Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 179218 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zia Ade Achmad
"Latar Belakang: Murraya koenigii (MKE) atau daun kari memiliki efek antihiperglikemik. Akan tetapi, bukti mekanisme molekuler dari efek antidiabetes tumbuhan ini masih belum cukup. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental in vivo untuk mengetahui ekspresi relatif mRNA PCK1 pada hati tikus Sprague-Dawley. Kelompok hati tikus dibagi menjadi enam kelompok, yaitu kelompok normal, kelompok normal + MKE 400 mg/kgBB/hari (NMK), kelompok diabetes, kelompok diabetes + MKE 200 mg/kgBB/hari (MK 200), kelompok diabetes + MKE 400 mg/kgBB/hari (MK 400), dan kelompok diabetes + glibenklamid 1 mg/kgBB/hari (DM). Hasil: Ekspresi mRNA PCK1 pada kelompok DM meningkat daripada kelompok normal secara signifikan. Selain itu, ekspresi mRNA PCK1 pada kelompok MK 200, MK 400, dan GB mengalami penurunan yang signifikan dibandingkan dengan kelompok DM. Ekspresi mRNA PCK1 pada kelompok MK 200 menurun secara signifikan dibandingkan dengan kelompok GB. Sayangnya, tidak ada perbedaan yang bermakna antara kelompok MK 400 dan GB. Kesimpulan: Ekspresi PCK1 kelompok diabetes lebih tinggi daripada kelompok normal. Di samping itu, pemberian ekstrak MKE sebanyak 200 mg/kgBB/hari dan 400 mg/kgBB/hari pada tikus diabetes menurunkan ekspresi PCK1. Selain itu, efek pemberian ekstrak MKE tidak bergantung pada dosis. Ekstrak MKE dosis 200 mg/kgBB/hari terbukti lebih efekif menurunkan ekspresi PCK 1 dibandingkan dengan glibenklamid.

Background: Murraya koenigii (MKE) or curry leave has antihyperglycemic effects, but molecular mechanisms of its antidiabetic effect is still insufficient. Method: This research is in vivo experimental study to determine the relative expression of PCK1 mRNA in Sprague-Dawley rat’s liver tissue.We devided the group of rat’s liver in 6 groups, normal group, normal group + MKE 400 mg/kgBW/day (NMK), diabetic group, diabetic group + MKE 200 mg/kgBW/day (MK 200), diabetic group + MKE 400 mg/kgBW/day (MK 400), and diabetic group + glybenclamide 1 mg/kgBW/day as a positive control (GB). Result: PCK1 mRNA expression in DM group was increased than normal group significantly. Moreover, expression in MK 200, MK 400, and GB groups was decreased than DM group significantly. PCK1 mRNA expression in the MK 200 group was decreased than GB group significantly. Unfortunately, we could not find any significant result in comparison MKE 400 with GB group. Conclusion: PCK1 expression in liver tissue of DM group higher than normal group. Moreover, PCK 1 expression in MK 200 and MK 400 groups are decreased than DM group. Additionally, the effect of MKE extract is not dose dependent. Furthermore, MK 200 appeared to be more effective than glibenclamide in reducing PCK1 expression."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzul Husna
"ABSTRAK
Latar belakang. Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia yang prevalensinya semakin meningkat. Data RisKesDas menunjukkan bahwa sebagian masyarakat Indonesia memanfaatkan obat herbal untuk mengatasi DM. Daun kari (Murraya koenigii) adalah salah satu tumbuhan yang digunakan sebagai rempah dan penambah aroma makanan, telah digunakan sebagai herbal untuk mengatasi hiperglikemia pada masyarakat khususnya oleh masyarakat Aceh. Sehubungan dengan itu diperlukan penelitian untuk membuktikan efek antihiperglikemia daun kari untuk memperoleh bukti ilmiah mengenai keamanan dan efikasi penggunaan daun kari untuk mengatasi DM.
Tujuan penelitian. Membuktikan efek antihiperglikemia dan mekanisme dasar efek antihiperglikemia daun kari (Murraya koenigii) pada tikus diabetes yang diinduksi dengan streptozotosin dan nikotinamid.
