Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 98652 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Shafira Nurul Syifa
"Tulisan ini dibuat atas dasar kekhawatiran penulis terhadap berkembangnya persepsi tentang Islam radikal di masyarakat Indonesia. Persepsi ini menjadi penting dibahas untuk mencegah pembenaran bahwa radikalisme adalah wajah Islam sesungguhnya. Untuk itu perlu ada upaya pemurnian terhadap persepsi-persepsi yang telah melekat pada Islam. Dalam melakukan upaya pemurnian diperlukan upaya pemahaman kembali terhadap persepsi yang berkembang, hingga faktor lain yang mempengaruhi perkembangan persepsi itu. Hermeneutika menjadi pendekatan yang tepat untuk mencapai tujuan pemurnian dan melakukan upaya pemahaman kembali terhadap persepsi yang berkembang terhadap Islam. Di sini terlihat fungsi negatif dari ideologi, yaitu (1) melegitimasi kekuasaan dan (2) mendistorsi pengetahuan dan kesadaran. Penulis menggunakan pendekatan hermeneutika dari Paul Ricoeur, karena bagi Ricoeur hermeneutika tidak hanya sebagai cara pemahaman kembali, tapi menekankan fungsinya sebagai kritik ideologi. Temuan penulis bahwa adanya persepsi tentang Islam radikal karena terdapat peran dari gerakan sosial Islam radikal dan diframing oleh media massa.

This paper is based on the author's concern about the growth perceptions of radical Islam in Indonesia. This perception becomes important to be discussed to prevent the justification that radicalism is the true face of Islam. For this reason, there needs to be an effort to purify perceptions that are inherent in Islam. In purifying efforts, it is necessary to re-understand the growth perception, to other factors that influence the growth of that perception. Hermeneutics is the right approach to achieve purification goals and make efforts to re-understand the perceptions that growth towards Islam. Here we see the negative function of ideology, namely (1) legitimizing power and (2) distorting knowledge and awareness. The author uses the hermeneutic approach of Paul Ricoeur, because for Ricoeur hermeneutics is not only a way of re-understanding, but emphasizes its function as an ideological criticism. The authors find that there is a perception of radical Islam because there is a role for radical Islamic social movements and is being framed by the mass media.

"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Gaezza Trikas Frendianto
"Tulisan ini adalah kajian tentang interpretasi simbol omnipoten atau kemahakuasaan Tuhan dan kaitannya dengan evil atau kejahatan. Atribut omnipoten yang disematkan pada Tuhan merupakan sifat yang masih menimbulkan paradoks. Interpretasi konsep omnipoten atau kemahakuasaan yang tersedia masih banyak meninggalkan pertanyaan, terutama keraguan bahwa Tuhan dapat melakukan segalanya termasuk melakukan evil atau kejahatan. Manusia secara intuitif cenderung lebih percaya pada Tuhan yang Maha Baik daripada Tuhan yang jahat, tetapi alasan mengapa Tuhan meng'ada'kan kejahatan di dunia belum sepenuhnya dapat dijawab. Dengan menggunakan metode hermeneutika Paul Ricoeur, artikel ini menjelaskan konsep omnipoten dan definisi evil dengan refleksi kritis, supaya maknanya tidak hanya dipahami utuh sebagai makna literal, tetapi memberi kebermaknaan hidup bagi penafsir, karena interpretasi yang ada selama ini kurang menjelaskan keterhubungan konsep kemahakuasaan Tuhan dengan makna refleksi kritisnya. Sehingga Tuhan yang Mahakuasa tidak hanya dapat dipahami dalam ranah teologi dogmatis, namun filosofis. Evil yang selama ini disematkan kepada Tuhan dijawab jika evil merupakan kekurangan, bukan kelemahan Tuhan. Jika Tuhan Mahakuasa tidak mungkin Tuhan sekaligus tidak berkuasa, karena melanggar hukum logika yang konsisten. Lebih lanjut, pemaknaan pada kemahakuasaan Tuhan tidak hanya dimaknai dalam bentuk pengetahuan, tetapi refleksi kritis.

