Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 92653 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Shania Firdaus
"Penulisan ini membahas kemungkinan peralihan sebagian sifat ruang first place, second place, dan third place yang saling bersarang. Melihat bagaimana keterhubungan rangkaian affordances di dalamnya mengakomodasi berbagai kebutuhan dan aktivitas manusia. Studi ini melibatkan penerapan persepsi karakter ke dalam ruang berdasarkan teori Gibson tentang rangkaian affordances dalam interaksi antara persepsi dan tindakan. Affordances di sini sebagai kemungkinan interaktif dari objek atau lingkungan tertentu. Penulisan ini menggunakan metode hierarki means-end untuk melihat keterhubungan dari rangkaian bersarang yang terjadi pada setiap tiga data studi kasus. Penulisan ini merupakan studi literatur tentang beberapa coworking space dan ruang kerja menggunakan data sekunder dari artikel, web, dan sosial media. Peralihan sifat tempat yang dilihat adalah antara third place (coworking space) dan second place (tempat kerja) yang menghasilkan beberapa pola komposisi fungsi dari first place, second place, dan third place. Rangkaian affordances yang bersarang ditinjau dari elemen fisik, batasan ruang, sosial dan perilaku, dan interaksi antar manusia. Studi ini mengungkapkan bahwa karakteristik fisik ruang kerja atau coworking space dapat mendukung interaksi sosial dan kebutuhan manusia yang menciptakan peralihan sebagian sifat ruang first place, second place, third place, dan sebaliknya.

This study discusses the shifting function of places between First place, Second place, and Third place in coworking spaces by understanding the relationship of the spatial designs and behaviors by its nested affordances. The study engaged with the implementation of the character's perception into a space based on Gibson's theory of nested affordances in interactions between perception and action, with affordances as interactive possibilities from certain objects or environments. This research employed mean-ends hierarchy method to acknowledge the nested relationship that occurs in each three case studies data collections. The study is a literature study about workspace and coworking spaces using secondary data from articles, web, and social media. The shifted space feature that is seen is between third place (coworking space) and second place (work place) which results in several composition of functions from first place, second place, and third place. Nested affordances can be seen from the physical elements, spatial boundaries, social activities, and interactions between people. The study reveals that the physical characteristics of the coworking space supports social interaction and human needs which creates shifting functions of places from first place, second place, third place, and vice versa."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Taufiqurrakhman
"ABSTRAK
Properti terbentuk oleh faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor yang mempengaruhi ini disebut atribut. Penelitian ini dilatar belakangi oleh kemunculan tempat kerja yang dinamakan coworking space yang merupakan tempat kerja yang didalamnya terdapat sekelompok orang dari generasi milenial yang berbagi ruang kerja dan sumber daya bersama seperti internet, peralatan kantor dan penyediaan makanan dan minuman ringan dalam satu ruangan. Coworking space tidak hanya sekedar bekerja pada ruangan yang sama, namun sekalian bertujuan untuk membangun jejaring antara penggunanya. Perkembangan coworking space di Amerika Serikat sangat tinggi tetapi tidak di Indonesia. Penulis mengajukan pertanyaan penelitian. Mengapa perkembangan coworking space di Indonesia lambat dan tidak begitu laku?Untuk menjawab pertanyaan penelitian maka penulis melakukan penelitian dengan metode mencari atribut dari coworking space dan user potensialnya .Metode dalam analisis data menggunakan uji chi square dan melihat ruang-ruang yang mencerminkan atribut fisik coworkingspacenya. Batasan penelitian disini adalah menggunakan responden user potensial coworking space di Indonesia serta objek penelitiannya coworking space yang ada di Jakarta.Kesimpulan penelitian ini adalah perkembangan coworking space di Indonesia lambat dan tidak begitu laku karena kebutuhan penggunanya sudah terpenuhi oleh properti lain.Kata Kunci: atribut,coworking space, jejaring,properti, tempat kerja.