Metode penelitian. Studi eksperimental in vivo menggunakan 30 tikus Spraque-Dawley yang diinduksi hiperglikemia dengan streptozotosin 55 mg/kg.BB dan nikotinamid 120 mg/kg.BB (STZ-NA). Selanjutnya kelompok tikus diberikan ekstrak etanol daun kari (Murraya koenigii) 200 mg/kg.BB, 400 mg/kg.BB dan glibenklamid 1 mg/kg.BB selama 30 hari. Berat badan dan kadar glukosa darah dihitung secara berkala. Parameter yang diperiksan adalah insulin plasma, kadar MDA dan GSH, aktivitas enzim heksokinase dan glukosa-6-fosfat dehidrogenase, ekspresi mRNA GLUT4, TNF-α dan IL-1β, Fungsi hati dan ginjal dan histopatologi pankreas serta hati yang diwarnai Hematoksilin-Eosin.
Hasil. Ekstrak etanol Murraya koenigii (MKE) dosis 200 and 400 mg/kg.BB menurunkan kadar glukosa darah dan indeks HOMA-IR tikus diabetes secara signifikan dibanding dengan tikus diabetes yang tidak diterapi. Pemberian MKE pada tikus diabetes memperbaiki aktivitas rate limitting enzyme yang terlibat dalam metabolisme glukosa dan meningkatan ekspresi mRNA GLUT4 pada otot skelet yang terlibat dalam homeostasis glukosa. Pemberian MKE juga memodulasi efek inflamasi pada tikus diabetes secara signifikan dan mengendalikan stres oksidatif akibat diabetes.
Kesimpulan. Ekstrak etanol Murraya koenigii (MKE) 200 dan 400 mg/kg.BB mempunyai efek antihiperglikemia. Mekanisme efek antihiperglikemia MKE melalui perannya dalam meningkatkan kapasitas antioksidan, meningkatkan aktivitas rate limiting enzyme yang terlibat dalam metabolisme glukosa, meregulasi transporter glukosa dan meregulasi mediator pro-inflamasi.

ABSTRACT
Background. Diabetes mellitus (DM) is a metabolic disease characterized by hyperglycemia with increasing prevalence in the world. Data from RISKESDAS 2013 showed that certain Indonesian use herbal medicines to treat DM. Curry leaf (Murraya koenigii) is commonly used as a spice and food enhancer and has been used as an herb to treat hyperglycemia in the community, especially by Acehnese. Research to prove the antihiperglycemia effect of curry leaves is scientifically needed to support evidence regarding the safety and efficacy of using curry leaves to the treatment of DM
Aims. The present study aimed to investigate the antihyperglycemic effect and the mechanism of the antihyperglycemic effect of curry leaves (Murraya koenigii) in diabetic rats induced by streptozotocin and nicotinamide.
Methods Thirty Spraque-Dawley rats were induced hyperglycemia by streptozotocin 55 mg/kg b.w and nicotinamide 120 mg/kg b.w (STZ-NA). The hyperglycemic rats were treated with an ethanolic extract of Murraya koenigii 200 mg/kg b.w, 400 mg/kg b.w, and glibenclamide 1 mg/kg b.w 30 days. The body weight and blood glucose levels were recorded. Plasma insulin, MDA and GSH levels, hexokinase and glucose-6-phosphate dehydrogenase activity GLUT4, TNF-α, and IL-1β mRNA expression were examined after 30 days treatment and pancreatic and liver histopathology assessed by Hematoxylin-Eosin staining.
Results. Ethanolic extract of Murraya koenigii (MKE) of 200 and 400 mg/kg b.w showed a significant reduction in blood glucose level and HOMA-IR. Administration of MKE improved the activity of rate-limiting enzymes involved in glucose metabolism and increased GLUT4 mRNA expression in skeletal muscles involved in glucose homeostasis. Besides, supplementation of MKE appeared to modulate the inflammatory reaction in diabetic rats significantly and controled oxidative stress due to hyperglycemia
Conclusions The present study reveals that ethanol extract of Murraya koenigii 200 and 400 mg/kg b.w. possess antihyperglycemic effect. The antihyperglycemic mechanism of the MKE carried out by means of its role in increasing antioxidant capacity, increase the activity of the rate-limiting enzymes involved in glucose metabolism, regulate glucose transporter and modulate pro-inflammatory mediators."
