Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 100275 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kevin Elim Setiadi
"Latar belakang: Karies merupakan proses demineralisasi yang dapat terjadi pada permukaan gigi dalam rongga mulut bila gigi terpapar oleh asam pada jangka waktu tertentu. Minuman yang sering dikonsumsi masyarakat dan menyebabkan proses demineralisasi email pada gigi adalah minuman berkarbonasi yang memiliki pH sebesar 1 - 4. Salah satu upaya untuk mencegah demineralisasi email secara terus-menerus yang cukup umum digunakan adalah pernis fluoride dan inovasi terbaru dalam bidang kedokteran gigi adalah propolis fluorida. Tujuan: Membandingkan struktur email antara gigi yang diaplikasikan varnish propolis fluorida dengan natrium fluorida setelah didemineralisasi menggunakan minuman berkarbonasi. Metode: 27 sampel gigi premolar dibagi menjadi kelompok propolis fluorida, natrium fluorida, dan kontrol / tanpa aplikasi. Seluruh spesimen didemineralisasi awal dengan asam asetat 5% selama 20 menit lalu dikeringkan dan diaplikasikan pernis fluoride kemudian direndam di dalam larutan saliva buatan Fusayama selama 30 menit lalu direndam minuman berkarbonasi selama 1 jam. Setelah itu, dilakukan uji dispersif energi x-ray (EDX) terhadap perwakilan setiap kelompok untuk mendapat data kuantitatif yang terlihat permukaan seluruh spesimen dengan pemindaian mikroskop elektron (SEM) dan dibandingkan secara kualitatif. Hasil: Persentase unsur fluor pada permukaan email gigi antar seluruh kelompok tidak memiliki perbedaan yang ada (p-value≥0,05), namun terdapat perbedaan struktur permukaan email gigi kelompok kontrol dibandingkan dengan kelompok lainnya. Kesimpulan: Berdasarkan analisa kuantitatif dengan EDX dan analisa kualitatif dengan SEM, dapat disangkal bahwa propolis fluorida dan natrium fluorida memiliki kekuatan yang sama dalam menghambat demineralisasi email akibat minuman berkarbonasi.
Background: Caries is the process of demineralization that occurs on teeth surfaces inside the mouth cavity if the former was exposed to acid in a period. Carbonated drinks are one of the most consummated beverages that can cause enamel demineralization with pH ranging from 1 to 4.To counter the process, the use of fluoride varnishes in clinical dentistry are the most common and favorable while the newest innovation made from natural substances is propolis fluoride. Objective: Comparing the enamel structure between samples applied with propolis fluoride and sodium fluoride after demineralized by carbonated drink. Methods: 27 premolar tooth were divided equally into different groups of propolis fluoride, sodium fluoride, and control. Samples were exposed to 5% acetate acid for 20 minutes and fluoride varnishes after. Next, samples were exposed to Fusayama's artificial saliva for 30 minutes and carbonated drinks for 1 hour. The last step was to analyze the surface of the representative samples with energy dispersive x-ray (EDX) for the quantitative analysis and scanning electron microscope (SEM) to the surface of all samples to be compared qualitatively. Results: The percentage of the fluoride element inside the enamel surfaces from the EDX shows no significant differences for all groups (p-value≥0,05), while control group show differences of the enamel surface structure if compared to the other groups. Conclusion: Based on the quantitative analysis with EDX and qualitative analysis with SEM, propolis fluoride and sodium fluoride have the same effectivity in inhibiting enamel demineralization by carbonated drinks."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Natasya Arsanti
"Latar belakang: Semen ionomer kaca merupakan bahan restoratif untuk merawat karies gigi. Salah satu kekurangan dari bahan ini ialah jika berkontak dengan asam sebelum maturasi, akan terjadi penurunan sifat mekanik yang ditandai oleh berkurangnya kekerasan permukaannya. Kekerasan permukaan bahan kedokteran gigi memiliki hubungan dengan estetika dan resistensi terhadap goresan yang dapat menyebabkan fraktur. Oleh karena itu, coating agent seperti varnish diperlukan oleh restorasi semen ionomer kaca untuk melindunginya dari asam seperti minuman berkarbonasi. Tujuan: Mengetahui pengaruh aplikasi varnish coating agent terhadap kekerasan permukaan semen ionomer kaca sesudah perendaman pada minuman berkarbonasi. Metode: Spesimen semen ionomer kaca yang dibuat berjumlah 24 buah dibagi ke dalam 4 kelompok perlakuan yakni kelompok yang tidak diaplikasikan varnish coating agent dan disimpan tanpa perendaman, kelompok yang diaplikasikan varnish coating agent dan disimpan dalam saliva buatan, kelompok yang diaplikasikan varnish coating agent dan direndam dalam minuman berkabornasi, serta kelompok yang tidak diaplikasikan varnish coating agent dan direndam dalam minuman berkarbonasi. Hasil: Kekerasan permukaan restorasi semen ionomer kaca pada seluruh kelompok perlakuan mengalami peningkatan. Kesimpulan: Kekerasan permukaan semen ionomer kaca yang diaplikasikan varnish coating agent sesudah perendaman pada minuman berkarbonasi lebih tinggi dari yang tidak diaplikasikan varnish coating agent.

