Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 172533 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siagian, Natan Kevin Partogu
"ABSTRAK
Pendahuluan: Saat ini, Indonesia mengalami fenomena yang disebut WHO sebagai double burden status gizi (beban ganda). Beban ganda berarti Indonesia mengalami
permasalahan baik di sisi underweight dna obesitas. Dari data Global Nutrition Report 2015, 5,7% masyarakat Indonesia mengalami obesitas (mengacu pada kriteria WHO).
Menurut data tahun 2018 di klinik sumber data, 24% mahasiswa barunya mengalami kondisi obesitas. Untuk itu perlu ditemukan rekomendasi optimal sesuai kebiasaan
kesehatan untuk mengembalikan status gizi ke normal. Metode: Penelitian ini adalah analisis komparatif menggunakan desain potong lintang. Data populasi merupakan data sekunder pemeriksaan kesehatan awal bagi mahasiswa baru Universitas. Perilaku kesehatan ditentukan melalui sebuah kuesioner. Populasi dibagi menjadi populasi pria dan wanita. Kemudian, dua grup itu akan dibagi menjadi dua subgrup. Satu subgrup membandingkan perilaku kesehatan antara populasi dengan status gizi normal dan underweight. Subgrup kedua membandingkan perilaku kesehatan antara populasi dengan status gizi normal dan obesitas. Analisis akan dilakukansecara univariat dengan metode Pearsons Chi Square. Hasil kemudian dibandingkan dengan analisis multivariat menggunakan regresi multinomial. Hasil: Perilaku Kesehatan dengan hasil signifikan secara statistik sesuai urutan berat exponen B regresi adalah konsumsi karbohidrat, konsumsi buah dan aktivitas fisik. Ketiga variabel bebas ini signifikan di lebih dari satu subgrup. Khusus untuk subgrup pria underweight, konsumsi protein juga signifikan secara statistik. Kesimpulan: Korelasi signifikan ditemukan antara status gizi dengan variabel bebas konsumsi karbohidrat, buah dan aktivitas fisik. Rekomendasi penelitian bagi Universitas untuk penanggulangan malnutrisi adalah konsumsi karbohidrat tidak kurang dari 3 kali sehari dengan porsi secukupnya, konsumsi buah dengan kadar gula rendah, aktivitas fisik teratur dan khusus bagi mahasiswa

ABSTRACT
Introduction: Right now, Indonesia is facing a health problem called the double burden of malnutrition. Double burden means that right now Indonesias population is at risk for underweight and obesity. According to a 2018 survey done by a university clinic, 24% of the university fresh batch is clinically obese. To put that in perspective, the Global Nutrition Report mentions that in 2015, 5,7% of Indonesias population is obese much lower than the rate in the University. Because of that an optimal recommendation for lifestyle changes is needed. Method: This is a comparative anaylisis using cross-sectional research design. The data used is from a compulsary health examination for new students done in the students clinic of a University in Depok. Health-Related Habits is recorded through a questionaire. Population is grouped to 4 groups under weight male compared to normal male, obese male compared to normal male, under weight female compared to normal female and obese female compared to normal female. Statistical analysis will be done through univariate and multivariate analysis. Univariate analysis is done using Pearsons Chi Square and the Multivariate Analysis using multinomial regression analysis. Results will be compared between these two analysis. Result: Health-Related Habits with statistically significant results is consumption of carbohydrates, fruits and physical activity. The results listed in the last sentence is ordered from most important to less important in accordance to the exponent B. In the male-underweight sub-group, the consumption of animal protein also yield a significant result. Conclusion: Significant Correlation was found between nutritional status and consumption of carbohydrates, fruits and physical activity. From the results, we recommend for Universities to implement: Carbohydrate consumptions no less than 3 times a day with sufficient portion, selecting fruit with low sugar content, daily workout and for males with BMI <18 to consume animal protein no less than 3 times a day."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Cipako Sinamo
"Skripsi ini membahas hubungan antara indeks massa tubuh (IMT), persen lemak tubuh (PLT), asupan zat gizi makro (kalori, karbohidrat, lemak dan protein), asupan zat gizi mikro (thiamin, riboflavin, piridoksin, vit.C dan Fe), dan aktivitas fisik dengan VO2max. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional yang dilakukan pada 81 mahasiswa Reguler Gizi Kesehatan Masyarakat FKM UI angkatan 2010 dan 2011. VO2max diukur dengan menggunakan alat Fitmate Med Hasil uji korelasi menunjukkan hubungan negatif antara IMT (r= -0,231) dan persen lemak tubuh (r= -0,447) dengan VO2max pada responden keseluruhan. Terdapat hubungan positif antara asupan Fe (r=0,231), dan aktivitas fisik (r=0,338) dengan VO2max pada responden keseluruhan. Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan sampel yang lebih besar pada atlet dengan pengendalian yang lebih ketat terhadap faktor-faktor lain yang berpotensi menyebabkan bias dalam penelitian agar korelasi variabel indepenen dengan data VO2max dapat merepresentasikan kekuatan hubungan yang sebenarnya.

