Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 48577 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rensa Rensa
"Background: there are differences in factors associated with frailty syndrome in elderly population. The aim of this research was to determine frailty status (fit, pre-frail and frail) and to identify factors associated with physical frailty in urban community-dwelling elderly women.
Methods: a cross-sectional study of community-dwelling women aged 60 years and older was conducted in West and Central Jakarta regions, Indonesia, from July until September 2017. The Cardiovascular Health Study (CHS) score was used to determine frailty status (fit/pre-frail/frail). Chi-Square Test and logistic regression analysis were used to determine association between independent variables and physical frailty.
Results: there were 325 female subjects with a median age of 67 (60-94) years; 95,7% had income below the Provincial Minimum Income of DKI Jakarta in 2017 (<3,3 million IDR=238 USD/month), and 92.6% had a level of education ≤9 years. Subjects were classified into this following groups: fit (12,6%), pre-frail (63,4%) and frail (24%). Factors associated with physical frailty were age above 70 years old with OR 5,27, lower Barthel Index for Activities of Daily Living (B-ADL) with OR 2,85, depressive symptoms with OR 6,79, and Euro Quality of Life-5 Dimensions (EQ-5D) index with OR 1,96.
Conclusion: elderly women in the urban community with low socioeconomic status were classified as fit (12,6%), pre-frail (63,4%) and frail (24%). Factors associated with physical frailty were age above 70 years old, depressive symptoms, lower functional status and health-related quality of life index.

Latar belakang: terdapat perbedaan faktor-faktor yang berhubungan dengan sindrom frailty pada populasi lanjut usia (lansia). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proporsi perempuan lansia yang fit/ robust, pre-frail dan frail serta faktor-faktor yang berhubungan dengan physical frailty pada perempuan lansia di komunitas perkotaan.
Metode: studi potong lintang pada perempuan berusia ≥60 tahun di area Jakarta Barat dan Pusat, Indonesia selama bulan Juli sampai September 2017. Sistem skor frailty berdasarkan Cardiovascular Health Study (CHS) untuk menentukan fit, pre-frail dan frail. Uji Chi-Square dan analisis regresi logistik dilakukan untuk menentukan hubungan antara variabel independen dengan sindrom frailty.
Hasil: terdapat 325 subjek dengan median usia 67 (60–94) tahun, 95,7% dengan penghasilan di bawah Upah Minimum Provinsi/UMP-DKI Jakarta, tahun 2017 (70 tahun) [OR 5,27], skor Barthel Index for Activities of Daily Living (B-ADL) yang lebih rendah [OR 2,85], gejala depresi [OR 6,79], dan indeks Euro Quality of Life-5 Dimensions (EQ-5D) [OR 1,96], yang berhubungan bermakna dengan sindrom frailty.
Kesimpulan: proporsi kelompok perempuan lansia dengan status sosial ekonomi rendah di komunitas perkotaan, yang tergolong fit 12,6%, pre-frail 63,4% dan frail 24%. Faktor-faktor yang berhubungan dengan sindrom frailty adalah usia di atas 70 tahun, adanya gejala depresi, serta skor status fungsional dan indeks kualitas hidup terkait kesehatan yang lebih rendah.
"
Jakarta: University of Indonesia. Faculty of Medicine, 2019
610 UI-IJIM 51:3 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rensa
"Latar Belakang: Seiring dengan meningkatnya populasi lanjut usia lansia di Indonesia, khususnya perempuan, maka akan semakin meningkat pula populasi perempuan lansia frail ditemukan di masyarakat. Ada perbedaan faktor yang berhubungan dengan sindrom frailty berdasarkan jenis kelamin, status sosial ekonomi, serta komunitas lansia tersebut berada perkotaan atau perdesaan . Sampai saat ini, belum ada penelitian di Indonesia yang secara khusus menilai faktor-faktor yang berhubungan dengan sindrom frailty pada perempuan lansia di komunitas perkotaan.
Tujuan: Mengetahui proporsi perempuan lansia fit/ robust, pre-frail dan frail serta faktor-faktor yang berhubungan dengan sindrom frailty pada perempuan lansia di komunitas perkotaan.
