Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 195019 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anggun Emelia
"Peningkatan konsentrasi ozon di udara dapat memberikan dampak kesehatan pada manusia terutama pada fungsi sistem pernafasan manusia. Penelitian ini bertujuan untuk Menganalisis hubungan antara konsentrasi O3 di udara ambien dengan gangguan fungsi paru pada penyapu jalan di Kecamatan Jagakarsa, Jakarta selatan. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 78 dan jumlah sampel pengukuran fungsi paru adalah 30 orang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Responden yang terpajan konsentrasi O3 > 54,34 µg/Nm3 sebanyak 10 orang (66,7%) mengalami gangguan fungsi paru dan responden yang terpajan konsentrasi O3 ≤ 54,34 µg/Nm3 sebanyak 7 orang (46,7%) mengalami gangguan fungsi paru. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara konsentrasi O3 di udara ambien (p=0,705) dengan gangguan fungsi paru.
Ada hubungan faktor lain seperti status merokok (p=0,011) dan kebiasaan olahraga (p=0,049) dengan gangguan fungsi paru. Hubungan antara konsentrasi O3 di udara ambien dang gangguan fungsi paru memiliki nilai OR=1,5 artinya seseorang yang terpajan konsentrasi O3 > 54,35 µg/Nm3 1,5 kali dapat menurunkan fungsi paru dibandingkan dengan konsentrasi O3 ≤ 54,35 µg/Nm3.

Increased ozone concentration in the air can provide a health impact in humans, especially respiratory system function. This research aims to analyze relationship between O3 concentration in the ambient air with impaired pulmonary function in the road sweeper in Jagakarsa, South Jakarta. The study uses a cross-sectional study design. The number of samples in this study was 78 and pulmonary function measurement samples were 30 people.
The results showed that respondents were exposed to concentrations of O3 > 54.34 μg/Nm3 hr as much as 10 people (66.7%) Suffered pulmonary dysfunction and respondents were exposed to concentrations of O3 ≤ 54.34 μg/Nm3 hr as much as 7 people (46.7%) Suffered pulmonary dysfunction. Statistical results showed that there was no relationship between O3 concentration in ambient air (p = 0,705) with impaired pulmonary function.
Any other factor that relationship with smoking status (P = 0,011) and the exercise habit (P = 0,049) with impaired pulmonary function. The relationship between O3 concentration in ambient air OR lung function has a value of OR = 1,5 meaning that someone who is exposed to concentrations O3 > 54.35 μg/Nm3 hr 1.5 times can decrease lung function compared to concentration O3 ≤ 54.35 μg/Nm3 hr.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T55369
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Apria Montessori
"Penelitian ini bertujuan melihat hubungan konsentrasi PM2,5 udara ambien terhadap gangguan fungsi paru pada pedagang tetap di Terminal Kampung Rambutan Kota Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan PM2,5 ambien mencapai 89 μg/m3. Didapatkan proporsi gangguan paru sebesar 79% (tipe retrikstif 73% dan campuran resktriktif dan obstruktif 6%) dari 68 responden. Tidak ada hubungan signifikan antara konsentrasi PM2,5 dengan gangguan fungsi paru pada pedagang di Terminal Kampung Rambutan (p value= 0,215, CI: 0,555-13,700). Ditemukan adanya hubungan yang signifikan antara status merokok (p=0,015) dan waktu kerja (p value = 0,047) dengan gangguan fungsi paru. Tidak terdapat satupun faktor lain seperti riwayat penyakit, durasi kerja, umur dengan kejadian gangguan fungsi paru pada pedagang di Terminal Kampung Rambutan. Selanjutnya diperlukan adanya perbaikan lingkungan terminal, perubahan perilaku merokok dan kerjasama multisektor terkait pencegahan penyakit.

