Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 172869 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nida Tsaura Sjariati
"Angka Kematian Ibu (AKI) Kabupaten Purwakarta memiliki angka yang cukup tinggi hingga tahun 2019. Sejauh ini upaya yang dilakukan secara umum adalah melalui pendekatan medis. Penelitian ini berupaya untuk memberikan solusi terhadap AKI dari pendekatan psikologis. Kelekatan ibu-janin merupakan aspek psikologis yang dapat memengaruhi perilaku menjaga kesehatan ibu-janin. Terdapat dua faktor yang berhubungan kuat dengan keadaan psikologis kelekatan ibu-janin, yaitu kecemasan dan persepsi dukungan keluarga. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran kecemasan dan persepsi dukungan keluarga terhadap kelekatan ibu-janin. Penelitian ini dilakukan di Desa Ciwareng, Desa Cigelam, dan Desa Maracang yang memiliki tingkat kemiskinan cukup tinggi di Kabupaten Purwakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional dengan teknik analisis regresi menggunakan SPSS versi 22.0. Partisipan dalam penelitian ini sebanyak 90 ibu hamil yang mengisi alat ukur Maternal Fetal Attachment Scale (MFAS), Short Form of STAI, dan Perceived Social Support from Family (Pss-Fa). Hasil uji regresi berganda berganda menunjukkan bahwa kedua variabel tersebut berperan secara signifikan (p=0.04<0.05, r=0.11) terhadap kelekatan ibu janin, namun kecemasan tidak berperan terhadap kelekatan ibu-janin. Dengan demikian, penelitian menemukan bahwa persepsi dukungan keluarga berperan penting terhadap kelekatan ibu-janin.

Maternal mortality rate in Purwakarta is pretty significant until 2019. Medical approach had been used for decades as the effort to find the solution. This research try to find the solution from psychological approach. Maternal fetal attachment is psychological aspect that influence pregnant woman health behavior. Anxiety and perceived family support are two factors that had strong relationship with psychological condition of maternal fetal attachment. The aim of this study is to examine the role of anxiety and perceived family support towards maternal etal attachment. This is research is conducted in Ciwareng, Cigelam, and Maracang villages as villages with high poverty rate in Purwakarta. The method of this study is correlational research with regression analysis using SPSS 22.0. the number of participants is 90 pregnant woman who fill Maternal Fetal Attachment Scale (MFAS), Short Form of STAI, and Perceived Social Support from Family questionnaire. The multiple regression analysis showed that maternal fetal attachment both variables significantly play a role (p=0.04<0.05, r=0.11) towards maternal fetal attachment, but anxiety is not have any role towards maternal fetal attachment. Therefore, this research discover that perceived family support has an important role towards maternal fetal attachment."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T55290
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luh Ade Ari Wiradnyani
"LATAR BELAKANG. Prevalensi stunting di Indonesia masih tinggi. Di lain pihak, pemerintah telah menjalankan program nasional gizi ibu dan anak pada 1000 hari pertama kehidupan/HPK anak yang merupakan periode emas untuk mencegah/menurunkan kejadian stunting.Studi menunjukkan bahwa untuk mendapatkan dampak yang diharapkan,diperlukan kepatuhan ibu menjalankan rekomendasi program gizi tersebut. Studi ini bertujuan untuk mengukur faktor yang berhubungan dengan praktek ibu dalam menjalankan rekomendasi program gizi nasional pada 1000 HPK, serta hubungannya dengan prevalensi stunting pada anak usia 6-23 bulan.
METODE. Studi ini menganalisis data sekunder dari Survei Nasional (SDKI 2002, 2007 dan 2012, dan Riskesdas 2010) dan pendekatan kualitatif untuk melengkapi hasil analisisagar mendapat gambaran yang utuh tentang faktor yang berhubungan dengan praktek ibu tersebut. Program gizi nasional yang diukur adalah suplementasi tablet besi-folat/TBF, pemberian ASI lanjutan, pemberian makanan pendamping ASI/MP-ASI, dan suplementasi kapsul vitamin A.