This thesis discusses the relationship between body mass index (BMI), body fat percent (BFP), the intake of macro nutrients (calories, carbohydrates, fats and proteins), the intake of micro nutrients (thiamin, riboflavin, pyridoxine, vit. C and Fe), and physical activity with VO2max. The study was a quantitative study with cross sectional design conducted in 81 undergraduate students of Public Health University of Indonesia majoring Nutrition in 2012. VO2max was measured by using Fitmate Med. The result of correlation test showed a negative relationship between BMI (r= -0,231) and percent body fat (r= -0,447) with VO2max in the overall respondents. Artifacts positive association between intake of Fe (r=0,231) and physical activity (r=0,338) with VO2max in the overall respondents. There were no significant relationship between other independent variables with VO2max. Further research is needed with larger samples in athletes with a more strict control of other factors that could potentially lead to bias in the study so that the data correlation with VO2max independen variables can represent the real strength of the relationship."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anggun Nurvika Putri
"ABSTRAK
Air mempunyai peranan penting untuk tubuh. Akan tetapi, dehidrasi menjadi salah satu masalah di Indonesia. Pada mahasiswa kesehatan diperkirakan mempunyai pengetahuan, sikap, dan perilaku terkait masalah kesehatan dibandingkan dengan mahsiswa non-kesehatan.
Tujuan: Untuk membandingkan pengetahuan, sikap, dan perilaku asupan cairan dan status hidrasi antara mahasiswa kesehatan dan non-kesehatan di Asrama Universitas Indonesia, Depok.
Metode: Penelitian potong lintang ini mempunyai responden yaitu mahasiswa yang tinggal di Asrama Universitas Indonesia usia 18-21 tahun. Kuesioner pengetahuan dan sikap (kuesioner FIHS) yang tervalidasi digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan dan sikap terkait asupan cairan dan status hidrasi, pengukuran perilaku asupan cairan menggunakan catatan minuman 7 hari, pengukuran status hidrasi menggunakan metode urine color (Ucol) dan Urine specific gravity (Usg), kuesioner aktivitas fisik internasional untuk mengetahui aktivitas fisik, dan sosio-ekonomi demografi menggununakan kuesioner terstruktur.
Hasil: Pada penelitian ini ditemukan pada kedua kelompok, antara mahasiswa kesehatan dan non-kesehatan mempunyai aktivitas fisik yang rendah, yaitu masing-masing 71.2% and 72,4%. Berdasarkan kuesioner FIHS mahasiswa kesehatan mempunyai nilai sikap yang lebih tinggi daripada mahasiswa non-kesehatan (p<0.001), sementara itu pada nilai pengetahuan tidak ada perbedaan antara mahasiswa kesehatan (7.37±1.37) dan non-kesehatan (7.28±1.25). Lebih dari 50% responden di kedua grup ditemukan dehidrasi bedasarkan pengukuran hidrasi status menggunakan Ucol dan Usg. Pada mahasiswa kesehatan dan non-keseehatan yang cukup minum signifikan lebih tinggi tingkat pengetahuan mengenai asupan minum dan status hidrasi daripada mahasiswa yang kurang minum.
Kesimpulan: Maka dari itu, dibutuhkan intervensi untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap sehingga perilaku dan status hidrasi dapat lebih baik berdasarkan jurusan responden.

ABSTRACT
Water has an important role in normal body function. However, dehydration becomes one of the health problems in Indonesia. It is assumed that health science students have greater knowledge, attitude, and practice related to health issues compared to non-health science students.
Objective: To compare the knowledge, attitude, practice of daily fluid intake and hydration status between health and non-health science students in Dormitory of Universitas Indonesia, Depok.