This paper is a study of the interpretation of the omnipotent symbol or the omnipotence of God and its relation to evil. The omnipotent attribute attached to God is a human trait that is constrained to cause paradoxes. The available interpretation of the concept of omnipotence still leaves many questions, especially doubts that God can do everything including evil. Humans intuitively tend to believe in a God who is good rather than God who is evil, but the reason why God creates evil in the world cannot be fully answered. Using Paul Ricoeur's hermeneutic method, this article explains the concept of omnipotence and the definition of evil with critical reflection, so that the meaning is not only fully understood as a literal meaning but gives meaning to life for interpreters because the existing interpretations so far do not explain the connection between the concept of God's omnipotence and meaning critical reflection. So that God Almighty can not only be understood in the realm of dogmatic theology but also philosophical. The evil thrown at God is answered if evil is a deficiency, not God's weakness. If God is all-powerful, it is impossible that He is not powerful simultaneously, because it violates the laws of consistent logic. Furthermore, the meaning of God's omnipotence is not only interpreted in the form of knowledge, but also in critical reflection."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ricoeur, Paul
Illinois: Northweswtern University Press, 2007
121 RIC c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Masykur
"Dewasa ini hermeneutika menjadi permasalahan yang menarik untuk dieksplorasi dan dianalisis. Hermeneutika pertama muncul berkaitan dengan kata hermeneia yang diungkapkan oleh Plato, Aristoteles, dan Philo. Signifikansi dan urgensi hermeneutika diperlukan sekali ketika ingin menjelaskan dan memahami realitas yang berkaitan dengan mitos dan agama. Untuk keperluan itu, interpretasi teks Ricoeur ini memberikan alternatif yang berbeda dengan hermeneutika Romantis dan hermeneutika ontologis-eksistensial.
Dengan permasalahan di atas, penulis mengambil judul Interpretasi Teks dalam Hermeneutika Paul Ricoeur. Dengan judul ini, ada tiga masalah dalam bentuk pertanyaan, yaitu: Pertama, apa yang dimaksud dengan interpretasi teks Ricoeur tersebut? Kedua, apa yang dimaksud dengan teks Ricoeur tersebut? Ketiga, bagaimana penerapan interpretasi teks Ricoeur dalam hubungannya dengan hermeneutika Romantis dan hermeneutika ontologis-eksistensial? Kerangka teori yang digunakan adalah bahwa teori interpretasi teks Ricoeur haaya dapat dipahami dengan memahami teks yang difiksasi dengan tulisan.
Tesis ini bersifat deskriptif-analitis yang tampak pada metode-metode yang digunakan. Tesis ini merupakan studi pustaka. Pustaka primer yang digunakan adalah The Conflict of Interpretations: Essays in Hermeneutics, Interpretation Theory: Discourse and the Surplus Meaning, dan From Text to Action: Essays in Hermeneutic. Sedangkan, pustaka sekunder yang digunakan adalah pustaka yang menjelaskan hermeneutika dan interpretasi teks Ricoeur. Persoalan interpretasi teks dalam hermeneutika Ricoeur dideskripsikan, dianalisis, dan diinterpretaslkan dengan metode deskripsi, metode pemahaman,dan metode hermeneutika Ricoeur yang didasarkan pada interpretasi teks.
