Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 121315 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Marosta Widigarka
"Neuropati adalah kerusakan saraf. Pada penelitian ini akan membahas neuropati kranial trigeminal neuralgia dan neuropati diabetik. Penderita neuropati banyak yang tidak puas dengan pengobatan pada umumnya karena kontrol nyeri yang tidak komplit dan menimbulkan efek samping seperti pusing, mual, dan muntah. Karena itu dibutuhkan penanganan alternatif yang tidak memiliki efek samping berupa jamu turun tegang saraf yang mengandung cengkeh (Syzygium aromaticum), jahe (Zingiber officinale), dan pala (Myristica fragrans). Nyeri neuropati berhubungan dengan kerusakan jaringan dan menghasilkan proses inflamasi, demikian juga cedera saraf dapat menyebabkan reaksi inflamasi. Pada penelitian ini jamu turun tegang saraf akan diuji secara in silico dengan metode docking yang menghasilkan interaksi inhibisi 6-gingerol, myristicin, dan eugenol terhadap enzim COX-1 dengan afinitas energi ikatan sebesar -6,86 kcal/mol, -5,70 kcal/mol, dan -6,10 kcal/mol dan koefisien inhibisi sebesar 9,40 μM, 66,49 μM, dan 33,61 μM; terhadap enzim COX-2 dengan afinitas energi ikatan sebesar -6,77 kcal/mol, -5,51 kcal/mol, dan -5,75 kcal/mol dan koefisien inhibisi sebesar 10,82 μM, 92 μM, dan 60,96 μM. Pra perancangan pabrik jamu turun tegang saraf yang menghasilkan pabrik yang layak investasi dengan PBP sebesar 1,42 tahun. Pemodelan reaksi enzimatik inhibisi non kompetitif pada jamu turun tegang saraf menghasilkan kemampuan inhibisi yang mendekati flurbiprofen dan berpotensi sebagai anti inflamasi.

Neuropathy is nerve damage. This research will discuss trigeminal neuralgia and diabetic neuropathy. Many neuropathy sufferers are dissatisfied with medication in general due to incomplete pain control and side effects. Because of that, alternative handling is needed that does not have side effects in the form of neural tension-reducing herb consists of ginger (Zingiber officinale), cloves (Syzygium aromaticum), and nutmeg (Myristica fragrans). Neuropathic pain is related to tissue damage and produces an inflammatory process, as well as nerve damage, which can cause inflammation. In this study, in-silico test is done by the docking method that tested 6-gingerol, myristicin, and eugenol against the COX-1 enzyme with the results of affinity energy bond of -6.86 kcal/mol, -5,70 kcal/mol, and -6.10 kcal/mol and inhibition coefficient of 9.40 μM, 66.49 μM, and 33.61 μM; against COX-2 enzymes with the results of affinity energy bond of -6.77 kcal/mol, -5.51 kcal/mol, and -5.75 kcal/mol and inhibition coefficient of 10.82 μM, 92 μM, and 60 .96 μM. The preliminary design of the neural tension-reducing herb factory resulted in an investment-worthy factory with PBP of 1.42 years. Modeling of non-competitive enzymatic reactions on the active substances of neural tension-reducing herb resulted the ability to inhibit inflammation similar to flurbiprofen and could be used as an anti inflammatory."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatima Vanessa
"Nyeri neuropatik dapat diatasi dengan menggunakan obat farmasi, namun penggunaannya mengandung efek samping yang merugikan tubuh. Terdapat alternatif obat berupa jamu berbahan dasar jahe merah (Zingiber officinale var rubrum), pala (Myristica fragrans), dan cengkeh (Syzygium aromaticum), yang jika digabungkan dapat berfungsi sebagai jamu penurun ketegangan saraf. Beberapa zat aktif yang dimiliki bahan baku jamu penurun ketegangan saraf adalah gingerol, miristisin, dan eugenol, yang terbukti memiliki aktivitas analgesik. Pada penelitian ini dilakukan pengujian aktivitas analgesik pada zat aktif dari jamu penurun ketegangan saraf secara in silicoyang mana hasilnya memperlihatkan adanya interaksi inhibisi zat aktif dari jamu penurun ketegangan saraf dan obat standar terhadap reseptor TRPV-1, dan dari perbandingan koefisien inhibisi didapatkan bahwa zat aktif miristisin aktivitas analgesiknya paling mendekati obat standar terhadap ID/3J9J, dan pada ID/3SUI didapati koefisien inhibisi zat aktif gingerol lebih baik dari obat atandar. Berdasarkan hasil analisis nilai ekonomi simulasi pabrik dengan kapasitas 43,27 kg/hari atau 72.072 kapsul/hari, didapatkan NPV sebesar IDR 27.160.061.376, IRR sebesar 65,05%, serta PBP dalam waktu 1,44 tahun dengan harga produk Rp 200.000/botol berisi 120 kapsul dan massa kapsul 0,6 gram.

