Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 90500 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rezta Fadhilah Ramadhanty
"Kolagen merupakan protein yang berbentuk triple helix. Kolagen pada membran cangkang telur memiliki stabilitas suhu yang cukup rendah, yaitu sekitar 55oC, sehingga dalam pengeringannya lebih umum digunakan metode liofilisasi. Pada penelitian ini, dilakukan optimalisasi proses pengeringan kolagen dengan metode pengeringan lain yaitu dengan menggunakan oven vakum skala laboratorium dengan tujuan untuk mengurangi biaya produksi. Ekstraksi kolagen dari membran cangkang telur ayam dilakukan dengan menggunakan NaOH 0,1 N pada tahap pre-treatment dan asam asetat 0,5 M pada tahap ekstraksi. Ekstrak kolagen akan melalui tahap pemisahan dengan sentrifugasi, pengendapan dengan NaCl; dan dimurnikan dengan membran dialisis. Ekstrak kolagen dikeringkan dengan oven vakum pada suhu 45oC; 40oC; dan 35oC. Parameter yang digunakan untuk menentukan proses pengeringan yang optimal adalah waktu pengeringan, laju pengeringan, dan kadar total kolagen. Suhu 45oC memberikan hasil waktu pengeringan paling cepat, yaitu 11-12 jam. Kadar kolagen dianalisis dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi menggunakan kolom Purospher® C18 dan detektor fluoresensi. Kondisi analisis dilakukan pada panjang gelombang eksitasi 255 nm dan emisi 320 nm. Komposisi fase gerak dapar asetat (pH 4,2) dan asetonitril (60:40) dengan laju alir 0,8 ml/menit. Kadar rata-rata total kolagen yang diperoleh pada sampel dengan suhu pengeringan 45oC; 40oC; dan 35oC adalah 2,3517%; 2,2427%; dan 1,9209%.

Collagen is a triple helix shaped protein. Collagen from chicken eggshell membrane has a low thermal stability compared to other collagen source, around 55oC, hence the drying method to obtain collagen is usually by lyophilization. In this study, collagen is dried using vacuum oven laboratory scale to reduce the production cost. Extraction of collagen from chicken eggshell membrane is done using NaOH 0.1 N in pretreatment stage and acetate acid 0.5 M for extraction. Collagen extract is then centrifugated to separate the collagen molecule, precipitated using NaCl, and purificated using the dialysis membrane. Collagen extract dried using vacuum oven at three different temperature, 45oC; 40oC; and 35oC. Optimalization of the drying process is analyzed by observing the drying time, drying rate, and total collagen content obtained. The shortest drying time is 11-12 hours on 45oC. Collagen analyzed using High Pressure Liquid Chromatography with fluoresence detector using Purospher® C18 column, exitation and emission wavelength at 255 nm and 320 nm, mobile phase composition of acetate buffer (pH 4.2) and acetonitrile (60:40), and flow rate 0.8 ml/min. Average total collagen content obtained from sample of drying temperature of 45oC; 40oC; and 35oC are 2.3517%; 2.2427%; and 1.9209%."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Caroline Christina
"ABSTRAK
Telur merupakan salah satu makanan yang dinikmati oleh seluruh kalangan di dunia. Hal ini menyebabkan cangkang telur menjadi salah satu limbah terbesar yang disebabkan oleh unggas. Limbah dapat mengotori lingkungan padahal cangkang telur ayam yang salah satu penyusunnya membran cangkang telur, memiliki manfaat sebagai sumber kolagen. Membran cangkang telur merupakan bagian yang berada tepat pada lapisan dalam telur. Ekstraksi perlu dilakukan untuk mendapatkan kolagen dari membran cangkang telur ayam. Hidroksiprolin merupakan salah satu asam amino sekunder yang merupakan penanda adanya kolagen yang perlu diderivatisasi menggunakan FMOC-Cl (9-Fluorenilmetoksikarbonil-klorida) untuk dianalisis dengan KCKT. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh metode optimal dalam ekstraksi kolagen dalam membran cangkang telur ayam dan analisis penentuan kadar kolagen hasil metode optimal menggunakan KCKT-detektor fluoresensi. Ekstraksi kolagen dari membran cangkang telur ayam perlu dioptimalisasi untuk menghasilkan jumlah yang optimal. Optimalisasi ekstraksi pada penelitian ini dilakukan dengan tiga parameter yaitu, metode (hidrolisis asam, hidrolisis enzim, dan campuran keduanya), suhu (4oC dan 22-23oC), dan ada atau tidak adanya pengadukan. Berdasarkan penelitian ini, didapatkan metode paling optimal adalah pada ekstraksi dengan hidrolisis asam pada suhu 4oC tanpa pengadukan yang menghasilkan rendemen 0,608% dengan kadar kolagen 2,4666% dari total hasil ekstraksi.

