Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 41913 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Niken Putri Andana Kusuma
"Penelitian ini mengkaji naskah "Putri Jaleka" (selanjutnya disingkat PJ) yang disimpan di Perpustakaan Universitas Indonesia. Teks PJ ditulis dalam bahasa dan aksara Jawa dalam bentuk tembang macapat. Teks PJ ditransliterasikan ke aksara latin dengan menggunakan metode edisi kritis. Setelah itu, teks diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Teks PJ berisi kisah perjalanan hidup Putri Jaleka. Ada kemungkinan, teks PJ direkonstruksi dari cerita Nabi Yusuf atau Serat Yusup yang terdapat dalam khazanah kesusastraan Jawa. Hal tersebut dapat dilihat dari adanya kesamaan nama tokoh dan kesamaan bagian cerita. Berdasarkan isinya, teks PJ menjadi cerita yang berdiri sendiri dengan fokus pada kisah berdasarkan sudut pandang Jaleka. Teks PJ berisi gambaran perjalanan keimanan Jaleka. Ketika dianalisis, urutan metrum tembang macapat dalam teks PJ seolah-olah tidak sesuai dengan urutan metrum tembang yang menggambarkan perjalanan hidup manusia. Oleh karena itu, urutan metrum tembang dalam teks PJ dikaji dengan menunjukkan strategi naratif dan narasi teks PJ sebagai rekreasi penulisnya. Berdasarkan urutan metrum dari strategi naratifnya, narasi teks PJ menjadi tidak runut. Sehubungan dengan itu, Serat Yusup dijadikan pedoman untuk menyusun kembali narasi teks Putri Jaleka. Penyusunan kembali narasi teks PJ berdampak pada perubahan urutan metrumnya. Urutan metrum yang telah berubah tersebut membuat narasi teks PJ menjadi lebih runut dan memperlihatkan perjalanan keimanan tokoh Jaleka.

This study examines the manuscript "Putri Jaleka" (hereinafter abbreviated PJ) which is kept in the University of Indonesia Library. The research will focus on PJ text. PJ text is written in Javanese language and in the form of tembang macapat. The PJ text was transliterated into the Latin script using the critical edition method. After that, the text is translated into Indonesian. PJ's text contains the story of Princess Jaleka's life journey. It is possible that the PJ text was reconstructed from the Story of Yusuf (Serat Yusuf) in Javanese literary treasures. This can be seen from the similarity of the names of the characters and parts of the story. Based on its contents, the PJ text becomes a new story focused on Jaleka's point of view. The PJ text contains a description of Jaleka's faith journey. When analyzing the song (tembang macapat) sequence in PJ, it is seen that the sequence does not seem to match the song metrics (metrum tembang) sequence that describes the course of human life. Therefore, the sequence of song metrics in PJ texts is analyzed by showing narrative strategies and narration of PJ texts as the author's recreation. Based on the metrics sequence of the narrative strategy, the PJ text narratives are not sequential. Therefore, Serat Yusup is used as a guideline for rearranging the narrative text of Princess Jaleka. The rearrangement of the PJ narrative text has an impact on the changing order of the metrics. The changing order of the metrics makes the PJ narrative text more sequential and shows Jaleka's faith journey."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
T55235
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dandung Adityo Argo Prasetyo
"ABSTRAK
Tesis ini mengkaji tentang teks Serat Kangsa Adu-Adu Macapat koleksi perpustakaan Reksapustaka Pura Mangkunegaran Surakarta. Teks ini termasuk karya sastra Jawa berkategori cerita wayang. Fokus kajian ini terbagi menjadi dua. Pertama kajian filologis yaitu menyajikan edisi teks Serat Kangsa Adu-Adu Macapat yang telah dibersihkan dari kesalahan dan diterjemahkan sehingga kandungannya dapat dipahami oleh masyarakat masa sekarang. Kedua secara kesastraan, memfokuskan genre teks yang berbentuk puisi tradisional Jawa atau macapat yang digunakan di dalam teks melalui metrum-metrumnya tersusun dalam rangkaian pupuh menggambarkan watak atau karakter tembang. Metrum macapat yang terdapat di dalam teks yaitu Asmaradana berwatak keprihatinan, kesedihan, nelangsa, kebahagiaan, dan kasmaran; Sinom berwatak menggebu-gebu, antusias, cekatan, lincah; Pangkur berwatak memuncak: puncak amarah, puncak rasa cinta, Pocung berwatak santai, jenaka, sendau gurau, dan tidak terlalu serius; Durma berwatak menggurui: peyampaian perintah, curahan perasaan marah, sedih; Mijil berwatak nasihat, himbauan, perencanaan; Dhandhanggula berwatak lentur, senang, sedih; Gambuh berwatak akrab, dekat; Kinanthi berwatak asih, bahagia, bersama, bergandengan.

