Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 84102 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anggia Agri Shafira
"Skripsi ini ditulis dalam rangka mengkaji apa saja elemen pada stage lighting yang berperan sebagai pembentuk ruang multiprogram di panggung pertunjukan berjenis proscenium. Panggung proscenium sendiri merupakan sebuah panggung yang umum digunakan untuk berbagai macam pertunjukan dan dapat menjadi tempat untuk beberapa jenis yang berbeda seperti tari, teater, dan musik. Cahaya berperan sebagai elemen independen yang dapat dikontrol dalam rangka membuat ruang temporal pada stage lighting.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini berupa pengkajian literatur dari buku dan jurnal yang membahas tentang stage lighting secara umum. Stage lighting pada panggung berbentuk proscenium, stage lighting general pada pertunjukan tari, teater, dan musik. Selain itu terdapat studi preseden terkait aplikasi teori stage lighting yang ditunjang dengan kuesioner sebagai data pendukung yang bersifat kualitatif.
Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan kesimpulan bahwa elaborasi antara jenis elemen pada tata cahaya seperti jenis lampu, jumlah lampu, variabel, dan filter akan menghasilkan sebuah desain ruang. Hal menarik yang ditemukan adalah desain ruang dapat dibentuk oleh berbagai jenis lampu yang berbeda. Selain itu, desain ruang yang berbeda dapat pula dibentuk oleh jenis lampu yang sama. Medium yang sama berupa cahaya dapat menghasilkan berbagai macam desain ruang yang berbeda.

This thesis was written to examine what elements of the stage lighting that play a role in forming multiprogram space on the stage of the proscenium type. The proscenium stage itself is a stage that is commonly used for a variety of performances and can be a place for several different types such as dance, theater, and music. Light acts as an independent element that can be controlled to create a temporal space on stage lighting.
Data collection methods used in writing this thesis in the form of a literature review of books and journals that discuss stage lighting in general. Stage Lighting in the form of the proscenium, general stage lighting in dance, theater, and music performances. Besides, there are precedent studies related to the application of the stage lighting theory which is supported by questionnaires as supporting qualitative data.
Based on the results of the study, it was concluded that the elaboration between types of elements in the lighting system such as the type of lamp, the number of lights, variables, and filters will produce a design space. The interesting thing found is that the design of space can be formed by a variety of different types of lights. Besides, different spatial designs can also be formed by the same type of lamp. The same medium in the form of light can produce a variety of different spatial designs.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Watson, Lee
New York: McGraw-Hill, 1990
R 621.38 WAT l
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Yuke Ardhiati
"ABSTRAK
Kehadiran ide "Arsitektur Panggung" merupakan visualisasi ideologi Penguasa melalui karya arsitektur terdorong oleh trilogi hasrat, intervensi, dan rasa seni. Di Indonesia terwujud sebagai ekspresi kekuasaan Soekarno 1960-an menjadi ruh tergubahnya karya arsitektur "Projek Mercusuar"di Jakarta. Teori "Arsitektur Panggung" sebagai Arsitektur Non Material yaitu "sesuatu‟ yang tak teraga mendahului fisik material Arsitektur memiliki karakteristik sebagaimana konsep Khora.
Sejumlah data metafisik berdasar data kesejarahan menunjuk bekal Soekarno Muda sebagai arsitek, politisi, dan penulis naskah drama tonil yang memampukannya di saat menggaungkan Nation Pride melalui karya arsitektur. Fenomena serupa di mancanegara ditampakkan pada arsitektur warisan Adolf Hitler di Jerman, Joseph Stalin di Soviet Uni, Kubitchek di Brazilia dan Mao Tze Dong di Cina, serta Nehru di India. Akan tetapi bekal pengetahuan tacit kearsitekturan khas Timur yang dipadukan dengan Barat yang dimiliki Soekarno telah membedakannya dengan Penguasa lainnya. Soekarno telah memberi warna kehadiran ide "arsitektur panggung" dengan pesona ke-Indonesia-an khas Jawa Kuno berupa ornamentik yang dilekatkan pada bangunan Arsitektur Modern, telah membedakannya dengan Hitler ketika menggubah gaya Fuhrer, Stalin ketika menggubah Gothic Stalinist, Kubitcheck dalam menggubah Ibukota Brazilia, Nehru ketika menggubah Chandigarh ataupun ketika China menggubah diri sebagai "Paris dari Timur".
