Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 198517 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Asep Yudistira
"

Dalam industri minyak dan gas, korosi yang diakibatkan oleh karbon dioksida masih menjadi tantangan yang besar yang dapat menyebabkan kegagalan material. Penelitian ini menggunakan salah satu turunan dari senyawa piridin sebagai inhibitor yang dapat ditambahkan ke dalam sistem perpipaan untuk mengurangi laju korosi. Piridin ini diteliti dengan variasi konsentrasi, yaitu 25 ppm, 50 ppm, dan 75 ppm, serta variasi temepratur, yaitu 40° dan 90°C. Pengujian Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR) dan Gas Chromatography – Mass Spectrometry (GCMS) dilakukan untuk mengkarakterisasi inhibitor, dimana ditemukan bahwa inhibitor ini memiliki molekul dengan heteroatom nitrogen yang dapat memfasilitasi proses adsorpsi. Efisiensi inhibisi korosi juga diukur menggunakan metode polarisasi linear dan Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS), dimana ditemukan bahwa laju korosi menurun dengan meningkatnya konsentrasi inhibitor dan meningkat dengan meningkatnya temperatur. Data dari pengujian elektrokimia juga digunakan untuk menentukan model adsorpsi isoterm dan tipe adsorpsi, dimana ditemukan bahwa model adsorpsi yang didapat adalah adsorpsi isoterm Langmuir dengan tipe adsorpsi campuran fisika dan kimia. Morfologi permukaan sampel juga diteliti menggunakan Scanning Electron Microscopy (SEM) dan Energy Dispersive X-Ray (EDX) dan hasilnya menunjukkan bahwa sebelum diberikan inhibitor, produk korosi mendominasi permukaan dan jumlahnya menurun secara drastis setelah inhibitor diberikan, menandakan bahwa inhibitor ini telah sukses untuk menurunkan laju korosi baja karbon pada lingkungan CO2.

 


In oil and gas industry, corrosion caused by carbon dioxide is one of the greatest challenges that could lead to material failure. This research uses a derivative of pyridine as an inhibitor that can be added to the piping system to reduce the rate of corrosion. Pyridine was examined with variations in concentration, namely 25 ppm, 50 ppm, and 75 ppm, as well as variations in temperature, namely 40° and 90°C. Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR) and Gas Chromatography - Mass Spectrometry (GCMS) tests were performed to characterize the inhibitors, which found that these inhibitors have molecules with nitrogen heteroatoms that can facilitate the adsorption process. The efficiency of corrosion inhibition was also measured using the potentiodynamic polarization method and Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS), which found that the corrosion rate decreased with increasing inhibitor concentration up to an optimal concentration of 50 ppm and increased with increasing temperature. The data from electrochemical testing was also used to determine the adsorption model of the isotherm and the type of adsorption, and it was found that the adsorption in this system obeyed Langmuir isotherm adsorption and is governed by a mixture of physical and chemical type. The surface morphology of the samples was also investigated using Scanning Electron Microscopy (SEM) and Energy Dispersive X-Ray (EDS) and the results showed that before injected with inhibitors, corrosion products dominated the surface and the amount decreased dramatically after the inhibitor was given, indicating that this inhibitor was successful to reduce the rate of carbon steel corrosion in the CO2 environment.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lamria Mora Dhea Friskila
"Korosi yang diakibatkan oleh karbon dioksida masih menjadi tantangan terbesar di dunia industri, terutama pada industri minyak dan gas. Jenis korosi ini memiliki perilaku yang tidak dapat diprediksi. Dalam penelitian ini akan diuji senyawa berbahan dasar quaternary ammonium salts (QASs) sebagai inhibitor pada logam ASTM A 106 Grade B pada larutan 3.0 wt% NaCl dan injeksi gas CO2. Investigasi ini dilakukan dengan menggunakan teknik polarisasi potensiodinamik dan Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS). Data yang diperoleh akan menjadi acuan dalam menentukan jenis isoterm adsorpsi dari inhibitor ini. Pada pengujian ini juga dilakukan karakterisasi permukaan guna mengetahui mekanisme penghambatan yang terjadi. Karakterisasi permukaan yang dilakukan adalah Scanning Electron Microscope (SEM) dan Energi Dispersive X-Ray Spectroscopy (EDS). Hasil yang didapat menunjukkan bahwa semakin tinggi suhu kerja, semakin baik penghambat bekerja. Selanjutnya, inhibitor ini mengikuti tipe Langmuir dalam proses adsorpsi isotermnya dan nilai energi bebas Gibbs yang didapat menunjukkan bahwa proses inhibisi berlangsung secara kimia dan fisik. Hasil karakterisasi permukaan menunjukkan bahwa inhibitor bekerja dengan baik dalam menurunkan tidak ada oksigen, yang merupakan faktor utama terjadinya korosi karbon dioksida.