Neuropathic pain can be overcome by using pharmaceutical drugs or surgical therapy, however, some use of pharmaceutical drugs to reduce neuropathic pain can have side effects for the body. There is an alternative in the form of herbal drink consists of nutmeg (Myristica fragrans), cloves (Syzygium aromaticum), and red ginger (Zingiber officinale var rubrum) which, when combined, can be functioned as a medicine to reduce nerve tension or neuropathic pain. In this research conducted an in silico analysis of analgesic activity on the active substances of herbal drink where the results showed inhibition interaction of active substances from herbal drink and standard medicine against the TRPV-1 receptor, and the inhibitioncoefficient showed that myristicin has analgesic activity closest to the analgesic activity from standard medicine on ID/3J9J, meanwhile on ID/3SUI the result is the inhibition coefficient of the gingerol were better than the standard medicine. Based on the results of economic analysis of the preliminary plant design simulation with a capacity of 43.27 kg/day or 72,072 capsules/day; the NPV is IDR 27.160.061.376, the IRR is 65,05%, and the PBP is on 1.44 years with the price of the product Rp 200.000/ bottle with 120 capsules, and each capsule weighted 0,6 gram."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yasmine Shafa Kamila
"Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan salah satu penyakit yang memiliki gejala demam. Untuk meredakan demam, pasien biasanya mengonsumsi obat antipiretik untuk mengobati infeksi dan mencegah komplikasi. Namun penggunaan obat secara terus menerus akan meningkatkan dosis dan juga efek samping. Pengobatan alternatifnya bisa berupa jamu adem panas. Dalam penelitian ini, desain produksi formula ramuan campuran adem panas memiliki aktivitas antipiretik dan potensi ekonomi yang baik. Tahapan penelitian ini dibagi menjadi 3 tahapan yaitu simulasi interaksi zat aktif bayam panjang dengan protein target penyebab hiperglikemik, simulasi proses pembuatan ekstrak jamu adem panas dengan pelarut air, dan pemodelan reaksi enzimatik penghambatan obat non kompetitif yang merupakan hasil simulasi proses dengan besarnya hambatan interaksi hasil simulasi interaksi zat aktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi zat aktif kaempferia, lengkuas dan obat standar terhadap protein target menggunakan Autodock v.4.0 berhasil dilakukan dan menunjukkan interaksi penghambatan zat aktif terhadap protein. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa simulasi produksi ekstrak jamu adem panas dengan pelarut air menggunakan SuperPro Designer v.9.0 berhasil dilakukan dengan memberikan perkiraan produksi tahunan 52.822 botol ekstrak seharga Rp 100.000 untuk setiap botol, komposisi zat aktif yang terkandung dalam setiap 1 kapsul, dan menghasilkan rasio keuangan yang layak investasi. Kedua hasil penelitian tersebut kemudian memberikan hasil penelitian tahap ketiga untuk memodelkan reaksi enzimatik penghambatan non-kompetitif dan menghasilkan perkiraan aktivitas penghambatan masing-masing zat aktif dan obat standar terhadap protein penyebab piretik.