Melalui penelitian Grounded Theory dan cara pengamatan fenomenologis pada sepilihan karya arsitektur "Projek Mercusuar" melalui pengamatan visual, pengalaman keruangan, serta penghimpunan data metafisik yang dipertautkan keterhubungannya secara hermeneutik- interpretatif terungkap adanya proses memutu dalam kehadiran arsitektur. Ketika urutan demi urutan keruangan juga dipertautkan tersingkap adanya kesepadanan struktural yang membingkai ruh dan raga dari ide "Arsitektur Panggung" gagasan "Arsitek" Soekarno sebagai ekspresi kesepadanan pengetahuan arsitektural dan jiwa dramaturgi yang melingkupinya.

ABSTRACT
The presence of the idea of "Architecture Stage" is a visualization of the Ruler through the architectural work as his ideologies are driven by trilogies of his passion, his intervention and his sense of art. In Indonesia Soekarno manifested his ideologies as his expression in the 1960‟s with the architectural masterpiece known as the "Project‟s Lighthouse" in Jakarta. The theory of the "Architecture Stage" was found as part of a "Non-material Architecture‟, that is "something‟ regarded as an intangible architecture that precedes the materiality with similar characteristics as the concept of space " Khora.
Some of the metaphysical data as historical archives was collected through the historical of event, starting from young Soekarno as an Architect, Politician, and the Playwright of drama tonil, which empowered him in echoing the Nation‟s Pride ideology through his works and architectural masterpieces. The same phenomena abroad was revealed in the architectural legacies of Adolf Hitler in Germany, Joseph Stalin in the Soviet Union, Kubitchek in Brazilia, Mao Tze Dong in the People‟s Republic of China, and Nehru in India. However, there are different types in Indonesia. Soekarno‟s architecture tacitly expressed architectural knowledge in the manner of "Eastern meets Western‟, resulting in a combination of differences between them. Soekarno has given "color‟ as sense of presence in the ideas of the "Architecture Stage". Combining the charm of the Indonesian culture by exploring Ancient Javanese form, Soekarno distinguished his architectural style by attaching building ornamentation to Modern Architecture. This was done at a time when Hitler was composing his architectural style, when Stalin was composing the Stalinist Gothic, when Kubitcheck was designing the capital city of Brazilia, when Nehru was composing Chandigarh and when Shanghai, China was declared as the "Paris of the East‟.
By using the "Grounded Theory‟research method, which refers to Glaser and Strauss, phenomenological observations are noted in several architectural works concerning the "Project‟s Lighthouse" in Jakarta in the 1960‟s. Through visual observation and spatial experiences as well as metaphysical data collection, the idea of connectedness was found. Through a Hermeneutic-Interpretive method, the process of deriving quality from an architectural presence is revealed. By connecting the spatial sequences in architecture, Tugu Nasional, known as the "Project‟s Lighthouse" reveals the structural equivalence of the spirit as the body and soul of the idea of an "Architecture Stage." This was Soekarno‟s idea as an expression of his architectural knowledge with his dramaturgy representation. Soekarno composes the idea of a "Soekarnoestic Architecture Stage" as the metaphor for representing himself as the "Stage of Indonesia".
