Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 165178 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ardina Ayu Wulandari
"Biodiesel merupakan salah satu energi alternatif terbarukan yang berasal dari bahan bakar fosil biologis. Biodiesel memiliki sifat mudah teroksidasi sehingga biodiesel mengalami Penurunan kualitas. Beberapa antioksidan digunakan untuk meningkatkan stabilitas biodiesel. PY adalah aditif antioksidan yang paling efektif. Tapi PY \dan biodiesel memiliki polaritas yang berbeda sehingga tidak dapat terdistribusi dengan baik. Beberapa penelitian telah dilakukan dengan menggunakan kombinasi biner dari berbagai antioksidan. Upaya lain dilakukan dengan menambahkan surfaktan. Pada penelitian ini dilakukan penambahan surfaktan Dalam campuran antioksidan biner PY dan TBHQ, surfaktan yang ditambahkan adalah SMO dan GMS dengan variasi konsentrasi 200, 400 dan 600 ppm. Tes dispersi menunjukkan bahwa surfaktan dapat meningkatkan dispersi antioksidan biner dalam
biodiesel. Peningkatan dispersi antioksidan dapat meningkatkan stabilitas oksidasi dibuktikan dengan peningkatan dispersi antioksidan 0,06% mampu meningkatkan periode induksi 2,44 jam. Penambahan surfaktan lebih dari 200 ppm terbukti menimbulkan endapan coklat tua. Komposisi optimal diperoleh pada penambahan surfaktan SMO dengan konsentrasi 200 ppm dengan periode induksi 39,74 jam dan komposisi tidak menimbulkan sedimen. Peningkatan stabilitas oksidasi biodiesel disebabkan oleh peningkatan dispersi disebabkan oleh peningkatan dispersi antioksidan karena interaksi sinergis antara PY, TBHQ dan SMO dibuktikan dengan adanya gugus C=O melalui uji FTIR
Biodiesel is a renewable alternative energy derived from biological fossil fuels. Biodiesel has the property of being easily oxidized so that biodiesel has decreased in quality. Several antioxidants are used to increase the stability of biodiesel. PY is the most effective antioxidant additive. But PY \ and biodiesel have different polarities so they can't be distributed properly. Several studies have been conducted using binary combinations of various antioxidants. Another attempt was made by adding surfactants. In this study, surfactant was added. In a mixture of binary antioxidants PY and TBHQ, the surfactants added were SMO and GMS with varying concentrations of 200, 400 and 600 ppm. Dispersion tests showed that surfactants could increase the dispersion of binary antioxidants in biodiesel. Increasing antioxidant dispersion can increase oxidation stability as evidenced by an increase in antioxidant dispersion of 0.06% which can increase the induction period of 2.44 hours. The addition of surfactants of more than 200 ppm was proven to cause dark brown deposits. The optimal composition was obtained by adding SMO surfactant with a concentration of 200 ppm with an induction period of 39.74 hours and the composition did not cause sediment. The increase in the oxidation stability of biodiesel was caused by the increase in dispersion caused by the increase in antioxidant dispersion due to the synergistic interaction between PY, TBHQ and SMO as evidenced by the presence of C=O groups through the FTIR test."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Adhitya
"Biodiesel merupakan salah satu solusi bahan bakar alternatif yang tepat digunakan di Indonesia karena Indonesia merupakan salah satu produsen Crude Palm Oil CPO terbesar di dunia. Saat ini, Biodiesel digunakan sebagai campuran dari diesel dari minyak bumi Solar. Masalah utama yang terjadi adalah kecenderungan biodiesel untuk teroksidasi sehingga menurunkan storage life. Masalah tersebut dapat diatasi dengan penambahan aditif antioksidan seperti tert-Butylhydroquinone TBHQ yang harganya murah dan banyak tersedia di pasaran. Performa TBHQ kurang memuaskan karena dispersinya yang buruk saat dicampur pada biodiesel. Oleh karena itu, TBHQ dicampurkan kedalam biodiesel dengan bantuan surfaktan Sorbitan monooleate yang bertujuan untuk meningkatkan dispersi sehingga performanya sebagai antioksidan lebih baik. Pencampuran tersebut dilakukan dengan beberapa langkah, yaitu pertama-tama mencampurkan TBHQ dengan surfaktan, kemudian dicampurkan kedalam biodiesel, serta dilakukan uji dispersi. Biodiesel diuji ketahanan oksidasinya sebelum dan setelah dicampurkan TBHQ dan surfaktan dengan bilangan asam dan bilangan iodin. Pengujian tersebut menunjukkan bahwa penambahan surfaktan Sorbitan Monooleate mampu meningkatkan dispersi TBHQ pada biodiesel. Peningkatan ketahanan oksidasi pada biodiesel paling baik terjadi setelah penambahan surfaktan Sorbitan Monooleate 300 ppm dan TBHQ 2000 ppm.

