Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 70707 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anita Mayasari
"Anoa merupakan satwa endemik Sulawesi yang terancam punah karena perburuan liar dan kehilangan habitat. Informasi terkait manajemen reproduksi anoa masih terbatas, sehingga upaya konservasi menjadi terhambat. Penelitian terkait manajemen reproduksi perlu dilakukan untuk mengoptimalkan pengembangbiakan anoa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor pendukung keberhasilan kebuntingan anoa (Bubalus depressicornis C.H. Smith, 1827) melalui kawin alami serta mendeteksi kebuntingan anoa (Bubalus depressicornis C.H. Smith, 1827) melalui perubahan perilaku dan morfologi, pengukuran profil biokimia urine, dan gambaran ultrasonografi transabdominal. Penelitian dilakukan di Anoa Breeding Centre Manado (ABC), Sulawesi Utara. Pengambilan data penelitian dilakukan pada Juli–Oktober 2017 untuk mengetahui siklus estrus, waktu optimal kawin, dan perilaku kawin anoa, pada Maret–Mei 2019 untuk melakukan verifikasi keberhasilan perkawinan alami anoa selama periode April 2016– Mei 2019, dan Januari–Mei 2019 untuk pengukuran profil biokimia urine. Penelitian menggunakan 2 ekor anoa jantan dan 4 ekor anoa. Faktor pendukung kebuntingan dianalisis menggunakan analisis jalur dengan bantuan perangkat lunak SmartPLS dan analisis diskriminan. Data perubahan perilaku dan morfologi dianalisis menggunakan Principal Component Analysis (PCA). Data profil biokimia urine dianalisis menggunakan uji T. Data USG transabdominal dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat variasi panjang dan lama estrus di antara individu anoa. Panjang siklus estrus anoa berkisar antara 14–24 hari dengan lama estrus 2–4 hari. Berdasarkan hasil SmartPLS diketahui bahwa faktor eksternal (manajemen dan iklim) dan faktor internal (individu jantan dan individu betina) tidak menunjukkan adanya pengaruh nyata terhadap kebuntingan. Berdasarkan analisis Principal Component Analysis (PCA) diketahui bahwa karakteristik utama perubahan perilaku dan morfologi yang menjadi penanda kebuntingan yaitu puting membengkak, ambing susu membengkak, rambut mengilap, bentuk abdomen membesar dan turun, dan frekuensi makan yang meningkat. Peningkatan nilai kadar glukosa dan total protein di dalam urine anoa yang sedang bunting terjadi secara nyata yang nyata USG transabdominal tidak mampu menunjukkan kenampakan vesikel embrionik sebagai tanda awal kebuntingan. USG transabdominal menunjukkan dengan jelas gambaran organ tubuh janin yaitu tulang dada, tulang belakang, kepala, jantung, dan paru-paru pada usia kebuntingan bulan ke-6 atau hari ke-191.