ABSTRACT
The property was formed by factors that influence it. Factors that influence this are called attributes. This research was motivated by the emergence of a workplace called coworking space which is a work place in which there are a group of people from the millennial generation who shared workspaces and shared resources such as the Internet, office equipment and the provision of food and soft drinks in one room. Coworking space is not just work in the same room, but all aim to build networking between the users. The development of coworking space in the United States is very high but not in Indonesia. The author proposes the research question. Why coworking space development in Indonesia was slow and not so salable To answer the research questions the authors conducted research with methods of searching for the attributes of a coworking space and their potential user. Methods in data analysis using chi square test and see spaces that reflect the physical attributes coworking spacenya. Limitation of the study here is to use the potential user respondents coworking space spread across Indonesia and coworking space in South Jakarta.The conclusion of this study is the development of coworking space in Indonesia was slow and not so salable because its needs are met by another property.Keywords attributes, coworking space, networking, property, workplace. "
2017
T47011
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ruth Kartika Purnasasmita
"Tesis ini mengeksplorasi metode perancangan arsitektur berbasis pemahaman bau yang dapat membentuk lintasan dalam proses navigasi ruang arsitektur. Studi ini diawali dengan argumen bahwa arsitektur cenderung untuk menghilangkan atau menimpa kehadiran bau yang ada. Hal ini mendiskriminasi kehadiran bau dalam ruang dan menjadikannya hanya dilihat sebagai rangsangan dari matter. Tesis ini kemudian mengangkat pentingnya pergeseran perspektif bau dalam ruang dimana yang dilihat melalui pemahaman akan lintasan bau. Hal ini menunjukkan bahwa bau menghadirkan kondisi dinamis dalam ruang. Penelusuran lintasan bau dapat mengungkap lapisan-lapisan bau dalam ruang dimana tesis ini melihat lapisan tersebut dalam komposisi foreground-background. Tesis ini melihat lintasan bau berdasarkan pergerakan bau dalam ruang, pergerakan manusia, dan susunan lapisan tersebut.
Fragmentasi kemudian dilihat sebagai metode yang dapat mengungkap dan mengintervensi lintasan bau. Kajian fragmentasi diawali dengan penelusuran makro melalui proses smellwalking pada konteks urban untuk melihat susunan lapisan dalam lintasan yang menghasilkan navigasi dinamis dalam ruang. Studi tersebut dilanjutkan dengan penelusuran mikro yaitu mengeksplorasi ragam perlakuan bau dan medium perantara dimana berfokus pada bau rempah-rempah tradisional Indonesia. Temuan dari studi ini menghasilkan rancangan arsitektur lintasan bau untuk navigasi dengan menyoroti makna temporalitas oleh bau dalam membentuk dan menembus waktu. Rancangan yang dihasilkan berupa skenario lintasan yang terdiri atas susunan lapisan foreground-background dan navigasi dinamis berupa wayfinding serta koreografi respons tubuh manusia dengan bau. Hal ini mempertimbangkan temporalitas serta hubungan aktif bau, tubuh manusia, elemen spasial (medium perantara bau), dan waktu.

This thesis explores the trajectory of smell as the basis of architectural design method development in navigating space. It argues that architecture often removes or overwrites smell based on its stimulating existence created from matter. However, it tends to discriminate the presence of smell in space. This thesis then highlights the importance of understanding smell through the idea of trajectory, enabling the dynamic condition in space. The investigation of the trajectory of smell reveals layers of smell in space which can be seen in the form of foreground-background compositions. Furthermore, the trajectories of smell in this study are driven by the distribution of smell in space, human movement, and the existing layers within the space.
Fragmentation is seen as an architectural design method that reveals and intervenes the trajectory of smell. The study began with a macro investigation by conducting the process of smellwalking in urban context. It reveals the compositions of foreground-background enabling dynamic navigations in space. Further micro investigations are done through various explorations of the smells’ treatment and mediums by focusing on the smell of traditional Indonesian herbs and spices. These findings then suggest possible architectural programming in navigating space by developing various scenarios of trajectory. It highlights the notion of temporality of smell in making and passing through time. The scenarios consist of foreground-background layers and dynamic navigation in the form of wayfinding and various choreographies of bodily response towards the smell. This thesis then higlights the notion of temporality and the active relations between smell, human body, spatial elements (mediums), and time.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendy Fergus Atheri Hura
"Suatu ruang metrik disebut sebagai ruang Atsuji jika untuk setiap fungsi kontinu dan bernilai real di ruang metrik tersebut adalah fungsi kontinu seragam. Ruang metrik dikatakan memiliki Atsuji completion jika completion dari ruang metrik tersebut adalah ruang Atsuji. Dalam skripsi ini, dipelajari sifat barisan subhimpunan tutup di ruang metrik yang completion-nya adalah ruang Atsuji, menggunakan salah satu karakteristik fungsional khususnya. Fungsi dan barisan yang ditinjau merupakan fungsi yang Cauchy-sequentially regular (CS-regular) dan barisan yang tidak memiliki subbarisan Cauchy.

