Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 64579 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Joanna Francisca Socaningrum
"ABSTRAK
Energi listrik saat ini telah menjadi salah satu kebutuhan penting bagi masyarakat. Namun, Meningkatnya kekhawatiran tentang pemanasan global yang menjadi perhatian di seluruh dunia, menjadikan dibuat berbagai kebijakan pengurangan emisi CO2 yang bertujuan untuk dapat mengurangi tingkat pemanasan global dari sektor ketenagalistrikan. Sistem kelistrikan Jawa-Bali merupakan sistem kelistrikan terbesar di Indonesia. Pada tahun 2019 kebutuhan energi listrik di sistem Jawa-Bali adalah sebesar 189.606 GWh dan beban
puncaknya adalah sebesar 27.973 MW. Saat ini bauran energi di Jawa-Bali masih didominasi oleh batubara sebesar 70%, dan gas bumi sebesar 21,22%, sedangkan pemanfaatan energi terbarukan hanya 7,71% dan sisanya masih menggunakan BBM sebesar 0,14%. Untuk meningkatkan pemanfaatan sumber energi terbarukan dan mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dalam pemenuhan kebutuhan energi listrik, pemerintah menetapkan target bauran energi di Indonesia untuk energi terbarukan sebesar 23% pada tahun 2025 dan 31% pada tahun 2050. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh skenario perencanaan pengembangan kapasitas pembangkit dengan pemanfaatan sumber energi terbarukan yang optimal dengan biaya terendah. Potensi sumber energi dan target bauran energi menjadi pertimbangan dalam penelitian ini. Optimasi model perencanaan pengembangan kapasitas pembangkit dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan aplikasi Balmorel Model dengan pemrograman GAMS (General Algebraic Modeling System). Dari hasil penelitian diperoleh skenario dengan
total penambahan kapasitas pembangkit sebesar 15.035 MW dengan proyeksi total biaya investasi sebesar 901 Trilyun Rupiah menjadi skenario pengembangan kapasitas pembangkit dengan pemanfaatan sumber energi terbarukan yang paling optimal dengan biaya terendah. Hasil dari skenario tersebut diperoleh komposisi energi terbarukan di
sistem Jawa Bali meningkat menjadi sebesar 16,95% dalam jangka waktu 10 tahun ke depan.

ABSTRACT
Electricity has become one of the important needs for the society. However, the increasing concern about global warming has made various policies to reduce CO2 emissions aimed at reducing the level of global warming, especially from the electricity sector. The Java-Bali
electricity system is the largest electricity system in Indonesia. In 2019 the total electricity demand in the Java-Bali system is 189,606 GWh and the peak load is 27,973 MW. At present the energy mix in Java-Bali is still dominated by coal by 70%, and natural gas by 21.22%, while the utilization of renewable energy is only 7.71% and the rest are still using fuel by 0.14%. To increase the utilization of renewable energy sources and reduce the use of fossil fuels in meeting electricity demand, the government set a target of the energy mix in Indonesia for renewable energy by 23% in 2025 and 31% in 2050. The aims of this research are to develop a Generation Expansion Planning (GEP) model with optimal renewable energy sources at the lowest cost. Potential energy sources and energy mix targets are considered in this study. The optimization of GEP models in this research is carried out using the Balmorel Model with coded in GAMS (General Algebraic Modeling System). From the results, a scenario with a total generation expansion capacity of 15,035 MW and total investment cost of 901 Trillion Rupiah being the scenario with the most optimal renewable resources at the lowest cost. In this scenario, the composition of renewable energy in the Java-Bali system has increased to 16.95% in the next 10 years."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Randy Maulana Nasir
"Meninjau status implementasi EBT sebesar 11,50% pada tahun 2020, maka perlu dilakukan evaluasi strategi PLTS di Indonesia yang telah direncanakan atau diterapkan sebelumnya, baik dari segi kekuatan, kelemahan, peluang, & ancamanĀ  dan, selanjutnya memberikan rekomendasi strategi terbaik tepat sasaran untuk mencapai target RUEN 2025. Dari hasil kajian dapat disimpulkan bahwa sulit untuk mencapai dengan Target kapasitas terpasang 6,5 GW solar PV yang direncanakan pada tahun 2025, perlu adanya upaya strategis dan sinergi antara pemerintah dan lembaga usaha guna mempercepat pencapaian. Rekomendasi dari hasil penelitian adalah: Dari sisi sosial pemerintah untuk menggiatkan pelatihan/sosialisasi kepada warga terkait Pembangkit PLTS. Dari sisi Ekonomi adalah perlunya kebijakan pemerintah dalam memberikan suku bunga bank yang rendah bagi pelaku industri panel surya dalam negeri. Darisisi Lingkungan adalah mendorong realokasi subsidi energi fosil ke green energi, dalam hal ini Pengembangan Solar PV. Dari sisi Politik adalah membangun kepastian kebijakan dengan undang-undang khusus EBT, yang mencakup regulasi & insentif untuk pengembangan Solar PV. Dan terkahir dari sisi teknologi adalah membuat dukungan penelitian pengembangan teknologi solar PV di Indonesia. Diharapkan kajian ini dapat menjadi rekomendasi bagi pemerintah merumuskan kebijakan, strategi, dan regulasi dalam rangka percepatan implementasi PLTS di Indonesia demi tercapainya target RUEN 2025.