Biodiesel is one of the best alternative fuels solutions to be used in Indonesia because Indonesia is one of the largest producers of Crude Palm Oil CPO in the world. Currently, Biodiesel is used as a mixture of diesel from petroleum Solar. The main problem that occurs is the tendency of biodiesel to oxidize, thus lowering the shelf life. The problem can be solved by the addition of antioxidant additives such as tert Butylhydroquinone TBHQ which is cheap and widely available in the market. TBHQ performance is less satisfactory because of poor dispersion when mixed in biodiesel. Therefore, TBHQ is incorporated into biodiesel with the help of Sorbitan monooleate surfactant which aims to increase dispersion so that its performance as an antioxidant is better. Mixing can be done with several steps, namely first mixing TBHQ with surfactant, then mixed into biodiesel, and conducted by dispersion test. Biodiesel tested its oxidation resistance before and after mixed TBHQ and surfactant with acid number and iodine number. The tests showed that the addition of Sorbitan Monooleate surfactant increased the dispersion of TBHQ antioxidant additive in biodiesel. The best improvement of oxidative stability of biodiesel occur after adding the Sorbitan Monooleate 300 ppm and TBHQ 2000 ppm to the biodiesel."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Rafif
"Biodiesel merupakan salah satu energi alternatif yang dapat dihasilkan dari minyak kelapa sawit. Meskipun biodiesel memiliki karakteristik seperti diesel konvensional, biodiesel memiliki kekurangan yakni mudah teroksidasi karena memiliki ikatan tak jenuh pada rantai esternya. Antioksidan seperti Pyrogallol (PY), Ter-butyl Hydroquinone (TBHQ) dan Butyl Hydroxytoluene (BHT) terbukti efektif dalam meningkatkan stabilitas oksidasi biodiesel. Pada penelitian ini, antioksidan biner berbasis PY dikombinasikan dengan TBHQ dan BHT sebagai aditif untuk meningkatkan stabilitas oksidasi biodiesel kelapa sawit. Formulasi optimum penambahan antioksidan didapatkan dengan menguji bilangan asam, bilangan iodin serta periode induksi dengan metode Rancimat pada sampel biodiesel yang ditambahkan antioksidan biner PY:TBHQ dan PY:BHT sebesar 100ppm, 250ppm, dan 500ppm serta rasio antioksidan biner sebesar 1:3, 1:1 dan 3:1. Pengambilan data pengujian dilakukan sebanyak 1 kali seminggu dari minggu ke-0 hingga minggu ke-4 waktu penyimpanan. Hasil uji stabilitas oksidasi dengan metode Rancimat menunjukkan bahwa antioksidan biner PY:TBHQ dengan rasio 1:1 memiliki kinerja terbaik dimana penambahan 500ppm antioksidan dapat meningkatkan periode induksi biodiesel kelapa sawit dari 6,59 jam menjadi 38,48 jam. Dengan demikian, maka penambahan antioksidan biner PY:TBHQ terbukti dapat meningkatkan stabilitas oksidasi biodiesel kelapa sawit.

