Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 83910 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Afifa Radhina
"Prevalensi obesitas meningkat dan menjadi masalah kesehatan global yang perlu mendapatkan perawatan yang tepat. Pengobatan obesitas menggunakan Hibiscus sabdariffa Linn. telah banyak digunakan. Namun, potensinya untuk proses pencoklatan jaringan adiposa sebagai penanganan obesitas masih belum diketahui. Proses pencoklatan yang diupregulasi gen UCP1 ditandai oleh jalur pensinyalan faktor transkripsi PRDM16. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menentukan potensi H. sabdariffa dalam PRDM 16 sebagai faktor transkripsi untuk gen UCP1. Penelitian eksperimental menggunakan 24 tikus Sprague Dawley jantan berusia 6-10 minggu dengan berat badan antara 110-160 g yang dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu kontrol (C), obes (O), obes dengan H. sabdariffa 200mg/KgBW (O -200) dan obes dengan H. sabdariffa 400mg/KgBW (O-400). Tikus obes diinduksi dengan pemberian pakan tinggi lemak (19%) selama 17 minggu dilanjutkan dengan pemberian ekstrak H. sabdariffa selama 5 minggu. Kadar PRDM16 diukur pada jaringan adiposa menggunakan teknik ELISA.
Hasil penelitian menunjukkan penurunan indeks Lee pada kelompok obes yang diberikan H. sabdariffa O-200 dan O-400, mencapai level di bawah 310, meskipun hasil tes ANOVA oneway menunjukkan tidak ada perbedaan dalam kelompok dengan kelompok obes (p> 0,05). Penurunan indeks Lee diikuti oleh peningkatan PRDM 16 pada kelompok O-200 dan O-400 bila dibandingkan dengan kelompok obes (p <0,05). H. sabdariffa berpotensi menurunkan berat badan pada tikus obes. Mekanisme pengurangan ini adalah melalui peningkatan kadar PRDM16. Pemberian dosis H. sabdariffa 400mg/kg/hari meningkatkan kadar PRDM16 lebih baik daripada kadar 200mg/kgBB.

The obesity prevalency is increasing and becoming a global health problem which needs to get the right treatment. Obesity treatment using Hibiscus sabdariffa Linn. has been widely used. However, its potential for browning process for treatment of obesity is still unknown. Browning process by UCP1 gene upregulation characterized by PRDM16 transcription factor signaling pathway. Therefore, this study aims to determine the potential of H. sabdariffa in PRDM 16 as transcription factor for UCP1 gene. The experimental study used 24 male Sprague Dawley rats aged 6-10 weeks with body weight between 110-160 g which were divided into 4 groups, namely control (C), obese (O), obese with H. sabdariffa 200mg/KgBW (O-200) and obese with H. sabdariffa 400mg/KgBW (O-400). Obese rats induced by giving high-fat diet (19%) for 17 weeks continued with administration of H. sabdariffa for 5 weeks. PRDM16 levels were measured from adipose tissue using ELISA technique. The results showed a decrease in Lee index in the obese group given H. sabdariffa O-200 and O-400, reaching levels below 310, although oneway ANOVA results test showed no difference in group with the obese group (p> 0.05). The decrease in Lee index was followed by an increase in PRDM 16 in the O-200 and O-400 groups when compared to obese group (p <0.05). H. sabdariffa has potential to lose weight in obese rat. The mechanism of this reduction is through increasing PRDM16 level. The administration of H. sabdariffa dose of 400mg/kg/day increases PRDM16 levels better than the levels of 200mg/kgBW."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heriyanto
"Salah satu penanganan obesitas melalui proses pencoklatan yang meningkatkan thermogenesis. Proses pencoklatan melibatkan faktor transkripsi PPARγ dan PGC1α. Saat ini diketahui pengaruh H. sabdariffa dalam menghambat adipogenesis, namun pengaruhnya pada proses pencoklatan masih belum diketahui. Tujuan penelitian untuk mengatahui pengaruh H. sabdariffa pada proses pencoklatan. Penelitian eksperimental menggunakan 24 ekor tikus Sprague Dawley jantan (Rattus Norvegicus) dengan berat 90-160 gram, usia 6-10 minggu, dibagi menjadi 4 kelompok yaitu kelompok kontrol (KH0), kelompok kontrol obes dengan pakan khusus (OH0), kelompok obes diberikan ekstrak H. sabdariffa 200 mg/KgBB (OH200), Kelompok obes diberikan ekstrak H. sabdariffa 400 mg/KgBB (OH400). Pemberian H. Sabdariffa dilakukan selama 5 minggu, selanjutnya dilakukan pemeriksaan dengan RT-qPCR. Pemberian ekstrak H. sabdariffa meningkatkan ekspresi PPARγ dan PGC1α sebagai faktor transkripsi proses pencoklatan. Hal ini didukung dengan penurunan Indeks Lee hingga normal. Kesimpulan: Ekstrak H. sabdariffa meningkatkan ekspresi faktor transkripsi proses pencoklatan PPARγ dan PGC1α sehingga memberikan hasil penurunan Indeks Lee yang merupakan salah satu indikator obesitas pada tikus.

