Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 166209 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kus Indriyani
"Air bersih adalah kebutuhan dasar manusia, namun keberadaannya terancam karena limbah akibat aktivitas manusia di sempadan sungai. Sungai Cirarab adalah salah satu sungai yang melintasi Kabupaten Bogor, Kabupaten Tangerang, dan Kota Tangerang. Sungai ini mempunyai peran penting sebagai sumber air baku bagi masyarakat Kota Tangerang, namun status mutu sungai ini tercemar berat di bagian hilir dan muara.
Tujuan dari riset ini adalah (1) mengindentifikasi sumber pencemar dan menganalisis potensi beban pencemar Sungai Cirarab segmen Kecamatan Curug, (2) menganalisis kondisi sosial (penggunaan lahan dan partisipasi dalam mengolah limbah cair) masyarakat di Sempadan Sungai Cirarab, (3) menganalisis daya tampung beban pencemaran Sungai Cirarab, serta (4) membuat rekomendasi strategi pengelolaan Sungai Cirarab segmen Kecamatan Curug. Riset ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan metode gabungan kuantitatif-kualitatif. Penggunaan lahan diperoleh dari interpretasi data citra satelit dan daya tampung beban pencemar sungai diperoleh dari permodelan kualitas air Qual2Kw.
Hasil riset menunjukkan sumber pencemar Sungai Cirarab segmen Kecamatan Curug berasal dari 154.399 jiwa penduduk dan 209 industri. Potensi beban pencemar dari limbah domestik adalah 2.615,78 kgBOD/hari dan 3.596,96 kgCOD/hari, dengan sub segmen Kadu Jaya memberikan beban paling besar. Potensi beban pencemar dari limbah industri adalah sebesar 105,86 kgBOD/hari dan 140,63 kgCOD/hari, dengan sub segmen Kadu Jaya memberikan beban paling besar. Penggunaan lahan di DAS Cirarab didominasi oleh pemukiman dan industri. Permukiman paling luas ditemukan pada sub segmen Curug Kulon sebesar 145,10 ha disisi barat dan 251,77 ha di sisi timur sungai. Industri paling luas ditemukan pada sub segmen Kadu Jaya sebesar 88,00 ha di sisi barat dan 436,59 ha disisi timur sungai. Partisipasi masyarakat dalam kepemilikan septictank tergolong sedang (53%) dan partisipasi industri dalam kepemilikan IPAL tergolong rendah (22%). Berdasarkan hasil perhitungan DTBP yang diperoleh melalui permodelan, beban pencemar eksisting yang masuk pada setiap sub segmen sudah melebihi DTBP sehingga harus direduksi. Reduksi beban pencemar paling tinggi adalah di sub segmen Curug Kulon dengan penurangan sebesar 6.951,99 kgBOD/hari (71%) dan 17.775,45 kgCOD/hari (59%). Strategi yang drekomendasikan adalah penataan ulang tata ruang, pembangunan septictank individual atau komunal, pengawasan terhadap operasional IPAL industri, pengecekan ulang IPLC, dan penegakan hukum.

Clean water is a basic human need, but its existence is threatened by waste due to human activity on the river watershed. The Cirarab River is one of the rivers that crosses Bogor Regency, Tangerang Regency, and Tangerang City. This river has an important role as a source of raw water for the people of Tangerang City, but the quality status of the river is heavily contaminated in downstream and estuary.
The purpose of this research is (1) to identify the source of polluters and to analyse the potential pollutant load of the river Cirarab, Curug subdistrict segment, (2) Analyzing social conditions (land use and participation in the processing of liquid waste) community in The watershed of the Cirarab River, (3) analyzes the total maximum daily load of the Cirarab River, and (4) make a recommendation strategy of the Cirarab River, Curug subdistrict segment. This research uses a quantitative approach, with a quantitative-qualitative method. Land use is derived from the interpretation of satellite imagery data and the load capacity of river pollutants obtained from the Qual2Kw.
The results of the research shows the source of contaminants of Cirarab River in Curug subdistrict, derived from 154,399 inhabitants and 209 industries. The potential for pollutants from domestic waste is 2,615.78 kgBOD/day and 3,596.96 kgCOD/day, with Kadu Jaya giving the most load. The potential pollutants from industrial waste is 105.86 kgBOD/day and 140.63 kgCOD/day, with Kadu Jaya giving the most load. Land use at Cirarab watershed is dominated by settlements and industry. The most widespread settlements were found in the Curug Kulon of 145.10 ha on the west side and 251.77 ha on the east side of the river. The most widespread industry was found at Kadu Jaya 88.00 ha on the west side and 436.59 ha on the east side of the river. Community participation in ownership of Septictank is medium (53%) and industry participation in ownership of wastewater treatment plant is low (22%). Based on the results of the calculation of total maximum daily load (TMDL) obtained through the modelling, the load of existing pollutants that enter on each sub-segment has exceeded the TMDL to be reduced. The highest pollutant load reduction is at Curug Kulon with a reduction of 6,951.99 kgBOD/day (71%) and 17,775.45 kgCOD/day (59%). The recommended strategy is spatial reordering, development of individual or communal septictanks, surveillance on wastewater treatment plant operations, re-checking wastewater discharge permit, and law enforcement.
"
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puri Rohmawati
"Objek pemodelan adalah Sungai Cisadane dengan panjang 122,79 km. Berawal dari kondisi sungai yang tercemar oleh limbah domestik, limbah industri dan untuk menjaga agar Sungai Cisadane tetap sesuai dengan kelas peruntukannya yaitu BMA Kelas II, dibutuhkan penentuan daya tampung beban pencemar. Pemodelan dilakukan dengan menggunakan software QUAL2Kw. Digunakan 5 skenario dalam mencari daya tampung beban pencemar pada 34 segmen dengan BOD, NO3 dan Total P sebagai parameter yang dimodelkan.
Hasil dari pemodelan diketahui bahwa beban pencemar BOD harus dikurangi 46.945,97 kg/hari di sepanjang sungai karena menyebabkan km 112,86 hingga km 76,11 dan dari segmen Cisauk hingga hilir sungai tidak memenuhi baku mutu. Sedangkan, daya tampung beban pencemar NO3 masih memenuhi baku mutu di semua segmen sungai berkisar 0 kg/hari hingga 45.448,45 kg/hari. Selanjutnya, daya tampung beban pencemar Total P memenuhi BMA Kelas II di semua segmen kecuali pada km 27,85 hingga km 5 yang harus dikurangi 15,01 kg Total P/hari. Konsentrasi BOD di perbatasan Kab. Tangerang dengan Kota Tangerang tahun 2014 adalah 5,84 mg/L, berbeda dengan hasil penelitian JICA tahun 2011 yaitu 3 mg/L.