Metode: Penelitian potong lintang pada perempuan berusia ge; 60 tahun di Rukun Warga RW 01 ndash;09, Kelurahan Kalianyar Jakarta Barat dan Pusat Santunan dalam Keluarga PUSAKA Wilayah Jakarta Pusat selama bulan Juli sampai September 2017. Variabel independen terdiri dari usia, tingkat pendidikan, tingkat penghasilan, status fungsional Barthel-Activity of Daily Living/ B-ADL dan Lawton-Instrumental Activity of Daily Living/ L-IADL , status kognitif Abbreviated Mental Test/ AMT , status nutrisi Mini Nutritional Assessment/ MNA , gejala depresi Geriatric Depression Scale/ GDS , komorbiditas Cumulative Illness Rating Scale for Geriatrics/ CIRS-G , polifarmasi jumlah obat >4 , indeks kualitas hidup terkait kesehatan EuroQol-5 Dimension dan kadar C-Reactive Protein CRP kuantitatif serum. Sistem skor frailty berdasarkan Cardiovascular Health Study CHS untuk menentukan fit, pre-frail dan frail. Analisis bivariat Uji Chi-Square dan multivariat regresi logistik dengan Statistical Package for the Social Sciences SPSS versi 20.0.
Hasil: Terdapat 325 subjek dengan median usia 67 tahun, 95,7 dengan penghasilan di bawah UMP 70 tahun [OR 5,27 IK 95 2,92 ndash;9,52 ], penurunan skor B-ADL [OR 2,85 IK 95 1,37 ndash;5,94 ], gejala depresi [OR 6,79 IK 95 1,98 ndash;23,25 ], indeks EQ-5D [OR 1,96 IK 95 1,09 ndash;3,52 ], dan indeks EQ-5D VAS [OR 1,93 IK 95 1,06 ndash;3,53 ].
Simpulan: Proporsi kelompok perempuan lansia dengan status sosial ekonomi rendah di komunitas perkotaan, yang tergolong fit 12,6 , pre-frail 63,4 dan frail 24 . Faktor-faktor yang berhubungan dengan sindrom frailty adalah usia di atas 70 tahun, adanya gejala depresi, penurunan status fungsional dan indeks kualitas hidup terkait kesehatan."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T58900
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sabrina Burhanudin
"Kompleksitas masalah perkotaan telah menyebabkan tidak terakomodasinya kepentingan dasar warga kota. Sebagai reaksi atas model partisipasi demokratis kota Jakarta yang cenderung tidak inklusif serta fenomena ketidakadilan penataan ruang, gerakan akar rumput hadir untuk memperjuangkan hak atas ruang kota yang dimilikinya. Dalam rangka melengkapi studi-studi sebelumnya, penelitian ini berargumen; Pertama, kegiatan pengorganisasian yang berasal dari kelompok miskin kota guna mempertahankan ruang permukimannya tidak sekedar hanya dilihat sebagai hasil dorongan individual (survival), melainkan lebih bersifat politis. Kedua, pengorganisasian struktur gerakan yang berupa pengembangan jaringan menjadi faktor utama yang mendorong terciptanya mobilisasi dan dampak politis bagi suatu gerakan akar rumput kota. Penelitian ini mencoba menempatkan studi gerakan sosial kota dalam konteks analisa mikro-meso, dimana perubahan struktural kota merupakan implikasi dari aktivitas pengorganisasian yang dilakukan oleh antar aktor dalam mekanisme struktur gerakan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi dan studi dokumen untuk mendeskripsikan dinamika pengorganisasian struktur gerakan mempertahankan kampung kota yang terjadi di kampung Tongkol Kelurahan Ancol Kecamatan Pademangan Jakarta Utara.