This study aims to determine the relationship between ambient air PM2.5 concentrations to impaired lung function among sellers at Kampung Rambutan Bus Station, Jakarta City. The results showed ambient PM2.5 reached 89 μg / m3. The proportion of impaired lung function was 79% of 68 respondents (restrictive type 73% and restrictive and obstructive mixture 6%). There was no significant relationship between PM2.5 concentration and impaired lung function in Kampung Rambutan Bus Station seller (p value = 0.215, CI: 0.555-13,700). It was found there is significant relationship between smoking status (p = 0.015) and work time (p value = 0.047) with impaired lung function. There were no other factors such as disease history, duration of work, and age with the occurrence of impaired lung function among sellers at Kampung Rambutan Bus Station. Furthermore, it is necessary to improve the terminal environment, change smoking behavior and multisector cooperation related to disease prevention."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vika Budi Riandini
"Ozon merupakan salah satu polutan yang dapat pemicu penyakit asma. Konsentrasi ozon di Kecamatan Jagakarsa tinggi dan terjadi peningkatan penyakit asma selama tahun 2010 sampai 2011. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsentrasi ozon di udara ambien dan penyakit asma di Kecamatan Jagakarsa. Penelitian ini menggunakan desain studi ekologi time trend. Data yang digunakan adalah data harian pemantauan udara oleh Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah Provinsi DKI Jakarta dan laporan harian penyakit asma di puskesmas. Data yang berhasil dikumpulkan sejumlah 377 data kasus harian asma dan 377 data konsentrasi ozon. Variabel lain yang diteliti adalah konsentrasi NO2 dan faktor iklim. Analisis dilakukan dengan uji regresi linear sederhana. Hasil penelitian menunjukkan konsentrasi ozon berhubungan secara signifikan dengan konsentrasi NO2, suhu, dan kelembaban udara. konsentrasi ozon pengukuran 1 jam maksimum, dan 8 jam sudah melebihi baku mutu. Hasil ini mengindikasikan konsentrasi ozon di Kecamatan Jagakarsa sudah tidak sehat bagi masyarakat terutama untuk kelompok rentan, termasuk penderita asma. Akan tetapi hasil uji statistik antara konsentrasi ozon tidak berhubungan secara signifikan dengan jumlah kasus maupun prevalensi asma. Hal ini dapat dikarenakan data asma keterbatasan data asma dan minimnya titik sampling ozon. Konsentrasi ozon di Kecamatan Jagakarsa sudah tidak sehat bagi masyarakat khususnya kelompok rentan, termasuk orang-orang yang mempunyai riwayat penyakit asma.

Ozone is a pollutant which can trigger asthma. Ozone concentration in Kecamatan Jagakarsa is beyond threshold and asthma cases increase during 2010 to 2011.This research is aimed to identify association between ozone concentration and asthma in Jagakarsa. This research is time trend ecological study. Data was collected from daily air quality monitoring from Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah of DKI Jakarta Province and from daily report of asthma in Puskesmas. Total data is 377 consists of 377 data of daily asthma cases, and 277 data of daily ozoe concentration. Rresearcher also collected data of NO2 concentration and climate components. To analyse we used simple linear regression model. The result shows that concentration of ozone is related significantly with concentration of NO2, temperature, and humidity. 1-hour maximum and 8-hour ozone was exceed the treshhold. It indicates concentration of ozone in Jagakarsa was not healthy for population notably for susceptible population include people who suffering asthma. However, there is no significant relation between concentration of ozone and asthma (both total cases and prevalence). It can be caused by lack of accurate data of asthma and lack of the number of sampling site. Concentration ozone of asthma in Jagakarsa was not healthy for population especially among susceptible group, include people who suffers asthma.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S52855
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurusysyarifah Aliyyah
"Hipertensi merupakan salah satu kondisi medis yang cukup serius karena dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, otak, ginjal dan penyakit lainnya. Wilayah di DKI Jakarta dengan prevalensi hipertensi tertinggi berdasarkan diagnosis dokter yaitu Kota Jakarta Pusat sebesar 12,16%. Partikulat meter organik dan komponen partikulat meter dapat memicu proinflammatory effects pada paru-paru karena kemampuannya mengakibatkan stress oksidatif. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun model pengaruh pajanan PM2,5 di udara ambien terhadap kejadian hipertensi melalui stress oksidatif dan sitokin inflamasi pada penduduk di Jakarta Pusat. Penelitian dilakukan pada penduduk dewasa (18-65 tahun) di Kota Jakarta Pusat dengan disain studi hybrid cross sectional ecology. Pengumpulan data secara cluster random sampling dengan analisis data dilakukan melalui pemodelan regresi logistik multilevel dan cox regresi proporsional hazard.