ABSTRACT
Chicken eggs are one of the food that most enjoyed by all people in the world. The consumption of eggs cause eggshell to be one of the biggest waste. However, the eggshell has its own benefits. The eggshell membrane, located right in the inner layer of the egg, contains collagen. Extraction needs to be done to obtain collagen from the chicken eggshell membrane. Hydroxyproline, a secondary amino acid, is a marker of collagen that needs to be derivatized using FMOC-Cl (9-Fluorenylmethoxycarbonyl-chloride) so, it could be analyzed with HPLC. This study aims to obtain an optimal method for collagen extraction from chicken eggshell membranes and its optimal method collagen content analysis using HPLC-fluorescence detector. Collagen extraction from the chicken eggshell membrane needs to be optimized to produce an optimal amount. Extraction optimization in this study was carried out with three parameters, which were, method (acid hydrolysis, enzyme hydrolysis, and mixture of both), temperature (4oC and 22-23oC), and the presence or absence of stirring. Based on this research, the most optimal method was extraction with acid hydrolysis at 4oC without stirring which results in 0,608% yield with collagen content of 2,4666%.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Savira Ayusandra Putri
"Dalam jangka waktu satu tahun, Indonesia dapat menghasilkan 33.000 hingga 39.000 ton limbah cangkang telur bebek. Jumlah limbah cangkang telur bebek yang besar memiliki potensi untuk diolah menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis dan menciptakan nilai baru dengan memanfaatkan membrannya untuk produksi kolagen. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh metode ekstraksi yang optimum dengan menggunakan dua faktor utama sebagai variasi kondisi perlakuan dan memperoleh kadar kolagen dengan menganalisis senyawa hidroksiprolin pada membran cangkang telur bebek. Variasi tersebut yaitu suhu (4°C dan 22-23°C) dan kondisi dengan adanya pengadukan dan tanpa adanya pengadukan. Pada proses pre-treatment, membran direndam menggunakan NaOH 0,1 M dan ekstraksi dilakukan dengan tiga cara yaitu ekstraksi menggunakan larutan asam asetat 0,5 M, menggunakan larutan enzim pankreatin 4NF 0,1%, dan menggunakan larutan keduanya. Tahap selanjutnya untuk mendapatkan kolagen padat dilakukan proses freeze drying. Sampel kolagen padat kemudian diderivatisasi menggunakan FMOC-CI (9-Fluorenilmetoksikarbonil klorida). Sampel dianalisis dengan kromatografi cair kinerja tinggi menggunakan kolom C18 dan detektor fluoresensi pada panjang gelombang eksitasi 255 nm dan emisi 320 nm. Fase gerak yang digunakan untuk analisis adalah larutan dapar asetat (pH 4,2) – asetonitril (60:40) dengan laju alir 0,8 mL/menit. Hasil penelitian menunjukkan ekstraksi dengan larutan asam asetat 0,5 M pada suhu 4°C tanpa adanya pengadukan merupakan metode yang optimum, sehingga diperoleh rendemen kolagen sebesar 1,284% dan kadar rata-rata kolagen 1,9488%.

