Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 163931 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bayu Sumarno Putro
"Buoy Tsunami merupakan alat pendeteksi tsunami yang mengapung di permukaan laut (surface buoy). Dalam sejarah pengembangan alat pendeteksi tsunami banyak sekali kendala. Permasalahan utamanya adalah tidak berfungsinya alat pendeteksi tsunami tersebut disebabkan tumbukan dengan kapal melintas yang mengakibatkan sistim elektronik tidak berfungsi. Kedua, berat buoy yang mencapai 2,3 ton menyulitkan mobilisasi, maintenance, dan biaya pembuatan buoy yang mahal. Ketiga, rawannya surface buoy terhadap perusakan. Tujuan penelitian ini adalah, merancang surface buoy baru yang memiliki kemampuan menyerap getaran apabila terjadi tumbukan, membuat buoy anti tenggelam, ringan, mudah di buat, dirawat dan murah, memiliki ketahanan terhadap perusakan. Untuk memenuhi kreteria di atas, dilakukan pemilihan material yang paling sesuai. Dari proses pemilihan material untuk kerangka surface buoy menghasilkan AISI 1018 steel sebagai material terbaik. Desain struktur yang baru didapatkan berat surface buoy adalah 538,35 kg atau berkurang sampai dengan 76,59 % dari berat surface buoy yang terdahulu. Desain surface buoy baru menggunakan sistim no bolt at surface untuk mengurangi resiko perusakan.

Buoy Tsunami is a tsunami detection device that floats on the surface of the sea (surface buoy). There are many problem of the buoy. The main problem is the non-functioning of the tsunami detection device due to several factors. The first, collision with a passing boat which results in an electronic system not functioning due to vibration. The second, weight of the buoy which reached 2.3 tons which made it difficult to mobilize, maintain, and expensive. The third, vulnerability of surface buoys to destruction. The aim of this research is to design a new surface buoy that has the ability to absorb vibrations in the event of a collision, secondly, to create a buoy that is anti-cracking and anti-sinking, to solve the problem above, the selection of the materials most suitable. Based on the developed materials selection method and analysis of the few candidate materials it can be concluded that the AISI 1018 steel is the suitable material for the design. With new design can get buoy with total weight 538,35 kg or reduce total weight of surface buoy until 76.59 %. No bolt at surface design to proof buoy tsunami from vandalism."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T55397
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Dwiva Elnando
"Indonesia yang tertelak di daerah Cincin Api Pasifik sangat rentan terhadap letusan gunung berapi dan gempa bumi. Gempa bumi yang memiliki kekuatan sangat besar dan cukup dangkal dapat menimbulkan gelombang laut tsunami. BMKG Indonesia telah memasang beberapa alat pendeteksi tsunami di banyak titik di lautan Indonesia untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya tsunami. Meski demikian, alat ini hanya bisa mendeteksi potensi datangnya gelombang tsunami. Penelitian ini membahas tentang alat yang dapat digunakan untuk memvalidasi datangnya gelombang tsunami dengan mengukur ketinggian gelombang air laut di dekat pantai. Alat ini berupa buoy yang dibuat menggunakan mesin cetak 3D dimana didalamnya terdapat sensor tekanan barometrik untuk mendeteksi ketinggian air laut, modul GPRS untuk mengirim data yang diambil dan Arduino sebagai mikrokontroler. Sensor tekanan barometrik yang digunakan telah dicoba untuk mengukur perbedaan ketinggian setinggi 15 meter dan berhasil menangkap data dengan cukup akurat. Sensor inipun cukup sensitif dalam mengukur perbedaan ketinggian. Modul GPRS juga telah dicoba untuk mengirim data yang didapatkan oleh sensor barometrik ke website thingspeak.com melalui koneksi internet. Bahan yang digunakan untuk mencetak buoy menggunakan mesin cetak 3D adalah filamen PLA. Filamen tersebuat banyak digunakan dimesin cetak 3D dan dapat mengapung diatas air. Secara keseluruhan, alat ini dapat digunakan untuk mengukur ketinggian air laut dimana ketinggian tersebut dapat memvalidasi potensi tsunami yang telah disiarkan oleh BMKG.