Corrosion caused by carbon dioxide is still the biggest challenge in the industrial world, especially in the oil and gas industry. This type of corrosion has unpredictable behavior. In this study, compounds based on quaternary ammonium salts (QASs) will be tested as inhibitors on ASTM A 106 Grade B metal in a 3.0 wt% NaCl solution and CO2 gas injection. This investigation was carried out using potentiodynamic polarization techniques and Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS). The data obtained will be a reference in determining the type of adsorption isotherm of this inhibitor. In this test, surface characterization was also carried out to determine the inhibition mechanism that occurred. The surface characterizations were Scanning Electron Microscope (SEM) and Energy Dispersive X-Ray Spectroscopy (EDS). The results obtained indicate that the higher the working temperature, the better the inhibitor works. Furthermore, this inhibitor follows the Langmuir type in the adsorption isotherm process and the obtained Gibbs free energy values ​​indicate that the inhibition process takes place chemically and physically. The surface characterization results showed that the inhibitor worked well in reducing the absence of oxygen, which is the main factor of carbon dioxide corrosion."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Misri Gozan
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Widdya Damayanti
"

Madu sangat bermanfaat untuk tubuh. Madu dijadikan obat alternatif oleh masyarakat dalam menyembuhkan berbagai jenis penyakit dikarenakan kandungan senyawa di dalamnya. Tingginya permintaan pasar dikarenakan meningkatnya konsumsi madu oleh masyarakat memberikan peluang kepada oknum-oknum tidak bertanggung jawab untuk memalsukan madu. Oleh sebab itu diperlukan suatu teknologi canggih yang bisa mendeteksi keaslian madu beserta klasifikasikasi dan sifatnya secara cepat dan akurat. Identifikasi dan klasifikasi madu dilakukan pada madu asli yang berasal dari lebah Apis sp. dan juga stingless bees serta madu palsu buatan yang dibuat dengan percampuran madu asli dengan penambahan air gula (Fruktosa) dan NaHCO3.  Dalam melakukan identifikasi madu dengan metode Artificial Neural Network (ANNs) digunakan software berupa MATLAB. Metode Artificial Neural Network (ANNs) yang digunakan adalah alogaritma backpropagation dengan arsitektur jaringan multilayer. Hasil dari peneitian ini adalah pengidentifikasian madu menggunakan metode Artificial Neural Network untuk percobaan 2 kelas memiliki hasil tranning dan testing yang lebih tinggi dibandingkan dengan percobaan dengan 6 kelas. Hal tersebut disebabkan karena semakin banyak kelas maka jumlah data setiap kelas harus semakin banyak dan sama rata dikarenakan jumlah data mempengaruhi hasil tranning dan testing dari Artificial Neural Network.

