Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 121422 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sheila Georgina
"Banjir terjadi hampir merata di setiap wilayah Indonesia, termasuk DKI Jakarta. Salah satu konsekuensi banjir adalah tingkat distribusi logistik yang terhambat. Logistik memiliki peran penting dalam upaya manajemen bencana, terutama selama pra- bencana, kesiapsiagaan bencana, dan respons terhadap manajemen bencana. Manajemen logistik untuk manajemen bencana dikenal sebagai logistik kemanusiaan. Logistik kemanusiaan memainkan peran besar dalam peristiwa pasca bencana. Salah satu cara untuk melakukan humanitarian logistrics adalah melalui masalah transportasi. Masalah transportasi biasanya diidentifikasi dengan sirkulasi barang dan usaha dari berbagai fokus penciptaan ke berbagai bidang penjualan. Distribusi memainkan peran penting karena tanpa pola distribusi yang tepat, proses ini juga bisa mahal dan menghasilkan pemborosan dalam hal waktu, jarak, dan energi. Distribusi diidentifikasi dengan kuat dengan kegiatan transportasi yang memadai. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan metode program linier dalam distribusi barang adalah dengan menggunakan metode transportasi, sehingga distribusi barang berjalan seefektif mungkin dengan alokasi biaya minimum. Sejalan dengan masalah distribusi ais, penelitian ini bertujuan untuk menerapkan Masalah Transportasi menggunakan metode Linear Programming. Melalui penelitian ini, diharapkan rekomendasi rute dapat diberikan. Penelitian ini menghasilkan rekomendasi yang diharapkan dari studi kasus yang dibahas dslam penelitian ini.

Flood occur almost evenly in every parts of Indonesia, including DKI Jakarta.One of the consequences of flooding is the impeded rate of logistics distribution. Logistics has an important role in disaster management efforts, especially during pre-disaster, disaster preparedness, and response to disaster management. Logistics management for disaster management is known as humanitarian logistics. Humanitarian logistics play a big role in post-disaster events. One way to do the humanitarian logistrics is trough transportation problem. Transportation problems are commonly identified with the circulation of goods and ventures from different focuses of creation to numerousareas of sales. Distribution plays an important role because without proper distribution patterns, this process can also be costly and result in waste in terms of time, distance and energy. Distribution isfirmly identified with sufficient transportation activities. One way is to use a linear program method in the distribution of goods is to use the transportation method, so that the distribution of goods runs as effectively as possible with the allocation of minimum costs. In line with the ais distribution issue, this study aims to apply Transportation Problem using Linear Programming method. Through this research, it is hoped that the route recommendation can be given. This research produces the recommendations that was expected from the case study."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sayed Iskandar Muda
"ABSTRAK
Manajemen resiko telah dibentuk sebagai sebuah prosedur penanganan atau tindak lanjut terhadap bencana yang ditimbulkan oleh alam dan manusia. Dalam hal bencana banjir, manajemen resiko yang diterapkan adalah mengelola resiko pada situasi banjir dan merencanakan sebuah sistem yang akan mengurangi resiko banjir.
Jalur evakuasi untuk pengurangan dampak bencana banjir di Jakarta adalah salah satu usaha untuk mengurangi dampak kerugian negara yang ditimbulkannya dan merupakan bagian dari manajemen resiko bencana yang terdiri dari 3 komponen yakni, bencana, paparan, dan kerentanan. Ketika banjir kanal timur dan barat, dan sistem polder mengalami kegagalan dalam menangani banjir, seyogyanya pemerintah DKI sudah memiliki skenario dan cetak biru untuk mengatasi kejadian ini.
Dalam penelitian ini akan disimulasi banjir kala ulang 100 tahun untuk dapat menentukan wilayah penggenangan air agar diketahui wilayah-wilayah yang terkena bencana banjir. Selanjutnya, dengan memetakannya memakai program SIG akan ditentukan jalur evakuasi beserta skenarionya sesuai dengan karakter para calon pengungsi.