The complexity of urban problems has resulted in the inaccessibility of peoples’ basic interests. In reaction to the Jakarta’s democratic participation model that doesn’t inclusive enough and the phenomenon of spatial inequality, grassroots movements are present to claims their right to the city. In order to complement the previous studies, this study argues; First, the organizing activities that come from the urban poor communities to maintain their settlement are not only seen as the outcome of individual encouragement, but rather political. Second, structures’ movement organizing in the form of network development has become the main factor that encouraged the creation of mobilization and political impact for the urban grassroots movement. This study attempts to put the study of urban social movements in the context of micro-meso analysis, where urban structural change is the implication of the organizing activities undertaken by inter-actors in the mechanism of the movement structure. This study uses qualitative research methods, data collected through in-depth interviews, observations and document analysis to describe the dynamics of movement structures’ organizing that occurred in Kampung Tongkol, Ancol, Pademangan, North Jakarta as a part of citizens’ efforts to maintain their settlements."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arga Rifki Oktian
"Pertumbuhan penduduk di Jakarta tidak diimbangi oleh ketersediaan lahan untuk permukiman menyebabkan bayaknya pemanfaatan ruang kosong untuk dijadikan tempat tinggal. Salah satu daerah yang menjadi sasaran permukiman ialah Ci Liwung. Penelitian ini menggunakan survei lapang (75 responden dan pengamatan langsung) serta teknik tumpang susun (overlay) untuk melihat hubungan antara kualitas hidup dengan keadaan fisik wilayah dan keterkaitannya dengan jarak terhadap aliran Ci Liwung. Kualitas hidup diukur berdasarkan dimensi kesehatan fisik dan dimensi hubungan sosial yang ada di masyarakat, sedangkan keadaan fisik diukur menggunakan keadaan rumah dan kondisi lingkungan. Analisis komparasi spasial digunakan dalam penelitian ini untuk membandingkan sebaran, persamaan serta perbedaan secara keruangan antara kualitas hidup dan kondisi fisik.
Hasil penelitian ini menunjukan tidak terdapatnya perbedaan kualitas hidup pada jarak 0 - 15 m, 15 - 30 m, dan 30 - 50 m dari aliran Ci Liwung. Tidak terdapat perbedaan kondisi fisik pada jarak 0 - 15 m, 15 - 30 m, dan 30 - 50 m dari aliran Ci Liwung. Terdapat hubungan signifikan antara kualitas hidup dan kondisi fisik wilayah di sekitar Ci Liwung. Masyarakat sekitar aliran Ci Liwung dengan kualitas hidup yang baik berada pada keadaan fisik wilayah yang baik, dan masyarakat sekitar aliran Ci Liwung dengan kualitas hidup buruk berada pada keadaan fisik wilayah yang buruk.

The population growth in Jakarta is not balanced by availability of land for settlement, it caused the utilization of empty space to be a place to live. One of the areas being targeted for settlement is the Ci Liwung. This study uses field surveys (75 respondents and direct observation) and overlaying techniques to look at the relationship between quality of life with the physical conditions of the region and their relation to the distance to the flow of Ci Liwung. Quality of life was measured by physical health dimensions and social relationships dimensions that exist in society, while the physical condition was measured using the home state and environmental conditions.
This research used spatial comparative analysis to compare the distribution, spatial similarities and differences between quality of life and physical condition. These results indicate there is no differences in quality of life to its distance 0-15 m, 15-30 m, and 30-50 m from the stream of Ci Liwung. There is no significant differences in physical condition to distance 0-15 m, 15-30 m, and 30-50 m from the stream of Ci Liwung. There is a significant relationship between quality of life and physical conditions in the area around Ci Liwung. Surrounding communities Ci Liwung flow with a good quality of life is in a good physical state region. While people around the flow Ci Liwung with poor quality of life are in bad physical state region.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S53346
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heri Wahyudi
"Penelitian ini merupakan evaluasi terhadap kebijakan, Kemiskinan Pemberdayaan,. Partisipasi, Program penanggulangan kemiskinan di Perkotaan (P2KP) dan Ketahanan Nasional di Kelurahan Mender Kecamatan Duren Sawit Jakarta Timur. permasalahan yang diangkat dalam Tesis ini meliputi : (1) Bagaimana tingkat partisipasi masyarakat terhadap program penanggulangan kemiskinan di perkotaan (P2KP)?(2) Bagaimana tingkat pendapatan. masyarakat miskin perkotaan dengan adanya P2KP?(3) Sasaran dan prioritas yang hendak dicapai? (4) Bagaimana dampaknya terhadap ketahanan nasional?
Analisis Program Penanggutangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) Perspektif Ketahanan nasional , diangkat 4 (empat) hal pokok , yakni :tingkat Partisipasi Masyarakat; Sasaran Penerima Bantuan; Bantuan Modal dengan Pendapatan dan Hubungan P2KP dengan Ketahanan Nasional. Sedangkan slat analisis yang digtmakan adalah " Analitik Hierarki Proses " (AHP).
