Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 113428 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sarinah Bintang
"ABSTRAK
Angka Kematian Neonatal AKN di Indonesia konstan pada 19 per 1.000 kelahiranhidup. Walaupun mengalami penurunan namun tergolong lambat dibandingkan angkakematian bayi dan balita. Kelahiran kembar merupakan salah satu faktor risiko darikematian neonatal. Risiko yang ditimbulkan mencapai 6 kali dibandingkan kelahirantunggal. Kemungkinan terjadinya peningkatan angka kelahiran kembar, dan risikotinggi yang ditimbulkan, dapat menjadi ancaman bagi upaya penurunan kematianneonatal di Indonesia. Studi ini menggunakan data Survei Demografi KesehatanIndonesia SDKI 2012 dengan desain cross sectional. Tujuan penelitian untukmengetahui proporsi kelahiran kembar, dan hubungan antara kelahiran kembar dengankematian neonatal. Populasi studi melibatkan seluruh anak lahir hidup pada tahun 20072012dari wanita usia subur 15-49 tahun . Berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi,diperoleh sampel sebanyak 15.083. Hasil studi menunjukkan angka kelahiran kembar diIndonesia sebesar 14 per 1.000 kelahiran, meningkat dari hasil studi sebelumnya 7,2 per1.000 kelahiran pada tahun 1997-2007, dan ada hubungan bermakna antara kelahirankembar dengan kematian neonatal dengan nilai POR 2,39; 95 CI 1,43-4,01; p-value0,00, setelah dikontrol variabel paritas dan berat bayi lahir. Anak kembar berisiko tinggikarena cenderung lahir dengan berat bayi lahir rendah, oleh karena itu ibu dengankehamilan kembar harus memenuhi kebutuhan nutrisi selama kehamilan serta perlumembatasi jumlah anak.

ABSTRACT
Neonatal Mortality Rate in Indonesia is a constant at 19 per 1,000 live births. Although decreased, but relatively slow compared to infant and under five mortality rates. Multiple birth is one of the risk factors for neonatal death. The risk of neonatal mortality for multiple births reached 6 times compared to singleton. The likelihood of increased multiple births and the high risk posed could cause a threat to efforts of reducing neonatal mortality in Indonesia. This study used Indonesia Demographic Health Survey with cross sectional design. The aim is to determine the proportion of multiple births, and to analyze association of multiple births and neonatal mortality. The study population involved 15.083 children born alive in 2007 2012, from women of reproductive age. As results, the rate of multiple births in Indonesia by 14 per 1,000 births, increased from previous study 7,2 per 1.000 births in 1997 2007. There was a significant association between multiple births with neonatal mortality, POR 2,39 95 CI 1,43 4,01 p value 0,00, after controlled parity and birth weight. Twins tend to be born with low birth weight, so mothers with multiple pregnancy should meet nutritional needs during pregnancy and need to limit the number of children. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarinah Bintang
"Angka Kematian Neonatal (AKN) di Indonesia konstan pada 19 per 1.000 kelahiran hidup. Walaupun mengalami penurunan namun tergolong lambat dibandingkan angka
kematian bayi dan balita. Kelahiran kembar merupakan salah satu faktor risiko dari kematian neonatal. Risiko yang ditimbulkan mencapai 6 kali dibandingkan kelahiran
tunggal. Kemungkinan terjadinya peningkatan angka kelahiran kembar, dan risiko tinggi yang ditimbulkan, dapat menjadi ancaman bagi upaya penurunan kematian
neonatal di Indonesia. Studi ini menggunakan data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 dengan desain cross sectional. Tujuan penelitian untuk mengetahui proporsi kelahiran kembar, dan hubungan antara kelahiran kembar dengan kematian neonatal. Populasi studi melibatkan seluruh anak lahir hidup pada tahun 2007-2012 dari wanita usia subur (15-49 tahun). Berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi, diperoleh sampel sebanyak 15.083. Hasil studi menunjukkan angka kelahiran kembar di
Indonesia sebesar 14 per 1.000 kelahiran, meningkat dari hasil studi sebelumnya 7,2 per 1.000 kelahiran pada tahun 1997-2007, dan ada hubungan bermakna antara kelahiran
kembar dengan kematian neonatal dengan nilai POR 2,39; 95% CI 1,43-4,01; p-value 0,00, setelah dikontrol variabel paritas dan berat bayi lahir. Anak kembar berisiko tinggi karena cenderung lahir dengan berat bayi lahir rendah, oleh karena itu ibu dengan kehamilan kembar harus memenuhi kebutuhan nutrisi selama kehamilan serta perlu membatasi jumlah anak.