Biodiesel is one of alternative energy that can be produced from palm oil. Eventhought biodiesel has similar properties to conventional diesel, it has low oxidation stability due to the unsaturated bond in its ester chains. Antioxidant, such as Pyrogallol (PY), ter-Butyl Hydroquinone (TBHQ) and Butylated Hydroxytoluene (BHT) are proven as an effective solution to increase oxidation stability of biodiesel. In this research, PY-based binary antioxidants were combined with TBHQ and BHT as additives to improve the oxidation stability of palm oil biodiesel. The optimum formulation of antioxidant addition was obtained by testing the acid number, iodine number and Rancimat induction period method on biodiesel samples which added binary antioxidant PY: TBHQ and PY: BHT at 100ppm, 250ppm, and 500ppm and ratios 1: 3, 1: 1 and 3:1. The tests done once a week from week 0 to week 4 of storage time. The results of the oxidation stability test using the Rancimat method showed that binary antioxidant PY: TBHQ with ratio of 1: 1 had the highest performance where an addition of 500ppm of antioxidants could increase the induction period of palm oil biodiesel from 6.59 hours to 38.48 hours. Thus, the addition of binary antioxidant PY: TBHQ has been shown to increase the oxidation stability of palm oil biodiesel."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ali Hamdani
"ABSTRAK
Menipisnya energi fosil dan menyebabkan polusi memaksa para ilmuwan untuk mencari sumber energi alternatif. Potensi minyak sawit yang besar menjadikan pengembangan sumber energi alternatif untuk biodiesel sawit menjadi pilihan yang cocok untuk dilakukan di Indonesia. Stabilitas oksidasi biodiesel masih menjadi masalah karena berdampak negatif terhadap kualitas biodiesel sebagai bahan bakar. Salah satu cara untuk meningkatkan stabilitas oksidasi biodiesel adalah dengan menambahkan antioksidan. Antioksidan seperti Tert-Butylhydroquinone (TBHQ) dikenal sebagai salah satu antioksidan sintetik fenolik berkinerja terbaik dan Butylated Hydroxyanisole (BHA) sebagai antioksidan yang juga efektif dalam meningkatkan stabilitas oksidasi biodiesel. Namun, ada antioksidan Butylated Hydroxytoluene (BHT) yang harganya lebih murah meski kinerjanya sedikit lebih buruk. Campuran dua antioksidan (antioksidan biner) dalam biodiesel dapat menghasilkan sinergisme, sehingga meningkatkan stabilitas oksidasi biodiesel dengan jumlah antioksidan yang sama dan sekaligus menurunkan biaya. Pada penelitian ini ditambahkan antioksidan biner BHT: TBHQ pada biodiesel minyak sawit dengan variasi komposisi dan konsentrasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa antioksidan dengan aktivitas antioksidan tertinggi hingga terkecil pada biodiesel kelapa sawit adalah BHT: TBHQ (1: 3), TBHQ, BHA: TBHQ (3: 1), BHA, dan BHT. Sinergisme hanya dihasilkan oleh antioksidan biner BHT: TBHQ dengan rasio 1: 3 pada 500 ppm, sedangkan BHA: TBHQ sama sekali tidak menghasilkan sinergisme rasio.

