Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 89036 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Innesia xaviera
"Permasalahan sampah di Jakarta semakin lama kian menumpuk, diperkirakan tahun 2021 TPST Bantar Gebang tidak mampu lagi untuk menampung sampah warga Jakarta. Sampah-sampah plastik itu sendiri didominasi oleh limbah bekas pakai konsumen dari sektor FMCG. Padahal dalam UU Nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah Pasal 15 telah diatur masalah kewajiban pengelolaan sampah bekas pakai konsumen yang sulit diurai oleh perusahaan, namun masih sedikit sekali yang melaksanakannya. Penelitian ini membahas bagaimana proses siklus hidup sebuah produk berdampak kepada lingkungan dan mencari alternatif siklus hidup yang lebih ramah lingkungan. Penelitian ini menentukan dampak lingkungan hidup dari tiap proses manufaktur dan daur ulang, lalu menentukan proses yang akan dikembangkan menjadi lebih ramah lingkungan serta biaya yang dibutuhkan dalam tiap tahapan. Penelitian memodelkan permasalahan dengan menggunakan metode Life Cycle Assessment (LCA) untuk menganalisa faktor lingkungan dan cost analysis untuk menghitung faktor biaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan tinta SiO2 ramah lingkungan akan mengurangi 13.06% dampak lingkungan seperti; climate change, acidification, gangguan pernafasan, dan fossil fuel lalu mengurangi biaya secara keseluruhan sebanyak Rp 24,628.52 per 1000 botol setiap melewati siklus1000 produk.

Plastic waste problem in Jakarta increasingly piling up, it is estimated that in 2021 TPST Bantar Gebang is no longer able to accommodate the garbage of citizens of Jakarta. The plastic waste itself is dominated by post-use consumer from the FMCG sector. In fact, Law No. 18/2008 on Waste Management Article 15 regulates the obligation to manage consumer waste that is difficult for the company to decompose, but very few implement it. This research discusses the environmental impact of a product’s life cycle and looking for a greener life cycle. This research determines the environmental impact of every manufacturing and recycling process, then determines the process to be developed to be more environmentally friendly and the costs involved in each stage. Life Cycle Analysis (LCA) is then developed to analyse environmental effect and cost analysis is developed to calculate cost factors. The results showed that using environmentally friendly SiO2 ink would reduce 13.06% environmental impacts such as; climate change, acidification, respiratory problems, and fossil fuels then reduce overall costs by Rp. 24,628.52 per 1000 bottles every 1,000 product cycles."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutiara Nurmawati Dewi
"Dalam beberapa waktu ini, peningkatan signifikan kondisi sosial ekonomi masyarakat telah menyebabkan meningkatnya permintaan akan perangkat listrik dan elektronik. Sementara itu, perubahan teknologi yang cepat cenderung membuat orang untuk mengganti perangkat lama mereka menjadi yang terbaru. Itu menyebabkan akhir hidup perangkat listrik dan elektronik menjadi lebih pendek. Tren ini menghasilkan sejumlah besar limbah listrik dan elektronik (WEEE) secara tidak sadar, situasi berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Dengan demikian, ada kebutuhan untuk penerapan manajemen limbah elektronik yang tepat. Salah satu konsep manajemen limbah elektronik adalah penerapan Extended Producer Responsibility (EPR), yang berarti bahwa tanggung jawab produsen diperluas ke pasca konsumsi siklus hidup produk. EPR telah banyak diadopsi di negara maju dan berkembang, dan efektivitas implementasinya terbukti dengan baik. Negara maju dan berkembang yang telah menerapkan EPR meliputi Swiss, Jepang, Taiwan, India, dan Cina. Setiap negara memiliki karakteristiknya sendiri untuk menerapkan EPR.
Di negara maju, EPR sudah mapan dan diterapkan, sementara di negara berkembang belum. Indonesia, sebagai salah satu negara berkembang, belum memiliki pengelolaan limbah elektronik. Studi ini bertujuan untuk menentukan model pengelolaan limbah elektronik berbasis EPR yang cocok untuk diterapkan di Indonesia dari perspektif produsen. Metode Keputusan Multi Kriteria (MCDM) akan berlaku; menugaskan berbagai kriteria dengan beberapa pendapat ahli; untuk menemukan model manajemen WEEE yang paling tepat. Pembobotan masing-masing kriteria akan diperoleh berdasarkan tanggapan kuesioner dari produsen elektronik di Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model manajemen limbah elektronik yang sesuai dengan kondisi di Indonesia berdasarkan perspektif produsen adalah yang diadopsi dari negara China.