Reviewing the status of NRE implementation of 11.50% in 2020, it is necessary to evaluate the PV mini-grid strategy in Indonesia that has been planned or implemented previously, both in terms of strengths, weaknesses, opportunities, & threats, and provides recommendations for the best strategies on target to achieve RUEN 2025 target. From the results of the study, it can be concluded that it is difficult to achieve the target installed capacity of 6.5 GW of solar PV which is planned in 2025, there is a need for strategic efforts and synergies between the government and business institutions to accelerate achievement. Recommendations from the results of the research are: From a social perspective, the government should intensify training/socialization to residents regarding PV mini-grid. From an economic perspective, there is a need for government policies to provide low bank interest rates for domestic solar panel industry players. From the environmental side, it is encouraging the reallocation of fossil energy subsidies to green energy, in this case, the Development of Solar PV. From the political side, it is to build policy certainty with a special law on EBT, which includes regulations & incentives for the development of Solar PV. And lastly, from the technology side, it is to make research support for the development of solar PV technology in Indonesia. It is hoped that this study can become a recommendation for the government to formulate policies, strategies, and regulations in the context of accelerating the implementation of PLTS in Indonesia to achieve the RUEN 2025 target."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aris Sudarto
"Dalam membuat perencanaan sistem ketenagalistrikan, salah satu tujuan yang harus dicapai adalah terpenuhinya kebutuhan beban setiap saat. Untuk dapat memenuhi kebutuhan beban tersebut, maka sistem di sisi pembangkit harus memiliki keandalan yang tinggi. Kondisi kelistrikan di Bangka menunjukkan bahwa tingkat keandalan sistem pembangkit masih belum sesuai dengan standar PLN. PLN telah menetapkan standar keandalan pembangkit yaitu indeks keandalan (LOLP) dibawah 0,274% atau setara dengan kurang dari 1 hari/tahun. Penelitian ini bertujuan mendapatkan indeks keandalan sistem pembangkit berupa LOLP dengan melakukan analisis pemanfaatan potensi energi terbarukan sebagai sistem penyediaan tenaga listrik di Bangka. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa indeks keandalan sistem pembangkit maksimal 0,00274 atau setara dengan maksimal 1 hari/tahun dapat dicapai dengan menambahkan PLTD 30 MW, PLTS 11,8 MW dan PLT Biogas 2 x 100 kW ke sistem pembangkit yang ada (existing) selama pertumbuhan beban tidak lebih dari 15,4 MW.

