Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 157410 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Burhanuddin As-Siraj
"Terak feronikel merupakan limbah hasil proses produksi feronikel. Kandungan dari terak feronikel terdiri dari logam berat yang berbahaya bagi lingkungan sehingga dikategorikan sebagai limbah B3. Karena terak feronikel masih mengandung logam berat, maka terak feronikel masih dapat dimanfaatkan dengan cara daur ulang dengan melakukan proses reduksi ulang. Proses reduksi umumnya dilakukan dengan menggunakan reduktor batu bara. Namun, pada penelitian kali ini menggunakan reduktor cangkang kelapa sawit sebagai alternatif pengganti batu bara. Reduktor cangkang kelapa sawit dipilih karena ketersediannya di Indonesia memadai, mengingat Indonesia merupakan produsen minyak kelapa sawit terbesar di Dunia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh reduktor cangkang kelapa sawit dan konsentrasinya (wt.%) terhadap proses reduksi terak feronikel. Sampel awal merupakan terak feronikel yang telah dilakukan proses roasting dengan penambahan 20 wt.% aditif natrium karbonat (Na2CO3). Sampel tersebut kemudian dicampurkan dengan reduktor batu bara atau cangkang kelapa sawit dengan perbandingan (sampel : reduktor) yaitu 15:85, 20:80, dan 25:75. Sampel yang telah dicampur kemudian dilakukan kompaksi menggunakan mesin kompaksi. Lalu dilakukan proses reduksi menggunakan tube furnace pada temperatur 1100°C selama 60 menit dengan laju pemanasan 10°C/menit. Produk hasil reduksi kemudian dilakukan pengujian SEM-EDS dan XRD untuk dilakukan analisis lebih lanjut. Berdasarkan hasil karakterisasi, didapatkan bahwa proses reduksi menggunakan reduktor batu bara dan cangkang kelapa sawit menghasilkan produk berupa logam besi, magnetit, hematit, dan natrium silikat. Pada penelitian ini, penggunaan reduktor cangkang kelapa sawit menghasilkan hasil reduksi yang lebih baik daripada reduktor batu bara. Konsentrasi reduktor optimum adalah dengan penambahan 15 wt.% reduktor.

Ferronickel slag is a waste that produced by ferronickel production process. Ferronickel slag consists of heavy metals which are harmful to the environment, so its categorized as B3 waste. Because ferronickel slag still contains heavy metals, ferronickel slag can still be utilized by recycling with reduction process. Reduction process usually use coal as reducing agents. However, this study will use palm kernel shell as an alternative reducing agents to substitute coal. Palm kernel shell was chosen as an alternative reducing agents because of their availability in Indonesia, because Indonesia is the worlds largest palm oil producer. The purpose of this study is to determine the effect of palm kernel shell as reducing agents and its concentration (wt.%) to the ferronickel slag reduction process. The initial sample is ferronickel slag which had been roasted by adding 20 wt.% sodium carbonate Na2CO3 as an additive. The roasted product is then mixed with coal or palm kernel shell reductant by ratio (sample : reductant), which are 15:85, 20:80, and 25:75. Samples that have been mixed are then compacted using compacting machine. Then the reduction process is carried out using a tube furnace at a temperature of 1100°C for 60 minutes with a heating rate of 10°C/minute. The reduced product is then characterized by SEM EDS and XRD for further analysis. Based on the results of the characterization, it was found that the reduction process using coal and palm kernel shell produces products in the form of iron metal, magnetite, hematite, and sodium silicate. In this research, the use of palm kernel shell reducing agents results is better than coal. The optimum reducing agents concentration is by adding 15 wt.% reducing agents.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Mushabhanif Ghazy
"Terak feronikel merupakan limbah hasil proses pengolahan bijih nikel laterit yang masih memiliki logam berharga tersisa seperti besi atau nikel dan dapat direduksi dengan menggunakan reduktor berbasis karbon. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari penggunaan reduktor arang batok kelapa sebagai reduktor biomassa dengan variasi konsentrasi tertentu terhadap produk hasil reduksi terak feronikel hasil roasting. Proses roasting dilakukan dengan menggunakan aditif Na2CO3 sebanyak 20% untuk mendekomposisi fayalit. Proses reduksi karbotermik dilakukan dengan tiga variasi konsentrasi reduktor yang berbeda (15%, 20% dan 25%) dengan berat sampel 10 gram. Proses roasting dan reduksi dilakukan pada tube furnace dengan temperatur 1100oC selama 60 menit dan laju pemanasan 10°C/menit. Produk hasil roasting dan reduksi akan dilakukan karakterisasi dengan metode XRD dan SEM – EDS. Hasil karakterisasi menunjukkan bahwa dihasilkan produk hasil proses pemanggangan berupa fayalit, hematit, silika serta natrium silikat dan produk hasil reduksi berupa hematit, magnetit dan logam Fe. Arang batok kelapa memiliki kadar karbon tertambat yang cukup banyak sehingga dihasilkan gas pereduksi dalam jumlah yang memadai untuk menghasilkan produk reduksi yang sama dengan batu bara. Pada penilitian ini, berdasarkan hasil karakterisasi yang diperoleh terlihat bahwa pengunaan 15% reduktor merupakan konsentrasi yang optimum untuk mereduksi terak feronikel hasil roasting.