 


Honey is very beneficial for body. It can be used as an alternative medicine by humans for curing various types of diseases due to the compound contained in honey. The high market demand due to increasing consumption of honey by consumers provides opportunities for unscrupulous individuals to falsify honey. In order to prevent consumers from fake honey, we need a sophisticated technology that can detect the authenticity of honey along with its classification and nature quickly and accurately. In this study, a method for identifying and classifying the authenticity of honey using Artificial Intelligence (AI), the type of artificial intelligence that is used in this study is Artificial Neural Network (ANNs). The identification and classification of honey is performed using honey Apis sp bees, stingless bees and fake honey. Fake honey is made by adding sugar (Fructose) and NaHCO3 to the honey. For identifying honey with the Artificial Neural Network (ANNs) method, the author used MATLAB software. The Artificial Neural Network (ANNs) method used is a backpropagation algorithm with multilayer network architecture. The result of this research is the identification of honey using the Artificial Neural Network method for the 2-class experiment which has higher tranning and testing results compared with experiments with 6 classes. This is because the amount of data per class must be more and equal because the amount of data affects the results of tranning and testing of Artificial Neural Network.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kinualla Miman
"Eksperimen menggunakan Spektroskopi Emisi Inframerah dilaksanakan pada sampel logam untuk memperoleh model termal. Eksperimen ini bertujuan untuk mengidentifikasi korosi tahap awal pada logam. Dengan ini, memperoleh konklusi mengenai potensi perkembangannya dalam teknologi pendeteksi korosi. Dikarenakan batasan-batasan eksperimen yang dilaksanakan, model yang diperoleh hanya menunjukkan pola pola perubahan, melainkan angka. Eksperimen menggunakan spektroskopi emisi inframerah dilaksanakan untuk mengukur radiasi benda hitam dari sampel baja ringan, baja tahan karat, serta alumunium saat mereka mengalami korosi pada temperature tinggi. Eksperimen ini diikuti dengan membelah sampel dan melakukan analisis komponen menggunakan Mikroskop Elektron. Pada tahap ini telah dikonfirmasi bahwa korosi tahap awal terdeteksi. Dalam validasi dan verifikasi data agar dapat digunakan dalam model, eksperimen Light Flash Apparatus (LFA) serta analisa mikrosop elekreon dilaksanakan untuk memperoleh data lengkap mengenai komposisi dan properti sampel.