Indonesia is located in The Ring of Fire and is very vulnerable to volcanic eruptions and earthquakes. A strong and shallow earthquake can cause a surge of tsunami waves. BMKG Indonesia has put many tsunami detectors in the Indonesian ocean to detect any possible tsunami waves. However, this device can only detect tsunami waves. This research discusses a device that can be used to validate the arrival of tsunami waves by measuring the height of sea waves near the coastline. This device is a buoy that is printed using a 3D printer and inside it is a barometric pressure sensor to detects sea waves height, GPRS module to send acquired data and Arduino as a microcontroller. The barometric pressure sensor that is used has been tested to measure a 15 meters height difference and successfully acquired the data quite accurately. This sensor is also sensitive enough to detect height differences. The GPRS module has also been tested to send data acquired by the barometric pressure sensor to thingspeak.com website using an internet connection. The material that is used to print buoy using a 3D printer is PLA filament. This filament is widely used in 3D printing machines and can float on water. Overall, this device can be used to measure the height of sea waves which can validate the potential tsunami that has been broadcasted by BMKG."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dody Andi Winarto
"Penelitian ini bertujuan untuk memodifikasi karet alam yang mempunyai kekurangan dalam hal sifat ketahanan terhadap panas dan oksidasi, karena adanya kandungan ikatan rangkap C=C pada rantai polimer karet alam. Modifikasi dilakukan dengan mengeksplorasi pendekatan hidrogenasi dua fasa menggunakan karet alam padat yang dilarutkan dalam pelarut organik dan sumber hidrogen (hidrazin hidrat dan hidrogen peroksida) yang dicampur dalam air. Pilihan pelarut, katalis, dan rasio volume air terhadap pelarut diperiksa dampaknya terhadap hidrogenasi. Karakterisasi dilakukan dengan menggunakan spektroskopi Fourier Transform Inframerah (FTIR) sebagai indikator kualitatif hidrogenasi. Sementara itu, spektroskopi 1H-NMR digunakan untuk mengukur derajat hidrogenasi dari produk karet alam terhidrogenasi. Hasilnya menunjukkan bahwa hidrogenasi parsial berhasil dilakukan menggunakan toluena sebagai pelarut dan etilen diamina tetra asam asetat diammonium tembaga (Cu-EDTA) sebagai katalis, dimana variasi volume air mempengaruhi derajat hidrogenasi. Derajat hidrogenasi 7,69% dicapai dengan menggunakan 15 mL air. Pemrosesan karet alam melalui vulkanisasi dapat dilakukan dengan memanfaatkan keunggulan material karet alam terhidrogenasi dengan formula yang biasa dilakukan dengan mendapatkan sifat mekanik yang lebih baik dibandingkan menggunakan karet alam sebelum terhidrogenasi. Sementara itu, sifat termal karet alam terhidrogenasi tetap sebanding dengan bahan aslinya, dengan peningkatan ketahanan panas dan oksidasinya serta sifat mekanik. Metode hidrogenasi dua fasa ini menawarkan potensi untuk meningkatkan sifat ketahanan material karet alam untuk aplikasi pelampung tsunami buoy.