ABSTRACT
Risk management has been established as well as a procedure to handling situation of natural, environment and man made hazards. In case of flood hazard, risk management applied as managing risk in flooding situation and planning in a system to reduce flood risk.
Evacuation route for Jakarta flood disaster mitigation is one of effort to mitigate impact of loss of government and become part of risk managemenet where consist of 3 component which are hazard, exposure, and vulnerabilit . When Eastern/ Western Flood Canal and Polder system fail to prevent the flood, the government of DKI should have evacuation scenarios and blue print to counter this problem.
This research will simulate 100 year-return flood to determine innundation area in order to figure out the exposed area by flood hazard. For further step, it will be mapped using GIS program to establish the evacuation route and its scenario, as well as character of evacuate citizen."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T32133
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Thulusia
"Bencana banjir di DKI Jakarta selalu berulang setiap tahunnya dan puncaknya yaitu banjir yang terjadi pada tahun 2007 yang merupakan bencana banjir terparah yang pernah terjadi di DKI Jakarta. Penanggulangan bencana banjir merupakan hal yang dirasa penting untuk dilakukan dengan efisien dan efektif, mengingat seringnya kejadian bencana banjir yang terjadi di DKI Jakarta. Manajemen penanggulangan bencana banjir baik sistem, prosedur, dan sumber daya harus siap untuk memberikan bantuan dan penanganan yang efektif dan segera. Berdasarkan hal tersebut peneliti melakukan penelitian mengenai gambaran manajemen penanggulangan bencana banjir di DKI Jakarta tahun 2007 oleh Subdinkes Gawat Darurat dan Bencana Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta.
Komponen-komponen sistem yang menjadi kerangka konsep dari penelitian ini adalah Input, Process, Output. Input terdiri dari SDM, dana, sarana, dan metode. Process terdiri dari pemberian dukungan kesehatan dan ketaatan terhadap prosedur. Sedangkan yang menjadi Output adalah jumlah dukungan kesehatan yang tersalurkan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara mendalam dan FGD ,sedangkan pengumpulan data sekunder diperoleh dari telaah dokumen yang terdapat di Subdinkes Gawat Darurat dan Bencana dan Subdin Pemasaran Sosial dan Informasi Kesehatan. Informan penelitian ini adalah Kepala Seksi Penyiapan, Kepala Seksi Siaga Kesehatan, Kepala Seksi Komunikasi, 3 orang pegawai Subdinkes Gawat Darurat dan Bencana, 2 orang Ketua RT yang wilayah kerjanya terkena bencana banjir dan 12 orang warga yang bertempat tinggal di daerah yang terkena bencana banjir pada tahun 2007.
Dari hasil penelitian pada komponen input diperoleh informasi bahwa: jumlah pegawai di Subdinkes Gawat Darurat dan Bencana masih mengalami kekurangan, adanya ketidaksesuaian pendidikan formal pegawai dengan Tupoksi, tidak adanya pelatihan yang terfokus pada penanggulangan bencana banjir, semangat dan motivasi kerja para pegawai sudah cukup tinggi, kesadaran para pegawai akan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas menjadikan suatu motivasi dalam bekerja, sering terjadi keterlambatan pengucuran dana yang menyebabkan terhambatnya kegiatan penanggulangan bencana banjir, sarana untuk penanggulangan bencana banjir bersumber dari APBD dan APBN, sarana untuk penanggulangan bencana banjir tahun 2007 belum mencukupi kebutuhan, kondisi sarana yang dimiliki Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta 75% dalam kondisi baik, dan sudah tersedianya buku pedoman penanggulangan banjir bidang kesehatan yang dapat digunakan sebagai bahan acuan.