Neonatal Mortality Rate in Indonesia is a constant at 19 per 1,000 live births. Although decreased, but relatively slow compared to infant and under-five mortality rates.
Multiple birth is one of the risk factors for neonatal death. The risk of neonatal mortality for multiple births reached 6 times compared to singleton. The likelihood of increased multiple births and the high risk posed could cause a threat to efforts of reducing neonatal mortality in Indonesia. This study used Indonesia Demographic Health Survey with cross sectional design. The aim is to determine the proportion of multiple births, and to analyze association of multiple births and neonatal mortality. The study population involved 15.083 children born alive in 2007-2012, from women of reproductive age. As results, the rate of multiple births in Indonesia by 14 per 1,000 births, increased from previous study 7,2 per 1.000 births in 1997-2007. There was a significant association between multiple births with neonatal mortality, POR 2,39; 95% CI 1,43-4,01; p-value 0,00, after controlled parity and birth weight. Twins tend to be born with low birth weight, so mothers with multiple pregnancy should meet nutritional needs during pregnancy and need to limit the number of children."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T53812
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Coraima Okfriani
"Indonesia menjadi salah satu negara dengan AKN paling tinggi di Asia Tenggara yaitu sebesar 17 per 1000 kelahiran hidup. Pulau Jawa merupakan pulau yang dihuni lebih dari setengah penduduk Indonesia dengan jumlah kematian neonatal dini di Pulau Jawa paling tinggi se Indonesia berdasarkan laporan SDKI 2012. Selain itu dua provinsi di antaranya memiliki AKN di atas AKN nasional yaitu Banten dan Jawa Tengah. Kematian neonatal disebabkan oleh berbagai faktor yaitu sosiodemografi pelayanan kesehatan karakteristik bayi lahir dan riwayat komplikasi ibu. Berdasarkan hal tersebut penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor faktor yang berhubungan dengan kematian neonatal di Pulau Jawa tahun 2012. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis data sekunder Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia SDKI 2012 dengan jumlah sampel yang digunakan adalah 3662 sampel. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara kematian neonatal dengan ibu yang berpendidikan rendah hubungan kematian neonatal dengan paritas ge 3 anak dan hubungan kematian neonatal dengan BBLR
Indonesia is one of country that has the highest NMR in Southeast Asia amounted to 17 per 1000 live births. Java island is a home to more than half population of Indonesia with the highest number of early neonatal mortality based on IDHS 2012 report. Moreover two provinces in Java Island Banten and Central Java have NMR above national. Neonatal mortality caused by multifactors for examples sociodemographic health care newborn characteristics and mother's complication history. According to that this study aims to know about the factors related to neonatal mortality in Java island in 2012 based on IDHS 2012 report. Method used secondary data analysis from IDHS 2012 report with numbered of sample are 3662. The results are there is association between association between neonatal mortality with low mother's education association between neonatal mortality with parity ge 3 kids and association between neonatal mortality with low birth weight."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S60309
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Witri Zuama Qomarania
"ABSTRAK
Angka Kematian Bayi merupakan salah satu indikator pembangunan suatu bangsa. 60 persen kematian bayi terjadi pada periode neonatal 0-28 hari . Berdasarkan data SDKI 2012 angka kematian neonatal mengalami penurunan sebesar 41 persen dari 32 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 1991 menjadi 19 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2012. Namun selama dua periode terakhir 2007 dan 2012 angka kematian neonatal stagnan pada 19 per 1000 kelahiran hidup. Salah satu faktor ibu yang dapat meningkatkan risiko kematian neonatal adalah paritas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara status paritas dengan kematian neonatal berdasarkan data SDKI 2012. Desain penelitian yang digunakan adalah kasus kontrol dengan sampel sebanyak 324 responden terdiri dari 81 kasus dan 243 kontrol, yang merupakan bayi kelahiran terakhir pada persalinan tunggal dengan berat badan lahir ge;1000 gram dan memiliki data yang lengkap. Kasus merupakan bayi yang mengalami kematian pada usia 0-28 hari, sedangkan kontrol merupakan bayi yang hidup melewati usia 28 hari. Hasil analisis multivariat dengan menggunakan regresi logistik ganda, setelah dikontrol oleh variabel berat lahir didapatkan adanya perbedaan risiko yang signifikan untuk terjadinya kematian neonatal antara ibu dengan paritas 1 dan ge; 4 dibandingkan ibu dengan paritas 2-3. Ibu dengan status paritas 1 dan ge; 4 memiliki risiko 1,756 kali untuk mengalami kematian neonatal dibandingkan ibu dengan paritas 2-3.