A metric space is called an Atsuji space if every real-valued continuous function defined on it, is a uniformly continuous function. A metric space is called to have an Atsuji completion if its completion is an Atsuji space. In this skripsi, the properties of closed subset sequences in a metric space that has an Atsuji completion will be studied based on one of its special functional characteristic. The function and sequence that will be considered are Cauchy-sequentially regular function, and sequence that has no Cauchy subsequence."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S56169
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nina Ardianti
"Sebuah ruang ada di dalam setiap kegiatan manusia, karena manusia tidak dapat terlepas dari ruang. Manusia mengakomodasi kebutuhannya dengan mewujudkan ruang menjadi sebuah tempat dengan berbagai karakteristik di dalamnya sehingga antara tempat yang satu dengan tempat yang lain berbeda dan dapat diidentifikasi oleh manusia. Dengan perlakuan yang berbeda maka akan pola perilaku manusia yang berkekegiatan di dalamnya juga tentu akan berbeda. Bergantung dari bagaimana masing-masing individu menginterpretasikan dan mengidentifikasi tempat tersebut. Salah satu cara pengidentifikasian itu adalah dengan memberikan batas sehingga orang dapat dengan mudah untuk mengenali. Tetapi bagaimanakah bila kita tidak memberikan batas yang umum? Apakah kita akan masih tetap dapat mengidentifikasikannya? Skripsi ini membahas tentang ruang transparan-apa yang disebut sebagai ruang transparan dan bagaimana manusia mengidentifikasikan sebuah ruang dan tempat."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S48638
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miktha Farid Alkadri
"Tesis ini mengajukan sebuah penelusuran disain berbasis ide void dalam konteks ruang kampung. Ruang kampung yang terdiri dari berbagai aktivitas secara tidak langsung melibatkan berbagai jenis translasi void. Diskursus dalam tesis ini dimulai dengan pemahaman void terhadap persoalan kehadiran dan ketidakhadiran sebagai bentuk kajian representasi ruang. Pendekatan konteks spasial digunakan untuk mencari translasi mekanisme ruang void yang selanjutnya akan menjadi dasar pengembangan metode perancangan. Unsur absence-presence, tangible-intangible menjadi sebuah pengungkapan yang penting dalam penelusuran jejak ruang void ini, hingga pada akhirnya berujung pada mekanisme void sebagai sebuah ketertundaan ruang. Dalam proses ketertundaan itu, bekerja sistem diskontinuitas spasial yang akhirnya mendefinisikan pemaknaan dalam void seperti void as boundary, void as inbetween space, void as intermediary, void as residual space, void as perceptual activity, dan void as servant space. Translasi jenis void ini kemudian membuka kemungkinan yang lain sebagai spatial potential order dalam konteks perancangan ruang kampung. Mekanisme dalam void tersebut menghasilkan beberapa karakter ruang yang digunakan untuk melakukan transaksi ruang terhadap event void yang baru pada konteks. Oleh karena itu, rekonfigurasi event void yang terbentuk dapat membangun sistem ruang void sebagai transformasi ruang potensial dalam kehidupan ruang kampung yang lebih baik. Serta memberikan cara baru dalam melihat investigasi mekanisme pengungkapan ruang dalam arsitektur.

This thesis proposes a design approach based on the idea of “void” in the context of urban kampung. Urban kampung consists of a series of activities involving the existence of “void” in various meaning. The discourse in this thesis begins with the understanding of void in terms of the presence and the absence matter as form of space representation. Spatial context approach is used to explore the translation of void space mechanism as a basis of developing the design method. The element of presence-absence, tangible-intangible becomes a manifestation in exploring void as the delaying space. In the delaying process, there is a system of spatial discontinuity to define the meaning of void such as void as boundary, void as in-between space, void as intermediary, void as residual space, void as perceptual activity, and void as servant space. The translation of these different kind of void opens the other possibility as spatial potential order in the context of urban kampung. The mechanism of the idea of void produces several space character which is used to explores spatial transaction of the new void event in the spatial context. Therefore, the reconfiguration of void event develops the system of spatial void as a potential space transformation in the better kampung living. It also provides the new ways of seeing spatial investigation mechanism in architecture realm.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T34989
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luqyana Inan Fadhilah
"Dalam konteks ruang dan waktu, sebuah ruang memiliki masa penggunaan. Jika masa penggunaan suatu ruang telah habis, maka ruang akan dihancurkan. Namun, ruang dapat dihancurkan untuk digantikan dengan penambahan baru meskipun masa penggunaan ruang tersebut belum habis. Hal ini menyebabkan penggunaan ruang menjadi kurang efisien. Menanggapi hal tersebut, skripsi ini akan membahas lebih jauh tentang penggabungan antara jejak pada elemen asal (origin) dan jejak pada elemen baru (alter) yang menghasilkan ruang gabungan. Tujuan dilakukan penggabungan tersebut agar dapat memperpanjang masa penggunaan ruang asal dan dapat menyatu dengan penambahan barunya melalui alterasi jejak. Lebih jauh, hal tersebut akan dipelajari melalui studi literatur dan studi kasus pada preseden. Hasilnya, ditemukan bahwa terdapat suatu titik keseimbangan pada alterasi jejak yang perlu dicapai dalam melakukan alterasi agar jejak asal dan jejak baru dapat menyatu. Selain itu, proses ini perlu melihat kondisi asal dari materialitas dan karakternya.