Hasil analisis menunjukkan terdapat asosiasi antara PM2,5 di udara ambien dengan biomarker stress oksidatif (IOR PM2,5: 2,185173-2,185176) dan dengan biomarker sitokin inflamasi (IOR PM2,5: 1,21-1,91). Pemodelan multivariat dengan cox regresi proporsional hazard menunjukkan bahwa variabel umur dan indeks massa tubuh merupakan confounder hubungan antara stress oksidatif dengan hipertensi dan antara sitokin inflamasi dengan hipertensi dengan nilai Rasio Prevalens adjusted (95% CI) masing-masing sebesar 1,19 (0,69-2,03) dan 0,99 (0,58-1,72). Dapat disimpulkan bahwa variabel konsentrasi PM2,5 di udara ambien memiliki peran terhadap terjadinya hipertensi, stress oksidatif dan sitokin inflamasi pada penduduk di Jakarta Pusat.

Hypertension is a serious medical condition that can increase the risk of heart, brain, kidney and other diseases. The area in DKI Jakarta with the highest prevalence of hypertension based on doctor diagnosis is Central Jakarta city about 12.16%. Organic particulate matters and particulate matter components can trigger proinflammatory efects in the lung due to their ability to cause oxidative stress. This study aims to develop a model of the Influence of PM2,5 Exposure in Ambient Air on Hypertension Occurrence through Oxidative Stress and Inflammatory Cytokines among residents in Central Jakarta. The study was conducted among adult residents (age 18-65 years) in Central Jakarta with hybrid cross sectional study design. Data collected using cluster random sampling with data analysis carried out through multilevel logistic regression modeling and cox proportional hazard regression.
Results show there is an association between PM2.5 in ambient air with oxidative stress biomarkers (IOR PM2.5: 2.185173-2.185176) and with inflammatory cytokine biomarkers (IOR PM2.5: 1.21-1.91). Multivariate modeling with Cox regression proportional hazard shows that age and body mass index are confounders of the relationship between oxidative stress with hypertension and between inflammatory cytokines with hypertension with an adjusted prevalence ratio (95% CI) value of 1.19 (0.69-2.03) and 0.99 (0.58-1.72). It can conclude that concentration of PM2.5 in ambient air has a role on hypertension, oxidative stress and inflammatory cytokine among residents in Central Jakarta.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Octavianti
"ABSTRAK
Latar Belakang : O3 udara ambien berisiko menyebabkan penyakit pernapasan seperti asma, dan PPOK. 300 juta orang dari berbagai usia di dunia memiliki asma. Selanjutnya, 210 juta orang di dunia terkena PPOK (WHO, 2007). Di Indonesia, prevalensi asma sebesar 4,5% sedangkan prevalensi PPOK sebesar 3,7%. Di wilayah Jagakarsa, trend rata-rata tahunan konsentrasi O3 udara ambien pada tahun 2011 – 2013 menunjukan angka di atas baku mutu ambien rata-rata tahunan yang tercantum dalam PP Nomor 41 Tahun 1999. Pada tahun tersebut, jumlah kasus penyakit pernapasan di sana cenderung meningkat.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui risiko gangguan pernapasan dan pajanan O3 udara ambien. Selain itu, peneliti juga melihat risiko dari faktor-faktor lainnya seperti iklim (suhu ambien dan kelembaban ambien), karakteristik pekerjaan (masa kerja dan lama kerja), serta karakteristik individu (tempat tinggal, jenis kelamin, umur, perilaku merokok, dan riwayat penyakit pernapasan).
Metode : Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional. Sampel dalam penelitian sebanyak 76 PKL dengan teknik quota sampling sedangkan pengukuran O3 udara ambien dilakukan pada dua titik sampling.
