Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 131832 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ashadi
"Krisis keuangan di Asia tahun 1997/1998 yang terjadi merupakan krisis yang antara lain disebabkan oleh perubahan nilai tukar. Krisis tersebut dapat menjalar dari suatu negara ke negara lain (contagious). Salah satu usaha untuk dapat menghindari terjadinya kembali krisis tersebut adalah melalui pertemuan anggota ASEAN plus China, Jepang dan Korea di Chiang Mai, Thailand bulan Mei tahun 2000 dimana disepakati kerjasama keuangan regional yang lebih aktif diantaranya dengan disepakatinya Chiang Mai Intiative (CMI) dan Economic Review & Policy Dialogue (ERPD). Langkah selanjutnya yang dikaji lebih lanjut dari kerjasama keuangan regional yang aktif tersebut adalah pembentukan Currency Union melalui penggunaan mata uang bersama/common currency sebagai titik kulminasinya. Fleming (1971) menyatakan bahwa salah satu faktor untuk dapat terbentuknya Optimum Currency Area (OCA) adalah kemiripan tingkat inflasi (similar inflation rate). Untuk mencapai kemiripan tingkat inflasi dan meningkatkan konvergensi ekonomi, perlu ditingkatkan koordinasi dalam merumuskan kebijakan ekonomi.

Dampak nilai tukar terhadap inflasi dalam konteks regional menjadi perlu untuk diketahui sehubungan dengan krisis nilai tukar yang terjadi sebelumnya di tahun 1997/1998 dan wacana common currency yang salah satu faktornya kemiripan tingkat inflasi. Untuk itu, perlu diidentifikasi apakah dampak nilai tukar terhadap inflasi tersebut bersifat homogen (sama) atau heterogen (beragam) di kawasan ASEAN sehingga bisa disusun langkah bersama dalam Usaha memenuhi salah satu kondisi optimum dalam wacana pembentukan Currency Union. Untuk meneliti dampak tersebut, penulis menggunakan variabel kontrol berupa pertumbuhan jumlah uang yang beredar, derajat keterbukaan perdagangan dan tingkat inflasi di negara mitra dagang utama ASEAN-5 dengan data yang diambil dan diolah dari data International Financial Statistics (IFS) pada periode tahun 1993Q1 sampai tahun 2016Q4. Data tersebut kemudian diregresi dengan menggunakan estimasi data panel dengan estimator FGLS (Feasible Generalized Least Squares) menggunakan E-Views 9. Terhadap hasil regresi di atas berupa model homogen dan model heterogen dilakukan uji F. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dampak nilai tukar terhadap Inflasi di ASEAN-5 berdampak heterogen (beragam) di ASEAN-5."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rakhmat
"Beralihnya sistem nilai tukar rupiah dari sistem mengambang terkendali (managed floating exchange rate system) ke sistem nilai tukar mengambang penuh (floating exchange rate system) sejak Agustus 1997 dan pelaksanaan kebijakan inflation targeting sejak tahun 2000, telah menimbulkan berbagai perubahan pada perilaku dan hubungan antar variabel ekonomi moneter di Indonesia. Salah satu yang mendasar adalah perilaku pergerakan nilai tukar dan pengaruhnya terhadap inflasi (exchange rate pass through). Pertanyaan mendasar dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh nilai tukar terhadap inflasi baik yang diukur dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) dan Whole Price Indeks (WPI)? Apakah penerapan floating exchange rate system telah memperbesar exchange rare pass through? Apakah penerapan inflation targeting framework berdampak pada penurunan exchange rate pass through ?
Dengan menggunakan analisis Vector Autoregression (VAR) dari model rantai distribusi harga (price distribution chain) yang dikembangkan oleh McCharthy (2000) dan Belaisch (2003), penelitian ini menganalisis besarnya pass through nilai tukar terhadap tingkat inflasi untuk periode Januari 1993 sampai dengan Desember 2003 dan implikasi dari perubahan rejim nilai tukar dan penerapan inflation targeting framework terhadap exchange rate pass through. Hasil impuls respons function (IRF) dapat digunakan untuk melacak respons saat ini dan masa depan setiap variabel analisis akibat shock nilai tukar. Sedangkan hasil analisis variance decomposition digunakan untuk memprediksi kontribusi prosentase varians setiap variabel terhadap shock pada nilai tukar.
Hasil analisis VAR menunjukkan bahwa : (1) Pengaruh depresiasi nilai tukar terhadap tingkat inflasi selama periode Januari 1993 sampai dengan Desember 2003 yang diukur dengan IHK tidak cukup besar jika dibandingkan dengan WPI. Hal ini membuktikan bahwa pengaruh langsung (direct effect) nilai tukar terhadap tingkat inflasi ditransmisikan melalui harga barang impor atau barang perdagangan, (2) Perubahan rejim nilai tukar dari managed floating rate menjadi free floating rate menunjukkan hasil pass through nilai tukar terhadap tingkat inflasi yang semakin besar, (3) Pada periode penerapan inflation targeting framework, pengaruh depresiasi nilai tukar rupiah terhadap tingkat inflasi mengalami penurunan sangat signifikan, sebagaimana ditunjukkan oleh hasil estimasi pass through yang relatif lebih rendah dari periode kebijakan free floating rate tanpa target inflasi yang jelas."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T17088
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angga Pangeran Noorsaman
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya kausalitas atau hubungan antara Inflasi, Ekspor, Impor, dan Trade-Balance di Indonesia, serta efeknya saat sebelum dan sesudah krisis finansial global 2008. penelitian ini menggunakan metode regresi granger causality selama kurang lebih enam belas tahun yaitu dari Januari 2000 hingga Desember 2015 menggunakan data bulanan. penelitian ini menemukan bahwa inflasi, Ekspor, Impor dan Trade-balance berpengaruh secara signifikan kepada nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika. Dengan nilai koefisien masing-masingnya secara berurutan -20.542 untuk inflasi, -2.396 untuk impor, -1,258 untuk ekspor dan 0.31 untuk neraca perdagangan maka akan mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah di Indonesia. penelitian ini juga menemukan adanya hubungan kausalitas yang juga berpengaruh signifikan terhadap nilai tukar rupiah di Indonesia.