ABSTRACT
This research examines the text of Sêrat Kangsa Adu-Adu Macapat from the collection of the Reksapustaka Pura Mangkunegaran Surakarta library. This text includes Javanese literary works categorized wayang stories. The focuses of this study is divided into two. The first philological study is presenting the edition of the text of Sêrat Kangsa Adu-Adu Macapat which has been cleansed of mistakes and translated so that its contents can be understood by nowadays society. Second literally, focusing on the genre of text in the form of traditional Javanese poetry or macapat used in the text through the metrums arranged in a series of pupuh depicting the character of the song. The macapat metrum contained in the text of Asmaradana is of concerned, sadness, misfortune, happiness, and love; Sinom is passionate, enthusiastic, nimble, lively; Pangkur is peaked: the peak of anger, the peak of love, Pocung relaxed character, witty, pleasantry, and not too serious; Durma is patronizing: commanding orders, outbursts of anger, sadness; Mijil has the character of advices, appeal, planning; Dhandhanggula is flexible, happy, sad; Gambuh is familiar, close; Kinanthi has a loving, happy, shared character, hand in hand."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
T49863
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini berjudul Pethikan Serat Centhini (h.i, sampul, punggung), namun dalam teks petikan itu hanya ditemukan dalam beberapa pupuh saja. Naskah ini adalah naskah majemuk yang berisi bermacam-macam teks, seperti petikan beberapa tulisan tertentu, primbon, sejarah dan lain-lain. Rincian isinya adalah sebagai berikut: I petikan Serat Centhini (h.1-9). Teks ini mengisahkan ajaran Jamal Jamil kepada penghulu Basarudin agar betah sahwat, mendapat keturunan, dan berbagai persyaratan mengolah sawah. Petikan terdiri atas tiga pupuh, sebagai berikut: (1) dhandhanggula; (2) girisa; (3) pucung. 2. Teks pawukon (h.52-60), menerangkan watak Wuku 30 beserta bahaya dan cara menghindarinya. Teks ini terdiri atas 32 bait tembang dhandhanggula, dimulai dengan 'Wasi Wregasana ambadhidhig, mathemumuk mesem sarwi mojar.'' 3. Teks primbon (h.61-65) berisi hitungan mengenai cara membuat berbagai macam pagar (petangan). Teks ini terdiri dari 15 bait tembang dhandhanggula, dimulai dari 'Sinekaraning wong kang akardi, ing pomahan dipun estokena yen garap pager. 4. Petikan Serat Rama (h.68-112), menceritakan ketika Rama mengajari Wibisana tentang bagaimana menjadi pemimpin yang bijaksana. Cerita berlanjut hingga Dewi Sinta membakar diri. Cerita berakhir dengan dialog Rama dengan dua orang raja tentang kedudukan dan arti empat macam tekad, yakni brata, sopana, yakti, waskitha. Teks terdiri atas 7 pupuh sebagai berikut: (1) dhandhanggula; (2) sinom; (3) kinanthi; (4) asmarandana; (5) sinom; (6) pangkur; (7) dhandhanggula. 5. Teks primbon (h.115-117), berisi perhitungan mengenai kedudukan rijal pada tiap-tiap hari (petangan). Teks ini menggunakan tembang maskumambang yang terdiri dari 14 bait, dimulai dengan 'Lamun dinten Ngakat Rijalolah gaib, kidul leres genya. 6. Petikan Serat Centhini (h. 117-164), menceritakan saat Amongraga memberi wejangan kepada istrinya Ken Tambangraras dan adiknya Jayengraga. Cerita berlanjut hingga Amongraga mengajarkan berbagai ilmu rasa. Petikan terdiri atas empat pupuh, sebagai berikut: (1) jurudemung; (2) dhandhanggula; (3) sinom; (4) dhandhanggula. 7. Petikan Serat Menak (h.165-176), menceritakan saat Raja Gulangge bertempur dengan Wong Agung. Dua pupuh, yaitu: (1) gambuh; (2) sinom. 8. Teks Sejarah Dalem Pakubuwana X (h. 177-194), menceritakan garis keturunan PB X dimulai dari Raja Majapahit terakhir Prabu Brawijaya. Teks terdiri atas jiga pupuh, Sebagai berikut: (1) dhandhanggula; (2) sinom; (3) dhandhanggula. 