Anoa is Sulawesi's endemic animal that is endangered due to poaching and habitat loss. Information regarding the management of anoa reproduction is still limited, so conservation efforts are hampered. Research related to reproductive management needs to be done to optimize the breeding of anoa. This study aims to determine the factors supporting the success of anoa pregnancy (Bubalus depressicornis CH Smith, 1827) through natural mating and detecting anoa pregnancy (Bubalus depressicornis CH Smith, 1827) through behavioral and morphological changes, measurement of urine biochemical profile, and transabdominal ultrasonography. The study was conducted at Anoa Breeding Center in Manado (ABC), North Sulawesi. The research data was collected in July- October 2017 to find out the estrous cycle, optimal mating time, and mating behavior, in March-May 2019 to verify the success of anoa natural mating during the April 2016-May 2019 period, and January -May 2019 for urine biochemical profile measurement. The study used 2 male Anoa and 4 Anoa. Pregnancy supporting factors were analyzed using path analysis with the help of SmartPLS software and discriminant analysis. Behavior and morphological change data were analyzed using Principal Component Analysis (PCA). The urine biochemical profile data were analyzed using the T-test. Transabdominal ultrasound data was analyzed descriptively. The results showed that there were variations in the length and duration of estrus among individual anoa. The length of estrous anoa cycles ranges from 14-24 days with estrous length of 2-4 days. Based on the results of SmartPLS, it is known that external factors (management and climate) and internal factors (male and female individuals) do not show any real influence on pregnancy. Based on Principal Component Analysis (PCA) analysis, it is known that the main characteristics of behavioral and morphological changes are that pregnancy becomes swollen nipples, swollen udders, shiny hair, enlarged and lowered abdominal shape, and increased frequency of eating. An increase in the value of glucose levels and total protein in the urine of a pregnant anoa occurs significantly that transabdominal ultrasound is not able to show the appearance of embryonic vesicles as an early sign of pregnancy. Transabdominal ultrasound clearly shows a picture of fetal organs, namely the breastbone, spine, head, heart, and lungs at the age of pregnancy in the 6th month or 191st day."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
T54777
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Mayasari
"Anoa merupakan satwa endemik Sulawesi yang terancam punah karena perburuan liar dan kehilangan habitat. Informasi terkait manajemen reproduksi anoa masih terbatas, sehingga upaya konservasi menjadi terhambat. Penelitian terkait manajemen reproduksi perlu dilakukan untuk mengoptimalkan pengembangbiakan anoa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor pendukung keberhasilan kebuntingan anoa (Bubalus depressicornis C.H. Smith, 1827) melalui kawin alami serta mendeteksi kebuntingan anoa (Bubalus depressicornis C.H. Smith, 1827) melalui perubahan perilaku dan morfologi, pengukuran profil biokimia urine, dan gambaran ultrasonografi transabdominal. Penelitian dilakukan di Anoa Breeding Centre Manado (ABC), Sulawesi Utara. Pengambilan data penelitian dilakukan pada Juli–Oktober 2017 untuk mengetahui siklus estrus, waktu optimal kawin, dan perilaku kawin anoa, pada Maret–Mei 2019 untuk melakukan verifikasi keberhasilan perkawinan alami anoa selama periode April 2016–Mei 2019, dan Januari–Mei 2019 untuk pengukuran profil biokimia urine. Penelitian menggunakan 2 ekor anoa jantan dan 4 ekor anoa. Faktor pendukung kebuntingan dianalisis menggunakan analisis jalur dengan bantuan perangkat lunak SmartPLS dan analisis diskriminan. Data perubahan perilaku dan morfologi dianalisis menggunakan Principal Component Analysis (PCA). Data profil biokimia urine dianalisis menggunakan uji T. Data USG transabdominal dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat variasi panjang dan lama estrus di antara individu anoa. Panjang siklus estrus anoa berkisar antara 14–24 hari dengan lama estrus 2–4 hari. Berdasarkan hasil SmartPLS diketahui bahwa faktor eksternal (manajemen dan iklim) dan faktor internal (individu jantan dan individu betina) tidak menunjukkan adanya pengaruh nyata terhadap kebuntingan. Berdasarkan analisis Principal Component Analysis (PCA) diketahui bahwa karakteristik utama perubahan perilaku dan morfologi yang menjadi penanda kebuntingan yaitu puting membengkak, ambing susu membengkak, rambut mengilap, bentuk abdomen membesar dan turun, dan frekuensi makan yang meningkat. Peningkatan nilai kadar glukosa dan total protein di dalam urine anoa yang sedang bunting terjadi secara nyata yang nyata USG transabdominal tidak mampu menunjukkan kenampakan vesikel embrionik sebagai tanda awal kebuntingan. USG transabdominal menunjukkan dengan jelas gambaran organ tubuh janin yaitu tulang dada, tulang belakang, kepala, jantung, dan paru-paru pada usia kebuntingan bulan ke-6 atau hari ke-191.

