Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 107175 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tommy Christomy
Jakarta: Perpusnas Press, 2019
011.31 TOM k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Mu`jizah
Depok : Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1998
091 MUJ p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia, 1997
598.51 KAJ
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Titik Pudjiastuti
Jakarta: UI-Press, 2010
PGB 0253
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Nawangningrum
"Salah satu informasi yang dapat diperoleh dari naskah kuna adalah yang berkaitan dengan penyakit dan pengobatannya. Berdasarkan kajian terhadap naskah nusantara koleksi Perpustakaan FIB-UI (dahulu FSUI), khususnya naskah pengobatan Jawa, Bali, Melayu, dan Sunda. Dari naskah-naskah kuna itu diperoleh informasi mengenai jenis-jenis penyakit, berbagai jenis tanaman obat, serta cara pengolahan dan pengobatan penyakit.

From the manuscript, we can take the information about deseases and the medical treatment. The study of nusantara?s manuscripts which keep on the library Faculty of Humanities University of Indonesia (before Faculty of Letters-UI), especially medical text Javanese, Balinese, Melanese, and Sundanese show the information about the deseases, varieties of herba medical, processing, and therapies."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2004
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Indra Rukmi
"Seperti yang diketahui pada abad XIX kegiatan penyalinan naskah Melayu tumbuh subur. Di antara tempat penyalinan yang pernah ada, Jakarta atau Batavia dulu tercatat sebagai kota yang banyak melahirkan penyalin naskah. Bukan tidak beralasan bila di kota tersebut kreativitas para penyalin atau pengarang dapat berkembang. Pada waktu itu Algemeene Secretarie (selanjutnya disingkat AS), yaitu kantor pemerintah Belanda yang didirikan pada tahun 1819, memprakarsai penyalinan naskah Melayu. Para juru tulis yang bekerja di tempat tersebut dapat diketahui namanya dari halaman awal naskah atau tertera pada kolofon; sebagai oontoh untuk ini terlihat dalam Hikayat Putri Johar Manikam, LOr.3315. Demikian bunyinya: "Ini Hikayat Putri Johar Manikam oleh yang menulis juru tulis Melayu di Kantor Sekretari Gupernemen, Muhamad CingSaidullah".
Adanya skriptorium Melayu di Batavia pada abad XIX telah dibicarakan oleh Voorhoeve (1964:255--258). Badan pemerintah Belanda itu mengusahakan penyalinan naskah untuk kebutuhan para pejabat Belanda yang mempelajari bahasa Melayu. Voorhoeve menggunakan kata skriptorium untuk tempat penyalinan naskah Melayu; kata tersebut semula mengacu ke ruangan tempat menulis buku-buku dan dokumen-dokumen, khususnya di biara-biara pada abad pertengahan (Folsom, 1990:110). Agaknya kesamaan kegiatan dalam hal penyalinan itulah yang menyebabkan istilah ini juga dipakai untuk tempat penyalinan naskah Melayu di Batavia.
Selain AS, para kolektor pribadi, yaitu mereka yang memiliki naskah dan mungkin menyewakannya, juga merupakan pemrakarsa penyalinan. Tujuan penyalinan di sini, untuk melayani kebutuhan para pembaca yang ingin menikmati bacaan yang bersifat hiburan. Beberapa naskah berikut ini memberikan informasi tentang adanya persewaan itu. Sebagai contoh, sesudah teks Hikayat Syahrul Indra VIII, PH. HL.600 (C.St.146B) berakhir, ada catatan tambahan yang menyebutkan bahwa pemiliknya bernama Muhamad Hamzah Abdullah Baju, seorang pembantu distrik yang tinggal di kampung Muka Jembatan. Naskahnya disewakan 10 sen semalam.
Bahwa khalayak pembaca terdiri dari penduduk pribumi, keturunan Cina, maupun keturunan Indo, tercermin dari sebutan Saudara, Tuan, Baba, Datuk, dan Nyonya yang ditujukan kepada pembaca naskahnya oleh pemilik naskah Hikayat Cindabaya, PN.ML.604 (Br. 206)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titik Pudjiastuti
"ABSTRAK
Dalam perkembangan kebudayaan suatu masyarakat, tulisan
memainkan peranan yang penting sekall dalam sejarah kehidupan
manusia, berkenaan dengan masalah kehidupan sehari-hari,
sosial, politlk, kekuasaan, ilmu pengetahuan, dan sebagainya.