Ferronickel slag is waste product from the lateritic nickel ores which still have valuable metals such as iron or nickel and can be reduced by using carbon-based reductant. The purpose of this study is to determine the effect of coconut shell charcoal as biomass reductant with various concentration variations to reduction product of roasted product ferronickel slag. Roasting process is using 20% additive ​​Na2CO3 to decompose fayalite. Carbothermic reduction will using three different variations of reductant concentration (15%, 20% and 25%) with the sample weight is 10 grams. The Roasting and reduction will be conducted in tube furnace in temperature 1100oC for 60 minutes and the heating rate is 10°C/minute. The product from roasting and reduction process will be characterized by XRD and SEM-EDS. The characterization results showed that the roasted product contains fayalite, hematite, silica and sodium silicate then reduction product contains hematite, magnetite and Fe metal. Coconut shell charcoal has high amount of fixed carbon so it will generate considerable amount of reducing gas to produce the same reduction products as coal. Based on the characterization results in this study it can be seen that 15% reductant is the optimum concentration for reducing roasted product ferronickel slag."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Ananda Radhitya
"Waste Printed Circuit Board (WPCB) merupakan salah satu jenis limbah elektronik berharga yang pertumbuhan limbahnya tercepat di dunia, khususnya Indonesia dengan total produksi limbah sebesar 1,3 juta metrik ton (4,9 kg per kapita). Skripsi ini bertujuan untuk menginvestigasi kemungkinan serbuk WPCB yang diperoleh setelah melalui proses perlakuan awal (pembongkaran, penggilingan, dan separasi magnet) untuk menjadi alternatif agen pereduksi pada proses reduksi karbotermik bijih nikel limonit. Eksperimen ini menggunakan serbuk WPCB dan serbuk batubara sebagai pembanding dengan variasi konsentrasi sebesar 5, 10, dan 15 wt.% pada atmosfir nitrogen pada suhu 1100 oC dengan laju pemanasan 10 oC/menit untuk proses reduksi dengan Thermogravimetric Analysis - Differential Scanning Calorimetry (TGA - DSC) dan horizontal tubular furnace. Sebagai tambahan, digunakan analisis proksimat untuk karakterisasi awal kedua agen pereduksi serta SEM - EDS dan XRD untuk karakterisasi produk yang dihasilkan.