One of the aims in planning of power system which must be achieved is to make sure enough capacity is available to meet the demand at any time. To be able to meet the demand, the generation system must have high reliability level. The condition of power system in Bangka shows that the reliability indices of generation system is not yet meet the PLN standard. PLN has set the standard of generation system reliability that is the reliability indices (LOLP) below 0,274% or less than 1 day/year. This research aims to obtain reliability indices of generation system by analyzing the utilization of renewable energy as a power supply system in Bangka. The study concluded that the reliability indices of generation system (LOLP) for a maximum of 0,00274 or 1 day/year can be achieved by adding diesel power plant (30 MW), a solar power plant (11.8 MW), and biogas engines (2 x 100 MW) to existing power plants. The reliability level can be maintained at the same level during the increase in system load does not exceed at 15.4 MW.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T44408
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alvie Rizky Gusrianty
"ABSTRAK
Di Indonesia, saat ini mempunyai beban ganda dalam pembangunan di bidang kesehatandiantaranya adalah penyakit menular dan penyakit tidak menular. Sangat sulit untukmemberantas penyakit menular karena penyebarannya tidak mengenal batas wilayah.Imunisasi adalah salah satu tindakan yang dapat mencegah penyebaran penyakit ke wilayahlain dan terbukti sangat efektif dalam hal biaya, sebagaimana yang telah diatur oleh pemerintahdalam bentuk Permenkes No.12 tahun 2017 tentang penyelenggaraan imunisasi. Penelitian inibertujuan untuk menggali lebih dalam tentang perencanaan program imunisasi berdasarkanpencapaian target Universal Child Immunization di Puskesmas Kabupaten Bandung denganmembandingkan antara Puskesmas UCI dengan Puskesmas non UCI dalam satu kecamatanyang sama. Metode penelitian yang dilakukan yaitu studi deskriptif dengan analisis kualitatifmelalui wawancara mendalam, observasi dan telaah dokumen. Hasil penelitian menyimpulkanbahwa komponen perencanaan yang mempengaruhi tercapainya target UCI pada PuskesmasUCI dan Puskesmas non UCI adalah perencanaan SDM jumlah pegawai, motivasi, dankepemimpinan dan lingkungan. Saran yang diajukan untuk Dinas Kesehatan yaitu menambahjumlah pegawai di Puskesmas non UCI agar tidak ada alasan lagi mengenai keluhan bebankerja dan dapat meningkatkan cakupan imunisasi dan tercapainya target UCI. Sedangkan saranbagi Puskesmas, khususnya Puskesmas non UCI dapat meningkatkan motivasi pegawai,meningkatkan sweeping dan mengatasi masalah lingkungan lainnya sehingga dapatmeningkatkan cakupan imunisasi dan mencapai target UCI di wilayah kerjanya.

ABSTRACT
In Indonesia, currently has a double burden in the health sector development such ascommunicable diseases and non communicable diseases. It is very difficult to eradicateinfectious diseases because their distribution does not recognize borders. Immunization is oneof the measures that can prevent the spread of the disease to other areas and is proven to bevery cost effective, as regulated by the government in the form of Regulation of HealthMinister number 12 of 2017 about immunization. This study aims to explore more deeply aboutImmunization program planning based on the achievement of Universal Child Immunizationtargets at Public Health Center in Bandung District by comparing the Public Health Center ofUCI and the Public Health Center of non UCI in the same sub district. The research method isdescriptive study with qualitative analysis through in depth interview, observation anddocument review. The results of the study concluded that the planning components that affectthe achievement of UCI target at UCI Public Health Center and Non UCI Public Health Centerare human resource planning number of employees, motivation, and leadership andenvironment. Suggestions submitted to Public Health Office are to increase the number ofemployees at the non UCI Public Health Center to avoid any excuses regarding workloadcomplaints and to increase immunization coverage and achievement of UCI targets. Whilesuggestions for Public Health Center, especially non UCI Public Health Center are to increaseemployee motivation, increase sweeping and overcome other environmental problems so as toincrease immunization coverage and achieve UCI target in its working area."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T53904
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Herdhi Hermawan
