Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 158316 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rayi Renggani
"Pembangunan di Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan perekonomian memiliki makna yang lebih mendalam, yaitu mencapai masyarakat Indonesia yang Adil, Makmur dan Sejahtera. Namun, tingginya rerata prevalensi stunting sebesar 36.4% pada periode tahun 2005 - 2017 (Child Stunting Data Visualization Dashboard, WHO, 2019) membayangi terwujudnya tujuan tersebut. Stunting disebabkan oleh multifaktor, salah satunya ketersediaan akses air minum dan sanitasi. Pembiayaan peningkatan akses sanitasi dan air minum di daerah  dapat dilihat dari belanja pemerintah daerah untuk bidang tersebut. Pada studi ini penulis bermaksud untuk menghitung efektivitas belanja daerah bidang sanitasi dan air minum terhadap penurunan angka stunting di Kabupaten Gianyar dan Kabupaten Nias Utara. Studi diawali dengan menggunakan metode regresi linear berganda untuk mengidentifikasi dampak akses sanitasi dan air minum terhadap stunting, kemudian dilanjutkan dengan mencari rasio efektivitas biaya untuk mengidentifikasi efektivitas belanja daerah terhadap penurunan stunting. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa  efektivitas belanja bidang sanitasi dan air minum untuk mengurangi stunting di Kabupaten Gianyar lebih efektif dibandingkan dengan Kabupaten Nias Utara. Di Kabupaten Gianyar sendiri efektivitas belanja bidang air minum lebih efektif dalam mengurangi stunting dibandingkan dengan belanja bidang sanitasi. Namun, di Kabupaten Nias Utara terjadi hal yang sebaliknya.

Development in Indonesia which aims to improve the economy has a deeper meaning, which is to reach justice, prosperous society. However, the high stunting prevalence rate of 36.4% in the period 2005 - 2017 (Child Stunting Data Visualization Dashboard, WHO, 2019) overshadows the realization of these objectives. Stunting is caused by multifactor, one of them is the availability of water and sanitation access. The cost for increasing sanitation and water access in regions can be reflected from local government spending on this sector. In this study, the authors intend to calculate the effectiveness of regional spending on sanitation and water to reduce stunting rates in Gianyar and North Nias regency. The study begins by using multiple linear regression methods to identify the impact of sanitation and water access on stunting, then proceed with finding the cost-effectiveness ratio to identify the effectiveness of regional spending on stunting reduction. The results revealed that the effectiveness of spending on sanitation and water in Gianyar Regency is more effective compared to North Nias Regency in reducing stunting rates. In Gianyar Regency itself, the effectiveness of spending on water is more effective in reducing stunting compared to spending on sanitation. However, the opposite happened in North Nias Regency."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T54986
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Israul Hasanah
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kualitas air dan sanitasi terhadap kejadian stunting pada balita di Indonesia, serta pengaruh stunting terhadap kemampuan kognitif dan tahun sekolah yang ditamatkan di masa depan. Penelitian ini menggunakan data longitudinal berskala besar yakni Indonesia Family Live Survey IFLS tahun 2000, 2007 dan 2014. Hasil analisis logit menunjukkan adanya hubungan negatif antara kualitas air dan sanitasi terhadap kejadian stunting. Dampak sanitasi menjadi berkurang dan tidak signifikan setelah adanya kontrol dari variabel orang tua dan kondisi sosial ekonomi. Sedangkan hasil analisis OLS menunjukkan adanya hubungan yang negatif dan signifikan antara stunting saat balita terhadap kemampuan kognitif dan jumlah tahun sekolah yang ditamatkan.

ABSTRACT
This study aims to analyze the effect of water quality and sanitation on stunting in infants in Indonesia, and its effect of stunting on cognitive ability and school year that is rescued in the future. Using large scale out going longitudinal data, namely Indonesia Family Live Survey IFLS 2000, 2007 and 2014. Logistic regression show that enviromental and intergenerational characteristic significant to reduce stunting in Indonesian childrens. However, the effect of sanitation becomes unsignificant when parental Characteristic and expenditure for household food increase. But the damage of clean water on stunting still continue effected. While the results of the OLS analysis showed a negatif and significant relationship between the stunting of the child under five to the cognitive abnormalities and the number of school years that were rescued."
