Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 153418 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nailah
"ABSTRAK
Kecemasan dan otonomi perempuan lansia yang tinggal bersama keluarga kemungkinan besar berkaitan dengan relasi yang terjalin dengan lingkungan sekitarnya. Kompleksitas dalam relasi yang dimiliki perempuan lansia dengan berbagai pihak di sekitarnya meliputi konflik, relasi kuasa, peran, dan pemenuhan kebutuhan menjadi faktor yang mempengaruhi kecemasan dan kapasitas otonomi perempuan lansia. Oleh sebab itu, saya ingin menelusuri secara mendalam bagaimana kaitan antara kondisi lingkungan sosial terdekat di sekitar perempuan lansia, terutama relasinya dengan berbagai pihak, dengan kapasitas otonominya di satu sisi dan kecemasan yang dimilikinya di sisi lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengalaman perempuan lansia yang tinggal bersama keluarga terkait relasi, kecemasan, dan otonomi yang dimilikinya dalam menjalani kehidupan masa tua. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Lokasi penelitian berada di wilayah DKI Jakarta. Subjek penelitian terdiri dari lima perempuan lansia. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah wawancara dan observasi. Instrumen penelitian menggunakan pedoman wawancara dan catatan lapangan. Teknis analisis data menggunakan koding, analisis tematik, dan interpretasi data. Penelitian ini hanya terbatas pada perempuan lansia yang tinggal bersama keluarga di wilayah DKI Jakarta dan masih dapat berkomunikasi dengan baik. Hasil penelitian menjelaskan bahwa relasi intergenerasi yang dimiliki perempuan lansia dengan berbagai pihak di sekitarnya mempengaruhi kecemasan dan otonominya. Relasi intergenerasi secara positif dapat mengurangi kecemasan perempuan lansia dan sebaliknya secara negatif dapat meningkatkan kecemasannya. Secara positif, kehadiran berbagai pihak melalui interaksi sosial perempuan lansia dengan lingkungan sekitarnya membantu dalam pemenuhan kebutuhannya di masa tua. Secara negatif, interaksi dengan orang lain memicu dan meningkatkan kecemasan yang dimiliki perempuan lansia. Adapun kapasitas otonomi perempuan lansia akan menguat jika didukung dengan relasi intergenerasi yang positif dan kapasitas tersebut akan terhambat dengan relasi intergenerasi yang negatif. Relasi tersebut menghadirkan dukungan dan bantuan bagi perempuan lansia sebagai bentuk interdependensi perempuan lansia dengan lingkungan sosialnya selama menjalani masa tua.