In confronting the space and time contexts, a space has the usage period. When its usage period is over, the space can be destroyed and replaced with the alter  even its usage period has not over yet. This condition causes the usage period is not efficient. Arguing that issue, this thesis will elaborate the composition between traces in elements of origin and trace in elements of alter, its result is called as composite space. This composition were done for extending the usage period of origin space and merging both the traces of origin and the traces of alter through trace alteration. Furthermore, this thing will be learned through literature review and case studies in several adaptive – reuse precedents. As the results, it was found a balancing point in trace alteration which was needed to be reached in alteration, and create a unity. Then, this process is needed to look over the origin conditions through its materiality and characteristics."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hafizh Mahdi
"Komunitas penggemar musik berisikan para penikmat musik yang berasal dari berbagai kalangan sudah banyak hadir di dalam kehidupan sosial. Tidak terkecuali bagi mereka yang menggemari suatu musisi ataupun grup musik tertentu, yang bermula dari kesukaan akan warna musik yang dibawakan sehingga berpengaruh pada rasa yang lebih terhadap musisi tersebut. Skripsi ini menggambarkan bagaimana pola interaksi yang mereka lakukan antar sesama individu dalam komunitas maupun dengan ruang tempat diadakannya kegiatan, yang berujung pada pembentukan ruang yang tercipta saat melakukan berbagai kegiatan. Kemudian bagaimana elemen-elemen yang ada pada ruang yang dapat mendukung keberlangsungan acara. Hal ini terkait dengan batasan ruang dengan standar kenyamanan yang dimiliki masing-masing individu serta pengalaman yang ada pada ruang.

There are many music fanbase which consists of every music fans in community that exist in social life. It is also happened for musician or music bands, who made a music composition, then heard by people and soon become fans whatever the genres of music that the musician or bands brought. The people in fanbase usually create a gathering event to bring them closer. This thesis describes the creation of space in the interaction between the people in fanbase, and between them with the place for their activities. However, the effect of spatial elements can’t be forgotten to support them on every activities they do. All of this related to their boundaries for each other, their comfort zone, and the spatial experience.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S45471
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annas Resaldi
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara maternal employment dan gaya pengasuhan ibu, gaya pengasuhan ibu dan masalah penyesuaian diri anak, maternal employment dan masalah penyesuaian diri anak, serta peran gaya pengasuhan ibu sebagai mediator antara maternal employment dan masalah penyesuaian diri anak. Maternal employment ditentukan berdasarkan jumlah jam kerja ibu, dengan acuan 35 jam sebagai batasan antara bekerja paruh waktu dan bekerja penuh waktu. Pengukuran gaya pengasuhan dilakukan menggunakan alat ukur Parenting Style and Dimension Questionnaire (PSDQ) (Robinson, Mandelco, Olsen, & Hart, 1995). Pengukuran masalah penyesuaian diri anak dilakukan menggunakan alat ukur Child Adjustment and Parenting Self Efficacy (CAPES) (Marowska & Sanders, 2010). Partisipan penelitian ini berjumlah 171 ibu (72 ibu tidak bekerja, 31 ibu bekerja paruh waktu, dan 68 ibu bekerja penuh waktu) yang memiliki anak berusia enam hingga 10 tahun dan tinggal di daerah Jabodetabek.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perbedaan gaya pengasuhan antara ibu tidak bekerja, ibu bekerja paruh waktu, dan ibu bekerja penuh waktu hanya ditemukan dalam gaya pengasuhan otoriter dan otoritatif, sementara dalam hal gaya pengasuhan permisif tidak ada perbedaan yang signifikan. Ibu yang bekerja penuh waktu paling tidak otoriter dan paling otoritatif dibanding ibu yang tidak bekerja maupun bekerja paruh waktu. Berikutnya, ditemukan bahwa semakin otoriter dan permisif seorang ibu, semakin sering masalah penyesuaian diri anak muncul. Sebaliknya, semakin otoritatif seorang ibu, semakin jarang masalah penyesuaian diri anak muncul. Melalui penelitian ini, ditemukan pula bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dalam hal masalah penyesuaian diri anak dari ibu yang bekerja penuh waktu, paruh waktu, dan tidak bekerja. Ibu yang bekerja penuh waktu memiliki anak dengan masalah penyesuaian diri paling sedikit, disusul oleh ibu tidak bekerja dan ibu bekerja paruh waktu secara berturut-turut. Hasil analisis mediasi menunjukkan bahwa hubungan antara maternal employment dan masalah penyesuaian diri anak hanya dimediasi oleh gaya pengasuhan otoriter.