Berdasarkan hasil penelitian, diperlukan pengkajian ulang baku mutu air limbah, pengurangan beban pencemar berdasarkan wilayah administratif, inventarisasi sumber pencemar dan realisasi rencana PKA/PPA tingkat nasional.

The modeling object is Cisadane River with length of 122,79 km. The background of research comes from Cisadane River which had contaminated with domestic waste, industrial waste and to keep Cisadane River proper as the designation grade which is BMA Class II, it needs a determination of pollutant loading capacity. The modeling is being done by using QUAL2Kw. Used 5 scenarios to find out the pollutant loading capacity on 34 segments with BOD, NO3, and Total P as modeled parameters.
The result of modeling revealed that BOD pollutant load must be reduced 46.945,97 kg/day along the river because was exceeded at km 112,86 km to km 76,11 and from Cisauk segment to downstream of Cisadane River. Meanwhile, The NO3 pollutant loading capacity still meet quality standards in all segments of the Cisadane River with ranges from 0 kg/day to 45.448,45 kg/day. In addition, Total P pollutant loading capacity fulfils the quality standards in all segments except at km 27,85 to km 5 which then should be reduced 15,01 kg Total P/day. BOD concentration in the border between Tangerang Regency and Tangerang City in 2014 was 5,84 mg/L, in contrast to the result from JICA research in 2011 that is 3 mg/L.
Based on the result of research, it is required to reassess the waste water quality, pollutant loading capacity reduction based on administrative area, pollutant sources inventory and realization the PKA/PPA plan in national level.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S58913
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nila Aliefia Fadly
"ABSTRAK
Sungai Ciliwung merupakan sungai yang memiliki fungsi yang sangat strategis. Pada saat ini, sungai Ciliwung dalam kondisi yang cukup mengkhawatirkan akibat pencemaran yang ditimbulkan oleh berbagai kegiatan yang dilakukan disepanjang sungai Ciliwung. Mengingat kondisinya yang mengkhawatirkan dan fungsinya yang strategis, maka perlu dilakukannya studi terhadap daya tampung dan daya dukung sungai Ciliwung. Penurunan daya tampung dan daya dukung sungai Ciliwung akan menurunkan kualitas airnya.
Pencegahan penurunan kualitas sangat perlu dilakukan melalui pengelolaan sungai yang baik. Pengelolaan sungai dimulai dari penentuan beban dan kualitas limbah potensial yang masuk ke dalam sungai dan penentuan titik kritis atau titik pada sungai yang memiliki kualitas air yang sangat rendah. Kedua hal ini yang menjadi dasar untuk mengetahui daya tampung dan daya dukung sungai yang kemudian menjadi dasar untuk melakukan pengelolaan sumber daya air sungai sehingga perbaikan kondisi sungai dapat terwujud.
Pengelolaan sumber daya air yang akan dilakukan adalah pembatasan limbah yang masuk melalui pembatasan jumlah penduduk, pembatasan kualitas dan kuantitas limbah domestik yang masuk ke sungai dan pembatasan limbah kegiatan instansional. Selain itu juga dilakukan penentuan besarnya reduksi beban limbah yang harus dilakukan terhadap air buangan yang akan dibuang ke sungai dan pengaturan titik discharge limbah sehingga purifikasi alami sungai dapat terjadi.
Sungai Ciliwung yang diteliti pada penelitian ini adalah sungai Ciliwung bagian hilir yaitu dimulai dari Jembatan kelapa dua (Srengsng Sawah) hingga Pintu Air Manggarai. Dari Pintu Air Manggarai penelitian dilanjutkan disepanjang Banjir Kanal Barat(BKB) hingga ke Jl. Teluk Gong Raya (Jembatan Tiga). Penelitian diawali dengan penentuan beban pencemaran yang masuk ke sungai Ciliwung. Dari penentuan beban dapat terlihat daerah yang memiliki beban potensial. Perhitungan dilanjutkan dengan menghitung kualitas air sungai terhadap beban yang masuk ke sungai dengan menggunakan model QUAL2E. Dalam menggunakan model QUAL2E, perhitungan dilakukan dengan 5 skenario.
Skenario 1 dilakukan untuk mengetahui pengaruh beban air limbah domestik, kegiatan instansional dan sampah terhadap kualitas sungai. Skenario 2 dilakukan untuk mengetahui kualitas air sungai jika sampah tidak mencemari sungai dan skenario 3 dilakukan untuk mengetahui daya dukung awal sungai. Skenario 4 dn 5 kemudian dibagi lagi menjadi 3 bagian yaitu a,b dan c. Skenario 4a dilakukan untuk mengetahui pengaruh reduksi beban air limbah terhadap kualitas air sungai Ciliwung dengan hanya menurunkan konstrasi BODnya, sedangkan pada skenario 4b dilakukan untuk melihat pengaruh kenaikan debit air limbah kegiatan instansinal yang telah tereduksi maksimal. Skenario 4c dilakukan untuk melihat pengaruh pengaturan titik discharge baru terhadap kualitas sungai. Skenario 5a,5b dan 5c perlakuannnya adalah sama dengan skenario 4, tetapi perbedaanya terletak pada kualitas awal sungai yang masuk ke Jakarta. Pada skenario 5, kualitas sungainya sesuai dengan baku mutu sedangkan skenario 4 kualitas sungainya adalah kondisi eksisting. Hasil yang didapat adalah nilai konsentrasi BOD,DO dan Debit dari sungai Ciliwung dan BKB.