Pada penelitian pada komponen process diperoleh informasi bahwa: tenaga kesehatan yang terlibat dalam penanggulangan bencana banjir sudah sesuai dengan kebutuhan, namun dari segi kesiapsiagaan petugas masih kurang, dukungan kesehatan berupa pelayanan kesehatan dan obat-obatan tidak tersalurkan ke seluruh korban bencana banjir, hambatan yang paling sering terjadi dalam pemberian dukungan kesehatan adalah hambatan transportasi karena belum tersedianya sarana transportasi yang dapat menembus ke daerah yang terkena bencana banjir, pengawasan terhadap kegiatan penanggulangan bencana banjir selalu dilakukan, pengawasan dilakukan terhadap seluruh tahap penanggulangan bencana, ketaatan petugas akan prosedur penanggulangan bencana banjir sudah cukup baik Sedangkan pada komponen Output diperoleh informasi mengenai jumlah dukungan kesehatan yang tersalurkan, yang terdiri dari bantuan tenaga kesehatan medis dan paramedis, bantuan logistik obat, bantuan MP-ASI bubur dan biskuit, bantuan logistik non alat kesehatan, serta Pos Kesehatan."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yuliadi Rumanto
"Pada tesis ini telah dibangun server model dengan menggunakan Virtual Reality Modelling Language (VRML) sebagai model dan animasi 3D untuk menghasilkan dan menampilkan simulasi banjir dengan menggunakan bahasa pemprogramman java untuk memanipulasi informasi dalam bahasa VRML.
Sistem yang dibangun akan memanfaatkan internet untuk media distribusi informasi. Untuk dapat menggabungkan 3D model pada aplikasi Internet dimulai dengan menggunakan Internet browser sebagai basis client yang akan menampilkan java applet yang terletak pada server.
Sistem secara keseluruhan akan menggunakan beberapa fungsi dari Java 2 Enterprise Edision (J2EE) model sebagai kerangka kerja. Pada Java applet telah dikembangkan model simulasi banjir yang akan mempresentasikan ketinggian air (waktu banjir) sesuai dengan volume curah hujan yang diambil dari data sensor yang tersimpan pada database. Kode dari java applet akan memiliki kemampuan untuk mengambil data dari sensor dengan menggunakan Java DataBase Connectivity (JDSC).
Hasil manipulasi data dari JDSC akan memberikan informasi berapa ketinggian keadaan air dari sensor. Informasi ini digunakan sebagai referensi untuk mengakses VRML Hasil akan ditampilkan dengan mereplesentasikan visualisasi ketinggian dari banjir dan waktu terjadinya banjir."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
T16936
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghiri Basuki Putra
"Pada tesis ini, akan membangun Rich Internet Application (RIA) dengan ZK untuk aplikasi Early Warning System (EWS) yang digunakan dalam menampilkan peta dan animasi 3D untuk menghasilkan dan menampilkan simulasi banjir yang terjadi di daerah Jakarta di Internet dengan memanfaatkan peta 2D yang kemudian dibangun menjadi peta 3D, geografi dan geophysic yang disediakan oleh Badan Meteorologi dan Geofiisika (BMG). Data tersebut oleh Map Server (server yang digunakan untuk mengubah peta 2D menjadi peta 3D) serta Processing Server (server untuk mengolah peta 3D dan data 3D) sehingga dapat menghasilkan simulasi banjir.
Pada tesis ini akan dibangun framework aplikasi EWS untuk yang menghubungkan aplikasi EWS dengan 3D server serta Map Server untuk simulasi banjir di Jakarta yang 3D berdasarkan data curah hujan serta informasi daerah Jakarta yang terkena dampak banjir serta memberikan informasi tentang luasan wilayah yang terkena dampak banjir dalam jangka waktu tertentu. Simulasi banjir akan menggunakan Virtual Reality Modelling Language (VRML) yang merupakan bahasa pemograman untuk membangun peta dan simulasi yang 3D sehingga dapat mendukung untuk menampilkan dan menvisualisasikan data geografi.