This research aims to modify natural rubber which has deficiencies in terms of resistance to heat and oxidation, due to the presence of C=C double bonds in the natural rubber polymer chain. The modification was carried out by exploring a two-phase hydrogenation approach using solid natural rubber dissolved in an organic solvent and a hydrogen source (hydrazine hydrate and hydrogen peroxide) mixed in water. The choice of solvent, catalyst, and water-to-solvent volume ratio were examined for their impact on hydrogenation. Characterization was carried out using Fourier Transform Infrared (FTIR) spectroscopy as a qualitative indicator of hydrogenation. Meanwhile, 1H-NMR spectroscopy measures the degree of hydrogenation of hydrogenated natural rubber products. The results show that partial hydrogenation was successfully carried out using toluene as a solvent and ethylene diamine tetra copper diammonium acetic acid (Cu-EDTA) as a catalyst, with variations in water volume affecting the degree of hydrogenation. A degree of hydrogenation of 7.69% was achieved using 15 mL of water. Processing natural rubber through vulcanization can be done by utilizing the advantages of hydrogenated natural rubber material with a formula commonly used to obtain better mechanical properties than natural rubber before hydrogenation. Meanwhile, the thermal properties of hydrogenated natural rubber remain comparable to those of the original material, with improved heat, oxidation resistance, and mechanical properties. The biphasic hydrogenation method can potentially enhance natural rubber materials’ properties for tsunami buoy floater applications."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Rahayu Purwani
"Tingkat pemanfaatan produk kosmetik dinilai masih rendah dengan adanya banyak sisa produk dan kemasan terbuang yang dapat membahayakan lingkungan. Penyesuaian volume produk dengan kebutuhan konsumen dapat meningkatkan pemanfaatan produk dan mengurangi sisa yang dihasilkan. Metode yang dilakukan pada penelitian ini adalah survei serta desain ulang berdasarkan kriteria konservasi nilai material. Survei dilakukan pada 449 orang wanita dengan teknik cluster sampling. Hasil analisis deskriptif dari survei tersebut didapatkan tiga produk kosmetik yang paling banyak menghasilkan sisa produk yaitu Eyeshadow, Foundation, dan Toner/Essence. Toner/Essence dengan volume 200 ml menghasilkan sisa 30-40% pada pemakaian 6-12 bulan, Foundation dengan volume 25 ml menghasilkan sisa 41-50%, dan Eyeshadow dengan volume 3,3 gram memberikan sisa >70% pada pemakaian >12 bulan. Hasil desain ulang adalah gambar, ukuran, dan bahan yang digunakan untuk desain kemasan produk. Usulan desain kemasan diuji kelayakan oleh pengumpul sampah dan dievaluasi menggunakan Customer Acceptance Survey oleh konsumen. Desain ulang kemasan berdasarkan kebutuhan volume dan konservasi nilai material dapat meningkatkan nilai sisa kemasan yang rendah menjadi tinggi. Dari hasil yang didapat, penyesuaian volume serta desain ulang dinilai layak dan dapat diterima konsumen. Usulan desain kemasan diharapkan dapat meningkatkan pemanfaatan isi dan produk kosmetik.

The level of utilization of cosmetic products is still considered low, with a lot of product waste and wasted packaging that can endanger the environment. Adjustment of product volume to consumer needs can increase product utilization and reduce residual production. The method used in this research is a survei and redesign based on the criteria for material value conservation. The survei was conducted on 449 women with a cluster sampling technique. The results of the descriptive analysis of the survey found three cosmetic products that produced the most residual products, namely Eyeshadow, Foundation and Toner/Essence. Toner/Essence with a volume of 200 ml produces a residual of 30-40% at 6-12 months of use, Foundation with a volume of 25 ml produces a residual of 41-50%, and Eyeshadow with a volume of 3.3 gram provides >70% residue for >12 months of use. The results of the redesign are the images, sizes, and materials used for the product packaging design. The proposed packaging design is tested for feasibility by garbage collectors and evaluated using a Customer Acceptance Survey by consumers. Redesign of packaging based on volume requirements and conservation of material value can increase the value of low to high residual packaging. From the results obtained, the volume adjustment, and redesign are considered feasible and acceptable to consumers. The proposed packaging design is expected to increase the utilization of cosmetic contents and products."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Supanggih
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S29303
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Surinati
"ABSTRACT
Buoy system could be used to obtain time series data on various meteorological and oceanographic parameters that are useful for developmental project in coastal and oceans, and climate prediction. Buoy development is to build a telemetry system to obtain valid data and can be reproduced so it can be used any time and have a high accuracy. Good data is data that has continuity as time series data. The need of real time data is not only for the climate monitoring and forecasts but also knowledge of climate phenomenon like El Nino and La Nina. The sensors mounted on surface buoys: wind sensors, humidity, pressure, shortwave radiation, and rain gauges."