ABSTRACT
Infant Mortality Rate is one indicator of development of a nation. 60 percent of infant deaths in the neonatal period 0 28 days . Based on the 2012 IDHS data, the neonatal mortality rate decreased by 41 percent from 32 per 1000 live births in 1991 to 19 per 1000 live birth in 2012. However, during the last two periods 2007 and 2012 the neonatal mortality rate is stagnant in 19 per 1000 live births. One of the maternal factors that may increase the risk of neonatal death is parity. The study aims to determine the association between parity and neonatal mortality based on IDHS 2012 data. The study design used case control with 324 respondents consist of 81 cases and 243 controls, which is the last birth on a single birth with birth weight 1000 grams and has complete data. Cases are babies who die from the age of 0 28 days, while control is a baby who lives more than the age of 28 days. The result of multivariate analysis using multiple logistic regression, after controlled by the variable of birth weight was found significant different of risk for neonatal mortality between mother with parity 1 and ge 4 compared to mother with parity 2 3. Mothers with parity status 1 and ge 4 having 1,756 times of the neonatal mortality compared to mothers with parity 2 3."
2017
T47637
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwika Sari Sasoka
"Angka Kematian Bayi merupakan salah satu indikator pembangunan suatu bangsa. Kematian neonatal (0-28 hari) menyumbang lebih dari setengah (59,4%) kematian bayi. Berdasarkan data SDKI 2012 angka kematian neonatal mengalami penurunan sebesar 41% dari 32/1000 kelahiran hidup pada tahun 1991 menjadi 19/1000 kelahiran hidup pada tahun 2007. Namun pada dua periode terakhir angka kematian neonatal stagnan di angka 19/1000 kelahiran hidup pada tahun 2007 dan 2012. Salah satu faktor yag dapat meningkatkan kematian neonatal adalah jarak kelahiran.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jarak kelahiran yang berkontribusi dan hubungannya terhadap kejadian kematian neonatal. Penelitian ini merupakan analisis data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012. Desain penelitian yang digunakan adalah kasus kontrol dengan sampel sebanyak 102 kasus dan 306 kontrol. Kasus adalah bayi yang mengalami kematian neonatal dan merupakan anak terakhir pada persalinan tunggal. Dan kontrol adalah bayi yang hidup melewati usia 28 hari.
Hasil analsis multivariat dengan menggunakan uji regresi logistik , didapatkan adanya perbedaan risiko yang signifikan untuk terjadinya kematian neonatal antara ibu dengan jarak kelahiran < 27 bulan dan jarak kelahiran > 78 bulan dibandingkan dengan jarak kelahiran 28-77 bulan. Ibu yang memiliki jarak kelahiran <27 bulan memiliki risiko 2,2 kali (95%CI : 1,274- 3,822) mengalami kematian neonatal dibandingkan ibu dengan jarak kelahiran 28-77 bulan. Risiko juga meningkat bila jarak kelahiran >78 bulan,, ibu dengan jarak kelahiran >78 bulan memiliki risiko untuk mengalami kematian neonatal sebesar 1,95 kali (95% CI : 1,126-3,368) bila dibandingkan dengan jarak kelahiran 28-77 bulan.