Hasil analisis proksimat pada WPCB menunjukkan kadar ash content yang tinggi namun volatile matter yang rendah. Sebagai tambahan dari karakterisasi awal, hasil pengujian XRD dan SEM - EDS menunjukkan bahwa WPCB terdiri atas sejumlah senyawa organik yang secara kuantitatif memiliki kadar karbon dan oksigen yang tinggi. Kemudian berdasarkan hasil TGA - DSC, WPCB berhasil mengalami proses pirolisis pada suhu 200 - 300 oC dimana terjadi penghilangan berat yang tinggi berdasarkan hasil TGA. Selain itu, analisis DSC membuktikan bahwa semakin tinggi konsentrasi WPCB didalam bijih limonit akan membuat kinetika reduksi semakin cepat dibuktikan oleh penurunan kurva eksotermik. Selanjutnya, analisis XRD dan SEM - EDS dilakukan pada sampel hasil reduksi dan menghasilkan produk utama berupa Fe3O4, Fe2SiO4, FeO, Fe-Ni, dan sedikit logam Fe dan Ni dengan SiO2 sebagai residu utama. Disamping itu, penambahan 15% wt.% WPCB diklaim sebagai konsentrasi optimal karena memiliki kecenderungan kemampureduksi yang mirip dengan 10 wt.% coal. Meskipun demikian, perbedaan utama dari WPCB dan coal sebagai agen pereduksi adalah Fe-Ni yang dihasilkan dimana terbentuk taenit (WPCB) dan kamacit (coal) namun logam Fe dan Ni hanya ditemui pada penambahan coal sebanyak 10 wt.%.

Waste printed circuit boards (WPCB) is one of the valuable kind of electronic waste with the fastest growing waste streams in the world, especially in Indonesia with total production of 1.3 million metric tons (4.9 kg/capita). The purpose of this study is to investigate the possibility of waste printed circuit boards (WPCB) powder obtained after pre-treated by several processes (dismantling, grinding, and magnetic separation) to be an alternative reducing agent for nickel limonitic ore carbothermic reduction process. The experiment used WPCB and coal as a comparison with mixing proportions of 5, 10, and 15 wt.% under nitrogen atmosphere at 1100 oC with 10 oC/min heating rate for both reduction by Thermogravimetric Analysis and Differential Scanning Calorimetry (TGA - DSC) and horizontal tubular furnace. In addition, Proximate Analysis was used for early characterization of both reducing agent and the product obtained were characterized by SEM - EDS and XRD.

The Proximate Analysis result shows that WPCB powder has a high ash content yet low volatile matter. In addition of an early characterization, the XRD and SEM - EDS testing result showed that WPCB consists of several organic substances which quantitatively has a high carbon and oxygen content. Based on TGA - DSC analysis, WPCB successfully undergo a pyrolysis process at a temperature of 200 - 300 oC which experienced a high mass loss based on TGA results. Moreover, the DSC analysis results prove that as a concentration of WPCB in limonite ore increased, the reduction kinetics would be faster verified by the decreasing of exothermic peak. Furthermore, the XRD and SEM - EDS analysis was conducted on the compacted reduced samples and resulting the main product consists of Fe3O4, Fe2SiO4, FeO, Fe-Ni, and fewest amount of Fe and Ni metals with SiO2 as a main tailings. Besides the products obtained, an addition of 15 wt.% WPCB claimed to be an optimum concentration because it has a similar reducibility tendency compared to 10 wt.% coal. Nonetheless, the only distinction between WPCB and coal was the Fe-Ni produced which is taenite for WPCB and kamacite for coal yet the Fe and Ni metals was discovered only on 10 wt.% coal. The results of this study show that WPCB powder performs comparably to coal and provide an alternative for the electronic waste recycling method."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iffa Karimah
"Tandan kosong sawit (TKS) adalah limbah padat yang dapat diolah menjadi beberapa senyawa kimia, diantaranya adalah furfural. Furfural dapat digunakan sebagai pelarut dan senyawa antara di berbagai industri kimia. Saat ini, kebutuhan furfural di Indonesia dipenuhi melalui impor, terutama dari China. Oleh karena itu, diperlukan pembangunan pabrik furfural di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan furfural di Indonesia dan negara di sekitarnya. Berdasarkan kebutuhan tersebut, penelitian ini memberikan studi awal dan simulasi produksi furfural dari TKS dengan tiga jenis metode praperlakuan: soaking in aqueous ammonia (SAA), steam explosion (SE) dan ammonia fiber expansion (AFEX). Simulasi dilakukan dengan menggunakan Perangkat Lunak SuperPro Designer Lisensi Akademik untuk mendapatkan neraca massa & energi dan parameter ekonomi pabrik. Pabrik akan dibangun di Kawasan Industri Dumai, Pelintung, Riau. Kemudian, dengan asumsi waktu operasi tahunan 7920 jam dan laju input TKS 2000 kg/jam, simulasi menunjukkan bahwa produksi furfural dengan praperlakuan AFEX lebih layak secara ekonomi dibandingkan dengan praperlakuan SAA dan SE dengan nilai parameter profitabilitas sebagai berikut: Internal Rate of Return (IRR) = 49,77%, Net Present Value (NPV) pada i = 9,6% = USD 39.210.000, dan waktu pengembalian = 1,75 tahun.