Hasil : Rata-rata konsentrasi O3 udara ambien di wilayah Kecamatan Jagakarsa sebesar 217,7 µg/m3. Hasil tersebut melebihi baku mutu udara ambien DKI Jakarta dalam Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 551 Tahun 2001 (200 µg/m3). Hasil bivariat menunjukan gangguan pernapasan dan O3 udara ambien memiliki p value = 0,05 dan OR = 2,9; gangguan pernapasan dan lama kerja memiliki p value = 0,89 dan OR = 1,2; gangguan pernapasan dan jenis kelamin memiliki p value = 0,78 dan OR = 1,3; gangguan pernapasan dan umur memiliki p value = 0,85 dan OR = 1,2; serta gangguan pernapasan dan riwayat penyakit pernapasan memiliki p value = 1,00 dan OR = 1,1.
Kesimpulan : Rata-rata hasil pengukuran konsentrasi O3 udara ambien di wilayah Kecamatan Jagakarsa sebesar 217,7 µg/m3. Konsentrasi tersebut melebihi baku mutu udara ambien DKI Jakarta. O3 udara ambien dapat menyebabkan gangguan pernapasan pada konsentrasi ≥ 150 µg/m3. Maka, konsentrasi O3 udara ambien di wilayah Kecamatan Jagakarsa berisiko menyebabkan gangguan pernapasan terhadap para PKL.

ABSTRACT
Background : Ground level O3 has potential risk to induce respiratory disorder such as asthma and COPD. 300 millions people all ages worldwide have asthma. Then, 210 millions people worldwide are also affected by COPD (WHO, 2007). In Indonesia, asthma prevalence is 4,5% and COPD prevalence is 3,7%. At Jagakarsa Sub District, trend of mean per year of ground level O3 concentration in 2011 – 2013 shows the value that overs the ambient threshold limit value in PP Nomor 41 Tahun 1999. At the same period, amount case of respiratory disorder at Jagakarsa also tends to increase.
Objective : Determining the risk for the respiratory disorder exposed by ground level O3 also other risk factors such as climate factor (ambient temperature and ambient humidity), occupational characteristic (work duration and work hour), and personal characteristic (house living, sex, age, smoking behaviour, and respiratory disease history).
Method : This study uses cross-sectional study among 76 street vendors as sample with quota sampling technique. Hence, ground level O3 is measured in two sampling points.
Result : Mean of ground level O3 concentration at Jagakarsa Sub District is 217,7 µg/m3. This value over the ambient TLV of DKI Jakarta based on Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 551 Tahun 2001 (200 µg/m3). Result of bivariate analysis shows between respiratory disorder and ground level O3 have p value = 0,05 and OR = 2,9; respiratory disorder and work hours have p value = 0,89 and OR = 1,2; respiratory disorder and sex have p value = 0,78 and OR = 1,3; respiratory disorder and age have p value = 0,85 and OR = 1,2; respiratory disorder and respiratory disease history have p value = 1,00 and OR = 1,1.
Conclusion : Mean of ground level O3 concentration at Jagakarsa Sub District is 217,7 µg/m3 which already over the ambient TLV of DKI Jakarta. Concentration of ground level O3 which can be potential to induce respiratory disorder is ≥ 150 µg/m3. Therefore, concentration of ground level O3 at Jagakarsa Sub District risks to induce respiratory disorder to street vendors."
2014
S56058
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Sri Haryanti
"Sebagian besar industri otomotif masih menggunakan thinner yang mengandung VOC (terdiri dari benzene, toluene, xylene dan lain-lain). Efek kesehatan dari VOC diantaranya adalah iritasi pada hidung dan tenggorokan dan serta kerusakan paru-paru (Ismail, 2011). Pajanan thinner kepada pekerja secara terus menerus dapat mengakibatkan iritasi saluran napas dan gangguan fungsi paru pada pekerja. Penelitian ini adalah penelitian cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pajanan thinner dengan gangguan fungsi paru-paru setelah dikontrol variabel confounding pada pekerja bagian painting di industri otomotif. Setelah dikontrol dengan penggunaan APD, perilaku merokok dan terpajan sedikit thinner dan zat kimia lain diketahui bahwa risiko pekerja yang terpajan sebagian thinner untuk mengalami gangguan fungsi paru adalah 1,87 (95% CI = 0,74-4,71). Pada pekerja yang terpajan thinner penuh memiliki resiko untuk mengalami gangguan fungsi paru sebesar 3,23 (95% CI = 1,36-7,59). Semakin besar pajanan terhadap thinner maka semakin tinggi resiko untuk terkena gangguan fungsi paru. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka disarankan agar perusahaan melakukan upaya promosi kesehatan untuk meminimalkan risiko terjadinya gangguan fungsi paru pada pekerja pengecatan mobil.