Experiments were run utilising Infrared Emission Spectroscopy (IES) as a tool to produce a thermal model, aiming to identify early stages of metal corrosion under operating temperatures. In turn, determining the feasibility of this technology to for use in corrosion identification. Due to experimental limitations, model produced only determined patterns that exhibit the presence of corrosion instead of an exact numerical representation. An Infrared Emission Spectroscopy (IES) experiment was conducted to measure the blackbody radiation emitted by mild steel, stainless steel and aluminium metallic samples as they corrode at high temperatures. A post processing method was then undertaken to section and embed the corroded samples in a solid resin for elemental composition analysis under an Electron Scanning Microscope. Concluding the completion of an initial array of experimentation, the utilised experimental methods have resulted in the detection of early stage corrosion. Therefore, to validate and verify data that can be utilised for construction of a computational model by utilising further SEM and Light Flash Apparatus (LFA) experimentation to gather additional details on the elemental and thermal properties of the corroded samples to develop the theoretical model."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurina Prapurandina
"Perubahan peraturan terkait batas penggunaan bahan pengawet metilisotiazolinon (MI) dan metilkloroisotiazolinon (MKI) dalam formula kosmetika telah disahkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Indonesia (Badan POM). Perubahan ini diupayakan demi memastikan mutu dan keamanan produk dalam rangka mencegah kasus alergi kontak dermatitis di Indonesia. Sementara itu, metode analisis yang tersedia di Badan POM hanya untuk menganalisis MI secara KCKT-UV dan belum ada yang memfasilitasi analisis simultan MI dan MKI pada produk kosmetika. Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan metode analisis MI dan MKI dalam produk kosmetika secara simultan menggunakan teknik ekstraksi matrix solid-phase dispersion (MSPD) dilanjutkan dengan kromatografi gas-spektrometri massa (KG-SM) yang optimum dan valid serta mendapatkan data perbandingan hasil validasi dan penetapan kadar MI dan MKI antara metode KG-SM dengan KCKT-UV. MI dan MKI diekstrak dari dalam sampel kosmetika menggunakan teknik MSPD dengan alumina sebagai sorben padat dan etil asetat sebagai eluen. Pasir kuarsa sebagai sorben lokal dari Indonesia walau bukan merupakan sorben terpilih tetapi terbukti memiliki kemampuan untuk digunakan pada proses ekstraksi senyawa kimia. Setelah terisolasi, MI dan MKI tersebut dianalisis menggunakan KG-SM yang dilengkapi dengan kolom kapiler DB-5MS. Hasil uji validasi memenuhi kriteria keberterimaan baik untuk kosmetik non bilas dan bilas dimana perolehan kembali MI dan MKI antara 97,87-103,15 %, simpangan baku relatif (SBR) di bawah 11%, dan batas kuantitasi (LOQ) MI dan MKI untuk kosmetika non bilas berturut turut adalah 0,96 µg/mL dan 1,95 µg/mL. Sementara untuk kosmetika bilas nilai LOQ nya adalah 0,56 µg/mL untuk MI dan 1,49 µg/mL untuk MKI. Hasil tersebut, jika dibandingkan dengan metode KCKT-UV, menunjukkan bahwa metode KG-SM lebih sensitif dan selektif.  Saat diaplikasikan pada sampel kosmetika, metode KG-SM memiliki potensi digunakan untuk memonitor ketidaksesuaian pelabelan MI dan MKI pada daftar komposisi produk kosmetika dibandingkan dengan KCKT-UV walau secara statistik tidak ada perbedaan yang signifikan diantara kedua metode tersebut.

The regulation amendment regarding the permitted limit for methylisothiazolinone (MI) and methyhlchloroisothiazolinone (MCI) preservative in cosmetic formula has been promulgated by Indonesian Food and Drug Authority (Indonesian FDA). This amendment is to ensure consumer safety and product quality in order to prevent allergic contact dermatitis case in Indonesia. Meanwhile, analytical method that available in Indonesian FDA only facilitate MI analysis using HPLC-UV method and analytical method for investigating MI and MCI simultaneously in cosmetic products has not yet been developed. The aim of this study is to develop the simultaneous analytical method for MI and MCI by using MSPD as an extraction technique followed by gas chromatography tandem mass spectrometry (GC-MS) in cosmetic products and to obtain comparative results of validation and assay studies of MI and MCI between GC-MS and HPLC-UV methods. The MI and MCI were extracted from cosmetic sample by using matrix solid-phase dispersion technique with alumina as solid sorbent and ethyl acetate as eluent. Quartz sand from Indonesia, though was not chosen as sorbent, has been proven as a prospective sorbent to be applied in the extraction process. After being isolated, MI and MCI from the samples were analyzed using GC-MS equipped with DB-5MS capillary column. This analysis method for both leave-on and rinse-off cosmetic showing MI and MCI recoveries between 97.87-103.15 %, relative standard deviation (RSD) value lower than 11%, and limit of quantitation (LOQ) for leave-on product is 0.96 µg/mL and 1.95 µg/mL and for rinse-off products 0.56 µg/mL and 1.49 µg/mL for MI and MCI, respectively. Hence, this purposed analytical method for determining MI and MCI in cosmetic products complied the validation acceptance criteria and was more sensitive and specific compared to HPLC-UV validation result. When GC-MS method was applied to analyze cosmetic samples, it indicated a potency to monitor inappropriate labeling of MI and MCI in cosmetic product ingredient list compared to HPLC-UV method though there is no significant differences between those two methods statistically."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nikki Aldi Massardi
"Telah dilakukan penelitian mengenai aplikasi teknologi FTIR untuk mendeteksi masa subur lutung jawa (Trachypithecus auratus) betina. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bilangan gelombang yang merepresentasikan gugus fungsi dari hormon metabolit estrone conjugate (E1C) maupun pregnanediol-3-glucuronide (PdG) pada sampel urine lutung jawa dan dikaitkan dengan pengamatan perilaku dan pembengkakan, data yang didapat digunakan untuk mengetahui apakah hasil FTIR bersifat universal atau spesifik.antar spesies.
Penelitian dilakukan dengan mengambil sampel urine dari dua lutung jawa betina dan dianalisis menggunakan FTIR. Penelitian ini juga mengambil data penunjang yaitu, data perilaku dan data foto genital. Data perilaku yang didapat tidak menunjukkan adanya interaksi seksual antara kedua betina yang menunjukkan sedang estrus.
Hasil foto genital yang didapat menunjukkan pembengkakan yang terjadi hanya sampai pada pembengkakan sebagian. Analisis sampel urine menunjukkan E1C teridentifikasi melalui gugus fungsi alkil, aromatik dan hidroksil pada bilangan gelombang 596 cm-1, 698 cm-1, dan 3599 cm-1. PdG teridentifikasi pada gugus fungsi alkil dan aldehid pada bilangan gelombang 1450 cm-1 dan 1699 cm-1.