Infant Mortality Rate is one of development indicator from a nation. Neonatal mortality (0-28 days) accounts for more than half (59.4%) of infant mortality. Based on the 2012 IDHS data the neonatal mortality rate decreased by 41%, from 32/1000 live births in 1991 to 19/1000 live births in 2007. But in the last two periods, there are stagnant condition of neonatal mortality rate, which is 19/1000 live births in 2007 and 2012. One of the factors that can increase neonatal mortality is birth spacing.
This study aims to know the relationship between birth spacing and the incidence of neonatal death. This research is an analysis of data of Indonesia Demographic and Health Survey (SDKI) 2012. The research design is using case control study with the number of sample are 102 cases and 306 controls. Cases are infants who have neonatal death and the last child in a single labor. And control is a baby that lives past the age of 28 days.
Multivariate analysis is using logistic regression showed that there was a significant difference of risk for neonatal mortality between mothers with birth spacing <27 months and birth spacing of > 78 months compared with 28-77 month of birth spacing. Mothers with birth spacing <27 month had a 2.2 times (95% CI: 1,274-3,822) risk of neonatal mortality compared to mothers at 28-77 months of birth spacing. The risk also increased when birth spacing is > 78 months, mothers with birth spacing > 78 months had a risk of neonatal deaths of 1.95 times (95% CI: 1,126-3,368) compared with 28-77 months of birth spacing.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50097
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurmala Selly Saputri
"Pendahuluan: Data lima tahun terakhir menunjukkan peningkatan cakupan pemeriksaan antenatal di Indonesia. Selain itu lebih dari 75 persen ibu telah menerima tablet besi selama kehamilan. Namun, tren penurunan kematian neonatal di Indonesia justru mengalami perlambatan bahkan cenderung tetap.
Tujuan: Mempelajari pengaruh suplementasi tablet besi dan pemeriksaan antenatal dengan kejadian kematian neonatal di Indonesia.
Metode: Analisis multivariabel dengan regresi logistik ganda pada semua responden dengan riwayat kelahiran anak terakhir yang terjadi dalam kurun waktu lima tahun sebelum survei. Didapatkan 198 kematian neonatal pada 15.126 kelahiran hidup tunggal.
Hasil: Suplementasi tablet besi pada ibu hamil memberikan proteksi pada kejadian kematian neonatal. Ternyata, ada beda pengaruh suplementasi tablet besi pada ibu yang melakukan pemeriksaan antenatal dan tidak melakukan pemeriksaan antenatal. Pengaruh yang tidak mengonsumsi tablet besi dapat meningkatkan odds kematian neonatal 1,4 lebih besar pada ibu yang melakukan pemeriksaan antenatal sedangkan pengaruh tidak dapat suplementasi tablet besi pada ibu hamil meningkatkan odds kematian neonatal 13,4lebih besar pada ibu yang tidak melakukan pemeriksaan antenatal. Interaksi tersebut menunjukkan pengaruh yang sangat kuat dari suplementasi tablet besi pada ibu hamil di Indonesia terhadap kematian neonatal.
Simpulan & Saran: Suplementasi tablet besi pada ibu hamil sangat penting dalam menurunkan kematian neonatal di Indonesia. Diperlukan upaya khusus agar setiap wanita hamil di Indonesia mengosumsi tablet besi selama kehamilannya. Prioritas lain adalah program yang mampu mengurangi kejadian anemia pada wanita sejak remaja.

Background: Data in the last five years shows an increase in antenatal care coverage in Indonesia. In addition, more than 75 percent mothers had received iron tablets during pregnancy. However, the neonatal mortality trend in Indonesia experienced a slowdown even stagnant. Moreover, coverage of neonatal mortality in infant mortality has increased over time.
Objective: The objective of this study is to determine influenceof iron tablets supplementation and antenatal care with neonatal mortality in Indonesia.
Methods: Multivariable analysis with logistic regression is used to analyze the most recently born infant in five years. The analysis finds 198 neonatal deaths in 15.126 single live births.
Result: Iron tablets supplementation on pregnant women reduce risk on neonatal mortality. Apparently, there are different influences of iron tablets supplementation in mothers who perform and not perform antenatal care. The odds ratio of not taking iron tablets increase the risk of neonatal death 1.4 times higher for mothers with antenatal care while the influence not taking iron tablet supplementation in pregnant women increases the risk of neonatal mortality of 13.4 times higher for mothers with no antenatal care. The interaction shows a very strong influence of iron tablets supplementation to pregnant women against neonatal mortality in Indonesia.