2017
S69434
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hertina Raisa Putri
"Stunting masih menjadi masalah gizi utama bagi anak di Indonesia. Laporan data SSGI 2022 menunjukkan prevalensi stunting di Indonesia mencapai 21,6%. Stunting disebabkan oleh banyak faktor, di antaranya akses air bersih dan sanitasi melalui penyakit infeksi. Pada tahun 2020, akses kualitas air minum aman di Indonesia hanya mencapai 11,9%. Selain itu, angka rumah tangga yang memiliki sarana toilet dengan sambungan tangki septik tertutup dan rutin dibersihkan kurang dari 8%. Di sisi lain, program akses air bersih dan sanitasi di Indonesia belum menjadi prioritas dalam penanggulangan stunting. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana akses air bersih dan sanitasi memengaruhi stunting. Penelitian ini menggunakan desain crosssectional dengan populasi seluruh anak usia 6-23 bulan di Indonesia. Seluruh subjek yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi menjadi sampel penelitian, yaitu sebanyak 56.536 sampel. Uji statistik menggunakan uji regresi logistik berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara akses air bersih dan sanitasi dengan stunting. Anak dengan akses air bersih dan sanitasi yang kurang memiliki odds 1,17 kali lebih tinggi untuk mengalami stunting. Dengan demikian, peningkatan akses terhadap air bersih dan sanitasi yang layak perlu dilakukan untuk menanggulangi stunting.

Stunting is still a major nutritional problem for children in Indonesia. The 2022 SSGI data report shows that the prevalence of stunting in Indonesia has reached 21.6%. Stunting is caused by many factors, including access to clean water and sanitation through infectious diseases. In 2020, access to safe drinking water in Indonesia will only reach 11.9%. In addition, the number of households that have toilet facilities with closed septic tank connections and are regularly cleaned is less than 8%. On the other hand, clean water and sanitation access programs in Indonesia have not been a priority in preventing stunting. Therefore, this research aims to find out the relationship between access to clean water and sanitation with stunting. This study used a cross-sectional design with a population of all children aged 6–23 months in Indonesia. All subjects who met the inclusion and exclusion criteria became the research sample, namely 56,536 samples. Statistical tests use multiple logistic regressions. The research results show that there is a significant relationship between access to clean water, sanitation, and stunting. Children with poor access to clean water and sanitation have 1.17 times higher odds of experiencing stunting. Thus, increasing access to clean water and proper sanitation needs to be done to overcome stunting.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Wahyudi
"

Diare masih menjadi salah satu penyebab utama kematian anak-anak, terutama di negara-negara berkembang. Akses air minum dan sanitasi yang buruk adalah pendorong utama penyakit ini. Indonesia masih menghadapi masalah dalam menyediakan air minum yang baik dan akses sanitasi yang layak bagi semua masyarakat. Pemerintah Indonesia telah berjanji untuk memenuhi target Sustainable Development Goals (SDG) dalam kategori sanitasi dan air bersih pada tahun 2019 dengan tema 'universal access'. Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah sanitasi dan air yang tidak layak menyebabkan penyakit diare di Indonesia dan untuk membahas perkembangan penyediaan sanitasi dan penyediaan air bersih di Indonesia sehingga apakah Indonesia dapat mencapai target SDG pada tahun 2019. Penellitian ini menggunakan linear growth method dan logistic regression untuk membuat proyeksi dan menganalisis. Penelitian ini menggunakan data Sosio-Ekonomi Indonesia (SUSENAS) untuk 2011 dan 2015. Studi ini menemukan bukti bahwa air yang buruk dan sanitasi yang buruk secara terus menerus menyebabkan diare di Indonesia. Kami juga memperkirakan bahwa Pemerintah Indonesia gagal mencapai target SDG pada tahun 2019.


