Perkembangan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) bergerak semakin cepat dan mengalami kemajuan pesat dalam setiap bidang kehidupan manusia, tak terkecuali dalam dunia kendali industri. Sementara kendali industri mensyaratkan sistem pengendali yang mampu mengatasi perubahan karakteristik secara otomatis serta dapat beradaptasi dengan dinamika perubahan sistem yang diakibatkan adanya perubahan kondisi lingkungan kerja. Pengendali berbasis kecerdasan buatan dianggap mampu untuk beradaptasi dengan perubahan karakteristik dari sistem secara otomatis adalah pengendali berbasis neural network. Dalam penelitian ini disajikan desain dan simulasi sistem pengendali berbasis neural network dengan metode pembelajaran back propagation yaitu pengendali inverse langsung(direct inverse control/DIC), pengendali neuron tunggal(single neuron controller), serta pengendali PID pada plant modul training pressure process rig(PPR 38-417). Untuk pengujiannya, didesain sistem identifikasi berbasis neural network sebagai simulator plant. Hasilnya, semua sistem kendali yang didesain tersebut mampu mengendalikan plant sesuai dengan sinyal referensi yang dinginkan. Namun pengendali single neuron dan PID mampu mempertahankan keluarannya dengan baik saat diberi gangguan pada sinyal kendali maupun plant dibandingkan dengan pengendali inverse langsung(ANN-DIC). Hal ini dikarenakan kendali single neuron dan PID bersifat close loop sehingga mampu mengkoreksi kesalahan secara langsung. Sementara jika dibandingkan dengan kendali PID, kendali single neuron lebih adaptif untuk berbagai kondisi gangguan karena memiliki metode pembelajaran langsung, sementara kendali PID perlu dilakukan tunning untuk mendapatkan unjuk kerja yang handal.
The development of artificial intelligence (AI) is moving faster and experiencing rapid progress in every area of human life, not least in the world of industrial control. While industrial control requires a control system that is able to overcome changes in characteristics automatically and can adapt to the dynamics of system changes caused by changes in working environment conditions. Artificial intelligence-based controllers are considered capable of adapting to changes in the characteristics of the system automatically is a neural network-based controller. In this study, the design and simulation of a neural network-based controller system with back propagation learning methods, namely direct inverse control (DIC) and single neuron controller, as well as PID controllers for the pressure process rig (PPR 38-417) training module. For the test, a neural network-based identification system is designed as a simulator plant. As a result, all the control systems designed are able to control the plant in accordance with the desired reference signal. However, single neuron and PID controllers are able to maintain their output well when given interference with the control signal or plant compared to the direct inverse controller (ANN-DIC). This is because single neuron control and PID are close loop so that they can correct errors directly. Meanwhile, when compared to PID control, single neuron control is more adaptive for a variety of disruption conditions because it has a direct learning method, while PID control needs to be tuned to get reliable performance.
"Bahan bakar fosil adalah bahan bakar yang tidak dapat diperbaharui. Semakin meningkatnya kebutuhan akan energi mengakibatkan krisis energi dunia, salah satunya Indonesia. Penggunaan BBM yang tidak terkontrol mengakibatkan dampak negatif yang mengkhawatirkan. Oleh sebab itu diperlukan alternatif untuk memenuhi kebutuhan energi dari sumber daya alam yang dapat diperbaharui. Indonesia memiliki potensi sumber energi alternatif, yaitu energi baru terbarukan dapat berupa pengembangan biofuel berbasis nabati dari mikroalga. Mikroalga membutuhkan proses yang cukup panjang untuk menghasilkan biodiesel. Adapun proses secara umumnya adalah proses kultivasi, pemanenan, ekstraksi lipid dari biomassa, dan sintesis biodiesel. Proses kultivasi mikroalga Synechococcus HS-9 sebanyak 7,5 L menghasilkan biomassa basah mikroalga sebesar 5,5295 g dan berat kering biomassa sebesar 3,323 g/L. Sintesis biodiesel menggunakan metode transesterifikasi dipengaruhi oleh suhu dan waktu reaksi. Dari penelitian yang dilakukan diperoleh yield biodiesel 5,5% pada variasi suhu 55 0C dengan waktu konstan 60 menit dan yield biodiesel tertinggi sebesar 4,25% pada waktu 30 menit dengan suhu konstan 65 0C. Kandungan FAME yang dimiliki oleh biodiesel mikroalga Synechococcus HS-9, yaitu dalam bentuk monounsaturated fatty acid sebesar 3,16%, polyunsaturated fatty acid sebesar 18,96% dan saturated fatty acid sebesar 77,87%. Nilai propertis biodiesel mikroalga Synechococcus HS-9 dari vikositas kinematik sebesar 0,42 mm2/s dan densitas sebesar 1482 kg/m3.
Fossil fuels are non-renewable fuels. The increasing demand for energy has resulted in the world energy crisis, one of which Indonesia. Uncontrolled use of BBM results in negative impacts. Therefore, an alternative is required to fulfill the energy needs of renewable natural resources. Indonesia has a potential alternative energy source, which is renewable energy can be the development of biofuel based on microalgae. Microalgae require a long enough process to produce biodiesel. The process are cultivation, harvesting, lipid extraction from biomass, and biodiesel synthesis. The cultivation process of Synechococcus HS-9 as much as 7,5 L obtained microalgae wet biomass of 5,5295 g and dry weight of biomass of 3,323 g/L. The synthesis of biodiesel using transesterification method is influenced by temperature and reaction time. From the research obtained 5,5% of biodiesel yield at a temperature variation of 55 0C with a constant time of 60 minutes. The highest biodiesel yield 4,25% at 30 minutes with a constant temperature of 65 0C. The FAME content of Synechococcus HS-9 microalgae biodiesel is in the form of monounsaturated fatty acid amount 3,16%, polyunsaturated fatty acids amount 18,96%, and saturated fatty acid amount 77,87%. The biodiesel property value of Synechococcus HS-9 microalgae from kinematic viscocity is 0,42 mm2/s and density amount 1482 kg/m3.
"