Within the span of a year, Indonesia has the capability to produce 33,000 to 39,000 tons of duck eggshell waste. A large amount of duck eggshell waste has the potential to be processed into something of economic value as well as generating new value by utilizing the membrane for collagen production. The aimed of this study was to obtain the optimum extraction method by the use of two main factors as variations in the treatment conditions and quantified collagen content by analyzed hydroxyproline in duck eggshell membrane. These variations include temperatures (4°C and 22-23°C) along with conditions, namely, with and without stirring. During the pre-treatment processed, the membranes were soaked using 0.1 M NaOH, and the extraction was carried out in three ways, by using 0.5 M acetic acid solution, 0.1% NF pancreatic enzyme solution, and both solutions. The next step in the formation of solid collagen was the freeze drying process. Solid collagen samples were then derivatized by using FMOC-CI (9-Fluorenylmethoxycarbonyl chloride). The samples were analyzed by high performance liquid chromatography used column C18 and fluorescence detector at excitation wavelength of 255 nm and emission wavelength of 320 nm. The mobile phase used for the analysis was acetate buffer (pH 4.2) - acetonitrile (60:40) with a flow rate of 0.8 mL/min. The results showed that extraction with 0.5 M acetic acid solution at 4°C without the presence of stirring was the optimum method. The collagen yield was 1.284% with average collagen content was 1.9488%."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rakhmat Dicky Muhammad
"ABSTRACT
Dewasa ini, meningkatkanya kebutuhan bahan bakar energi mengancancam kepunahan bahan bakar fosil serta meningkatkan polusi. Oleh karena itu dibutuhkan pengembangan energi alternatif yang ramah lingkungan dan mudah diproduksi seperti biodiesel. Biodiesel dapat diproduksi dari zat yang mengandung asam lemak melalui reaksi transesterifikasi dengan alkohol dan katalis basa. Pada penelitian ini digunakan limbah minyak jelantah sebagai sumber asam lemak dan katalis CaO yang disintesis dari kulit telur bebek dan kulit telur ayam. Hasil menujukan bahwa reaksi transesterifikasi bekerja  optimum menggunakan 5 % berat katalis, daya mikrowave 600 watt, waktu reaksi 40 detik, dan perbandingan rasio molar minyak metanol 1: 15. Produk biodiesel yang diperoleh di karakterisasi dengan GC-MS dan merupakan senyawa metil ester seperti metil palmitat, metil stearate, 9-metil oktadenoat, metil 2-hidroksi heksadenoat dan hidroksipropil metil oleat.

ABSTRACT
Nowadays, increasing the need for energy fuels threatens the extinction of fossil fuels and increases pollution. Therefore, it is necessary to develop alternative energy that is environmentally friendly and easily produced such as biodiesel. Biodiesel can be produced from substances that contain fatty acids through transesterification reaction with alcohol and base catalysts. In this study used waste cooking oil as a source of fatty acids and CaO catalysts synthesized from duck eggshells and chicken eggshells. The result shows that the transesterfication reaction worked optimally by uses 5% weight of catalyst, 600 watts of microwave energy, 40 seconds of reaction time, and molar ratio of methanol oil 1: 15. The biodiesel products obtained were characterized by GC-MS and were a methyl ester compound such as methyl palmitate, methyl stearate, methyl 9-octadecenoate, methyl 2-hydroxy hexanoate and hydroxypropyl methyl oleic.
"
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuraini Pahlawati Aziza
"ABSTRAK
Tahap awal penelitian dimulai dari pembuatan Katalis Na-ACE dari cangkang telur ayam yang diaktivasi dengan cara kalsinasi dalam suhu 950oC dan menghasilkan bubuk putih yang merupakan ACE (Activated Chicken Eggshell). ACE diimpregnasi logam Na dengan menggunakan prekursor NaOH 3% sehingga menghasilkan Na-ACE yang memiliki kebasaan lebih besar dibandingkan dengan ACE. ACE dan Na-ACE dikarakterisasi menggunakan FTIR, EDAX dan XRD serta uji kebasaan dengan metode titrasi. Na-ACE yang telah berhasil disintesis digunakan untuk sintesis chalcone yang merupakan intermediet senyawa pirazolin. Senyawa chalcone disintesis melalui mekanisme reaksi kondensasi aldol silang dengan menggunakan starting material 2-Hidroksi Asetofenon dan 2-Hidroksi Benzaldehid yang menghasilkan rendemen terbesar yaitu 84.03% pada kondisi optimum pada Suhu 60oC, selama 3 Jam dengan katalis 15%. Senyawa chalcone hasil sintesis dikarakterisasi menggunakan FTIR, UV-VIS dan LCMS. Sintesis senyawa pirazolin menggunakan senyawa chalcone hasil sintesis sebelumnya dengan hidrazin hidrat dengan perbandingan 1 : 4 yang akan menghasilkan rendemen terbesar pada kondisi optimum 4 jam reaksi, suhu 80oC dan 20% katalis dengan rendemen sebesar 62,98%. Senyawa pirazolin hasil sintesis dikarakterisasi menggunakan FTIR, UV-VIS, dan LCMS. Senyawa chalcone dan pirazolin diuji antioksidan menggunakan DPPH dan didapatkan % inhibisi chalcone sekitar 41% pada konsentrasi chalcone sebesar 1000 ppm sedangkan % inhibisi pada pirazolin sebesar 84% pada konsentrasi pirazolin sebesar 125 ppm.