ABSTRACT
Anxiety and autonomy of old women who live with family are most likely related to relationships intertwined with their surroundings. The complexity of relations that old women have with people around them including conflicts, power relations, roles, and needs are factors that influence their anxiety and autonomy capacity. Therefore, I will explore the relationship between conditions of social environment around old women with their autonomy capacity and their anxiety. This study aims to discover how old women's experience living with familiy in relation to their relationships, anxiety, and autonomy. This research uses a qualitative approach. The research location is in DKI Jakarta. The subjects of research are five old women. Data collection techniques used in research are interviews and observation. The research instruments used interview guidelines and field notes. Techniques of data analysis used coding, thematic analysis, and data interpretation. This research only studied about old women who live with family in the DKI Jakarta and can communicate well. The results of the study explain that the intergenerational relations of old women with people around them affected their anxiety and autonomy. Intergenerational relations can positively reduce anxiety in old women and vice versa can negatively increase anxiety. Positively, the presence of people through old women's social interaction with their surrounding environment helps in fullfilling their needs in old age. Negatively, interactions with others trigger and increase anxiety. The autonomy capacity of old women will be strengthened if supported by positive intergenerational relations, but it will be hampered by negative intergenerational relations. The relationships provide support and assistance for old women as a form of interdependence of them with their social environment during their old age.
"
2020
T55327
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Didon Permadi
"ABSTRAK
Bagi atlet menembak TNI-AD, tergabung menjadi petembak tim AARM TNI-AD merupakan suatu kebanggaan dan prestasi yang luar biasa. Oleh karenanya, proses seleksi merupakan situasi yang penuh tekanan dan tuntutan yang sangat ketat dalam bersaing dengan petembak lain. Situasi ini dapat menimbulkan kecemasan kompetitif dalam diri petembak. Kecemasan kompetitif adalah salah satu reaksi emosi negatif atlet dalam menghadapi situasi pertandingan. Penelitian terdahulu membuktikan bahwa kecemasan kompetitif merupakan salah satu faktor psikologis yang sangat berpengaruh terhadap performa bertanding atlet. Kecemasan kompetitif terbagi atas kecemasan kognitif dan kecemasan somatik. Penelitian pendahuluan dilakukan terhadap 89 petembak TNI-AD untuk membandingkan mindfulness dan kemampuan coping sebagai prediktor terhadap kecemasan kompetitif. Hasil penelitian pendahuluan dengan menggunakan alat ukur AAQ-II (mindfulness), ACSI (kemampuan coping) dan CSAI-2R (kecemasan kompetitif), menunjukkan bahwa mindfulness dapat memprediksi kecemasan kompetitif secara signifikan dengan kontribusi sebesar 30,3%. Kemudian penelitian selanjutnya dilakukan untuk melihat efektivitas pendekatan MAC terhadap penurunan kecemasan kompetitif pada atlet menembak AARM TNI-AD. Penelitian ini dilakukan pada atlet menembak yang sedang mengikuti proses seleksi menembak kontingen AARM TNI-AD. Intervensi dalam kelompok diberikan selama 7 sesi terhadap 7 orang partisipan yang memenuhi kriteria yang ditentukan. Partisipan ini terdiri dari 5 orang laki-laki dan 2 orang perempuan. Pengukuran efektivitas intervensi dilakukan dengan menggunakan kuesioner CSAI-2R dan metode wawancara serta observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa MAC dapat menurunkan tingkat kecemasan kompetitif dan membantu atlet mempertahankan serta meningkatkan performa bertanding. Berdasarkan hasil wawancara, partisipan mengaku lebih mudah mengenali pikiran dan perasaan negatif yang dapat mengganggu performa bertandingnya. Terhadap situasi kompetitif mereka lebih dapat menghayatinya sebagai bagian dari diri dan tidak berupaya melawannya. Hal ini membantu partisipan untuk lebih fokus pada tugas yang sedang dihadapi.