Diarrhea remains one of the main causes of death of young children, particularly in developing countries. Poor water and sanitation are the main drivers of this disease. Indonesia still faces problems in providing improved drinking water and proper sanitation access for all communities. The Government of Indonesia has pledged to meet the target of SDGs in sanitation and clean water in 2019 with ‘universal access’. This study objective to examine whether the relationship between unimproved sanitation, unimproved water and diarrhea diseases in Indonesia and to discuss the latest development of sanitation and clean water provision in Indonesia using Indonesia’s Socio-Economic Survey (SUSENAS) data for 2011 and 2015. This research uses linear growth method and logistic regression to make projection and analysis. The study finds evidence that poor water and poor sanitation continue to cause diarrhea in Indonesia. We also predict that the Indonesian Government cannot achieve the target of SDG in 2019."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia , 2018
T52003
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ester Laura Kartini
"Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh antara pembangunan infrastruktur pekerjaan umum yaitu sistem penyediaan air minum dan sanitasi (SPAMS) layak terhadap pertumbuhan ekonomi daerah Provinsi di Indonesia pada tahun 2005-2015 serta menganalisis faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi daerah Provinsi di Indonesia pada tahun 2005-2015. Metode penelitian yang dipergunakan pendekatan kuantitatif dan pengujian hipotesis dengan mengumpulkan dan menggunakan data sekunder untuk dianalisis. Pengujian kesesuaian model menunjukkan bahwa metode yang tepat untuk digunakan adalah metode fixed effect model. Hasil analisis dengan metode fixed effect model menunjukkan bahwa pembangunan Infrastruktur Sistem Penyediaan Air Minum Layak sebagai infrastruktur Pekerjaan Umum memiliki pengaruh yang signifikan positif terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah di Indonesia pada tahun 2005-2015. Sedangkan pembangunan sanitasi sebagai infrastruktur Pekerjaan Umum tidak memiliki pengaruh yang signifikan namu memiliki hubungan positif terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah di Indonesia pada tahun 2005 – 2015. Faktor lain yang terdiri dari Angka Partisipasi Murni tingkat SMA dan Pembentukan Modal Tetap Bruto secara bersama-sama memiliki pengaruh yang positif terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah di Indonesia pada tahun 2005-2015. Sedangkan jumlah tenaga kerja tidak memiliki pengaruh yang signifikan positif terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah di Indonesia pada tahun 2005-2015.

The purpose of this research is to analyze the influence of drinking water and sanitation access on regional economic growth province in indonesia year 2005-2015 and to analyze other factors affecting provincial economic growth in Indonesia in 2005-2015. The research method used a quantitative approach and hypothesis testing by collecting and using secondary data to be analyzed. The model conformity test shows that the right method to use is the fixed effect model. The result of analysis with fixed effect model shows that the development of Infrastructure of Water Supply infrastructure has a significant positive impact on Regional Economic Growth in Indonesia in 2005-2015. While Environmental Sanitation of Settlement as Public Works infrastructure has not a significant positive impact on Regional Economic Growth in Indonesia in 2005-2015. While other factors consisting of Pure Participation Rate (Angka Partisipasi Murni) SMA, Gross Fixed Capital Formation together have a positive influence on Regional Economic Growth in Indonesia in 2005-2015."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lukman Perdana Sofyan