9. Teks Musyawaratan Para Wali (h. 195-235), berisi berbagai hal perdebatan filosofis Islam, diawali oleh Seh Malaya dilanjutkan oleh Sunan Giri, Sunan Geseng, Sunan Cirebon, Sunan Ampel, Sunan Kudus, Sunan Prawata dan Seh Maulana Magribi. Teks terdiri atas delapan pupuh, sebagai berikut: (1) sinom; (2) dhandhanggula; (3) maskumambang; (4) durma; (5) kinanthi; (6) pangkur; (7) pucung; (8) dhandhanggula. 10. Teks primbon dikutip dari Serat Centhini (h.235-237), berisi ajaran Nabi Muhammad kepada anaknya Siti Fatimah dan Sayidina Ali tentang saat baik dan buruknya bersanggama. Teks ini dimulai dengan tembang sinom terdiri dari 14 bait, cuplikan bait awalnya sebagai berikut, 'Kadis saresmi sekar sinom, sinekaran roning kamal.'' Menurut keterangan pada h.l 14, disebutkan bahwa Serat Pethikan Warni-warni ini merurjakan milik R.M.Ng. Brajakusuma, seorang panewu kabayan di Surakarta, namun keterangan mengenai penyalin atau saat penyalinan tak ditemukan. Naskah disalin dalam dua jenis kertas yang berbeda namun tampaknya berasal dari kertas produksi awal abad ke-20. Teks pemah diringkas oleh Mandrasastra pada bulan April 1932. Pigeaud menda-patkan naskah ini dari seorang Tn. van der Gracht pada tanggal 16 Desember 1929. Ringkasan teks yang dibuat oleh Mandrasastra juga dimikrofilm, sebagai lampiran keterangan naskah. Pada sampul luar juga terdapat keterangan mengenai isi teks, berikut halamannya. Selain teks-teks pokok di dalam naskah ini juga terdapat beberapa catatan tambahan. Di antaranya menyebutkan tentang keinginan seorang bernama Mangunwiharja untuk masuk dalam perkumpulan Sukalegawa (h.i), catatan menge-nai laporan rapat dan pengeluarannya (h.ii,iii), dan catatan jalannya persidangan (h.242, 244-245). Semua keterangan itu menyebutkan bahwa R.M.Ng. Brajakusuma adalah pemimpin dari perkumpulan Sukalegawa."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CS.75-NR 65
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Edy Suhaedi
Jakarta: Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional. Depdikbud, 1993
784.927 EDY p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Karimatus Sahrozat
"ABSTRACT
Hingga saat ini, naskah Melayu klasik masih kurang dikenal oleh maysarakat umum meski di dalamnya terkandung pengetahuan dan kearifan lokal masyarakat pemiliknya, misalnya tentang ramalan dan pengobatan tradisional yang hingga saat ini masih relevan dengan kehidupan masyarakat Indonesia. Salah satu naskah Melayu klasik yang membahas kedua hal tersebut adalah Ramalan tentang Gempa, Obat, Doa, dan Azimat RtGODA yang tersimpan di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia PNRI. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk 1 menyajikan edisi teks dan 2 membahas isi naskah, khususnya bagian ramalan dan pengobatan tradisional, serta kaitannya dengan budaya masyarakat Melayu masa lampau. Metode edisi teks yang dipilih adalah metode edisi standar, sedangkan analisis isi dilakukan dengan pendekatan budaya untuk menganalisis ramalan dan pendekatan etnomedisin untuk menganalisis pengobatan tradisional. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, penelitian ini menyimpulkan bahwa meskipun masyarakat Melayu masa lampau percaya dan mengamalkan ajaran Islam, mereka tetap mempercayai ramalan dan adanya hal-hal magis. Kepercayaan tersebut masuk dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat, termasuk dalam bidang pengobatan. Kepercayaan terhadap ramalan yang bertentangan dengan ajaran Islam menunjukkan bahwa masuknya agama Islam tidak mempengaruhi tradisi dan kepercayaan masyarakat Melayu masa lampau secara keseluruhan. Sebaliknya, tradisi yang telah hidup dalam masyarakat berbaur dengan kepercayaan masyarakat terhadap agama Islam.