ABSTRACT
Depletion of fossil energy and causing pollution forces scientists to look for alternative energy sources. The large potential of palm oil makes the development of alternative energy sources for palm biodiesel a suitable choice to do in Indonesia. Biodiesel oxidation stability is still a problem because it has a negative impact on the quality of biodiesel as fuel. One way to increase the oxidation stability of biodiesel is by adding antioxidants. Antioxidants such as Tert-Butylhydroquinone (TBHQ) are known as one of the best performing synthetic phenolic antioxidants and Butylated Hydroxyanisole (BHA) as antioxidants which are also effective in increasing the oxidation stability of biodiesel. However, there is the antioxidant Butylated Hydroxytoluene (BHT) which costs less even though its performance is slightly worse. The mixture of two antioxidants (binary antioxidants) in biodiesel can produce synergism, thereby increasing the oxidation stability of biodiesel with the same amount of antioxidants and simultaneously reducing costs. In this study, the binary antioxidant BHT: TBHQ was added to palm oil biodiesel with variations in composition and concentration. The results showed that the antioxidants with the highest to the smallest antioxidant activity in oil palm biodiesel were BHT: TBHQ (1: 3), TBHQ, BHA: TBHQ (3: 1), BHA, and BHT. Synergism is only produced by the binary antioxidant BHT: TBHQ with a ratio of 1: 3 at 500 ppm, whereas BHA: TBHQ does not produce a synergism ratio at all."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iva Raudyatuzzahra
"ABSTRAK Pertumbuhan penduduk dan tingkat ekonomi yang tinggi mengakibatkan kebutuhan bahan bakar semakin meningkat. Biodiesel sebagai bahan bakar terbarukan dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif. Penurunan kualitas selama masa penyimpanan akibat dari rendahnya stabilitas oksidasi biodiesel menjadi salah satu kendala dalam pemanfaatan biodiesel. Salah satu cara untuk meningkatkan stabilitas oksidasi adalah dengan menambahkan antioksidan. Tert-Butylhydroquinone TBHQ adalah salah satu antioksidan yang dapat digunakan sebagai aditif biodiesel. Akan tetapi TBHQ dan biodiesel berbeda kepolaran sehingga TBHQ sulit terdispersi di dalam biodiesel. Dispersi TBHQ dapat ditingkatkan dengan memanfaatkan surface actuve agent surfaktan . Polyglyceryl-4-isostearate adalah surfaktan pengemulsi water in oil yang dapat membuat campuran yang memiliki perbedaan kepolaran menjadi homogen. Pada penelitian ini, biodiesel diberikan aditif berupa antioksidan TBHQ dengan konsentrasi sama dan aditif surfaktan polyglyceryl-4-isostearate dengan konsentrasi yang divariasikan. Karakteristik biodiesel yang diamati sebagai parameter stabilitas oksidasi adalah perubahan bilangan asam dan bilangan iodin selama empat minggu periode penyimpanan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan surfaktan polyglyceryl-4-isostearate dapat meningkatkan kelarutan TBHQ di dalam biodiesel sehingga kinerja TBHQ sebagai antiosidan dalam biodiesel mengalami peningkatan. Konsentrasi penambahan aditif paling baik untuk menjaga stabilitas oksidasi biodiesel adalah 2000 ppm antioksidan TBHQ dan 300 ppm surfaktan polyglyceryl-4-isostearate.
ABSTRACT >Population growth and high economic levels result in increasing fuel demand. Biodiesel as a renewable fuel can be utilized as an alternative fuel. The used of biodiesel is constrained due to low oxidatio stabilitythat causes decreasing quality of biodiesel. The addition of antioxidant additive is needed to improve oxidation stability. Tert Butylhydroquinone TBHQ is one of the antioxidants that can be used as a biodiesel additive. However, TBHQ and biodiesel are different in polarity so that TBHQ is difficult to dispersed in biodiesel. TBHQ dispersions can be increased by utilizing surface actuve agents surfactants . Polyglyceryl 4 isostearate is a water in oil emulsifying surfactant which can make a mixture of polar differences to be homogeneous. In this study, biodiesel was given a TBHQ antioxidant additive with the same concentration and a polyglyceryl 4 isostearate surfactant additive with varied concentrations. The characteristics of biodiesel observed as parameters of oxidation stability such as the change of acid number and iodine number during four weeks of storage period. The results of this study show that the addition of polyglyceryl 4 isostearate surfactant can increase TBHQ solubility in biodiesel so that the performance of TBHQ to maintain oxidative stability also increases. The best composition to maintain biodiesel oxidation stability is 2000 ppm of antioxidant TBHQ and 300 ppm of polyglyceryl 4 isostearate surfactant."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dicky Irawan
"Penggunaan biodiesel di Indonesia saat ini belum sepenuhnya dijalankan karena biodiesel mudah teroksidasi. Salah satu cara untuk mengatasi masalah oksidasi biodiesel adalah dengan penambahan antioksidan. Pyrogallol adalah antioksidan yang umum digunakan, tetapi pyrogallol dan biodiesel memiliki polaritas yang berbeda sehingga menyebabkan keduanya tidak terdistribusi dengan baik. Perlu dilakukan peningkatan distribusi pyrogallol di dalam biodiesel dengan penambahan surfaktan. Surfaktan adalah senyawa yang digunakan untuk meningkatkan dispersi antara dua senyawa yang tidak saling larut. Glycerol monostearate adalah surfaktan yang umum digunakan untuk mencampurkan bahan aditif yang bersifat polar pada minyak nabati.
