Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 59241 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gres Grasia Azmin
"Maen pukulan merupakan budaya Betawi yang mengandung unsur olah raga, budaya, spiritual, dan bela diri. Ia merupakan warisan yang hidup pada masyarakat Betawi serta  Jakarta dan sekitarnya. Satu aliran maen pukulan yang relatif lama, eksis,  dan populer pada masa kini ialah Beksi Tradisional H. Hasbullah.
Tujuan penelitian ini ialah mengkaji penggunaan memori kolektif pada perguruan maen pukulan Beksi Tradisional H. Hasbullah sebagai bagian dari budaya masyarakat Betawi dilihat dari sistem pewarisan dan pengelolaan perguruan pada masa kini. Pada perguruan tersebut, memori yang terpelihara terbagi menjadi memori individu yang teraplikasi pada guru maen pukul dan memori kolektif yang terdapat pada komunitas.
Menggunakan tiga teori mengenai memori kolektif oleh Rubin, Bernecker, dan Halbwachs ditemukan bahwa maen pukulan Beksi Tradisional H. Hasbullah berkembang menggunakan memori kolektif para guru, murid, serta masyarakat yang menanggap pertunjukan Beksi. Ditemukan pula memori individu guru membentuk pola pewarisan yang ia pilih bagi muridnya serta tipe pengelolaan yang digunakan dalam kepengurusan perguruan.
Memori kolektif berperan pada pertunjukan yang mengandung Beksi di dalamnya. Memori menjadi panduan ketika terjadi perbedaan walau di sisi lain, memori yang tereduksi menyebabkan terjadinya pengerucutan pakem pertunjukan. Penelitian ini menunjukkan pentingnya peran memori kolektif untuk eksistensi dan perkembangan maen pukulan di masa depan.

Maen pukulan is a part of Betawinese tradition that contains sport, cultural, spiritual, and martial arts elements. It is a living heritage among Betawinese community and is found in Jakarta and its surrounding areas. A relatively old school of maen pukulan which still exists and popular today is the H. Hasbullahs Traditional Beksi.
This research aims to investigate the use of collective memory in the current Maen Pukulan Beksi Traditional H.Hasbullah schools as a part of Betawinese culture related to its cultural inheritance pattern and management. At the maen pukulan schools, there are two types of preserved memory. The first is individual memory which is applied by the maen pukulan gurus and the second is collective memory which is found among the community.
Using three theories about collective memory by Rubin, Bernecker, and Halbwachs, it is found that the traditional maen pukulan Beksi of H. Hasbullah has developed through the collective memory of the gurus, students, and the publics who perceive the Beksi performance. It is also found that individual memory of the gurus forms an inheritance pattern which they choose for their students and the type of management use at the maen pukulan school organisation.
Collective memory has its role in the performance that contains Beksi in it. The memory, on the one hand, becomes their guide when there is a dispute about Beksi. On the other hand, reduced memory has caused some changes and reduction, along with the continuity in the maen pukulan Beksi performance. This research shows the important role of collective memory in maintaining the existence and development of maen pukulan in the future.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
D2783
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nawi, G.J.
"Historical development of silat Betawi, martial art of Betawi people in Indonesia"
Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2016
796.8 NAW m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Arsyah Aditya Saputra
"Penelitian ini mengkaji tradisi lisan asli Betawi, ngerahul, yang dilakukan masyarakat Betawi Mampang melalui memori kolektif yang mereka miliki. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan memperoleh dan mengungkapkan upaya yang nyata untuk mengembalikan peranan ingatan masyarakat Betawi Mampang terhadap tradisinya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan dengan pendekatan deskriptif analitis karena menjelaskan, memberikan ilustrasi, dan simpulan terhadap permasalahan yang telah didapatkan dan diteliti sekaligus cukup adaptif dan peka terhadap pola-pola atau yang diterapkan masyarakat dalam tradisi ini. Metode pengumpulan data yang digunakan untuk penelitian ini adalah wawancara dengan beberapa narasumber terverifikasi, termasuk budayawan Betawi dan pelaku budaya tersebut. Penelitian ini memperoleh temuan bahwa ngerahul pada era modern di kawasan tersebut dijalankan atas dasar kebutuhan pelakunya dengan modal ingatan masa lalu. Di satu sisi, dengan ngerahul, mereka memperoleh timbal balik dan nilai-nilai yang bermanfaat untuk kehidupan mereka.