Kinerja aplikasi EWS yang dibangun, merupakan RIA yang mendukung 3D untuk simulasi banjir serta menghasilkan informasi tentang banjir yang 3D cukup baik, karena kecepatan untuk mengakses data dan membuka halaman pada aplikasi ini cukup baik pada Modzilla Serta penggunaan EWS yang memudahkan user dikarenakan ZK merupakan aplikasi RIA yang mirip dengan aplikasi desktop sehingga aplikasi EWS yang dibangun menjadi user friendly."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
T16926
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susi Anggraini
"Indonesia merupakan daerah beriklim tropis yang memiliki curah hujan tinggi tiap tahunnya. Umumnya pada saat terjadi hujan di Indonesia selalu kita dengar banjir melanda dimana-mana. Banjir di Indonesia masih menjadi permasalahan yang sering dihadapi oleh penduduk kita. Banyak kerugian yang disebabkan karena terjadinya banjir, bukan hanya harta dan benda akan tetapi juga jiwa. (sandy, 1985) Daerah aliran Citarum yang terletak di cekungan Bandung hamper setiap kejadian hujan akan terjadi banjir. Hal ini didukung oleh kondisi fisik daerah aliran yang tterdapat di daerah dataran Bandung, dimana daerah ini dikelilingi oleh pegununggan dengan curah hujan yang tinggi. Banjir di cekungan Bandung ini dikenal dengan sebutan Banjir Bandung Selatan (Departemen Pekerjaan Umum Ditjen Pengairan, 1995).
Adapun masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
1. Kapan terjadinya banjir di Cekungan Bandung pada tahun 1994?
2. Dimana wilayah banjir yang terjadi di daerah tersebut?
3. Mengapa di daerah tersebut terjadi banjir?
Untuk membahas pernasalahan di atas digunakan metode analisis korelasi peta dari variable fisik(ketinggian, lereng, morfologi, geologi dan penggunaaan tanah), variable iklim (curah hujan bulanan, curah hujan harian dan intensitas curah hujan) serta wilayah dan waktu banjir.
Dari hasil analisis diperoleh gambaran penyebab terjadinya banjir di cekungan Bandung adalah:
1. Curah hujan maksimum tahun 1994 di cekungan Bandung; curah hujan bulanan lebih dari 400mm dengan curah hujan harian lebih dari 50 mm dan intensitas curah hujan 102-178 mm.jam.
2. Keadaan fisik daerah dengan ketinggian kurang dari 1000 meter di atas permukaan laut, lereng antara 0-2% hingga 2-15% terletak di tengah-tengah wilayah penelitian yang merupakan cekungan dengan penggunaan tanah persawahan dan pemukiman di dataran alluvial.
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Banjir di cekungan Bandung terjadi pada bulan Januari dari tanggal 13 sampai dengan 16 Januari dengan luas genangan 6.838 ha dan tanggal 14 April 1994 seluas 5.995 ha
2. Banjir yang terjadi pada bulan Januari terdapat di 11 daerah aliran sungai dari 14 Daerah aliran sungai di wilayah penelitian sedangkan pada bulan April terdapat di tujuh Daerah Aliran sungai di cekungan Bandung.