Most of the auto industry still use paint thinner containing VOCs (consisting of benzene, toluene, xylene, etc.). Health effects of VOCs include irritation of the nose and throat and impaired lung function (Ismail, 2011). Exposure paint thinner to workers continuously can cause respiratory irritation and lung function impairment in workers. This study is a cross-sectional study aimed to determine the relationship between exposure of thinner with impaired lung function after controlled confounding variable on painting workers in the automotive industry. After controlled by using mask variable, smoking behavior and exposure to a little thinner plus other chemicals, known that the risk for the paired exposed of thinner to suffer lung problems was 1.87 (95% CI = 0.74 to 4.71). In workers exposed to thinner at risk for developing impaired lung function of 3.23 (95% CI = 1.36 to 7.59). Greater and greater exposure to paint thinner, the risk for developing lung problems is higher. Based on the findings, it is recommended that companies conduct health promotion efforts to minimize the risk of impaired lung function in painting workers."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T34863
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andrew Luis Krishna
"ABSTRAK
Debu total atau TSP adalah jumlah debu total yang tersuspensi di udara dengan ukuran partikel dibawah 100µm. Pajanan TSP yang tersuspensi di udara terutama di udara ambien dapat memberikan dampak negatif terhadap lingkungan sekitar dan dapat menimbulkan gangguan kesehatan pada manusia terutama gangguan pernapasan. Salah satu sumber penghasil TSP terbanyak di Indonesia sendiri adalah proyek konstruksi yang sedang banyak dilakukan oleh Pemerintah Indonesia terutama di wilayah DKI Jakarta. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk menghitung risiko yang diterima oleh masyarakat terutama pekerja konstruksi terhadap pajanan TSP di udara ambien terhadap munculnya gangguan pernapasan di Proyek Konstruksi Jalan Tol Becakayu. Risiko dihitung dengan metode Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan berdasarkan metode Louvar yang menghasilkan nilai Intake pajanan yang diterima individu per hari berdasarkan nilai konsentrasi pajanan, pola aktivitas individu, dan nilai antropometri. Konsentrasi TSP yang digunakan untuk penghitungan tingkat risiko adalah konsentrasi TSP di tiga titik tertinggi konsentrasinya dan dengan tingkat aktivitas kegiatan konstruksi tertinggi, sedangkan pola aktivitas dan nilai antropometri diukur dengan menggunakan kuesioner pada 56 responden pekerja di wilayah Proyek Konstruski Jalan Tol Becakayu. Hasil perhitungan risiko yang diterima seumur hidup (lifetime) menunjukkan semua titik penelitian berisiko dengan nilai RQ > 1. Diperlukan adanya manajemen risiko untuk meminimalisir dampak negatif yang diterima oleh pekerja dan masyarakat sekitar proyek.

ABSTRACT
Total dust or TSP is the total amount of dust suspended in the air with a particle size below 100μm. TSP Exposure suspended in the air, especially in the ambient air can have a negative impact on the surrounding environment and can cause health problems in humans, especially respiratory disorders. One of the largest TSP source in Indonesia itself is a construction project that is being carried out by the Government of Indonesia, especially in Jakarta. Therefore, this study was conducted to calculate the risks accepted by the population, especially construction workers against exposure to TSP in ambient air to the emergence of respiratory disorder in Becakayu Toll Road Construction Project. Risk is calculated with the method of Environmental Health Risk Assessment based method that returns a value Louvar Intake received individual exposure per day based on the exposure concentration, activity patterns of individuals, and the value of anthropometry. TSP concentration used for the calculation of the level of risk is the concentration of TSP in the three highest point of concentration and the highest activity level of construction activity, while activity patterns and anthropometric values measured using a questionnaire at 56 respondents working in the Becakayu Toll Road Construction Project Area. The result of the calculation of risk acceptable lifetime show all risky research points to the value of RQ> 1. Required a risk management to minimize the negative impacts received by workers and the public about the project."