Anoa is Sulawesi's endemic animal that is endangered due to poaching and habitat loss. Information regarding the management of anoa reproduction is still limited, so conservation efforts are hampered. Research related to reproductive management needs to be done to optimize the breeding of anoa. This study aims to determine the factors supporting the success of anoa pregnancy (Bubalus depressicornis CH Smith, 1827) through natural mating and detecting anoa pregnancy (Bubalus depressicornis CH Smith, 1827) through behavioral and morphological changes, measurement of urine biochemical profile, and transabdominal ultrasonography. The study was conducted at Anoa Breeding Center in Manado (ABC), North Sulawesi. The research data was collected in July-October 2017 to find out the estrous cycle, optimal mating time, and mating behavior, in March-May 2019 to verify the success of anoa natural mating during the April 2016-May 2019 period, and January -May 2019 for urine biochemical profile measurement. The study used 2 male Anoa and 4 Anoa. Pregnancy supporting factors were analyzed using path analysis with the help of SmartPLS software and discriminant analysis. Behavior and morphological change data were analyzed using Principal Component Analysis (PCA). The urine biochemical profile data were analyzed using the T-test. Transabdominal ultrasound data was analyzed descriptively. The results showed that there were variations in the length and duration of estrus among individual anoa. The length of estrous anoa cycles ranges from 14-24 days with estrous length of 2-4 days. Based on the results of SmartPLS, it is known that external factors (management and climate) and internal factors (male and female individuals) do not show any real influence on pregnancy. Based on Principal Component Analysis (PCA) analysis, it is known that the main characteristics of behavioral and morphological changes are that pregnancy becomes swollen nipples, swollen udders, shiny hair, enlarged and lowered abdominal shape, and increased frequency of eating. An increase in the value of glucose levels and total protein in the urine of a pregnant anoa occurs significantly that transabdominal ultrasound is not able to show the appearance of embryonic vesicles as an early sign of pregnancy. Transabdominal ultrasound clearly shows a picture of fetal organs, namely the breastbone, spine, head, heart, and lungs at the age of pregnancy in the 6th month or 191st day."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Irfan Afifudin
"Anoa dataran rendah kini berstatus terancam punah sehingga perlu dikonservasi secara ex-situ seperti di Taman Margasatwa Ragunan (TMR). Ditemukannya kasus perkawinan sedarah anoa di TMR mendorong mereka untuk terlibat dalam program collaborative captive breeding antarhabitat ex-situ di bawah pedoman Global Species Management Plan (GSMP) untuk meningkatkan keragaman genetik anoa. Penelitian ini bertujuan menganalisis perilaku sosial dan reproduksi anoa jantan di TMR untuk mengevaluasi kesiapannya sebelum dipasangkan dengan anoa betina hasil pertukaran. Pengamatan terhadap satu ekor anoa jantan dewasa dilakukan selama 2 bulan (Januari—Maret 2024) dengan metode scan sampling dan ad libitum, mencakup 60 sampling point dari 38 hari pengamatan. Hasil menunjukkan variasi aktivitas harian dan kecenderungan berinteraksi secara sosial dan reproduktif oleh anoa jantan, ditandai dengan perilaku approaching, vocalization, dan sniffing (termasuk flehmen) meski terhalang pagar pemisah dengan anoa betina di kandang sebelahnya. Anoa jantan secara keseluruhan menunjukkan ketertarikan dan pendekatan aktif untuk berinteraksi sosial dan reproduksi, sehingga dapat mendukung potensi keberhasilan program breeding.

