Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 144748 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rizka Hanifa
"Dross merupakan produk sampingan dari proses pengecoran aluminium. Dross tergolong beracun dan berbahaya terhadap lingkungan karena mengeluarkan gas berbau seperi NH3, CH4, dan H2S yang dapat mencemari air tanah. Meskipun dross tergolong limbah yang berbahaya, terdapat sejumlah kandungan logam aluminium yang terperangkap di dalam lapisan oksida. Logam aluminium dapat dipisahkan dari lapisan oksida dengan cara melebur kembali dross dengan penambahan drossing flux, selanjutnya aluminium tersebut dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku aluminium sekunder. Pada penelitian ini, digunakan drossing flux dengan bahan penyusun NaCl-Na2SiF6-NaNO3 dengan variasi komposisi NaCl 5 wt%, 10 wt%, 15 wt% dan 20 wt%. Pembuatan drossing flux dilakukan dengan tahapan pencampuran bahan, pengeringan bahan dan pengayakan bahan lalu selanjutnya dilakukan pengujian DSC. Temperatur kerja flux berdasarkan hasil pengujian DSC adalah 700oC. Berdasarkan hasil studi, dengan penambahan drossing flux akan meningkatkan persentase metal yield hingga 8,35% dibandingkan dengan tanpa penambahan drossing flux. Penambahan drossing flux dengan bahan penyusun garam klorida-fluorida-senyawa pengoksida menunjukkan hasil perolehan metal yield yang lebih tinggi dibandingkan drossing flux dengan bahan penyusun garam klorida fluorida, walaupun tidak terlalu signifikan.

Dross is a by-product of aluminum casting. Dross are toxic and hazardous to the environment because it emits odorous gases such as NH3, CH4, and H2S which can contaminate groundwater. Although classified as hazardous waste, there is a certain content of aluminum metal entrapped in the matrix of oxide layer. Aluminum metal can be separated from the oxide layer by remelting the dross with the addition of drossing flux, then aluminum metal can be used as raw material for secondary aluminium. In this research, NaCl-Na2SiF6-NaNO3 based drossing flux is used with various composition 5 wt%, 10 wt%, 15 wt% and 20 wt% of NaCl. The process of making drossing flux is carried out by mixing, drying and sieving the materials and then continued to DSC testing. The working temperature of flux based on DSC testing results is 700oC. Based on the results of the study, the addition of drossing flux will increase the percentage of metal yield up to 8,35% compared to without the addition of drossing flux. The addition of drossing flux with the constituent of chloride fluoride-oxidizing compound showed a higher percentage of metal yield compared to drossing flux with the constituent of chloride fluoride salt, although it was not too significant."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nada Hadiqah
"Pengecoran merupakan salah satu metode untuk memproses paduan aluminium sehingga menghasilkan produk. Parameter penting yang dapat menentukan kualitas produk hasil pengecoran adalah kemurnian dan sifat mekanis. Dalam proses pengecoran, kelarutan gas hidrogen dan reaktivitas aluminium terhadap atmosfer akan mengalami peningkatan seiring dengan kenaikan temperatur dan dapat mengakibatkan cacat porositas serta inklusi yang akan berpengaruh pada kebersihan produk hasil cor dan menurunkan sifat mekanisnya. Untuk menghindari cacat pengecoran tersebut dapat dilakukan perlakuan dengan penambahan fluks. Pada penelitian dan literature review ini dilakukan studi pengaruh temperatur peleburan aluminium dengan perlakuan penambahan cleaning flux berbasis NaCl-KCl-Na2SiF6. Cleaning flux dibuat dengan variasi komposisi berdasarkan Na2SiF6 sebesar 5wt%, 10wt%, 15wt%, 20wt%. Material yang digunakan dalam literature review adalah paduan Al-Si-Cu dengan variasi temperatur peleburan 700oC, 740oC, 780oC, 790oC. Karakterisasi material dilakukan dengan menggunakan DSC, OM, SEM, perhitungan inklusi, pengukuran kepadatan dan pengujian tarik. Hasil penelitian dan literature review menunjukkan bahwa peningkatan komposisi Na2SiF6 dalam fluks akan menurunkan temperatur dekomposisi fluks dan meningkatkan efisiensi pengangkatan inklusi dalam aluminium cair. Kemurnian dan sifat mekanis tertinggi diperoleh pada temperatur peleburan 740oC.