3. Banjir di cekungan Bandung pada tahun 1994 disebabkan oleh curah hujan maksimum pada bulan Januari dan bulan April dengan intensitas curah hujan tertinggi pada saat itu serta di dukung oleh kondisi fisik wilayah penelitian yang meurpakan cekungan dengan ketinggian kurang dari 1000 meter di atas permukaan laut, lereng antara 0-2% hingga 2-15% yang merupakan cekungan dengan penggunaan tanah persawahan dan pemukiman di dataran alluvial."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nunung Nurjanah
"Skripsi ini membahas bencana banjir yang melanda Kecamatan Pamanukan, dimana banjir tersebut terjadi akibat luapan sungai yang tidak mampu menampung air dan melebihi kapasitasnya sehingga air meluap ke permukaan dan menyebabkan terganggunya aktivitas masyarakat, baik kondisi fisik, sosial maupun ekonomi. Dengan kondisi topografis dan kondisi iklim tropis di Subang, ketika memasuki musim hujan dan curah hujan tinggi maka akan menimbulkan banjir. Penelitian ini membahas mengenai keterpaparan banjir dan kerentanan terhadap banjir yang menggunakan metode weighted overlay. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan data primer dengan wawancara dan survei lapangan. Sedangkan data sekunder didapat dari instansi terkait. Indikator yang digunakan pada penelitian ini memperhatikan aspek fisik, sosial kependudukan dan ekonomi. Analisis yang dilakukan adalah analisis spasial yaitu metode Weighted Overlay dan metode Change Detection and Thresholding (CDAT). Hasil yang didapat pada penelitian ini adalah wilayah yang terpapar banjir memiliki tingkat sedang hingga tinggi yang tersebar pada wilayah sempadan sungai, penggunaan lahan di dominasi lahan sawah, permukiman yang banyak dialiri sungai, serta berada pada wilayah datar. Dari temuan studi yang didapat, sebagian desa yang berada di Kecamatan Pamanukan yang memiliki kelas kerentanan wilayah terhadap banjir rendah, desa tersebut antara lain desa di desa Lengkong jaya, bagian utara desa Pamanukan sebrang, Sebagian desa Pamanukan, Rancahilir dan Bongas. Untuk tingkat kerentanan wilayah banjir sedang tersebar pada desa Pamanukan hilir, sebagian desa Pamanukan, bagian selatan desa Pamanukan sebrang dan desa Rancasari. sedangkan tingkat kerentanan wilayah banjir tinggi tersebar pada desa Mulyasari dan sebagian desa Pamanukan Hilir.

The focus on this study is flood disaster in Pamanukan District every year, where the flood occurs due to the river being unable to accommodate water and exceeding its capacity so that water overflows to the surface and causes disruption of community activities, both physical, social and economic conditions. With the topographical conditions and tropical climate conditions in Subang, when it enters the rainy season and high rainfall it will cause flooding. This study discusses flood exposure and vulnerability to flooding using the weighted overlay method. Data collection in this study used primary data with interviews and field surveys. While secondary data obtained from the relevant agencies. The indicators used in this study pay attention to the physical, social and economic aspects of the population. The analysis carried out is spatial analysis, namely the Weighted Overlay method and the Change Detection and Thresholding (CDAT) method. The results obtained in this study are areas exposed to moderate to high levels of flooding that are spread over river border areas, land use is dominated by paddy fields, settlements that flow a lot of rivers, and are in flat areas. From the study findings, some of the villages in Pamanukan Sub-district which have a low regional vulnerability class to flooding, include villages in Lengkong Jaya village, northern part of Pamanukan sebrang village, some Pamanukan villages, Rancahilir and Bongas. For the level of vulnerability of the flood area, it is spread in the downstream Pamanukan village, part of Pamanukan village, the southern part of Pamanukan sebrang village and Rancasari. while the level of vulnerability of the flood area is high spread in the Mulyasari and some of the villages of Pamanukan Hilir."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jason Dominic Mulia
"

Indonesia secara geografis merupakan negara yang rentan terhadap bencana alam yakni termasuk DKI Jakarta. Dari tahun 2015 sampai 2020, 80% bencana alam yang dialami di DKI Jakarta adalah Banjir. 57 Kelurahan dan 23 Kecamatan dari DKI Jakarta rentan akan banjir. Sebagai tindakan pencegahan ada 4 fase dalam manajemen bencana alam. Logistik Kemanusiaan bermain peran yang krusial. Hal ini terdiri dari perencanaan, implementasi, sertal mengontrol biaya yang efektif dan efisien untuk aliran suplai, material, dan informasi terkait yang dimana memenuhi kebutuhan orang evakuasi di tempat pengungsi (Contoh: makanan dan minuman). Dalam memenuhi logistic kemanusiaan, ada beberapa ketidakpastian seperti, hal ini disebabkan karena bencana alam seperti banjir bersifat stokastik. Karena sifat tersebut, perencanaan harus dilakukan jauh sebelum terjadinya bencana. Salah satu caranya adalah dengan melakukan meng-alokasi suplai dalam depot sebelum terjadinya bencana, sehingga dapat didistribusikan ketika bencana terjadi. Pihak berwenang memiliki kewajiban dalam memunhi kebutuhan dengan tantangan sumber daya yang terbatas. Dalam penelitian ini, sang penulis ingin melakukan optimasi dalam pengalokasian suplai menggunakan pemrograman stokastik dan Sample Average Approximation. Hal ini dilaksanakan dengan meminimalkan biaya terkait dalam alokasi suplai yang ditaruh pra-bencana. Selain menunjukan hasil total biaya yang terminimalisir, hasil dari modelnya adalah rute kendaraan dalam memindahkan produk ke korban bencana serta pengalokasian jumlah produk di setiap depot.