Conclusion & suggestion: Iron tablets supplementation gives important role to pregnant women in reducing neonatal mortality in Indonesia. Special efforts are needed so that every pregnant woman in Indonesia takes iron tablets during pregnancy. Another priority is a program that is able to reduce anemia in women as a teenager. Suggestion: Need a special effort to reduce anemia in pregnant women with iron tablets supplementations since girls start adolescence.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55059
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Puspitasari
"Tesis ini membahas mengenai ibu hamil yang mengalami komplikasi selama kehamilannya dengan kejadian kematian neonatal. Angka kematian neonatal di suatu daerah dapat dijadikan sebagai salah satu indikator dalam keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan. Selain faktor penyebab langsung, juga terdapat berbagai faktor pemicu terjadinya kematian neonatal. Faktor tersebut meliputi faktor sosial ekonomi, faktor ibu, faktor pelayanan kesehatan, faktor neonatal, faktor persalinan dan pelayanan postnatal. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan menggunakan analisis regresi logistik ganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penyebab kematian neonatal adalah kelengkapan kunjungan ANC, kunjungan neonatal, usia ibu, penolong persalinan, pendidikan ibu, pekerjaan ibu dan tempat persalinan. Responden yang mengalami komplikasi kehamilan mulas sebelum 9 bulan memiliki peluang sebesar 1,021 untuk mengalami kematian neonatal, responden yang mengalami komplikasi kehamilan perdarahan berlebihan memiliki peluang sebesar 1,170 kali untuk mengalami kematian neonatal, responden yang mengalami kommplikasi kehamilan demam memiliki peluang sebesar 1,153 kali untuk mengalami kematian neonatal, , responden yang mengalami komplikasi kehamilan kejang memiliki peluang sebesar 1,036 kali untuk mengalami kematian neonatal, responden yang mengalami komplikasi kehamilan dengan tanda bahaya lebih dari satu jenistanda bahaya seperti hipertensi, kepala pusing, posisi janin sungsang, dan oedema memiliki peluang sebesar 1,276 kali untuk mengalami kematian neonatal. Dan yang berkaitan dengan komplikasi kehamilan, diharapkan pemerintah melakukan upaya deteksi dini terhadapa komplikasi pada kehamilan dan perlu diikuti dengan pemantauan yang berkelanjutan pada kepatuhan ibu terhadap anjuran dari petugas kesehatan

This thesis discusses the pregnant women who experience complications during pregnancy with the incidence of neonatal mortality. Neonatal mortality rate in an area can be used as an indicator of the success of health care and health development programs. In addition to the direct causes, there are also many factors triggering the occurrence of neonatal mortality. These factors include socioeconomic factors, maternal factors, health service factors, neonatal factors, factors childbirth and postnatal care. This study used cross sectional design by using multiple logistic regression analysis. The results of this study indicate that the cause of neonatal mortality is completeness ANC, visit neonatal, maternal age, birth attendants, maternal education, maternal employment and the place of delivery. Respondents who experienced pregnancy complications heartburn before 9 months have a chance at 1,021 to experience neonatal death, respondents who experienced pregnancy complications excessive bleeding have a chance at 1,170 times to experience neonatal death, respondents who experienced kommplikasi pregnancy fever has the opportunity for 1,153 times to experience neonatal deaths , respondents who experienced pregnancy complications seizures have a chance at 1,036 times to experience neonatal death, respondents who experienced pregnancy complications with danger signs of more than one jenistanda hazards such as hypertension, headache, fetal position, breech presentation, and edema have a chance at 1,276 times to experience neonatal death. And associated with complications of pregnancy, it is expected the government to make efforts terhadapa early detection of complications in pregnancy and should be followed by continuous monitoring on compliance mother against the advice of health officials."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T45960
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizka Lidya Savitri