Casting is one of methods for processing aluminum alloys to produce aluminum products. Important parameters that can determine the quality of casting products are purity and mechanical properties. In the casting process, the solubility of hydrogen gas and aluminum reactivity to the atmosphere will increase along with rising temperatures and can result in porosity defects and inclusions that will affect the cleanliness of the cast product and decrease its mechanical properties. To avoid casting defects can be treated with the addition of flux. In this research and literature review, a study on the effect of aluminum melting temperature with the addition of NaCl-KCl- Na2SiF6-based cleaning flux was carried out. Cleaning fluxes were made with composition variation based on Na2SiF6 of 5wt%, 10wt%, 15wt%, 20wt%. The material used in the literature review were Al-Si-Cu alloys with melting temperature variation of 700oC, 740oC, 780oC, 790oC. Material characterization was determined using DSC, OM, SEM, inclusion measurement, density measurement and tension testing. The results of the research and literature review show that increasing the composition of Na2SiF6 in flux decreases the flux decomposition temperature and increases the efficiency of removing inclusions in liquid aluminum. The highest purity and mechanical properties are obtained at melting temperature of 740oC."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yozha Caesario
"Penambahan fluks merupakan salah satu cara yang umum digunakan pada pengecoran aluminium untuk menghilangkan dan memisahkan inklusi dari aluminium cair. Pemisahan inklusi dari aluminium cair penting untuk dilakukan karena inklusi dapat menyebabkan penurunan dalam sifat mekanis yang dimiliki oleh aluminium. Pada penelitian ini, dilakukan studi mengenai pengaruh penambahan cleaning flux berbasis NaCl-KCl-NaF terhadap karakteristik dari paduan aluminium. Temperatur pengecoran yang digunakan dalam penelitian ini adalah 740oC dengan variasi komposisi NaF pada fluks 5 wt%, 10 wt%, 15 wt%, dan 20 wt% serta variasi dari massa fluks terhadap massa pengecoran pada pengecoran aluminium 0 wt%; 0,25 wt%; 0,5 wt%; 0,75 wt%; 1,0 wt%; 1,25 wt%; 1,5 wt%. Hasil dari penelitian dan studi literatur menunjukkan bahwa peningkatan komposisi NaF dalam fluks berbasis NaCl-KCl-NaF akan meningkatkan kelarutan alumina. Penambahan fluks optimum adalah pada penambahan 0,75 wt% yang efektif dalam mengurangi jumlah inklusi dimana jumlah inklusi dari sekitar 17% menjadi sekitar 2%. Selain itu juga efektif dalam meningkatkan kekuatan uji tarik yaitu dari sekitar 62 MPa menjadi sekitar 181 MPa.