Acute Respiratory Infection (ARI) is one of the diseases that have fever as its symptoms. To relieve fever, patients usually take antipyretic drugs to treat infections and prevent complications. However, continuous use of drugs will increase the dose and side effects. The alternative medicine can be in the form of adem panas mixed-herb formula. In this research, the design of the production of adem panas mixed-herb formula has an anti-pyretic activity and good economic potential. The stages of this research were divided into 3 phases which are the simulation of the interaction of the active substance of the longevity spinach to the target protein that causes hyperglycemic, the simulation of the process of making the extract of adem panas mixed-herb formula with water solvent, and modeling enzymatic reactions of non- competitive inhibition of the drug which is the results of process simulation with its magnitude of the inhibition interaction results of the simulation of active substance interactions. The results of the study showed that the interaction of the active substances of kaempferia, galangal and standard drug to the target protein using Autodock v.4.0 was successfully carried out and showed interactions of inhibition of the active substances against the protein. The results of the study also showed that the simulation of the production of adem panas mixed-herb formula extracts with water solvent using SuperPro Designer v.9.0 was successfully carried out by providing an estimated annual production of 52,822 extract bottles for Rp 100,000 for each bottle, the composition of active substances contained in every 1 capsule, and produce a good financial ratio that is worth investment. The two research results then provide the third phase research results for modeling the enzymatic reaction of non-competitive inhibitions and produce estimates of the inhibition activity of each active substance and standard drugs against pyretic-causing proteins."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Marta Priskila Silvy
"Nyeri neuropatik merupakan rasa sakit akibat gangguan susunan saraf dengan prevalensi penderita sekitar 7 hingga 10 persen populasi dunia. Pengobatan alternatif menggunakan jamu herbal diajukan sebagai pengobatan minim efek samping dan harga terjangkau. Pada penelitian ini, akan dilakukan perbandingan fenolik pada ekstrak cair dan padat Jamu Turun Tegang Saraf (TTS) yang terbuat dari pala (Myristica fragrans), cengkeh (Syzyangium aromaticum) dan jahe (Zingiber officinale) serta pengujian in silico aktivitas antiinflamasi senyawa aktif jamu. Ekstrak cair dihasilkan dari refluks air bahan segar dan bubuk simplisia sedangkan bubuk ekstrak dihasilkan dari pengeringan oven dan pengeringan beku. Total fenolik pada ekstrak cair bahan segar dan bubuk simplisia tertinggi diperoleh sebesar 298,5 mg GAE per L dan 983,3 mg GAE/L pada konsentrasi 100.000 ppm. Total fenolik pada bubuk ekstrak pengeringan oven dan pengeringan beku diperoleh 281,7 mg GAE per L dan 999,6 mg GAE per L. Analisis LC MS ekstrak jamu menunjukkan adanya senyawa seperti gingerol, shogaol, myristicin, eugenol, adenine, dan chlorogenic acid. Pengeringan baik oven dan pengeringan beku menurunkan luas area pada senyawa aktif, tetapi pengeringan beku memiliki pengaruh penurunan lebih kecil. Berdasarkan pengujian in silico menggunakan perangkat lunak MOE, didapatkan hasil berupa afinitas pengikatan yang tinggi antara senyawa aktif Jamu TTS sebagai ligan termodifikasi dengan protein siklooksigenase (COX 1 dan COX 2) sebagai penyebab inflamasi.