"AKN di Indonesia belum menunjukan penurunan yang bermakna. Sebesar 80 dari kematian bayi di Indonesia terjadi pada masa neonatal dini. Kejadian komplikasi persalinan belum menunjukkan penurunan yang signifikan di Indonesia dan 40 Ibu dengan anak yang meninggal dalam periode neonatal mengalami komplikasi persalinan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar hubungan komplikasi persalinan maternal dengan kematian neonatal dini setelah dikontrol dengan faktor sosial ekonomi, faktor ibu, riwayat komplikasi kehamilan, dan faktor pelayanan kesehatan serta memperhitungkan variabel interaksi. Desain studi penelitian ini adalah kasus kontrol 1:4 dengan analisis multivariat regresi logistik ganda menggunakan data SDKI 2012. Jumlah sampel dalam penelitian iniadalah 90 kasus dan 360 kontrol.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa besar hubungan komplikasi persalinan dengan kematian neonatal dini setelah dikontrol oleh variabel interaksi komplikasi persalinan dengan komplikasi kehamilan yaitu OR sebesar 1,204 95 CI: 0,695-2,084. Diperoleh OR interaksi pada ibu yang mengalami komplikasipersalinan dan komplikasi kehamilan sebesar 11,53 95 CI : 1,295-102,787. Intervensiuntuk menurunkan kematian neonatal dini diantaranya dengan optimalisasi upaya deteksidini kehamilan risiko tinggi, kualitas ANC, pelaporan AMP, penanganan kasus komplikasidan penanganan rujukan serta memberikan pelayanan kesehatan ibu dan anak denganmenekankan pendekatan continuum of care.

NMR in Indonesia has not shown a significant decrease. Early neonatal death contribute 80 of infant death in Indonesia. The incidence of maternal complication of labor has not shown a significant decline in Indonesia and 40 of mother with children die with inneonatal period with complication of labor. Aims of this study to identify the association between maternal complication of labor and early neonatal mortality in Indonesia after controlling the factors of socioeconomic, characteristics of the mother, maternal complication of pregnancy and health services and also considering variable interaction. Design of this study is case control 1 4 with multiple logistic regression to multivariate analysis using secondary SDKI 2012 data. The number of sample in this study are 90 cases and 360 controls.
The results indicates association between maternal complication of labor to early neonatal mortality after controlling the variable interaction of maternal complication of labor and maternal complication of pregnancy, OR 1,204 95 CI 0,695-2,084. The result showed estimate OR for mothers with complications of labor and complication of pregnancy is 11,53 95 CI 1,295 102,787. Intervention to reduce early neonatal death are optimalize early detection of high risk pregnancy, ANC quality, AMP reporting, handling cases complication, handling reverral and providing maternal and child health service by emphasizing the approach of continuum of care.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cindy Prastika
"Kematian neonatal merupakan indikator penting dalam kesehatan anak dan menjadi dasar untuk menilai derajat kesehatan negara. Kematian neonatal menyumbang 2/3 dari kematian bayi. Menurut WHO tahun 2020, 75% kematian neonatal terjadi di minggu pertama kelahiran dan sekitar 1 juta bayi meninggal dalam 24 jam pertama kelahiran. Upaya pencegahan kematian neonatal periode tersebut adalah dengan pelayanan kunjungan neonatal pertama (KN 1) yang berkualitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pelayanan KN 1 dengan kematian neonatal di Indonesia. Desain penelitian dengan cross sectional menggunakan data SDKI 2017. Sampel penelitian adalah WUS (15-49 tahun) yang melahirkan anak terakhir lahir hidup dan bukan kelahiran kembar. Analisis penelitian menggunakan complex sample dengan uji regresi logistik faktor risiko. Hasil penelitian menunjukkan kematian neonatal sebesar 2,3%, cakupan KN 1 sebesar 81,8% dan bayi yang menerima KN 1 lengkap sebesar 35,4%. Terdapat interaksi antara pelayanan KN 1 dengan persalinan sesar terhadap kematian neonatal sehingga kematian neonatal pada KN 1 tidak lengkap dengan sesar berisiko 1,4 kali lebih besar dan kematian neonatal pada KN 1 tidak lengkap dengan bukan sesar berisiko 4,4 kali lebih besar dibandingkan dengan kematian neonatal pada KN 1 lengkap dan bukan sesar. Oleh karena itu, peningkatan kelengkapan pelayanan KN 1 sangat diperlukan dalam penurunan kematian neonatal, seperti penyediaan pedoman neonatal esensial, promosi kesehatan terkait pentingnya perawatan bayi baru lahir. Selain itu juga penting mendorong ibu untuk melahirkan di fasilitas kesehatan agar bayi baru lahir dapat dipantau.