The browning process that increase thermogenesis become one of the option to treat obesity. Beiging process involves PPARγ and PGC1α transcription factors. The effect of H. sabdariffa in holding adipogenesis is known, but its effect on the beiging process is still unknown. The purpose of this study was to determine the effect of H. sabdariffa on the beiging process. The experimental study used 24 male Sprague Dawley rats (Rattus Norvegicus) weighing 90-160 grams, 6-10 weeks old, divided into 4 groups known as control group (KH0), the obesity control group with high fat diet (OH0), the obesity group was given H. sabdariffa extract 200 mg/KgBW (OH200), the obese group was given H. sabdariffa extract 400 mg / KgBW (OH400). The administration of H. Sabdariffa was carried out for 5 weeks, then it was examined by RT-qPCR. The administration of H. sabdariffa extract increased the expression of PPARγ and PGC1α as transcription factors for beiging process. This is supported by the decline in the Lee Index to normal. Conclusion: H. sabdariffa extract increased the expression of browning process transcription factor PPARγ and PGC1α which resulted in decreased Lee index, an indicator of obesity in rat."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ranum Wanudya Yunas
"Hipertensi memiliki berbagai pilihan pengobatan karena kompleksitas patofisiologinya, termasuk intervensi terhadap inflamasi, sehingga bahan alami yang menargetkan berbagai mekanisme dapat dipertimbangkan. Ekstrak rosella dapat menurunkan tekanan darah dengan menghambat ACE, sementara penambahan ekstrak jahe merah diharapkan dapat mendukung pengobatan hipertensi melalui intervensi inflamasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi aktivitas antihipertensi kombinasi ekstrak rosella dan jahe merah pada tikus model hipertensi yang diinduksi DOCA-salt. Studi dilakukan terhadap enam kelompok tikus (n=5) yang terdiri dari satu kelompok normal dan lima kelompok tikus model hipertensi. Tikus model hipertensi diinduksi dengan pemberian 30 mg/kgBB DOCA secara subkutan dan NaCl 2% sebagai pengganti air minum selama tiga minggu. Kelompok tikus model terdiri dari kontrol negatif (CMC 0,5%), kontrol positif (4,5 mg/200 g BB kaptopril), dan 3 kelompok dosis kombinasi ekstrak rosella-jahe merah (50:3,5 mg/300gBB; 100:7 mg/300gBB; dan 200:14 mg/300gBB). Pemberian sediaan uji dilakukan secara peroral selama dua minggu kemudian diukur tekanan darah, level biomarker RAAS dan mediator inflamasi. Hasil uji antihipertensi menunjukkan kombinasi ekstrak rosella-jahe merah yang mengandung sianidin-3-sambubiosida dan 6-gingerol memiliki aktivitas antihipertensi karena mempengaruhi tekanan darah sistolik-diastolik secara signifikan pada ketiga dosis uji; level renin secara signifikan pada dosis 50:3,5mg /300grBB dan 200:14mg/300grBB; aktivitas ACE secara signifikan pada ketiga dosis, dan level angiotensin II secara signifikan pada dosis 100:7mg/300grBB dan dosis 200:14mg/300grBB serta terhadap level IL-17A secara signifikan pada dosis 100:7mg/300grBB dan 200:14mg/300grBB. Dosis optimalnya adalah 100:7mg/300gBB, dengan penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik tikus model hipertensi secara berturut-turut sebesar ± 45 mmHg (27,6%) sistolik dan ± 39 mmHg (33,2%).