 


Indonesia is a country that is considered as prone disaster which includes its capital city DKI Jakarta. From 2015 to 2020, 80% of disasters faced by DKI Jakarta were flood with 57 of its villages and 23 of its sub-districts are prone to it. As an act of precaution, there are 4 phases in disaster management with humanitarian logistics playing as its crucial role. Humanitarian Logistics plans, implements, and controls the cost-effective and efficient flow of goods, materials, and related information which includes fulfilling basic needs of people in shelters (example: food and drink). In fulfilling Humanitarian logistics there are several uncertainties, since flood occurs stochastically which means the occurrence and the impacts are not exactly known. Due to the stochasticity of the disaster, planning is done before its occurrence. One way is by pre-positioning supplies in depot which will be distributed during the disaster. The authorities need to be able to plan in fulfilling demand while being constrained by limited amount of resources. In this research, the author would like to optimize the allocation of Prepositioned supply using Stochastic Programming and Sample Average Approximation. It is done by minimizing the cost related to managing prepositioned supply. Aside from showing the minimum amount of cost, the optimization model produces the route of transportation in transferring the product from the depot to shelter while also allocating the supplies in every depot.

 

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bernadette Esther Julianery
"ABSTRAK
Banjir telah menjadi masalah bagi Jakarta sejak kota ini masih bernama Batavia pada masa penjajahan Belanda. Untuk meminimalisasikan dampak banjir itu pada tahun 1918 pemerintah kolonial membuat rancangan, yang dikenal sebagai Rencana van Breen, pembangunan duo bush kanal yang berfungsi mengalihkan aliran air sungai ke sisi barat dan timur kota, sehingga Batavia terhindar dari banjir. Kanal di wilayah barat selesai dibangun pada tahun 1920, tetapi kanal di wilayah timur belum terealisasi, bahkan berpuluh tahun kemudian setelah Indonesia merdeka di tahun 1945.
Ketika telah menjadi ibu kota Republik Indonesia, pada puncak musim hujan Jakarta kerap dilanda banjir. Pada tahun 1965 Presiden Soekarno membentuk Kornando Proyek Pencegahan Banjir di DKI Jakarta yang bertanggungjawab untuk pengendalian banjir di Ibu Kota. Kerjasama Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik (PUTL) dengan Netherlands Engineering Consultants (Nedeco), konsultan dari Negeri Belanda, pada 1973, menghasilkan Rencana Induk Pengendalian Banjir. Salah satu rekomendasinya adalah merealisasikan rencana van Breen: pembangunan kanal banjir di wilayah timur Jakarta. Ketiadaan dana mengakibatkan pembangunan kanal - yang lazim disebut sebagai Banjir Kanal Timur (BKT) - itu tertunda.
Perkembangan kota Jakarta beserta wilayah pendukung di sekitarnya - Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi - mengakibatkan dampak banjir makin buruk dari tahun ke tahun. Pada tahun 2002 Jakarta kembali dilanda banjir. Setahun sesudah itu (2003) pembangunan BKT yang direncanakan 30 tahun yang lampau akhirnya dicanangkan. Meski demikian, realisasi pembangunan BKT tetap tersendat-sendat. Banjir yang terjadi pada awal tahun 2007 membuat pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memperkuat komitmen merealisasikan pembangunan BKT.