HASIL. Kepatuhan ibu menjalankan program sebagai komposit program tidak berhubungan secara bermakna dengan resiko stunting pada anak. Namun, analisis program secara individu menunjukkan bahwa kepatuhan minum TBFberhubungan bermakna dengan risiko severestunting, dan praktik MP-ASI berhubungan dengan risiko stunting pada anak usia 6-11 bulan. Pada keluarga dengan ekonomi rendah, anak yang masih menerima ASI memiliki risiko stunting yang lebih tinggi dibandingkan pada anak yang sudah disapih. Hal ini berhubungan dengan MP-ASI yang lebih buruk pada anak yang masih menyusu. Faktor lain yang berhubungan dengan risiko stunting adalah tinggi badan ibu, berat lahir serta jenis kelamin dan umur anak.Paparan informasi serta dukungan suami/keluarga berhubungan secara bermakna dengan praktek ibu. Ditemukan empat mispersepsi yang umum pada ibu, yaitu TBF dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, TBF lebih untuk pengobatan daripada pencegahan, ASI dapat menggantikan kebutuhan energi dan zat gizi anak yang seharusnya diperoleh dari MP-ASI, serta makanan lunak untuk anak usia 6-8 bulan yg baik adalah bubur susu siap saji.
KESIMPULAN. Kepatuhan ibu pada program prenatal, serta faktor sebelum dan selama kehamilan berhubungan dengan resiko stunting pada anak. Hal ini menekankan kembali pentingnya status gizi wanita sebelum dan selama hamil. Paparan informasi dan dukungan suami/keluarga sangat berperan dalam praktek ibu. Memaksimalkan kunjungan antenatal dan pemantauan pertumbuhan balita sebagai media untuk memberi ibu paparan informasi menjadi sangat penting. Memberdayakan bidan dan kader Posyandu adalah keharusan. Pendekatan ibu-ayah diusulkan sebagai salah satu cara karena diharapkan dapat memberi hasil yang lebih baik dibandingkan pendekatan pada ibu sebagai satu-satunya target program gizi ibu dan anak.

BACKGROUND. Stunting in Indonesia remains highly prevalent despite the availability of national maternal and child nutrition/MCN programs for the period known to be window of opportunity for stunting prevention/reduction, i.e. the first 1000 days of child's life. Studies confirm that good adherence towards the program recommendations is required to ensure the program's impact. The study aims to assess factors associated with adherence of mothers towards national MCN programs within the first 1000 days of child's life and its association with prevalence of stunting among children aged 6-23 months.
METHODS. The study analyzed national surveys data (Indonesian DHS 2002, 2007 and 2012 and Riskesdas 2010), complemented witha qualitative approach exploring factors associated with the mother's adherence in order to provide the more complete pictures. The MCN programs cover iron-folic acid supplementation/IFAS, continued breastfeeding, complementary feeding/CF practices, and vitamin A capsule supplementation.
RESULTS. Adherence towards MCN programs as a composite program is not associated with risk of stunting in children. However,good adherence towards IFAS program is associated with significant lower risk of severe stunting.The CF practices shows significant association with risk of stunting in 6-11 months old children. On the contrary, risk of stunting of children from poor family was higher among breastfed than non-breastfed ones, which was associated with their poorerCF practices. Other predictors of stunting were maternal height, child's birthweight, sex and age. Good exposures towards information and support from husband/family were associated with good mother's adherence towards the MCN program. Four misleading perceptions were revealed from the qualitative study, i.e. IFA tablets may cause high blood pressure,IFAS was more for curative than preventive, breastmilk can substitute energy and nutrient needs for the children that should be obtained from foods, and instant baby milk porridges were referred as most appropriate 'soft food' for 6-8 months old children.