This study aims to examine that there is causality relationship between inflation, export, import and trade balance in Indonesia, also the impact before and after global financial crisis 2008. this study uses time series data methodology, using annual data for about 16 years from January 2000 until December 2015 using monthly basis data. this result of the study shows that inflation, export, import and trade balance are individually affected exchange re ate of Rupiah. these variables coeffisien value are 20.542 for inflation, 2.396 for import, 1.258 for export and 0.31 for trade balance, so these value wll affects Rupiah 39 s exchange rate. this study also finds that there is a causality relationship, which also significantly takes effect towards exchange rate of rupiah."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S68309
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Napitupulu, Lasma Riana
"Perkembangan ekonomi Indonesia, dari tahun ke tahun mengalami kemajuan, hal tersebut juga tentu mempengaruhi perkembangan pasar modal Indonesia, yang juga merupakan bagian dari ekonomi Indonesia. Perkembangan perekonomian tersebut merupakan cerminan dari perkembangan setiap perusahaan-perusahaan pelaku ekonomi. Dan peningkatan kinerja dari setiap perusahaan tersebut akan tercermin dari harga-harganya di Bursa Efek Indonesia.
Dari data Bursa Efek Indonesia yang terbaru, ada 443 saham yang aktif diperdagangkan di bursa efek hingga saat ini dari berbagai bidang industri. Seluruh saham-saham tersebut dapat terlihat pergerakan nya secara keseluruhan melalui pergerakan IHSG, sebagi indeks yang mewakili seluruh harga saham di bursa efek.
Pergerakan IHSG yang terjadi setiap hari, banyak dipengaruhi oleh kinerja dari dalam perusahaan, dan juga pengaruh dari makroekonomi sebuah negara. Dari situlah peneliti ingin menjelaskan pengaruh tingkat inflasi, nilai tukar, dan tingkat bunga sebagai bagian dari faktor makroekonomi, terhadap pergerakan harga-harga saham yang diwakili oleh IHSG, baik secara simultan, maupun secara parsial.
Ditemukan bahwa secara simultan, seluruh variabel-variable independen terbukti berpengaruh signifikan terhadap IHSG. Secara parsial tingkat bunga dan nilai tukat berpengaruh singnifikan terhadap IHSG, dan inflasi secara parsial tidak berpengaruh terhadap IHSG.