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan proyeksi permintaan listrik dan pemenuhannya menggunakan energi baru dan terbarukan (EBT) di Sulawesi Selatan. Proyeksi permintaan listrik didapatkan dari model time series berdasarkan data historisnya. Sedangkan penentuan pemenuhan listriknya didasarkan pada tiga skenario, yakni pemenuhannya hanya berasal dari EBT (skenario 1), EBT dan energi konvensional (skenario), dan berdasarkan pemenuhan bauran energy (skenario 3). Dua skenario pertama bertujuaan mendapatkan biaya energi listrik minimum (LCOE), sedangkan skenario 3 untuk mencapai proporsi energi terbarukan dalam bauran energi 23% pada tahun 2025. Hasilnya menunjukkan bahwa dari tahun 2017 sampai 2025 sektor umum menjadi sektor yang paling tinggi kenaikannya secara persentase (78%), sedangkan kenaikan secara nominal yang tertinggi adalah sektor rumah tangga (971 GWh). Secara total, ada penambahan sebesar 2.285 GWh (43%) permintaan listrik di Sulawesi Selatan. EBT yang tersedia di Sulawesi Selatan sudah dapat memenuhi target pemenuhan permintaan listrik dan bauran enegi dengan jenis EBT yang paling optimum adalah Hydropower dengan biaya sebesar USD 168.242.725

ABSTRACT
This study aims to determine electricity demand projections and fulfillment of using new and renewable energy (EBT) in South Sulawesi. Electric demand projection is obtained from the time series model based on historical data. Whereas the determination of electricity fulfillment is based on three scenarios, namely fulfillment only comes from EBT (scenario 1), EBT and conventional energy (scenario), and based on fulfilling the energy mix (scenario 3). The first two scenarios are getting minimum electricity costs (LCOE), while scenario 3 is to reach the proportion of renewable energy in the 23% energy mix in 2025. The results show that from 2017 to 2025 the public sector is the highest percentage increase (78 %), while the highest nominal increase is the household sector (971 GWh). In total, there is an addition of 2,285 GWh (43%) of electricity demand in South Sulawesi. EBT available in South Sulawesi has been able to meet the target of fulfilling electricity demand and the energy mix with the most optimum type of EBT is Hydropower at a cost of USD 168,242,725"
2019
T53452
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Putri Salsabila
"ABSTRAK
Energi merupakan lsquo;bahan bakar rsquo; penting bagi pertumbuhan ekonomi dan pengembangan masyarakat. Sayangnya, rasio elektrifikasi nasional baru mencapai 92,75 . Nusa Tenggara Timur NTT merupakan provinsi dengan rasio elektrifikasi rendah 78,29 , dan persentase desa tertinggal terbesar di Indonesia 74,8 . Padahal, NTT memiliki sumber energi terbarukan yang potensial untuk dimanfaatkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan model desa dengan integrasi pemanfaatan energi terbarukan yang layak dari sisi teknis dan ekonomi untuk pengembangan Zona Produktivitas Desa yaitu pengembangan Produk Unggulan Kawasan Pedesaan: pemrosesan pascapanen kakao di Kecamatan Wewaria, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur. Metodologi yang digunakan adalah analisis tekno-ekonomi, di mana pemodelan dan optimisasi dari pembangkit listrik hybrid mini-grid surya fotovoltaik-angin-diesel dengan penyimpan baterai dilakukan menggunakan perangkat lunak HOMER Pro dan simulasi produksi biogas skala rumah tangga dilakukan menggunakan simulator proses SuperPro Designer . Beberapa skema pendanaan diajukan untuk mengevaluasi kelayakan ekonomi dari model desa. Analisis komparatif dari sisi lingkungan mitigasi emisi gas rumah kaca juga dievaluasi. Didapatkan hasil bahwa semua sistem layak secara teknis, namun untuk beberapa sistem diperlukan skema pendanaan yang tepat agar sistem layak secara ekonomi. Skenario terintegrasi relatif meningkatkan daya tarik ekonomi sistem. Hasil penelitian dipercaya dapat menjadi solusi alternatif bagi elektrifikasi daerah terpencil dan strategi pengembangan desa tertinggal melalui penyediaan akses terhadap energi dan peningkatan pendapatan melalui aktivitas produktif secara bersamaan.

ABSTRACT
Energy is the important lsquo fuel rsquo to economic growth and social development. Unfortunately, national electrification ratio has not yet reached 100 . East Nusa Tenggara NTT is a province with low electrification ratio 78.29 and high number of underdeveloped villages 74.8 , despite its abundant renewable energy resources potential. The objective of this study is to obtain technically and economically feasible village model with integrated renewable energy system for developing productivity zone Development of Village rsquo s Unique Commodity post harvesting cocoa process in Wewaria, Ende, NTT. The methodology used is techno economic analysis, in which modelling and optimization for mini grid of hybrid power plant solar photovoltaic wind diesel with battery storage is done by using HOMER Pro software and simulation of household scale biogas generation is done by using process simulator SuperPro Designer . Several financing schemes are proposed to evaluate the economic feasibility of the village model. Environmental comparative analysis greenhouse gas emission mitigation is also evaluated. It is found that all systems are technically feasible, yet some systems require the right financing scheme to be economically feasible. The economic attractiveness of the system is relatively higher by the application of integrated scenario. The model obtained is believed to be the alternative solution for off grid electrification and development strategy for underdeveloped villages by enabling access to energy and enhancing income through productive activities simultaneously."