Research on technological application of FTIR to detect the fertility period of female javan lutung (Trachypithecus auratus) has been conducted. The aims of this research was to determine the wavenumbers that represented the functional groups of hormone metabolites estrone conjugate (E1C) and pregnanediol-3- glucuronide (PdG) on urine sampels of javan lutung and tied the data with behavioral and swelling observation, the attained data were used to determine whether FTIR results are universal or specific interspecies.
Research was carried out by taking urine samples from two females of javan lutung and measured by using FTIR. This study also use supporting data, which is behavioral data and genital photos. The behavioral data obtained indicate a lack of sexual interactions between the two females, which needed to show that they were estrus.
Resulting genital images obtained, showed that the only swelling that occurs was partial swelling. Analysis of urine samples showed that estrone conjugate (E1C) was identified on functional group of alkyl, aromatic, and hydroxyl at wave numbers 596 cm-1, 698 cm-1, and 3599 cm-1. Pregnanediol-3-glucuronide (PdG) was identified on functional group of alkyl and aldehyde at wave numbers 1450 cm-1 and 1699 cm-1.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S44271
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Avisha Nurfitriana Daniati
"Amfetamin atau di Indonesia banyak dikenal sebagai zat yang menjadi bahan campuran shabu ini masuk ke dalam kelas substansi sintetis yang bekerja pada susunan saraf pusat SSP . Amfetamin memiliki efek psikologikal yang luas sehingga biasa digunakan sebagai pengobatan terapi. Oleh karena efek menyenangkan dan menyebabkan tidak mengantuk, sehingga amfetamin sering disalahgunakan. Pembuktian penyalahgunaan ini memerlukan analisis amfetamin dalam matriks biologis. Sehingga, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh metode analisis amfetamin dalam dried blood spot DBS menggunakan kromatografi gas-spektrometri massa KG-SM yang optimum dan tervalidasi. Pemisahan dilakukan dengan menggunakan Kromatografi Gas-Spektrometri Massa dengan Kolom Kapiler DB-5 MS 30 m x 0,25 mm; 0,25 mm ; fase gerak gas Helium; laju alir 0,8 mL/menit; deteksi massa pada nilai 44,00 dan 91,00 untuk amfetamin serta 58,00 dan 77,00 untuk efedrin HCl sebagai baku dalam. Preparasi sampel yang optimum adalah dengan menotolkan 20 mL darah utuh yang telah ditambahkan analit 100 ng/mL pada kertas DBS dan dikeringkan selama 3 jam. Sampel diekstraksi menggunakan metanol 500 mL dan disonikasi selama 20 menit, bagian larutan metanol dipindahkan ke dalam vial yang ditambahkan 10 mL 0,25 HCl dalam metanol dan diuapkan dibawah aliran gas nitrogen. Residu direkonstitusi dengan etil asetat sebanyak 50 mL. Hasil validasi terhadap metode analisis amfetamin yang dilakukan memenuhi persyaratan validasi berdasarkan EMEA Bioanalytical Method Validation Guidelinetahun 2011. Metode yang diperoleh linear pada rentang konsentrasi 4,00 ndash; 60,00 ng/mL dengan r > 0,999.