ABSTRACT
Adding fluxes is one of the common methods used in aluminum casting process to remove and separate inclusions from aluminum melts. Separating inclusions from aluminum melts is important because inclusions can cause a decrease of aluminum mechanical properties. This research studies the effect of cleaning flux NaCl-KCl-NaF based addition on aluminum alloy characteristics. The melting temperature used in this research is 740oC with NaF composition variation on fluxes are 5 wt%, 10 wt%, 15 wt%, and 20 wt% and the mass fraction variations of fluxes on melting wieght are 0 wt%; 0,25 wt%; 0,5 wt%; 0,75 wt%; 1,0 wt%; 1,25 wt%; 1,5 wt%. The results of this research and literature review shows that the increase of NaF composition on NaCl- KCl-NaF based fluxes can increase the solubility of alumina. The optimum condition of flux addition is at 0,75 wt% which is effective in reducing the inclusion percentage from about 17% to about 2%. It is also effective in elevating the tensile strength from around 62 MPa to around 181 MPa."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Giri Wahyu Alam
"Pemanfaatan paduan aluminium untuk aplikasi otomotif telah dipertimbangkan karena faktor berat sehingga meningkatkan rasio power to weight dari motor penggerak dan ramah lingkungan. Penggunaan paduan aluminium juga diterapkan pada mesin nasional dua silinder dengan daya maksimum 11,5 kW/3.800 RPM. Efisiensi biaya dapat dicapai dengan peningkatkan yield dari produk cylinder head melalui modifikasi desain pengecoran dan perbaikan sifat mekanis pada daerah ruang bakar melalui penurunan nilai SDAS. Modifikasi casting design dilakukan melalui: pengubahan dimensi dan posisi dari chill dan riser, penggunaan "chill plate" pada daerah ruang bakar, dan penambahan titanium flux. Perangkat lunak simulasi pengecoran "Z-Cast versi 2.6" digunakan untuk membantu modifikasi casting design. Parameter simulasi dan percobaan pengecoran dilakukan pada temperatur tuang 690°C dan 730°C, material AC4B, material cetakannya pasir silika dan resin furan. Proses pengecoran, proses heat treatment T6, dan pengujian kualitas dilakukan sesuai dengan SOP yang sudah berlaku. Yield dari casting design awal dapat ditingkatkan lebih dari 16%. 0,15% berat Ti meningkatkan kekerasan pada permukaan bawah dan dome cylinder head baik pada kondisi pengecoran dan T6. Nilai SDAS lebih ditentukan oleh laju pembekuan yang ditunjukkan dengan penggunaan "chill plate". Peningkatan yield juga diikuti dengan penurunan biaya produksi hingga 7,11%.

Utilization of aluminum alloys for automotive applications have been considered due weight factors which increased power to weight ratio of engine and environmental friendly. The use of aluminum alloys is also applied to the national two-cylinder engine with maximum power of 11.5 kW/3.800 RPM. Cost efficiency can be achieved by increasing product yield through the cylinder head casting design modifications and improving mechanical properties of the combustion chamber area through reduction of SDAS. Casting design modifications carried out through: changing the dimensions and position of the chills and the risers, using "chill plate" in the combustion chamber area, and adding titanium flux. Casting simulation software "Z-Cast version 2.6" was used to help casting design modifications. Parameters of simulation and experiments carried out at pouring temperatures 690 °C and 730 °C, AC4B ingot, silica sand and furan resin as mold material. The casting process, T6 heat treatment process, and quality testing conducted in accordance with SOPs that are applicable. Yield of the initial casting design can be increased more than 16%. 0,15 wt% of Ti increased the hardness at bottom surface and dome of the cylinder head in both ascast and as-T6. SDAS more determined by freezing rate which indicated by the use of "chill plate". Increased yield also accompanied by decrease in production costs of up to 7.11%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T31794
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dzaki Omar Bunedi
"Penelitian tentang pengaruh penambahan cover flux berbahan utama garam lokal terhadap porositas dan sifat mekanik pada peleburan paduan aluminium AC3A telah terlaksana dengan baik. Pada penelitian ini pembuatan fluks dengan memanfaatkan garam yang berasal dari dalam negeri dengan bahan – bahan pendukung lainnya yaitu natrium sulfat, natrium nitrat, dan natrium silikofluorida. Tahapan pembuatan cover flux meliputi pengayakan, pencampuran, pemanasan, pengeringan, dan pengayakan kedua. Karakterisasi SEM, EDS, DSC, Pengujian Berat Jenis, dan XRD dilakukan pada sampel cover flux yang sudah dibuat menunjukan proses dan produk yang dihasilkan menunjukan reaksi yang efektif dan dapat diaplikasikan pada peleburan aluminium. Kemudian sampel cover flux yang sudah dibuat ditambahkan dalam peleburan aluminium AC3A, setelah itu dilakukan karakterisasi hasil peleburannya. Karakterisasi OES menunjukan tipe aluminium yang digunakan untuk penelitian adalah Aluminium AC3A. Setelah itu dilakukan pengujian fluiditas dengan mesin PoDFA yang menunjukan bahwa fluiditas aluminium cair setelah ditambahkan cover flux menunjukan hasil yang lebih baik. Pengujian porositas dilakukan dengan OSTEK Porosity Tester menunjukan setelah penambahan persentase porositas pada hasil peleburan menurun. Pengujian tarik dan impak yang dilakukan menunjukan produk peleburan aluminium setelah ditambahkan cover flux memiliki sifat mekanik yang lebih baik dibanding yang tidak ditambahkan.