In recent time, a significant raise of people`s socio-economic conditions has led to the increasing demand for electrical and electronic devices. Meanwhile, a rapid change of technology tends to tempt people to replace their old devices into the newest one. It causes end of life of those electrical and electronic devices to be shorter. The trend produces a high amount of electrical and electronic waste (WEEE) unconsciously, a harmful situation for human health and the environment. Thus, there is a necessity for the application of appropriate e-waste management. One of e-waste managements concept is the application of Extended Producer Responsibility (EPR), which means that a producer`s responsibility are extended into the post-consumption of product`s life cycle. EPR has been widely adopted in the developed and developing countries, and its implementation effectiveness is well proven. Developed and developing countries which have implemented EPR include Switzerland, Japan, Taiwan, India, and China. Every country has its own characteristics to implement EPR.
In the developed countries, EPR has been well established and implemented, while in developing countries, it has not been yet. Indonesia, as one of the developing countries, does not have any e-waste management yet. This study aims to determine an EPR-based e-waste management model which fits to be implemented in Indonesia from the perspective of producer. Multi Criteria Decision Method (MCDM) will apply; assigning various criteria with some expert`s opinions; to find the most appropriate WEEE management model. Weighing of each criteria will be obtained based on the questionnaire respond from electronic producers in Indonesia. The results of this study indicate that the electronic waste management model that is in accordance with the conditions in Indonesia based on the producer perspective is adopted from China.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T54182
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Swasti Kirana
"PDRB DKI Jakarta, sebagai penyumbang terbesar PDB Indonesia, terus mengalami kenaikan. Hal ini mengakibatkan perubahan pola konsumsi masyarakat yang berpengaruh terhadap kenaikan timbulan sampah yang dihasilkan (World Bank, 2018), tak terkecuali timbulan sampah plastik. Untuk mengatasi fenomena ini, Pemerintah Indonesia mengeluarkan Kebijakan dan Strategi Nasional Pengelolaan Sampah dengan objektif mengurangi 30% timbulan sampah dan mengelola 70% dari timbulan sampah yang dihasilkan pada tahun 2025. Namun kebijakan yang ada di DKI Jakarta saat ini belum memadai untuk membuat kontribusi yang signifikan dalam pencapaian objektif tersebut dikarenakan sistem manajemen limbah plastik yang masih tradisional dan hanya mengandalkan pemerintah.
Penelitian ini lalu dibuat dengan tujuan untuk mengevaluasi penerapan strategi Extended Producer Responsibility (EPR) pada kebijakan manajemen limbah plastik DKI Jakarta sehingga produsen dapat aktif terlibat pada prosesnya. Model manajemen limbah plastik di DKI Jakarta dibuat menggunakan pemodelan sistem dinamis dengan hasil keluaran validasi model mempunyai tingkat kesalahan kurang dari 5%. Output dari penelitian ini berbentuk analisis penerapan strategi EPR pada kebijakan manajemen limbah plastik DKI Jakarta agar dapat berkontribusi dalam pemenuhan objektif Kebijakan dan Strategi Nasional Pengelolaan Sampah.

GDRP of DKI Jakarta, as the biggest contributor to Indonesias GDP, continues to increase. This has resulted in a change in the consumption pattern that has an effect on the increase of waste produced (World Bank, 2018), including plastic waste. To overcome this phenomenon, the government issued National Waste Management Policy and Strategy with the objective of reducing 30% of waste generation and managing 70% of the waste produced in 2025. However, existing policies in DKI Jakarta are not sufficient to make a significant contribution in fulfilling the objectives as the plastic waste management system of DKI Jakarta is still using traditional methods and relies heavily on the local government.