ABSTRACT
Until now, the classical Malay manuscripts are still less known by the common people even if they can contain knowledge and local wisdom of the owner community, for example about the divination and traditional medicine that still relevant with the life of Indonesian people. One of the classical Malay manuscript that discussing these two things is a manuscript titled Ramalan tentang Gempa, Obat, Doa, Azimat RtGODA stored in Perpustakaan Nasional Republik Indonesia PNRI. This study was conducted with the aim of 1 presenting the text edition and 2 discussing the divination and the practice of ethnomedicine in the manuscript and its relation to the culture of ancient Malay society. The text edition method chosen in this study is the standard edition method. Meanwhile, content analysis was conducted with a cultural approach to analyze the divination and an ethnomedicin approach to analyze the traditional medicine. Based on the analysis that has been done, this study concludes that although the Malay community in the past believed and practiced the teachings of Islam, they still believed in divination and the existence of magical things. That belief exist in various areas of their live, including the field of medicine. Their belief in divination that are contrary to Islamic teachings shows that the entry of Islam does not affect the traditions and beliefs of ancient Malay society as a whole. In contrast, traditions that have lived in society mingle with public belief in Islam."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini memuat daftar kata bahasa kesusasteraan Yogyakarta (tembung kawi) dengan artinya, tersusun dalam metrum dhandhanggula. Teks disalin dari naskah asal Yogyakarta yang dimiliki R. Tanaya di Surakarta. Naskah babon tersebut mengandung tarikh Be 1768, bersamaan dengan tahun 1840 Masehi. Di naskah babonnya, teks ini merupakan sebagian kecil dari seluruh isinya, dan terletak di h.117-127. Penyalinan pertama (tulisan tangan) dari babon tersebut mungkin dilakukan oleh pemilik asli naskah, ialah R. Tanaya, sekitar tahun 1936. Salinan ketikan dibuat oleh staf Dr. Pigeaud di Yogyakarta. Untuk salinan ketikan tersebut lihat FSUI/BA.123a di bawah ini."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
BA.123-A 39.02a
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini merupakan salinan ketikan dari FSUI/BA.123. informasi selengkapnya tentang teks dan naskah babon dapat dibaca pada deskripsi naskah tersebut. FSUI menyimpan dua eksemplar salinan tembusan karbon naskah ini (A 39.02b-c). Hanya copy b yang dimikrofilm."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
BA.123-A 39.02b
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Mustika Ayu Rakhadiyanti
"Tesis ini membahas naskah sarakata, yakni surat pengangkatan uleebalang oleh sultan di Kesultanan Aceh. Sarakata yang menjadi objek penelitian adalah sarakata yang berjudul "Surat-Surat dari Aceh" koleksi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dengan kode ML 447. Sarakata ini ditulis pada abad ke-19 dengan aksara Jawi dan bahasa Melayu, Aceh, serta Arab. Terdapat pula bahasa Belanda sebagai adisi. Sarakata dalam SSA ML 447 terdiri atas sembilan surat, namun pada penelitian ini hanya empat sarakata yang dikaji, yakni sarakata 3, 5, 6, dan 7 karena keempat sarakata ini mengandung aspek sejarah, ekonomi, politik, sosial, dan hukum Islam. Metode yang digunakan dalam mentransliterasi sarakata adalah metode edisi kritis. Setelah ditransliterasi dan disunting, struktur teks sarakata dikaji dengan berpedoman kepada aturan berkorespondensi rajaraja pada zaman dahulu, yaitu Kitab Tarasul. Dalam Kitab Tarasul, terdapat 10 unsur yang membentuk sebuah struktur yang utuh. Akan tetapi, apabila dibandingkan dengan Kitab Tarasul, sarakata hanya memiliki 5 unsur, yaitu (1) kop surat, (2) cap, (3) pujipujian, (4) isi dan kolofon, serta (5) penutup. Meskipun demikian, sarakata memiliki sebuah unsur yang tidak termaktub dalam Kitab Tarasul, yakni sumpahan. Perbedaan format berkorespondensi ini terjadi