Oil palm empty fruit bunches (OPEFB) are solid wastes that can be processed into several chemicals, one of which is furfural. Furfural can be used as solvent and intermediate compound in many chemical industries. Nowadays, furfural needs in Indonesia are fulfilled through import, especially from China. Therefore, developing a furfural plant in Indonesia is required to fulfil the needs for furfural in Indonesia and surrounding countries. Based on that necessity, this study provide the preliminary study and simulation of furfural production from OPEFB by three kind of pretreatment methods: soaking in aqueous ammonia (SAA), steam explosion (SE) and ammonia fiber expansion (AFEX). Simulation is conducted by using SuperPro Designer Academic License Software to get the plant’s mass & energy balance and economic parameter. The plant will be built in Kawasan Industri Dumai, Pelintung, Riau. Then, by the assumption of 7920 hours annual operation time and 2000 kg OPEFB/h input rate, the simulations showed that furfural production with AFEX pretreatment is more economically feasible than with SAA and SE pretreatment by the value of profitability parameters as follows: Internal Rate of Return (IRR) = 49,77%, Net Present Value (NPV) at i = 9,6% = USD 39.210.000, and payback time = 1,75 years."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Maksum
"Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi kemungkinan penggunaan limbah biomassa dalam proses reduction roasting bijih besi nikel laterite Indonesia. Adapun motif di balik penelitian ini adalah untuk meningkatkan nilai tambah dari bijih besi kadar rendah dan mendapatkan bio-reduktor baru yang akan menjadi alternatif pengganti batu bara di masa depan. Dalam penelitian ini diteliti tiga limbah biomassa sebagai agen pereduksi bijih besi nikel laterite dari Sorowako, yaitu: ampas tebu dari kabupaten Cirebon, cangkang sawit dari Palangkaraya - Kalimantan Tengah, dan sekam padi dari Kerawang - Jawa Barat. Adapun metode yang digunakan adalah reduction roasting dengan variasi parameter temperatur, rasio massa, dan waktu reduksi. Selanjutnya dilakukan analisis berdasarkan pola difraksi hasil X-Ray Diffraction (XRD), X-Ray Fluorescence (XRF), dan Induced Couple Plasma Mass Spectroscopy (ICP-MS).
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa ampas tebu, cangkang sawit, dan sekam padi terbukti mampu digunakan sebagai agen pereduksi alternatif pengganti batu bara. Pada penelitian ini, ampas tebu hanya mampu menghasilkan fasa wustite dalam reduction roasting bijih besi nikel laterite, di mana hasil reduksi tertinggi diperoleh pada sampel dengan rasio massa 1:4 yang direduksi pada temperatur 1000°C selama 30 menit. Sementara itu, cangkang sawit mampu mereduksi bijih besi nikel laterite menjadi Fe metal, dimana parameter optimalnya adalah: rasio massa = 1:3, durasi waktu reduksi = 30 menit, dan temperatur reduksi 1000°C. Di samping itu, meskipun sekam padi hanya mampu mereduksi bijih besi sampai fasa magnetite (dimana hasil optimal diperoleh pada penambahan padi sebesar 20%), tetapi dari sekam padi berhasil diperoleh bio-silika amorf dengan tingkat kemurnian 99,99% dan specific surface area (luas permukaan spesifik) 192 m2/g.

In general, this study aims to explore the utilization of local biomass as renewable reducing agents in the reduction roasting of Indonesian nickel laterite iron ore. The motive behind this research is to increase the added value of low grade iron ore and to obtain reducing agents to substitute coal in the reduction process. In this study, the three of biomass which have potential to be used as reducing agents for coal substitutes in reducing nickel laterite iron ore from Sorowako, are: bagasse from Cirebon, palm shells from Palangkaraya - Central Kalimantan, and rice husk from Kerawang - Jawa Barat. The reduction method used is reduction roasting with various temperature, mass ratio, and reduction time. And the analysis is based on the diffraction pattern of X-Ray Diffraction (XRD), X-Ray Fluorescence (XRF), and Induced Couple Plasma Mass Spectroscopy (ICP-MS).