Hasil Penelitian ini menemukan :
1. Pelaksanaan Program P2KP kelurahan klender terjadi penyimpangan penyaluran bantuan yang salah sasaran
2. Rendahnya Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam Kegiatan P2KP.
3. Peningkatan Pendapatan Masyarakat belum dapat memberikan pengaruh nyata terhadap P2KP.
4. Campur tangan Aparat maupun pengelola P2KP yang cukup besar claim peiaksanaan program P2KP sehingga menimbulkan kerawanan sosial yang mempengaruhi ketahanan wilayah keturahan klender

Statement of the problems in this thesis includes: (1) the extent of public participation in the urban poverty prevention program (P2KP)? (2) The extent of urban-poor social income along with the existence of (P2KP)? (3) Feasible target and priority, (4) their impacts on the national defenses.
Analysis of the urban-based poverty program (P2KP) national defenses, are four variables namely: Participation coax unity, the target-aid granted by income and relation P2KP on the national defenses. The method of the research is "analytical Hierarchy Process".
The result of the research is:
1. The implementation of P2KP program at kelurahan Mender is not well managed
2. The Participation of community is low in P2KP
3. Community income rises, event though it is not significant to the P2KP
4. The intervention of infrastructure and facility development by kelurahan is too much, the result disturb social security
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T9867
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatih Nasria Rahmawati
"Kampung Deret Cipinang Besar Selatan adalah salah satu wilayah yang melaksanakan program pertanian perkotaan di Jakarta Timur. Pada pelaksanaannya, partisipasi dari masyarakat sekitar masih sedikit. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengorganisasian masyarakat Kampung Deret Cipinang Besar Selatan dalam program pemberdayaan masyarakat yaitu program pertanian perkotaan dengan menggunakan prinsip-prinsip community organizing yang dikemukakan oleh Parachini dan Covington.
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah post-positivist dengan teknik wawancara mendalam, pengamatan, dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa keterlibatan masyarakat Kampung Deret Cipinang Besar Selatan pada proses pengorganisasian masyarakat masih mengalami beberapa kendala walaupun hasil dari kegiatan tersebut sudah dapat memberikan manfaat untuk masyarakat sekitar.

Kampung Deret Cipinang Besar Selatan is one of the areas implementing urban farming program in East Jakarta. In practice, the participation of the local community is still lacking. This study aims to describe community organizing at Kampung Deret Cipinang Besar Selatan in the community empowerment that is urban farming program with using community organizing principles by Parachini and Covington.
This research uses post positivist approach with in depth interview, observation, and documentation. The results of this study show that community engagement in the process of community organizing in Kampung Deret Cipinang Besar Selatan is still having some problems, but the outcome of these activities has been to provide benefits to the community.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S66995
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aswan Nizar
"ABSTRAK
Tesis ini membahas mengenai tinjauan yuridis atas pemberdayaan MBR dalam mengkases perumahan yang mendapatkan dukungan dari kerjasama pemerintah dan swasta (KPS) dengan fasilitas Pemerintah melalui Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) terhadap KPR Sejahtera. Metode penelitian dalam tesis ini adalah metode penelitian hukum normatif yang mengacu pada norma-norma hukum yang terdapat pada peraturan perundang-undangan yang bersifat penelitian deskriptif dan dengan menggunakan pendekatan konseptual yang merujuk pada prinsip-prinsip hukum yang ditemukan dalam perundang-undangan, pendapat sarjana maupun doktrin hukum. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa permasalahan mendasar bagi masyarakat khususnya masyarakat berpenghasilan rendah untuk memiliki atau membeli rumah adalah masalah keterjangkauan terutama dalam masalah panjangnya prosedur yang harus dipenuhi oleh MBR. Kemampuan atau daya beli sebagian besar masyarakat Indonesia masih sangat terbatas. Sedangkan harga lahan dan harga bahan bangunan semakin lama semakin meningkat. Di samping itu, keterbatasan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang dialokasikan untuk pembiayaan perumahan belum seimbang dengan besarnya kebutuhan. Di sisi lain, kebijakan bantuan pembiayaan (subsidi) perumahan yang selama ini diterapkan sifatnya tidak bergulir. Oleh karena itu, diperlukan upaya dan inisiatif lain agar dana APBN yang terbatas dapat lebih dioptimalkan untuk keperluan pembiayaan
perumahan. Ada beberapa hal yang dimuat dalam UU PKP ini yang dibiarkan sebagai pernyataaan saja sedang pengaturannya harus ditafsirkan sendiri dari pasal-pasal yang ada. Ini memang memberi harapan tetapi mungkin juga menimbulkan kekhawatiran yang masih tersembunyi atau telah termanifes. Walaupun demikian bukan mustahil ada yang khawatir bahwa amanat UU tidak mampu dilaksanakan oleh institusi yang ada. Kebijakan FLPP sebagai kebijakan di bidang pembiayaan perumahan yang bersifat bergulir dan diharapkan semakin lama akan tidak membebani dana APBN lagi-yang saat ini semakin terbatas.