karena Aceh memiliki adatnya sendiri yang berkelindan dengan ajaran Islam. Selain kajian struktur sarakata, cap dalam sarakata (cap sikureueng) juga dikaji dengan ilmu bantu sigilografi. Berdasarkan kajian sigilografi, cap sikureueng adalah "cap yang digunakan oleh Raja Aceh dalam pembubuhan surat-surat penting kerajaan yang berisi nama sultan yang sedang memerintah‟. Cap ini dapat terdiri atas sembilan lingkaran, sesuai makna harfiah sikureueng, tetapi dapat juga terdiri atas satu lingkaran. Posisi cap menandakan pengirim surat lebih superior daripada penerima surat. Desain dan hiasan cap yang berbeda-beda menggambarkan kesenian dan tujuan tertentu tiap-tiap raja. Pemaknaan ini dikaji dengan proses semiosis Pierce. Hasilnya adalah cap sikureueng dihiasi dengan bentuk-bentuk alam dan geometris, seperti lengkungan menyerupai payung, bunga trilium, tiga daun, bunga tulip, bunga matahari, dan pohon cemara. Tanda-tanda tersebut (representamen) merupakan ikon yang memiliki kandungan makna tersendiri, seperti harapan pertumbuhan, kedamaian, kesejahteraan hidup, dan kekuasaan yang panjang umur.

This thesis discusses the sarakata manuscript, which is a letter of appointment of uleebalang by the Sultan in the Sultanate of Aceh. Sarakata as the object on this research is sarakata entitled "Surat-Surat dari Aceh" with the code ML 447, a collection from the National Library of Indonesia. This sarakata was written in the 19th century using the Arabic's letter and Malay language (mentioned as Jawi's letter), also Aceh and Arabic languages. There is also Dutch language as an addition. Sarakata in SSA ML 447 consists of nine letters, but in this study, only four sarakata were analyzed, those are sarakata 3, 5, 6, and 7 because these sarakatas contains the historical, economic, political, social, and Islamic law‟s aspects. The method used in the transliteration of sarakata is a critical edition. After being transliterated and edited, the structure of the text is examined by guidance of correspondence in the past time on the Kitab Tarasul. In Kitab Tarasul, there are 10 elements that form a whole structure. However, when compared with Kitab Tarasul, sarakata SSA has only 5 elements, namely (1) letterhead, (2) seal, (3) praises, (4) contents and colophon, and (5) concluding. However, sarakata SSA had an element that was not contained in the Kitab Tarasul, that is pledge. The different correspondence formats occur because Aceh has its own Islamic-proprietarycustom. Besides the study of the sarakata structure, the seal in sarakata (sikureueng's seal) is also examined using sigillography. Based on a sigillography study, the sikureueng's seal is "the seal used by the Aceh's sultans in the establishment of important royal letters containing the name of the ruling sultan". This seal can consist of nine circles, according to the literal meaning of the sikureueng, but it can also consist of one circle. The position of the seal signifies the mail sender superior to the mail recipient. The different design and decoration of the stamp depict the art and specific objectives of each king. This usage is examined by the semiosis process by Pierce. The result is the sikureueng‟s seal adorned with natural and geometric forms, such as archs resembling umbrella, trilium flower, three leaves, tulips, sunflowers, and evergreen trees. The signs (representament) are icons that have their own meaning content, such as the hope of growth, peace, welfare, life, and longevity."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
T54528
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mamlahatun Buduroh
"Merapi-Merbau is a mandala which developed in the Majapahit empire. Teaching of religions and translating of manuscripts was an important activity in this area. Merapi-Merbabu manuscript has been a collection of the National Library of Republic Indonesia and in private collections. Darma Jati is a manuscript from the Merapi-Merbabu scriptoria which form a collection of the National Library of Republic Indonesia.