Pada riset ini, biodiesel akan diberikan aditif pyrogallol dan glycerol monostearate. Penambahan pyrogallol dilakukan dengan konsentrasi tetap pada seluruh sampel, sementara konsentrasi glycerol monostearate divariasikan. Karakteristik biodiesel yang dilihat untuk melihat stabilitas oksidasi adalah bilangan asam dan viskositas selama enam belas hari penyimpanan.
Hasil penelitian menunjukkan penambahan glycerol monostearate dapat meningkatkan dispersi pyrogallol dalam biodiesel dan meningkatkan kinerja pyrogallol dalam menahan perubahan karakteristik biodiesel terkait oksidasi. Terdapat pengaruh perbedaan konsentrasi surfaktan glycerol monostearate terhadap penambahan kinerja antioksidan pyrogallol dimana penambahan glycerol monostearate 300 ppm dan pyrogallol sebesar 1000 ppm rasio 3:10 merupakan penambahan yang dapat mempertahankan karakteristik biodiesel paling baik.

The utilization of biodiesel in Indonesia today isn rsquo t fully applied because of its vulnerability to oxidation. One of the way to counter this problem is by adding antioxidant. Pyrogallol is a widely used antioxidant for biodiesel but its difference in polarity flawed its solubility. The distribution of pyrogallol in biodiesel needs to be increased by adding surfactant. Surfactant is a type of compounds used to increase the dispersion of two compounds with different polarity. Glycerol monostearate is a type of surfactant commonly used to mix polar additives with palm oil.
In this research, biodiesel is given pyrogallol and glycerol monostearate as additives. Pyrogallol is added in same concentration for all samples, while glycerol monostearate concentration is varied. The characteristics of biodiesel used to determine oxidation stability is acid number and viscosity within sixteen days of storage.
The result shows that the addition of glycerol monostearate can increase the dispersion of pyrogallol in biodiesel and improve the antioxidant activity of pyrogallol. An effect of glycerol monostearate concentration to the improvement of antioxidant activity of pyrogallol is also detected, where the addition of 300 ppm glycerol monostearate and 1000 ppm pyrogallol ratio 3 10 is the best to improve oxidation stability of biodiesel.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Prasetio Ajie
"Kebutuhan bahan bakar dalam menunjang ketersediaan energi bagi masyarakat terus meningkat seiring dengan meningkatnya populasi manusia. Disatu sisi cadangan bahan bakar seperti minyak bumi terus menipis, sehingga dari kebutuhan tersebut mendorong dikembangkannya bahan bakar alternatif yang terbarukan salah satunya biodiesel. Pemakaian biodiesel memiliki kekurangan mudah teroksidasi akibat ikatan rangkap dua pada struktur molekul yang dimilikinya, sehingga berpotensi untuk terjadinya degradasi dalam masa penyimpanan. Ikatan rangkap pada biodiesel dapat teroksidasi dengan mudah menghasilkan produk samping peroksida yang dapat merusak biodiesel terutama selama proses pembakaran. Untuk meminimalisir kekurangan tersebut supaya biodiesel memiliki spesifikasi ketahanannya terhadap oksidasi sehingga layak dipakai dan digunakan dapat dilakukan penambahan antioksidan ke dalam biodiesel. Dalam rangka meningkatkan performa antioksidan dalam biodiesel dapat dilakukan dengan mencampurkan dua antioksidan membentuk antioksidan biner. Dalam penelitian ini biodiesel ditambahkan dengan antioksidan biner campuran pyrogallol dengan antioksidan monohidrik dalam beberapa variasi rasio konsentrasi antara pyrogallol dengan antioksidan monohidrik. Biodiesel yang sudah dicampur dengan antioksidan akan diukur stabilitas oksidasinya dengan pengujian bilangan asam, bilangan iodin dan periode induksi Rancimat selama 4 minggu. Dari uji yang telah dilakukan penambahan antioksidan PY:BHA dengan perbandingan 1:1 pada 500 ppm dapat meningkatkan periode induksi Rancimat biodiesel dari 6,49 jam menjadi 31,24 jam. Sedangkan pada bilangan asam dan iodin penambahan antioksidan dapat menurunkan kenaikan bilangan asam dan menurunkan laju penurunan bilangan iodin pada biodiesel dibandingkan dengan biodiesel tanpa penambahan antioksidan.