ABSTRACT
This Research was generated with the synthesis of catalyst Na-ACE from chicken egg shells, activated calcination in temperature of 950oC and will produced a white powder of ACE (Activated Chicken Eggshell). ACE was impregnated by Na metal using NaOH 3% solution as a precursor to produce Na-ACE which has a higher basicity than ACE. ACE and Na-ACE catalyst were characterized by FTIR, XRD and EDAX and for the bacisity test, titration method was used. The catalys of Na-ACE were used for synthesizing chalcone compound as intermediet material of pirazoline synthesis.Chalcone compound was synthesized through cross aldol condensation by reacting two starting materials, 2-hidroksi asetofenon, 2-hidroksi benzaldehid yield of 84,03% at the optimum condition 60oC, 3 hours and 15% catalys weight.this synthesized chalcone compound were characterized using FTIR, UV-VIS, and LCMS. The next step was synthesis pirazoline compound using chalcone and hidrazin hidrat with ratio of 1:4 and produced the greatest yield (62,98%) in the optimum conditionwhich are 4 hours reaction time, temperature of 80oC and 20% catalys weight. Pirazoline compound were characterized using FTIR, UV-VIS, and LCMS. Finally, both of chalcone and pirazoline compound were antioxidant tested using DPPH and resulted around 41% of inhibition of 1000 ppm for chalcone, and 84% inhibition of 125 ppm for pirazoline."
2017
S69955
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ditya Kholil Ibrahimi
"Dalam rangka meningkatkan performa anoda litium titanat, penelitian ini difokuskan pada doping ion Ca2 untuk mensubtitusi ion Li membentuk Li4-xCaxTi5O12 dengan nilai x=0, 0.05, 0.075, dan 0.125 dengan menggunakan metode solid-state. Sumber ion Ca2 adalah CaCO3 yang berasal dari cangkang telur ayam yang sudah dibersihkan, dihaluskan dan dikeringkan. Dopant ini dikarakterisasi untuk mengetahui komponen fasa utama melalui pengujian XRD dan SEM-EDS. Serbuk sampel LTO pristine dan yang didoping dikarakterisasi dengan XRD, SEM-EDS, STA, dan FTIR. dan juga diuji performa elektrokimianya dengan EIS, CV dan CD.
Hasil karakterisasi dopant CaCO3 dari cangkang telur menunjukkan komponen fasa utama CaCO3 dengan polimorf calcite, dengan morfologi butiran partikel halus teraglomerasi yang memiliki kemurnian tinggi. Karakterisasi serbuk sampel material anoda menggunakan uji XRD menunjukkan dopant Ca berhasil masuk kedalam struktur spinel LTO, dengan kadar penambahan maksimum x=0.05 dimana penambahan berlebih menghasilkan impuritas CaTiO3.
Hasil SEM memperlihatkan semua sampel doping memiliki morfologi yang hampir serupa, partikulat teraglomerasi. Sampel LTO yang didoping ion Ca2 memiliki ukuran partikel yang lebih kecil jika dibandingkan dengan LTO tanpa doping. Peningkatan konduktivitas elektronik terlihat pada sampel yang didoping, dengan nilai hambatan terendah ditunjukkan oleh Li3.875Ca0.125Ti5O12 dengan Rct terendah yaitu 39.5 ?. Li3.875Ca0.125Ti5O12 juga memiliki initial discharge capacity tertinggi dengan nilai 168.2 mAh/g. Akan tetapi pada aplikasi rate tinggi, performa terbaik ditunjukkan oleh Li3.925Ca0.075Ti5O12 dengan kapasitas discharge 30.2 mAh/g pada 12 C, dimana persentasi retensi kapasitasnya sebesar 21.43 dibandingkan dengan kapasitas discharge pada rate 0.2 C.