Amphetamine or in Indonesia known as a compound of shabu is a synthetic substance that work on the central nervous system CNS . Amphetamines have extensive physchological effects so commonly used as therapeutic treatments. Because the effects of amphetamine are euphoria and alertness, so amphetamines are often misused. This proof of abuse requires the analysis of amphetamine in biological matrix. Thus, this study aim to obtain the method of amphetamine analysis in dried blood spots using an optimum and validated gas chromatography mass spectrometry GC MS . Separation was performed by Gas Chromatography Mass Spectrometry with DB 5 MS Capillary Column 30 m x 0.25 mm 0.25 m Helium as a gas phase 0.8 mL min flow rate mass detection at values of m z 44.00 and 91.00 for amphetamines and m z 58.00 and 77.00 for ephedrine HCl as an internal standard. Optimized sample preparation was performed by 20 mL of blood were pipetted onto the center of DBS cards, then dried for 3 hours. the extraction was performed by adding 500 mL of methanol and then the sample was sonicated for 20 minutes, the methanolic solution was transferred into the vial containing 10 mL of 0,25 HCl in methanol and evaporated under a gentle stream of nitrogen, then the residue was reconstituted with 50 mL of ethyl acetate solution. The validation result of amphetamine analysis method fulfilled the validation requirement based on EMEA Bioanalytical Method Validation Guideline of 2011. The obtained method of linear in the concentration range 4.00 ndash 60.00 ng mL with r 0.999. "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanzel Irawan
"Penyalahgunaan obat-obatan mengalami peningkatan di masyarakat. Salah satu senyawa yang sering disalahgunakan adalah stimulan tipe amfetamin dengan contohnya 3,4-Metilendioksi-N-etilamfetamin MDEA. Senyawa ini memiliki khasiat sebagai psikotropika. Di Indonesia, senyawa ini masuk dalam narkotika golongan I berdasarkan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009. Untuk menyatakan seseorang positif menggunakan narkoba maka perlu untuk dibuktikan melalui identifikasi senyawa dalam matriks biologis. Dried blood spot DBS merupakan metode dengan matriks berupa darah utuh memiliki kelebihan, berupa kebutuhan sampel darah lebih sedikit, dan penanganannya mudah. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan metode analisis MDEA dalam DBS, mulai dari kondisi KG-SM yang optimum, metode preparasi DBS yang optimum hingga validasi metode analisis. Kondisi kromatografi yang optimum diperoleh dengan digunakan kolom kapiler HP-5 MS 30 m x 0,25 mm I.D. x 0,25 ?m ; helium sebagai fase gerak; laju alir 1,0 mL/menit; suhu kolom 250oC; deteksi SM menggunakan 4 fragmen pada nilai m/z 72,00 dan 44,00 untuk MDEA dan 58,00 dan 77,00 untuk Efedrin HCl sebagai baku dalam. Preparasi sampel menggunakan kertas DBS dengan volume totolan 40 L diekstraksi dengan mikroekstraksi cair-cair dengan pelarut metanol 700 L, sonikasi selama 5 menit, dievaporasi dengan gas nitrogen kemudian direkonstitusi dengan etil asetat 50 L. Hasil validasi terhadap metode analisis MDEA yang dilakukan memenuhi persyaratan validasi berdasarkan EMEA bioanalytical guideline pada tahun 2011. Metode yang diperoleh linear pada rentang konsentrasi 15-250 ng/mL dengan r ge; 0,98.