This research examines the indigenous oral tradition of Betawi called ngerahul, which is practiced by the Betawi community in Mampang, through their collective memory. The purpose of this study is to obtain and reveal the genuine efforts to restore the role of Betawi Mampang community's memory in relation to their tradition. This research utilizes a qualitative method with an analytical descriptive approach, as it seeks to explain, illustrate, or draw conclusions regarding the identified and researched issues, while also being adaptable and sensitive to the patterns or practices implemented by the community in this tradition. The data collection method employed for this research is interviews with several verified sources, including Betawi cultural experts and practitioners. The study findings indicate that ngerahul, in the modern era of the area, is carried out based on the needs of its participants with the aid of past memories. With ngerahul, they gain reciprocity and values that are beneficial to their lives."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lien Dwi Anggraini
"ABSTRAK
Ornamen sebagai bagian dari elemen rumah tradisional Betawi. Ornamen menjadi satu wujud fisik rumah tradisional yang mengisi komponen bangunan. Bentuk-bentuk pada ornamen yaitu bentuk geometris maupun bentuk non-geometris. Ornamen dilihat dari segi visual sebagai sesuatu yang indah, dari segi bahan, warna maupun bentuk. Adapun adanya keberadaan ornamen karena pengaruh sosial-budaya yang terkait pada rumah tradisional Betawi. Ornamen sebagai produk budaya Betawi ini memberikan beberapa peran yaitu sebagai hiasan pada komponen bangunan atau elemen dekoratif maupun mengandung unsur simbolik. Ornamen secara turun-temurun diwariskan pada masyarakat Betawi pada rumah tradisional dan menjadi ciri khas masyarakat Betawi. Dalam kebudayaan material, ornamen sebagai wujud fisik secara non verbal dapat menyampaikan pesan-pesan terkait konteks sosial budaya sehingga dapat terjelaskan hanya dengan melihat ornamen."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Dinas Kebudayaan Daerah Khusus Ibukota, 1991
R 720.9 RUM
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Raisa Akmalie
"Memori kolektif Jepang mengalami kontestasi dikarenakan adanya inkonsistensi dari narasi yang selalu digaungkan dan proses edukasi yang dilakukan secara repetitif dan berubah-ubah. Novel The Memory Police dapat dikategorikan sebagai situs memori yang merepresentasikan isu pembentukan memori kolektif Jepang. Metode kualitatif sebagai alat untuk mendapat data dengan sumber data studi pustaka dalam rangka mengkaji proses pembentukan memori kolektif Jepang serta keterlibatan elit di dalam prosesnya. Pembentukan memori kolektif Jepang dikaji dengan kerangka konseptual memori kolektif dengan pendekatan instrumentalisme dan determinisme historis. Pembentukan memori kolektif Jepang merupakan hasil dari berbagai peristiwa yang melibatkan proses mengingat dan melupakan. Kedua proses ini dipengaruhi oleh bagaimana elit membentuk narasi dan melimitasi informasi apa saja yang dianggap membahayakan moral bangsa Jepang. Namun demikian, pembentukan memori kolektif Jepang tidak hanya bersifat top-down oleh elit penguasa tetapi juga memiliki sifat bottom-up yang merupakan bentuk kontestasi terhadap narasi resmi pihak otoritatif. The Memory Police hadir sebagai situs memori yang merepresentasikan kontestasi pembentukan memori kolektif Jepang. The Memory Police mengonfrontasi pembentukan memori kolektif Jepang yang selama ini merupakan konstruksi dari elit penguasa Jepang.