2018
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andrea Laurentius
"Menurut International Diabetes Federation, lebih dari 382 juta penduduk dunia yang menderita diabetes mellitus di tahun 2013 dengan tingkat insidensi global yang mencapai 9,5 juta jiwa tiap tahunnya. Sesuai dengan data kesehatan Kemenkes tahun 2013, insidensi diabetes mellitus adalah sebesar 54% dari total penduduk Indonesia. Pengobatan DM yang tidak murah dengan efek samping beragam telah membatasi terapi tersebut dengan kondisi Indonesia saat ini. Walaupun demikian, tingkat biodiversitas Indonesia yang tinggi menyediakan suplai tumbuhan bagi peneliti yang diketahui memiliki efek terapeutik. Oleh karena itu, pengobatan herbal alternatif menggunakan ekstrak daun kari (Murraya koenigii) sebagai potensi antidiabetes melalui kontrol ekspresi mRNA G6Pase sebagai kunci regulator metabolisme glukosa pada hati tikus diabetes mellitus hasil induksi streptozotosin-nikotinamid akan menjadi tujuan utama dari studi ini. Daun kari telah digunakan orang banyak dan mudah untuk diproses, sehingga menjanjikan daun kari sebagai kandidat utama obat herbal antidiabetes. Studi eksperimental yang melibatkan jaringan hati beku dari tikus Sprague-Dawley dimulai dengan ekstraksi RNA total. Jaringan hati tersebut diperoleh dari enam kelompok tikus dengan berbagai perlakuan selama 30 hari. mRNA G6Pase yang terdapat di dalam ekstrak RNA akan mengalami reverse transcription menjadi cDNA untuk amplifikasi RT-qPCR. Kuantifikasi tingkat ekspresi G6Pase dilakukan dengan metode Livak-Schmittgen dari nilai Ct hasil RT-qPCR. Perbandingan signifikansi ekspresi G6Pase hati antar kelompok tikus dianalisis dengan menggunakan one-way ANOVA. Kelompok tikus diabetes mellitus hasil induksi streptozotosin-nikotinamid mengalami peningkatan ekspresi relatif G6Pase dibandingkan dengan kelompok normal (3,04 kali lipat, p<0,001). Sebagai tambahan, pemberian ekstrak daun kari per oral pada kelompok tikus diabetes menunjukkan perbedaan tingkat ekspresi G6Pase hati yang tidak signifikan dibandingkan dengan kelompok normal pada dosis ekstrak 200 mg/kg/hari (1,5 kali lipat, p=0,24) dan 400 mg/kg/hari (1,37 kali lipat, p=0,204), namun berhasil menurunkan ekspresi relatif dari G6Pase tikus DM saat diberi ekstrak daun kari pada dosis 200 mg/kg/hari (0,55 kali lipat, p<0,001) dan 400 mg/kg/hari (0,5 kali lipat, p<0,001). Terapi glibenklamid (1 mg/kg/hari) pada kelompok tikus diabetes menghasilkan ekspresi relatif G6Pase yang mirip dengan kelompok normal (1,1 kali lipat, p=0,164), sehingga menunjukkan efektivitas antihiperglikemik yang sama dengan ekstrak daun kari. Ekstrak daun kari berperan sebagai potensi terapi antidiabetes melalui kontrol ekspresi dari enzim hati G6Pase.

According to International Diabetes Federation, more than 382 million people suffered diabetes mellitus in 2013 of which the global incidences could increase up to 9.5 million annually. Based on the Indonesia Ministry of Health data, incidence level of diabetes mellitus has been discovered up to 54% in 2013. Unaffordable diabetes medication with numbers of side effects have restricted its optimal pharmacotherapy within Indonesia’s economic condition; nevertheless, its local biodiversity has augmented supplies of plants that are known to have therapeutic effect. Hence, alternative herbal medicine of using curry leaves (Murraya koenigii) extract as potential antidiabetics towards expression level of liver G6Pase on streptozotocin-nicotinamide-induced rat model of diabetes mellitus would be the main objective of this study. That curry leaves are widely used in population makes them as the primary candidate for diabetes mellitus therapy. Experimental study using frozen liver tissues of Sprague-Dawley rat variant begins with total RNA extraction. The respective tissues are obtained from six groups of rats with prior different treatments. mRNA of G6Pase found in the RNA extract is reversely transcribed into cDNA for further real time qPCR amplification. Quantification of G6Pase expression level is done via Livak-Schmittgen method utilizing Ct value results of