ABSTRACT
For Indonesian Army shooting athletes, joining the AARM TNI-AD team is a matter of pride and extraordinary achievement. Therefore, the selection process is a stressful situation and very strict demands in competing with other shooters. This situation can cause competitive anxiety in the shooter. Competitive anxiety is one of the athlete's negative emotional reactions in the face of a match situation. Previous research proves that competitive anxiety is one of the psychological factors that greatly influences the performance. Competitive anxiety is divided into cognitive anxiety and somatic anxiety. Preliminary research was conducted to 89 Indonesian Army shooters to compare mindfulness and coping skills as predictors of competitive anxiety. The results of preliminary research using AAQ-II (mindfulness), ACSI (coping ability) and CSAI-2R (competitive anxiety) measuring instruments showed that mindfulness can predict competitive anxiety significantly with a contribution of 30.3%. Then further research is conducted to see the effectiveness of the MAC approach to reducing competitive anxiety in AARM TNI-AD shooting athletes. This research was conducted on shooting athletes who were following the selection process of contingents of the Indonesian Army. Interventions in groups were given in 7 sessions on 7 participants who met the specified criteria. These participants consisted of 5 men and 2 women. Measurements of the effectiveness of the intervention were carried out using the CSAI-2R questionnaire, interview and observation methods. The results show that MAC can reduce competitive anxiety levels and help athletes maintain and improve competing performance. Based on the results of interviews, participants admitted that they were easier to recognize negative thoughts and feelings that could interfere with their competing performance. Against the competitive situation they are more able to appreciate it as part of themselves and not try to fight it. This helps participants to focus more on the task at hand"
2019
T51799
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risna Sagitasari
"Latar belakang: Awak kapal tunda rentan mengalami kelelahan karena selama 24 jam berada pada lingkungan kerja baik dalam kondisi kerja maupun istirahat. Terdapat tingkat insiden perairan yang tinggi yang melibatkan kapal tunda di perairan Sungai Mahakam. Belum ada penelitian yang menilai kelelahan di kalangan awak kapal tunda. Untuk itulah perlu dilakukan penelitian untuk melihat hubungan jumlah jam kerja terhadap tingkat kelelahan pada awak kapal tunda serta faktor-faktor lain yang berhubungan.Metode: Dengan menggunakan desain potong lintang komparasi, 127 awak kapal tunda diukur tingkat kelelahan dengan alat pengukur waktu reaksi dan kuesioner alat ukur perasaan kelelahan kerja KAUPK2 . Faktor risiko kelelahan yang diukur: usia, status perkawinan, jabatan, durasi berlayar, masa kerja, pola kerja sistem dinas jaga , kebiasaan merokok, kebiasaan minum kopi, konsumsi alkohol, jumlah jam tidur, jumlah jam kerja, kualitas tidur dengan Pittsburg Sleep Quality Index PSQI , tingkat stress yang berhubungan dengan konflik kerja-keluarga dengan Work Family Conflict Scale WFCS .Hasil: Kelelahan kerja didapatkan pada 40,2 dari responden. Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kelelahan dengan jumlah jam kerja terutama jika pekerja bekerja lebih dari 72 jam/minggu OR: 13,64, 95 CI 4,54-40,93 , dengan kualitas tidur yang buruk OR:4,11, 95 CI 1,21-14,01 serta jabatan OR: 0,30, 95 CI 0,09-0,98 .Kesimpulan: Jumlah jam kerja, kualitas tidur dan jabatan berhubungan secara independen dengan tingkat kelelahan kerja awak kapal tunda. Kata kunci: Kelelahan, awak kapal tunda, jumlah jam kerja, kualitas tidur, jabatan

Background Tugboat crews are subjected to fatigue because of their 24 hours stayed in working environment even in resting time. There were high marine incidences in Mahakam River related to tug boats. Research on fatigue on tugboat never been done. This study aims to analyze association between working hours and fatigue in tug boat crews and other possible related factor.Method In comparative cross sectional study, 127 tug boat crews were measured fatigue level using reaction timer and instrument questionnaire for subjective feelings of fatigue at work KAUPK2 . Other factors determined are age, marital status, rank position, duration on board, years of service, watch system, smoking habit, coffee and alcohol consumption, hours of sleep, working hours, sleep quality using Pittsburg Sleep Quality Index PSQI and level of stress related to work family conflict using Work Family Conflict Scale WCFS .Results There are 40.2 subject experienced fatigue which were associated with long working hours particularly that exceeded 72 hours week OR 13.64, 95 CI 4.54 40.93 , sleep quality OR 4.11, 95 CI 1.21 14.01 , and rating OR 0.30, 95 CI 0.09 0.98 .Conclusion Working hours, sleep quality and rating were associated with fatigue on tug boat crews."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T57771
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alifah Indrarini
"Berbagai penelitian menunjukkan bahwa mayoritas pasien PGTA mengalami kualitas tidur yang buruk, sementara asuhan terhadap masalah tidur masih belum optimal. Analisis dilakukan pada asuhan keperawatan yang diberikan selama empat hari perawatan kepada pasien kelolaan di ruang rawat inap penyakit dalam RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas terapi musik pada pasien PGTA yang mengalami gangguan pola tidur.. Evaluasi dilakukan dengan pengukuran tekanan darah, nadi, pernapasan, serta penilaian menggunakan kuesioner kualitas tidur PSQI sebelum dan sesudah terapi musik klasik diberikan. Hasil evaluasi menunjukkan terjadinya penurunan tekanan darah, nadi, pernapasan serta perbaikan skor PSQI setelah terapi musik diberikan. Karya ilmiah ini menyarankan bahwa terapi musik perlu diberikan kepada pasien PGTA yang mengalami gangguan pola tidur sebagai media relaksasi yang efektif untuk mempromosikan tidur yang berkualitas.