Jakarta: Pusat Penelitian Oseanografi - LIPI, 2016
575 OSEANA 41:1 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tito Sepriawan
"ABSTRAK Indonesia sebagai negara maritim memerlukan sistem pertahanan laut yang handal. Keterbatasan armada maupun luas laut yang rawan terjadi tindak kejahatan menjadi konsen masalah maritim di Indonesia. Laut-Laut terluar di Indonesia tidak luput dari berbagai kejahatan seperti illegal fishing maupun penyelundupan. Pangkalan laut kini menjadi hal yang menarik bagi sistem maritim dalam menyokong pertahanan laut. Mooring buoy dapat didesain untuk keperluan khusus seperti pangkalan laut sederhana sehingga memudahkan kapal-kapal patrol untuk tambat di daerah sekitar operasi. Dalam merancang mooring buoy system ini menggunakan persamaan catenary sebagai perhitungan rantai. Ketentuan desain menggunakan quasy-static sebagai model perhitungan beban pada buoy dan kapal. Lokasi penambatan mooring buoy yang dipilih yaitu laut Natuna. Hasil perancangan yaitu konfigurasi mooring line yang digunakan yaitu konfigurasi 4-4 dan beban maksimum lingkungan pada sistem yaitu sebesar 409,936 N.
ABSTRACT
Indonesia as maritime country should have reliable marine defense system. The limitations of the fleet and the vastness of the sea are prone to crime to be the problem of maritime issues in Indonesia. The outer seas in Indonesia do not escape from various crimes such as illegal fishing and smuggling. Sea bases are now an interesting thing for the maritime system in supporting sea defense. Mooring buoys can be designed for special purposes such as simple sea bases that make it easier for patrol boats to moor in the area around the operation. In designing the mooring buoy system, catenary equations are used as chain calculations. The design requirement uses quasy static as a model of load calculation on buoy and ship and mooring buoy mooring located at Natuna seas. The design result is the configuration of mooring line that is used is configuration 4 4 and maximum load of environment at system that is equal to 409,936 N.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Husain
"Karet alam merupakan jenis material polimer yang banyak digunakan seperti pada ban kendaraan beroda, bantalan pada mesin, atau seperti yang akan dibahas pada penelitian ini, yaitu pelapis pada buoy pendeteksi tsunami. Karet alam yang tidak melalui proses rekayasa apapun memilliki ikatan karbon rangkap dua pada setiap monomernya. Ikatan tersebut merupakan ikatan yang kurang stabil yang mengakibatkan karet alam secara umum rentan terhadap oksidasi. Penambahan hidrogen dapat menyebabkan berkurangnya jumlah ikatan karbon rangkap dua yang diharapkan dapat meningkatkan ketahanan oksidasi dan sifat mekanik dari karet alam. Maka penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh dari proses hidrogenasi pada karet alam dan kualitas keberhasilan dari proses hidrogenasi dengan metode biphasic. Variasi dalam penelitian ini adalah perbedaan urutan pencampuran antara Cu2+ sebelum hidrazin hidrat dan sebaliknya, dan perbedaan besaran formula campuran yang digunakan antara normal dan dengan perbesaran 1,5x. Pengujian kadar hidrogen dengan FTIR menunjukkan penurunan kadar gugus fungsi ikatan karbon rangkap dua yang signifikan sebagai pengaruh dari metode biphasic yang digunakan. Tetapi pengujian sifat mekanik dan ketahanan oksidasi memberikan hasil yang beragam dan masih belum memungkinkan untuk digunakan sebagai coating untuk buoy pendeteksi tsunami.