The results obtained in this study indicate that bagasse, palm kernel shells, and rice husks have been proven to be able to be used as an alternative reducing agent for coal substitution. In this study, bagasse was only able to produce the wustite phase in the reduction roasting of nickel laterite iron ore, where the highest reduction results were obtained in samples with a mass ratio of 1: 4 which was reduced at a temperature of 1000°C for 30 minutes. Meanwhile, palm kernel shells could reduce nickel laterite iron ore to Fe metal, where the optimal parameters were: mass ratio = 1: 3, reduction time duration = 30 minutes, and reduction temperature = 1000°C. In addition, although rice husk was only able to reduce iron ore to magnetite phase (where optimal results are obtained by adding rice by 20%), but from rice husk it was successfully obtained amorphous bio-silica with a purity level of 99.99% and specific surface area 192 m2/g.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2019
D2617
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Setyowati
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
TA493
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Andriyansyah
"Universitas sebagai tempat belajar dan riset memiliki potensi sebagai penghasil limbah. Fakultas Teknik menghasilkan limbah kimia yang barasal dan aktivitas praktikum dan riset di Jurusan Gas dan Petrokimia, Jurusan Metallurgi serta Jurusan lain. Salah satu Iaboratorium di Jurusan Gas dan Petrokimia adalah Laboratorium Dasar Proses Kimia (Lab DPK). Kegiatan praktikum pada Lab DPK terdiri dari praktikum Kimia Dasar, praktikum Kimia Fisika dan praktikum Kimia AnaIitik. Kegiatan praktilkum di Lab DPK menghasilkan berbagai jenis limbah yang tergolong Bahan Beracun dan Berbahaya (B3). Limbah ini ditampung selama satu semester dalam container penampung Iimbah.
Upaya pengelolaan Iimbah Lab DPK terdiri dari beberapa bagian yaitu segregasi limbah, pemanfaatan limbah, pengolahan limbah, dan pembuangan limbah. Segregasi limbah dilakukan dengan mengelompokkan limbah herdasarkan wujud dan jenisnya yaitu limbah logam berat, limbah korosif limbah organik, limbah cucian, dan limbah padatan. Upaya pemanfaatan limbah dilakukan terhadap limbah padalan. Sedangkan untuk kelornpok limbah lainnya dilakukan pengolahan Iimbah yaitu Iimbah logam berat dengan presipitasi hidroksida, limbah korosif dengan netralisasi, limbah organik dengan distilasi, dan Iimbah cucian dapal langsung dibuang.
Tahapan proses pengolahan limbah logam berat dan limbah korosifadalah mereduksi Cr(VI) menggunakan Sodium metabisulfit, mengolah limbah logam berat lainnya dan hasil reduksi Cr(VI) dengan koagulasi/flokulasi menggunakan Poly Aluminium Chloride dan presipitasi menggunakan NaOH, kemudian memisahkan cairan dan endapan hasil presipitasi. Cairan dari presipitasi digabung dengan Iimbah korosif agar saling menetralkan, kemudian ditambahkan basa NaOH agar diperoleh pH netral. Sedangkan sludge hasil presipitasi dipadatkan dengan menggunakan centrifuge, dikeringkan dalam oven, dikumpulkan dalam bunker, dan dibuang ke instansi pengolah limbah. Kemudian cairan hasil netralisasi dapat dibuang ke badan air.
Alat pengolahan limbah yang utama digunakan untuk mengolah limbah Iogam berat dan limbah korosif. Proses pengolahannya dilakukan secara batch setiap satu semester. Alat ini terdiri dari 3 tanki pengolahan dengan kapasitas tanki reduksi Cr(VI) sebesar 5 liter, tanki presipitasi 20 liter, dan tanki netralisasi 30 liter.