Hypertension offers diverse treatment options due to its complex pathophysiology, including interventions targeting inflammation, thus natural substances that target multiple mechanisms worth considering. Roselle extract reduces blood pressure by inhibiting ACE, while the addition of red ginger extract is anticipated to support hypertension treatment through inflammation intervention. This research aims to evaluate the antihypertensive activity of combination extracts of rosella-red ginger in DOCA-salt-induced hypertension model rats. This study was conducted on six groups of rats (n=5), comprising one normal group and five groups of hypertension model rats. The hypertension was induced in rat models by subcutaneous administration of 30mg/kgBW of DOCA and 2% NaCl as substitute for drinking water for three weeks. The model rat groups were comprised of negative control (0.5%CMC), positive control (4.5mg/200gBW captopril), and three doses groups of roselle-red ginger extract (50:3.5mg/300gBW; 100:7mg/300gBW; and 200:14mg/300gBW). The test preparations were given by oral gavage over two weeks then blood pressure, RAAS biomarker levels, and inflammation mediator were measured. The anti-hypertensive test results indicated combination of roselle-red ginger extract containing cyanidin-3-sambubioside and 6-gingerol has antihypertensive activity as it affects systolic-diastolic blood pressure significantly at all test doses; renin level significantly at doses 50:3.5mg/300grBW and 200:14mg/300grBW; ACE activity significantly at all doses, and angiotensin II level significantly at doses 100:7mg/300grBW and 200:14mg/300grBW and IL-17A level significantly at doses 100:7mg/300grBW and 200:14mg/300grBW. The optimal dose was 100:7mg/300gBW, resulting in reductions of approximately ±45 mmHg (27.6%) in systolic and ±39 mmHg (33.2%) in diastolic blood pressure in the hypertensive rat model."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nisa Kartika Komara
"ABSTRAK
Salah satu tanaman yang diduga dapat berperan dalam menurunkan berat badan pada tikus obese adalah Hibiscus sabdariffa Linn (H. sabdariffa). Peran tersebut dapat dilihat melalui potensi beberapa kandungan zat aktif dalam menurunkan resistensi FGF21, namun potensi kandungan zat aktif dari H. sabdariffa belum pernah dilakukan. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peran ekstrak H. sabdariffa. terhadap ekspresi reseptor FGFR1, ko-reseptor β-Klotho di jaringan adiposa dan protein FGF21 di hati pada tikus obese. Pada penelitian ini digunakan dosis H. sabdariffa 200 mg/kg BB dan 400 mg/kg BB. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis 400 mg/kg BB memiliki potensi yang lebih baik untuk meningkatkan kadar FGF21, ekspresi gen FGFR1, dan ko-reseptor β-klotho dibandingkan dengan kelompok normal dan dosis 200 mg/kg BB. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian H. sabdariffa pada tikus obese dengan dosis 400 mg/kg BB berpengaruh dalam meningkatkan ekspresi reseptor FGFR1, ko-reseptor β-klotho di jaringan adiposa, dan kadar protein FGF21 di hati.