Method: The respondents were the undergraduate students who stayed in the dormitory of Universitas Indonesia aged 18-21 years. Validated questionnaire of knowledge and attitude (FIHS Questionnaire) were used to assess knowledge and attitude regarding fluid intake and hydration status, practice of daily fluid intake was used 7-day fluid record, hydration status measurement was used Urine color (Ucol) and Urine specific gravity (Usg) methods, short international physical activity questionnaire (Short-IPAQ) was used to assess physical activity, and socio-eco demographic characteristics were assessed using structured questionnaire.
Results: In this study found both in two groups, health science and non-health science had low physical activity, 71.2% and 72.4% respectively. Based on FIHS questionnaire, health science students had a higher score of an attitude than non-health science students (p<0.001), meanwhile for their knowledge there was no difference score both in health science students (7.37±1.37) and non-health science students (7.28±1.25). More than 50% of respondents both in the two groups were dehydrated based on hydration measurement used Ucol and Usg. Among health science and non-health science students who had enough drinking significantly higher in knowledge regarding fluid intake and hydration status than the students with less drinking.
Conclusion: Therefore, it was needed to conduct the intervention for increasing knowledge and attitude to make better practice and hydration status based on respondent majority.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nura Suciati Fauzia
"ABSTRAK
Konsep literasi gizi telah diuraikan dalam literasi kesehatan. Literasi gizi berarti menjadi suatu fungsi untuk mendapatkan, memproses, memahami informasi gizi dan keterampilan yang diperlukan untuk membuat gizi yang tepat. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara literasi gizi dengan status gizi siswa kesehatan Yayasan Annisa Jaya Bogor. Penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif dengan desain cross sectional. Teknik pengambilan sampel dengan total sampling dengan jumlah 120 mahasiswa. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan pengukuran antropometri untuk mengetahui status gizi berdasarkan IMT dan pengisian kuesioner yang diadopsi dari Nutritional Literacy Scale (NLS). Pengolahan dan analisis data menggunakan model chi square dan regresi logistik faktor risiko. Hasil penelitian menyebutkan rendahnya tingkat literasi gizi pada mahasiswa kesehatan Yayasan Annisa Jaya Bogor sebesar 59%. Sedangkan untuk status gizi mahasiswa, status gizi kurus sebanyak 44,5%, gemuk 25,7%, dan normal 29,8%. Hasil uji chi square menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara literasi gizi dengan status gizi mahasiswa (p = 0,019), sementara tidak terdapat hubungan antara umur, jenis kelamin, tempat tinggal, tingkat semester, dan program studi dengan status gizi (p = ≥0,05). Mengubah pola makan menjadi gizi seimbang dan meningkatkan literasi gizi sangat penting sebagai upaya untuk mempertahankan status gizi yang baik.

ABSTRACT
The concept of nutritional literacy has been described in health literacy. Nutrition literacy means being a function to acquire, process, understand the nutritional information and skills necessary to make proper nutrition. The purpose of this research was to know the correlation between nutritional literacy and nutritional status of health students of Annisa Jaya Foundation Bogor. This research is done by quantitative method with cross sectional design. Sampling technique with total sampling with total 120 students. The data collection was done by measuring anthropometry to determine the nutritional status based on IMT and filling the questionnaire adopted from Nutritional Literacy Scale (NLS). Processing and data analysis using chi square model and logistic regression of risk factor. The result of this research mention the low level of nutrition literacy in health student of Annisa Jaya Foundation Bogor 59%. As for the nutritional status of students, nutritional status of 44.5%, 25.7%, and 29.8% normal. The result of chi square test showed that there was a significant correlation between nutritional literacy and student's nutritional status (p = 0,019), while there was no correlation between age, sex, residence, semester level, and study program with nutritional status (p = ≥0, 05). Changing diets into balanced nutrition and increasing nutritional literacy is very important as an effort to maintain good nutritional status."