Background: Glass ionomer cement (GIC) is a material for treating dental caries. The disadvantage of GIC is that if it comes into contact with acids before maturation, there will be a decrease in mechanical properties which is indicated by a decrease in surface hardness. Surface hardness has a relationship with aesthetics and resistance to scratches that can cause fractures. Coating agents like varnishes are required for GIC to protect them from acids like carbonated drinks. Objective: Knowing the effect of varnish coating agent application on the surface hardness of glass ionomer cement after immersion in carbonated drinks. Methods: GIC specimens were divided into 4 treatment groups. The first group was not applied with varnish coating agent and stored without immersion, the second group was applied with varnish coating agent and stored in artificial saliva, the third group was applied with varnish coating agent and soaked in carbonated drinks, and the last group was not applied with varnish coating agent and was immersed in carbonated drinks. Results: The surface hardness of GIC in all treatment groups increased. Conclusion: The surface hardness of GIC which was applied with varnish coating agent after immersion in carbonated drinks was higher than that without application."
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jacky Wijaya
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aplikasi hidrogen peroksida 40 terhadap kerentanan perubahan warna resin komposit nanohibrida oleh minuman berkarbonasi. Tiga puluh spesimen resin komposit nanohibrida berbentuk silinder diameter 6mm x ketebalan 2mm dibagi menjadi tiga kelompok; Coca-Cola, Fanta Strawberry, dan Sprite n=10. Seluruh spesimen direndam dalam minuman masing-masing selama 7 hari, diaplikasikan hidrogen peroksida 40, dan direndam kembali selama 7 hari. Pengukuran warna dilakukan sebanyak empat kali dengan Colorimeter. Nilai perubahan warna kemudian dihitung. Data dianalisis menggunakan uji statistik Paired-Samples T Test dan One-Way ANOVA.

This study aims to analyze the effect of 40 hydrogen peroxide application on nanohybrid composite resin staining susceptibility by carbonated drinks. Thirty cylindrical specimens 6mm diameter x 2mm depth of nanohybrid composite resin were divided into 3 groups Coca Cola, Fanta Strawberry, and Sprite n 10. All specimens were immersed in each drinks for 7 days, bleached with 40 hydrogen peroxide, and re immersed for 7 days. Color measurement was done four times using a Colorimeter. Color differences between each measurement were calculated. Data were analyzed statistically by Paired Samples T Test and One Way ANOVA.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sahertian, Raissa Diva
"Tujuan : Menganalisa efek susu dan NaF 0,2% terhadap demineralisasi email gigi.
Metode : Mahkota 30 gigi premolar dibentuk kubus gigi. Grup A-susu dan NaF 0,2% ; Grup B-susu ; Grup C-akuabides. Setelah 3 hari perendaman dalam larutan demineralisasi, gigi di scan menggunakan micro computed tomography (micro-CT).
Hasil : MGV antara ketiga kelompok berbeda bermakna (p<0.05), kecuali antara grup A dan B. Kesimpulan: Aplikasi menggunakan susu saja menunjukkan efek protektif yang lebih tinggi terhadap demineralisasi dibandingkan dengan aplikasi susu dan NaF 0,2%.

Objective : This study is aimed to analyze the effect of milk and tea on tooth enamel demineralization.