The need for fuel to support the availability of energy for the community continues to increase along with the increasing human population. On the other hand, conventional fuel such as petroleum are running low, so that these needs encourage the development of renewable alternative fuels, one of which is biodiesel. The use of biodiesel has the disadvantages of being easily oxidized due to its double bond in the molecular structure it has, so that it has the potential for degradation during the storage period. The double bond on biodiesel can be oxidized easily to produce peroxide products which can damage biodiesel especially during the combustion process. To minimize these deficiencies so that biodiesel has a specification of its resistance to oxidation so that it is suitable for use and can be used to add antioxidants to biodiesel. In order to improve the performance of antioxidants in biodiesel can be done by mixing two antioxidants to form binary antioxidants. In this study, biodiesel was added with a binary antioxidant pyrogallol mixture with monohydric antioxidants in several variations in the ratio of the concentration between pyrogallol and monohydric antioxidants. Biodiesel mixed with antioxidants will be measured for oxidation stability by testing acid numbers, iodine numbers and Rancimat induction periods for 4 weeks. From the tests that have been carried out with the addition of antioxidant PY: BHA with a ratio of 1: 1 at 500 ppm can increase the period of induction of Rancimat biodiesel from 6.49 hours to 31.24 hours. While the acid number and iodine addition of antioxidants can reduce the increase in acid numbers and decrease the rate of decrease in iodine number in biodiesel compared to biodiesel without the addition of antioxidants. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dio Arveza Naufal
"Biodiesel adalah senyawa alkil monoester asam lemak yang merupakan turunan dari bahan yang dapat diperbaharui, seperti minyak kelapa sawit. Namun, penggunaan biodiesel masih terkendala dikarenakan terdapat senyawa rantai rangkap pada biodiesel, sehingga biodiesel mudah teroksidasi. Hal ini dapat dihambat dan dicegah dengan penambahan antioksidan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, pencegahan oksidasi biodiesel dapat menggunakan campuran antioksidan fenolik yang dapat memberikan efek sinergis akibat terbentuknya heterodimer untuk meningkatkan stabilitas oksidasi biodiesel.
Pada penelitian ini dilakukan identifikasi heterodimer pada antioksidan biner PY-TBHQ. Keberadaan heterodimer dianalisis menggunakan Liquid Chromatography-Mass Spectrometry (LCMS) dan Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR) dan dispersi heterodimer dalam biodiesel diuji menggunakan perbedaan rasio densitas atas-bawah dan Spektofotometri UV-Vis. Pada penelitian ini dilakukan tiga variasi komposisi PY-TBHQ, yaitu (1:0); (0:1); (1:1) dan variasi konsentrasi antioksidan 1000ppm dan 2000ppm. Untuk identifikasi heterodimer dengan melarutkan 40mg antioksidan pada 40ml etanol.
Hasil FTIR menunjukkan terbentuknya heterodimer antioksidan PY-TBHQ dengan adanya puncak baru yang muncul pada bilangan gelombang 1147 cm-1 dan uji LCMS menunjukkan terdapat massa molekul 291 amu pada waktu retensi 9,38 menit. Hasil uji UV-Vis dan rasio densitas didapatkan hasil delta absorbansi dan kenaikan rasio densitas atas-bawah masing-masing 0,023 dan 0,064%, pada konsentrasi 1000 ppm dan 0,041 dan 0,081%, pada konsentrasi 2000 ppm.