Depok: Universitas Indonesia, 2018
T50197
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Ulfah
"Skripsi ini membahas kebiasaan konsumsi serat makanan mahasiswa penghuni asrama Universitas Indonesia tahun 2011 dan hubungannya dengan karakteristik individu yang meliputi jenis kelamin, pengetahuan mengenai serat makanan, preferensi/kesukaan terhadap makanan, kebiasaan makan sayur dan buah, dan pengaruh teman sebayanya. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode penelitian deskriptif dan desain studi cross-sectional. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner dan formulir Food Frequency Questionnaire (FFQ) yang dibagikan kepada 145 mahasiswa penghuni asrama Universitas Indonesia pada bulan April 2011.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan mengenai serat makanan dan preferensi/kesukaan terhadap makanan dengan kebiasaan konsumsi serat makanan pada mahasiswa penghuni asrama Universitas Indonesia. Hasil penelitian menyarankan bahwa perlu diadakannya media KIE mengenai pentingnya konsumsi serat makanan serta disediakannya makanan sumber serat yang lebih bervariasi di kantin asrama.
This thesis discusses the habits of consumption of dietary fiber in boarder student, University of Indonesia 2011 and its relationship with the individual characteristics including gender, knowledge of dietary fiber, preference for food, eating vegetables and fruit, and the influence of peers. This study is a quantitative study with descriptive research methods and cross-sectional design study. The data was collected using questionnaires and form the Food Frequency Questionnaire (FFQ) which was distributed to 145 student boarders, University of Indonesia in April 2011.
The results showed that there was a relationship between knowledge about dietary fiber and preference for food with the habits of consumption of dietary fiber in boarder student at the University of Indonesia?s dormitory. The results suggest that the necessary holding of CIE media about the importance of dietary fiber consumption and the availability of food sources of fiber are more varied in the dorm cafeteria.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
R. Leila Mutia
"ABSTRAK
Menarche adalah haid pertama yang merupakan ciri khas kedewasaan seorang wanita, dimana fungsi sistem reproduksi dalam keadaan sehat dan tidak hamil. Umur menarche cenderung menurun jika tidak disertai dengan pemenuhan gizi yang sesuai kebutuhan dan dapat mempengaruhi perkembangan fungsi organ tubuh sehingga menyebabkan terganggunya fungsi reproduksi yang berdampak pada gangguan haid.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara status gizi dengan status menarche dengan disain cross sectional yang dianalisis menggunakan uji chi-square dan t-test. Sampel penelitian sebanyak 113 responden yang dilakukan di SDN Pancoran Mas 2 Depok pada Maret 2011.
Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 87% responden belum menarche dan 23% responden sudah menarche. Rata-rata usia menarche adalah 133.69 ± 7.002 bulan. Dengan usia termuda 121 bulan dan usia tertua 145 bulan. Analisis bivariat menunjukkan hubungan signifikan antara status gizi dengan status menarche dengan nilai p=0.007. Terdapat juga hubungan yang signifikan antara usia menarche ibu dengan status menarche responden dengan nilai p=0.001. Perlu diadakan penyuluhan dan program komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) di sekolah tentang kesehatan reproduksi terutama menarche dan gizi pada remaja, khususnya melibatkan ibu dalam kegiatan ini.

ABSTRACT
Menarche is the first menstruation which is a sign of maturity of a woman, in which the function of reproductive system in good health and did not pregnant. Age of menarche tends to decrease if have not accompanied by adequate intake of nutrients which could caused reproductive dysfunction and menstrual disorders.
The purpose of this study is to identify the relationship between nutritional status and the status of menarche with cross-sectional design and statistical analysis used was chi-square and t-test. The study have been done with 113 respondents conducted in SDN Pancoran Mas Depok 2 in March 2011.
Results showed 87% of respondents have not menarche and 23% of respondents have menarche. The average age of menarche was 133.69 ± 7.002 months. The youngest age was 121 months and the oldest age was 145 months. Bivariate analysis showed a significant relationship between nutritional status with the status of menarche and p=0.007, there was also significant relationship between mother?s age of menarche with status of menarche and p=0,001. Need to establish a counseling and communitation, information and education (CIE) programs at school about reproductive health particularly menarche and nutritions in adolescents, especially those involving mothers in these activity.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Raudatul Jannah
"Ketahanan keluarga menjadi salah satu faktor tidak langsung permasalahan gizi balita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan ketahanan keluarga dengan status gizi pada balita usia 2–5 tahun di Kota Depok. Penelitian ini menggunakan metode cross-sectional dengan pengambilan sampel sebanyak 121 keluarga dengan balita usia 2-5 tahun di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Sawangan menggunakan instrumen Walsh Family Resilience Questionnaire (WFRQ) dan Standar Antropometri Kementerian Kesehatan RI. Data dianalisis menggunakan Uji Spearman Correlation dengan hasil terdapat hubungan yang bermakna searah dengan kekuatan yang sangat lemah antara ketahanan keluarga dengan status gizi pada balita usia 2-5 tahun (p value = 0,025) dan (r = 0,204). Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat ketahanan keluarga maka semakin baik juga status gizi balita. Hal ini menjadi penting untuk meningkatkan ketahanan keluarga guna meningkatkan status gizi balita.