CONCLUSION. Adherence towards prenatal program, maternal height and child's birthweight were significant predictors of child stunting. It reinforces the needs to put good nutrition of women before and during pregnancy as priority. Good CF practices have to be emphasized more, especially during the transition period. Exposure towards information and support from husband were significant factors of the mother's adherence. Making optimal use of ANC and posyandu visit to expose mothers with information is highly crucial. Thus, empowering midwife andposyandu cadres is a must.Mother-father based approach is proposed to be more beneficial rather than mothers as single target of the MCN programs for pregnancy and child care."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sania Aziz
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji peran dukungan guru yang dirasakan dan kepercayaan diri terhadap kecemasan bahasa asing (FLA) pada siswa sekolah/perguruan tinggi negeri dan mahasiswa tahun pertama di Pakistan. Sampel penelitian ini terdiri dari 147 partisipan diantaranya 90 partisipan berjenis kelamin perempuan dan 56 partisipan laki-laki, yang berasal dari sekolah sektor publik Pakistan. Sampel dipilih secara acak antara rentang usia (18 – 28 tahun), Data penelitian diolah menggunakan SPSS versi 23 . Prosedur analisis data dimulai dengan statistik deskriptif untuk melihat rata-rata dan persentase data. Selanjutnya dilakukan uji independent sample t-test untuk melihat ada tidaknya perbedaan antara demografi data dan tingkat kecemasan bahasa seperti jenis kelamin, pendidikan, status sosial ekonomi, dan tingkat pendidikan orang tua. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa terdapat perbedaan tingkat kecemasan antara jenis kelamin, partisipan laki-laki menunjukkan skor FLA sedikit lebih tinggi daripada partisipan perempuan. Selanjutnya ditemukan pada partisipan dari keluarga kelas menengah dan kelas bawah memiliki kecemasan berbahasa Inggris yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang lain. Berdasarkan pendidikan orang tua ,tingkat pendidikan ayah tidak menunjukkan perbedaan kecemasan bahasa yang signifikan, namun berdasarkan skor rata-rata tingkat pendidikan ayah menengah menunjukkan kecemasan bahasa Inggris yang lebih tinggi daripada yang lain. Sedangkan tingkat pendidikan ibu menunjukkan beberapa perbedaan yang signifikan, latar belakang pendidikan ibu SD dan SMP menunjukkan kecemasan bahasa Inggris yang lebih tinggi daripada yang lain. Selanjutnya uji analisis regresi berganda dan korelasi Pearson mengungkapkan bahwa dukungan guru yang dirasakan dan kepercayaan diri berkorelasi dengan kecemasan bahasa asing pada siswa umum di Pakistan. Sementara itu, analisis regresi mengungkapkan bahwa hanya kepercayaan diri yang merupakan prediktor signifikan dari FLA. Kesimpulannya, penelitian ini menyarankan bahwa, guru dan dosen di institusi sektor publik Pakistan perlu meningkatkan keterampilan bahasa siswa dan melatih keterampilan bahasa Inggris di kelas, dan di luar kelas, seperti dengan memberikan komentar positif yang dapat meningkatkan rasa percaya diri siswa sehingga mereka akan lebih percaya diri saat berkomunikasi dalam bahasa Inggris.