"Pemerintah Indonesia menargetkan prevalensi stunting mencapai angka 14% pada periode akhir RPJMN di tahun 2024. Sejalan dengan itu, Pemerintah Kabupaten Bogor dalam RPJMD 2018-2023 menargetkan pencapaian prevalensi stunting pada tahun 2023 mencapai 19,6%. Pemerintah Kota Bogor dalam RPJMD tahun 2019-2024 menetapkan target prevalensi stunting mencapai 9,9% pada tahun 2024. Dalam rangka pencapaian target penurunan stunting, kebijakan yang disusun perlu didukung dengan analisa data berbasis wilayah dengan metode analisis yang memperhitungkan konteks wilayah atau dikenal dengan analisis spasial. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola persebaran stunting pada balita di tingkat kecamatan di Kabupaten Bogor dan Kota Bogor selama periode 2020-2023, menyusun peta wilayah yang menjadi hotspot prevalensi stunting pada rentang tahun 2020-2023 serta faktor penyebabnya dan mengevaluasi apakah prioritas penanganan stunting di Kabupaten Bogor dan Kota Bogor sudah sesuai dengan kondisi sebaran stunting. Penelitian ini merupakan studi ekologi dengan unit analisis tingkat kecamatan menggunakan data sekunder profil kesehatan Kabupaten dan Kota Bogor tahun 2020-2023. Uji Indeks Moran’s I digunakan untuk mengidentifikasi autokorelasi spasial antar wilayah kecamatan. Analisis GTWR dilakukan untuk mengetahui model faktor risiko prevalensi stunting berdasrkan karakteristik wilayah. Pemetaan wilayah berisiko stunting dapat memberikan gambaran tingkat risiko prevalensi stunting dan faktor risikonya pada tingkat kecamatan. Terdapat tren penurunan signifikan dalam prevalensi stunting di Kabupaten Bogor dan Kota Bogor dari tahun 2020 hingga 2023. Terdapat autokorelasi spasial yang signifikan secara global pada tahun 2022 dan 2023 (p-value < 0,05) dengan Kecamatan Dramaga konsisten sebagai hotspot. Model faktor determinan stunting melalui uji GTWR menghasilkan variabel yang berpengaruh adalah diare balita, BBLR, ANC K4, imunisasi lengkap balita, akses air bersih dan ketinggian wilayah dengan nilai AIC sebesar 85,182 dan nilai R 2 sebesar 0,7105. Pemetaan yang dibuat dapat menyajikan gambaran sebaran risiko stunting dikaitkan dengan variabel utama asupan nutrisi, status kesehatan, layanan kesehatan dan lingkungan pemukiman dengan menampilkan tingkatan risiko pada setiap wilayah kecamatan. Data berbasis spasial yang dikemukakan dalam penelitian ini bisa dijadikan dasar pemerintah Kabupaten Bogor dan Kota Bogor untuk mengidentifikasi wilayahwilayah dengan tingkat stunting yang tinggi dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi penyebaran stunting di wilayahnya.

The Indonesian government targets stunting prevalence to reach 14% in the final period of the RPJMN in 2024. In line with this, the Bogor Regency Government in the 2018-2023 RPJMD targets achieving stunting prevalence in 2023 to reach 19.6%. The Bogor City Government in the 2019-2024 RPJMD has set a target for stunting prevalence to reach 9.9% by 2024. In order to achieve the stunting reduction target, the policies that have been prepared need to be supported by regional-based data analysis with analytical methods that take into account regional context or known as spatial analysis. . This study aims to analyze the distribution pattern of stunting among children under five at the subdistrict level in Bogor Regency and Bogor City during the 2020-2023 period, compile a map of areas that are hotspots for stunting prevalence in the 2020-2023 period and the factors causing them and evaluate whether the priority for handling stunting in the Regency is Bogor and Bogor City are in accordance with the conditions for the distribution of stunting. This research is an ecological study with a sub-district level analysis unit using secondary data on the health profile of Bogor Regency and City for 2020-2023. The Moran's I Index test is used to identify spatial autocorrelation between sub-district areas. GTWR analysis was carried out to determine the risk factor model for stunting prevalence based on regional characteristics. Mapping areas at risk of stunting can provide an overview of the risk level of stunting prevalence and risk factors at the sub-district level. There is a significant decreasing trend in the prevalence of stunting in Bogor Regency and Bogor City from 2020 to 2023. There is significant spatial autocorrelation globally in 2022 and 2023 (p-value < 0.05) with Dramaga District consistently as a hotspot. The stunting determinant factor model using the GTWR test produces variables that influence toddler diarrhea, LBW, ANC K4, complete immunization for toddlers, access to clean water and regional altitude with an AIC value of 85.182 and an R2 value of 0.7105. The mapping created can provide an overview of the distribution of stunting risk associated with the main variables of nutritional intake, health status, health services and residential environment by displaying the level of risk in each sub-district area. The spatial-based data presented in this research can be used as a basis for the Bogor Regency and Bogor City governments to identify areas with high levels of stunting and identify factors that influence the spread of stunting in their areas."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratu Nayasza Atikah Mangkuprawira