Methods : The coronal parts of 30 extracted sound premolars were prepared into tooth blocks (6mm3). Group A- milk and sodium fluoride 0,2% ; Group B-milk ; and Group C- deionized water. After 3 days immersion in a buffered demineralization solution at pH 4.4 , micro-Computed Tomography scans were taken.
Result : The mean grey value between the three groups were statistically significant at p<0.05, except between group A and B. Conclusion: Intervention with milk only showed higher protective effect againts demineralization compared to the appllication using milk and NaF 0,2%.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2012
S44508
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Michelle Suryana
"ABSTRAK
Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui dan membandingkan pengaruh pasta
gigi yang mengandung theobromine dan hydroxyapatite terhadap kekerasan mikro
email gigi setelah direndam dalam minuman berkarbonasi. Penelitian ini
menggunakan 21 spesimen mahkota gigi premolar satu rahang atas. Spesimen
direndam dalam minuman berkarbonasi kemudian disikat dengan pasta gigi yang
mengandung theobromine dan hydroxyapatite. Uji Kruskal-Wallis dan Mann-
Whitney menunjukkan perubahan kekerasan yang signifikan setelah penyikatan
selama 9 menit 20 detik menggunakan kedua pasta gigi pasca direndam dalam
minuman berkarbonasi selama 10 menit. Peningkatan nilai kekerasan mikro email
gigi pada kelompok hydroxyapatite lebih besar dibandingkan kelompok
theobromine (p<0,05).

ABSTRACT
This study is aimed to analyze the effect of theobromine and hydroxyapatite
toothpaste to enamel microhardess after immersion in carbonated drink. This
study uses 21 upper first premolar crown specimen which is immersed in
carbonated drink then brushed with theobromine and hydroxyapatite containing
toothpaste. Kruskal-Wallis and Mann-Whitney test shows significant difference of
microhardness after brushing for 9 minutes and 20 seconds using both toothpastes
after immersion in carbonated drink for 10 minutes with higher number in
hydroxyapatite group than theobromine group (p<0,05)."
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Putra Ramadhan
"ABSTRAK
Latar belakang: Karies gigi merupakan penyakit multifaktor yang disebabkan oleh interaksi komplek biofilm dengan sumber karbohidrat yang menempel di permukaan gigi. Salah satu proses yang terjadi pada email gigi untuk terbentuknya karies adalah proses demineralisasi gigi yang terjadi secara dominan dibandingkan dengan proses remineralisasi. Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah karies adalah dengan pengaplikasian bahan remineralisasi seperti propolis fluorida dan natrium fluorida. Penggunaan bahan remineralisasi ini dapat meningkatkan kekerasan email. Tujuan: Membandingkan peningkatan kekerasan email setelah pengaplikasian bahan remineralisasi propolis fluorida dan natrium fluorida. Metode: 32 sampel gigi premolar dibagi menjadi kelompok propolis fluorida dan natrium fluorida. Seluruh spesimen ditanam di dalam pipa paralon dan dilakukan penghalusan dan pemolesan. Seluruh spesimen dilakukan tes kekerasan awal. Kemudian dilakukan demineralisasi dengan menggunakan Buavita® (pH 3,85). Setelah itu spesimen diukur kekerasannya, kemudian diaplikasikan propolis fluorida dan natrium fluorida dan direndam dalam saliva buatan selama 3 hari. Setelah itu dilakukan pengukuran kekerasan akhir dan dibandingkan secara statistik. Hasil: Natrium Fluorida lebih efektif dalam meningkatkan kekerasan email dibandingkan dengan Propolis Fluorida, dan juga terdapat perbedaan bermakna kekerasan gigi yang telah didemineralisasi dan kekerasan email gigi setelah diaplikasi bahan remineralisasi. Kesimpulan: Terdapat perbedaan bermakna antara peningkatan kekerasan email pada pengaplikasian propolis fluorida dan natrium fluorida.

