariffa Linn.) concentration of 15% and 25% showed the effect of inhibitory zones on the bacterium Treponema denticola. In the total plate count test, gel ethanol extract of roselle calyx (Hibiscus sabdariffa Linn.) with a concentration of 10%, 15%, and 25% showed reduction in the number of Treponema denticola colonies.
Conclusion: The gel ethanol extract of roselle calyx (Hibiscus sabdariffa Linn.) concentration of 25% was proven to be the most effective in inhibiting the growth of the bacterium Treponema denticola ATCC 33520."
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yasmine Nuraida Safitri
"Pendahuluan: Periodontitis adalah penyebab utama kehilangan gigi pada orang dewasa dan dianggap sebagai masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia. Selain terapi mekanik, dengan dengan perawatan SRP (scaling dan root planing), antibiotik dalam bentuk gel juga diindikasikan sebagai perawatan periodontal. Terdapat beberapa pengembangan bahan alami sebagai pengganti perawatan periodontitis tersebut, salah satunya adalah gel propolis. Tujuan: Mengetahui efektivitas gel propolis 10% terhadap periodontitis pada model periodontitis Mus musculus dengan aplikasi ligature silk thread. Metode: 18 ekor Mus musculus dibagi menjadi kelompok perlakuan, kelompok kontrol positif, dan kelompok kontrol negatif (gel plasebo). Kemudian, periodontitis diinduksi dengan ligature silk thread 5.0 pada gigi molar dua maksila kanan. Pada hari ke-7 ligature dilepaskan, skor SBI (Sulcus Bleeding Index) dan kedalaman poket awal diamati, dan diapikasikan gel propolis 10% pada kelompok perlakuan, gel metronidazole pada kelompok kontrol positif pada poket periodontal, dan gel plasebo pada kelompok kontrol negatif. Pada hari ke-14 diamati skor SBI (Sulcus Bleeding Index) dan kedalaman poket akhir, dan dilakukan pengambilan sampel tulang alveolar untuk diamati dengan Stereomikroskop. Hasil: Tidak ada perbedaan bermakna pada skor SBI, kedalaman poket, dan luas kerusakan tulang antara kelompok perlakuan, kelompok kontrol positif, dan kelompok kontrol negatif. Kesimpulan: Gel propolis 10% tidak menunjukkan efek terapi terhadap periodontitis pada model periodontitis Mus musculus (Swiss Webster).

Introduction: Periodontitis is the main cause of tooth loss on adults and considered a major problems of public health around the world. Antibiotics in gel form are used as an adjunctive treatment of standard periodontal therapy, scaling and root planning. There are developments of alternative therapy of periodontitis, and one of them is propolis. Objective: Discover efficacy of propolis gel 10% on periodontitis in ligature-induced Mus musculus periodontitis model. Methods: in vivo study on 18 Mus musculus, divided into intervention group, positive control group, and negative control group. Periodontitis is induced by placing ligature silk thread 5.0 around maxillary right second molar. On the seventh day, the ligature was removed, and the first SBI score and periodontal pocket depth were measured, before the application propolis gel 10% on intervention group, metronidazole gel on positive control group, and placebo gel on negative control group in periodontal pocket. On the fourteenth day, the last SBI score and periodontal pocket depth were measured, and the alveolar bone samples were taken to be observed by stereo microscope. Result: There are no significant difference of SBI score, periodontal pocket depth, and alveolar bone loss area between every group. Conclusion: Propolis gel 10% does not show any therapeutic effect on periodontitis in ligature-induced Mus musculus periodontitis model."