The research of Darma Jati manuscripts executed of taking inventory and comparing the manuscripts to decide the text edition. There are twenty manuscripts in Darma Jail entitled from different scriptoria. The manuscripts from Merapi-Merbabu No. L 442 is the basis of the text edition and translation using the diplomatic method. Next the text and its script are analyzed.
This research brings to light that the Darma Jati manuscript contains about religious principles, learning and the location of Darma Jati doctrine. The principle of Darma Jati doctrine are yoga, sakti, ruwat and moksa. Besides the scripts of this manuscript shows that buda script was taught in this area. The expose about script in the manuscript can be used as a guideline to read other Merapi-Merbabu manuscripts."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2006
T17385
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Munawar Holil
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas teks Wawacan Samun (WS) yang terkandung dalam
naskah berbahasa Sunda dan ber-genre wawacan. Tujuan penelitian adalah
menyajikan suntingan teks dan terjemahan teks WS dalam bahasa Indonesia,
mengetahui perbedaan teks yang diproduksi di skriptorium pesantren dan
kabupaten, serta menunjukkan tegangan antara konvensi dan kreasi dalam teks.
Untuk mencapai tujuan itu digunakan teori filologi dan sastra. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa dari lima naskah yang mengandung teks WS terdapat dua
versi cerita, yaitu versi skriptorium pesantren dan versi skriptorium kabupaten.
Naskah yang diproduksi di skriptorium pesantren dan kabupaten memperlihatkan
penggunaan bahasa dan tema cerita yang berbeda. Naskah pesantren banyak
menggunakan ungkapan dan peribahasa serta interferensi kata-kata yang berasal
dari bahasa Arab, sedangkan naskah dari kabupaten menggunakan gaya bahasa
langsung tanpa menggunakan ungkapan dan peribahasa serta dominan dengan
interferensi kata-kata yang berasal dari bahasa Melayu. Dalam hal tema, naskah
pesantren mengandung tema cerita: ?upaya menyebarkan agama Islam? atau
?proses Islamisasi?, sedangkan naskah kabupaten bertema ?kebaikan, kesabaran,
dan kerja keras merupakan sifat dan sikap yang harus dimiliki oleh seorang calon
pemimpin?. Dalam hal tegangan antara konvensi dan kreasi tampak bahwa para
penyalin teks WS masih mengikuti konvensi penulisan metrum pupuh yang
konvensional walaupun banyak ditemukan kekeliruan. Kreasi yang dilakukan para
penyalin teks WS difokuskan dalam penggarapan aspek naratif. Suntingan teks
dan terjemahan menggunakan versi pesantren yang diwakili naskah SD 26.

ABSTRACT
This research analyses Wawacan Samun (WS) texts in Sundanese manuscripts
with wawacan genre. This research aims at presenting WS text editions and their
translations in Indonesian Language, acknowledges the text differences produced
in pesantren (an Islamic institution whose students live in the boarding school
system) scriptorium and kabupaten (district) scriptorium, and shows the tense
between convention and creation in the texts. To achieve this objective, philology
and literary theories were used. The research found out that out of five WS
manuscripts there are two story versions, i.e. pesantren scriptorium and kabupaten
scriptorium. The texts produced in pesantren scriptorium and kabupaten
scriptorium show the different languages and story themes. The pesantren
manuscript mostly uses expressions, proverbs, and the interference of words
derived from Arabic Language, while the kabupaten manuscript uses a direct
language style without using expressions and proverbs as well as being dominated
with interference words derived from Malay Language. In term of the theme, the
pesantren manuscript illustrates: ?the efforts to propagate Islam? or ?an
Islamization process?; meanwhile, the kabupaten manuscript has the themes of
?good deeds, patience, hard working as the attribute to be possessed by a to-be
leader?. In term of the tense between convention and creation, it is clearly seen
that the editors of WS texts still follow the conventional pupuh metrum writing
with many errors found. The creation done by WS text editors is focused on
narrative aspects. The editions and translations use the pesantren version
represented by SD 26"
2016
D2237
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>