Universitas Indonesia,. Fakultas Teknik, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Umi Chasanah
"Perubahan struktur ekonomi di Indonesia dari pertanian ke industri serta meningkatnya aktivitas ekonomi diberbagai sektor sangat mempengaruhi laju peningkatan konsumsi energi di sektor industri dan transportas, termasuk sektor rumah tangga. Selama ini, 90% kebutuhan energi dipenuhi melalui eksploitasi sumber daya energi yang tidak terbarukan, dan setengahnya berasal dari minyak bumi.
Peningkatan konsumsi energi yang semakin tinggi, mendorong bangsa Indonesia untuk tetap menjaga keseimbangan antara pasokan dan cadangan energi nasional dengan laju permintaan terhadap energi itu sendiri. Apabila terjadi kelidakseimbangan antara cadangan dan laju permintaan, cadangan energi akan terkuras habis dengan cepat.
Dalam upaya pemenuhan kebutuhan energi Nasional, peranan atau kegiatan diversifikasi energi menjadi sangat penting. Diversifikasi energi diarahkan untuk penganekaragaman pemanfaatan energi, baik yang terbarukan maupun yang tidak terbarukan, dalam rangka optimasi penyediaan energi nasional yang paling ekonomis dan untuk mengurangi laju pengurasan sumber daya hidrokarbon untuk secara nasional mendapatkan manfaat yang sebesar-besarnya (maximum net benefit) sehingga pembangunan berkelanjutan dapat terlaksana.
Indonesia masih memiliki potensi/sumber daya yang belum banyak dikembangkan untuk menghasilkan energi (energi surya, tenaga air, tenaga angina, panas bumi, biomassa, hingga berbagai bentuk energi samudra). Sumber energi ini disebut sumber Energi Terbarukan (ET) karena sifat persediaannya yang tidak terbatas atau tidak habis. ET dari segi lingkungan sangat ramah. Hampir semua ET tidak menghasilkan gas rumah kaca (GRK) bila dikonversikan ke bentuk energi lain, kalau ada yang menghasilkan kadarnya jauh lebih kecil dibanding energi fosil.
Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Untuk melihat kondisi kebijakan ET serta implementasi di lapangan: (2) Untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam keberhasilan pengembangan dan pemanfaatan ET: serta (3) Untuk mencari masukan atau strategi yang dapat digunakan untuk optimasi pengembangan dan pemanfaatan ET.
Penelitian ini dipandu dengan hipotesis kerja bahwa: Kepemimpinan yang berpihak pada ET serta aturan ET yang jelas mempunyai pengaruh yang kuat terhadap keberhasilan pengembangan dan pemanfaatan ET di lapangan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, melalui survey, dengan pengambilan sampel purposif berdasarkan pada keahlian (expert), keterlibatan (involvement), pengalaman (experience) serta dapat dipercaya (accountable), dimana peneliti melibatkan 30 orang termasuk 11 ahli dibidang energi, sebagai responden / nara sumber yang mewakili golongan: DPR, LSM, Investor, Pemerintah, Masyarakat / Assossiasi. dan Akademisi. Penentuan responden dilakukan di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya (Depok. Tangerang, Bogor dan Bandung).
Penelilian ini menggunakan teknik kuesioner secara terstruktur dan tertutup, untuk melihat kondisi kebijakan dan implemenlasi ET di lapangan. Penelitian ini juga dilakukan melalui wawancara terbuka untuk menjawab pertanyaan tentang faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan upaya pengembangan dan pemanfaatan E disamping tetap mcngacu pada studi pustaka, untuk menjawab pertanyaan tentang strategi kebijakan yang dianggap paling efektif untuk optimasi pengembangan dan peralatan ET, kuesioner tersusun berdasarkan metode AHP yang terdiri dari 3 (tiga) hirarki, yaitu manfaat, sasaran, serta alternatif kebijakan ET.