Dalam penelitian ini, sungai dibagi atas 6 reach dan kemudian dibagi lagi menjadi elemen yang lebih kecil. Dari keenam reach ini, reach 3, 5 dan 6 memiliki titik discharge yang banyak dan berdekatan. Beban Potensial berasal dari Saluran Cijantung pada reach 1, saluran Pasar Minggu pada reach 2, saluran Cililitan pada reach 3, saluran Bidara Cina 2 pada reach 4, Kali Baru Barat dan Saluran Bali Matraman pada reach 5 dan Kali Krukut dan Pompa Siantar pada reach 6. Pada reach 4 dan 6, terdapat beban incremental di sepanjang sungai. Dari tiap beban potensial terjadi lonjakan nilai BOD dan penurunan nilai DO yang besar. Dari hasil penelitian diperoleh hasil bahwa salah satu penyebab tingginya nilai BOD sungai adalah karena sampah. Sampah dapat menaikkan nilai BOD hingga 11.59 % sampai 44.60 %. Kualitas air sungai yang memasuki kota Jakarta yaitu pada reach 1.1 telah berada di atas baku mutu air sungai KepGub DKI Jakarta No.582 Tahun 1995. Akibatnya, dengan penambahan beban pencemaran yang cukup besar dan dengan intensitas yang tinggi, maka kualitas air sungai Ciliwung makin ke hilir makin tercemar. Dari perhitungan yang dilakukan diketahui beban eksternal yang harus direduksi agar dapat memenuhi baku mutu sebesar 24.87% hingga 86.31%.
Nilai Koefisien reaerasi (K2) sungai adalah 0.5 ? 1 yang merupakan range nilai reaerasi sungai dari kondisi yang kurang baik hingga baik. Namun, nilai K2 yang cukup baik masih menyebabkan nilai DO menjadi nol pada reach 3.2, sehingga dari titik inilah dasar pengelolaan sungai harus dimulai.Untuk itu perlu dilakukan reduksi beban limbah di mana perbedaan antara nilai DO dan BODnya tidak jauh sehingga nilai DO dapat terus terpelihara di sepanjang sungai.
Dari skenario 4a dan 5a, walaupun telah dilakukan reduksi dan dicapai nilai BOD di bawah baku mutu, ternyata masih terdapat daerah yang mengalami titik DO yang nol.
Berdasarkan skenario 4b dan 5b penurunan nilai BOD yang terjadi sama, sedangkan perbedaan nilai DO dapat terlihat mulai dari reach 3 dimana jika debit dinaikkan dan BOD diturunkan, penurunan nilai DO lebih kecil dan lebih mudah untuk menaikkan nilai DOnya.
Sedangkan antara skenario 4a dengan 4b tidak terdapat perbedaan nilai penurunan BOD, hanya perbedaan kenaikan nilai DO di reach 6. Hal ini juga terjadi pada skenario 5a dan 5b.
Pengaturan titik discharge limbah pada skenario 4c dan 5c ternyata belum dapat mengurangi nilai BOD secara keseluruhan, sedangkan peningkatan nilai debit pada kegiatan instansional baru perpengaruh pada kenaikan nilai DO mulai dari reach 3.
Pola strategi pengurangan beban adalah melalui pengelolaan sampah yang baik, pengolahan air limbah baik melalui IPAL baik secara individual maupun komunal dan optimalisasi pemanfaatan situ/waduk dan pompa sebagai pereduksi beban limbah serta perbaikan sanitasi kampung dan relokasi penduduk yang tinggal di bantaran sungai. Keputusan Gubernur KDKI Jakarta No.582 tahun 1995 tentang Penetapan Peruntukan dan Baku Mutu Air Sungai menargetkan kualitas air sungai yang masuk pada reach 1.1 adalah 3 mg/L untuk DO dan 10 mg/L untuk BOD ternyata tidak dapat mempertahankan nilai DO jika mengikuti jumlah beban dan intensitas masukan air limbah yang ada walaupun telah direduksi. Nilai BOD seharusnya lebih rendah dan nilai DO lebih tinggi sehingga direkomendasikan untuk mengacu pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 82 tahun 2001.

ABSTRAK
Ciliwung River is a river which has a strategic function. Nowdays, Ciliwung river is in polluted condition as a result of contaminants generated by various activities dicharged along the river stream. Because of that, It needs a study to estimate the load capacity and carrying capacity of Ciliwung river. Reducing the load capacity and carrying capacity of Ciliwung river, will reduce its water quality.
It needs to design a good river management to prevent the quality degradation. The management will begin with determination of the wastewater potential load which discharge to the river and determination the critical point or the point which has the lowest oxygen level in the river. Both become a basic principle to estimate the load capacity and carrying capacity and become as a basic to manage the water resources so that the recovery of its quality will be achieved.
Water resources management which will be done is by restricting the wastewater discharge through limiting the number of residents, restricting quality and amount of domestic waste discharged into the river and restricting of instantional wastewater.
Besides that, it determines the amount of load reduced which will be discharged into the river and discharge point arrangement so that the river natural purification can be relized.
Analitical research was carried out in the downstream Ciliwung River which start from Kelapa Dua Bridge at Srengseng Sawah to Manggarai Flood Gate. The research continues from Manggarai Flood Gate to the Teluk Gong Raya (Jembatan Tiga) along the West Canal Barat. The research begins with determination of waste load discharging to the Ciliwung River. From that, it can be known the area which has a potencial wastewater load. The determination is continue to estimate the river quality using the QUAL2E model. When using the model, calculation is done in 5 skenarios.
The first scenario is done to study the influence of the domestic wastewater load, instantional wastewater load and solid waste to the river quality. The second scenario is done to study the effect of solid waste management to the river quality. The third scenario is done to study the carrying capacity of the river. The fourth and fifth scenario is divided to be 3 sub scenario which are a,b and c. Scenario 4a is done to study the influence of reducing waste load to the river quality by reducing its BOD concentration.
Scenario 4b is done to study the influence of increasing the debit of reduced instantional wastewater to the river. Scenario 4c is be done to study the influence of arrangement of the new point discharge to the water quality. Scenario 5a,5b and 5c have the same objective but it has the headwater quality difference. In Fifth scenario, the headwater and river quality is the stream quality standart. The result of the QUAL2E model is BOD and DO concentration and river water debit. The river is divided into 6 reaches and divided to be smaller parts as an element.
From these six reaches, the reach 3,5 dan 6 have a large number of point loads. The potential loads come from Cijantung Channel in reach 1, Pasar Minggu Channel in reach 2, Cililitan Channel in reach 3, Bidara Cina 2 Channel in reach 4, Kali Baru Barat Channel and Bali Matraman Channel in reach 5 and Krukut River and Siantar Pump in reach 6. In reach 4 and 6, there are incremental sources along the river. The potential loads will cause the increasing of BOD value and decreasing of DO value. One of the result is obtained that the solid waste discharged to the river will increase the BOD value for 11.59% to 44.60%.