The objective of the present study is to investigate the relationship between maternal employment and maternal parenting style, maternal parenting style and child adjustment problems, maternal employment and child adjustment problems, as well as how maternal employment affects child adjustment problems with maternal parenting style as potential mediator. Maternal employment is determined by mothers’ working hours, with 35 hours as boundary between part-time and full-time employment. Maternal parenting style is measured with Parenting Style and Dimension Questionnaire (PSDQ) (Robinson, Mandelco, Olsen, & Hart, 1995). Child adjustment problems is measured with Child Adjustment and Parenting Self Efficacy (CAPES) (Marowska & Sanders, 2010). 171 mothers (72 unemployed, 31 employed parttime, and 68 employed full-time) with at least one child aged six to ten years old who live in Jabodetabek participated in this study.
The result of this study shows that differences in parenting style between full-time employed, part-time employed, and unemployed mothers are only found in authoritarian and authoritative parenting style, meanwhile there is no significant differences in permissiveness. Full-time employed mothers are the least authoritarian and most authoritative, compared to unemployed and part-time employed mothers. Secondly, this study found that the more authoritarian and permissive mothers are, the more frequent child adjustment problems happen. On the contrary, the more authoritative mothers are, the less frequent child adjustment problems happen. The next finding is that there are significant differences in child adjustment problems between children from full-time employed, part-time employed, and unemployed mothers. Full-time employed mothers are found to have children with the least adjustment problems, followed by nonemployed and part-time employed mothers, consecutively. Lastly, mediation analysis revealed that the relationship between maternal employment and child adjustment problems is only mediated by authoritarian parenting style and not by the other two parenting style.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56597
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angreni Basaria S.
"Ruang publik adalah milik pria. Pernyataan ini muncul sebagai hasil dari budaya patriarkal. Budaya patriarkal sendiri merupakan budaya yang menganggap kaum pria sebagai pemegang kekuasaan dalam masyarakat. Budaya inilah yang akhirnya menciptakan pemisahan ruang antara pria dan wanita. Pria berkuasa di ruang publik dan wanita sebagai kaum stay at home. Wanita tidak memiliki ruang di ruang publik. Namun, kebudayaan manusia terus berkembang. Hal ini menyebabkan perubahan pola pemikiran masyarakat tentang gender dan juga ruang yang terbentuk. wanita mulai keluar dari rumah dan beraktifitas di ruang publik. Tetapi, di beberapa tempat publik wanita belum bisa mengekspresikan sifat femininnya. Ruang publik yang sudah dapat mengekspresikan feminisme adalah cafe strip.
Studi kasus yang penulis adalah cafe strip pada citos dan downtownwalk SMS. Ruang publik ini adalah ruang yang mampu mengakomodir sifat feminin dari wanita maupun pria, seperti berdandan. Sifat feminin ini muncul dari kajian behavior setting dimana ruang ini memiliki setting yang membentuk proses diperhatikan-memperhatikan yang mengekspresikan kefemininan.

Public space belongs to men. This statement came as a result of patriarchal culture. Patriarchal culture itself is a culture that considers men as holders of power in society. Culture is what ultimately creates the space separation between men and women. Men in power in the public sphere and women as people stay at home. Women do not have space in public spaces. However, human culture continues to grow. This makes a change of thought pattern of society on gender and space are also formed. women began to come out of the house and indulge in public spaces. However, in some public places women can not express her feminine nature. Public space that has been able to express their feminism is the cafe strip.
The case study that the author is the cafe strip in Citos and downtownwalk SMS. This public space is a space that could accommodate the feminine nature of women and men, as Feminis. This behavior comes from a study setting in which this space has a setting that shape the process of look and being looked which is expressing feminine.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S52348
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>