2016
S64082
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devina Lenggo Putri
"ABSTRAK
Gangguan fungsi paru merupakan penyakit tidak menular yang diperkirakan menjadi penyebab ketiga kematian di dunia pada Tahun 2030. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan panjanan partikulat (PM2,5) terhadap gangguan fungsi paru pada ibu rumah tangga di sekitar kawasan pabrik semen Desa Citeuruep, Kabupaten Bogor. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 100 orang ibu rumah tangga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 57 orang ibu rumah tangga memiliki gangguan fungsi paru, 55% berumur lebih dari 40 tahun, 58% memiliki status gizi tidak normal, 59% memiliki ventilasi rumah tidak memenuhi syarat, 70% anggota keluarga merupakan perokok aktif, 67% menetap dirumah dengan jarak dari pabrik semen memiliki risko akan paparan debu, 100% Kelembaban rumah ibu rumah tangga tidak memenuhi syarat. Ibu rumah tangga yang terpajanan partikulat (PM2,5) tidak memenuhi syarat sebanyak 56,4% mengalami gangguan fungsi paru. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa semua varibel yang diteliti pada penelitian ini tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap gangguan fungsi paru pada ibu rumah tangga. Upaya pencegahan yang dapat dilakukan adalah melakukan sosialisasi kepada ibu rumah tangga untuk melakukan pola hidup bersih dan sehat. Selain itu, pihak puskesmas dapat melakukan penyuluhan terkait rumah sehat, pola konsumsi gizi seimbang serta inspeksi snaitasi rumah secara berkala.

ABSTRACT
Lung function disorders is a non-commucibale disease which is estimated to be the third leading cause of death in the world in 2030. This research aims to analyze the relationship of particulate exposure (PM2,5) with lung function disorders in housewife around the cement factory area in Citeureup, Bogor Regency. The study uses a cross-sectional study design. The number of samples in this study were 1000 housewives. The result showed that 57 housewives had lung function disorders, 55% were over 40 years old, 58% had abnormal nutritional status, 59% had inadequate home ventilation, 70% of family members were active smokers, 67% settled at home with a distance from the semen factory has a risk of dust exposure, 100% humidity housewife does not qualify. Housewives who were exposed to particulate matter (PM2,5) did not meet the requirements as many as 56,4% experienced lung function disorders .Statistical result showed that all variables in this research did not have a significant relationship to lung function disorders in housewives. Prevention efforts that can be done is to socialize to housewives to do a clean and healthy lifestyle. In addition, the Puskesmas Citeureup can conduct counseling related to healthy homes, balanced nutrition consumption patterns and periodic home sanitation inspections."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marpaung, Yosi Marin
"Penelitian ini bertujuan melihat hubungan PM2.5 terhadap gangguan fungsi paru pada pedagang tetap di Terminal Terpadu Kota Depok. Hasil penelitian menunjukkan konsentrasi PM2.5 ambien mencapai 230μg/m3. Didapatkan gangguan fungsi paru sebesar 77,4% dari 71 sampel (tipe restriktif 74,6%; obstruktif 2,8%). Ditemukan hubungan signifikan antara gangguan fungsi paru dengan intake PM2.5 (p=0,004) dan rokok (kebiasaan merokok(p=0,019); jumlah rokok(p=0,001); dosis inhalasi PM2.5 (p=0,001)). Tidak ditemukan hubungan signifikan antara gangguan fungsi paru dengan umur, jenis kelamin, status gizi, riwayat penyakit, lama kerja, dan masa kerja. Uji multivariat menunjukkan intake PM2.5 memililki pengaruh terbesar terhadap gangguan fungsi paru (p=0,007; OR=6,5). Selanjutnya diperlukan perbaikan lingkungan terminal, perubahan perilaku merokok, dan manajemen risiko melalui ARKL.