Salah satu suku bangsa di Nusantara yang masyarakatnya
memiliki sistem tulisan adalah suku bangsa Madura. Masyarakat
Madura menyebutnya dengan istilah carakan Madam atau aksara
jaba. Disebut aksara jaba karena tulisan iniherasal dari Iuar
Madura, yaitu Jawa. Secara fisik, bentuk maupun jumlah hurufnya
memang mirip dengan tulisan Jawa, hanacaraka, hanya cara
membacanya yang agak berbeda.
Pada masa dahulu, aksara jaba bulcan saja digunakan
sebagai sarana komunikasi melainkan juga sarana untuk
menuangkan aspirasi keindahan. Sayang sekali, pada masa kini,
tulisan Madura nyaris dilupakan oleh para pendukungnya,
terutama generasi mudanya. _
Meskipun demikian, sebagai sarana sastra, fenomena
tulisan Madura. di masa Ialu sampai sekarang rnasih dapat kita
lihat buktinya, terabadikan dalam naskah-naskah kuno Madura.
Sayang sekall, keterikatan orang pada tradisi lama
seringkali menyebabkan munculnya pandangan khusus mengenai
naskah-naskah lama tersebut, sehingga ada orang yang
mengkultuskannya dan ada pula yang tidak memperdulikannya.
Berkenaan dengan hal di atas, penelitian ini dilakukan.
Tujuannya untuk mengetahui sejauh mana peranan tulisan
Madura dalam masyarakat pendukungnya, dilihat dari fenomena
rnasalalu dan kini. Berdasarkan penelitian ini diketahui
bahwa orang Madura yang dapat membaca dan menulis aksara
jawa pada masa kini sudah sangat sedikit jurnlahnya, sedangkan
naskah-naskahnya pun sekarang hanya dihargai sebagai benda
keramat atau benda antik yang laku dijual."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1997
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Mustika Ayu Rakhadiyanti
"Tesis ini membahas naskah sarakata, yakni surat pengangkatan uleebalang oleh sultan di Kesultanan Aceh. Sarakata yang menjadi objek penelitian adalah sarakata yang berjudul "Surat-Surat dari Aceh" koleksi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dengan kode ML 447. Sarakata ini ditulis pada abad ke-19 dengan aksara Jawi dan bahasa Melayu, Aceh, serta Arab. Terdapat pula bahasa Belanda sebagai adisi. Sarakata dalam SSA ML 447 terdiri atas sembilan surat, namun pada penelitian ini hanya empat sarakata yang dikaji, yakni sarakata 3, 5, 6, dan 7 karena keempat sarakata ini mengandung aspek sejarah, ekonomi, politik, sosial, dan hukum Islam. Metode yang digunakan dalam mentransliterasi sarakata adalah metode edisi kritis. Setelah ditransliterasi dan disunting, struktur teks sarakata dikaji dengan berpedoman kepada aturan berkorespondensi rajaraja pada zaman dahulu, yaitu Kitab Tarasul. Dalam Kitab Tarasul, terdapat 10 unsur yang membentuk sebuah struktur yang utuh. Akan tetapi, apabila dibandingkan dengan Kitab Tarasul, sarakata hanya memiliki 5 unsur, yaitu (1) kop surat, (2) cap, (3) pujipujian, (4) isi dan kolofon, serta (5) penutup. Meskipun demikian, sarakata memiliki sebuah unsur yang tidak termaktub dalam Kitab Tarasul, yakni sumpahan. Perbedaan format berkorespondensi ini terjadi karena Aceh memiliki adatnya sendiri yang berkelindan dengan ajaran Islam. Selain kajian struktur sarakata, cap dalam sarakata (cap sikureueng) juga dikaji dengan ilmu bantu sigilografi. Berdasarkan kajian sigilografi, cap sikureueng adalah "cap yang digunakan oleh Raja Aceh dalam pembubuhan surat-surat penting kerajaan yang berisi nama sultan yang sedang memerintah‟. Cap ini dapat terdiri atas sembilan lingkaran, sesuai makna harfiah sikureueng, tetapi dapat juga terdiri atas satu lingkaran. Posisi cap menandakan pengirim surat lebih superior daripada penerima surat. Desain dan hiasan cap yang berbeda-beda menggambarkan kesenian dan tujuan tertentu tiap-tiap raja. Pemaknaan ini dikaji dengan proses semiosis Pierce. Hasilnya adalah cap sikureueng dihiasi dengan bentuk-bentuk alam dan geometris, seperti lengkungan menyerupai payung, bunga trilium, tiga daun, bunga tulip, bunga matahari, dan pohon cemara. Tanda-tanda tersebut (representamen) merupakan ikon yang memiliki kandungan makna tersendiri, seperti harapan pertumbuhan, kedamaian, kesejahteraan hidup, dan kekuasaan yang panjang umur.