Research on the effect of adding a cover flux made from local salt to the porosity and mechanical properties of the AC3A aluminum alloy smelting has been carried out well. In this study, flux was made by utilizing domestically sourced salt with other supporting materials, such as sodium sulfate, sodium nitrate, and sodium silicon fluoride. The stages of making cover flux include sieving, mixing, heating, drying, and second sieving. Characterization of SEM, EDS, DSC, Specific Gravity Testing, and XRD were carried out on the cover flux samples that had been made, showing the processes and products that produced an effective reaction and could be applied to aluminum casting. Then the cover flux sample that has been added to the AC3A aluminum casting, after that characterization of the smelting results is carried out. OES characterization shows the type of aluminum used for research is Aluminum AC3A. After that, testing the fluidity with the PoDFA machine, it shows that the fluidity of aluminum after adding cover flux shows better results. Porosity testing was carried out with the OSTEK Porosity Tester, which showed a decrease of porosity percentage in the AC3A casting results. Tensile and impact tests showed that the aluminum product after the addition of cover flux had better mechanical properties than those that were not added."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ivan Bataro Dachi
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh yang diberikan oleh bahan florida terhadap fluks untuk pemrosesan aluminium dalam kaitannya untuk meningkatkan kualitas hasil pemrosesan aluminium dengan peleburan. Florida merupakan bahan tambahan yang umum digunakan dalam garam fluks selain bahan NaCl-KCl ekuimolar yang merupakan basis utama dari garam fluks untuk pemrosesan aluminium. Penelitian ini mengungkapkan pengaruh penambahan bahan florida pada fluks secara sifat, yaitu tegangan antarmuka, waktu koalesensi aluminium, serta viskositas garam fluks. Senyawa florida terbukti secara signifikan menurunkan tegangan antarmuka dari garam fluks dengan aluminium cair sehingga reaksi pembebasan aluminium dari inklusi semakin mudah terjadi. Selain itu, waktu koalesensi dan viskositas yang terpengaruh oleh penambahan bahan florida pada fluks ini juga merupakan faktor yang membantu pembebasan aluminium dari inklusi pada saat peleburan. Data yang disajikan berfokus pada penambahan senyawa NaF dan KF sebesar 5%, 10%, dan 15% pada garam fluks berbasis NaCl-KCl ekuimolar. Penambahan NaF dan KF pada garam fluks merupakan dua senyawa florida yang paling efektif dalam pembebasan aluminium dari inklusi. Penambahan senyawa florida tersebut dapat menurunkan tegangan antarmuka antara garam fluks dengan aluminium hingga sekitar 250 mN/m dimana sebelumnya tegangan antarmuka garam fluks dengan aluminium adalah sekitar 700 mN/m tanpa penambahan senyawa florida. Inklusi pada aluminium yang terjadi bisa ditekan hingga kurang dari 0.1% apabila menggunakan fluks dengan penambahan bahan florida. Hal ini menunjukan bahwa senyawa florida pada garam fluks dapat meningkatkan kualitas hasil pemrosesan aluminium.