Various studies show that the majority of ESRD patients experience poor sleep quality, while care for sleep problems is still not optimal. The analysis was carried out on nursing care given for four days of care to managed patients in the inpatient ward of RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. This case study aims to determine the effectiveness of music therapy in ESRD patients who experience impaired sleep patterns. Evaluations were carried out by measuring blood pressure, pulse, breathing, and evaluating using the PSQI sleep quality questionnaire before and after classical music therapy was given. Evaluation results showed a decrease in blood pressure, pulse, breathing and improvement in PSQI scores after music therapy was given. This scientific work suggests that music therapy needs to be given to ESRD patients who experience impaired sleep patterns as an effective relaxation media to improve sleep quality."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Khairunnisa Mahira
"Tinggal bersama dengan lansia dapat memberikan berbagai tantangan, sehingga sebuah keluarga membutuhkan kemampuan untuk bangkit dan bertahan dari kesulitan atau resiliensi keluarga. Resiliensi keluarga terbentuk melalui sistem kepercayaan yang ada dalam keluarga, di mana individu yang memiliki self-compassion juga memiliki sikap dan pandangan yang dapat meningkatkan sistem kepercayaan dalam keluarga. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara self-compassion dan resiliensi keluarga pada dewasa yang tinggal bersama dengan lansia. Sebanyak 123 anggota keluarga dewasa yang tinggal bersama dengan lansia (M = 37,54, SD = 10,80) berpartisipasi dalam penelitian ini. Metode penelitian korelasional digunakan untuk melihat hubungan antara self-compassion dengan resiliensi keluarga. Alat ukur Self-Compassion Scale Short Form (SCS-SF) digunakan untuk mengukur self-compassion dan alat ukur Walsh Family Resilience Questionnaire (WFRQ) digunakan untuk mengukur resiliensi keluarga. Berdasarkan uji korelasi yang dilakukan menggunakan teknik analisis statistik Pearson Correlation, ditemukan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara self-compassion dan resiliensi keluarga pada dewasa yang tinggal bersama dengan lansia (r(123) = 0,404, p < 0,01). Oleh karena itu, semakin tinggi self-compassion yang dimiliki oleh individu, maka semakin kuat pula resiliensi keluarga yang dimilikinya, atau sebaliknya. Dengan demikian, penelitian ini dapat memberikan masukan kepada praktisi di bidang psikologi keluarga dalam pengembangan intervensi yang bertujuan untuk meningkatkan resiliensi keluarga agar dapat lebih memperhatikan self-compassion dari para anggota keluarga tersebut.

Living with the elderly gives many challenges that makes the family need the ability to rise and survive from adversity or what is known as family resilience. Family resilience is formed through the belief system that exists in the family, where individuals who have self-compassion also have attitudes and views that can increase the belief system in the family. Therefore, this research is designed to look for a correlation between self-compassion and family resilience on adults living with older adults. 123 adult family members who live with older adults (M = 37,54, SD = 10,80) participated in this research. Correlational research method is used to find the correlation between self-compassion and family Resilience. Self-Compassion Scale Short Form (SCS-SF) is used to measure self-compassion and Walsh Family Resilience Questionnaire (WFRQ) is used to measure family resilience. According to the correlation test which is conducted using Pearson Correlation, there is a positive and significant correlation between self-compassion and family resilience on adults living with older adults (r(123) = 0,404, p < 0,01). Thus, the higher the level of self-compassion in an individual, the higher the family resilience as well, or vice versa. Therefore, this research can provide a recommendation for practioners in family psychology for developing interventions that aim to increase family resilience so that they can pay more attention to the self-compassion of the family members."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adiansyah
"ABSTRAK

Penuaan pada lansia mengakibatkan lansia termasuk ke dalam kelompok berisiko.