Material alat pengolahan limbah Lab DPK ini adalah acrylik resin. Biaya pengelolaan limbah terdiri dari biaya pembelian container penampung limbah, pembuatan alat pengolahan limbah, pembelian bahan pengolah Iimbah, pembuatan bunker penampungan akhir, analisa limbah, honor karyawan, biaya listrik dan lain-Iain, mencapai Rp 4.500.000,- (ratus ribu rupiah).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S49412
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nani Dwi Larasati
"Penelitian ini membahas timbulan dan komposisi sampah di Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta Selatan. Metode yang digunakan adalah load count analysis dan SNI 19-3964-1994. Hasil akhir penelitian ini adalah desain sistem penanganan sampah dan Unit Pengolahan Sampah yang dapat diterapkan untuk mengurangi timbulan sampah. Timbulan sampah di TMR keseluruhan adalah sebesar 0,035 l/m2/hari atau 0,0058 kg/m2/hari, sedangkan timbulan sampah untuk sampah sejenis sampah rumah tangga adalah sebesar 6,08 l/o/hari atau 0,87 kg/o/hari. Komposisi sampahnya terdiri dari 66,20% organik, 8,95% kertas, 13,78% plastik, 0,10% logam, 2,07% styrofoam, 0,19% karet, 1,43% kaca, 0,82% tisu, 1,59% pampers dan pembalut, 1,87% tekstil, 0,002% baterai, 1,17% kayu, dan 1,85% lainnya. Perencanaan sistem penanganan sampah meliputi pemilahan dan pewadahan di sumber, pengumpulan, pemilahan dan pengolahan, pengangkutan, dan pemrosesan akhir sampah. Luas minimum UPS adalah 1.896 m2 yang mencakup area tipping floor, area pemilahan, area pemrosesan, ruang penyimpanan, ruang kantor, ruang khusus petugas, area penyimpanan residu, area parkir, dan area penanganan lindi.

The focus of this study is solid waste generation and composition at Ragunan Zoological Park, South Jakarta. The methods which being used are load count analysis and SNI 19-3964-1994. The result of this study is a design for solid waste handling system and Municipal Recovery Facility which can be applied to reduce the solid waste generation. Total solid waste generation in Ragunan Zoological Park is equal to 0,035 l/m2/day or 0,0058 kg/m2/day meanwhile for the householdlike waste is equal to 6,08 l/person/day or 0,87 kg/person/day. Solid waste composition consists of 66,20% organic, 8,95% paper, 13,78% plastic, 0,10% metal, 2,07% styrofoam, 0,19% rubber, 1,43% glass, 0,82% tissue, 1,59% diapers and sanitary napkins, 1,87% textile, 0,002% battery, 1,17% wood, and the other 1,85%. Design of solid waste handling system includes separation and storage at the source, collection, separation and processing, transport, and final disposal. Minimum area of MRF is 1.896 m2 including tipping floor area, separation area, processing area, storage area, office area, staff area, residue storage area, parking area, and leachate handling area.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57063
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meutia Putri Mulya
"Limbah domestik yang berasal dari air mencuci pakaian mengandung COD dan fosfat yang tinggi. Air yang tercemar ditandai dengan COD yang tinggi. Sedangkan fosfat yang tinggi dapat menyebabkan eutrofikasi. Untuk mengurangi konsentrasi COD dan fosfat dapat dilakukan dengan menggunakan karbon aktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penurunan konsentrasi COD dan fosfat dilihat dari waktu tinggalnya. Dari hasil uji sampel diketahui bahwa konsentrasi COD dan fosfat akan berkurang dengan bertambahnya waktu tinggal. Jika dilihat dari garis trendline, penurunan konsentrasi COD berlangsung dengan cukup cepat. hal tersebut dilihat dari bentuk trendline yang sedikit landai. Nilai korelasi (r) untuk COD rata-rata berada diatas 0,8. Hal tersebut menandakan hubungan yang sangat kuat antara waku tinggal dengan penurunan konsentrasi COD. Untuk fosfat, penurunannya cukup cepat. Hal tersebut dapat dilihat dari bentuk trendline yang cukup curam. Sedangkan nilai korelasi fosfat rata-rata berada diatas 0,8. Hal tersebut menandakan hubungan yang sangat kuat antara waku tinggal dengan penurunan konsentrasi fosfat. Dari hasil pengukuran persentase removal didapatkan waktu tinggal optimum untuk COD adalah 95 - 110 detik. Pada penelitian ini belum diketahui waktu tinggal optimumnya, karena membutuhkan waktu yang lebih dari 2 jam.