The lowland anoa is an endangered species which requires ex-situ conservation efforts like those at Taman Margasatwa Ragunan (TMR). Inbreeding cases discovered at TMR prompted their participation in a collaborative captive breeding program guided by the Global Species Management Plan (GSMP) aimed at increasing the genetic diversity of anoa. This study focused on observing the social and reproductive behavior of a male anoa at TMR as part of evaluating his readiness to be paired with an exchange-bred female anoa. The observation of one adult male anoa was conducted for two months (January—March 2024) using scan sampling and ad libitum method, covering 60 sampling points from 38 observation days. The results revealed that male anoa engaged in various daily activities and exhibited a propensity for social and reproductive behaviors, such as approaching, vocalization, and sniffing (including flehmen), despite being separated by fences from a female anoa in the adjacent enclosure. The overall observations suggest that male anoa displayed interest and actively sought social and reproductive interactions, supporting the potential success of the breeding program."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vega Pranadewi
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian pada kelompok anoa (Anoa Smith 1827) di Kebun Binatang Ragunan (KBR) Jakarta yang bertujuan untuk menelaah ulang penamaan terhadap anoa yang berada di KBR, dengan melihat kariotipe dan hasil G-banding kromosomnya. Penelitian dilakukan mengingat kemungkinan terjadinya kesalahan dalam penempatan kandang pada anoa di KBR serta kemungkinan terdapatnya hibrid dari persilangan yang terjadi. Penelitian bersifat deskriptif dengan menggunakan data studi kromosom. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa masih terdapat kekeliruan dalam penempatan kandang dan penamaan pada anoa di KBR yang mengakibatkan terjadinya kelahiran anoa betina hibrid. Kesalahan dalam penempatan kandang dan penamaan yang terjadi tidak terlepas dari masih kacaunya penamaan anoa dewasa ini."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1998
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Septianto Aldiansyah
"Keberadaan Taman Nasional Gandang Dewata menunjukkan kemauan, komitmen dan ambisi untuk memperluas kawasan lindung bagi spesies penting. Anoa (Bubalus quarlesi) berstatus Endangered Species (EN) dan juga masuk dalam Appendix I CITES yang berarti spesies ini terancam punah dan dilarang dalam segala bentuk perdagangan internasional. Tindakan konservasi bagi spesies ini di pulau Sulawesi memerlukan pendekatan ekologi dan geospasial. Pendekatan yang tepat diharapkan dapat meminimalisir tekanan terhadap populasi dan menghubungkan kawasan konservasi yang mungkin saja menjadi rumah bagi populasi anoa terbesar di dunia. Penelitian ini bertujuan memodelkan prediksi habitat secara spasial dan memprediksi kondisi habitat anoa tahun 2018 dan 2021 serta melihat potensi konservasi melalui pendekatan lansekap. Metode yang digunakan dalam membangun model adalah Maximum Entropy dengan memanfaatkan parameter lingkungan dan data kehadiran anoa. Parameter lingkungan yang digunakan adalah jarak dari jalan, jarak dari permukiman, jarak dari sungai, penggunaan lahan dan tutupan lahan, kemiringan lereng, wilayah ketinggian, dan kerapatan vegetasi. Sedangkan data kehadiran yang digunakan adalah jejak aktivitas anoa. Hasil menunjukkan bahwa jejak aktivitas yang ditemukan adalah sarang, kotoran (feses), jejak kaki, tempat istirahat dan tempat tidur. Anoa pegunungan di Taman Nasional Gandang Dewata dapat ditemui pada wilayah yang jauh dari sumber aktivitas manusia seperti jalan dan permukiman, dekat dengan sungai, terdapat pada tutupan lahan berupa tutupan vegetasi dengan kemiringan lereng landai hingga curam dan dapat ditemukan pada hutan pegunungan bawah hingga hutan pegunungan atas. Dalam waktu 3 tahun, terjadi pengurangan habitat anoa seluas 3.203 ha. Terkait aspek geospasial, korelasi terbesar bersumber dari aktivitas manusia (jarak dari jalan dan jarak dari permukiman). Pendekatan lansekap menemukan kemungkinan migrasi melalui koridor dari Taman Nasional Gandang Dewata menuju Taman Nasional Lore Lindu dengan memanfaatkan struktur topografi dan hutan lindung disekitarnya.