RT-qPCR. Comparison of statistical significance between groups are then analysed with ANOVA. Streptozotocin-nicotinamide induced diabetic rat group has an increased G6Pase relative expression level compared with normal group (3.04 folds, p<0.001). Additionally, administration of curry leaves extract per oral in the diabetic rat group shows no significant difference of G6Pase expression compared to normal groups on both 200 mg/kg/day (1.5 folds, p=0.24) and 400 mg/kg/day dosage (1.37 folds, p=0.204). Glibenclamide (1 mg/kg/day) given to the diabetic rat group as control treatment contributes to similar expression level of liver G6Pase (1.1 folds, p=0.164) compared to normal, thus showing the same effectiveness with curry leaves extract. Besides, it significantly reduces the relative expression of G6Pase in DM mice given with the extract of 200 mg/kg/day (0.55 folds, p<0.001) and 400 mg/kg/day dosage (0.5 folds, p<0.001). Curry leaves extract could serve as potential antidiabetic therapy via evidence of liver G6Pase expression level control."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sihombing, Benny Christian
"Pendahuluan Salah satu penyebab komplikasi DM tipe 2 adalah terjadinya peningkatan radikal bebas yang berujung pada kerusakan organ akibat stres oksidatif yang dapat dilihat pada mikrovaskular, salah satunya ginjal. Daun kari memiliki aktivitas antioksidan yang mampu menetralkan radikal bebas sehingga mengurangi stres oksidatif. Metode Penelitian dilakukan dengan desain eksperimental pada hewan coba yaitu tikus. Pengukuran dilakukan pada kadar malondialdehida dan aktivitas enzim katalase yang termasuk dalam biomarker stres oksidatif. Pengukuran dilakukan dengan metode spektrofotometri Hewan coba terbagi dalam lima kelompok yaitu kelompok normal, diabetes, diabetes dengan pemberian ekstrak daun kari 200 mg/KgBB/hari, pemberian 400 mg/KgBB/hari dan pemberian glibenklamid. Hasil Kadar MDA pada jaringan ginjal tikus DM tipe 2 dengan pemberian ekstrak daun kari dengan dosis 200 mg/KgBB/hari mengalami penurunan yang signifikan dibandingkan tikus diabetes tanpa intervensi (p = 0,003) dan tikus diabetes dengan pemberian glibenklamid (p = 0,012) dengan batas kemaknaan p < 0,05 sedangkan dosis 400 mg/KgBB/hari tidak memberikan hasil yang signifikan. Pemberian ekstrak daun kari pada berbagai dosis tidak memberikan hasil yang signifikan pada kenaikan aktivitas katalase dibandingkan kelompok lainnya. Kesimpulan Pemberian ekstrak etanol daun kari dosis 200 mg/KgBB/hari memberikan penurunan kadar MDA dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif dan kontrol positif glibenklamid.

Introduction One of the causes of complications on type 2 diabetes is the increase in free radical that lead to organ damage due to oxidative stress. This damage can be seen in microvascular complications, one of them is kidney. Curry leaves have antioxidant capacity that is able to neutralize free radicals thereby reduce the oxidative stress. Method This study was conducted with an experimental design in animals, mice. Measurement were made on the levels of malondialdehyde and the activity of catalase enzyme which are oxidative stress biomarker. Measurements were done with spectrophotometry. The experimental animal were divided to five groups namely normal, diabetes, diabetes with curry leaf extract in high and low dose, and diabetic with glibenclamide administration. Result MDA level in kidney tissue of type 2 diabetic mice with curry leaf extract administration in dose 200 mg/KgBW/d experienced a significant decrease compared to diabetic mice without intervention (p=0,003) and diabetic mice with glibenclamide administration (p=0.012) with a significance limit at p<=0,05 while at dose 400 mg/KgBW/d did not give significant results. Curry leaf extract at various doses did not give any significant results on the increase of catalase activity compared to other groups. Discussion Curry leaf extract administration at dose 200 mg/KgW/d reduce MDA level than negative (diabetes without any administration) and positive (glibenclamide administration) control group."