This research was conducted to determine the effect given by the flourides on the flux for aluminum processing related to improve the quality of aluminum processing. Fluoride is a common additive used in salt flux in addition to the equimolar NaCl-KCl which is the main base of salt flux for aluminum processing. The study revealed the effect of fluoride addition to the flux to the salt flux properties such as interfacial tension, coalescence time of aluminum, and viscosity of the salt flux. Fluoride compounds have been shown to reduce the interfacial tension between salt flux and molten aluminum significantly so the reaction to purify the aluminum from inclusion is much easier. In addition, the coalescence time and viscosity affected by the addition of fluoride to the salt flux are also factors that help to purify the aluminum from inclusion on the melting process. The main data presented focuses on adding 5%, 10%, and 15% NaF and KF compounds to the equimolar NaCl-KCl based salt flux. Addition of NaF and KF to the salt flux are two of the most effective fluoride compounds to purify the aluminum from inclusion. The addition of the fluoride can reduce the interfacial tension between the salt flux and aluminum to about 250 mN/m where previously the interfacial tension of the salt flux and aluminum was around 700mN/m without fluoride addition. Inclusion in aluminum can be reduced to less than 0.1% when using salt flux with the addition of fluoride. This shows that fluoride compounds in salt flux can improve the quality of aluminum processing results."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Steve Handoyo Gunawan
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S41191
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Budiarto
"Dross aluminium yang dihasilkan oleh industri peleburan aluminium dapat menyebabkan polusi udara dan pencemaran lingkungan, untuk itu pemanfaatan ulang dross aluminium sebagai pengganti sebagian pasir pada struktur beton diharapkan bisa mengurangi masalah lingkungan yang ditimbulkan dan bisa menjadi sumber bahan baku alternatif pengganti pasir. Dampak fraksi filler dross aluminium 0%, 5% dan 8% terhadap kekuatan tekan dikarakterisasi dengan compressive strength test pada umur beton 1, 3, 7 dan 28 hari. Ketahanan korosi struktur beton dipelajari dengan potentiodyanamic polarization dan electrochemical impedance spectroscopy. Kandungan ion klorida dianalisis menggunakan X-ray fluorescence spectrometry per ketebalan 10 mm dan perubahan struktur setelah siklus dry-immerse beton di lingkungan klorida selama 30, 60 dan 90 hari dievaluasi dengan scanning electron microscope. Hasil investigasi sifat mekanik beton menampilkan kekuatan tekan cenderung menurun dengan naiknya fraksi dross aluminium. Hasil uji elektrokimia menampilkan ketahanan korosi cenderung meningkat dengan naiknya fraksi dross aluminium, selain itu hasil polarisasi potensiodinamik juga menampilkan perpanjangan rentang pasivasi baja tulangan. Hasil karakterisasi X-ray fluorescence spectrometry menunjukkan peningkatan ion klorida terhadap waktu paparan dan kenaikan fraksi dross aluminium. Pengamatan struktur mikro membuktikan bahwa peningkatan konsentrasi ion klorida dipengaruhi oleh pola retak dan munculnya rongga udara dalam struktur beton. Kesimpulan menunjukkan bahwa modifikasi konsentrasi dross aluminium memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap struktur beton, kekuatan tekan dan ketahanan korosi.