Neuropathic pain is pain due to nervous system disorders with a prevalence of sufferers around 7 to 10 percent of the world's population. Alternative medicine using herbal medicine is proposed as a treatment with minimal side effects and affordable prices. In this study, a comparison of phenolics will be carried out on liquid and solid extracts of Jamu Neuropathic Pain Reducer (NPR) made from nutmeg (Myristica fragrans), cloves (Syzyangium aromaticum) and ginger (Zingiber officinale) as well as in silico testing of anti-inflammatory activity of active compounds of herbs. The liquid extract is produced from water reflux of fresh material and simplisia powder while the extract powder is produced from oven drying and freeze drying. The highest total phenolics in fresh ingredient liquid extract and simplisia powder were obtained at 298.5 mg GAE per L and 983.3 mg GAE per L at a concentration of 100,000 ppm. Total phenolics in oven drying and freeze-drying extract powder obtained 281.7 mg GAE per L and 999.6 mg GAE per L. LC MS analysis of herbal extracts showed the presence of compounds such as gingerol, shogaol, myristicin, eugenol, adenine, and chlorogenic acid. Both oven drying and freeze drying decrease the area of the active compound, but freeze drying has a smaller decreasing effect. Based on molecular docking simulations using MOE software, results were obtained in the form of high binding affinity between the active compound of Jamu NPR as a modified ligand with cyclooxygenase proteins (COX 1 and COX 2) as the key role in inflammation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Hasanah
"Antikonvulsan merupakan obat yang digunakan untuk mengobati konvulsi/kejang yang terjadi pada manusia. Antikonvulsan ini menekan aktivitas sistem saraf pusat dan meningkatkan aksi GABA yang menghambat neurotransmitter sehingga mencegah terjadinya kejang. Sebagian tanaman telah diketahui mengandung berbagai senyawa kimia yang memiliki khasiat baik bagi kesehatan manusia. Berdasarkan hal tersebut, ditemukan ramuan herbal yang terdiri dari campuran antara cengkih (Syzygium aromaticum L.), pala (Myristica fragrans L.), dan jahe merah (Zingiber officinale var rubrum) oleh Raden Soenarto Mertowardojo. Ramuan herbal tersebut dipercaya secara empirik sebagai jamu penurun ketegangan saraf yang mengandung fenolik dengan aktivitas antikonvulsan. Pengujian aktivitas antikonvulsan dilakukan secara in vivo pada mencit jantan galur ddY terinduksi striknin dalam 6 kelompok pengujian, yaitu kontrol negatif (aquades), kontrol positif I (fenobarbital i.p.), kontrol positif II (fenobarbital p.o.) dosis I (jamu 0,325 mL/40 g BB), dosis II (jamu 0,65 mL/40 g BB), dan dosis III (jamu 1,3 mL/40 g BB). Aktivitas antikonvulsan jamu dalam 250 mL pelarut dengan metode refluks diuji berdasarkan kemampuan memperpanjang onset kejang, mempercepat durasi kejang dan meningkatkan proteksi. Analisis data menunjukkan bahwa jamu dosis III (1,3 mL/40 g BB) paling baik dalam memperpanjang onset kejang, mempercepat durasi kejang dan meningkatkan proteksi secara signifikan. Pengujian total fenolik dilakukan melalui ekstraksi 10 g bahan jamu dalam 250 mL pelarut secara refluks dengan variasi suhu dan komposisi pelarut (Suhu 60oC, 70oC, 80oC dan pelarut air:etanol 100:0; 75:25; 50:50). Total fenol tertinggi diperoleh pada suhu 80oC dan komposisi pelarut air:etanol 50:50.