Kelompok berisiko lebih mudah terpapar masalah kesehatan, salah satunya adalah
kekerasan fisik dan psikologis. Kelompok berisiko yang berada dalam tempat
berisiko, menyebabkan individu tersebut sebagai kelompok rentan, salah satu
tempat berisko adalah lemabaga pemasyarakatan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui gambaran kekerasan fisik dan psikologis pada narapidana lansia di
lembaga pemasyarakatan Jawa Barat. Penelitian menggunakan sampel total
berjumlah 36 responden yang terdapat di tiga lembaga pemasyarakatan. Instrumen
penelitian merujuk pada Hwalek-Sengstock Elder Abuse Screening Test (HS/
EAST) dengan menggunakan skala likert. Hasil penelitian menunujukan bahwa
kekerasan fisik yang terjadi di lembaga pemasyarakatan sebesar 41,67% dan
kekerasan psikologis 36,11%. Suku sunda adalah suku yang mengalami kekerasan
fisik dan psikologi paling besar dibandingkan dengan suku lainnya. Hasil
penelitian merekomendasikan perawat, psikolog dan petugas lapas untuk bekerj
asama dalam melakukan pencegahan kekerasan fisik dan psikologis, serta
meningkatkan sarana keagamaan dan spiritual sebagai koping yang dilakukan
oleh narapidana lansia.


ABSTRACT

Aging process causing elderly to become one of the vulnerable groups.

Vulnerable groups are susceptibleto health problems, including physical and
psychological abuse. Penitentiaries is one of vulnerable places that causes elderly
as a vulnerable groups.This study aimsto describe physical and psychological
abuse on elderly inmates in West Java Penitentiaries.Thisstudy was conducted at
three penitentiaries in West Java with 36 respondents usingHwalek-Sengstock
Elder Abuse Screening Test (H-S/EAST) instrument. The result showed that
physical abuse 41,67% and psychological abuse 36,11%.Sundanese is one of
ethnic groups that showed the biggest percentage of elderly physical and
psychological abuseamong the other ethnics. Nurses, psychiatrist, and penitentiary
officers need to prevent physical and psychological abuse together.Furthermore,
nurses need to optimize spritual and religious activities as a coping mechanism
among elderly inmates

"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
S60345
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Koharuddin
"Kecemasan, stres berkepanjangan yang dirasakan pasien hipertensi serta dukungan keluarga yang rendah bisa mempengaruhi perilaku manajemen diri, sehingga berdampak pada peningkatan tekanan darah dan komplikasi dari hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kecemasan, stres dan dukungan keluarga dengan perilaku manajemen diri pada pasien hipertensi. Variabel independen dalam penelitian ini adalah kecemasan, stres dan dukungan keluarga, Penelitian ini menggunakan deskriptif analitik dengan desain cross sectional. Jumlah sampel 198 responden. Hasil: pada analisis chi square terdapat hubungan yang signifikan kecemasan (p=0,003: α=0,05) dan stres, (p=0,019: α=0,05) dengan perilaku manajemen diri, pada analisis regresi logistik berganda didapatkan 2 variabel yang mempunyai hubungan dengan perilaku manajemen diri yaitu kecemasan dan stres. penelitian lebih lanjut didapatkan kecemasan sebagai variabel yang paling dominan dengan perilaku manajemen diri (ρ=0,011), berdasarkan hal tersebut perawat perlu melakukan pengkajian lebih awal tentang psikososial seperti kecemasan dan stres, selain pengkajian fisik, sehingga bisa memberikan edukasi dengan pasien dan mendampingi pasien dalam mengatasi kecemasannya.