The existence of Gandang Dewata National Park shows the willingness, commitment and ambition to expand the protected area for important species. Anoa (Bubalus quarlesi) has Endangered Species (EN) status and is also included in Appendix I CITES which means this species is threatened with extinction and prohibited in all forms of international trade. Conservation action for this species on the island of Sulawesi requires an ecological and geospatial approach. The right approach is expected to minimize population pressure and link conservation areas that may be home to the world's largest anoa population. This study aims to model habitat predictions spatially and predict the condition of anoa habitat in 2018 and 2021 as well as see the potential for conservation through a landscape approach. The method used in building the model is Maximum Entropy by utilizing environmental parameters and anoa presence data. The environmental parameters used are distance from roads, distance from settlements, distance from rivers, land use land cover, slope, elevation, and vegetation density. While the presence data used is traces of anoa activity. The results showed that the traces of activity found were nests, feces, footprints, resting areas and beds area. Mountain anoa in Gandang Dewata National Park can be found in areas far from sources of human activity such as roads and settlements, close to rivers, found in land cover in the form of vegetation cover with gentle to steep slopes and can be found in lower mountain forest to upper mountain forest. Within 3 years, anoa habitat has been reduced to an area of 3.203 ha. Regarding the geospatial aspect, the largest correlation comes from human activities (distance from roads and distance from settlements). The landscape approach finds the possibility of migration through the corridor from Gandang Dewata National Park to Lore Lindu National Park by utilizing the topographical structure and the surrounding protected forest."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yustrida Maisa
"Telah dilakukan studi habitat konservasi ex-situ berupa penangkaran rusa timor di Universitas Indonesia (UI). Tujuan dari studi ini adalah untuk meneliti habitat rusa timor di UI berupa aspek fisik dan biologi rusa berdasarkan PP. No 7 Tahun 1999 dan PP No. 8 Tahun 1999. Metode yang digunakan adalah metode observasi, kuesioner dan membandingkannya dengan kawasan penangkaran Ranca Upas, Ciwidey. Hasil yang didapatkan adalah kondisi kawasan penangkaran rusa timor di UI belum memenuhi standar kawasan penangkaran. Jumlah populasi seharusnya 1 ha hanya untuk 10 ekor saat ini hidup 36 ekor. Rasio jantan : betina 1:4 di UI terdapat 11:16. Standar kesehatan kawasan belum memadai, tidak aman, tidak nyaman, serta tidak ada tenaga ahli dalam administrasi dan kesehatan. Universitas Indonesia harus memperbaiki fisik habitat dan sistem administrasi pengelolaan dan perlu menunjuk ahli pada bidang konservasi dan kesehatan. Pelaksanaan konservasi ex-situ berupa penangkaran harus memperhatikan ekosistem berupa daya dukung lingkungan, kontrol populasi, asupan makanan, naungan dan tempat kawin.

Habitat study has been conducted at ex-situ conservation (captive breeding) of timor deer (Cervus timorensis) in Campus Universitas Indonesia (UI). The purpose of this study is to investigate whether timor deer habitat in UI based on physical and biological aspects of standardized deer habitat in captive breeding according to government rules PP. No 7 /1999 and PP No. 8 /1999. The methods used are habitat observation, and questionnaire, then the result is compared to the other timor deer captive breeding area, Ranca Upas, Ciwidey. Based on observations of deer habitat in UI, the physical conditions and maintenance are not qualified as a captive breeding area. The home range area for 1 ha is only for 10 heads, but at UI there are 36 heads; the sex ratio male:female 1:4 but in the UI field 11:16. The UI field is unsafe and uncomfortable, and the animal health standard is low and it has no expert hired for administrative and medical care. Universitas Indonesia should improve the habitat, need experts for administrative work such as labeling, certification, and listing on the book of pedigree (studbook) and tagging, and for genetic diversity preservation. The implementation of the ex-situ conservation must consider the ecosystem, carrying capacity, population control, food supply, shelter, and breeding."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
T31333
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Denny Irawan
"Penelitian ini melakukan simulasi pembagian peran (work-sharing) negara anggota ASEAN dalam pengembangan ASEAN Defense Industry Collaboration (ADIC). Sebagai studi kasus, Armored Personnel Carrier (APC) Anoa 6x6 Pindad dipilih menjadi objek kolaborasi. Pembagian peran dilakukan pada struktur komponen tingkat 2 Anoa 6x6 Pindad, yang terdiri dari 76 komponen. Pembagian dilakukan secara ideal, yaitu didasarkan pada keunggulan komparatif yang tercermin dalam perhitungan empat indeks Revealed Comparative Advantage (RCA), yaitu (1) Indeks RCA Balassa (BI atau BRCA); (2) Indeks Symmetric RCA (SI atau SRCA); (3) Indeks Additive RCA (AI atau ARCA); dan (4) Indeks Normalized RCA (NRCA). Hasilnya, Thailand dan Singapura muncul sebagai ?pemenang‟ dengan mendapatkan hak pengembangan dan produksi atas masing-masing 40 dan 21 dari total 76 komponen yang disimulasikan.