"Air Danau Kenanga merupakan salah satu sumber yang dapat diolah untuk memenuhi tingginya kebutuhan air higiene dan sanitasi seiring dengan berkembangnya populasi masyarakat di Indonesia. Metode pengolahan yang digunakan adalah hybrid ozonation-coagulation (HOC) menggunakan koagulan poly aluminium chloride (PAC). Metode gabungan ini dipilih karena keterbaruannya dan memiliki efektivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan metode konvensional. Pada penelitian ini, variasi yang digunakan adalah pH (6,7,8) dan dosis koagulan (100 ppm, 300 ppm, 500 ppm). Parameter yang ditinjau terdiri dari perubahan pH, penyisihan logam berat, perubahan TDS, penyisihan kekeruhan dan perubahan total koliform. Hasil terbaik yang diperoleh pada metode gabungan adalah pH 7 dengan dosis koagulan PAC 100 ppm yang dapat memenuhi seluruh nilai pada standar baku mutu air higiene dan sanitasi sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2023. Nilai-nilai yang didapatkan di tiap parameter adalah 6,79 untuk pH, 111 mg/L untuk TDS, 0,015 mg/L untuk Fe, 0,1 mg/L untuk Mn, 0 NTU untuk kekeruhan, dan 0 CFU/100 mL untuk total koliform. Sedangkan di metode konvensional (koagulasi-flokulasi dan ozonasi), tidak seluruh parameter memenuhi standar baku mutu yang ditentukan.

Kenanga Lake’s water is one of the sources that can be treated to meet the high demand for hygiene and sanitation water along with the growing population in Indonesia. The treatment method used is hybrid ozonation-coagulation (HOC) using poly aluminum chloride (PAC) coagulant. This combined method was chosen because of its novelty and has higher effectiveness compared to conventional methods. In this study, the variations used were pH (6,7,8) and coagulant dosage (100 ppm, 300 ppm, 500 ppm). The parameters reviewed consisted of changes in pH, heavy metal removal, changes in TDS, turbidity removal and changes in total coliform. The best result obtained in the combined method is pH 7 with a coagulant dose of 100 ppm PAC which can meet all values in the hygiene and sanitation water quality standards according to the Regulation of the Minister of Health of the Republic of Indonesia Number 2 of 2023. The values obtained in each parameter are 6.79 for pH, 111 mg/L for TDS, 0.015 mg/L for Fe, 0.1 mg/L for Mn, 0 NTU for turbidity, and 0 CFU/100 mL for total coliform. While in the conventional method (coagulation-flocculation and ozonation), not all parameters meet the specified quality standards."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitria Estiqomah
"Infrastruktur memiliki peranan penting dalam meningkatkan mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang pesat. Infrastruktur air minum dan sanitasi merupakan kebutuhan dasar bagi manusia yang dapat dapat memperbaiki kondisi kesehatan, meningkatkan kualitas hidup, dan memberikan perlindungan lingkungan. Adanya kesenjangan antar wilayah maka dibutuhkan adanya pemetaan infrastruktur sehingga dapat mengetahui prioritas pembangunan. Indikator penilaian didapatkan dengan studi literatur. Pemetaan infrastruktur didapatkan dengan kuesioner yang diolah dengan metode AHP.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan peringkat kota sebagai berikut; Surabaya, Banda Aceh, Banjarmasin, Denpasar, Medan, Yogyakarta, Jakarta, Mamuju, Palembang, Makassar, Mataram, Pontianak, Jayapura, Jambi, Bandung, Padang, Semarang, Serang, Ternate, Bengkulu, Manokwari, Pangkal Pinang, Kendari, Palangkaraya, Bandar Lampung, Samarinda, Pekanbaru, Gorontalo, Tanjung Pinang, Kupang, Ambon, Manado.

Infrastructures have important roles in escalating and preserving rapid economic growth. Drinking water and sanitation infrastructure are basic human needs which can mend heatlh condition, increase quality of life and provide environment protection. Nevertheless, there are disparities in drinking water and sanitation infrastructure in Indonesia. Therefore, the need for mapping drinking water and sanitation infastructure is expected to determine the pattern of development and improvement of future drinking water and sanitaion infrastructure. Literature studies are used as sources for scoring selected indicators. The weight of each indicators is acquired by questionaires.