ABSTRACT
Background: Dental caries is a multifactorial disease caused by the interaction of the biofilm complex with carbohydrate sources attached to the surface of the teeth. One process that occurs in tooth enamel for caries formation is the process of tooth demineralization that occurs predominantly compared to the remineralization process. Efforts that can be made to prevent caries are by applying remineralization materials such as propolis fluoride and sodium fluoride. The use of remineralization materials can increase the hardness of email. Objective: Compares increased enamel hardness after application of propolis fluoride and sodium fluoride remineralization materials. Methods: 32 premolar tooth samples were divided into propolis fluoride and sodium fluoride groups. All specimens were planted in paralon pipes and finalized and polished. All specimens were subjected to initial hardness tests. Then demineralization was done using Buavita® (pH 3.85). After that the specimens were measured hardness, then propolis fluoride and sodium fluoride were applied and soaked in artificial saliva for 3 days. After that, the final violence measurement and compared statistically. Results: Sodium Fluoride is more effective in increasing the hardness compared with Propolis Fluoride, and there were also significant differences in demineralized tooth enamel and tooth enamel hardness after remineralization.. Conclusion: There is a significant difference between increasing enamel hardness when applying propolis fluoride and sodium fluoride."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Tri Yulian Prabowo
"Upaya yang dapat mencegah karies adalah dengan aplikasi bahan remineralisasi berupa topical fluoride yang dicampur dengan ekstrak daun ruku-ruku, dan daun sirih merah. Penggunaannya dapat meningkatkan kekerasan permukaan gigi dan menghambat bakteri penyebab karies. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh peningkatan kekerasan email setelah pengaplikasin fluoride varnish eksperimental modifikasi daun ruku-ruku dan daun sirih merah. Spesimen gigi dibuat sebanyak 24 buah dan dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu kelompok FV + daun ruku-ruku, FV + daun sirih merah, MI Varnish® Fresh Mint (GC, USA), dan kontrol, dilakukan tes kekerasan awal. Kemudian dilakukan perlakuan demineralisasi dengan perendaman saliva buatan (pH 4,5) selama 30 menit , sedangkan untuk fase remineralisasi dilakukan masing-masing kelompok dan perendaman dalam saliva buatan (pH 7) selama 6 jam, dan diletakkan pada suhu 370C. Setelah itu, setiap spesimen diukur kembali kekerasannya dengan alat Microhardness Tester (Shimadzu HMV-G21DT, Jepang), setiap fase demineralisasi dan remineralisasi. Hasil dari uji kekerasan didapatkan terdapat peningkatan yang tidak jauh berbeda dari masing-masing kelompok dengan peningkatan tertinggi pada gigi yang diberi dengan FV+ daun Ruku-ruku, kecuali pada kelompok kontrol yang tidak mengalami peningkatan. Dapat disimpulkan bahwa FV + Daun Ruku-ruku dan dan FV + Daun Sirih Merah dapat meningkatkan kekerasan permukaan email seperti MI Varnish komersial

Efforts that can be made to prevent caries are the application of remineralization materials in the form of topical fluoride mixed with ruku-ruku leaves extract and red betel leaves. Its use can increase the hardness of the tooth surface and inhibit caries-causing bacteria. This study aims to determine the effect of increasing enamel hardness after the application of experimental fluoride varnish with modified ruku-ruku leaves and red betel leaves. 24 dental specimens were made and divided into 4 groups, namely the FV group + ruku-ruku leaves, FV + red betel leaves, MI Varnish® Fresh Mint (GC, USA), and control, All specimens were tested for initial hardness, and hardness after demineralization treatment by immersing in artificial saliva (pH 4.5) for 30 minutes at 370C. Furthermore, after application with FV + ruku-ruku leaves, FV + red betel leaves, and MI Varnish® Fresh Mint (GC, USA), the specimens were immersed in artificial saliva (pH 7) for 6 hours, 370C and then the final hardness measurement was taken. The test results showed no significant differences between the initial hardness, after demineralization, and after remineralization of the four groups. However, The teeth group that experienced highest increase in surface hardness were teeth treated with experimental fluoride varnish mixed with ruku-ruku leaves extract. It can be concluded that FV + Ruku-ruku leaves and and FV + Red Betel leaves can increase the surface hardness of the enamel like commercial MI Varnish"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reagan Cendikiawan
"Latar Belakang: Beberapa penelitian sebelumnya tentang fluoride varnish< (FV) telah dilakukan dengan menambahkan bahan herbal untuk meningkatkan sifat antibakteri dan efektivitas pelepasan ion fluor. Dalam hal ini, produk FV dengan tambahan bahan herbal belum diketahui efek remineralisasi dan peningkatan kekerasan mikro pada gigi manusia yang didemineralisasi secara in vitro. 