Natural rubber is a type of polymer material that is widely used, such as in vehicle tires, bearings in machines, or as will be discussed in this research, namely coatings on tsunami detection buoys. Natural rubber that has not gone through any engineering process has double carbon bonds in each monomer. This bond is an unstable bond which makes natural rubber generally susceptible to oxidation. The addition of hydrogen can reduce the number of double carbon bonds which is expected to increase the oxidation resistance and mechanical properties of natural rubber. So this research aims to prove the effect of the hydrogenation process on natural rubber and the quality of success of the hydrogenation process using the biphasic method. The variations in this study are the differences in the mixing order between Cu^(2+) before hydrazine hydrate and vice versa, and the difference in the size of the mixture formula used between normal and with 1.5x magnification. Testing hydrogen levels using FTIR showed a significant decrease in the levels of double carbon bond functional groups as a result of the biphasic method used. However, testing of mechanical properties and oxidation resistance gave mixed results and it is still not possible to use it as a coating for tsunami detection buoys."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isyroqi Al Ghifari
"Sebagai energi terbarukan, Pembangkit listrik tenaga gelombang air laut menjadi pilihan yang baik untuk negara yang memiliki luasan lautan lebih besar dari luasan daratannya. Penggunaan pembangkit listrik gelombang air laut dapat dioptimalkan pada daerah yang memiliki potensi gelombang air laut yang tinggi. Pemilihan sistem pembangkit listrik gelombang air laut turut berpengaruh terhadap suatu kondisi alamnya, baik dari laut maupun di daratan. Beberapa penelitian sebelumnya sudah dilakukan dan ada bermacam – macam bentuk maupun sistem pembangkit listrik gelombang air laut yang sudah digunakan, khususnya di lautan Indonesia dimana luasan lautannya lebih besar dibandingkan dengan luasan daratannya. Pada studi kali ini, penggunaan buoy untuk memenuhi pembangkit listrik tenaga gelombang air laut dirasa sudah mencukupi untuk kondisi wilayah perairan Indonesia. Dengan pemilihan derajat kebebasan sebanyak 3 derajat kebebasan yang memanfaatkan aliran dan energi gelombang air laut yang ada di perairan Indonesia. Pada studi kali ini juga bertujuan untuk mengetahui hasil pada olah gerak buoy terhadap difraksi dan respon dari hidrodinamika. Pada studi yang dilakukan desain buoy berbentuk silinder dan memiliki hydrofoil NACA 0015 pada bagian bawah buoy. Dengan bantuan perangkat lunak ANSYS AQWA memungkinkan untuk mengetahui hasil dari olah gerak yang terjadi akibat gelombang air laut secara gerakan aktual. Pada studi yang dilakukan menunjukkan bahwa buoy memiliki karakteristik gerakan terbaik pada keadaan amplitudo gelombang air laut sebesar 1.5 neter dengan periode gelombang air laut sebesar 10 sekon. Serta hasil dari desain buoy memiliki hasil terbaik pada variasi sudut bukaan Hydrofoil NACA 0015 sebesar 15 derajat dengan hasil gerakan pitching sebesar 18.18 derajat. Pada studi eksperimen yang dilakukan juga menghasilkan gerakan olah gerak buoy dapat bergerak dengan aman tanpa terbalik.

As a renewable energy, Wave Energy Converter is a good choice for countries with an ocean area more significant than their land area. The Wave Energy Converter can be optimized in regions with high sea wave potential. The Wave Energy Converter system selection also influences a natural conditions from sea and land. Several previous studies have been carried out, and various forms and WEC systems have been used, especially in the Indonesian seas, where the sea area is larger than the land area. In this study, the use of buoys to fulfill Wave Energy Converter is deemed sufficient for the Indonesian sea condition. With the selection of degrees of freedom, as many as 3 degrees of freedom utilize the flow and energy of sea waves in the Indonesian sea. This study also aims to determine the results of the buoy's motion against diffraction and the response from hydrodynamics. In the study conducted, the design of the buoy is cylindrical and has a NACA 0015 hydrofoil at the bottom of the buoy. With simulation from ANSYS AQWA, it is possible to find out the results of the motions that occur due to sea waves in actual motion. The study showed that the buoy had the best movement characteristics when the amplitude of seawater waves was 1.5 meters with a sea wave period of 10 seconds as well as the results of the buoy design which has the best results in the variation of the NACA 0015 Hydrofoil opening angle of 15 degrees with a pitching motion of 18.18 degrees. The experimental studies also resulted in the buoy's motion being able to move safely without tipping over."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Solechan
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
T39447
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>