This research aims to evaluate the implementation of the Extended Producer Responsibility (EPR) strategy for plastic waste management policy in DKI Jakarta in order to actively involve the producers in the whole plastic waste management process. The model of DKI Jakarta plastic waste management is made using system dynamic modelling with an error rate of less than 5%. The output of this study is in the form of an analysis of the implementation of the EPR strategy in the DKI Jakarta plastic waste management policy in order to contribute to meeting the objective of the National Waste Management Policy and Strategy.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alvina Dewi Irzalinda
"ABSTRAK
Meningkatnya konsumsi kemasan plastik memberikan pengaruh pada lingkungan. Dampak lingkungan yang dihasilkan seperti kontribusi terhadap peningkatan global warming, non-renewable energy, dan dampak lingkungan lainnya. Dalam studi ini, penilaian dampak lingkungan dilakukan untuk mengevaluasi siklus hidup kemasan plastik fleksibel menggunakan metode Life Cycle Assessment (LCA). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan membandingkan dampak lingkungan yang diperoleh dalam proses pembuatan kemasan plastik fleksibel yang terdiri dari 2 lapis plastik dan aluminium. Kemasan yang dinilain adalah gabungan dari PET, LLDPE, dan Aluminium dengan OPP, CPP, dan Aluminium. Penelitian dilakukan berdasarkan 1 m2 kemasan plastik fleksibel yang diproduksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemasan plastik OPP/CPP/Al memiliki dampak lingkungan terendah dari PET/LLDPE/Al. Selain itu, dampak lingkungan tertinggi dihasilkan dari kedua kemasan plastik selama proses dry laminating.

ABSTRACT
The increasing consumption of plastic packaging has an effect on the environment. The environmental impacts results contributing to increased global warming, non-renewable energy, and other environmental impacts. In this study, an environmental impact assessment was carried out to evaluate the life cycle of flexible plastic packaging using the Life cycle assessment (LCA) method. The purpose of this research is to analyze and compare the environmental impacts obtained in the process of making flexible plastic packaging consisting of 2 layer plastic and aluminum. The packaging assessed is a combination of PET, LLDPE, and Aluminum and OPP, CPP, and Aluminum. The study was conducted based on 1 m2 of flexible plastic packaging produced. The results showed that OPP/CPP/Al plastic packaging had the lower environmental impact than PET/LLDPE/Al. In addition, the highest environmental impact generated from both plastic packaging during the dry laminating process."
2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
B. Handoko Purwojatmiko
"Penanganan limbah elektronik yang tidak tepat dapat menyebabkan dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Limbah elektronik dihasilkan dari perkembangan pesat teknologi manufaktur yang mendorong revolusi industri sehingga berdampak pada pertumbuhan ekonomi, terutama di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Extended Producer Responsibility (EPR) adalah pendekatan kebijakan lingkungan yang berorientasi terhadap tanggung jawab produsen. Akan tetapi perkembangan EPR di negara berkembang masih kurang, dimana sistem pengumpulan dan daur ulang belum cukup diperhatikan. Di sisi lain, motivasi produsen dari sektor industri belum memiliki perhatian yang cukup untuk memperluas tanggung jawab produk mereka hingga tahap pasca konsumsi, terutama untuk mengambil kembali, memulihkan dan membuang. Studi ini mengeksplorasi faktor-faktor kunci yang dapat memotivasi produsen untuk sepenuhnya mengadopsi konsep EPR dalam industri elektronik di Indonesia. Model yang dibangun berdasarkan pada Theory of Planned Behavior (TPB) yang diperluas dalam konteks EPR. Model ini dibentuk oleh tiga konstruksi utama: perilaku individu, norma subyektif dan persepsi kontrol perilaku, serta tiga faktor lain yang diidentifikasi dari tinjauan pustaka dan wawancara kepada perwakilan perusahan yaitu insentif ekonomi, insentif administrasi dan insentif logistik. Faktor-faktor tersebut terlibat dalam membentuk intensi untuk melakukan suatu perilaku. Hasil yang didapatkan dari analisis jalur bahwa faktor insentif administrasi hanya dapat mempengaruhi intensi sedangakan insentif logistik dapat mempengaruhi perilaku produsen elektronik untuk mengadopsi EPR