Economic development of Indonesia grow every year, it would also affect the development of the Indonesian capital market, which is also part of the Indonesian economy. Economic development is a reflection of the development of any economic agent companies. And increase the performance of each company will be reflected in their prices in Indonesia Stock Exchange.
Data from the Indonesia Stock Exchange recently, there are 443 active shares traded on stock exchanges now from various industrial fields. The entire stock can be seen his movement as a whole through the movement of the JCI, as a price index that represents all the shares on the stock exchange.
JCI movements that occur every day, much influenced by the performance of the company, and also the influence of a country's macroeconomic. Because of that, this research aim to analyze the effect of the inflation rate, foreign exchange and interest rates on composite stock price index at Indonesian Stock Exchange both simultaneously and partially.
From the result, it can be drawn that there was a big simultaneous impact of the independent variable on Composite Stock Price Index. Partially, interest rates and exchange rates affect singnifikan to JCI, but partially, inflation does not affect the JCI.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Herina Prasnawaty Dewayany
"Perubahan sistem nilai tukar yang terjadi sejak krisis ekonomi dari sistem nilai tukar mengambang terkendali ke sistem ?nilai tukar mengambang terkendali? menyebabkan volatilitas nilai tukar rupiah terhadap USD menjadi lebih besar. Volatilitas nilai tukar yang cenderung berfluktuasi ini dikhawatirkan mempengaruhi stabilitas makroekonomi antara lain inflasi, baik secara langsung maupun tidak langsung dan mempengaruhi target inflasi yang akan dicapai. Di satu sisi, sejak Juli 2005 Bank Indonesia menganut Inflation Targeting Framework (ITF) sebagai konsekuensi dari diberlakukannya UU No.23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia. Dengan kerangka ini, Bank Indonesia secara eksplisit mengumumkan sasaran inflasi kepada publik dan kebijakan moneter diarahkan untuk mencapai sasaran inflasi yang ditetapkan oleh Pemerintah sehingga inflasi diharapkan terkendali. Terkait dengan hal tersebut, akan dilakukan analisis dampak fluktuasi nilai tukar rupiah pasca penerapan sistem ?nilai tukar mengambang terkendali? dan dampak penerapan kebijakan ITF terhadap inflasi di Indonesia selama periode triwulan III-1997 s.d. Triwulan II-2011. Hasil analisis menunjukkan bahwa (1) Nilai tukar rupiah pasca penerapan sistem ?nilai tukar mengambang terkendali? berpengaruh signifikan terhadap inflasi dan berkorelasi positif. (2) Dummy Kebijakan ITF berpengaruh signifikan dalam menurunkan inflasi.

Exchange rate system changes that have occurred since August 1997 from the floating exchange rate system to flexible exchange rate system made volatility of the rupiah against the USD becomes larger. Exchange rate volatility which is feared likely to fluctuate affecting macroeconomic stability, among others, inflation, either directly or indirectly and affect the inflation target to be achieved. On the one hand, since July 2005 Bank Indonesia adopted Inflation Targeting Framework (ITF) as a consequence of the enactment of Law No.23 of 1999 concerning Bank Indonesia. With this framework, Bank Indonesia announced explicit inflation target of monetary policy to the public and directed to achieve the inflation target set by the Government so that expected inflation under control. In this regard, will be carried out analysis of the impact the exchange rate fluctuations after the application of flexible exchange rate system and the impact of the ITF policy on inflation in Indonesia during quarter III-1997 until Quarter II-2011. Results analysis indicate that (1) The rupiah after the application of flexible exchange rate system have a significant effect on inflation and positively correlated. (2) Dummy ITF policy have a significant effect in lowering inflation."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T29477
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Della Pidanti N.
"ABSTRAK
Penelitian ini meneliti hubungan nilai tukar mata uang domestik terhadap Dollar Amerika Serikat dan harga saham di negara ASEAN-5 pada periode 2000-2018. Korelasi diantara kedua variabel diukur menggunakan Dynamic Conditional Correlation GARCH sementara hubungan kausalitas nilai tukar mata uang dan harga saham diukur menggunakan uji kausalitas Granger. Selanjutnya arah dari hubungan kedua variabel juga diteliti untuk menentukan hubungan antara kedua variabel sesuai dengan teori flow-oriented atau rsquo;stock-oriented. Ditemukan bahwa di semua negara ASEAN-5 terdapat korelasi antara nilai tukar mata uang domestik terhadap Dollar Amerika Serikat dan harga saham. Indonesia, Filipina dan Singapura pada selama masa penelitian memiliki korelasi positif, sementara pada Malaysia dan Thailand kedua variabel secara umum memiliki korelasi positif walaupun terkadang terdapat korelasi negatif selama masa penelitiannya. Selanjutnya ditemukan bahwa di Indonesia pergerakan nilai tukar mata uang riil menyebabkan pergerakan harga saham riil sesuai teori flow-oriented sementara di Thailand hubungan yang terjadi adalah kebalikannya sesuai teori rsquo;stock-oriented. Pada Filipina dan Malaysia, walaupun terdapat korelasi di kedua variabel, tidak ditemukan hubungan kausalitas diantara variabel yang diteliti. Sementara itu pada Singapura ditemukan bahwa hubungan yang ada nilai tukar mata uang riil dan harga saham riil adalah hubungan bivariat. Namun, pada era unconventional monetary policy, ditemukan bahwa masing-masing negara memiliki hubungan kausal yang berbeda. Indonesia memiliki hubungan kausalitas bivariat, sementara hubungan di negara Malaysia dan Filipina sesuai dengan teori flow-oriented. Untuk negara Singapura dan Thailand ditemukan bahwa di kedua negara tersebut tidak terdapat hubungan kausalitas antara variabel.