Pada akhir pembahasan, penulis berefleksikan secara kritis dengan metode refleksi kritis. Inti sari dari tesis ini membahas pemikiran hermeneutika fenomenologis Ricoeur yang meletakkan interpretasi teks sebagai dasar metode hermeneutikanya. Interpretasi teks Ricoeur dapat digunakan untuk membaca makna yang tersembunyi dalam teks yang mengandung makna yang tampak. Interpretasi teks Ricoeur ini merupakan distingsi antara hermeneutika Romantis dan hermeneutika ontologis-eksistensial. Distingsi antara kedua hermeneutika itu tampak pada ontonomi teks dengan konsep apropriasi-distansiasi, erklaren-verstehen, dan tindakan penuh makna sebagai teks. Dengan demikian, sebagai refleksi kritis ada dua temuan dalam tesis ini. Pertama, bahwa interpretasi teks Ricoeur merupakan mediasi antara hermeneutika Romantis sebagai kutub obyektif dan hermeneutika ontologis-eksistensial sebagai kutub subyektif. Kedua, bahwa hermeneutika fenomenologis Ricoeur merupakan mediasi antara fenomenologi Husserl dan strukturalisme Saussure."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T11823
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
London: Routledge, 1991
194 PAU
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Restituta Driyanti
"Pentingnya pengaruh tato bagi manusia Dayak menunjukan bahwa tato sudah menjadi sesuatu yang bersifat religius dan magis, karena gambar yang digunakan berupa simbol-simbol yang terkait dengan alam dan kepercayaan masyarakat. Tato bagi manusia Dayak merupakan simbol dalam berinteraksi sosial antar komunitas. Oleh karena itu pemaknaan tato sebagai sebuah teks yang sarat akan makna simbolik diuraikan menggunakan metode hermeneutika Paul Ricoeur untuk mengungkap pengertian-pengertian mengenai apa yang ada di balik tato tersebut baik tersurat maupun tersirat.

The importance of the human influence of Dayak tattoo shows that tattoos have become something that is religious and magical, because of the images used in the form of symbols associated with nature and the confidence of the public. Dayak tattoos for men is a symbol of the social interaction between the communities. Therefore the meaning of tattoos as a text that will be full of symbolic meaning using the methods described Paul Ricoeur hermeneutics to reveal notions about what is behind the tattoo is either express or implied."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
T28858
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sunahrowi
"Sastra adalah sebuah karya yang terbuka terhadap interpretasi dan penafsiran. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah pencarian makna terkait wabah dan isolasi yang adadalam roman La Peste. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini yaitu memberikan pandangan terhadap hubungan teks dalam karya sastra serta mendeskripsikan isinyasesuai dengan realitas kehidupan dengan menggunakan kajian hermeneutika Paul Ricoeur melalui metode deskriptif. Hasil analisis roman La Peste terbagi menjadi dua bagian,yaitu sens dan reference. Adanya analisis ini membuat roman La Peste lebih mudah dipahami baik dari segi instrinsik maupun keterkaitan makna dalam teks dengan realitas kehidupan."
ambon: Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, 2020
400 JIKKT 8:1 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
I Gusti Ayu Agung Mas Triadnyani
"Disertasi ini membahas pemaknaan Rangda di dalam teks Calon Arang (CA) dan Novel Janda dari Jirah (JDJ). Rangda merupakan mitos yang paling penting di dalam tradisi Bali. Teks CA memperlihatkan sosok Rangda yang memiliki karakter negatif. Hal ini sesuai dengan fungsinya di dalam praktik budaya Bali. Di dalam novel JDJ, pengarang diduga melakukan dekonstruksi dengan memberi citra baru Rangda. Rangda digambarkan memiliki karakter positif.
Disertasi ini menerapkan pendekatan hermeneutika Ricoeur yang menekankan dialektika antara penjelasan dan pemahaman. Ada tiga langkah penting, yakni distansiasi, interpretasi, dan apropriasi. Tahap distansiasi meliputi analisis struktur teks (sintaksis dan semantik). Interpretasi dilakukan berdasarkan struktur yang telah dibuat. Struktur yang telah dianalisis berfungsi sebagai lintasan yang mengarahkan penafsiran agar tidak sewenang-wenang. Tahap apropriasi merupakan peleburan cakrawala teks dan cakrawala penafsir. Penafsir memahami dirinya lebih baik.
Studi ini menghasilkan beberapa temuan penting. Pertama, pengarang novel JDJ tidak melakukan dekonstruksi terhadap teks CA. Ia hanya menampilkan sisi santa dari Dewi Durga. Kedua, analisis interteks memperlihatkan adanya kontradiksi muatan keagamaan. Teks CA menekankan ajaran Siwa, sedangkan novel JDJ menekankan ajaran Buddha. Ketiga, analisis interaksi tokoh menunjukkan perbedaan dalam memandang persoalan kepatuhan. Teks CA mengungkapkan pesan utama tentang kepatuhan kepada Dewa (bersifat vertikal), sedangkan novel JDJ mempersoalkan kepatuhan kepada aturan yang dibuat manusia (bersifat horisontal). Keempat, melalui tinjauan kritis terhadap kedua teks dipertajam persoalan relasi kuasa antara raja dan pendeta. Di dalam teks CA, kedudukan raja dan pendeta dimuliakan, sedangkan novel JDJ mempersoalkan krisis kekuasaan raja dan pendeta.