ABSTRACT
One of the plants that can be used to lose weight is Hibiscus sabdariffa Linn (H. sabdariffa). That role can be seen through the potential of several active substance in reducing FGF21 resistance, but the potential of active substance in H. sabdariffa to reduce FGF21 resistance has never been done. Therefore, this study aims to determine the effect of H. sabdariffa extract for expression of FGFR1 receptor, β-Klotho co-receptor mRNA in adipose tissues and FGF21 protein in the liver in the obese model groups. In this study used a dose of 200 mg/kg BB and 400 mg/kg BB H. sabdariffa. The results showed that a dose of 400 mg/kg BB had better potential for increasing FGF21 levels in the liver, expression of FGFR1, and β-Klotho co-receptor mRNA in adipose tissues compared to the normal group and a dose of 200 mg/kg BB. The results of the study is the dose of 400 mg/kg BB has an effect on increasing the levels of FGF21 protein in the liver and expression of FGFR1 and β-klotho co-reseptor mRNA in adipose tissue."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nikma Mawaddah
"Diabetes melitus (DM) berhubungan dengan disfungsi kognitif, kondisi inflamasi dan stres oksidatif yang memberikan efek seluler secara langsung terhadap neuron. GLP-1 berperan pada fungsi memori karena interaksi GLP-1/GLP-1R akan meningkatkan modulasi neurogenesis dan plastisitas sinaptik. Efek Hibiscus sabdariffa Linn. (HSL) pada ekspresi GLP-1R dan mRNA proglukagon yang merupakan prekursor GLP-1 di hipokampus masih belum jelas. Oleh karena itu, akan diselidiki pengaruh pemberian ekstrak etanol HSL pada fungsi memori melalui GLP-1/GLP-1R. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan mencit DDY jantan usia 8-10 minggu, dibagi menjadi 5 kelompok: kontrol normal (K), kontrol DM (DM), DM dengan quercetin (DM-Que), DM dengan HSL 200 mg/kg BB (DM-Hib200), DM dengan HSL 400 mg/kg BB (DM-Hib400). Intervensi diberikan selama 28 hari. Semua mencit melakukan Object Location Test (OLT) untuk menilai fungsi memori spasial. Ekspresi mRNA proglukagon dan GLP-1R dianalisis dengan menggunakan RT-PCR. Dilakukan uji in silico terhadap zat aktif HSL terhadap GLP-1R. Ditemukan penurunan fungsi memori pada mencit DM disertai dengan penurunan ekspresi mRNA proglukagon dan GLP-1R. Pada uji in silico zat aktif HSL seperti Myricetin-3-arabinogalactoside, Tetra-O-methyljeediflavanone, dan Ethyl chlorogenate dapat dijadikan kandidat senyawa terbaik yang berikatan dengan GLP-1R. Temuan ini menunjukkan bahwa ekstrak HSL dapat meningkatkan fungsi memori dengan mempertahankan eskpresi mRNA proglukagon dan GLP-1R hipokampus dan terdapat juga kandidat zat aktif HSL yang dapat berikatan langsung dengan GLP-1R.

Diabetes mellitus (DM) is connected to cognitive dysfunction, inflammatory conditions and oxidative stress that exert direct cellular effects on neurons. GLP-1 plays a role in memory function because the GLP-1/GLP-1R interaction will increase the modulation of neurogenesis and synaptic plasticity. The effects of Hibiscus sabdariffa Linn (HSL) on the expression of GLP-1R and proglucagon mRNA which is a precursor of GLP-1 in the hippocampus is still unclear. Therefore, we will investigate the effect of giving HSL ethanol extract on memory function via GLP-1/GLP-1R. This research is an experimental research, using male DDY mice aged 8-10 weeks, divided into 5 groups: normal control (K), DM control (DM), DM with quercetin (DM-Que), DM with HSL 200 mg/kg BW (DM-Hib200), DM with HSL 400 mg/kg BW (DM-Hib400). The intervention was given for 28 days. All mice performed the Object Location Test to assess spatial memory function. Proglucagon and GLP-1R mRNA expression was analyzed using RT-PCR. The in silico test was performed on the active substance of HSL against GLP-1R. It was found a decrease toward the memory function in DM mice, proglucagon and GLP-1R mRNA expression. In silico test, the active substances HSL Myricetin-3-arabinogalactoside, Tetra-O-methyljeediflavanone, and Ethyl chlorogenate can be used as the best candidate compounds to bind the GLP-1R. These findings indicate that HSL extract can improve memory function by maintaining hippocampal proglucagon and GLP-1R mRNA expression and there is also a candidate HSL active substance that can bind directly to GLP-1R."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gulshan Fahmi El Bayani
"Overtraining meningkatkan IL-1B sistemik akibat mikrotrauma otot sehinggga memengaruhi hipokampus yang penting dalam pembentukan konsolidasi memori spasial. Pemberian H. sabdariffa diharapkan menurunkan IL-1? dan meningkatkan IL-1ra sehingga berpotensi mencegah gangguan konsolidasi memori spasial. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental terhadap 20 tikus Wistar jantan Rattus norvegicus, 250-300 gram , terbagi ke dalam 4 kelompok yaitu kontrol C , kontrol H. sabdarifa C-Hib , latihan fisik overtraining OT dan latihan fisik overtraining yang diberi H. sabdarifa OT-Hib . Pemberian ekstrak metanol H. sabdariffa 500 mg/kgBB berpotensi sebagai antiinflamasi melalui peningkatan sitokin antiinflamasi IL-1ra plasma darah secara bermakna sehingga mencegah gangguan fungsi konsolidasi memori spasial tikus overtraining.