ABSTRACT
This study examines the relationship of real exchange rate of domestic currency to US Dollar and real stock price in ASEAN 5 countries for the period 2000 2018. Correlations between the two variables were measured using the Dynamic Conditional Correlation GARCH while causality between real exchange rate and real stock prices is measured using the Granger causality test. Moreover, the direction of the relationship of the two variables is also examined to determine the relationship between the two variables in accordance with flow oriented rsquo model or stock oriented model. There is evidence of correlation between the exchange rate of the domestic currency against the US Dollar and the stock price in all ASEAN 5 countries. Indonesia, Philippines and Singapore shows positive correlation, while in Malaysia and Thailand both variables generally shows positive correlation although sometimes there are negative correlation during the study period. Furthermore, it is found that in Indonesia the real exchange rate movements cause the real stock price movement in accordance with rsquo flow oriented rsquo model while in Thailand the relationship is reversed consistent with stock oriented model. In the Philippines and Malaysia, although there is correlation in both of variable, there is no evidence of causal relationship. Meanwhile, in Singapore, the study found there is bidirectional causality between real exchange rate and real stock price. However, in the unconventional monetary policy era, each country shows a different type of causal relationship. Indonesia has bivariate causal relationship, while the relationship in Malaysia and Filipina is in accordance with rsquo flow oriented rsquo model. As for Singapura and Thailand, it is found that both of the countries have no causal relationship in the unconventional monetary policy era."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ambar Puspa Galih
"

Uang (inflasi) memiliki peran penting dalam pertumbuhan ekonomi. Namun, hubungan diantaranya selalu menjadi topik perdebatan yang menarik perhatian. Dari pemikiran Klasik dan Keynes yang memiliki keyakinan berbeda terhadap sifat netral uang hingga di tataran studi empiris yang menemukan hubungan positif maupun negatif antara inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Hal ini telah memotivasi beberapa penelitian baru untuk mengembangkan suatu hipotesis mengenai adanya relasi yang nonlinear dengan titik balik (threshold). Penelitian ini bertujuan untuk menguji kembali hubungan inflasi dan pertumbuuhan ekonomi dalam wilayah ASEAN-5 periode 2000Q1-2016Q4. Hasil estimasi berdasarkan model Threshold Vector Autoregression, membuktikan adanya hubungan nonlinear pada kedua variabel tersebut.

Kata kunci : ambang batas; inflasi; pertumbuhan ekonomi; threshold VAR

 


Money (inflation) has played a vital role in economic growth. However, the nexus between them has always drawn mesmerizing debates. From the thoughts of Classical and Keynes which argued the existence of money neutrality, to the level of empirical studies which find either positive or negative correlation between inflation and economic growth. Recent studies concerning the debatable relationship have evolved it into a hypothesis whether the relation is nonlinear with a threshold or a point where the link switches. This study aims to re-examine the causality between inflation and economic growth in ASEAN-5 countries period 2000Q1-2016Q4. The results based on Threshold Vector Autoregression model indicate the presence of a nonlinear relationship between the two variables.