In order to improve the performance of Li4Ti5O12 LTO anode, this research was focused on Ca2 ion doping as substitute to Li ion to form Li4 xCaxTi5O12 with values of x 0, 0.05, 0.075, and 0.125 using solid state reaction. The Ca2 ion source was CaCO3 which synthesized from chicken eggshell that has been washed, grounded and dried. The dopant was characterized to determine the main phase component by XRD and SEM EDS. Pristine LTO and Ca doped LTO sample powder was characterized by XRD, SEM EDS, STA, FTIR and was also tested its electrochemical performance by EIS, CV and CD.
The CaCO3 dopant characterization results showed CaCO3 in calcite polymorph as the main phase, with agglomerated fine particulate morphology and high purity. Characterization of LTO sample powder with XRD revealed that dopant Ca successfully enter the structure of LTO spinel, with maximum addition level x 0.05, which excessive addition led to CaTiO3 impurity forming.
SEM result showed all Ca doped LTO have almost similar morphology, which was agglomerated particulate. Ca doped LTO samples have smaller particle size compared to pristine LTO. Electronic conductivity improvement was spotted at all of Ca doped LTO sample, with Li3.875Ca0.125Ti5O12 showed the lowest charge transfer resistance of 39.5 . Li3.875Ca0.125Ti5O12 also had the highest initial discharge capacity of 168.2 mAh g. Nevertheless, in high rate application, the best performance was showed by Li3.925Ca0.075Ti5O12 with discharge capacity of 30.2 mAh g at 12 C, which capacity retention percentage of 21.43 compared to discharge capacity at 0.2 C.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Azhari
"Transesterifikasi adalah reaksi kimia yang mengubah minyak hewani menjadi biodiesel yang berguna melalui proses kimia transesterifikasi. Pada penelitian ini, biodiesel diproduksi dengan cara mentransesterifikasi lemak sapi dalam reaktor dengan katalis CaO berbahan dasar cangkang telur puyuh. Enam sampel menjalani transesterifikasi pada suhu 55 OC dengan perbedaan jumlah katalis yang digunakan (1,5 wt%, 6,5 wt%, dan 10 wt%). Variasi jenis katalis, yang terdiri dari katalis komersial dan berbasis limbah, juga dipakai dalam penelitian ini. Katalis CaO berbasis limbah disintesis dari cangkang telur puyuh melalui proses kalsinasi pada suhu 900 OC dengan durasi 2 jam. Katalis berhasil disiapkan dengan persentase hasil 92,4% kalsium oksida. Hasil pengujian sampel terbaik ditunjukkan oleh biodiesel dengan penggunaan katalis berbasis limbah 6,5% dan katalis komersial 6,5%. Untuk biodiesel dengan katalis berbasis limbah 6,5%, diperoleh yield 91,747%, densitas 856 kg/m3, viskositas 5,2915 mm2/cst, angka keasaman 0,94 mg-KOH/g, dan angka iodin 33,96 g-I2/100g. Untuk biodiesel dengan katalis komersial 6,5% diperoleh yield 90,236%, densitas 861,1 kg/m3, viskositas 5,414 mm2/cst, angka keasaman 4,13 mg-KOH/g, dan angka iodin 29,37 g-I2/100g. Angka keasaman standar dengan maksimum 0,5 mg-KOH/g tidak dipenuhi oleh kedua sampel.