Overtraining lead to increase IL 1 systemically due to muscle mikrotrauma that affect hippocampus which was important in the formation of spatial memory consolidation. Administration H. Sabdariffa is expected to decrease IL 1 and increases IL 1ra thereby potentially preventing impairment of spatial memory consolidation. This research is an experimental study using 20 male Wistar rats Rattus norvegicus, 250 300 g were divided into 4 groups control C , H. sabdarifa control C Hib , physical exercise overtraining OT and physical exercise overtraining by H. sabdarifa OT Hib . Administration of the methanolic extract of H. Sabdariffa 500 mg kg body weight was a potential anti inflammatory by increase anti inflammatory cytokines IL 1ra in blood plasma so that prevent the impairment of spatial memory consolidation in overtraining Wistar rat.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agnita Putri Fadhilah
"Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu penyakit metabolik ditandai dengan hiperglikemia. Penelitian terbaru mengaitkan patofisiologi DM dengan stres retikulum endoplasma yang menyebabkan perubahan ekspresi ATF4 yang dapat mempengaruhi glukoneogenesis. Hibiscus sabdariffa Linn. (HSL) merupakan tanaman herbal yang banyak digunakan dalam pengobatan tradisional dan dipercaya memiliki manfaat menurunkan kadar gula darah. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh HSL yang difraksinasi berdasarkan kepolarannya terhadap sekresi ATF4 juga ekspresi FoxO1 dan G6Pase yang menggambarkan regulasi glukoneogenesis jaringan hati mencit DM tipe 2. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan mencit galur DDY berusia 9-10 minggu yang dibagi menjadi empat kelompok: normal (N), kelompok DM tipe 2 yang diinduksi diet tinggi lemak dan penyuntikan streptozotocin yang diberikan HSL dengan fraksinasi heksan (S), etil asetat (T-EA), atau etanol (T-Et), dengan dosis 400 mg/kgBB selama 5 minggu. Penelitian ini menggunakan metode RT-PCR untuk mengukur ekspresi ATF4, FoxO1 dan G6Pase pada jaringan hati mencit. Pada penelitian ini didapatkan HSL dengan fraksinasi T-EA memiliki ekspresi ATF4 yang lebih tinggi dibandingkan kelompok lainnya. Tidak terdapat pengaruh HSL yang difraksinasi dengan pelarut apaun terhadap ekspresi FoxO1 dan G6Pase. Temuan ini menunjukkan potensi ATF4 dalam mempengaruhi ekspresi ATF4 tetapi belum didapatkan pengaruhnya terhadap glukoneogensis yang dilihat dari ekspresi FoxO1 dan G6Pase.

Diabetes Mellitus (DM) is a metabolic disease indicated by hyperglycemia. Recent research tried to find a relation between DM pathophysiology and stress on endoplasmic reticulum which caused change on ATF4 which in turn affected gluconeogenesis. Hibiscus Sabdariffa Linn (HSL) is a herbal plant commonly used as medication and known to reduce blood glucose level. The aim of this research is to analyse the effects of fractionated HSL based on its polarity to ATF4 secretion and to analyse FoxO1 and G6Pase expression which can describe gluconeogenesis regulation on liver’s tissue of mice with type 2 DM. This research is experimental research conducted on breeds of DDY mice ages between 9 to 10 weeks classified into 4 groups: normal group (N), one induced with high fat diet and streptozotocin injection which contained HSL and fractionation of hexane (S), one induced with ethyl acetate (T-EA), and one given ethanol (T-Et). Each was given 400mg/kg per body weight for 5 weeks.  This research used RT-PCR to measure ATF-4, FoxO1, and G6Pase expression. The result showed that HSL with fractionation T-EA had the highest ATF4. This result indicated high potency of ATF4. However, the effect of ATF4 in gluconeogenesis is yet to be determined."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Grestyasanti Wimasan
"Latar Belakang: Rosela dilaporkan sebagai agen antiradang.