Japan's collective memory experiences contestation due to the inconsistency of the narratives that are always echoed and carried out in a repetitive and changing manner. The novel The Memory Police can be classified as a memory site that represents the issue of the shaping of Japan’s collective memory. Qualitative methods as a tool for obtaining data using literature review to examine the process of memory construction and the involvement of the elite in the process. The shaping of Japanese collective memory is examined using conceptual framework of collective memory using instrumentalism and historical determinism approaches. The formation of Japanese collective memory is the result of events involving remembering and forgetting process. These two processes were influenced by how the elite formed narratives and limited any information deemed harmful to the morale of the Japanese people. However, the shaping of Japanese collective memory is not only top-down in nature created by the ruling elite but also has a bottom-up nature which is a form of contestation against the official narrative. The Memory Police exists as a memory site that represents the contestation for the formation of Japan’s collective memory. The Memory Police confronts the official narration which has been a construction of the Japan’s ruling elite."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifqy Azhar Hafizh
"ABSTRAK<>br>
Artikel ini membahas mengenai kekerasan kolektif yang terjadi dalam konflik antarorganisasi masyarakat Forum Betawi Rempug FBR dan Pemuda Pancasila PP . Konflik antarkedua organisasi masyarakat ormas ini seringkali terjadi di wilayah Jakarta, Tangerang, dan juga Depok dalam rentang tahun 2011 hingga 2016. Penulis berasumsi bahwa kekerasan kolektif yang terjadi dalam konflik antarormas FBR dan PP ini termasuk kedalam perilaku kolektif. Hasil analisa penulisan menunjukan adanya faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kekerasan kolektif dalam konflik antarkedua ormas ini. Faktor-faktor tersebut yaitu faktor kondusifitas struktural berupa kemajemukan wilayah konflik dan penandaan wilayah kekuasaan; faktor ketegangan struktural berupa pertentangan ekonomi seperti perebutan lahan; faktor tumbuh dan berkembangnya keyakinan umum berupa anggapan ormas lawan adalah musuhnya dan adanya sifat kekerasan yang melekat dalam kedua ormas; faktor pencetus berupa pencopotan atribut ormas, perusakan posko ormas, adanya provokator, dan adanya emosi; faktor mobilisasi berupa konsolidasi ikatan-ikatan dalam kelompok dan ukuran kolektivitas sehingga terjadi kekerasan kolektif; dan pengoperasian pengendalian sosial yang bersifat formal dan non-formal.

ABSTRACT<>br>
This article discusses the collective violence that occurred in the conflict between Forum Betawi Rempug FBR and Pemuda Pancasila PP community organizations. Conflicts between these two community organizations often occur in Jakarta, Tangerang and Depok areas from 2011 to 2016. The author assumes that the collective violence occurring in the conflict between FBR and PP organizations is included in collective behavior. The result of the writing analysis shows the factors that cause the collective violence in conflict between these two community organizations. These factors are the structural conduciveness factors in the form of territorial marking and the plurality of the conflict areas structural strain factor in the struggle for land due to economic factors growth and spread of a generalized belief factors in the assumption of opponent that mass organizations are enemies and the existing stereotype of the two organizations precipitating factors in the form of removing attributes of mass organizations, destruction of community organizations posts, the presence of provocateurs, and the emotions mobilization factor in the form of consolidation of bonds within the group and the collectivity measure so that collective violence occurs and the operation of formal and non formal social controls."
2017
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Alvin Alfianno
"Skripsi ini membahas mengenai peran H.Bokir dalam mengangkat Topeng betawi sebagai salah satu kesenian Betawi serta identitas kota Jakarta. Topeng Betawi adalah salah satu kesenian tua yang ada di Jakarta. H.Bokir yang merupakan seniman Topeng Betawi serta anak seorang Seniman Topeng terkenal yaitu H.Jiun ingin menjaga agar topeng tetap terus lestari di Ibukota yang terus mengalami arus modernisasi. Topeng Betawi yang merupakan seni tradisi pada akhirnya mengalami penyesuaian hingga akhirnya menjadi seni pertunjukkan yang bermain di panggung teater berkat peran H.Bokir melalui sanggar Topeng Setia Warga. Skripsi ini menggunakan metode sejarah dengan mengumpulkan sumber-sumber seperti surat kabar sezaman, buku, serta wawancara dengan keluarga H.Bokir untuk mendukung penelitian.

This paper thoroughly explain about H. Bokir`s role on raising Topeng Betawi as one of Betawi`s traditional art and Jakarta`s identity. Topeng Betawi is one of the oldest traditional art exist in Jakarta. H. Bokir, as one of Topeng Betawi artist which grow in mask artist family with H. Jiun, the famous mask artist, as his father want to take care the Topeng Betawi so it will stay sustainable in this modern era. Topeng Betawi is a traditional art which finally have an adjustment and become one of performing art and being shown in theater with the role of H. Bokir through Topeng Setia Warga. This paper is using historical method by collecting the sources such as newspapwe, book and also interviewing the family of H. Bokir to support the research."
Depok: Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Al Kautzar
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S47868
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>