Family resilience is an indirect factor in children under five nutrition problems. This study aims to determine the relationship between family resilience and nutritional status in children aged 2–5 years in Depok City. This study used a cross-sectional method with a sample of 121 families with children aged 2-5 years at the Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Sawangan using the Walsh Family Resilience Questionnaire (WFRQ) instrument and the Anthropometric Standards Kemenkes RI. Data were analyzed using the Spearman Correlation Test with the result that there was a significant unidirectional relationship with very weak strength between family resilience and nutritional status in toddlers aged 2-5 years (p-value = 0.025) and (r = 0.204). This shows that the higher the level of family resilience, the better the nutritional status of children under five. This is important to increase family resilience to improve the nutritional status of children aged 2-5 years."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dara Puspita Dewi
"Covid-19 telah mewabah ke hampir seluruh negara di dunia selama lebih dari satu tahun. Case Fatality Rate (CFR) dan Recovery Rate (RR) penyakit digunakan untuk menilai tingkat keparahan, risiko pada populasi dan mengevaluasi mutu fasilitas pelayanan kesehatan. Status gizi dapat memperburuk prognosis penyakit, ketahanan hidup, dan memperpanjang lama rawat inap. Obesitas menyebabkan morbiditas yang lebih tinggi saat perawatan di rumah sakit seperti kegagalan sistem pernafasan, pemindahan tempat rawat ke ICU dan meningkatkan tingkat kematian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesintasan pasien dewasa yang dirawat di rumah sakit berdasarkan status gizi. Penelitian menggunakan desain studi kohort retrospektif menggunakan data rekam medis pasien rawat inap terkonfirmasi Covid-19 tahun 2021 di RS Universitas Indonesia dan dianalisis menggunakan Cox Proportional Hazard Model. Hasil menunjukkan perbedaan probabilitas kesintasan antara pasien dewasa terkonfirmasi Covid-19 yang dirawat di RS Universitas Indonesia dengan status gizi normoweight, underweight dan obesitas (15,41% vs 71,11% vs 7,43%). Pasien dengan underweight meningkatkan risiko kematian sebesar 1,19 kali dibandingkan pasien dengan normoweight (95% CI 0,471-3,049) setelah dikontrol dengan usia, tingkat keparahan, dan ARDS. Sedangkan pasien dengan overweight/obesitas meningkatkan risiko kematian sebesar 1,03 kali dibandingkan pasien dengan normoweight (95% CI 0,714-1,487).

Covid-19 has plagued almost all countries in the world for more than a year. Case Fatality Rate (CFR) and Recovery Rate (RR) of disease are used to assess the severity, risk to the population, and evaluate the quality of health care facilities. Nutritional status can worsen disease prognosis, survival, and prolong hospitalization. Obesity causes higher morbidity during hospitalization such as respiratory system failure, and increased mortality rates. This study aims to determine the survival of adult patients who are hospitalized based on nutritional status. The study used a retrospective cohort study design using medical record data of confirmed Covid-19 inpatients in 2021 at the University of Indonesia Hospital and analyzed using the Cox Proportional Hazard Model. The results showed a difference in the probability of survival between adult patients with confirmed Covid-19 who were admitted with normoweight, underweight and obese nutritional status (15.41% vs 71.11% vs 7.43%). Underweight patients increased the risk of death by 1.19 times compared to normoweight patients (95% CI 0.471-3.049) after controlling for age, severity, and ARDS. Meanwhile, overweight/obese patients increased the risk of death by 1.03 times compared to normoweight patients (95% CI 0.714-1.487)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ichsan Fauzi Triyoga
"Status gizi telah terbukti berpengaruh pada sistem hormonal tubuh, sehingga dapat pula menjadi faktor penting untuk berkembangnya gangguan menstruasi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui jenis-jenis gangguan menstruasi yang terjadi pada mahasiswi kedokteran Universitas Indonesia dan apakah status gizi berperan di dalamnya. Hasil penelitian dikumpulkan dari kuesioner yang disebarkan melalui media sosial pada April 2020. Penelitian ini diikuti oleh 188 mahasiswa, mulai dari mahasiswa tahun pertama hingga tahun kelima Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Data dianalisis menggunakan perangkat lunak IBM SPSS Statistics dan menggunakan berbagai uji statistik. Indeks massa tubuh menunjukkan hubungan yang bermakna dengan gangguan frekuensi menstruasi (P <0,05). Lingkar pinggang terbukti tidak berpengaruh terhadap gangguan frekuensi menstruasi, dismenore, gangguan lama menstruasi, dan gangguan kehilangan perdarahan menstruasi (P> 0,05 untuk semua nilai). Status gizi abnormal berdasarkan IMT nampaknya relatif banyak terjadi pada mahasiswi kedokteran Universitas Indonesia dan gangguan menstruasi yang ditemukan sangat banyak adalah gangguan kehilangan darah menstruasi dan dismenore. Status gizi yang dijadikan indikator IMT ternyata berhubungan dengan gangguan frekuensi menstruasi.