This dissertation examines the meaning of Rangda, an important character of both the text of Calon Arang (CA) and of Janda dari Jirah (JDJ). As a matter of fact Rangda stands significantly in the Balinese traditional myths. The text of CA shows the figure of Rangda with a negative quality, and this is in accordance with its function in the practice of Balinese culture. However, through the novel JDJ, the character has been allegedly deconstructed by uplifting a new image of Rangda due to its positive quality character.
Here, Ricoeur's hermeneutic approach is applied since it emphasizes the dialectic between explanation and understanding. There are three steps. First, distanciation that analyzes structure consisting mainly of syntax and semantics. This structure functions as the trajectory in order to avoid an arbitrary interpretation. The second is about interpretation which is made based on the structure. Finally, the third is appropriation which is the fusion of horizon between the text and of the reader. As a result, readers themselves understand the text better.
There are several important conclusions by this study. First, the author of JDJ didn't deconstruct the text of CA. She just displayed the aspect of saint found in Durga. Second, the intertextual analysis identified the contradiction of religious content. The text of CA emphasized the doctrine of Siwa, while, the novel of JDJ the thought of Buddha. Third, the interaction analysis shows the different obedience issues. Text CA reveals an obedience to the rule of God, which is vertical, and the novel JDJ represents an obedience to the human rules, which is horizontal. Fourth, through a critical review towards those two texts the question of power relations between the king and the priest is strongly sharpened. Text CA legitimates the position of the king and the priest, while the novel JDJ shows the crisis of power of both."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
D1962
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cristy Damayanti Ridwan
"ABSTRAK
Kimchi bagi rakyat Korea bukan hanya sekadar makanan khas nasional, tetapi juga menjadi penjalin hubungan dengan nenek moyang dan generasi penerus. Kimchi juga berhasil menjadi magnit yang kuat untuk menarik perhatian masyarakat Indonesia mengetahui tentang Kimchi dan berbagai makanan dari Korea Selatan. Hal ini tidak lepas dari usaha Korea Selatan untuk mempopulerkan Kimchi dan makanan Korea lainnya lewat drama, film, maupun persebaran restoran Korea Selatan di Indonesia. Tulisan ini menjelaskan tentang persepsi masyarakat umum di Indonesia tentang makanan khas Korea Selatan yang mulai dikenal hampir di seluruh negara sejak dilaksanakannya gastrodiplomacy. Dengan menggunakan metode kualitatif-deskriptif, hasil penelitian menunjukkan bahwa peran media massa menjadi salah satu faktor penting dalam menjebatani perbedaan budaya, sehingga proyek gastrodiplomacy yang dilakukan Korea berhasil membuat Kimchi dan makanan khas Korea lainnya dapat diterima baik oleh masyarakat umum di Indonesia sebagai pilihan kuliner favorit ketika makan di luar rumah. Kata kunci: persepsi, masyarakat Indonesia, Kimchi

ABSTRACT<>br>
Kimchi for the Korean people is not just a typical national food, it also acts as a bond between the ancestors and the future generations. Kimchi also managed to become a powerful magnet to attract the attention of Indonesian society to know more about Kimchi and various foods from South Korea. This can not be separated from South Korea 39 s efforts to popularize Kimchi and other Korean food through dramas, films, and also the spread of South Korean restaurants in Indonesia. This paper explains the public perception in Indonesia about South Korean food that has been known almost in all countries since the implementation of gastrodiplomacy. Using qualitative descriptive method, the results of this research indicates that the role of mass media becomes one of the most important factors in overcoming cultural differences, so that Kimchi can be well accepted by Indonesian citizens as a favorite culinary choice when eating out. "
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Kaplan, David M.
Albany, NY : State University of New York Press , 2003
194 KAP r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>