Domestic wastewater from clothes washing water contains high COD and phosphate. Contaminated water is characterized by high COD. While high phosphate can cause eutrophication. To reduce the concentration of COD and phosphate can be done by using activated carbon. This study aims to determine the decrease in the concentration of COD and phosphate seen from retention time. From the results of the sample test is known that the concentration of COD and phosphate will decrease with increasing residence time. If seen from the trendline, a decrease in the concentration of COD runs quite fast. It is seen from the slightly sloping trendline. Average correlation values (r) for COD is above 0,8. This indicates a very strong relationship between retention time and decreased concentration of COD. For phosphate, the decreased concentration is quite rapid. This can be seen from the form of a fairly steep trendline. While the average correlation value of phosphate is above 0.8. This indicates a very strong relationship between retention time and decreased concentration of phosphate. From the measurement results obtained optimum residence time, percentage removal of COD is optimum for 95-110 seconds. In this study the optimum residence time for phosphate is not known, because it takes more than 2 hours."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S53807
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andrea Raysha Putri
"Penggunaan limbah terak feronikel dapat membantu dalam upaya mengurangi limbah yang menimbun di Lingkungan. Terak feronikel memiliki kandungan berharga dan suhu leleh yang tinggi sehingga dapat digunakan sebagai filler pada flame retardant - Rigid Polyurethane Foam (FR-RPUF) dengan campuran amonium polifosfat yang digunakan sebagai aditif. Dimana, saat ini formula FR-RPUF masih diperlukaan improvisasi untuk dapat meningkatkan kemampuan flame retardant. Variabel yang diamati yaitu penambahan terak feronikel dengan APP sebesar 2:3, 3:2, dan 1:1. Proses diawali dengan terak feronikel dilakukan pengujian XRD, XRF, dan SEM untuk mengambil informasi material yang akan digunakan. Kandungan terak feronikel yang digunakan akan mempengaruhi efektivitas flame retardant pada RPUF dengan adanya jenis-jenis terak feronikel. Proses pengujian pembakaran menggunakan uji flammability (UL-94) dan karakterisasi SEM untuk melihat struktur pori yang terbentuk untuk melihat efektivitas terak feronikel dan APP. Kandungan terak feronikel yang kaya akan oksida dan unsur Si, Fe, dan Mg bersama dengan APP mampu membentuk lapisan char pada FR-RPUF yang berguna sebagai lapisan termal barier sehingga dapat mencegah oksigen untuk dapat memperbesar proses pembakaran. Proses uji flammanility menunjukkan hasil sampel yang memiliki sifat flame retardant tinggi yaitu RPUF dengan penambahan terak feronikel dan APP (1:1).

Using terak feronikel waste can help reduce waste in the environment. Ferronickel slag has valuable content and a high melting temperature, so it can be used as a filler in Flame Retardant - Rigid Polyurethane Foam (FR-RPUF) with a mixture of ammonium polyphosphate which is used as an additive. Where currently, the FR-RPUF formula still needs improvisation to be able to increase its flame retardant ability. The variables observed were the addition of ferronickel slag with APP of 2:3, 3:2, and 2.5:2.5. The process begins with ferronickel slag; XRD, XRF, and SEM tests are carried out to retrieve information on the material to be used. The ferronickel slag content will affect the flame retardant's effectiveness in RPUF in the presence of ferronickel slag types. The combustion testing process uses the flammability test (UL-94) and SEM characterization to see the pore structure formed and the effectiveness of ferronickel slag and APP. The content of ferronickel slag ,which is rich in oxides and the elements Si, Fe, and Mg together with APP, can form a char layer on FR-RPUF which is helpful as a thermal barrier layer so that it can prevent oxygen from increasing the combustion process. The flammability test showed that the samples had high flame retardant properties, namely RPUF, with the addition of ferronickel slag and APP (1:1)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>