This study simulates work-sharing of ASEAN member countries in the development of ASEAN Defense Industry Collaboration (ADIC). As case of study, Armored Personnel Carrier (APC) Anoa 6x6 Pindad is choosen as object of collaboration. The work-sharing is conducted on second tier of Anoa component structure, which consists of 76 components. The work-sharing is conducted in ?ideal‟, which is based on comparative advantage that is showed by the calculation of four Revealed Comparative Advantage (RCA) indices, (1) Balassa RCA (BI or BRCA); (2) Symmetric RCA (SI or SRCA); (3) Additive RCA (AI or ARCA); and (4) Normalized RCA (NI or NRCA). The result of this study conludes Thailand and Singapore as the ?winner‟ which get right to develop and produce each 40 and 21 of total 76 component."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S47116
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Margaretha Putri Pratamadewi Widianto
"Penelitian dilakukan untuk mengevaluasi pola perilaku harian dan pengasuhan, faktor-faktor yang memengaruhi, dan pengaruh perilaku harian induk betina orangutan di Taman Safari Bogor terhadap perilaku pengasuhannya. Subjek pengamatan yang diamati berjumlah 2 individu induk betina orangutan, yaitu P1 (Pongo pygmaeus) di Kandang Lokasi dan P2 (Pongo abelii) di Baby Zoo dengan anak berumur 1 dan 4 tahun masing-masingnya. Pengamatan perilaku harian dicatat menggunakan metode focal instantaneous sampling dan perilaku pengasuhan menggunakan ad libitum. Pengamatan dilakukan selama satu bulan dengan pengulangan sebanyak 12 kali untuk masing-masing individu dan total waktu pengamatan kedua individu setara 156 jam. Pola perilaku harian dan pengasuhan induk betina orangutan P1 dan P2 berbeda secara signifikan (Uji Friedmann, P<0,05). Perilaku harian P1 didominasi oleh aktivitas moving (38,6%), P2 oleh aktivitas feeding (41,7%). Perilaku pengasuhan P1 didominasi oleh aktivitas encourages (34,0%), P2 oleh aktivitas breast feeding (29,1%). Hal tersebut disebabkan perbedaan usia orangutan anak dan pemberian enrichment. Aktivitas orangutan anak berupa begging menyebabkan tingginya aktivitas breast feeding sebagai bentuk positive feedback dari induk betina orangutan. Feeding dan moving memengaruhi perilaku pengasuhan sebagai pilihan investasi waktu dan energi (Uji Spearman, P<0,05). Mother rejection ditemukan pada P1 sebagai bentuk dorongan lokomosi, sedangkan pada P2 disebabkan oleh tingginya aktivitas orangutan anak.