"
2012
D2029
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasha Bahasoean
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai penerjemahan narasi melalui elemen setting panggung konvensional dan modern pada pertunjukan balet, yang ceritanya penuh metamorfosa. Kolaborasi setting panggung dibutuhkan sehingga narasi dapat dimengerti penonton. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keterhubungan antara setting panggung dan elemen lain dalam pertunjukan balet, mengkaji hal- hal yang mempengaruhi penerjemahan setting, serta eksplorasi multimedia dalam penyampaian cerita pertunjukan balet. Kesimpulannya adalah pada proses penerjemahan narasi, dicari kata kunci yang dapat diterjemahkan ke dalam elemen desain hingga dapat dikomposisi menjadi elemen setting yang saling mendukung. Eksplorasi teknik ilusi visual berguna untuk memicu terjadinya persepsi ruang panggung. Aspek yang paling berpengaruh terhadap penerjemahan setting adalah komposisi lighting karena menyatukan seluruh komponen konvensional dan modern dalam panggung sehingga terlihat sebagai unity dan tercipta mood pertunjukan.

ABSTRACT
This study investigates about the translation of the narration through a conventional and modern stage settings in ballet, which always has an imaginative story. Thus required a collaboration of stage settings in order to be understood by the viewers. This study aims to determine the connection between the stage setting and other element, examining matters that effect the setting translation, and the multimedia exploration in telling the story at a major ballet performances. The conclusion is that keywords need to be developed in the translation process, to be translated and composed into setting element on stage. The exploration of visual illusion technique is useful for triggering viewer?s perception of the stage space. The result of the translation is affected by the composition of lighting, because it unites all components on stage for both conventional and modern and created the mood of the show"
2016
S63395
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amoga Lelo Octaviano
"Fotografi panggung merupakan pemotretan terhadap segenap aktivitas yang terjadi dalam pementasan seni pertunjukan yang memiliki berbagai karakteristik dan keunikan seperti tercermin dalam pola gerak (movement) tertentu, penggunaan kostum dan setting, serta penggunaan tata cahay yang beragam. Secara khusus hasil pemotretan fotografi panggung dapat dihadirkan sebagai karya seni fotografi melalui pemilihan efek tematis tertentu dan pendekatan kreatif-estetik. Bermuara atas pengalaman memotret 'melukis dengan cahaya' serta ungkapan perasaan estetik akan fotografi gerak (movement photography).
Berbekal kecanggihan apparatus fotografi digital, perangkat keras maupun perangkat lunak, banyak memberi pilihan kemudahan dan kebebasan berolah-kreasi menuangkan perasaan estetiknya. Namun tentu saja kepekaan estetik menjadi yang utama terkait bahasa ungkap fotografi yang terklasifikasi sebagai fotografi seni maupun fotografi ekspresi. Oleh karenanya, yang menjadi pijakan dasar atas bahasa ungkap ini adalah kesadaran estetik terhadap elemen-elemen unsur seni dan memadukannya dengan kemampuan teknis pemotretan.
Pemilihan fokus pemotretan pada gerakan aktor sebagai pola dasar kreasi, diwujudkan sebagai karya seni fotografi panggung atas pertimbangan estetik ide kreatif (ideasional) dan kemampuan teknis pemotretan (teknikal). Teknik pemotretan yang digunakan melalui berbagai pertimbangan yang berorientasi pada kemungkinan-kemungkinan impelmentasi praktis, sehingga dihasilkan tematis karya foto tercipta, yakni freezed, blurred, dan multiple-images sebagai karya fotografi seni."
Denpasar: Institut Seni Indonesia Denpasar, 2017
700 JSRD 21: 1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Lisgumantika Suha
"Pencahayaan adalah salah satu aspek yang paling mendukung arsitektur. Pencahayaan membuat efek visual tertentu yang mempengaruhi persepsi manusia. Ruang komersial memiliki tujuan utama untuk menjual, sehingga pencahayaan juga dimanfaatkan untuk mempersuasi calon pembeli. Supermarket adalah jenis retail yang menjual beragam jenis produk dan berukuran besar dengan berbagai bagian berdasarkan jenis barang yang dijual. Supermarket mendisplay barang-barang yang dijualnya dengan pencahayaan tertentu supaya bisa menarik pembeli. Supermarket menggunakan sistem self-service dan memiliki banyak bagian, sehingga pengunjung biasa menghabiskan waktu cukup lama di dalamnya. Selain display yang menarik, alur dan atmosfir ruang juga merupakan aspek penting untuk meningkatkan kenyamanan yang berdampak juga pada penjualan.
Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana sistem tata cahaya supermarket dan pengaruhnya terhadap pengunjung untuk membeli dan berkeliling dalam supermarket. Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah studi literatur dan studi kasus. Studi literatur dilakukan dengan mempelajari teori cahaya, persepsi visual, pencahayaan interior, pencahayaan ruang komersial, dan prilaku konsumen. Studi kasus dilakukan dengan mengamati tata cahaya artifisial secara umum dalam supermarket dari pintu masuk sampai keluar, dan secara khusus mengamati pengaruhnya pada pengunjung atau pembeli pada satu bagian supermarket yang memiliki tata cahaya tertentu.

Lighting is one of the most supporting aspect in architecture Lighting could give visual effect thaLighting is one of the most supporting aspect in architecture. Lighting could give visual effect that affect human perception. Commercial space has main objective to sell, therefore, lighting also used to persuade buyers. Supermarket is a kind of retail store that provide a wide range of products, usually with large space and several sections according to product variety. Supermarket display their products with spesific lighting to attract buyers. With the self-service system and the variety of sections, customers usually spend some time in supermarket. Beside the attractive display, the atmosphere of space is also important to increase comfortness that could affect sales.
This thesis aims to determine the lighting system in supermarket and how it affects customers. I use literature studies and case studies as a method in this thesis. Literature studies done by studying lighting theory, visual perception, interior lighting, lighting for commercial space, and consumer behavior. Case studies done by observing artificial lighting in general and the impact to customers in particural sections.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54813
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Faris Baskoro
"Pengaturan pencahayaan yang baik akan memberikan kenyamanan pada saat melakukan aktivitas dan akan meningkatkan produktivitas. Penelitian ini melakukan audit sistem pencahayaan internal pada ruang kelas di Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Dari hasil audit yang dilakukan pada siang hari, semua ruang kelas pada Gedung S FTUI telah memenuhi standar SNI 03-6575-2001. Namun, terdapat beberapa kelas yang memiliki persebaran cahaya yang buruk sehingga beberapa area bidang kerja pada tidak mendapatkan cahaya yang memenuhi standar. Pergantian sistem pencahayaan dengan tujuan untuk mendapat persebaran cahaya yang lebih baik dan merancang sistem pencahayaan yang lebih hemat energi. Desain dilakukan dengan tiga skenario. Skenario 1 dilakukan dengan mengganti lampu tanpa merubah titik lampu. Skenario 2 dilakukan dengan mengganti lampu dan merubah titik lampu. Skenario 3 menargetkan penambahan lampu dan titik lampu hanya pada ruangan yang memiliki masalah penyebaran cahaya dari hasil pengukuran. Ketiga skenario tersebut disimulasikan dengan kondisi malam hari dan siang hari. Hasil dari analisis desain pergantian menunjukkan bahwa persebaran cahaya pada skenario 2 adalah yang terbaik dari ketiga skenario tersebut dengan penghematan konsumsi energi sebesar 97,33 kWh dan penghematan biaya sebesar Rp9.745.493.

Lighting is one important aspect in human’s life. A good lighting system can provide convenience of sight on daily activities which, furthermore, can affect productivity. This research evaluates the lighting system in classrooms at S building of University of Indonesia. The result finds that every classroom has meet the lighting standards of SNI 03-6575-2001. However, some classroom has a problem in the light distribution across the room that cause certain area does not get enough lighting based on the standards. Three replacement scenarios are done to solve the problem and to make a system with lower energy consumptions. Scenario 1 is done by replacing all the lamp with new LED lamps. Scenario 2 is done by replacing all the lamp with the addition of changing the lights point of the room. Scenario 3 is done by adding lights only in the class that has problem with the light distribution. The study from the simulation shows that implementation of scenario 2 has successfully reduced the energy consumption by 97.33 kWh and reduced the cost by Rp9,745,493."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pritchard, David C.
New York: Longman, 1995
621.32 PRI l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Pritchard, David C.
Harlow: Longman, 1995
621.322 PRI l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>