Penelitian tentang "Upaya Pengendalian Banjir di DKI Jakarta: Realisasi dan Rencana Pembangunan Banjir Kanal Timur" adalah penelitian tentang permasalahan yang rumit yang terkait dengan sejarah, kebijakan dan manajemen yang memerlukan pendekatan kualitatif dengan grounded theory. Penelitian bertujuan mengungkapkan apa daya upaya pengendalian banjir di DKI Jakarta yang telah dilaksanakan, dan apa kendala yang dihadapi ketika pembangunan BKT mulai dilaksanakan.
Penelitian ini berdasarkan hasil wawancara dengan sejumlah narasumber dan perighimpunan data lewat dokumen pemerintah. Seluruh informasi yang diperoleh dikelompokkan, dilakukan pengkodean, dan dianalisis.
Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa upaya pengendalian banjir di DKI Jakarta tidak disertai oleh komitmen yang kuat, bail( dari pemerintah pusat maupun dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Ketidakjelasan realisasi pembangunan BKT, mengakibatkan daerah yang pada tahun 1973 sudah direncanakan akan digunakan sebagai trace BKT berkembang menjadi permukiman penduduk yang pada gilirannya menimbulkan kesulitan penyediaan tanah untuk trace kanal tersebut.
Hasil penelitian ini memberi kejelasan tentang upaya pengendalian banjir di DKI Jakarta yang pernah dan sedang dilakukan. Implikasi dari penelitian ini adalah perbaikan pada kinerja pemerintah kota terutarna yang menyangkut tats rung kota yang terkait dengan kondisi geografis DKI Jakarta.

ABSTRACT
Flood was and is a problem with Jakarta since the time when it was called Batavia in the Dutch colonial times. To minimize its impact, in 1918 Dutch colonial government drafted a plan, known as van Breen Plan, to construct two canals to divert Ciliwung river flow to the east and west of the city, in order to save the city from its overflow. The canal on the west side was completed in 1920, but the canal on the east side of the city was never realized during the colonial period and even after tens of years after Indonesia's independence in 1945.
After becoming the capital of the Republic of Indonesia, Jakarta was often hit by flood during the peak period of each year's rainy season. In 1965 President Sukarno established a "Command Centre for Flood Control Project" in Jakarta bearing the responsibility to control the flood in the capital. The collaboration between the then Department of Public Works and Electricity and the Netherlands Engineering Consultants, NEDECO, in 1973 produced a Master Plan for Flood Control. One of its recommendations was to re-implement the van Breen Plan: construction of flood canal on the eastern fringe of Jakarta. Lack of funds, however, impeded the completion of the construction of what is popularly called the "Eastern Flood Canal."
The growth of Jakarta and its hinterland - Bogor, Depok, Tangerang, and Bekasi made the impacts of flood even worse over the years. In 2002 Jakarta was again heavily inundated. The year after, 2003, the construction of Eastern Flood Canal that had been still on plan for more than 30 years was eventually kicked off ground, if far from being a smooth one. In the beginning of 2007 another devastating flood prompted both the central and Jakarta Special District governments to yet revive and strengthen their commitment to build the Eastern Flood Canal.
The present thesis, "Flood Control in Jakarta: Plan and Realization of Eastern Flood Canal", having the complexity of history, policies, and management as backdrop, is a qualitative study taking grounded theory as its approach. It aims to uncover what efforts have been made, and which part of the plan has been implemented, and what sort of constraints that have grown out to impede the completion of the construction of the Eastern Flood Canal.
This study is based on interviews with a number of resourceful persons and the collection of official documents. All information is then put into categories, and analysis is made accordingly.
This study discovered that flood control efforts in Jakarta had not been based on strong commitment from either national government or local Jakarta government. The construction of Eastern Flood Canal was then put into further uncertainty when the areas designated for the canal's ground-plan was converted into people's settlement which further complicated the expropriation of the very land required for the construction of the canal.
This study sheds light on past and current flood control efforts in Jakarta. It implies that there is a need to improve the performance of the city's government, especially in the areas related to urban development planning in its relation to Jakarta's specific geographical conditions.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2007
T20743
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>