Untuk melihat kondisi kebijakan dan implementasi ET, penulis menggunakan teknik analisis kuantitatif kualitatif, sedangkan untuk mencari strategi optimasi dalam pengembangan dan pemanfaatan ET, penulis menggunakan teknik analisis data melalui pendekatan Proses Analisis Hirarki (Analytical Hierarchs Process / AHP) dengan bantuan perangkat lunak Expert Choice Versi 9,
Hasil dari penelitian menyimpulkan sebagai berikut:
1. Kondisi Kebijakan dan implementasi ET saat ini adalah:
(a) Secara keseluruhan baik kebijakan maupun implementasi energi angin "tidak memuaskan": (b) Kebijakan energi dan implementasi surya secara umum "tidak memuaskan"; (c) Beberapa kebijakan dan implementasi energi air mempunyai kategori tertinggi "cukup": (d) Untuk semua kebijakan dan implementasi energi biomass mempunyai kategori tertinggi "tidak memuaskan": (e) Kebijakan energi panas bumi mempunyai kategori yang bervariasi, walaupun masih didominasi oleh kategori ?tidak memuaskan?. sedangkan implementasi secara keseluruhan "cukup" kecuali untuk keterlibatan masyarakat "tidak memuaskan".
Dalam hal kinerja institusi 54% responden menyatakan "tidak memuaskan" dan 3% menyatakan "memuaskan". Koordinasi antar instansi terkait, 50% responden menyatakan koordinasi tersebut "tidak memuaskan" dan 3% menyatakan "sangat memuaskan". Untuk level kebijakan, 53% responden menyatakan bahwa ET seharusnya diatur dalam bentuk UU. 30% melalui PP, masing-masing 7% melalui Kepmen dan Keppres: serta 3% melalui ketentuan lain.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pengembangan dan pemanfaatan ET adalah: regulasi/peraturan, harga energi, implementasi, financial, pajak / fiscal, insentif, serta kerjasama antar stakeholder.
3, Optimasi Pengembangan dan Pemanfaatan Energi terbarukan
a. Analisis Hasil Simulasi AHP: berdasarkan pada manfaat maka, manfaat ekonomi memiliki nilai tertinggi (53%): manfaat ekologi (33%); serta manfaat sosial (14%). Untuk manfaat Ekonomi, strategi yang paling relevan untuk dilaksanakan adalah pemanfaatan ET di lokasi setempat (energi lokal) dengan nilai 56%: konservasi energi (32%); dan program langit biru (12%). Untuk Manfaat Ekologi, strategi yang dapat diharapkan adalah pemerataan energi (67%: investasi (23%): dan eksternalitas (10%). Sedangkan manfaat social strategi yang perlu diperhatikan adalah kepemimpinan (65%): manajemen (23%); serta kelembagaan (12%).
b. Rekomendasi Kebijakan: secara keseluruhan alternatif kebijakan yang diharapkan dapat mendukung upaya optimasi pengembangun dan pemanfaatan ET, adalah: (1) Kebijakan Harga Energi: (2) Pengembangan Kapasitas: (3) Standarisasi dan Sertifikasi.

Energy Policy within the Framework of Renewable Energy Development and Utilization Transformation of Indonesia's economic structure from agriculture to industry and improvement of economic activities al the various sectors has the consequence to the increasing of energy consumption at the industry, transportation and household sectors. All this time, 90% of energy demands have been complied with exploitation of non renewable energy resources and hailer it comes from petroleum.
The intensity of energy consumption enormously needs to serious action to keep harmonizing between stock & supply of- the national energy and demand or energy. If any unbalancing between stock and speed of demand. it will lead to energy resources depletion promptly. Therefore, the role of energy diversification activities to meet national energy demand will be important things.
Energy diversification is aimed to diversify and expand energy utilization both renewable and non renewable, in the framework of optimizing the national energy supply economically and to reduce hydrocarbon depletion for national maximum net benefit, hence the sustainable development will be performed.
Indonesia has potentially resources that have not developed yet to generate the energy, i.e. solar, Hydro, wind, geothermal, biomass and ocean (thermal and wave). They are identified as renewable energy (RE) resources, because or their characteristics are unlimited and environmental friendly. All of RE resource almost not produce green house gas (GHG) if converted to other type of energy (if any the content of GHG is lower than fossil fuel).