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aretha Amelia Budiman
"Pendahuluan: Prevalensi periodontitis di Indonesia mencapai 74,1% berdasarkan data Riskesdas tahun 2018. Bakteri penyakit periodontitis dapat menembus lebih dalam ke jaringan sekitar gigi. Hal ini dapat memicu respons host dalam upaya bertahan melawan bakteri yang menyerang, salah satunya adalah respon dari TLR-2. Salah satu obat yang memiliki kandungan antiinflamasi dan saat ini sedang banyak diperhatikan oleh masyarakat adalah propolis. Tujuan: Meneliti interaksi dan afinitas antara senyawa pada propolis dengan reseptor Toll-Like Receptor 2 melalui studi penambatan molekuler. Metode: Studi in silico dengan penambatan molekuler untuk menguji interaksi molekuler dari ligan bahan aktif propolis terhadap reseptor TLR-2. Hasil interaksi yang didapat akan dianalisis dan diintrepretasikan untuk mengetahui afinitas ikatan dari interaksi antara ligan dengan reseptor. Hasil: terdapat interaksi antara ligan bahan aktif propolis terhadap reseptor TLR-2. Kesimpulan: Propolis berpotensi menjadi agen antibakteri pada terapi periodontitis yang dapat menghambat inflamasi melalui inaktivasi TLR-2. Namun, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut secara in vitro untuk pengamatan lebih lanjut terkait interaksi yang terjadi.

Background: The prevalence of periodontitis in Indonesia reached 74.1%. (Riskesdas, 2018). Periodontitis bacteria can penetrate deep into the gum. This can trigger a host response in an effort to defend against invading bacteria, including responses from TLR-2. Propolis has been shown to have antiinflammatory properties and is currently getting a lot of attention from the public. Purpose: To examine the interaction and affinity between compounds in propolis and the Toll-Like Receptor 2 receptor through molecular docking studies. Methods: To investigate the molecular interactions of propolis active ingredient ligands on the TLR-2 receptor, a molecular docking was conducted. The interaction results obtained will be analyzed and interpreted to determine the binding affinity of the interaction between the ligand and the receptor. Results: There is an interaction between the ligand of the active ingredient of propolis and the TLR-2 receptor. Conclusions: Propolis has the potential to be an antibacterial agent in periodontitis therapy that can inhibit inflammation through inactivation of TLR-2. However, further research needs to be carried out with in vitro studies to further observe the interactions that may occur."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Xaviera
"

Latar Belakang: Periodontitis disebabkan oleh infeksi mikroba sepertiStreptococcus sanguinisyang mengganggu respon imun dan integritas jaringan pendukung gigi.Ekstrak etanol kelopak bunga rosela (Hibiscus sabdariffa Linn.) memiliki kandungan antimikrobial terhadap bakteri Gram-positif seperti S. sanguinis. Untuk mengembangkan bentuk sediaan, dibuat gel ekstrak etanol kelopak bunga rosela.Tujuan: Mengetahui efektivitas antibakteri gel ekstrak etanol kelopak bunga rosela terhadap S. sanguinisMetode: Studi in vitro metode difusi agar yang mengukur zona hambat (mm) gel rosela 10%, 15%, dan 25% yang dipaparkan pada agar Mueller Hinton terinokulasi bakteri S. sanguinis, diinkubasi 6 jam, serta metode total plate count (CFU/mL) untuk menghitung jumlah koloni hidup bakteri S. sanguinis setelah terpapar gel rosela 10%, 15%, dan 25%. Kontrol positif yaitu gel klorheksidin 0,2% dan kontrol negatif yaitu gel basis tanpa zat aktif. Hasil: Zona hambat gel ekstrak etanol kelopak bunga rosela konsentrasi 15% dan 25% berbeda bermakna dibandingkan kontrol (p<0,05), gel konsentrasi 10% tidak menghasilkan zona hambat. Ketiga konsentrasi gel secara signifikanmenurunkan jumlah koloni bakteri dibandingkan kontrol (p<0,05). Efek penghambatan terbesar terdapat pada gel konsentrasi 25%. Kesimpulan: Gel ekstrak etanol kelopak bunga rosela memiliki efek hambat terhadap bakteri S. sanguinis.