Drug abuse has been increasing in society. One of the most frequently abused substances is amphetamine type stimulants such as 3,4 Methylenedioxy N ethylamethetamine MDEA. These substances exhibit psychotropic activity. In Indonesia, these substances belong to Class I Narcotic based on Act Number 35 Year 2009. To declare a person positive using drugs then it is necessary to be proved through the identification of compounds in the biological matrix. Dried blood spot DBS is a method using matrix of whole blood as sample and gave some advantages preluding fewer blood samples, and easy handling. This study aimed to develop MDEA analysis methods in DBS including optimization GC MS conditions, optimum DBS preparation methods, and validation of analytical method. The optimum chromatographic conditions were HP 5 MS capillary columns 30 m x 0.25 mm I.D. x 0.25 m helium as mobile phase flow rate 1,0 mL min column temperature 250oC detection of MS using 4 fragments at m z values of 72.00 and 44.00 for MDEA and 58.00 and 77.00 for Ephedrine HCl as an internal standard. Sample were prepared by using DBS paper with spot volume 40 L then extracted using liquid liquid microextraction with 700 L methanol as solvent, sonication for 5 minutes, evaporated using nitrogen gas then reconstituted with 50 L ethyl acetate. The validation results of the MDEA analysis methods performed met the validation requirements based on the EMEA bioanalytical guideline 2011. The obtained method was linear in the concentration range of 15 250 ng mL with r ge 0.98."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sofyan Yusuf
"Peralatan dan pipa pada instalasi pengolahan minyak dan gas bumi banyak berhubungan (contact) dengan gas CO2 dan H2S serta fluida-fluida kimia lainnya yang sangat korosif. Data-data hasil pengukuran seperti suhu, tekanan operasi, pH, kecepatan aliran fluida, komposisi dan jenis fluida serta data-data proses lainnya merupakan dasar dari penilaian korosi dan pemilihan jenis material yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh kandungan klorida terhadap kenaikan laju korosi pada baja karbon A106 dalam fluida yang tersaturasi gas CO2. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah standard ASTM G 31-72 dan NACE Standard RP 0775-99 dimana pengujian ini didasarkan pada pengujian kehilangan berat (weight loss test). Material sampel yang digunakan adalah baja karbon A106. Larutan uji yang digunakan adalah larutan NaCl dengan konsentrasi 0,1%, 1% dan 3,5% kemudian dilakukan saturasi oleh gas CO2. Laju korosi meningkat secara tajam pada rentang konsentrasi NaCl diatas 1%. Peningkatan suhu larutan bersifat linier pada konsentrasi NaCL 0,1%, 1% dan 3,5%. Secara umum model yang dihasilkan pada penelitian ini cukup valid digunakan pada rentang konsentrasi NaCl 1% hingga 3,5% pada rentang suhu 30°C sampai dengan 90°C.

Both pipes and equipments in oil and gas refineries directly contact with acid gas such as CO2 and H2S and other corrosive components. Measured data of pH, temperature, operating pressure, fluid velocity and type or fluids composition is basic data for corrosion assesment and selection materials. The goal of this research is investigate the effect of chloride content in fluids toward corrosion rate on carbon steel in sytem with CO2 saturated. This research using ASTM G31-72 and NACE Standard RP 0775-99 where the test of specimen based on weight loss test. Type of material sample are carbon steel A106. The Solution is NaCl solution with concentration about 0,1%, 1% and 3,5%. Afterwards the solution is saturated with CO2. Corrosion rate increase rapidly in the range of NaCl concentration above 1%. Increasing temperature of solution is linear function in the range of NaCl concentration between 0,1% to 3,5%. Generally, the model in this research is valid in the range of NaCl concentration between 1% to 3,5% and temperature between 30°C to 90°C."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
T21393
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>