The result of this research indicates the rank of capital of provinces as follows; Surabaya, Banda Aceh, Banjarmasin, Denpasar, Medan, Yogyakarta, Jakarta, Mamuju, Palembang, Makassar, Mataram, Pontianak, Jayapura, Jambi, Bandung, Padang, Semarang, Serang, Ternate, Bengkulu, Manokwari, Pangkal Pinang, Kendari, Palangkaraya, Bandar Lampung, Samarinda, Pekanbaru, Gorontalo, Tanjung Pinang, Kupang, Ambon, Manado.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S60067
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Assyifa Szami Ilman
"ABSTRAK
Diluar kenyataan bahwa kesehatan menjadi salah satu aspek esensial dalam pembangunan manusia, capaian yang diraih Pemerintah Indonesia di bidang kesehatan masih cukup tertinggal apabila dibandingkan dengan negara-negara tetangganya Schutte et al., 2017. Apabila ditelusuri lebih lanjut, Indonesia ternyata juga memiliki performa buruk dalam permasalahan malnutrisi, dimana kasus stunting di Indonesia adalah yang tertinggi ke-5 di dunia WHO, 2013 dengan prevalensi balita stunting sebesar 37,2 Riskesdas, 2013. Disisi lain, belanja kesehatan secara umum telah mengalami peningkatan yang signifikan, terutama setelah diberlakukannya Desentralisasi Fiskal dan Mandatory Spending pada UU Kesehatan No.36/2009. Studi ini ingin mengukur tingkat efisiensi performa belanja kesehatan dan dampaknya dalam pengurangan stunting di tingkat kota/kabupaten di Indonesia. Menggunakan Stochastic Frontier Analysis, studi ini mengestimasi inefisiensi teknis yang terjadi karena kegagalan pemerintah dalam melakukan performa optimum dalam pengurangan stunting. Temuan awal studi ini menemukan bahwa terdapat kehilangan efisiensi sebesar 16 dalam performa belanja kesehatan untuk pengurangan stunting di pemerintah daerah di Indonesia, Studi juga menunjukkan bahwa belanja modal dan belanja barang, bersamaan dengan derajat desentralisasi merupakan faktor yang signifikan memengaruhi tingkat efisiensi kinerja pemerintahan. Dari perspektif regional, studi menemukan bahwa daerah di Kepulauan Maluku memiliki tingkat efisiensi yang paling rendah secara rata-rata.

ABSTRACT
Despite health being one of the most important aspects of human capital, Indonesia rsquo s performance in health related aspects lags behind compared to its neighboring countries Schutte et al., 2017. In this aspect, it is found that Indonesia also performed poorly on malnutrition problem, especially stunting cases 37.2 toddlers with stunting prevalence Riskesdas 2013 ndash 5th highest stunting prevalence in the World, WHO 2013. On the other hand, overall health expenditure has significantly increased since the implementation of Fiscal Decentralization Act and Mandatory Spending on Health Act. This study wants to measure the efficiency of health expenditure performance and its impact on reducing stunting prevalence at the regional level in Indonesia. Using Stochastic Frontier Analysis, the study estimated technical inefficiency due to failure in conducting optimum effort on stunting reduction. The preliminary result found that regional government in Indonesia has loss 16 efficiency in health expenditure with respect to stunting reduction. The study also shows that capital and goods expenditure, along with the degree of decentralization are significant efficiency factors that influence government performance. From the regional perspective, it is found that regions in Maluku Islands are the lowest on efficient performance in average."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Theresia Agustina
"Water, Sanitation, Hygiene iatau WASH adalah hal yang sangat penting untuk kesehatan manusia dan berkontribusi penting di kehidupan. Indonesia memiliki target untuk bebas BABS hingga 0% tahun 2024 Menurut Menteri Kesehatan bahwa 70% dari sumber air sudah positif terkontaminasi feses. Dampak ini dikarenakan bahaya iklim yang mengurangi akses air dan sanitasi . Lebih dari setengah 52,3% rumah tangga di NTT tidak pernah mengikutsertakan perempuan dalam pengambilan keputusan terkait air dan sanitasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kondisi ketahanan iklim air minum sanitasi, implementasi WASH terhadap GEDSI, dan memberi