Aluminum dross was produced by the aluminum smelting industry can induce air pollution and environmental defilement, therefore reused of aluminum dross as a partial replacement of sand in a concrete structure is intended to diminish the environmental problems and it can be an option source of raw material to replace sand. The impact of aluminum filler fraction of 0%, 5% and 8% on compressive strength was analyzed by compressive strength tests on concrete age of 1, 3, 7 and 28 days. Corrosion resistance of concrete structures was studied by potentiodyanamic polarization and electrochemical impedance spectroscopy. The chloride ion content was analyzed using X-ray fluorescence spectrometry every 10 mm thickness and structure evolution after concrete dry-immerse in the chloride environment for 30, 60 and 90 days were evaluated by scanning electron microscope. The results of the mechanical properties examination indicated compressive strength tend to alleviate with the increase the aluminum dross fraction. Electrochemical test results display that corrosion resistance tends to increase with increasing aluminum dross fraction, furthermore, potentiodynamic polarization results also indicate an extended range of reinforced bar passivation. The results of X-ray fluorescence spectrometry characterization showed a chloride ions enhancement towards the exposure time and aluminum dross fraction escalation. Micro structure verification prove that the concentration of chloride ions escalation is influenced by crack patterns and the appearance of air cavities in concrete structures. The consequences illustrate the strong influence of aluminum dross on concrete structure, compressive strength and corrosion resistance of concentrate modification."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Nagieb Alaydrus
"Metode umum untuk menghasilkan produk aluminium merupakan metode pengecoran. Pada metode pengecoran, aluminium cair dapat dengan mudah bereaksi dengan oksigen serta membentuk inklusi oksida. Pemberian fluks merupakan metode umum yang digunakan untuk menghilangkan inklusi dari lelehan logam serta untuk memastikan kemurnian dari aluminium cair. Sebagian besar fluks garam dibuat berdasarkan komposisi ekuimolar antara NaCl dan KCl. Namun, sangat disayangkan fluks yang terdapat di pasaran merupakan produk impor. Maka pada penilitian ini akan dilakukan pembuatan fluks berbahan dasar garam lokal yakni Na2SO4 dan Nacl. Hasil dari penelitian ini adalah untuk fluiditas dari recovered aluminium dengan fluks pada temperatur 660oC dan 620oC berturut turut adalah 1 Kg dan 0,87 Kg, sementara untuk fluiditas aluminium tanpa fluks pada temperatur 660oC dan 620oC berturut turut adalah 0,34 Kg dan 0,18 Kg. Hasil uji tarik menunjukkan bahwa untuk recovered aluminium dengan fluks pada temperatur 660oC dan 620oC berturut turut memiliki kekuatan tarik rata rata sebesar 174,45 MPa dan 176,77 MPa, sementara untuk aluminium tanpa fluks pada temperatur 660oC dan 620oC berturut turut memiliki kekuatan tarik rata rata sebesar 148,4 MPa dan 157,2 MPa. Untuk data hasil uji impak menunjukkan aluminium dengan fluks pada temperatur 660oC dan 620oC berturut turut memiliki kekuatan impak rata rata sebesar 13 J dan 18 J, sementara untuk aluminium tanpa fluks pada temperatur 660oC dan 620oC berturut turut memiliki kekuatan tarik rata rata sebesar 8 J dan 12 J. Sehinga, dapat disimpulkan bahwa penggunaan cleaning flux pada aluminium dapat mengurangi inklusi oksida dan meningkatkan sifat mekanik dari aluminium AC3A.

A common method for producing aluminum products is the casting method. In the casting method, molten aluminum can easily react with oxygen and form oxide inclusions. Fluxing is a common method used to remove inclusions from molten metal and to ensure the purity of molten aluminum. Most of the salt fluxes are made based on the equimolar composition between NaCl and KCl. However, it is unfortunate that the flux on the market is an imported product. So in this research, a flux based on local salts will be made, with Na2SO4 and Nacl. The result of this research is that the fluidity of recovered aluminum with flux at temperatures of 660oC and 620oC is 1 Kg and 0.87 Kg, respectively, while the fluidity of aluminum without flux at temperatures of 660oC and 620oC is 0.34 Kg and 0.18, respectively. kg. The tensile test results show that recovered aluminum with flux at temperatures of 660oC and 620oC has an average tensile strength of 174.45 MPa and 176.77 MPa, respectively, while aluminum without flux at a temperature of 660oC and 620oC has an average tensile strength, respectively, of 148.4 MPa and 157.2 MPa. The impact test data shows that aluminum with flux at a temperature of 660oC and 620oC has an average impact strength of 13 J and 18 J, respectively, while aluminum without flux at a temperature of 660oC and 620oC has an average impact strength of 8 J and 12 J, respectively. Thus, it can be concluded that the use of cleaning flux on aluminum can reduce oxide inclusions and improve the mechanical properties of AC3A aluminum."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>