The current research study aims to examine the role of perceived teacher support and Self-confidence towards Foreign language anxiety (FLA) among public school/colleges and fresh graduates in Pakistan. The target population of this research was the students of high school, college and first year undergraduates studying in public institutions in Pakistan. The current study sample was 147 public school/college and first-year undergraduates, 90 females and 56 from Pakistani public sector students. The sample was selected randomly between the age range of (18 - 29), and all of the participants were studying in the public sector. For the data analysis statistical package of social sciences (SPSS version23) was used to drive the results of the study. Data analysis procedures begin with descriptive statistics to investigate means and percentage of the data. Further, independent samples t-test was run to see any difference between demographic of the data and language anxiety level such as gender, education, socio-economic status, and parental educational level. The results revealed differences in anxiety levels in gender males were higher reported slightly high on FLA. Further in family income middle class and lower class of family income have higher English language anxiety than others. For parental education and language anxiety differences, the father's education didn’t show any significant difference. However, based on the mean score fathers education level of intermediate showed higher English language anxiety than others. Whereas, mother's education level showed some significant differences, mothers educational background of Primary and middle showed higher English language anxiety than others. Further, the multiple regression analysis and Pearson correlation revealed that perceived teacher support and self-confidence were correlated with foreign language anxiety in public students in Pakistan. At the same time, regression analysis revealed that only self-confidence was a significant predictor of FLA. In conclusion, the current study suggests that teachers and lecturers need to further students' language skills and practice English language skills in and outside of the class. By providing positive remarks so in result the self-confidence of students will improve, and they will feel more confident when communicating in English."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggie Wijaya
"Sampai pada hari ini etnis Tionghoa tidak terlepas dari berbagai prasangka dan sentimen. Mereka dipandang eksklusif, berpengaruh dalam ekonomi, dan diragukan nasionalismenya. Sosialisasi menggunakan media melalui kontak parasosial merupakan salah satu opsi untuk menunjukkan representasi etnis Tionghoa yang tidak stereotipikal. Penelitian ini menggunakan desain korelasional untuk menguji hubungan antara kontak parasosial dengan prasangka terhadap etnis Tionghoa yang dimediasi oleh kecemasan antarkelompok dan persepsi ancaman. Partisipan (N = 113) adalah Warga Negara Indonesia berusia 18 – 39 tahun (M = 23.4, SD = 4.1) yang bukan beretnis Tionghoa dan pernah menonton acara seri komedi “Cek Toko Sebelah: Babak Baru.” Hasil analisis mediasi menunjukkan bahwa kontak parasosial tidak mempengaruhi prasangka terhadap etnis Tionghoa baik secara langsung (b = 0.8, SE = 1.02, 95% CI [-1.24, 2.83]) maupun tidak langsung melalui kecemasan antarkelompok (b = 0.0105, SE = 0.0179, 95% CI [-0.028, 0.048]) dan persepsi ancaman (b = 0.053, SE = 0.0504, 95% CI [-0.101, 0.102]). Walaupun demikian, kontak tatap muka ditemukan secara negatif dan signifikan mempengaruhi prasangka. Penelitian ini menunjukkan bahwa kontak merupakan variabel penting untuk membangun hubungan antarkelompok yang harmonis. Penelitian selanjutnya dapat memperbaiki metode yang digunakan untuk melihat lebih baik pengaruh media terhadap persepsi antarkelompok.