Background: Periodontitis is caused by microbial infection, such as Streptococcus sanguinisthat disturbs immune response and the integrity of tooth-supporting tissue. Roselle (Hibiscus sabdariffa Linn.) calyx ethanol extract has antibacterial properties against Gram-positive bacteria, including S. sanguinis. In order to develop the dosage form, roselle calyx ethanol extract gel was made. Objective:To observe the antibacterial effectiveness of roselle calyx ethanol extract gel against S. sanguinisMethodin vitrostudy using disk diffusion method which measures clear zone of inhibition (mm)of 10%, 15%, and 25% roselle gel applied on Mueller Hinton agar inoculated with S. sanguinis, incubated for 6 hours, and total plate count method which counts the number of living S. sanguiniscolonies (CFU/mL)after being exposed to 10%, 15%, and 25% roselle gel. Positive control is 0.2% chlorhexidine gel and negative control is gel without active substances.Result: Inhibitory zones of 15% and 25% roselle gel have significant differences compared controls (p<0.05), 10% roselle gel did not show inhibitory zones.All three concentrations of gel significantly reduced the number of colonies compared to controls (p<0.05). Highest inhibitory effect was observed in 25% roselle gel.Conclusion: roselle calyx ethanol extract gel showed inhibitory effect against S. sanguinis.

"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia , 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alri Bakti Wiratama
"Pendahuluan: Periodontitis merupakan inflamasi kronis yang terjadi pada jaringan periodonsium, ditandai dengan hilangnya perlekatan ligamen periodontal dan kerusakan tulang alveolar. Periodontitis yang terus berlanjut tanpa ditangani dapat menyebabkan kehilangan gigi. Bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans merupakan salah satu bakteri yang memiliki berbagai faktor virulensi penyebab terjadinya periodontitis. Hal ini menyebabkan diperlukannya agen antibakteri, untuk melakukan kontrol terhadap aktivitas bakteri periodontopatogen. Gel ekstrak etanol kelopak bunga rosela (Hibiscus sabdariffa Linn.) diharapkan mampu menjadi agen antibakteri karena sifat antibakteri yang dimilikinya.
Tujuan: Mengetahui efektivitas antibakteri gel ekstrak etanol kelopak bunga rosela (Hibiscus sabdariffa Linn.) terhadap pertumbuhan bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans secara in vitro.
Metode: Uji zona hambat dan total plate count dilakukan dengan bahan uji gel ekstrak etanol kelopak bunga rosela (Hibiscus sabdariffa Linn.) konsentrasi 10%, 15%, dan 25%, gel klorheksidin 0,2% sebagai kontrol positif, serta gel tanpa bahan aktif sebagai kontrol negatif. Uji zona hambat dilakukan pada tiga koloni bakteri berbeda, dengan cara meletakkan cakram kertas yang telah dipaparkan bahan uji pada 5 plat agar Mueller-Hinton untuk tiap satu koloni bakteri. Pada uji total plate count, dilakukan penghitungan koloni bakteri yang tumbuh setelah dipaparkan bahan uji.
Hasil: Gel ekstrak etanol kelopak bunga rosela (Hibiscus sabdariffa Linn.) konsentrasi 15% dan 25% menunjukkan perbedaan bermakna secara statistik bila dibandingkan dengan kontrol negatif (p-value <0,05).
Kesimpulan: Gel ekstrak etanol kelopak bunga rosela (Hibiscus sabdariffa Linn.) efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans pada konsentrasi 15% dan 25%.

Introduction: Periodontitis is a chronic inflammatory disease of periodontium, characterized by loss of periodontal ligament attachment and alveolar bone destruction. The advanced form of periodontitis could lead to tooth loss. Aggregatibacter actinomycetemcomitans is a bacterial that has a significant role in periodontitis by its various virulence factors. Therefore, antibacterial agents are needed to control the periodontal pathogen bacteria activity. Roselle calyx ethanol extract gel (Hibiscus sabdariffa Linn.) could be an antibacterial agent because of its antibacterial effect.
Objectives: To evaluate antibacterial efficacy of roselle calyx ethanol extract gel (Hibiscus sabdariffa Linn.) against Aggregatibacter actinomycetemcomitans on in vitro study.
Methods: Disk diffusion test (zone of inhibition) and total plate count test were performed using roselle calyx ethanol extract gel (Hibiscus sabdariffa Linn.) at concentrations of 10%, 15%, and 25%, 0.2% chlorhexidine gel as positive control and blank gel as negative control. Zone of inhibition test was carried out on three different bacterial colonies, by placing paper disk that had been exposed to gel on 5 Mueller-Hinton agar plates for each bacterial colony. Total plate count test was performed by counting bacterial colonies after exposed from the test material.