Anticonvulsants are drugs used to treat convulsions that occur in humans. These anticonvulsants suppress the activity of the central nervous system and increase the action of GABA which inhibits neurotransmitters so as to prevent the occurrence of seizures. Some plants have been known to contain various chemical compounds that have good properties for human health. Based on this, herbal concoctions were made consisting of a mixture of cloves (Syzygium aromaticum L.), nutmeg (Myristica fragrans L.), and red ginger (Zingiber officinale var rubrum) by Raden Soenarto Mertowardojo. The herbal ingredients were trusted empiric as a nerve tension-lowering herb containing phenolic with anticonvulsant activity. Testing of anticonvulsant activity was carried out in vivo on striknin-induced male mice with ddY strain in 6 test groups, namely negative control (distilled water), positive control I (phenobarbital ip), positive control II (fenobarbital po) dose I (herbal medicine 0.325 mL / 40 g BB), dose II (herbal medicine 0.65 mL / 40 g BB), and dose III (herbal medicine 1.3 mL / 40 g BB). The anticonvulsant activity of herbs in 250 mL of solvent with the reflux method was tested based on the ability to extend seizure onset, accelerate the duration of seizures and increase the rate of protection. Data analysis showed that herbal dosage III (1.3 mL / 40 g BB) is best for extend seizure onset, accelerate the duration of seizures and significantly increase the rate of protection. Total phenolic testing was carried out by extracting 10 g of herbal ingredients in 250 mL of solvent by reflux with variations in temperature and solvent composition (Temperature 60oC, 70oC, 80oC and water solvents: ethanol 100: 0; 75:25; 50:50). The highest total phenol was obtained at 80oC and the water solvent composition: 50:50 ethanol."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahidin
"ABSTRAK
Trigeminal Neuralgia merupakan penyakit nyeri hebat dan kejang otot pada wajah yang disebabkan peradangan dari Nervus Kranialis. Pada neuralgia trigeminal, penyebab rasa sakitnya adalah iritasi yang terjadi karena tertekannya saraf trigeminal di bagian dasar otak oleh pembuluh darah. Kompresi oleh pembuluh darah tersebut lama kelamaan akan menyebabkan mielin dari saraf trigeminal tersebut robek atau rusak. Imunomodulator merupakan agen yang dapat meningkatkan fungsi sistem imun tubuh manusia untuk mengurangi rasa sakit pada trigeminal neuralgia. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kandungan senyawa fenolik dan keberadaan senyawa miristisin yang memiliki fungsi sebagai imunomodulator yang dilakukan pengujian terhadap mencit. Penemuan jamu oleh Rd Soenarto Mertowardojo bahwa Pala (Myristica fragrans), Cengkeh (Syzygium aromaticum), dan Jahe merah (Zingiber officinale var rubrum) dapat digabungkan dan diramu sebagai jamu penurun ketegangan saraf yang bermanfaat sebagai imunomodulator. Formulasi jamu di ekstrak menggunakan refluks pada suhu 80ºC dengan waktu 90 menit diperoleh hasil total senyawa fenolik yaitu 36,85 mg GAE/g dan ekstrak bahan tunggal pala dengan variasi suhu 60,70,dan 80ºC serta variasi pelarut air dan etanol. Hasil total senyawa fenolik diperoleh pada suhu 80ºC dengan pelarut 50% air-50% etanol yaitu 64,76 mg GAE/g. Jamu penurun ketegangan saraf memiliki senyawa miristisin dengan luas daerah 18,47% dan bahan tunggal pala dengan luas daerah 30,73%. Pengaruh jamu turun tegang saraf terhadap differensiasi leukosit terbukti memiliki pengaruh terhadap aktivitas imunomodulator dengan adanya kenaikan pada limfosit.