Improper handling of WEEE (Waste Electrial and Electronic Equipment) can cause negative impacts on the environment and human health. WEEE is generated from the rapid development of manufacturing technology that has pushed the industrial revolution to have an impact on economic growth, especially in developing countries such as Indonesia. Extended Producer Responsibility (EPR) is an environmental policy approach that is oriented towards producer responsibility. However, the development of EPR in developing countries is still lacking, where the collection and recycling system has not been adequately addressed. On the other hand, the motivation of producers from the industrial sector does not have enough attention to expand their product responsibilities to the post-consumption stage, especially to take back, recover and dispose. This study explores the key factors that can motivate producers to fully adopt the EPR concept in the electronics industry in Indonesia. The model built based on extended Theory of Planned Behavior (TPB) in the context of EPR. This model is formed by three main constructs: attitude, subjective norms and perceived behavioral control, and three other factors that identified from literature reviews and interviews with producer representatives namely economic incentives, administrative incentives and logistic incentives. These factors are involved in forming the intention to behavior. The results obtained from the path analysis that administrative incentive factors can only influence intention while logistic incentives can influence the behavior of electronic producers to adopt EPR."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T54370
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutia Zahira
"Biodiesel merupakan merupakan salah satu alternatif solusi untuk mengurangi penggunaan bahan bakar berbasis minyak bumi. Bahkan kini penggunaan biodiesel dengan basis minyak kelapa sawit telah mulai dikomersilkan. Namun penggunaan minyak kelapa sawit sebagai bahan baku biodiesel erat kaitannya dengan isu-isu lingkungan. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis besar emisi dan dampak lingkungan yang dihasilkan dalam produksi biodiesel, sekaligus membandingkan dampaknya dengan dampak lingkungan solar. Analisis dilakukan dengan metode Life Cycle Assessment (LCA) dengan menggunakan perangkat lunak SimaPro. Data yang digunakan merupakan data primer perusahaan dengan dilengkapi data sekunder dari literatur serta database global. Pendekatan batasan sistem yang diterapkan adalah cradle-to-gate, yaitu dimulai dari tahap kebun benih, pembibitan, perkebunan, pabrik kelapa sawit, stasiun penyimpanan, dan pabrik rafinasi. Metode analisis dampak lingkungan yang digunakan adalah metode ReCiPe 2016 midpoint (H). Berdasarkan perhitungan, dampak lingkungan global warming potential yang dihasilkan 1 ton biodiesel sebesar 959,56 kg CO2-eq. Dibandingkan dengan nilai GWP solar, apabila dilakukan penggantian bahan bakar komersil menjadi B20 didapatkan perhitungan bahwa akan terjadi penurunan dampak GWP sebesar 13% atau 2,46 juta ton CO2-eq selama satu tahun di Indonesia. 

Biodiesel is considered as a viable alternative solution to reduce the consumption of fossil fuel-based fuels. The utilization of biodiesel derived from palm oil has started to be commercialized. However, the use of palm oil as a feedstock for biodiesel production is closely associated with environmental issues. This study aims to analyze the magnitude of emissions and environmental impacts generated in biodiesel production and compare them with the environmental impacts of conventional diesel fuel. The analysis is conducted using the Life Cycle Assessment (LCA) method with the SimaPro software. The data used include primary data from the company, supplemented with secondary data from literature and global databases. The system boundary applied in this study is cradle-to-gate, starting from the seed production, nursery, estate, palm  oil mill, bulking, and refinery. The environmental impact assessment method used is the ReCiPe 2016 midpoint (H). Based on the calculations, the global warming potential (GWP) impact generated by 1 ton of biodiesel is estimated at 959.56 kg CO2-eq. When compared to the GWP value of conventional diesel fuel, replacing commercial fuel with a blend of 20% biodiesel (B20) would result in a 13% reduction in GWP impact, equivalent to 2.46 million tons of CO2-eq over one year in Indonesia."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ramadian Nadif Haikal
"Indonesia merupakan negara yang termasuk ke dalam salah satu penyumbang karbon dioksida terbesar di dunia. Industri semen merupakan industri yang masuk ke dalam sector IPPU (industrial process and product used) yang mana menyumbang emisi gas rumah kaca pada sector tersebut dibandingkan industri lainnya. Semen yang menjadi salah satu bahan baku yang dibutuhkan untuk sebuah infrastruktur bangunan. Indonesia yang sedang menggalangkan pembangunan infrastruktur nasional harus memerhatikan dampak lingkungan proses produksi semen terhadap lingkungan. Maka, penelitian ini dilakukan untuk menganalisis dampak lingkungan yang dihasilkan dari proses produksi semen dengan menggunakan metode life cycle assessment. Terdapat dua tahapan produksi yang memberikan dampak terbesar yaitu klin process dan finish mill & pack yang disebabkan akibat pembakaran batu bara. Penelitian ini membuat analisis perbandingan antara kondisi sekarang dengan target perusahaan dalam meningkatkan penggunaan bahan bakar alternatif sebesar 15% dengan mengidentifikasi risiko yang berpotensi muncul dan membuat mitigasi pencegahan resiko