Results: Roselle calyx ethanol extract gel (Hibiscus sabdariffa Linn.) concentrations of 15% and 25% showed statistically significant differences when compared to negative controls (p-value <0.05).
Conclusions: Roselle calyx ethanol extract gel (Hibiscus sabdariffa Linn.) is effective in inhibiting the growth of Aggregatibacter actinomycetemcomitans at 15% and 25% concentrations."
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabilah
"Latar Belakang: Penyakit periodontal terjadi karena adanya keterlibatan mikroorganisme oral salah satunya adalah Fusobacterium nucleatum. Perawatan suportif penyakit periodontal dapat berupa penggunaan antiseptik sintetik atau alami seperti tanaman obat. Salah satunya adalah rosela yang dilaporkan memiliki khasiat antibakteri secara in vitro. Dalam upaya pengembangan bentuk sediaan, ekstrak etanol kelopak bunga rosela dibuat dalam bentuk sediaan gel.
Tujuan: Mengetahui potensi antibakteri gel ekstrak etanol kelopak bunga rosela terhadap Fusobacterium nucleatum.
Metode:Uji zona hambat dilakukan dengan menghitung diameter zona hambat yang terbentuk pada kertas saring yang telah dipaparkan gel ekstrak etanol kelopak bunga rosela pada media MHA yang sudah diinokulasi Fusobacterium nucleatum. Uji Total Plate Countdilakukan dengan menghitung jumlah koloni Fusobacterium nucleatumyang bertahan hidup setelah dipaparkan gel ekstrak etanol kelopak bunga rosela.
Hasil: Uji zona hambat, gel ekstrak etanol kelopak bunga rosela konsentrasi 15% memiliki zona hambat yang setara dengan gel klorheksidin. Pada uji Total Plate Count, adanya penurunan jumlah koloniFusobacterium nucleatumpada gel ekstrak etanol kelopak bunga rosela konsentrasi 10%, 15%, dan 25% yang setara dengan gel klorheksidin 0,2%.
Kesimpulan: Gel ekstrak etanol kelopak bunga konsentrasi 10%, 15%,25% memiliki efek antibakteri terhadap Fusobacterium nucleatum.

Background:Periodontal disease occurs due to the involvement the presence of oral microorganisms, one of them is Fusobacterium nucleatum. Supportive treatment of periodontal disease can use synthetic or natural antiseptics such as medicinal plants. One of them is roselle which is reported to has antibacterial effect (in vitro). In developing the dosage form, roselle calyx ethanol extract is developed into gel form.
Objective: To determine the antibacterial effect of roselle calyx ethanol extract gel at 10%, 15%, and 25% concentration on Fusobacterium nucleatum.
Method: The inhibition zone test was carried out by counting the inhibition zone formed on paper disc that had been exposed to the roselle calyx ethanol extract gel on MHA media that had been inoculated by Fusobacterium nucleatum. Total Plate Count test was performed by counting the colonies of Fusobacterium nucleatumthat survived after being exposed to roselle calyx ethanol extract gel.
Result: In inhibition zone test, 15% concentration roselle calyx ethanol extract gel showed inhibition zone equivalent to chlorhexidine gel. Total plate count test showed that at 10%, 15%, and 25% concentration gel,Fusobacterium nucleatumcolonies have survived equivalent to chlorhexidine gel.