To this day, Chinese Indonesian are inseparable from various prejudices and sentiments. They are seen as exclusive, influential in the economy, and their nationalism are doubted. Socialization with media through parasocial contact is one option to show a non-stereotypical representation of the Chinese Indonesian ethnicity. This study used a correlational design to examine the relationship between parasocial contact and prejudice against Chinese Indonesian mediated by intergroup anxiety and perceived threat. Participants (N = 113) are Indonesian citizens aged 18 – 39 years (M = 23.4, SD = 4.1) who are not Chinese Indonesian and have watched the comedy series “Cek Toko Sebelah: Babak Baru.” The results of the mediation analysis showed that parasocial contact did not affect prejudice against Chinese Indonesian either directly (b = 0.8, SE = 1.02, 95% CI [-1.24, 2.83]) or indirectly through intergroup anxiety (b = 0.0105, SE = 0.0179, 95% CI [-0.028, 0.048]) and perceived threat (b = 0.053, SE = 0.0504, 95% CI [-0.101, 0.102]). However, face-to-face contact was found to negatively and significantly influence prejudice. This study shows that contact is an important variable to build harmonious intergroup relations. Future research can improve the methods used to better see the influence of media on intergroup perceptions."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyah Yulia Puspitasari
"Kualitas tidur individu di masa pandemi COVID-19 cenderung memburuk dibandingkan dengan sebelumnya. Hal ini dipengaruhi oleh kecemasan yang meningkat dan dukungan sosial yang dipersepsikan berbeda oleh individu di masa pandemi ini. Padahal, tidur memiliki peran penting untuk kesehatan fisik dan juga kesejahteraan psikologis individu. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan melihat kualitas tidur mahasiswa di masa pandemi COVID-19 yang dipengaruhi oleh kecemasan dan dukungan sosial. Instrumen pengukuran yang digunakan adalah State-Trait Anxiety Inventory, Multidimensional Scale of Perceived Social Support, dan Pittsburgh Sleep Quality Index. Terdapat 452 mahasiswa berusia 18-25 tahun yang terlibat dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil analisis multiple regression yang dilakukan, kecemasan dan dukungan sosial secara simultan berperan secara signifikan terhadap kualitas tidur yang buruk (F (2,450) = 59.320, R2 = 0.209, p = <0.05). Akan tetapi, secara parsial hanya kecemasan saja yang berperan secara signifikan (β = 0.450, p < 0.05), sedangkan dukungan sosial tidak memiliki peran yang signifikan terhadap kualitas tidur yang buruk. Hasil ini mengindikasikan bahwa tingginya kecemasan dan rendahnya dukungan sosial secara bersamaan memprediksi kualitas tidur yang buruk pada mahasiswa. Selain itu, hasil analisis juga menunjukkan bahwa peran dukungan sosial saja tidak cukup untuk memprediksi kualitas tidur mahasiswa di masa pandemi COVID-19. Berdasarkan hasil analisis tambahan untuk setiap dimensi pada dukungan sosial, dukungan sosial dari keluarga, teman, dan significant others secara simultan berperan signifikan terhadap kualitas tidur yang buruk (F (3, 450) = 15.538 R2 = 0.094, p = < 0.05), akan tetapi secara parsial hanya dukungan sosial dari keluarga saja yang memiliki peran yang signifikan terhadap kualitas tidur yang buruk (β = -0.290, p < 0.05). Hasil ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi dukungan sosial dari keluarga berperan terhadap kualitas tidur yang baik di masa pandemi COVID-19.

Individual's sleep quality during the COVID-19 pandemic tends to get worse compared to the previous time. This condition is affected by the increase of anxiety and social support which is seen differently by the individual during the COVID-19 pandemic. Apparently, sleep has an important role to the individual's physical health and psychological well-being. Therefore, this research is aimed to examine the sleep quality of college students during the COVID-19 pandemic which is affected by the anxiety and social support. The instruments used in this research are State-Trait Anxiety Inventory, Multidimensional Scale of Perceived Social Support, and Pittsburgh Sleep Quality Index. There are 452 college students between 18-25 years old involved in this research. Based on the result of the multiple regression analysis, the anxiety and social support given simultaneously had a significant role to the poor sleep quality (F(2,450) = 59.320, R2 = 0.209, p = <0.05). However, it was only anxiety that had significant role (β=0.450, p<0.05), whereas the social support did not have significant role to the poor sleep quality. The result indicates that the increase of anxiety and the decrease of social support that occurs at the