This thesis discusses the sarakata manuscript, which is a letter of appointment of uleebalang by the Sultan in the Sultanate of Aceh. Sarakata as the object on this research is sarakata entitled "Surat-Surat dari Aceh" with the code ML 447, a collection from the National Library of Indonesia. This sarakata was written in the 19th century using the Arabic's letter and Malay language (mentioned as Jawi's letter), also Aceh and Arabic languages. There is also Dutch language as an addition. Sarakata in SSA ML 447 consists of nine letters, but in this study, only four sarakata were analyzed, those are sarakata 3, 5, 6, and 7 because these sarakatas contains the historical, economic, political, social, and Islamic law‟s aspects. The method used in the transliteration of sarakata is a critical edition. After being transliterated and edited, the structure of the text is examined by guidance of correspondence in the past time on the Kitab Tarasul. In Kitab Tarasul, there are 10 elements that form a whole structure. However, when compared with Kitab Tarasul, sarakata SSA has only 5 elements, namely (1) letterhead, (2) seal, (3) praises, (4) contents and colophon, and (5) concluding. However, sarakata SSA had an element that was not contained in the Kitab Tarasul, that is pledge. The different correspondence formats occur because Aceh has its own Islamic-proprietarycustom. Besides the study of the sarakata structure, the seal in sarakata (sikureueng's seal) is also examined using sigillography. Based on a sigillography study, the sikureueng's seal is "the seal used by the Aceh's sultans in the establishment of important royal letters containing the name of the ruling sultan". This seal can consist of nine circles, according to the literal meaning of the sikureueng, but it can also consist of one circle. The position of the seal signifies the mail sender superior to the mail recipient. The different design and decoration of the stamp depict the art and specific objectives of each king. This usage is examined by the semiosis process by Pierce. The result is the sikureueng‟s seal adorned with natural and geometric forms, such as archs resembling umbrella, trilium flower, three leaves, tulips, sunflowers, and evergreen trees. The signs (representament) are icons that have their own meaning content, such as the hope of growth, peace, welfare, life, and longevity."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
T54528
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titik Pudjiastuti
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Mamlahatun Buduroh
"Merapi-Merbau is a mandala which developed in the Majapahit empire. Teaching of religions and translating of manuscripts was an important activity in this area. Merapi-Merbabu manuscript has been a collection of the National Library of Republic Indonesia and in private collections. Darma Jati is a manuscript from the Merapi-Merbabu scriptoria which form a collection of the National Library of Republic Indonesia.
The research of Darma Jati manuscripts executed of taking inventory and comparing the manuscripts to decide the text edition. There are twenty manuscripts in Darma Jail entitled from different scriptoria. The manuscripts from Merapi-Merbabu No. L 442 is the basis of the text edition and translation using the diplomatic method. Next the text and its script are analyzed.
This research brings to light that the Darma Jati manuscript contains about religious principles, learning and the location of Darma Jati doctrine. The principle of Darma Jati doctrine are yoga, sakti, ruwat and moksa. Besides the scripts of this manuscript shows that buda script was taught in this area. The expose about script in the manuscript can be used as a guideline to read other Merapi-Merbabu manuscripts."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2006
T17385
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>