Conclusion: Roselle calyx ethanol extract gel at 10%, 15%, and 25% concentration have antibacterial effect to Fusobacterium nucleatum.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia , 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Ayu Anisa Nurhaliza
"Pendahuluan: Periodontitis disebabkan oleh ketidakseimbangan mikroorganisme pada sulkus gingiva yang menyebabkan inflamasi dan resorpsi tulang. Bakteri Porphyromonas gingivalis dianggap menjadi spesies kunci dalam patogenesis penyakit periodontitis dengan mengganggu respon imun penjamu. Ekstrak etanol kelopak bunga rosela telah terbukti memiliki khasiat antibakteri terhadap bakteri dalam rongga mulut. Oleh karena itu, dilakukan pengembangan sediaan gel ekstrak etanol kelopak bunga rosela untuk pemakaian dalam rongga mulut. Tujuan: Mengetahui efektivitas gel ekstrak etanol kelopak bunga rosela (Hibiscus sabdariffa Linn.) terhadap bakteri Porphyromonas gingivalis. Metode: Pada uji zona hambat, cakram kertas dipaparkan dengan gel ekstrak etanol kelopak bunga rosela 10%,15%, 25%, kontrol positif serta kontrol negatif dan diletakkan di atas medium Mueller-Hinton Agar yang telah diinokulasi P. gingivalis ATCC 33277. Inkubasi dilakukan selama 6 jam pada kondisi anaerob dengan suhu 37oC. Uji Total Plate Count dilakukan dengan menghitung jumlah koloni P. gingivalis yang masih hidup setelah dipaparkan dengan gel ekstrak etanol kelopak bunga rosela 10%,15%, 25%, kontrol positif dan kontrol negatif. Hasil: Gel ekstrak etanol kelopak bunga rosela konsentrasi 15% dan 25% menunjukkan adanya zona hambat terhadap bakteri Porphyromonas gingivalis dan penurunan koloni P. gingivalis yang signifikan. Kesimpulan : Gel ekstrak etanol kelopak bunga rosela memiliki efek antibakteri terhadap P. gingivalis secara in vitro.

ntroduction: Periodontitis is caused by microorganism dysbiosis in gingival sulcus that lead to tissue inflammation and bone loss. Porphyromonas gingivalis is considered as a keystone species in the progression of periodontitis which altered host immune response and induced proinflammatory cytokine. Ethanolic roselle calyx extract has been proven as an antibacterial agent against oral pathogens. Thus, we develop ethanolic roselle calyx extract gel formulation for intraoral application to prevent periodontitis. Objective: To investigate the antibacterial activity of ethanolic roselle calyx extract gel against P. gingivalis. Methods : In the disc-diffusion test, P. gingivalis ATCC 33277 was cultivated on Mueller-Hinton Agar. Sterile paper disks were enriched with 10%, 15%, and 25% ethanolic roselle calyx extract gel, then were placed on the surface of agar and were incubated for 6 hours in anaerobic condition. In total plate count method, the viable bacteria colony were counted after exposure with 10%, 15%, and 25% ethanolic roselle calyx extract gel. Results: Ethanolic roselle calyx extract gel 15% and 25% showed an inhibition zone against P. gingivalis and significantly reduced the number of P. gingivalis colony in the total plate count test. Conclusion: Ethanolic roselle calyx extract gel have antibacterial properties against P. gingivalis."
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Summary:
Stresses patient-centred, evidence-based diagnosis, treatment planning, and accepted modalities of periodontal therapy. Designed as a practical reference for general dentists, dental hygienists, and students, this book is useful in both clinical and educational settings. It is organized by basic principles of periodontics
"
Hudson: Ohio : Lexicomp, 2014
617.632 MAN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Dumitrescu, Alexandrina L.
Heidelberg : Springer, 2011
617.632 DUM a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Kelcy Theresia Gotama
"Latar Belakang: Penyakit periodontal merupakan salah satu masalah kesehatan gigi dan mulut utama di Indonesia, dengan prevalensi sebesar 74,1% pada tahun 2018. Salah satu penyebab utama dari periodontitis merupakan akumulasi biofilm yang mengalami pematangan menjadi plak di daerah permukaan gigi, khususnya subgingiva yang kaya akan bakteri anaerobik seperti Porphyromonas gingivalis dan Treponema denticola. Maka dari itu, perlu dilakukan tindakan pencegahan dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut. Hingga saat ini, agen antiplak gold standard di bidang kedokteran gigi ialah Chlorhexidine 0,2%. Namun, penggunaan Chlorhexidine dalam jangka panjang dapat menyebabkan beberapa efek samping. Oleh karena itu, dicarilah alternatif dari Chlorhexidine sebagai agen antibakteri—salah satunya yaitu kulit semangka. Kulit semangka merupakan bagian buah semangka yang tinggi akan zat fitokimia yang memiliki kemampuan antibakteri, seperti saponin, tanin, alkanoid, flavonoid, dan terpenoid, namun khasiatnya belum banyak diteliti di Indonesia.