River water quality which entering the reach 1.1 is above the Jakarta stream standart river quality which is KepGub DKI Jakarta No.582 Tahun 1995. As a result, with addition of great amount and high intensity of waste load will increase the downstream Ciliwung river water quality greater than the upstream. From the load calculation ini reach 1.1, waste load which has to be reduced should be from 24.87% to 86.31%.
The river reservation coefficient value(K2) is 0.5 -1 which means a good value for a river stream. But, that value is not good enough avoiding the DO value to be zero in reach 3.2. This point becomes a basic of river water management. It?s need a reduction of waste load so that the difference among the BOD value and DO value is small and can maintain the DO value along the stream. The result of scenario 4a and 5a, shows that DO value still becomes zero although the BOD value has reached the point below the river standard quality. In Scenario 4a and 4b , there no difference in BOD reduction but the difference of DO value is appear in reach 3. Scenario 4a and 4b can not give the difference among the BOD value, but there is a difference ini DO value at reach 6.
Arrangement of discharge point in scenario 4c and 5c hasn?t able to reduce the BOD value as a whole, while increasing the water debit from instantional activities will be influenced increasing the DO level starts from reach 3. Mitigation strategy for reducing load is trough good solid waste management, waste treatment by wastewater treatment facilities individually and communal, Optimalisation of ponds and pump performance as a wastewater treatment quality, improving the sanitation of village and slump area, and relocation of resident who live along the river.
Decision of Governor KDKI Jakarta No.582 year 1995 targets the river quality entering reach 1.1 has BOD value 10 mg/l and DO value 3 mg/l simply cannot maintain the DO value along the river stream even for the reduced waste load but in high intensity. The BOD value should be low and the DO value should be high. It?recommended to use the Republic of Indonesia Government Regulation No 82 year
2001.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T24792
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nila Aliefia Fadly
"Sungai Ciliwung merupakan sungai yang memiliki fungsi yang sangat strategis. Pada saat ini, sungai Ciliwung dalam kondisi yang cukup mengkhawatirkan akibat pencemaran yang ditimbulkan oleh berbagai kegiatan yang dilakukan disepanjang sungai Ciliwung. Mengingat kondisinya yang mengkhawatirkan dan fungsinya yang strategis, maka perlu dilakukannya studi terhadap daya tampung dan daya dukung sungai Ciliwung. Penurunan daya tampung dan daya dukung sungai Ciliwung akan menurunkan kualitas airnya. Pencegahan penurunan kualitas sangat perlu dilakukan melalui pengelolaan sungai yang baik. Pengelolaan sungai dimulai dari penentuan beban dan kualitas limbah potensial yang masuk ke dalam sungai dan penentuan titik kritis atau titik pada sungai yang memiliki kualitas air yang sangat rendah. Kedua hal ini yang menjadi dasar untuk mengetahui daya tampung dan daya dukung sungai yang kemudian menjadi dasar untuk melakukan pengelolaan sumber daya air sungai sehingga perbaikan kondisi sungai dapat terwujud. Pengelolaan sumber daya air yang akan dilakukan adalah pembatasan limbah yang masuk melalui pembatasan jumlah penduduk, pembatasan kualitas dan kuantitas limbah domestik yang masuk ke sungai dan pembatasan limbah kegiatan instansional. Selain itu juga dilakukan penentuan besarnya reduksi beban limbah yang harus dilakukan terhadap air buangan yang akan dibuang ke sungai dan pengaturan titik discharge limbah sehingga purifikasi alami sungai dapat terjadi. Sungai Ciliwung yang diteliti pada penelitian ini adalah sungai Ciliwung bagian hilir yaitu dimulai dari Jembatan kelapa dua (Srengseng Sawah) hingga Pintu Air Manggarai. Penelitian dilanjutkan sipeanjang Banjir Kanal Barat (BKB) hingga ke Jl. Teluk Gong Raya (Jembatan Tiga). Penelitian diawali dengan penentuan beban pencemaran yang masuk ke sungai Ciliwung. Dari penentuan beban dapat terlihat daerah yang memiliki beban potensial. Perhitungan dilanjutkan dengan menghtung kualitas air sungai terhadap beban yang masuk ke sungai dengan menggunakan model QUAL2E. Dalam menggunakan model QUAL2E, perhitungan dilakukan dengan 5 skenario. Skenario 1 dilakukan untuk mengetahui pengaruh beban air limbah domestik, kegiatan instansional dan sapah terhadap kualitas sungai. Skenario 2 dilakukan untuk mengetahui kualitas air sungai jika sampah tidak mencemari sungai dan skenario 3 dilakukan untuk mengetahui daya dukung awal sungai. Skenario 4 dan 5 kemudian dibagi lagi menjadi 3 bagian yaitu a, b dan c. Skenario 4a dilakukan untuk mengetahui pengaruh reduksi beban air limbah terhadap kualitas air sungai Ciliwung dengan hanya menurunkan konstrasi BODnya, sedangkan pada skenario 4b dilakukan untuk melihat pengaruh kenaikan debit air limbah kegiatan instansial yang telah tereduksi maksimal. Skenario 4c dilakukan untuk melihat pengaruh pengaturan titik Sungai Ciliwung yang diteliti pada penelitian ini adalah sungai Ciliwung bagian hilir yaitu dimulai dari Jembatan kelapa dua (Srengsng Sawah) hingga Pintu Air Manggarai. Dari Pintu Air Manggarai penelitian dilanjutkan disepanjang Banjir Kanal Barat(BKB) hingga ke Jl. Teluk Gong Raya (Jembatan Tiga). Penelitian diawali dengan penentuan beban pencemaran yang masuk ke sungai Ciliwung. Dari penentuan beban dapat terlihat daerah yang memiliki beban potensial. Perhitungan dilanjutkan dengan menghitung kualitas air sungai terhadap beban yang masuk ke sungai dengan menggunakan model QUAL2E. Dalam menggunakan model QUAL2E, perhitungan dilakukan dengan 5 skenario. Skenario 1 dilakukan untuk mengetahui pengaruh beban air limbah domestik, kegiatan instansional dan sampah terhadap kualitas sungai. Skenario 2 dilakukan untuk mengetahui kualitas air sungai jika sampah tidak mencemari sungai dan skenario 3 dilakukan untuk mengetahui daya dukung awal sungai. Skenario 4 dn 5 kemudian dibagi lagi menjadi 3 bagian yaitu a,b dan c. Skenario 4a dilakukan untuk mengetahui pengaruh reduksi beban air limbah terhadap kualitas air sungai Ciliwung dengan hanya menurunkan konstrasi BODnya, sedangkan pada skenario 4b dilakukan untuk melihat pengaruh kenaikan debit air limbah kegiatan instansinal yang telah tereduksi maksimal. Skenario 4c dilakukan untuk melihat pengaruh pengaturan titik discharge baru terhadap kualitas sungai. Skenario 5a,5b dan 5c perlakuannnya adalah sama dengan skenario 4, tetapi perbedaanya terletak pada kualitas awal sungai yang masuk ke Jakarta. Pada skenario 5, kualitas sungainya sesuai dengan baku mutu sedangkan skenario 4 kualitas sungainya adalah kondisi eksisting.