Nutritional status has been proven to have an effect on the hormonal system of the body, thus it may also be an important factor to the development of menstrual disorders. This study was conducted to know the kinds of menstrual disorders that occur in female medical students of Universitas Indonesia and whether nutritional status plays a role in them. The results were collected from a questionnaire distributed through social media in April 2020. 188 students participated in the study, ranging from the first until the fifth year students of Faculty of Medicine, Universitas Indonesia. The data were analyzed using IBM SPSS Statistics software and using various statistical tests. Body mass index showed one significant relation with menstrual frequency disorder (P < 0.05). Waist circumference was proven to not have any effects towards menstrual frequency disorders, dysmenorrhea, menstrual duration disorders, and menstrual bleeding loss disturbance (P > 0.05 for all values). Abnormal nutritional status using BMI seems to be relatively prevalent among female medical students of Universitas Indonesia and menstrual disorders that were found to be highly prevalent were menstrual blood loss disturbance and dysmenorrhea, 68,4% and 67.1% respectively."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Rafni Rahmadhani
"ABSTRAK
Permasalahan gizi berupa gizi lebih maupun gizi kurang dapat berpengaruh pada derajat kesehatan dan produktivitas kerja terutama pada kalangan mahasiswa. Mahasiswa Program Studi Gizi yang merupakan calon tenaga kesehatan tentunya memiliki peran yang cukup besar dalam mengatasi permasalahan gizi di Indonesia dan diharapkan dapat menerapkan perilaku gizi seimbang dalam kehidupan sehari ndash; hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dan hubungan antara pengetahuan gizi seimbang, perilaku gizi seimbang, serta faktor lainnya terhadap status gizi pada Mahasiswa Program Studi Gizi FKM UI. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan jumlah sampel 118 mahasiswa. Data dikumpulkan melalui pengukuran tinggi dan berat badan, wawancara 24-h food recall, dan pengisian kuesioner mandiri. Hasil penelitian menunjukkan proporsi status gizi lebih pada responden sebesar 34,7 dan hanya 5,1 responden yang menerapkan perilaku gizi seimbang. Terdapat hubungan antara persepsi citra tubuh p-value : 0,002 dan pemantauan berat badan secara rutin p-value : 0,030 dengan status gizi, serta variabel persepsi citra tubuh sebagai faktor dominan terhadap status gizi mahasiswa.

ABSTRACT
Overnutrition or undernutrition in the terms of nutritional issues can affect one rsquo s state of health and work productivity, more particularly among college students. Students majoring in Nutrition studies who are bound to be the prospective candidates of health workers certainly have such a crucial role in the help of overcoming nutritional problems in Indonesia. Furthermore, they are also expected to apply a balanced nutrition behavior on a daily basis. This study aims to critically examine and identify the relationship of the knowledge and the behavior of balanced nutrition and other factors toward the nutritional status of the students in Nutrition Studies FKM UI. This study applied a cross sectional research design on 118 students as sample. Data were collected by measuring their height and weight, conducting the 24 h food recall interviews, and distributing self administered questionnaires. The results indicated that 34,7 of the students turned out to be overnutritioned and there are only 5,1 of the total respondents who actually implemented the balanced nutrition behavior. Moreover, there is also a correlation between perception of body image p value 0,002 and the weight monitoring routine p value 0,030 with the nutritional status, and perception of body image variable shown as a dominant factor to student rsquo s nutritional status. "
2017
S68847
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>