Tujuan: Mengetahui dan menganalisa aktivitas antibakteri ekstrak kulit semangka (Citrullus lanatus) dalam menghambat pertumbuhan serta membunuh bakteri Porphyromonas gingivalis dan Treponema denticola, dan membandingkannya dengan kemampuan antibakteri gold standard anti-plaque agent yaitu Chlorhexidine 0,2%.
Metode: aktivitas antibakteri ekstrak kulit semangka terhadap bakteri Porphyromonas gingivalis (ATCC 33277) dan Treponema denticola (ATCC 35405) diamati melalui uji Kadar Hambat Minimum (KHM) dengan mengukur Optical Density dari sampel menggunakan microplate reader dan uji Kadar Bunuh Minimum (KBM) dengan mengukur secara visual koloni bakteri yang terbentuk setelah dipaparkan ekstrak dengan konsentrasi 30%, 20%, dan 10%. Selanjutnya hasil dioleh secara statistik.
Hasil: Ekstrak kulit semangka (Citrullus lanatus) dapat menghambat pertumbuhan serta membunuh koloni bakteri Porphyromonas gingivalis dan Treponema denticola dengan nilai KHM 10% dan KBM 10%. Uji komparatif secara statistik dengan uji One-Way Anova menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna antara aktivitas antibakteri ekstrak kulit semangka (Citrullus lanatus) dengan Chlorhexidine 0,2%.
Kesimpulan: Ekstrak kulit semangka (Citrullus lanatus) dapat menghambat pertumbuhan serta membunuh koloni bakteri Porphyromonas gingivalis dan Treponema denticola sehingga dapat dipertimbangkan sebagai alternatif agen antibakteri untuk mencegah penyakit periodontal.

Background: Periodontal disease is one of the main oral and dental health diseases in Indonesia, with a prevalence of 74,1% in 2018. The etiology of periodontal disease is multifactorial. One of the main causes is the accumulation of dental biofilm which matures, forming plaque on tooth surfaces, particularly the subgingival area that has an abundance of anaerobic bacteria such as Porphyromonas gingivalis and Treponema denticola. Hence, preventive measures has to be implemented in order to preserve oral and dental health. One way to do so is by regular usage of oral rinses. Chlorhexidine 0,2% is considered to be the gold-standard antiplaque agent in today’s dental field. However, long-term use of Chlorhexidine may lead to several side effects. As a result, researchers have begun looking for alternatives to Chlorhexidine as an antibacterial and antiplaque agent—one of which is watermelon peel. Watermelon peel is rich in phytochemicals which possess antibacterial properties, such as saponin, tannin, alkanoid, flavonoid, and terpenoid; however, its benefits have not been studied much in Indonesia.
Goal: To analyze the antibacterial activity of watermelon (Citrullus lanatus) peel extract in preventing the growth and eliminating bacteria colonies of Porphyromonas gingivalis and Treponema denticola as well as comparing them to the antibacterial activity of Chlorhexidine 0,2% as gold standard.
Method: the antibacterial activity of watermelon peel extract against the bacteria Porphyromonas gingivalis (ATCC 33277) and Treponema denticola (ATCC 35405) is observed through the Minimum Inhibitory Concentration (MIC) test by measuring the Optical Density (OD) of the studied samples through a microplate reader, as well as the Minimum Bactericidal Concentration (MBC) test by visually counting the number of colonies formed after being exposed to the extracts at 30%, 20%, and 10% concentration. Afterwards, the data collected is statistically.
Results: Watermelon peel extract is capable of inhibiting as well as eliminating bacterial colonies of Porphyromonas gingivalis and Treponema denticola with MIC score of 10% and MBC score of 10%. Statistical comparative test reveals that there’s no significant difference between the antibacterial activity of all sample groups of watermelon peel extract and Chlorhexidine 0,2%.
Conclusion: Watermelon peel extract can inhibit the growth as well as eliminate bacterial colonies of Porphyromonas gingivalis and Treponema denticola, which makes it a considerable alternative as antibacterial agent in order to prevent periodontal diseases.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>