Transesterification is a chemical reaction that transforms animal oils into useful biodiesel by the chemical process of transesterification. In this study, the biodiesel is produced by transesterifying beef tallow in a reactor with a CaO catalyst made from quail eggshell. Six samples are subjected to transesterification at a temperature of of 55 OC with different amounts of catalyst being used (1.5 wt%, 6.5 wt%, and 10 wt%). A variation of catalyst type, that consists of the commercial and waste-based catalyst, is also integrated to this study. Waste-based CaO catalyst is synthesized from quail eggshells through a calcination process at 900 OC with the duration of 2 hours. The catalyst was successfully prepared with the yield percentage of 92.4% calcium oxide. The best sample test results were exhibited by the biodiesel with the usage of 6.5% waste-based catalyst and 6.5% commercial catalyst. For biodiesel with 6.5% waste-based catalyst, 91.747% yield, 856 kg/m3 density, 5.2915 mm2/cst viscosity, 0.94 mg-KOH/g acidity number, and 33.96 g-I2/100g iodine number were obtained. For biodiesel with 6,5% commercial catalyst, 90.236% yield, 861.1 kg/m3 density, 5.414 mm2/cst viscosity, 4.13 mg-KOH/g acidity number, and 29.37 g-I2/100g iodine number were obtained. The standard acidity number with the maximum of 0.5 mg-KOH/g is not satisfied by both samples.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Farizan
"

Transesterifikasi adalah reaksi kimia yang digunakan untuk mengubah minyak hewani menjadi biodiesel yang dapat digunakan. Pada penelitian ini, bahan bakar biodiesel disintesis dari lemak sapi dalam reaktor menggunakan katalis CaO yang disintesis dari cangkang telur bebek. Katalis CaO berbasis limbah disintesis dari cangkang telur bebek melalui proses kalsinasi pada suhu 900 OC selama 2 jam. Transesterifikasi dilakukan pada suhu 55 OC pada 6 sampel dengan variasi penggunaan jumlah katalis (1.5 wt%, 6.5 wt%, dan 10 wt%) serta variasi katalis CaO komersial dan limbah. Katalis yang disintesis dari cangkang telur itik menghasilkan kadar Kalsium Oksida (CaO) sebesar 93.2%. Hasil pengujian sampel terbaik diperoleh untuk biodiesel dengan katalis 6.5% berbahan dasar limbah dan 10% katalis komersial. Untuk biodiesel dengan katalis berbasis limbah 6.5%, rendemen 90.75%, densitas 855.1 kg/m3, viskositas 5.73 mm2/cst, keasaman 1.69 mg-KOH/g, dan bilangan yodium 30.87 g-I2/100g. Untuk biodiesel dengan katalis berbasis limbah 10%, rendemen 90.81%, densitas 860.5 kg/m3, viskositas 6.52 mm2/cst, keasaman 2.03 mg-KOH/g, dan bilangan yodium 27.51 g-I2/100g. Angka keasaman standar tidak tercapai dimana maksimumnya adalah 0.5 mg-KOH/g.


Transesterification is a chemical reaction used to convert animal oils into usable biodiesel. In this study, biodiesel fuel was synthesized from beef tallow in a reactor using a CaO catalyst which also synthesized from duck eggshells. Waste-based CaO catalyst synthesized from duck eggshells through a calcination process at 900 OC for 2 hours. Transesterification carried out at a temperature of 55 OC on 6 samples with variations in the use of the amount of catalyst (1.5 wt%, 6.5 wt%, and 10 wt%) as well as variations of commercial and waste based CaO catalysts. The catalyst synthesized from duck eggshells obtained a yield of 93.2% amount of Calcium Oxide (CaO). The synthesized biodiesel also tested for its chemical and physical properties to fulfill the Indonesian National Standard (SNI). The best sample test results were obtained for biodiesel with 6.5% catalyst from waste-based and 10% catalyst from commercial. For biodiesel with 6.5% waste-based catalyst, 90.75% yield, 855.1 kg/m3 density, 5.73 mm2/cst viscosity, 1.69 mg-KOH/g acidity, and 30.87 g-I2/100g iodine number. For biodiesel with 10% waste-based catalyst, 90.81% yield, 860.5 kg/m3 density, 6.52 mm2/cst viscosity, 2.03 mg-KOH/g acidity, and 27.51 g-I2/100g iodine number. The standard acidity number is not reached where the maximum is 0.5 mg-KOH/g.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Septiarti L.
"Katalis basa heterogen logam natrium terimpregnasi pada kulit telur ayam teraktivasi (Na-ACE) telah berhasil disintesis dan digunakan sebagai katalis dalam reaksi kondensasi aldol. Katalis Na-ACE hasil sintesis dikarakterisasi dengan instrumen FTIR, XRD, serta uji kebasaan. Optimasi sintesis analog chalcone yaitu [1-(2-hidroksifenil)-3- (3-metoksifenil) prop-2-en-1-on] memperoleh kondisi reaksi optimum dengan 30% berat katalis, suhu reaksi 60oC, waktu reaksi 180 menit dengan pelarut etanol. Yield terbesar yang diperoleh adalah 57,22% dengan kemurnian kristal 99,85% menggunakan TLC Scanner. Chalcone hasil sintesis dikarakterisasi dengan FTIR, UV-VIS, LC-MS. Derivat Senyawa chalcone yaitu pirazolin berhasil disintesis dengan penambahan hidrazin hidrat pada kondisi refluks, suhu 70oC, reaksi selama 24 jam dan penambahan katalis Na-ACE 30%. Hasil sintesis dikarakterisasi dengan instrumen FTIR, UV-VIS, LC-MS dan H-NMR. Uji aktivitas antioksidan secara in-vitro dilakukan pada analog chalcone dan pirazolin hasil sintesis dengan metode radikal DPPH. IC50 senyawa analog chalcone sebesar 966,41 µg/ml, sedangkan IC50 senyawa pirazolin sebesar 26,84 µg/ml.