Keywords: threshold; inflation; economic growth; threshold VAR

 

"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melani Dwinita
"Tesis ini bertujuan untuk mengukur efek / pengaruh penerapan inflation targeting pada sistem nilai tukar mengambang terhadap pass through nilai tukar pada inflasi menurut IHK umum, IHK tradable dan IHK nontradable, dan untuk membandingkan pass through nilai tukar pada inflasi menurut IHK tradable dan IHK nontradable di Indonesia. Untuk menganalisa efek/pengaruh penerapan inflation targeting pada sistem nilai tukar mengambang terhadap pass through nilai tukar pada inflasi menurut IHK, digunakan metode error correction model ECM.
Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa dalam jangka pendek maupun jangka panjang, penerapan inflation targeting berhasil menurunkan pass through nilai tukar pada inflasi menurut IHK, baik pada IHK umum, IHK tradables, maupun IHK non-tradables. Dalam jangka pendek, setelah penerapan inflation targeting, besarnya pass through nilai tukar terhadap inflasi menurut IHK non-tradable lebih tinggi dibandingkan dengan pass through nilai tukar terhadap inflasi menurut IHK tradable. Hal tersebut mengindikasikan menurunnya efektivitas nilai tukar nominal sebagai peredam guncangan.
Selain itu, dari penelitian juga dapat disimpulkan bahwa meskipun penerapan inflation targeting berhasil menurunkan pengaruh inersia inflasi, namun pengaruh inersia inflasi pada ekspektasi masyarakat masih dominan. Dengan demikian, penerapan kebijakan inflation targeting belum sepenuhnya berhasil mengarahkan ekspektasi inflasi masyarakat berdasarkan target inflasi yang telah ditetapkan.

The aims of this thesis are to estimate the effect of the inflation targeting application in floating exchange rate system to the exchange rate pass through in inflation according to general CPI, tradable CPI, and non tradable CPI, and to compare the exchange rate pass through in inflation according to tradable CPI, and non tradable CPI in Indonesia. Error correction model ECM is used to analyze the effect of inflation targeting application in floating exchange rate system to the exchange rate pass through in inflation according to CPI.
The result of this research shows that in long run and short run, the inflation targeting application succed to reduce exchange rate pass through to inflation according to general CPI, tradable CPI, and non tradable CPI. In short run, after the inflation targeting application, the exchange rate pass through to inflation according to non tradable CPI is higher than the exchange rate pass through to inflation accoding to tradable CPI. This indicates the reduce of the effectiveness of nominal exchange rates as shock absorbers.
Besides that, from this research we can conclude that eventhough the inflation targeting application has succed to reduce the influence of inertia inflation, but the influence of inertia inflation to society rsquo s expectation is still dominant. It means that the inflation targeting application are not entirely succed to lead the society rsquo s inflation expectation according to the inflation target.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T47647
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Michael Abraham Hukom
"Penelitian ini bertujuan untuk memahami pengaruh COVID-19 secara independen dan melalui moderasi rasio modal bank terhadap perubahan tingkat pinjaman pelaku industri perbankan ASEAN-5. Penelitian menggunakan sampel 86 perusahaan perbankan yang terdaftar di bursa pasar modal negara Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand selama periode kuartal pertama 2018 hingga kuartal keempat 2020 dengan pengolahan regresi data panel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa COVID-19 secara signifikan memiliki pengaruh yang negatif terhadap perubahan tingkat pinjaman bank. Namun, rasio modal bank tidak ditemukan memiliki peran dalam memoderasikan pengaruh COVID-19 terhadap perubahan tingkat pinjaman bank. Hasil temuan ini memiliki tiga implikasi utama: (i) peran pemerintah dalam rekapitalisasi dan injeksi likuiditas berpotensi menghilangkan perbedaan perilaku antar bank dengan klasifikasi rasio modal, (ii) tidak ditemukan indikasi fenomena zombie lending di industri perbankan ASEAN-5, dan (iii) regulasi insentif untuk mengubah perilaku pinjaman perbankan pada masa krisis perlu memperhatikan bahwa kategorisasi rasio modal bank menjadi tidak efektif.