This study aimed to determine the relationship between PM2.5 and the impaired lung function. PM2.5 ambient concentration reached 230μg/m3. Pulmonary dysfunction was found 77.4% of 71 respondents (74.6% restrictive; 2.8% obstructive). There were significant associations between lung function and PM2.5 intake (p=0.004), smoking (smoking habits (p=0.019); number of cigarettes/day (p=0.001); and PM2.5 inhaled dose from cigarettes (p=0.001)). There were no significant relationships with age, sex, nutritional status, history of illnesses, work-hours, and work-years. Multivariate test revealed PM2.5 intake as a main contributor on lung function impairment (p=0.007; OR=6.5). Further improvements on enviromnent, changes in smoking behavior, and risk management through ERHA study are necessary."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gita Rahmaningsih
"Permasalahan yang terjadi dilingkungan yang tidak dapat dihindari di berbagai negara adalah polusi udara. Terdapat banyak penyebab terjadinya pencemaran udara, salah satunya yaitu yang disebabkan oleh partikel debu, terutama pada PM2,5. PM2,5 yang didefinisikan sebagai partikel udara ambien yang berukuran hingga 2,5 mikron. Polusi udara tidak hanya terjadi di udara ambien, tapi juga dapat terjadi di udara dalam ruang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pajanan konsentrasi PM2,5 dalam ruang terhadap gangguan fungsi paru pada orang dewasa yang tinggal di sekitar kawasan indsutri Kelurahan Tegalratu Kecamatan Ciwandan, Kota Cilegon. Jenis penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional. Penelitian dilakukan pada bulan April-Mei 2022. Pemilihan sampel penelitian ini dilakukan secara acak berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi yang sudah ditetapkan. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 200 orang dewasa. Dari hasil analisis didapatkan sebanyak 124 orang dewasa (87.3%) memiliki konsentrasi PM2,5 dalam rumahnya tidak memenuhi syarat menderita gangguan fungsi paru, sedangkan terdapat 34 orang dewasa (58.6%) yang konsentrasi PM2,5 dalam rumahnya memenuhi syarat menderita gangguan fungsi paru. Hasil penelitian ini ditemukannya hubungan yang signifikan antara pajanan konsentrasi PM2,5 terhadap gangguan fungsi paru pada orang dewasa yang tinggal kawasan industri. Variabel confounding yang mempengaruhi terhadap pajanan konsentrasi PM2,5 diantaranya yaitu penggunaan obat nyamuk bakar, status gizi, umur, riwayat penyakit, bahan bakar masak, jenis lantai rumah dan status merokok. Kesimpulan dari penelitian ini ditemukannya hubungan yang signifikan antara Konsentrasi PM2,5, umur, status gizi, dan jenis lantai rumah dengan kejadian gangguan fungsi paru.

Environmental problems that can not be avoided in various countries is air pollution. There are many causes of air pollution, one of which is caused by dust particles, especially in PM2,5. PM2,5 is defined as ambient air particles that are up to 2.5 microns in size. Air pollution occurs not only in the ambient air, but also in the indoor air. This study aim to determine the relationship of indoor PM2,5 concentration exposure against lung function impairment of adults living around Industrial Area Tegalratu Village, Ciwandan District, Cilegon. This research uses a cross-sectional study design. Data collection was conducted on April to May 2022. The participants were identified using random sampling method based on inclusion and exclusion criteria that have been set. The number of samples in this study were 200 adults. The analytical results obtained of 124 adults (87.3%) had PM2,5 concentrations in their homes were not qualified to suffer from lung function impairment, while there were 34 adults (58.6%) whose PM2,5 concentrations in their homes were qualified to suffer from lung function impairment. The results of this study found a significant associated between exposure to PM2,5 concentrations of lung function impairment in adults living in industrial areas. Confounding variables that affect exposure to PM2,5 concentrations include the use of mosquito coils, nutritional status, age, disease history, cooking fuels, type of house floor and smoking status. The conclusion of this study found a significant relationship between PM2,5 concentration, age, nutritional status, and type of house floor with the incidence of lung function impairment."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>