rekomendasi terkait implementasi WASH berbasis GEDSI di Kota Kupang. Metode yang digunakan untuk mendapatkan data ini adalah menggunakan WASH Climate Resilient Development GWP, Key Informant Interview, dan Focus Group Discussion. Melalui analisis dari hasil pengamatan baik dengan Risk Assessment dan deskriptif, didapatkan bahwa bahaya Iklim terbesar Kota Kupang alami adalah Kekeringan dengan eksposur terbesar ke lingkungan yaitu sumber air dengan tingkat skor sebesar 27 (skala 1-27). Bahaya iklim berdampak besar selanjutnya adalah Badai Seroja yang memberikan eksposur kepada masyarakat dan lingkugan dimana menjadi rentan dengan infrastruktur sanitasi di rumah dan populasi terdampak hingga skor masing - masing 18. Faktor yang menyebabkan ini adalah kurangnya anggaran daerah untuk memprioritaskan pengembangan infrastruktur sanitasi dan air minum. Untuk implementasi WASH ketahanan iklim berbasis GEDSI, Kota Kupang masih minim dalam melibatkan perempuan, disabilitas dan masyarakat rentan dikarenakan minimnya sarana untuk ikut mengambil keputusan di tengah kelompok masyarakat yang dominan laki - laki. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa kondisi air minum dan sanitasi di Kota Kupang belum berketahanan iklim dikarenakan masih rentan dengan bahaya iklim, belumnya pemenuhan kebutuhan air minum dan sanitasi bagi masyarakat khususnya kelompok perempuan, disabilitas dan masyarakat rentan. Rekomendasi penelitian yaitu memberikan adalah peningkatan forum diskusi dan edukasi terutama untuk perempuan, disabilitas, dan kaum rentan seperti anak – anak sehingga seluruh kebutuhan dapat tersampaikan lalu oleh pemerintah dapat meningkatan biaya anggaran untuk penyediaan infrastruktur distribusi air.

Water, Sanitation, Hygiene or WASH is very important for human health and makes an important contribution to life. Indonesia has a target to be free of open defecation by 0% by 2024 According to the Minister of Health, 70% of water sources have been contaminated with positive feces. The impact is due to climate hazards that reduce access to air and sanitation. More than half of 52.3% of households in NTT have never included women in making decisions related to water and sanitation. This study aims to analyze the condition of the resilience of drinking water sanitation, WASH implementation of GEDSI, and provide recommendations regarding the implementation of GEDSI-based WASH in Kupang City. The method used to obtain this data is using the WASH Climate Resilient Development GWP, Key Informant Interviews, and Focus Group Discussions. Through an analysis of the results of observations both with Risk Assessment and descriptive, it was found that the biggest natural climate hazard in Kupang City is Drought with the greatest exposure to the environment, namely water sources with a score level of 27 (scale 1-27). The next major impact climate risk is extreme weather (hurricane sejora) which provides exposure to communities and environments where becomes vulnerability with sanitation infrastructure at home and population tracking up to a score of 18 each. The factor that causes this is the lack of local budgets to prioritize the development of sanitation and water infrastructure drink. For the implementation of the climate of resilience based on GEDSI WASH, the City of Kupang is still lack in involving women, disturbances, and vulnerable communities due to the lack of means to take part in making decisions in the midst of male-dominated community groups. Therefore, it can be concluded that the condition of drinking water and sanitation in Kupang City is not yet climate resilient because it is still vulnerable to climate hazards, the need for drinking water and sanitation has not been fulfilled for the community, especially women’s difficulties, and vulnerable communities. The research recommendation is to provide increased discussion forums and education, especially for women, people with disabilities, and vulnerable people such as children so that all needs can be conveyed and government increasing budget costs for the provision of water distribution infrastructure."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>