Neonatal mortality is an important indicator of child health and basis for assessing country’s health status. Neonatal mortality accounts for 2/3 of infant mortality. According WHO in 2020, 75% of neonatal mortality occur in the first week after birth and about 1 million infants die in the first 24 hours after birth. To prevent neonatal mortality in that period were by providing first neonatal visit service. Study aims to determined the relationship between first neonatal visit service with neonatal mortality in Indonesia. Design study was cross sectional using 2017 IDHS data. The sample was women of childbearing (15-49 years) who gave birth the last child born alive and not twins. Research analysis used complex sample with logistic regression of risk factors test. The results showed that neonatal mortality was 2.3%, coverage of KN 1 was 81.8% and newborns who received complete KN 1 were 35.4%. There was an interaction between KN 1 services with caesarean delivery and neonatal mortality so that neonatal mortality in incomplete KN 1 with caesarean section is 1,4 times greater and neonatal mortality in incomplete KN 1 with non-caesarean section is 4,4 times greater than death neonatal in KN 1 is complete and not caesarean. Therefore, increasing the completeness of KN 1 services is very necessary in reducing neonatal mortality, such as providing essential neonatal guidelines, health promotion related to the importance of newborn care. In addition, it is also important to encourage matenal to delivery in health facilities so that newborns can be monitored."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabila Hulwani
"Indonesia menempati peringkat ke-7 dengan jumlah kematian neonatal tertinggi di dunia. Sekitar 42% dari seluruh kematian neonatal terjadi pada hari pertama setelah lahir dan sekitar 75% terjadi dalam periode neonatal dini. Sebagian besar kematian neonatal dini dapat dicegah melalui akses ke pelayanan kesehatan, salah satunya kunjungan neonatal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan Kunjungan Neonatal Pertama (KN 1) dengan kematian neonatal dini di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan desain studi kasus-kontrol dengan menganalisis data sekunder SDKI tahun 2017. Penelitian ini menemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pemanfaatan KN 1 dengan kematian neonatal dini [OR=8,23, 95% CI=2,76-24,55]. Risiko kematian neonatal dini ditemukan lebih tinggi pada wilayah tempat tinggal perdesaan, bayi berjenis kelamin laki-laki, urutan kelahiran 2-3 dan ≥4, jarak kelahiran <24 bulan dan >35 bulan serta anak tunggal, berat badan lahir <2500 gram, ibu berpendidikan rendah, melahirkan saat berusia <20 tahun dan >35 tahun, memanfaatkan perawatan antenatal <6 kali, tidak mendapatkan imunisasi tetanus toksoid, dan tidak melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan. Adapun ditemukan bahwa wilayah tempat tinggal, jenis kelamin, urutan kelahiran, berat badan lahir, usia saat melahirkan, imunisasi tetanus toksoid, dan tempat persalinan merupakan variabel perancu yang mempengaruhi hubungan antara pemanfaatan KN 1 dengan kematian neonatal dini.

Indonesia is ranked 7th with the highest number of neonatal deaths worldwide. About 75% of all neonatal deaths occur in the early neonatal period. Early neonatal deaths can be prevented through access to health services through neonatal visits. This study aims to determine the relationship between first neonatal visits and early neonatal mortality in Indonesia. This is a quantitative study using a case-control study design by analyzing secondary data from the 2017 IDHS. This study found a significant relationship between first neonatal visits and early neonatal mortality [OR=8.23, 95% CI=2.76- 24,55]. The risk of early neonatal mortality was found to be higher in rural areas; male babies; birth order 2-3 and ≥4; birth spacing <24 months and >35 months, and an only child; birth weight <2500 grams; mother low education; gave birth at <20 years and >35 years; used antenatal care <6 times; did not receive tetanus toxoid immunization; and did not give birth in a health care facility. It was found that place of residence, sex, birth order, birth weight, age at birth, tetanus toxoid immunization, and place of delivery were confounding variables that influenced the relationship between the use of first neonatal visits and early neonatal mortality."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>