same time predicted the poor sleep quality of college students. Furthermore, the analysis showed that only social support was not enough to predict the sleep quality of college students during the COVID-19 pandemic. Based on additional analysis for each dimension of social support, social support from family, friends, and significant others given simultaneously had a significant role to the poor sleep quality (F (3, 450) = 15.538 R2 = 0.094, p = < 0.05), but partially it was only social support from family that had significant roles to the poor sleep quality (β = -0.290, p < 0.05). The result indicates that the increase of social support from family predicted the good sleep quality during the COVID-19 pandemic."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simamora, Elfrida
"Coronavirus 2 atau SARS-Cov-2 yang sampai saat ini masih berkembang pesat memberikan dampak kepada masyarakat termasuk ibu hamil. Pembatasan sosial skala besar yang diterapkan Pemerintah Indonesia sebagai dampak adanya pandemi COVID-19 menyebabkan beberapa tantangan kepada ibu hamil yang salah satunya kecemasan. Periode prenatal yang disertai dengan kecemasan dapat memengaruhi hubungan perlekatan antara ibu dan janin yang dapat bermanifestasi dalam bentuk emosi dan perilaku. Masa pandemi COVID-19 ini tampaknya juga telah mengubah cara interaksi masyarakat dunia dari tatap muka ke bentuk online. Prenatal yoga merupakan intervensi non-farmakologi yang bermanfaat dalam meningkatkan kesehatan fisik dan psikologis selama periode prenatal. Prenatal yoga menjadi strategi yang cocok bagi ibu hamil untuk meningkatkan kesehatan selama pandemi COVID-19 yang dilakukan dalam bentuk kelas online. Desain penelitian dilakukan dengan pendekatan quasi-experiments (eksperimen semu) yang terbagi menjadi kelompok intervensi sebanyak 56 responden dan kelompok kontrol sebanyak 56 responden. Kelompok intervensi diberikan prenatal yoga online selama 4 sesi dan kelompok kontrol diberikan senam hamil selama 3 sesi. Instrument penelitian ini adalah peneliti itu sendiri sebagai guru prenatal yoga, PRAQ-R2 (pregnancy-related anxiety questionnaire-revised 2) dan MFAS (maternal-fetal attachment). Hasil penelitian ini menunjukkan MD (95%CI) = 0.256; 0.637 dan p value = 0.000 yang secara statistik ada perbedaan yang signifikan pada pregnancy anxiety sebelum dan sesudah diberikan prenatal yoga online pada kelompok intervensi. Pada kelompok kontrol didapatkan hasil MD (95%CI) = 0.629 dan p value = 0.532 yang secara statistik tidak ada perbedaan pregnancy anxiety sebelum dan sesudah diberikan senam hamil. Selanjutnya, untuk maternal-fetal attachment didapatkan hasil MD (95%CI) = -0.448; -0.195 dan p value = 0.000 yang secara statistik ada perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah diberikan prenatal yoga online pada kelompok intervensi. Pada kelompok kontrol didapatkan MD (95%CI) = -0.525; -0.261 dan p value = 0.000 yang secara statistik ada perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah diberikan senam hamil pada kelompok kontrol. Prenatal yoga online merupakan bagian dari terapi komplementer yang juga merupakan bagian salah satu intervensi pendekatan non-farmakologi di dalam asuhan keperawatan yang dapat diterapkan oleh perawat maternitas klinis

Coronavirus 2 or SARS-Cov-2, which is still growing rapidly and has an impact on society, including pregnant women. The large-scale social restrictions imposed by the Indonesian government as a result of the COVID-19 pandemic have caused several challenges for pregnant women, one of which is anxiety. The prenatal period with anxiety may affect the attachment relationship between mother and fetus which may manifest in the form of emotions and behavior. The COVID-19 pandemic has changed the way the world community interacts from face-to-face to online. Prenatal yoga is a non-pharmacological intervention that is beneficial in improving physical and psychological health during the pregnancy period. Prenatal yoga is a suitable strategy for pregnant women to improve health during the COVID-19 pandemic which can be done in the form of online classes. The research design was carried out using a quasi-experiments approach, which was divided into an intervention group of 56 respondents and a control group of 56 