Hasil yang didapat adalah nilai konsentrasi BOD,DO dan Debit dari sungai Ciliwung dan BKB. Dalam penelitian ini, sungai dibagi atas 6 reach dan kemudian dibagi lagi menjadi elemen yang lebih kecil. Dari keenam reach ini, reach 3, 5 dan 6 memiliki titik discharge yang banyak dan berdekatan. Beban Potensial berasal dari Saluran Cijantung pada reach 1, saluran Pasar Minggu pada reach 2, saluran Cililitan pada reach 3, saluran Bidara Cina 2 pada reach 4, Kali Baru Barat dan Saluran Bali Matraman pada reach 5 dan Kali Krukut dan Pompa Siantar pada reach 6. Pada reach 4 dan 6, terdapat beban incremental di sepanjang sungai. Dari tiap beban potensial terjadi lonjakan nilai BOD dan penurunan nilai DO yang besar. Dari hasil penelitian diperoleh hasil bahwa salah satu penyebab tingginya nilai BOD sungai adalah karena sampah. Sampah dapat menaikkan nilai BOD hingga 11.59 % sampai 44.60 %. Kualitas air sungai yang memasuki kota Jakarta yaitu pada reach 1.1 telah berada diatas baku mutu air sungai KepGub DKI Jakarta No.582 Tahun 1995. Akibatnya, dengan penambahan beban pencemaran yang cukup besar dan dengan intensitas yang tinggi, maka kualitas air sungai Ciliwung makin ke hilir makin tercemar. Dari perhitungan yang dilakukan diketahui beban eksternal yang harus direduksi agar dapat memenuhi baku mutu sebesar 24.87% hingga 86.31%. Nilai Koefisien reaerasi (K2) sungai adalah 0.5 ? 1 yang merupakan range nilai reaerasi sungai dari kondisi yang kurang baik hingga baik. Namun, nilai K2 yang cukup baik masih menyebabkan nilai DO menjadi nol pada reach 3.2, sehingga dari titik inilah dasar pengelolaan sungai harus dimulai.Untuk itu perlu dilakukan reduksi beban limbah dimana perbedaan antara nilai DO dan BODnya tidak jauh sehingga nilai DO dapat terus terpelihara di sepanjang sungai. Dari skenario 4a dan 5a, walaupun telah dilakukan reduksi dan dicapai nilai BOD dibawah baku mutu, ternyata masih terdapat daerah yang mengalami titik DO yang nol. Berdasarkan skenario 4b dan 5b penurunan nilai BOD yang terjadi sama, sedangkan perbedaan nilai DO dapat terlihat mulai dari reach 3 dimana jika debit dinaikkan dan BOD diturunkan, penurunan nilai DO lebih kecil dan lebih mudah untuk menaikkan nilai DOnya. Sedangkan antara skenario 4a dengan 4b tidak terdapat perbedaan nilai penurunan BOD, hanya perbedaan kenaikan nilai DO di reach 6. Hal ini juga terjadi pada skenario 5a dan 5b. Pengaturan titik discharge limbah pada skenario 4c dan 5c ternyata belum dapat mengurangi nilai BOD secara keseluruhan, sedangkan peningkatan nilai debit pada kegiatan instansional baru perpengaruh pada kenaikan nilai DO mulai dari reach 3. Pola strategi pengurangan beban adalah melalui pengelolaan sampah yang baik, pengolahan air limbah baik melalui IPAL baik secara individual maupun komunal dan optimalisasi pemanfaatan situ/waduk dan pompa sebagai pereduksi beban limbah serta perbaikan sanitasi kampung dan relokasi penduduk yang tinggal di bantaran sungai. Keputusan Gubernur KDKI Jakarta No.582 tahun 1995 tentang Penetapan Peruntukan dan Baku Mutu Air Sungai menargetkan kualitas air sungai yang masuk pada reach 1.1 adalah 3 mg/L untuk DO dan 10 mg/L untuk BOD ternyata tidak dapat mempertahankan nilai DO jika mengikuti jumlah beban dan intensitas masukan air limbah yang ada walaupun telah direduksi. Nilai BOD seharusnya lebih rendah dan nilai DO lebih tinggi sehingga direkomendasikan untuk mengacu pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 82 tahun 2001.

Ciliwung River is a river which has a strategic function. Nowdays, Ciliwung river is in polluted condition as a result of contaminants generated by various activities dicharged along the river stream. Because of that, It needs a study to estimate the load capacity and carrying capacity of Ciliwung river. Reducing the load capacity and carrying capacity of Ciliwung river, will reduce its water quality. It needs to design a good river management to prevent the quality degradation. The management will begin with determination of the wastewater potential load which discharge to the river and determination the critical point or the point which has the lowest oxygen level in the river. Both become a basic principle to estimate the load capacity and carrying capacity and become as a basic to manage the water resources so that the recovery of its quality will be achieved. Water resources management which will be done is by restricting the wastewater discharge through limiting the number of residents, restricting quality and amount of domestic waste discharged into the river and restricting of instantional wastewater. Besides that, it determines the amount of load reduced which will be discharged into the river and discharge point arrangement so that the river natural purification can be relized. Analitical research was carried out in the downstream Ciliwung River which start from Kelapa Dua Bridge at Srengseng Sawah to Manggarai Flood Gate. The research continues from Manggarai Flood Gate to the Teluk Gong Raya (Jembatan Tiga) along the West Canal Barat. The research begins with determination of waste load discharging to the Ciliwung River. From that, it can be known the area which has a potencial wastewater load. The determination is continue to estimate the river quality using the QUAL2E model. When using the model, calculation is done in 5 skenarios. The first scenario is done to study the influence of the domestic wastewater load, instantional wastewater load and solid waste to the river quality. The second scenario is done to study the effect of solid waste management to the river quality. The third scenario is done to study the carrying capacity of the river. The fourth and fifth scenario is divided to be 3 sub scenario which are a,b and c. Scenario 4a is done to study the influence of reducing waste load to the river quality by reducing its BOD concentration. Scenario 4b is done to study the influence of increasing the debit of reduced instantional wastewater to the river. Scenario 4c is be done to study the influence of arrangement of the new point discharge to the water quality. Scenario 5a,5b and 5c have the same objective but it has the headwater quality difference. In Fifth scenario, the headwater and river quality is the stream quality standart.