Anxiety, stress, prolonged fell by hypertensive patient and low family support can affect self-management behavior, so that it has an impact on increasing blood pressure and complications from hypertension. This study aims to determine the relationship between anxiety, stress and family support with self-management behavior in hypertensive patients. This independent variables in this study were anxiety, stress and familiy support, while the confounding variables were age, gender, education, occupation, history of hypertension, history of smoking, history of drinks alkohol. The research uses descriptive analytic with cross sectional design. The number of samples 198 respondents. The results analysis chi square there is a significant relationship between anxiety (p=0,003: α=0,05) and stress (p=0,019: α=0,05) with self-management behavior, In the multiple logistic regression analysis, there were 2 variables that had a relationship with self-management behavior, namely anxiety and stress. The results of further research showed that anxiety and stress, in addition to physical assessment, so that they can provide education with patients and accompany them. Patients in dealing with anxiety."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anadia Wanda Putri
"Sebagai mahasiswa, berada pada masa transisi dari remaja akhir menuju dewasa awal dan memiliki berbagai tuntutan yang diemban dapat berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan mental salah satunya yakni kecemasan. Fenomena kecemasan ini dapat berdampak buruk hingga fatal pada individu jika terus meningkat. Oleh karena itu, penting bahwasannya untuk mengetahui hal-hal yang berperan dalam menurunkan tingkat kecemasan pada mahasiswa. Penelitian ini memiliki bertujuan untuk mengetahui apakah peran dari perceived social support terhadap kecemasan dimoderasi self-esteem. Variabel kecemasan diukur dengan 10 item dimensi kecemasan dari Hopkins Symptom Checklist-25 (HSCL-25), perceived social support diukur dengan Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS), dan self-esteem diukur dengan Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES). Sebanyak 747 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia merupakan responden dalam penelitian ini. Hasil dalam penelitian ini menunjukan bahwa perceived social support berhubungan secara negatif terhadap kecemasan, namun hubungan di antara keduanya tidak dimoderasi self-esteem.

As a college student, being in the transition from late teenage to young adult and have a lot of role demands may leads to increase mental illness which one of them is anxiety. This anxiety phenomenon can bring bad impact up to fatalities if it keeps on escalating. Therefore, it is important to know the matters that have impact on reducing the anxiety level of college students. This research’s goal is to know the role of perceived social support to anxiety level and moderated by self-esteem. The anxiety variable was measured using 10 items anxiety dimension of Hopkins Symptom Checklist-25 (HSCL-25), the perceived social support was measured using Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS), and the self-esteem was measured using Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES). Total of 747 college students from various colleges in Indonesia were respondents in this research. The result of this research indicates that perceived social support has a negative relationship to anxiety, but the relationship between both is not moderated by self-esteem."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahma Adhalia
"Ibu hamil seringkali mengalami kecemasan pada masa kehamilan, khususnya pada primigravida. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan kecemasan dengan kualitas tidur pada ibu hamil primigravida. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu hamil primigravida  di Kota Jakarta Timur. Sampel pada penelitian ini berjumlah 105 ibu hamil primigravida yang memenuhi kriteria inklusi dari lima puskesmas kecamatan yang terpilih yaitu puskesmas kecamatan kramat jati, pulo gadung, duren sawit, cakung dan jatinegara. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional, dengan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan untuk mengukur kecemasan ialah kuesioner Generalized Anxiety Disorder-7(GAD-7) (r = 0,876) dan instrumen Pittsburg Sleep Quality Index (PSQI) (r = 0,79) untuk mengukur kualitas tidur. Analisis data menggunakkan analisis univariat serta bivariat (uji korelasi pearson) dengan penggunaan program SPSS dan tingkat kemaknaan 0,05. Uji korelasi pearson  menunjukkan adanya hubungan bermakna antara kedua variabel (r = 0.390, p-value = 0.001).

Pregnant women often experience anxiety during pregnancy, especially primigravida. Therefore, this study aims to identify the relationship between anxiety and sleep quality in primigravida pregnant women. The population in this study were all primigravida pregnant women in East Jakarta. The sample in this study amounted to 105 primigravida pregnant women who met the inclusion criteria from five selected sub-district health centers, namely Kramat Jati, Pulo Gadung, Duren Palm, Cakung and Jatinegara District Health Centers. This study used a cross sectional design, with purposive sampling technique. The instruments used to measure anxiety were the Generalized Anxiety Disorder-7 (GAD-7) questionnaire (r = 0.876) and the Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) (r = 0.79) instrument to measure sleep quality. Data analysis used univariate and bivariate analysis (Pearson correlation test) with the use of SPSS program and a significance level of 0.05. Pearson correlation test showed a significant relationship between the two variables (r = 0.390, p-value = 0.001)."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Veeraraghavan, Vimala
London: Sage, 2002
616.85 VEE a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>