respondents. The group was given online prenatal yoga intervention for 4 sessions and the control group was given pregnancy exercise for 3 sessions. The research instrument is the researcher himself as a prenatal yoga teacher, PRAQ-R2 (pregnancy-related anxiety question-revised 2) and MFAS (maternal-fetal attachment). The results of this study showed MD (95%CI) = 0.256; 0.637 and p value = 0.000 which is statistically significant difference in pregnancy anxiety before and after being given prenatal yoga online in the intervention group. In the control group, the results of MD (95% CI) = 0.629 and p value = 0.532 statistically there was no difference in pregnancy anxiety before and after being given pregnancy exercise. Furthermore, for maternal-fetal attachment the results obtained MD (95%CI) = -0.448; -0.195 and p value = 0.000 which statistically significant difference before and after being given prenatal yoga online in the intervention group. In the control group, MD (95%CI) = -0.525; -0.261 and p value = 0.000 which is statistically significant difference before and after being given pregnancy exercise in the control group. Online prenatal yoga is part of complementary therapy which is also part of a non-pharmacological approach in nursing care that may be applied by clinical maternity nurses."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maryati
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran dukungan rekan kerja dan dukungan keluarga terhadap kepuasan hidup ibu bekerja. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode Hierarchical Multiple Regression. Variabel ukur dalam penelitian ini adalah Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS), subskala keluarga untuk mengukur dukungan keluarga, Co-worker Support untuk mengukur coworker support, dan Satisfaction with Life Scale (SLWS) untuk mengukur kepuasan hidup secara keseluruhan. Partisipan dalam penelitian ini adalah 554 ibu bekerja berusia 20-40 tahun yang memiliki suami yang bekerja, memiliki anak usia 0-36 bulan, dan telah bekerja lebih dari 12 bulan pada perusahaan saat ini. Hasil analisis menunjukkan bahwa dukungan keluarga (β = 0,321, p <0,01) merupakan prediktor yang lebih kuat daripada dukungan teman sebaya (β = 0,251, p <0,01).

This study aims to see the role of coworker support and family support in life satisfaction of working mothers. This research is a quantitative study using the Hierarchical Multiple Regression method. Measuring variables in this study are the Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS), the family subscale to measure family support, Co-worker Support to measure coworker support, and the Satisfaction with Life Scale (SLWS) to measure overall life satisfaction. Participants in this study were 554 working mothers aged 20-40 years who have working husbands, have children aged 0-36 months, and have worked for more than 12 months at the current company. The analysis showed that family support (β = 0.321, p <0.01) was a stronger predictor than peer support (β = 0.251, p <0.01)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anadia Wanda Putri
"Sebagai mahasiswa, berada pada masa transisi dari remaja akhir menuju dewasa awal dan memiliki berbagai tuntutan yang diemban dapat berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan mental salah satunya yakni kecemasan. Fenomena kecemasan ini dapat berdampak buruk hingga fatal pada individu jika terus meningkat. Oleh karena itu, penting bahwasannya untuk mengetahui hal-hal yang berperan dalam menurunkan tingkat kecemasan pada mahasiswa. Penelitian ini memiliki bertujuan untuk mengetahui apakah peran dari perceived social support terhadap kecemasan dimoderasi self-esteem. Variabel kecemasan diukur dengan 10 item dimensi kecemasan dari Hopkins Symptom Checklist-25 (HSCL-25), perceived social support diukur dengan Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS), dan self-esteem diukur dengan Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES). Sebanyak 747 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia merupakan responden dalam penelitian ini. Hasil dalam penelitian ini menunjukan bahwa perceived social support berhubungan secara negatif terhadap kecemasan, namun hubungan di antara keduanya tidak dimoderasi self-esteem.