Heterogeneous base catalyst sodium impregnated on activated chicken eggshell (Na-ACE) has been prepared and used for the aldol condensationreaction. Na-ACE was characterized by FTIR, XRD, and basicity test. The variables used for the syntheses of chalcone analogue were % catalyst mass, reaction temperature, reaction time and solvent. The highest yield (57,22% with 99,85% of purity) has been obtained under 30% catalyst mass were added, reaction temperature of 60oC, reaction time of 180 minuteswith ethanol as a solvent. Pyrazoline as a chalcone derivative was synthesized by reacting chalcone with hydrazine hydrate and Na-ACE under reflux condition for 24 hour, reaction temperature of 70oC in ethanol. The structures and exact mass of the product were confirmed by spectral data FTIR, UV-VIS, LC-MS and H-NMR. Analogue chalcone and pyrazoline have been tested for their antioxidant activities (1,1-biphenyl-2-picrylhydrazyl free radical scavenging method). Both of the them showed activity with IC50 at 966,41 µg/ml and 26,84 µg/ml for the analogues chalcone and pyrazoline respectively."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
S64377
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Florensia Indan Stepani
"Penggunaan membran bioreaktor sebagai support untuk immobilisasi enzim sudah semakin berkembang dalam beberapa penelitian karena memiliki kelebihan utama yaitu proses transesterifikasi rekasi enzimatis dapat berlangsung secara satu tahap. Pada penelitian ini terdapat beberapa tujuan yaitu untuk mengetahui pengaruh konsentrasi enzim terhadap enzyme loading, kondisi optimum sintesis biodiesel, distribusi enzim pada membran polyethersulfone dan untuk membandingkan produktivitas free enzim dan lipase amobil. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini ada 2 yaitu : perbandingan mol substrat dan suhu reaksi proses sintesis biodiesel.
Hasil yang didapatkan pada penelitian ini adalah kondisi optimum reaksi yang terjadi pada perbandingan mol substrat 1:3 dan suhu 35°C. Serta produktivitas yang dihasilkan oleh lipase amobil lebih tinggi 0,75 kali dibandingkan dengan free enzim. Pada konsentrasi enzim 30 mg/mL didapatkan hasil enzyme loading yang berbeda yaitu : 2,34 ; 1,72 dan 4,34 gram/m2. Perbedaan enzyme loading yang dihasilkan disebabkan oleh beberapa faktor yaitu : (1) tidak adanya kesetimbangan antara enzim sebagai katalis dengan reaksi transesterifikasi , (2) penggunaan membran sebagai matrik, sehingga ikatan yan terjadi sangat lemah. Pada permukaan membran polyethersulfone , terjadi distribusi enzim yang merata dibagian support layer membran dan penambahan mol metanol pada substrat akan membersihkan gliserol sebagai produk samping pada permukaan membran.

Membrane bioreactor as a support for immobilizing enzymes become is growing becaus it has major advantages to process transesterification reaction in one step methanolysis. In this study the are several objectives : determine the efferct of enzyme concentration on enzyme loading, optimum conditions of biodiesel synthesis, the distribution of enzyme in polyethersulfone membrane and compare the prroductivity of free enzyme and lipase amobil. Variables used in thi study is the optimum condition fo transesterification reaction and reaction temperature.
The results obtained is optimum condition that occur in the substrate mole ratio of 1:3 and temperature 35°C. The productivity of immobilized lipase 0,725 times higher than free enzyme. Enzyme concentration of 30 mg/mL obatained diffrerent results namely : 2,34 ; 1,72 and 4,34 gram/m2. The resulting diffreneces caused by several factor : (1) the lack of equilibrium between catalyst enzymes and mole substrate in transesterification reaction., (2) membrane as a matrix made the bonding that accours very weak. Methanol mole on subsrate can be cleaned glycerols as side product on polyethersulfone membrane surface section.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43193
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>