Depok: Fakultas Kedokteran Univeritas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fahmi Nurrahman Galileo
"Diabetes mellitus merupakan penyakit kronis metabolis yang ditandai dengan kondisi hiperglikemia dan dapat berkomplikasi ke berbagai organ seperti hepatopati. Pengobatan diabetes mellitus memerlukan biaya yang tinggi dan masih memiliki berbagai efek samping yang tidak diinginkan. Oleh karena itu, diperlukan adanya pengobatan alternatif dari bahan-bahan herbal yang dapat memberikan efek antihiperglikemik dan efek protektif pada hepar dengan salah satu yang berpotensi adalah daun jati (Tectona grandis). Penelitian ini diawali dengan 30 tikus Wistar yang dibagi menjadi 6 kelompok, yaitu kelompok normal, kelompok kontrol positif yang diberikan metformin, kelompok kontrol negatif, dan tiga kelompok perlakuan lain yang diberikan ekstrak etanol daun jati. Induksi diabetes mellitus dilakukan dengan injeksi streptozotosin (STZ) dosis 40 mg/kgBB secara intraperitoneal. Setelah 3 hari induksi, diberikan perlakuan sesuai kelompok masing-masing selama 40 hari dan GDP akan diukur secara berkala. Pada hari terakhir, dilakukan terminasi dan pengambilan organ hepar untuk pemeriksaan histopatologi preparat hepar. Pemeriksaan dilakukan dengan mencari adanya perubahan histopatologi hepar pada hepatosit berupa makrovesikular steatosis, mikrovesikular steatosis, perubahan hidrofik, degenerasi ballooning, dan nekrosis. Data GDP akan dianalisis menggunakan uji One-Way ANOVA. Penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun jati dengan dosis 200 mg/dL, 400 mg/dL, dan 800 mg/dL dapat menurunkan GDP tikus diabetes yang diinduksi STZ. Akan tetapi, ekstrak etanol daun jati tidak memiliki pengaruh terhadap perubahan gambaran histopatologi hepar pada tikus diabetes yang diinduksi STZ. Ekstrak etanol daun jati dapat menurunkan kadar GDP tikus yang diinduksi STZ tetapi tidak memiliki pengaruh terhadap perubahan gambaran histopatologi hepar dati tikus tersebut.

Diabetes mellitus is a chronic metabolic disease characterized by hyperglycemia and can cause many organ complication including hepatopathy. Treatment of diabetes mellitus requires high costs and still has unwanted side effects. Therefore, it is necessary to have an alternative treatment from herbal ingredients that have antihyperglicemic and hepatoprotective effect, one of which has the potential to be teak (Tectona grandis) leaves. This study began with 30 Wistar rats which were divided into 6 groups, namely normal group, positive control group was treated with metformin, negative control group, and three other treatment groups were treated with teak leaf ethanol extract. Diabetes mellitus induction was carried out using intraperitoneal injection of streptozotocin (STZ) 40 mg/kg. After the induction, treatments for each group is given for 40 days and FBG will be measured periodically. Then, the rat was terminated and the liver was harvested for histopathological examination to look for liver histopathological change on hepatocytes the form of macrovesicular steatosis, microvesicular steatosis, hydrophic changes, ballooning degeneration, and necrosis. The FBG data will be analyzed using One-Way ANOVA test. This study showed that teak leaf ethanol extract with doses of 200 mg/dL, 400 mg/dL, and 800 mg/dL could reduce the FBG of STZ-induced diabetic rats. However, the extract has not been shown to improve histopathological changes in the rat’s liver. Teak leaf ethanol extract can reduce the FBG levels of STZ-induced rats but did not have an effect on changes in the histopathological appearance of the rat’s liver."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ryan Andika
"Penyakit diabetes melitus (DM) meningkatkan produksi reactive oxygen species yang meyebabkan peningkatan stres oksidatif. Stres oksidatif menyebabkan fragmentasi DNA dan apoptosis sel-sel dalam testis sehingga terjadi komplikasi berupa infertilitas. Daun jati diketahui mengandung metabolit aktif dengan aktivitas antihiperglikemik dan antioksidan. Penelitian ini bertujuan mengamati pengaruh ekstrak etanol daun jati terhadap organ testis. Sampel yang digunakan adalah tikus jantan Wistar yang diinduksi DM dengan Streptozotocin (STZ). Sampel terbagi menjadi kelompok normal, kontrol positif, kontrol negatif, dan tiga kelompok perlakuan dengan dosis 200mg/kgBB, 400mg/kgBB, dan 800mg/kgBB. Dilakukan pengamatan terhadap preparat jaringan testis untuk mengukur diameter tubulus seminiferus, jumlah sel Sertoli, dan sel Leydig. Kelompok kontrol negatif memiliki perbedaan signifikan dibandingkan kelompok normal pada diameter tubulus seminiferus (p = 0,002) dan jumlah sel Sertoli (p = 0,028). Pemberian ekstrak etanol daun jati 800mg/kgBB menunjukkan perbedaan signifikan pada diameter tubulus seminiferus dibandingkan kelompok kontrol negatif (p = 0,005). Tikus DM memiliki diameter tubulus seminiferus, jumlah sel Sertoli, dan jumlah sel Leydig yang lebih rendah dibandingkan tikus tanpa DM. Pemberian ekstrak etanol daun jati pada seluruh kelompok dosis menunjukkan perbaikan diameter tubulus seminiferus, jumlah sel Sertoli, dan sel Leydig pada tikus DM.