Secara umum, terdapat dua prosedur pengikutsertaan pihak swasta yaitu: pertana, tender terbuka secara kompetitif negosiasi langsung. Apapun bentuk prosedur yang dipilih, proses ini harus dapat menjamin bahwa keikutsertaan swasta dapat meningkatkan kondisi sarana prasaranaa dan pelayanannya, menghasilkan suatu inovasi dan kreatifitas yang berharga serta terlepas dari korupsi. Salah satu cara untuk mencapai inovasi dan kreatifitas yaitu dengan meminimasi persyaratan yang
spesifik dalam dokumen tender, dan lebih menekankan pada tujuan utama dari suatu proyek, dengan melibatkan ide pihak swasta; dan kedua peran masyarakat tetap menjadi penting khususnya dalam pengadaan perumahan dan permukiman, dapat dilakukan melalui pengembangan masyarakat (community development).

ABSTRACT
This thesis discusses the review of the legal aspects of the empowerment of low-income people in housing mengkases get support from the government and private partnership (PPP) with the Government through the Housing Finance Liquidity Facility (FLPP) against Prosperity Mortgage. The research method in this thesis is a research method that refers to the normative legal norms contained in laws that are descriptive and the conceptual approach which refers to the principles of law found in legislation, scholars and opinion legal doctrine. Results of this study concluded that the fundamental problem for people, especially lowincome people to own or buy a home is a matter of affordability, especially in matters of procedure length that must be met by the MBR. Ability or the
purchasing power of the maj ority of Indonesian people are still very limited. While the price of land and the price of building materials progressively increased. In addition, limited funds Budget and Expenditure (Budget) allocated for housing finance has not been balanced by the magnitude of the need. On the other hand, financial aid policies (subsidized) housing that has been applied nature are not rolling. Therefore, the required efforts and other initiatives in order to fund a limited budget can be optimized for the purpose of housing finance. There are a few things contained in the law that allowed the PFM as pernyataaan only are the settings must be interpreted itself from existing chapters.
It does give hope but may also give rise to concerns that they have hidden or manifestation. However it is not impossible there are worries that the mandate of the Act can not be implemented by existing institutions. FLPP policy as a policy in the field of housing finance is expected to roll and the longer it will not burden the state budget again-which is increasingly limited. In general, there are two procedures that inclusion of the private sector: 1) a competitive open tender basis of direct negotiations. Whatever the form of the procedure chosen, this process should ensure that private participation can improve the condition of facilities and services prasaranaa, producing a valuable innovation and creativity and in spite of the corruption. One way to achieve the innovation and creativity that is by minimizing the specific requirements in the tender documents, and more emphasis on the primary purpose of the project, with the idea of involving the private sector; 2) Community remains an important role especially in the procurement of housing and settlements, can be done through community development (community development)."
2013
T35966
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oxford: Oxford University Press, 1986
307.14 CRI
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
London; New York: Routledge, Taylor & Francis Group, 2019
307.121 6 INS
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Empirical analysis has been made with three coastal urban centres in Queensland, by deriving estimated exponential urban density functions which emphasise the significance of the distance of the distance from the Central Business District of each urban centre. Temporal comparisons were carried out by urban centres and significant impications were drawn in connection with the degree of urbanization process as well as with the age of maturity of urban centres. Population projections for the selected urban centres were made for the year 1990 based on cross-section and time-series approaches."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>