As a college student, being in the transition from late teenage to young adult and have a lot of role demands may leads to increase mental illness which one of them is anxiety. This anxiety phenomenon can bring bad impact up to fatalities if it keeps on escalating. Therefore, it is important to know the matters that have impact on reducing the anxiety level of college students. This research’s goal is to know the role of perceived social support to anxiety level and moderated by self-esteem. The anxiety variable was measured using 10 items anxiety dimension of Hopkins Symptom Checklist-25 (HSCL-25), the perceived social support was measured using Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS), and the self-esteem was measured using Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES). Total of 747 college students from various colleges in Indonesia were respondents in this research. The result of this research indicates that perceived social support has a negative relationship to anxiety, but the relationship between both is not moderated by self-esteem."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Bagus Septian
"Persepsi mengenai keparahan dan keadilan hukuman fisik yang diberikan dalam rangka penerapan disiplin oleh orang tua merupakan faktor yang mempengaruhi sikap terhadap penggunaan hukuman fisik. Mengingat bahwa pemberi hukuman adalah orang tua, maka persepsi terhadap hukuman fisik juga dipengaruhi oleh attachment anak dengan orang tua. Terhadap 222 partisipan dewasa muda diukur sikap terhadap hukuman fisik dengan Discipline Questionnaire DQ, persepsi keparahan dan keadilan dengan Physical Punishment Questionnaire PPQ dan attacment dengan orang tua menggunakan Experience in Close Relationship-Relationship Structure ECR-RS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap terhadap penggunaan hukuman fisik. berkorelasi denganpersepsi keadilan r = 0,287.

Childrens perception of harshness and justness of corporal punishment administered by their parents as a way to uphold discipline are factors that predict attitude towards corporal punishment. Considering that corporal pusnishment are administered by parents, then perception of children to corporal punishment might be affected by their attachment with parents. Participants of 222 people were asked to report their attitude towards corporal punishment with Discipline Questionnaire DQ, perceived harshness and pereived justness with Physical Punishment Scale PPQ and parental attachment with Experience in Close Relationship Relationship Struture ECR RS. Result found that perceived justness r = 0,287."
Depok: Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Permata Yudiani
"Transisi setelah lulus SMA memberikan tantangan yang dapat meningkatkan risiko bagi remaja akhir untuk mengalami kecemasan dan depresi. Salah satu faktor yang dapat menentukan kesehatan mental remaja akhir adalah pola komunikasi keluarga dan gender. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti peran kedua dimensi dari pola komunikasi keluarga, yaitu conversation dan conformity orientation dari kedua orang tua, serta gender dalam memprediksi tingkat kecemasan dan depresi pada remaja akhir yang sedang menjalani masa transisi setelah lulus SMA. Penelitian ini merupakan penelitian follow-up dengan menggunakan data primer yang diambil pada tahun 2020 dan data sekunder yang diambil pada tahun 2019 dari partisipan yang sama. Sebanyak 94 orang remaja akhir yang baru saja lulus dari lima SMA di daerah urban Jakarta berpartisipasi dalam penelitian ini. Prevalensi partisipan yang mengalami tingkat kecemasan dan depresi yang tinggi pada tahun 2020 adalah 59,6% dan 52,1%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perempuan memiliki risiko empat kali lipat untuk mengalami tingkat kecemasan yang tinggi dan risiko tiga kali lipat untuk mengalami tingkat depresi yang tinggi dibandingkan dengan laki-laki. Conformity orientation yang diterapkan oleh ibu juga secara signifikan dan positif memprediksi kecemasan pada remaja akhir yang sedang menjalani transisi setelah lulus SMA.

Transition after high school brings significant changes in late adolescents' life. Such challenges can lead to anxiety and depression. One of the factors that can determine mental health of late adolescents during this transition are family communication pattern and gender. This study aimed to examine the role of the two dimensions of family communication pattern, namely conversation and conformity orientation from both parents, and gender in predicting anxiety and depression among late adolescents during transition after high school. This follow-up study used primary data that were collected in 2020 and secondary data that were collected in 2019 from the same participants. 94 late adolescents who recently graduate from five high schools in urban Jakarta participated in this study. The prevalence of high anxiety and depression in 2020 were 59,6% and 52,1% respectively. Female late adolescents had four times greater risk of experiencing high anxiety and three times greater risk of experiencing high depression than male late adolescents. Maternal conformity orientation also significantly and positively predicted anxiety among late adolescents during transition after high school."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>