The result of the QUAL2E model is BOD and DO concentration and river water debit. The river is divided into 6 reaches and divided to be smaller parts as an element. From these six reaches, the reach 3,5 dan 6 have a large number of point loads. The potential loads come from Cijantung Channel in reach 1, Pasar Minggu Channel in reach 2, Cililitan Channel in reach 3, Bidara Cina 2 Channel in reach 4, Kali Baru Barat Channel and Bali Matraman Channel in reach 5 and Krukut River and Siantar Pump in reach 6. In reach 4 and 6, there are incremental sources along the river. The potential loads will cause the increasing of BOD value and decreasing of DO value. One of the result is obtained that the solid waste discharged to the river will increase the BOD value for 11.59% to 44.60%. River water quality which entering the reach 1.1 is above the Jakarta stream standart river quality which is KepGub DKI Jakarta No.582 Tahun 1995. As a result, with addition of great amount and high intensity of waste load will increase the downstream Ciliwung river water quality greater than the upstream. From the load calculation ini reach 1.1, waste load which has to be reduced should be from 24.87% to 86.31%."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
T40664
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Dwifebri Christian Wibowo
"Sub DAS Cikapundung, sebagai bagian dari DAS Citarum, masih sangat potensial bagi penyediaan air baku untuk kebutuhan penduduk Kota Bandung dengan penggunaan lahan di DAS Cikapundung sangat beragam antara lain permukiman, perkebunan, dan pariwisata. Sungai Cikapundung yang juga berfungsi sebagai sumber air baku bagi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) adalah sungai terbesar di Kota Bandung. Perubahan tata guna lahan di DAS Cikapundung, yaitu perubahan lahan hutan menjadi lahan terbangun, memberikan dampak pada kuantitas air sungai. Studi ini bertujuan untuk membuat model guna lahan yang optimal di Sub DAS Cikapundung-Maribaya yang adalah hulu dari DAS Cikapundung untuk keberlanjutan debit Sungai Cikapundung. Metode yang digunakan adalah overlay peta guna lahan, observasi lapangan, analisis korelasi, analisis Poligon Thiessen, analisis Thomas- Fiering, analisis deskriptif, dan system dynamics. Berdasarkan hasil model system dynamics, kedua skenario intervensi yang dilakukan menghasilkan peningkatan rerata besaran debit pada tahun 2019-2028 dengan komposisi masing-masing luas lahan yang dihasilkan adalah 43,2 persen untuk lahan hutan tanaman, 22,9 persen untuk lahan permukiman, 19 persen untuk lahan pertanian lahan kering, 6,9 persen untuk lahan pertanian lahan kering bercampur, dan 5,4 persen untuk lahan hutan kering sekunder. Selain itu, masih pembangunan daya tarik wisata (DTW) dan akomodasi penginapan masih dapat dilakukan dengan syarat setiap DTW dan akomodasi penginapan baik yang sudah dibangun maupun yang akan dibangun memiliki sumur resapan dengan kapasitas 155,5 m3/detik, rorak dengan kemampuan infiltrasi 0,00002 m3/detik, dan penanaman tanaman karet dengan kemampuan infiltrasi 0,0017 m3/detik.

The Cikapundung watershed, as part of the Citarum watershed, is still very potential for the provision of raw water for the needs of the residents of Bandung City with the use of land in the Cikapundung watershed, which is very diverse including settlements, plantations, and tourism. Cikapundung River which also functions as a source of raw water for the Regional Water Company (PDAM) is the largest river in the city of Bandung. Changes in land use in the Cikapundung watershed, namely changes in forest land to build land, have an impact on the quantity of river water. This study aims to create an optimal land use model in the Cikapundung-Maribaya watershed which is the upstream of the Cikapundung watershed for the sustainability of the Cikapundung River flows. The methods used are overlapping land use maps, field observations, correlation analysis, Thiessen Polygon analysis, Thomas-Fiering analysis, descriptive analysis, and system dynamics. Based on the results of the dynamics system model, the two intervention scenarios carried out resulted in an increase in the average flowrate in 2019-2028 with the composition of each area being produced is 43,2 percent for plantation forest land, 22,9 percent for residential land, 19 percent for dry land agriculture, 6,9 percent for mixed up agricultural land, and 5,4 percent for secondary dry forest land. In addition, the construction of tourist attractions (DTW) and accommodation accommodation can still be carried out on condition that each DTW and accommodation accommodation, both those that have been built and those that will be built, have infiltration wells with a capacity of 155,5 m3/second, rorak with the ability of infiltration 0,00002 m3/second, and planting of rubber plants with infiltration ability 0,0017 m3/second."