Tujuan: menganalisis efektivitas ekstrak etanol terstandar kelopak rosela terhadap penyembuhan ulser mukosa mulut.
Metode: Dua belas tikus dibagi dalam kelompok kontrol dan perlakuan. Ekstrak 3.75% dan 7.5% dioleskan 2 kali sehari pada mukosa mulut. Pengamatan dilakukan selama 3 dan 7 hari. Kemerahan dan pembengkakan jaringan sekitar diamati secara visual. Diameter ulser diukur satu hari setelah dibuat dan sebelum dikorbankan. Spesimen dibuat, diamati secara mikroskopis, dan dilakukan skoring.
Hasil: Diameter ulser dan skor radang menurun. Kemerahan dan pembengkakan jaringan sekitar tidak terlihat lagi.
Simpulan: Ekstrak 7.5% efektif terhadap penyembuhan ulser mukosa mulut tikus.

Background: Roselle is reported as anti-inflammatory agent.
Objectives: To analyze standardized roselle calyces ethanol extract efficacy`s towards oral mucous ulcer.
Methods: Twelve rats were divided into 2 groups; control and experimental group. The 3.75% and 7.5% extract were applied topically twice a day in oral mucous. Animals were observed for 3 and 7 days. Redness and swelling were observed visually. Ulcer diameter was measured a day after creation and before sacrifice. Specimens were observed microscopically and scored.
Results: Ulcer diameter and inflammation score were decreased. No redness and swelling observed.
Conclusions: The 7.5% extract is effective for the ulcer."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S44984
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zahriah
"Berbagai penelitian telah membuktikan khasiat ekstrak air rosella (Hibiscus sabdariffa L) dalam pemeliharaan fungsi kardiovaskular. Penggunaan ekstrak air rosella yang dikoadministrasikan dengan aspirin berpotensi untuk terjadi, karena aspirin merupakan terapi yang juga digunakan dalam pemeliharaan fungsi kardiovaskular, khususnya sebagai antiplatelet. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak air rosella terhadap farmakokinetik dan farmakodinamik aspirin. Studi interaksi farmakokinetik dan farmakodinamik ekstrak air rosella dengan aspirin terbagi dalam beberapa kelompok perlakuan, yaitu kelompok aspirin tunggal, rosella tunggal dan tiga kelompok ko-administrasi ekstrak air rosella dengan aspirin. Ekstrak air rosella dalam tiga variasi dosis yang diberikan secara ko-administrasi dengan aspirin tidak memberikan pengaruh yang signifikan secara statistik terhadap AUC, Cmaks, tmaks, Vd, Klirens, dan t1/2 asam salisilat. Selain itu, pemberian ekstrak air rosella secara ko-administrasi dengan aspirin tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan waktu perdarahan dan survival rate dari tikus uji. Berdasarkan  hasil penelitian ini disimpulkan, ekstrak air rosella yang digunakan secara ko-administrasi dengan aspirin pada tikus tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap farmakokinetik dan farmakodinamik aspirin.