The objectives of research are: (1) to look into the description between polio: and implementation of RE, (2) to find out the elements which being consideration and success factors for development and utilization of RE: and (3) to find out inputs or strategy for optimizing development and utilization of RE.
This research is guided by hypothesis: strong commitment of the Government of Indonesia (GOI) and well-defined of rule of RE have the strong influence to he success factors in the implementation of RE.
Method of this research is descriptive by survey, with purposive sampling bused on expertise, involvement, experience and accountability. This research engaged 30 respondents as resource persons including 11 experts in energy issues and represents of: House of Representative, Non Governmental Organization, Investor, Government, Community/Association, and Academic. This research was held on around of Jakarta (DKI Jakarta- Depok- Tangerang. Bogor clan Bandung),
This research carried out by closed and structured questioner. to obtain description between policy and implementation of RE. This research has confirmed to the potential experts and desk study to answer the factors Ā«hick influenced successful of RE development and utilization. To answer the most effective policy strategy for optimizing RE development and utilization. the questioner composed based on Analytical Hierarchy Process (AHP) method which contain of 3 (tree) hierarchies (benefits, strategies, objectives, and alternatives of RE policy).
Quantitative & qualitative analysis used to obtain description between RE policy and implementation. Analytical Hierarchy Process software version 9 is used to obtain the strategy for optimizing of RE development and implementation.
The conclusions of research are:
1. Description between policy and implementation of RE for the time being are: (a) Wind energy policy & implementation are dominated by "unsatisfied"; (b) Solar energy policy & implementation are "unsatisfied" in general; (c) Policy & implementation of hydro is "sufficient" as a highest category for several issues. Policy for hydro have been supported relatively (Ministerial Degree No. 064.k/40/M.PE/1998); (d) Policy & implementation for biomass energy have a highest category "unsatisfied" for all aspects: (e) Geothermal policy has variant category even though still dominated by "unsatisfied". Policy for geothermal is the most advances among RE policies (Presidential Degree No. 76/2000). This policy has been influenced its implementation, where the geothermal is the one of RE in progress "sufficient'".
Based on respondents: (a) The performance of the Agency of National Energy Coordination (BAKOREN) is 54% "unsatisfied" and 3% for "satisfied": (b) Coordination inter institution related is 50% "unsatisfied" and 3% "very satisfied": (c) Policy level for RE is 53% stated that RE should be regulated in the Act form, 30% in the Governmental Regulation. 7% in the Ministerial Decree, and in the Presidential Decree and others regulation is 3% for others regulation.
2. The factors which influence successful of RE development and implementation are:-regulation; price of energy, implementation: financial aspect: tax/fiscal; incentives: and coordination among stakeholder.
3. The optimizing of RE development and utilization
a. The output of AHP simulation: based on benefits are: economic benefit has a highest value (53%): ecology benefit (33%): and social benefit (14%). Strategies for economic benefit which most relevant to be implemented is utilization of RI= at the local area (energy local) (56%); energy conservation (32%): and blue sky program (12%). Strategies for ecology benefit which could he applied are energy distribution (67%): investment (23%): and externalities (10%i. Strategies for social benefit that need to pay attention are leadership (65%); management (23%): and institution (12%).