Depok: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arrifqa Baizuri
"Pertambahan populasi yang terjadi di DI Yogyakarta mempengaruhi kualitas air sungai yang ada. Pertambahan populasi juga berkontribusi terhadap perubahan penggunaan lahan yang terjadi terutama pada area sekitar sungai yang juga berpengaruh terhadap kualitas sungai. Perubahan penggunaan lahan pada daerah sekitar sungai dapat dianalisis berdasarkan daerah tangkapan air dan zona riparian sungai. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas air di Sungai Winongo secara spasial dan temporal, mengetahui perubahan tutupan lahan pada daerah tangkapan air dan zona riparian sungai, serta mengetahui hubungan dari perubahan tata guna lahan dengan kualitas air sungai. Parameter sungai yang dianalisis yaitu suhu, pH, TDS, TSS, BOD, COD, DO, nitrat, sulfida, detergen, minyak dan lemak, fecal coliform, dan total coliform. Daerah sungai yang dianalisis dibagi menjadi tiga, hulu, tengah, dan hilir. Data yang dianalisis merupakan data sekunder yang berasal dari Pemerintah Provinsi DIY dari tahun 2011-2018. Metode yang digunakan untuk menganalisis kualitas air adalah analisis deskriptif dengan menggunakan boxplot, untuk klasifikasi penggunaan lahan menggunakan software ArcGIS 10.3 dengan metode maximum likelihood, delineasi daerah tangkapan air dengan menggunakn tool watershed, dan delineasi riparian dengan menggunakan tool buffer. Analisis korelasi menggunakan korelasi Pearson dengan nilai signifikansi <0,10. Hasil yang diperoleh parameter pencemar sungai Winongo yaitu: TSS, BOD, COD, sulfida, minyak dan lemak, fecal coliform, dan total coliform. Tutupan lahan di hulu didominasi oleh hutan, tengah oleh permukiman, dan hilir oleh pertanian. Analisis hubungan antara parameter air dengan perubahan tutupan lahan lebih baik dijelaskan pada skala zona riparian 100 m.

Population growth that occurs in DI Yogyakarta affects the quality of water river. It also contributes to changes in land use that occur especially in area around the river which also affects the quality of the river. Changes in land use in the area around the river can be analyzed based on the catchment area and riparian zone. The purpose of this study was to determine water quality in the Winongo River spatially and temporally, determine land cover changes in water catchment areas and riparian zones, and to determine the relationship between land use changes and river water quality. Water parameters analyzed were temperature, pH, TDS, TSS, BOD, COD, DO, nitrate, sulfide, detergent, oil and grease, fecal coliform, and total coliform. The analyzed river area is divided into three, upstream, middle, and downstream. The data analyzed is secondary data originating from the DIY Provincial Government from 2011-2018. The method used to analyze water quality is descriptive analysis using a boxplot, for land use classification using ArcGIS 10.3 software with the maximum likelihood method, delineation of water catchment areas using the watershed tool, and riparian delineation using the buffer tool. Correlation analysis using Pearson correlation with a significance value <0.10. The results obtained were pollutant parameters of the Winongo river are: TSS, BOD, COD, sulfide, oil and grease, fecal coliform, and total coliform. Upstream land cover is dominated by forests, in the middle by urban areas, and downstream by agriculture. Analysis of the relationship between water parameters and land cover changes is better explained in riparian zone 100 m."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raditia Pratama
"Kualitas air sungai dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah penggunaan tanah. Penelitian ini mengkaji keterkaitan penggunaan tanah terhadap kualitas air sungai di DA Ci Tanduy. Data kualitas air seperti Total Suspended Solid (TSS) dan detergen diperoleh dari hasil pengukuran Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ci Tanduy yang tersebar di tujuh lokasi. Informasi penggunaan tanah tiap sub-DAS dideliniasi dari peta penggunaan tanah dan peta sub-DAS yang berasal dari SRTM. Melalui metode komparasi spasial dengan teknik overlay peta dan tabel silang (cross table) diperoleh kesimpulan bahwa antara luas jenis penggunaan tanah dengan nilai parameter kualitas air memiliki hubungan yang berbanding lurus positif.

River water quality is influenced by some factors, which the one is land use. This study examines linkage between land use on river water quality in the the catchment area Ci Tanduy. The data of water quality such as Total Suspended Solid (TSS) and detergents derived from the measurement results Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ci Tanduy spread over tujuh locations. Land use information of each catchment area delineated from the land use maps and catchment area maps derived from SRTM. Through the comparison spatial method with overlay maps techniques and cross-table the conclusion that between the broad of types land use with water quality parameter value have the positive directly proportional relationship.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S1641
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hernawa Suryatmaja
"Sungai adalah salah satu bagian terpenting dalam mendukung kehidupan masyarakat baik secara ekonomi dan sosial. Berbagai pemanfaatan sungai sebagai bentuk pemanfaatan sumber daya alam telah dilakukan contohnya penambangan pasir illegal sebagai salah satu nilai ekonomi bagi masyarakat sekitar. Penambangan pasir secara illegal dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan yang cukup parah diantaranya kerusakan sungai akibat para penambang modern maupun manual.
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kondisi air lokasi penambangan pasir di Sungai Progo Desa Gulurejo, Kecamatan Lendah, Kabupaten Kulon Progo, menganalisis persepsi masyarakat terhadap penambangan pasir di Sungai Progo Desa Gulurejo, Kecamatan Lendah, Kabupaten Kulon Progo, dan mengusulkan pemanfaatan alternatif berkelanjutan dari kawasan bekas penambangan pasir illegal.
Metode yang digunakan dalam riset ini adalah metode kuantitatif dan kualitatif dengan menggunakan data sekunder, data primer persepsi masyarakat, wawancara dengan stakeholder. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif-kuantitatif dan analisis SWOT untuk menentukan kriteria pemilihan alternatif pemanfaatan lahan berkelanjutan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa kondisi air di sungai Progo, Desa Gulurejo berstatus buruk berdasarkan metode IKA-NSF akibat dari penambangan pasir ilegal dan persepsi masyarakat terkait penambangan pasir illegal dinilai menguntungkan secara ekonomi. Sedangkan, untuk pemanfaatan lahan pasca tambang pasir, masyarakat setuju untuk dimanfaatkan untuk menggantikan kegiatan penambangan pasir illegal.
Pemanfaatan alternatif yang berkelanjutan sebagai budidaya udang kurang tepat karena kondisi air sungai yang tidak bisa dimanfaatkan karena statusnya yang buruk sehingga dapat dialihkan menjadi pemanfaatan lahan lainnya yang disesuaikan dengan aspek lingkungan, ekonomi, dan sosial. Air sungai Progo di desa Gulurejo termasuk dalam kategori tingkat II sehingga pemanfaatannya dapat untuk mencuci atau mendukung aktivitas pemanfaatan lahan alternatif yang sesuai dengan aspek keberlanjutan.

The river is one of the most important parts in supporting people's lives both economically and socially. Various uses of the river as a form of utilization of natural resources have been carried out for example illegal mining of sand as one of the economic values for the surrounding community. Illegal sand mining can cause severe environmental damage including river damage due to modern and manual miners.
The purpose of this study is to analyze the water conditions of sand mining locations in the Progo River Gulurejo Village, Lendah District, Kulon Progo Regency, analyze people's perceptions of sand mining in Progo River Gulurejo Village, Lendah District, Kulon Progo Regency, and propose the use of sustainable alternatives from the former area illegal sand mining.