Biodiesel is an fatty acid alkyl monoester compound which is derived from renewable materials, such as palm oil. However, the use of biodiesel is still constrained because there are double bond compounds in biodiesel, so biodiesel is easily oxidized. This can be inhibited and prevented by adding antioxidants. Based on the research that has been done, biodiesel oxidation prevention can use a mixture of phenolic antioxidants which can provide a synergistic effect because of the formation of heterodimer to improve the oxidation stability of biodiesel.
In this study heterodimer identification was carried out on binary antioxidants PY-TBHQ. The presence of heterodimers was analyzed using Liquid Chromatography-Mass Spectrometry (LCMS) and Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR). In addition, heterodimer dispersion in biodiesel was tested using differences density ratio in the top-bottom sample in the test tube and using UV-Vis spectrophotometry. In this study three variations of the PY-TBHQ composition were conducted: (1:0); (0:1); (1:1) and variations in the concentration of antioxidants on biodiesel 1000 ppm and 2000 ppm. Whereas, for heterodimer identification samples obtained by diluted 40mg of antioxidants in 40ml ethanol respectively.
The FTIR test results showed the formation of a PY-TBHQ binary antioxidant heterodimer with a new peak appearing at wavelength 1147 cm-1 at a retention time of 9.381 minutes. The UV-Vis and density ratio results obtained from the delta absorbance and increases in the upper-bottom density ratio of 0.023 and 0.064%, at concentrations of 1000 ppm and 0.041 and 0.081%, at concentrations of 2000 ppm.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Madani
"Permasalahan energi mendorong dikembangkannya bahan bakar alternatif terbarukan yaitu biodiesel. Namun penggunaan biodiesel terkendala karena memiliki kekurangan yaitu rendahnya stabilitas oksidasi. Reaksi oksidasi menyebabkan biodiesel mengalami perubahan sifat sehingga mengakibatkan korosi, penyumbatan jalur bahan bakar, dan pengotoran saat biodiesel digunakan. Oksidasi biodiesel dapat dihindari dengan penambahan antioksidan. Pyrogallol merupakan antioksidan yang memiliki efektivitas paling tinggi dibandingkan antioksidan lain. Akan tetapi, pyrogallol memiliki kekurangan yaitu sulit larut dalam biodiesel. Untuk mengoptimalkan performa pyrogallol dalam meningkatkan stabilitas oksidasi biodiesel maka dispersi pyrogallol harus ditingkatkan.
Pada penelitian ini surfaktan sorbitan monooleate ditambahkan ke dalam biodiesel untuk meningkatkan dispersi pyrogallol karena merupakan surfaktan nonionic yang baik sebagai pengemulsi water in oil. Penambahan sorbitan monooleate dilakukan dengan variasi konsentrasi yang berbeda untuk mengetahui jumlah komposisi sorbitan monooleate terbaik yang dapat meningkatkan stabilitas oksidasi biodiesel. Stabilitas oksidasi biodiesel diukur berdasarkan penambahan angka asam dan viskositas kinematic selama enam belas hari masa penyimpanan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan penambahan surfaktan sorbitan monooleate dapat meningkatkan dispersi pyrogallol dalam biodiesel dan meningkatkan kinerja pyrogallol dalam menjaga stabilitas oksidasi biodiesel. Selain itu konsentrasi surfaktan sorbitan monooleate yang ditambahkan berpengaruh terhadap kinerja antioksidan. Penambahan surfaktan sorbitan monooleate 300 ppm dan pyrogallol 1000 ppm rasio 3:10 merupakan penambahan yang paling baik yang dapat menjaga oksidasi biodiesel.