Tujuan: Menganalisis potensi remineralisasi dan peningkatan kekerasan mikro enamel gigi setelah aplikasi hasil fabrikasi FV dengan tambahan bahan herbal. 
Metode: Ekstrak daun konsentrasi 0,1 mg/L dibuat dengan metode pemanasan konveksi pada suhu 40oC dan FV diaduk pada suhu 90oC serta kecepatan pengadukan sebesar 280 rpm. Spesimen gigi direndam dalam larutan demineralisasi yang mengandung trisodium fosfat, kalsium klor, dan asam asetat dengan pH 4,6 selama 4 hari. Setelah itu, spesimen diaplikasikan FV sesuai dengan masing-masing kelompok perlakuan. 
Hasil: FVRR (Fluoride Varnish Ruku-Ruku) dan FVSM (Fluoride Varnish Sirih Merah) memiliki jumlah kumulatif dan persentase pelepasan ion fluor yang lebih besar dibandingkan dengan CWV. Analisis CLSM memperlihatkan adanya pengurangan lesi demineralisasi pada FVRR dan FVSM. Peningkatan kekerasan enamel kelompok FVRR dan FVSM lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok CWV dan kontrol negatif. 
Kesimpulan: Potensi remineralisasi dan peningkatan kekerasan mikro enamel gigi setelah aplikasi FVRR dan FVSM lebih baik dibandingkan dengan CWV. 

Background: Several previous studies on fluoride varnish (FV) have been carried out by adding herbal ingredients to increase the antibacterial properties and effectiveness of fluoride ion release. In this case, FV with the addition of herbal ingredients have not been known to have the effect for remineralization and restoration enamel microhardness on demineralized human teeth. 
Aim: To analyze the potential for remineralization and restoration enamel microhardness after the application of FV with the addition of herbal ingredients. 
Methods: Leaves extract concentration of 0.1 mg/L was prepared by convection heating method at 40oC and FV was stirred at 90oC with a stirring speed of 280 rpm. The tooth specimens were immersed in a demineralized solution containing trisodium phosphate, calcium chlorine and acetic acid with a pH of 4.6 for 4 days. Then, the specimens were applied FV according to each treatment group. 
Results: HBV (Holy Basil Varnish) and RBV (Red Betel Varnish) had higher cumulative amount and percentage of fluoride ion release compared to CWV. CLSM showed reduced demineralizing area in HBV and RBV. The increase in enamel hardness in the HBV and RBV groups was higher than CWV and negative control groups. 
Conclusion: The potential for remineralization and restoration enamel microhardness after application of HBV and RBV is better than CWV.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Efek susu, kombinasinya dengan teh, dan NaF 0,2% terhadap demineralisasi email gigi: analisis microcomputed tomography. Fluor dan kalsium berperan penting dalam pencegahan karies gigi, karena dapat menghambat demineralisasi dan meningkatkan remineralisasi Tujuan: Menganalisis efek dari susu sendiri dan kombinasi dengan teh, dan NaF 0,2% pada demineralisasi email gigi menggunakan micro-computed tomography (micro-CT). Metode: Pada bagian koronal 40 gigi premolar manusia yang telah diekstraksi, dibuatkan region of
interest. Permukaan oklusal tiap gigi tersebut ditutupi stiker 3x5 mm2 dan semua permukaan lainnya ditutupi dengan pernis tahan asam. Gigi-gigi yang telah dipersiapkan ini secara acak dan dialokasikan ke dalam empat kelompok yang direndam dalam larutan remineralisasi selama 26 menit, yakni: Grup A, susu; Grup B, susu dan teh; Grup C, susu dan NaF 0,2%; dan Grup D, deionized air (kontrol). Hasil: Setelah 3 hari perendaman dalam larutan buffer pada pH 4,4, dilakukan pemindaian dengan micro-CT. Nilai rata-rata grayscale dan standar deviasi secara berurutan: 98,1 ± 24,0; 90,8 ± 9,1; 92,6 ± 21,4; 81,1 ± 20,3. Nilai rata-rata grayscale yang berbeda bermakna secara signifikan antara empat kelompok tersebut (p<0,05), kecuali antara kelompok A dan B dan antara kelompok A dan C. Simpulan: Topikal aplikasi dengan susu saja menunjukkan efek perlindungan yang lebih tinggi terhadap demineralisasi dibandingkan dengan aplikasi sinergis susu dengan teh dan, susu dengan, 0,2% NaF.