Diabetes mellitus increases reactive oxygen species production which in turn results in increase of oxidative stress. Fragmentation of DNA and apoptosis of testicular cells caused by oxidative stress leads to infertility. Teak leaves are known to contain active metabolites with antihyperglycemic and antioxidant activities. This study aims to observe the effect of ethanol extract of teak leaves on the testicles. The samples used in this study are STZ-induced male Wistar rats. Samples are divided to positive control group, negative control group, and three trial groups with dosage of 200mg/kg, 400mg/kg, and 800mg/kg. Testicular tissue was observed to measure diameter of seminiferous tubules and amount of Sertoli and Leydig cells. Negative control group showed significantly lower seminiferous tubules diameter (p = 0,002) and Sertoli cells count (p = 0,028) compared to normal group. Ethanol extract of teak leaves with dose of 800mg/kg showed significant difference in seminiferous tubules diameter compared to negative control group (p = 0,005). Diabetic rats have lower seminiferous tubules diameter, Sertoli cell count, and Leydig cell count compared to non-diabetic rats. Administration of teak leaves ethanol extract from each dosage group improve seminiferous tubules diameter, Sertoli cell count, and Leydig cell count in diabetic rats."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maryam Ulfa
"Latar Belakang: Kurkumin diketahui sebagai antiinflamasi, antioksidan, antiproliferatif, dan antiangiogenik, sehingga menjadi salah satu alternatif terapi diabetes tipe 2 dengan menghambat progresifitasnya. Dengan sediaan nanopartikel availibilitasnya semakin meningkat. Penelitian ini dilakukan untuk melihat adanya efek nanokurkumin terhadap komplikasi diabetes melitus khususnya kardiomiopati yang dinilai dengan ekspresi mRNA B-type natriuretic peptide BNP pada jaringan jantung.
Metode: Penelitian ini menggunakan jaringan tersimpan dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Jaringan kemudian dibuat menjadi cDNA dari sintesis isolasi RNA jaringan jantung tikus. Diabetes tipe 2 pada tikus dibuat dengan menginjeksikan streptozotocin dan nicotinamide. Nanokurkumin diberikan dalam dosis 100mg/kgBB/hari selama 30 hari. Tingkat ekspresi mRNA BNP-45 diukur dengan qRT-PCR dan dihitung dengan metode Livak.
Hasil: Terdapat peningkatan ekspresi mRNA BNP-45 pada kelompok DM terhadap kelompok normal. Pemberian nanokurkumin sebanyak 100mg/KgBB selama 30 hari pada kelompok DM NK menghasilkan rasio ekspresi mRNA BNP-45 lebih rendah secara statistik terhadap kelompok DM.
Kesimpulan: Nanokurkumin dapat menekan ekspresi mRNA BNP-45 pada jantung tikus yang diinduksi streptozotocin dan nicotinamide pada tingkat dosis 100mg/kgBB/hari selama 30 hari.

Background: Curcumin is known as anti inflammatory, antioxidant, antiproliferative, and antiangiogenic. Therefore it is promising to become alternative treatment of type 2 diabetic by inhibiting its progressiveness. From previous study, it was reported that bioavailability of curcumin increases in form of nanoparticles. This study was conducted to see the effect of nanacurcumin on cardiomyopathy assessed by the expression of B type natriuretic peptide BNP mRNA in heart tissue.
Method: This experimental study used stored tissue from previous research. Then the tissue changed to cDNA from RNA isolation synthesis of rats heart tissue. The type 2 diabetic in rat was induced by streptozotocin and nicotinamide. Nanocurcumin was given orally at the dose 100mg kgBW day for 30 days. The expression level of BNP 45 mRNA was measured by qRT PCR and calculated by the Livak method.
Result: There was an increased ratio of expression of BNP 45 mRNA in the DM group against the normal group. Nanocurcumin 100mg KgBB administered orally for 30 days in the DM NK group resulted in a statistically lower ration of BNP 45 mRNA expression than the DM Group.