Energy problems encourage for development of alternative renewable fuel, biodiesel. However usage of biodiesel is obstructed because of its weakness, low oxidation stability. Oxidation reaction makes change of biodiesel properties so it causes corrosion, plugging of fuel lines, and fouling when it is used. Oxidation of biodiesel can be prevented by adding antioxidant. Pyrogallol is one of antioxidant which has the highest effectivity than other antioxidant. However pyrogallol has weakness, it is easier to soluble in water than in biodiesel. To optimize pyrogallol performance in increasing oxidation stability of biodiesel, pyrogallol dispersion need to be improved.
In this research surfactant sorbitan monooelate is added in increasing pyrogallol dispersion because it is nonionic surfactant which is good as emulsifier water in oil. Sorbitan monooelate surfactant is added by varying its concentration to know the best composition of sorbitan monooleate which can increase oxidation stability of biodiesel. Oxidation stability is measured by acid and viscosity in sixteen days of storage.
Result shows that addition of surfactant sorbitan monoolete can increase dispersion of pyrogallol in biodiesel and performance of pyrogallol to keep oxidation stability of biodiesel. Concentration of surfactant sorbitan monooleate which is added also has effect to performance of antioxidant pyrogallol. Adding surfactant sorbitan monooleate 300 ppm and pyrogallol 1000 ppm rasio 3 10 is the best for keep oxidation stability of biodiesel.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Hana Dhia
"Penggunaan biodiesel sebagai sumber energi alternative terbarukan terkendala karena rendahnya stabilitas oksidasi yang menyebabkan biodiesel mengalami penurunan kualitas dan memiliki masa penyimpanan yang singkat. Salah satu cara untuk mengatasi masalah oksidasi biodiesel adalah dengan penambahan aditif antioksidan. Pyrogallol adalah aditif antioksidan yang umum digunakan untuk biodiesel. Tetapi, pyrogallol dan biodiesel memiliki polaritas yang berbeda sehingga menyebabkan pyrogallol tidak terdistribusi dengan baik pada biodiesel. Polyglyceryl-4-isostearate adalah surfaktan non ionik yang umum digunakan dalam industri kosmetik sebagai pengemulsi water in oil untuk mencampurkan bahan-bahan industri kosmetik agar lebih homogen.
Pada riset ini, biodiesel diberikan aditif berupa pyrogallol dan polyglyceryl-4-isostearate. Karakteristik dari biodiesel yang dilihat untuk menentukan stabilitas oksidasi adalah perubahan bilangan asam dan iodin selama empat minggu masa penyimpanan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan polyglyceryl-4-isostearate dapat meningkatkan dispersi pyrogallol di dalam biodiesel dan meningkatkan kinerja pyrogallol dalam menahan oksidasi. Selain itu, penambahan surfaktan polyglyceryl-4-isostearate hingga 300 ppm dan pyrogallol 1000 ppm atau rasio 3:10 mampu meningkatkan stabilitas oksidasi biodiesel.

The used of biodiesel as renewable energy resources is constrained due to low oxidation stability that causes the decreasing quality of biodiesel and has a short storage period. The addition of antioxidant additives is needed to prevent the oxidation. Pyrogallol is an effective antioxidant additive and it is commonly used in industry. But, the use of pyrogallol is not maximized due to differences in polarity between pyrogallol and biodiesel, causing the pyrogallol are not mutually soluble or not distributed well. Polyglyceryl 4 isostearate is a non ionic surfactant that commonly used in the cosmetics industry as a water in oil emulsifier for mixing cosmetic industry ingredients to be more homogeneous.
In this research, biodiesel will be given pyrogallol as antioxidant additives and polyglyceryl 4 isostearate as surfactant. The parameter used to determine the biodiesel oxidation stability are acid number and iodine number in four weeks of storage.
It is found that after the addition of polyglyceryl 4 isostearate, the dispersion between pyrogallol and biodiesel is increased and performace of pyrogallol for maintaining the oxidation stability improved. Also, adding surfactant polyglyceryl 4 isostearate until 300 ppm and pyrogallol 1000 ppm or 3 10 ratio can cause the oxidation stability improved.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>