This study aims to understand the influence of COVID-19 independently and through the moderation of bank capital ratios on changes in loan rates of ASEAN-5 banking industry players. The study uses a sample of 86 banking companies listed on the stock markets of Indonesia, Malaysia, the Philippines, Singapore, and Thailand from the first quarter of 2018 to the fourth quarter of 2020 by employing the panel data regression technique. The results showed that COVID-19 had a significant negative effect on changes in bank lending rates. However, the bank's capital ratio was not found to have a role in moderating the effect of COVID-19 on changes in bank lending rates. These findings have three main implications: (i) the role of the government in recapitalization and liquidity injection can eliminate differences in behavior between banks with the classification of capital ratios, (ii) indication of zombie lending is non-existent in ASEAN-5’s banking industry, and (iii) regulation of incentives to change behaviors of banks’ lending in future crises must take into account that categorization by banks’ capital will not be effective."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nita Ariastuti
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (i) bagaimana pengaruh perubahan langsung (direct pass-through) dan perubahan tidak langsung (indirect pass-through) nilai tukar rupiah per dolar AS terhadap inflasi IHK di Indonesia, (ii) besarnya derajat direct pass-through dan indirect pass-through nilai tukar rupiah per dolar AS terhadap IHK Indonesia, dan (iii) apakah penerapan kombinasi antara FFER dan kebijakan moneter ITF berpengaruh dalam mengendalikan inflasi Indonesia selama periode penerapan IT. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder runtun waktu selama periode 2005.7 - 2011.6 atau selama awal penerapan ITF hingga 2011.9. Model diestimasi dengan menggunakan metode Vectorautoregresion (VAR) yang terdiri atas analisis Impulse Response dan Variance decomposition.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (i) Variabel nilai tukar rupiah per dolar AS signifikan berpengaruh secara tidak langsung terhadap IHK di Indonesia pada derajat α=5% dan secara bersama seluruh variabel dalam model VAR berpengaruh signifikan terhadap inflasi IHK pada derajat α = 5% baik pada direct pass-through maupun indirect pass-through. (ii) Derajat pass-through Indonesia adalah rendah dan positif atau berada dalam kategori incomplete pass-through, yaitu derajat pass-through yang berada pada selang nilai 0 - 1 untuk periode 6 bulan pada direct pass-through dan sampai 24 bulan pada indirect pass-through. Incomplete pass-through mengimplikasikan bahwa perubahan nilai tukar rupiah per dolar AS tidak seluruhnya ditransmisikan ke harga konsumen di dalam negeri. (iii) Penerapan ITF yang dikombinasikan dengan FFER berpengaruh dalam mengendalikan inflasi di Indonesia selama periode penerapan ITF (2005:7-2011:6).

The objectives of this study are (i) to investigate the influernce of direct and indirest exchange rate pass-through effect of rupiah/US dollar on consumer price index in Indonesia, (ii) to determine the magnitude of the degree of pass-through for rupiah/US dollar exchange rates in Indonesia (iii) To investigate whether the application of the combination of Free Floating Exchange Rate and Inflation Targeting as a monetary policy framework has impluence on declining inflation in Indonesia during the Inflation Targeting era. The data used in this study are time series data to presents the evidence on exchange rate pass-through (ERPT) for Indonesia after the adoption of Inflation Targeting (IT) during 2005.7 - 2011.6. The model estimated by Vector autoregresion (VAR) which consist of Impulse Response dan Variance decomposition.
The results of this research show that (i) rupiah/US dollar exchange rates have significantly influenced Consumer Price Index ata  = 5% via indirect pass-through and with all the other variables used in VAR model have significantly influenced Consumer Price Index ata  = 5% via both direct pass-through and indirect pass-through. (ii) The degree of pass-through during the implementation period of IT in Indonesia is known as having incomplete pass-trhough (0 - 1), imply that prices react less proportionately to exchange shock in Indonesia. (iii) The implementation of IT during the period of 2005-2011 combined with the application of FFER during the periode of 2005:7-2011:6 has supported the achievment of inflation control in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2011
T29561
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>