Conclusion: Nanocurcumin may suppress expression of BNP 45 mRNA in the heart of rats induced streptozotocin and nicotinamide at a dose level of 100 mg kgBW day for 30 days.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lia Ardiana Kartika Nugraheni
"ABSTRAK
Diabetes mellitus DM adalah masalah kesehatan masyarakat yang utama dan prevalensinya akhir-akhir ini meningkat secara dramatis. Teh putih merupakan jenis teh yang diharapkan dapat dijadikan alternatif penanganan diabetes mellitus karena penggunaan obat antidiabetes oral sintetik sampai saat ini masih menghadapi banyak kendala terkait dengan efek samping yang ditimbulkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui LD50 dan tingkat keamanan ekstrak daun teh putih, serta pengaruhnya terhadap penurunan kadar glukosa darah pada tikus. Uji toksisitas akut dilakukan pada mencit jantan dan betina galur DDY dengan dosis 1,25; 2,5; 5; dan 10 g/kg bb yang diberikan dalam dosis tunggal. Uji aktivitas antidiabetes dilakukan pada tikus Sprague Dawley jantan diabetes yang diinduksi streptozotocin-nikotinamid, melalui pemberian ekstrak daun teh putih dosis 50, 100 dan 200 mg/kg bb yang diberikan selama 14 hari. Hasil perhitungan diperoleh LD50 pada mencit jantan adalah 4,58 g/kg bb dan 2,73 g/kg bb untuk mencit betina. Hasil penelitian menunjukkan pemberian ekstrak daun teh putih selama 14 hari dapat menurunkan kadar glukosa darah secara bermakna dibandingkan kelompok kontrol negatif P.

ABSTRACT
Diabetes mellitus DM is a major public health problem and its incidence has increased dramatically. White tea is a type of tea is expected to be used as an alternative in treatment of diabetes mellitus because of side effect of oral synthetic antidiabetic drugs. This study aims to determine LD50 and the level of safety of white tea leaf extract, and its effect on reducing blood glucose levels in diabetic rats. The acute oral toxicity study performed at dose 1,25 2,5 5 and 10 g kg bw of male and female DDY mice in single dose administration. Antidiabetic activity study of white tea extract was performed on diabetic Sprague Dawley male rats induced streptozotocin nicotinamide, at dose 50, 100 and 200 mg kg BW for 14 days. This studies showed that the oral LD50 of white tea extract is 4.58 g kg bw in male mice and 2.73 g kg bw for female mice. The administration of white tea leaves extracts for 14 days showed decreased blood glucose level significantly compared to negative control group P
"
2017
T49674
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febrika Wediasari
"ABSTRAK
Latar Belakang: Diabetes mellitus merupakan penyakit yang menjadi ancaman global. Penelitian dan pengembangan herbal dilakukan untuk menemukan obat antidiabetes yang memberikan manfaat tambahan pada terapi diabetes. Kombinasi ekstrak Andrographis paniculata (Burm. F.) Wall ex Nees (APE) dan Caesalpinia sappan Linn. (CSE) dilakukan untuk mendapatkan khasiat antihiperglikemia yang lebih baik. Penelitian bertujuan mengevaluasi keamanan dan efek antidiabetes APCSE pada tikus diabetes yang diinduksi dengan STZ.
Metode Penelitian: Empat puluh lima tikus Sprague-Dawley jantan (160-200 g) dibagi menjadi sembilan kelompok, kelompok NC diberi pakan diet normal, kelompok lainnya diet yang mengandung 20% lemak dan diinduksi dua kali dengan dosis STZ 35 mg/kg BB. Tikus diabetes diberikan ekstrak kombinasi APCSE100 dan 200 mg/kg BB selama 2 minggu dibandingkan dengan pemberian ekstrak tunggal APE dan CSE.
Hasil dan Diskusi: Penelitian menunjukkan uji toksisitas akut oral kombinasi ekstrak APCSE aman praktis tidak toksik. Pemberian APCSE 200 mg/dL berbeda secara bermakna terhadap GDS pada kelompok DM (18.65 ± 13.16, p<0.05) menunjukkan bahwa pemberian APCSE cenderung tidak menambah perburukan diabetes pada tikus yang diinduksi STZ. Sedangkan profil lipid kolesterol, Trigliserida, HDL dan LDL menunjukkan level yang tidak jauh berbeda dengan kelompok kontrol normal.
Kesimpulan: Kombinasi ekstrak APCSE100 dan 200 mg/kg BB tidak akan memperburuk diabetes.

ABSTRACT
Background: Diabetes mellitus is a disease that poses a global threat. Research and development of herbs aims to discover antidiabetic drugs to provide additional benefits in diabetes therapy. A combination of Andrographis paniculata (Burm. F.) Wall ex Nees (APE) and Caesalpinia sappan Linn. (CSE) extracts were develop to discover better antihyperglycemic properties. This study aims to evaluate the safety and antidiabetic effects of APCSE diabetic rats.
Methods: Forty-five male Sprague-Dawley rats (160-200 g) divided into nine groups, NC group fed with a normal diet, and the other groups with diet containing 20% fat and induced with STZ 35 mg/kg BW. Diabetic mice were given the extract combination of APCSE two weeks and compared with a single extract of APE and CSE.