The study was conducted to evaluate the patterns of daily behavior and parenting activities, influencing factors, and the influence of daily behavior of mother orangutans in Taman Safari Bogor on their parenting behavior. Subjects observed were two orangutan female parents, P1 (Pongo pygmaeus) in Kandang Lokasi and P2 (Pongo abelii) at the Baby Zoo, children aged 1 and 4 years respectively. Daily behavior was recorded using focal instantaneous sampling method and parenting behavior using ad libitum. Observations were carried out 12 times for each individual, 156 hours of total observation time. Daily behavior patterns and parental care are differed significantly (Friedmann's Test, P<0.05). P1 daily behavior was dominated by moving activities (38.6%), whereas P2 was feeding (41.7%). P1 parenting behavior was dominated by encourages activities (34.0 %), whereas P2 was breast feeding (29.1%). The age difference in infant orangutans and enrichment are the cause. Begging activities of infant orangutans cause high breast feeding as a positive feedback from its mother. Feeding and moving influence parenting behavior as a form of investment choice of time and energy (Spearman Test, P<0.05). Mother rejection was found in P1 as a form of locomotion drive, whereas in P2 was high activity of infant orangutans."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indira Fatta Mazida
"Macan tutul jawa (Panthera pardus melas Cuvier, 1809) adalah salah satu spesies endemik dengan pola tutul yang menjadi identitasnya. Hewan soliter ini memiliki tingkat keterancaman kepunahan yang tinggi dengan status Endangered (En) menurut IUCN. Oleh karena itu, konservasi macan tutul jawa terutama di Indonesia sangat penting dilakukan baik secara in-situ maupun ex-situ untuk menyelamatkan populasinya. Salah satu upaya konservasi macan tutul jawa dapat dilakukan di lokasi konservasi ex-situ Gembira Loka Zoo yang terletak di Kota Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk menganalisis perilaku harian dan tingkat kesejahteraan populasi macan tutul jawa yang berlangsung selama 32 kali pengulangan dengan menggunakan metode focal animal sampling dan ad libitum. Subjek pada penelitian ini adalah empat individu macan tutul jawa yang terdiri dari dua individu jantan dan dua individu betina. Penelitian dilakukan pada periode Januari—Februari 2024 selama 8 pekan dengan total waktu 11.520 menit. Hasil dari penelitian menunjukkan keempat individu memiliki frekuensi perilaku harian dari tertinggi ke rendah adalah inactive (60,79%) > locomotion (15,46%) > feeding (7,42%) > grooming (7,13%) > individu (6,83%) > playing (2,69%) > stereotip (0,23%). Perilaku lainnya, seperti perilaku reproduksi juga teridentifikasi dikarenakan periode pengamatan bertepatan dengan dilakukannya pemasangan satu individu jantan dan satu individu betina di dalam kandang. Kesejahteraan macan tutul jawa terpenuhi dengan sangat baik sesuai prinsip Five Freedoms of Animal Welfare dengan hasil skor akhir adalah 80,32.

The Javan leopard (Panthera pardus melas Cuvier, 1809) is an endemic species distinguished by its unique spotted pattern. This solitary animal faces a high risk of extinction, classified as Endangered (En) by the IUCN. Consequently, conservation efforts for the Javan leopard, particularly in Indonesia, are crucial to safeguard its population. One such conservation endeavor can be undertaken at the ex-situ conservation site of Gembira Loka Zoo, situated in Yogyakarta City. This study aims to analyze the daily behavior and welfare level of the Javan leopard population over 32 repetitions, employing focal animal sampling and ad libitum methods. The subjects of this study were four Javan leopards, comprising two males and two females. The research was conducted during the January—February 2024 period for 8 weeks, with a total observation time of 11,520 minutes. The findings indicate that the four individuals exhibited daily behaviors in the following order of frequency, from highest to lowest: inactive (60.79%) > locomotion (15.46%) > feeding (7.42%) > grooming (7.13%) > individual (6.83%) > playing (2.69%) > stereotypy (0.23%). Other behaviors, such as reproductive behaviors, were also identified due to the observation period coinciding with the pairing of one male and one female in the enclosure. The welfare of the Javan leopards was met very well according to the Five Freedoms of Animal Welfare principles, with a final score of 80,32."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abinawanto
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
PGB-PDF
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>