Various studies have proven the efficacy of Roselle (Hibiscus sabdariffa L) in maintaining cardiovascular function. The use of aqueous extract of Roselle with aspirin has the potential to occur, because aspirin is a therapy that is also used in the maintenance of cardiovascular function, especially as antiplatelet. This study aimed to determine the effect of aqueous extract of Roselle on the pharmacokinetics and pharmacodynamics of aspirin. The study of pharmacokinetic and pharmacodynamic interactions of aqueous extract of Roselle with aspirin was divided into several treatment groups: single aspirin group, single Roselle and three co-administration groups of aqueous extract of Roselle with aspirin. Co-administration aqueous extract of Roselle with aspirin did not have a significant difference on AUC, Cmax, Tmax, Vd, clearance, and t½ salicylic acid. In addition, co-administration aqueous extract of Roselle and aspirin did not show a significant increase in the bleeding time and survival rate of rats. In conclusion, aqueous extract of Roselle used by co-administration with aspirin in rats did not have a significant effect on the pharmacokinetics and pharmacodynamics of aspirin."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
T54283
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risa Kusuma Anggraeni
"Diabetes melitus (DM) merupakan salah satu faktor risiko terjadinya penurunan fungsi dengan salah satu mekanisme melibatkan glycogen synthase kinase-3β (GSK-3β) Inhibisi GSK-3 oleh fosforilasi Ser9 diperlukan untuk pembentukan LTP bergantung NMDA yang penting untuk plastisitas sinap. Pemberian Hibiscus sabdariffa Linn. (HSL) dapat memperbaiki fungsi memori, namun apakah HSL dapat HSL dapat mempengaruhi GSK-3β dan NMDAR di hipokampus masih belum jelas. Tujuan penelitian untuk menganalisis pengaruh pemberian HSL terhadap fungsi memori, aktivitas GSK-3β, dan ekspresi NMDAR hipokampus mencit DM. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan mencit DDY berusia 9-11 minggu yang dibagi menjadi lima kelompok: kontrol (K), kontrol DM (DM), kontrol positif DM dengan quercetin (DM-Que), DM dengan HSL dosis 200 mg/kgBB (DM-Hib2), DM dengan HSL dosis 400 mg/kgBB (DM- Hib4). Hewan coba mendapat perlakuan selama empat minggu. Fungsi memori dinilai dengan uji Y-Maze forced alternation dan Y-Maze spontaneous alternation sebelum dan sesudah perlakuan untuk mengetahui memori spatial. Analisis kadar total pGSK-3β) didapatkan dengan metode ekspresi gen NR2A dan NR2B menggunakan RT-PCR. Hasil penelitian ini menunjukan penurunan fungsi memori pada kelompok DM yang disertai dengan penurunan kadar pGSK-3β, serta penurunan ekspresi gen NR2A dan NR2B pada hipokampus. Pemberian quercetin sebagai kontrol positif dan HSL dapat mempertahankan fungsi memori pada mencit DM yang berkaitan dengan pemulihan pGSK-3β serta ekspresi gen NR2A dan NR2B. Temuan ini menunjukan bahwa pemberian HSL dapat berpotensi memperbaiki fungsi memori dan berkaitan dengan aktivitas GSK-3β dan ekspresi NR2A dan NR2B.

Diabetes mellitus (DM) is a risk factor for memory impairment with one mechanism involving glycogen synthase kinase-3β (GSK-3β). Inhibition of GSK-3 by phosphorylation of Ser9 is required for the formation of LTP dependent NMDA which is important for synaptic plasticity and memory function. Previous study showed Hibiscus sabdariffa Linn. (HSL) improves memory function. However, the effect of HSL on GSK-3β activity and NMDAR in the hippocampus is still unclear. The aim of the study is to investigate the effect of HSL administrating on memory function, GSK-3β activity, and NMDAR expression in DM mice. This study is an experimental study using DDY mice aged 9-11 weeks which were divided into five groups: control (K), DM control (DM), positive control DM with quercetin (DM- Que), DM with HSL at a dose of 200 mg/kgBW (DM-Hib2), DM with HSL at a dose of 400 mg/kgBW (DM-Hib4). Experimental animals were given treatment for four weeks. All groups performed Y-Maze forced alternation and Y-Maze spontaneous alternation before and after treatment to determine it’s memory function. Analysis of GSK-3β total and pSer21/9 GSK-3β levels used ELISA while analysis of NR2A and NR2B gene expression used RT-PCR. The results of this study showed a decrease in memory function in the DM group accompanied by a decrease in pGSK-3β levels, as well as a decrease in the expression of NR2A and NR2B genes in the hippocampus. Administration of quercetin as a positive control and Hibiscus sabdariffa Linn. can maintain memory function in DM mice related to the restoration of pGSK-3β levels and the expression of NR2A and NR2B genes. These findings indicate that administration of Hibiscus sabdariffa Linn can improve memory function by increasing pGSK-3β and NR2A and NR2B expression."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>