Fluoride and calcium play an important role in the prevention of dental caries, promoting the inhibition of demineralization and the increase of remineralization. Objective: To investigate the effects of milk with/without the combination of tea and 0.2% NaF on enamel demineralization using micro-computed tomography (microCT). Methods: The coronal parts of 40 extracted sound premolars were prepared as tooth blocks. An unvarnished occlusal surface window was created for each tooth by covering the occlusal surface with a 3x5 mm2 sticker and painting all other surfaces with an acid-resistant varnish. These blocks were randomly allocated into four groups that were immersed in remineralizing solutions for 26 minutes: Group A, milk; Group B, milk and tea; Group C, milk and 0.2% NaF; and Group D, deionized water (control). Results: After 3 days of immersion in a buffered demineralization solution at pH 4.4, micro-CT scans were taken. The mean grayscale values and the standard deviations are: 98.1 ± 24.0; 90.8 ± 9.1; 92.6 ± 21.4; 81.1 ± 20.3, respectively. The mean grayscale values were significantly different among the four groups (p<0.05), except between groups A and B and between groups A and C. Conclusion: Topical application with milk alone showed a higher protective effect against demineralization compared to the synergic application of milk and tea and milk and 0.2% NaF.
"
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Chandra Dwi Prakoso
"Karies gigi merupakan penyakit progresif yang terjadi akibat demineralisasi enamel gigi oleh aktivitas bakteri kariogenik yang menghasilkan asam, khususnya Streptococcus mutans. Dari berbagai penelitian, sediaan fluoride topikal terbukti memiliki efektivitas tinggi dalam menghentikan aktivitas karies gigi dengan biaya produksi yang rendah serta mudah untuk diaplikasikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk memformulasikan sediaan alternatif fluoride topikal NH4F 5% dengan ekstrak etanol propolis (EEP) dalam suatu sistem mikroemulsi yang memiliki stabilitas, kemampuan antibakteri dan remineralisasi yang baik dalam menghentikan aktivitas karies gigi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa formulasi 2,7% EEP; 6,3% surfaktan; dan 90,9% larutan NH4F 5% memiliki stabilitas penyimpanan terbaik. Uji antibakteri menunjukkan sediaan uji memiliki daya inhibisi pertumbuhan bakteri kariogenik sekitar 78-80%, dengan nilai konsentrasi hambat mínimum (KHM) pada pengenceran 6,25%. Hasil Scanning Electron Microscopy (SEM) dan Energy Dispersive X-Ray (EDX) menunjukkan sediaan berhasil meremineralisasi permukaan enamel gigi dengan deposit fluoride hingga 5 - 6 x dibandingkan kontrol. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sediaan mikroemulsi propolis fluoride (PF) dapat menjadi alternatif sediaan fluoride topikal yang memiliki efektivitas tinggi dalam menghentikan aktivitas karies gigi.

Dental caries is a disease caused by demineralization of tooth enamel by the activity of cariogenic bacteria that produce acid, especially Streptococcus mutans. From various studies, preparation of topical fluoride is proven to have higher efficacy in preventing dental caries with low production cost and easy to apply. The objective of this research is to formulate alternatife agent topical fluoride NH4F 5% mixed with extract ethanol propolis (EEP) in the microemulsion system that has high stability, antimicrobial activity, and remineralisation to arrest teeth caries activity.
The result shows that formulation 2,7% EEP; 6,3% surfactan; and 90,9% NH4F solution has the highest perervation stability. Antibacterial test shows three simple have ability to inhibit cariogenic bacteria development around 78-80% with mínimum inhibtory concentration (KHM) value at 6,25% dilution. Scanning Electron Microscopy (SEM) and Energy Dispersive X-Ray (EDX) result show that sample succesfuly reminerilize enamel surface with fluoride deposite up to 5 - 6 x compared by control. The conculsion from this research is microemulsion agent propolis fluoride (PF) can become topical fluoride alternatife that has high effectivity.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63732
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>