Indonesia is a country that is included in one of the largest carbon dioxide emitters in the world. The cement industry is an industry that is included in the IPPU (industrial process and product used) sector which contributes to greenhouse gas emissions in that sector compared to other industries. Cement is one of the raw materials needed for a building infrastructure. Indonesia, which is promoting the development of national infrastructure, must pay attention to the environmental impact of the cement production process on the environment. Thus, this study was conducted to analyze the environmental impact resulting from the cement production process using the life cycle assessment method. There are two stages of production that have the biggest impact, namely the klin process and the finish mill & pack caused by burning coal. This study makes a comparative analysis between the current condition and the company's target in increasing the use of alternative fuels by 15% by identifying risks that have the potential to arise and making risk prevention mitigations."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lia Nur Octavia
"Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi suatu negara (UMKM). Meski demikian, pandemi Covid-19 berdampak pada berbagai sektor bisnis. Akibatnya, pengusaha UMKM harus menyusun strategi atau rencana dalam menjalankan usahanya. Strategi yang dapat digunakan pengusaha UMKM adalah menghitung Life Cycle Cost dan Asset Management Maturity Assessment untuk menggunakannya sebagai faktor dalam pengambilan keputusan di masa depan. Dengan diharapkan para pengusaha UMKM terhindar dari penutupan usahanya. Objek penelitian adalah usaha mikro pengrajin tahu. Dengan memanfaatkan pengrajin tahu di tiga lokasi berbeda yaitu di Bekasi, Cikampek, dan Karawang, penelitian ini akan mengkaji tiga mesin yaitu mesin penggiling kedelai, mesin pembangkit uap air, dan mesin pompa air. Perhitungan Life Cycle Cost terbaik dengan membandingkan Equivalent Annual Cost (EAC) terendah yang diperoleh dari mesin penggiling kedelai di Cikampek, dengan nilai EAC sebesar Rp 20,665,699.-, untuk mesin pembangkit uap air di Cikampek, dengan nilai EAC sebesar Rp 97,153,664.-, dan untuk mesin pompa air di Cikampek, dengan nilai EAC Rp 12,474,880.-. Dapat dilihat bahwa upah untuk mengoperasikan mesin yang sama di lokasi yang berbeda mempengaruhi pilihan Life Cycle Cost terbaik. Dihasilkan Asset Management Maturity Assessment dari pengrajin tahu ssecara keseluruhan memiliki rata-rata 1.13 dengan 26 dari 27 sub-klausal yang memiliki kondisi nilai dibawah nilai kompeten.

Micro, Small, and Medium-Sized Enterprises (MSMEs) are crucial to a nation's economic progress. Nonetheless, the Covid-19 epidemic has affected several economic sectors. Consequently, MSMEs are required to design a company strategy or plan. MSMEs might use the method of calculating the Life Cycle Cost and Asset Management Maturity Assessment to include it in future decision-making. It is anticipated that entrepreneurs of MSME would avoid shutting their companies. The subject of research is micro enterprises of tofu producer. This research will analyze three machine, namely a soybean grinding machine, a water steam machine, and water pump machine, using tofu producer from three distinct locations: Bekasi, Cikampek, and Karawang. Calculation of the best Life Cycle Cost by comparing the lowest Equivalent Annual Cost (EAC) obtained from soybean grinding machines in Cikampek, with an EAC of Rp. 20,665,699, for water steam machine in Cikampek, with an EAC of Rp. 97,153,664, and for a water pumping machine in Cikampek, with an EAC of Rp 12,474,800.-. It can be observed that varies in the pay of employees to operate the same equipment in various places influences the selection of the optimal Life Cycle Cost.. Therefore, the Asset Management Maturity Assessment of tofu producer as a whole has a mean score of 1.13, with 26 of the 27 sub-clauses having a value requirement below the competent value."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Curran, Mary Ann
New York: McGraw-Hill, 1996
620.82 CUR e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Boyd, Sarah B.
"Life-cycle assessment of semiconductors presents the first and thus far only available transparent and complete life cycle assessment of semiconductor devices. A lack of reliable semiconductor LCA data has been a major challenge to evaluation of the potential environmental benefits of information technologies (IT). The analysis and results presented in this book will allow a higher degree of confidence and certainty in decisions concerning the use of IT in efforts to reduce climate change and other environmental effects. Coverage includes but is not limited to semiconductor manufacturing trends by product type and geography, unique coverage of life-cycle assessment, with a focus on uncertainty and sensitivity analysis of energy and global warming missions for CMOS logic devices, life cycle assessment of flash memory and life cycle assessment of DRAM. "
New York: Springer, 2012
e20418652
eBooks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>