The method used in this research is quantitative and qualitative methods using secondary data, primary data on public perception, interviews with stakeholders. The analysis used is descriptive-quantitative analysis and SWOT analysis to determine alternative selection criteria for sustainable land use.
The results showed that the water conditions in the Progo river, Gulurejo Village were of poor status based on the IKA-NF method as a result of illegal sand mining and people's perceptions regarding illegal sand mining were considered to be economically beneficial. Meanwhile, for the use of land after mining sand, the community agreed to be used to replace illegal sand mining activities.
The use of sustainable alternatives as shrimp culture is not appropriate because of the condition of river water that cannot be utilized because of its poor status so that it can be transferred to other land uses that are adapted to environmental, economic, and social aspects. Progo river water in Gulurejo village is included in the level II category so that its use can be used for washing or supporting alternative land use activities that are relevant to the sustainability aspect.
"
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2020
T55386
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Satria Gundara
"Tebing sungai merupakan salah satu tempat yang rawan terjadi longsor, dimana salah satu penyebabnya adalah penggerusan tanah dinding sungai oleh aliran air sungai. Untuk mengatasi permasalahan tersebut pemerintah membangun struktur perkuatan tebing di beberapa titik pada Sungai Pesanggrahan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh pembuatan struktur perkuatan tebing sungai terhadap kestabilan dasar sungai serta pengaruhnya terhadap hidrolika aliran dan angkutan sedimen dasar pada segmen yang telah ditentukan yaitu dari titik 1 (hulu) di daerah Bintaro sampai dengan titik 3 (hilir) di daerah Kebayoran Lama. Karakteristik hidrolika aliran yang dianalisis sebagai variabel yang terdampak oleh pembangunan perkuatan tebing adalah geometri aliran, profil muka aliran, dan kekasaran penampang. Dari perubahan hidrolika aliran tersebut kemudian dicari besar tegangan geser yang terjadi pada setiap penampang sungai untuk mengetahui apakah tegangan geser melebihi nilai tegangan geser izin butiran yang memulai proses penggerusan dinding sungai. Profil muka aliran dimodelkan menggunakan perangkat lunak HEC-RAS untuk kondisi sebelum dan setelah dibangun perkuatan tebing. Hasil analisis kestabilan sungai pada Sungai Pesanggrahan menunjukkan perkuatan tebing sungai menyebabkan penggerusan dinding sungai di hilir perkuatan, dari hanya tidak terjadi penggerusan di kedua sisi dinding sungai menjadi terjadi penggerusan di kedua sisi kanan maupun kiri dinding sungai pada tengah, dari tidak terjadi penggerusan dinding menjadi terjadi penggerusan dinding sisi kanan dan kiri pada hilir.

River banks are one of the places that prone to landslides, where one of the causes is scouring of the river wall soil by the river flow. To overcome this problem, the government built river bank protection structures at several points on the Pesanggrahan River. The purpose of this research is to analyze the effect of river bank protection structure on the stability of the river bed and its effect on flow hydraulics including sediment transport in the predetermined segment: from point 1 (upstream) in the Bintaro area to point 3 (downstream) in the Kebayoran Lama area. The flow hydraulic characteristics analyzed as variables affected by river bank protection structures are flow geometry, river flow characteristics, and river wall roughness. From the changes in the flow hydraulics, the shear stress that occurs at each river section is sought to determine whether the shear stress exceeds the allowable shear stress of the grain which starts the river wall scouring. The flow profile is modeled using HEC-RAS software for the conditions before and after the river bank protection is built. The results of the river stability analysis of the Pesanggrahan River show that river bank protection causes scouring of the river wall downstream of the protection, from not scoured to scoured on both the right and left sides of the river wall in the middle, from not scoured the walls to scoured. right and left side walls on the downstream."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muslim Aminuddin
"Sungai Pesanggrahan dari karakteristik lebar sungainya merupakan sungai menengah. Kandungan kimia dan biologis air Sungai Pesanggrahan menunjukan bahwa Sungai Pesanggrahan sudah tercemar. Pencemaran air Sungai Pesanggrahan lebih besar ditemukan pada kawasan hilir, hal ini disebabkan menumpuknya senyawa-senyawa kimia yang bersumber dari limbah industri dan domestik. Daerah Aliran Sungai Pesanggrahan sebagian besar merupakan kawasan permukiman. Pembangunan kota di Daerah Aliran Sungai Pesanggrahan menjadi pengaruh besar terhadap penurunan kualitas air Sungai Pesanggrahan. Pembangunan tersebut paling besar terjadi pada periode 2004-2010. Lalu, pada periode 2010-2013 pembangunan lebih banyak pada perubahan struktur aliran Sungai Pesanggrahan, yaitu pada pelebaran dan pelurusan sungai. Kawasan pada Daerah Aliran Sungai Pesanggrahan banyak digunakan sebagai area industri ilegal, sehingga melanggar ketentuan tata ruang yang ada. Peran Pemerintah Kota Jakarta dalam menjaga kualitas air sungai yaitu pada fungsi pembangunan dan pengawasan bangunan-bangunan yang melanggal aturan. Hal ini merujuk pada pemberian izin dan terakhir pada penindakan terhadap pihak-pihak yang melanggar dan berperan dalam penurunan kualitas air Sungai Pesanggrahan.

The Pesanggrahan River from the characteristics its river width is an intermediate river. The chemical and biological content of Pesanggrahan River water shows that the Pesanggrahan River has been polluted. Water pollution in the Pesanggrahan River is greater in the downstream area, this is due to the accumulation of chemical compounds from industrial and domestic waste. Most of the Pesanggrahan Watershed are residential areas. City development in the Pesanggrahan Watershed has a major influence on the decline in the water quality of the Pesanggrahan River. The biggest development occurred in the period 2004-2010. Then, in the 2010-2013 period the development was more on the changes in the structure of the Pesanggrahan River flow, namely on river widening and straightening. The area in the Pesanggrahan Watershed is widely used as an illegal industrial area, thus violating existing spatial provisions. The role of the Jakarta City Government in maintaining river water quality is in the function of building and supervising buildings that violate the rules. This refers to the granting of permits and finally to prosecution of parties who violate and play a role in decreasing the quality of the Pesanggrahan River water."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2019
T53944
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>