b. Alternative Recommendation: policy alternatives that expected to support optimizing RE development and utilization in general are: (1) Policy of energy price: (2) Policy liar capacity building: (3) Standardizes and Certification Policy."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T 11377
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Reza Ramadhani Raharjo
"Energi merupakan sumber energi yang sangat dibutuhkan untuk kelangsungan hidup. Saat ini, sebagian besar energi yang digunakan dalam pembangkit listrik menggunakan bahan bakar fosil. Penggunaan bahan bakar yang mengeluarkan emisi dalam jangka panjang akan menimbulkan efek gas rumah kaca (GRK) dan dapat merusak lingkungan. Jika dilakukan secara terus menerus akan mengakibatkan perubahan cuaca yang ekstrim yang dapat membahayakan banyak nyawa. Pemerintah Indonesia telah melakukan upaya untuk mengurangi emisi karbon, salah satunya dengan bergabungnya Paris Agreement. Pemerintah berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon sebesar 29% pada tahun 2030. Untuk mengurangi emisi karbon, pemerintah pada tahun 2022 berencana menetapkan pajak karbon sebesar Rp30 per kg atau Rp30.000 per ton karbon. Ini merupakan langkah awal dari pemerintah untuk mengurangi emisi karbon. PT XYZ ingin melakukan investasi pembangkit listrik tenaga baru dan terbarukan guna mengurangi emisi karbon serta mengurangi biaya listrik mereka. Penelitian melakukan analisis capital budgeting terhadap investasi PLTS dan PLTBm, serta mencari dampak lingkungan ketika menggunakan PLTS atau PLTBm. Hasil dari analisis capital budgeting adalah PLTS memberikan manfaat yang lebih besar yaitu memiliki IRR sebesar 7,17%, NPV memiliki nilai yang positif yaitu $US 718.293,81, PI sebesar 1,14, serta DPP sebesar 19,18 tahun.

Energy is a source of energy that is needed for life. Currently, most of the energy used in power generation uses fossil fuels. The use of fuels that emit emissions in the long term will cause greenhouse gas (GHG) effects and can damage the environment. If done continuously will result in extreme weather changes that can endanger many lives. The Indonesian government has made efforts to reduce carbon emissions, one of which is the joining of the Paris Agreement. The government is committed to reducing carbon emissions by 29% by 2030. To reduce carbon emissions, the government in 2022 plans to set a carbon tax of IDR30 per kg or IDR30.000 per tonne of carbon. This is the first step from the government to reduce carbon emissions. PT XYZ wants to generate new and renewable power plants to reduce carbon emissions and reduce their electricity costs. The research analyzes capital budgeting on PLTS and PLTBm investments, and looks for environmental impacts when using PLTS or PLTBm. The results of the capital budgeting analysis are that PLTS provides greater benefits, namely it has an IRR of 7.17%, NPV has a positive value of $US 718,293.81, a PI of 1.14, and a DPP of 19.18 years.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan BIsnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Patricia Hanna J.
"Pemanfaatan sampah kota sebagai sumber energi listrik di Indonesia masih belum menjadi perhatian pemerintah padahal jumlah produksi sampah setiap tahun terus meningkat seiring pertumbuhan jumlah penduduk, urbanisasi dan industrialisasi yang terjadi. Di sisi lain, pemanfaatan sampah kota menjadi sumber energi selain diperoleh listrik dapat juga mengurangi emisi gas rumah kaca. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai optimal energi listrik dari sampah kota dalam bauran sumber energi primer listrik dengan model matematika goal programming. Sumber energi primer listrik yang dimasukkan dalam penelitian ini adalah batubara, minyak, gas, panas bumi, air, surya, angin dan sampah kota.
Hasil penelitian menunjukkan untuk memenuhi kebutuhan listrik di Jawa Bali tahun 2021 yang sebesar 283110 GWh, pemanfaatan energi listrik dari sampah kota dapat menyumbangkan sekitar 9% dari total bauran sumber energi primer listrik. Dalam penelitian ini juga melakukan perhitungan beberapa skenario yaitu melihat perubahan jumlah sampah yang digunakan menjadi sumber energi listrik, perubahan batas total emisi karbon, dan perubahan alokasi dana biaya total pembangkitan listrik.

Utilization of municipal solid waste (MSW) for electricity generation in Indonesia is still not a concern of government though the number of waste production continues to increase along with the growth of population, urbanization and industrialization year by year. On the other side, utilization of MSW as a source of energy, it can produce not only electricity but also it can reduce greenhouse gas emissions. This study aims to find out the optimal potency electricity from MSW in total primary energy mix with goal programming method. Primary electricity sources which include in this study are coal, oil, gas, geothermal, hydro, solar, wind and MSW.
The result shows that the utilization of electricity from MSW can contribute to approximately 9% among the total primary energy electricity mix for fulfilling electricity needs of 283110 GWh in 2021. This study also performs several scenarios that perceive of total primary energy mix caused the shifting of the amount of MSW which is used for electricity, the shifting of the limit of total carbon emissions, and the shifting of allocations for total power generation cost.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35822
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>