Results and Discussion: Study shows the combination of APCSE extract was safe and practically non-toxic. The Random Blood Glucose (RBG) level in the APCSE 200 mg/dL was significantly different from the DM group with (18.65 ± 13.16, p <0.05), indicating that APCSE administration will not deteriorate the diabetes condition. Cholesterol lipid profiles, triglycerides, HDL, and LDL showed levels similar results from the normal control group.
Conclusion: The combination of APCSE100 extract and 200 mg/kg BW ameliorates the diabetes condition."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia , 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jadee Amartya Putri Wiranata
"Latar belakang: Diabetes merupakan kelompok gangguan metabolisme yang disebabkan oleh gangguan sekresi insulin dan resistensi insulin. Pada tahun 2019, Indonesia masuk pada peringkat ketujuh penderita diabetes terbanyak di dunia dengan 75% penduduk tidak menyadari bahwa dirinya menderita diabetes. Padahal, tingginya kadar glukosa dalam darah dapat menyebabkan komplikasi makrovaskular dan mikrovaskular, salah satunya diabetik nefropati. Ekstrak daun Tectona grandis memiliki kandungan flavonoid yang berfungsi sebagai antioksidan dan antihiperglikemik. Belum terdapat penelitian lebih lanjut mengenai efek antihiperglikemik daun Tectonia grandis terhadap gambaran histopatologi organ ginjal. 
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan 30 organ ginjal tikus Wistar yang terbagi dalam 6 kelompok dan diobservasi selama 6 minggu, yaitu kelompok kontrol yang tidak diinduksi diabetes dan diberi terapi,  kelompok kontrol positif yang diinduksi diabetes dan diberi metformin 40 mg/kgBB,   kontrol negatif yang hanya diinduksi diabetes, tapi tidak diberi perlakuan, dan kelompok perlakuan 1, 2, atau 3 yaitu  merupakan kelompok tikus diabetes yang diberi ekstrak daun jati 200 mg/kgBB, 400 mg/kgBB, atau 800 mg/kgBB. Organ ginjal tikus yang sudah disimpan dalam larutan formalin dijadikan preparat untuk diamati pada mikroskop dengan perbesaran 100 kali dan 200 kali. Data hasil pengamatan diklasifikasikan menjadi 4 kelompok berdasarkan tingkat kerusakan organ. 
Hasil: Hasil uji Kruskal Wallis menyatakan bahwa pemberian ekstrak etanol daun jati pada tikus putih yang diinduksi diabetes tidak signifikan terhadap gambaran histopatologi organ ginjal (p>0.05). 
Kesimpulan: Pemberian ekstrak etanol daun jati tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap gambaran histopatologi organ ginjal yang ditandai dengan adanya nekrosis, dilatasi tubulus, dan infiltrasi sel mononuklear dengan persentase yang bervariasi.

Introduction: Diabetes is a group of metabolic disorders caused by disturbances in insulin secretion and insulin resistance. In 2019, Indonesia was ranked as the seventh most diabetic in the world with 75% of the population not realizing that they have diabetes. In fact, glucose levels in the blood can cause macrovascular and microvascular complications, such as diabetic nephropathy. Tectona grandis leaves contain of flavonoids that have a role as antioxidants and antihyperglycemic agents. However, there has been no further research on the antihyperglycemic effect of Tectona grandis leaves on the histopathological features of the kidneys. 
Method: This study is an experimental study with 30 samples of Wistar rats which were divided into six groups treated for 6 weeks by the previous researcher. The control group were not induced diabetes and given any treatment. The positive control group was induced diabetes and were given metformin 40 mg/kgBW. The negative control group was induced diabetes, but not given any treatment. Treatment group 1, 2, and 3 were induced diabetes and given teak leaf extract 200 mg/kgBW, 400 mg/kgBW, and 800 mg/kgBW. The rat’s kidneys that have been dissolved in formalin solution will be observed under a microscope with a magnification of 100 times and 200 times. Observational data were classified into 4 groups based on the level of organ damage. 
Results: The results of the Kruskal Wallis test stated that the administration of ethanol extract of teak leaves to white rats induced diabetes had no significant effect on the histopathology of the kidneys (p>0.05). 
Conclusion: The administration of teak leaf ethanol extract did not have a significant effect on the histopathological picture of the kidney which was characterized by the presence of necrosis, tubular dilatation, and mononuclear cell infiltration with varying percentages.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>