ABSTRACT
Trigeminal Neuralgia is a severe pain and muscle spasm of the face caused by inflammation of the cranial nerves. In trigeminal neuralgia, the cause of the pain is irritation that occurs because of the stress of the trigeminal nerve in the base of the brain by blood vessels. Compression by these blood vessels will eventually cause myelin from the trigeminal nerve to be torn or damaged. Immunomodulators are agents that can improve the function of the immune system of the human body to reduce pain in trigeminal neuralgia. This study was conducted to determine the content of phenolic compounds and the presence of mirismin compounds which have a function as immunomodulators tested by mice. The discovery of herbal medicine by Rd ​​Soenarto Mertowardojo that Nutmeg (Myristica fragrans), Cloves (Syzygium aromaticum), and Red Ginger (Zingiber officinale var rubrum) can be combined and mixed as a nervous tension-reducing herb that is useful as an immunomodulator. The herbal formulation extracted using reflux at a temperature of 80ºC with a time of 90 minutes, the total phenolic compounds obtained were 36,85 mg GAE / g and extracts of single nutmeg ingredients with temperature variations of 60, 70, and 80ºC and variations in water and ethanol solvents. The total yield of phenolic compounds was obtained at 80ºC with a solvent of 50% water-50% ethanol namely 64,76 mg GAE / g. Nervous tension-reducing herbs have myristicin compounds with an area of ​​18,47% and single nutmeg material with an area of ​​30,73%. The effect of nerve strain down on differentiation of leukocytes has been shown to have an influence on immunomodulatory activity with an increase in lymphocytes.
"
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chriscavin Jitas Putra
"ABSTRAK
Nyeri adalah efek yang dihasilkan dalam keadaan sadar ketika rangsangannya sampai di otak dimana rangsangan berasal dari impuls saraf yang dihasilkan oleh rangsangan berbahaya. Analgesik adalah sekelompok golongan obat yang berperan dalam meredakan rasa sakit. Penemuan jamu oleh Rd Soenarto Mertowardojo pada tahun 1899 bahwa Pala (Myristica fragrans), Cengkeh (Syzygium aromaticum) dan Jahe merah (Zingiber officinale Rubrum)dapat digabungkan dan diramu sebagai jamu penurun ketegangan  saraf. Jamu penurun ketegangan saraf dibuat dengan metode reflux selama 90 menit dilanjutkan dengan dekoksi hingga volume mencapai 125 mL. Terdapat 3 dosis jamu yang dibuat yakni 0,1625 mL, 0,325 mL dan 0,650 mL. Penelitian jamu turun tegang saraf menggunakan hewan uji berupa mencit putih galur Mus muculus sebanyak 5 ekor per kelompok uji. Hewan tersebut dikelompokkan menjadi 5 kelompok yakni kontrol negatif, kontrol positif, dosis 1, dosis 2 dan dosis 3. Mencit kemudian diinjeksikan dengan asam asetat (acetic-induced Writhing Test) yang menyebabkan mencit merasakan nyeri dan menggeliat. Total gerakan geliat kemudian didata dan dianalisa per setiap kelompok uji. Total rerata geliat paling sedikit terdapat pada kontrol positif dengan rerata (1,00-1,22) diikuti oleh dosis 2 (0,325 mL/20g BB) dengan rerata (1,40-1,34) diikuti oleh dosis 3 (0,650 mL/20g BB) dengan rerata (1,80-1,30) dan dosis 1 (0,1625 mL/20g BB) dengan rerata (4,00-4,18). Pengujian total fenolik pada bahan tunggal jahe (Zingiber officinale Rubrum) dilakukan dengan mengekstraksi bahan tunggal jahe menggunakan ekstraksi reflux dengan variasi suhu 60oC, 70oC dan 80oC dan pelarut 0% etanol, 25% etanol dan 50% etanol. Hasil ekstraksi kemudian diteteskan folin 0,4 mL, 4,6 mL aquadest dan 4 mL larutan Na2CO3. Larutan kemudian diuji kadar absorbansinya dan didapatkan hasil terbaik kandungan fenolik terdapat pada suhu 80oC dan pelarut etanol 50% yakni 37,08 ppm.

ABSTRACT
Pain is an effect that is produced in a conscious state when the stimulus reaches the brain where stimulation comes from nerve impulses produced by dangerous stimuli. Analgesics are a group of drugs that play a role in relieving pain. Plants contain various chemical compounds with properties that are partially known. The discovery of herbal medicine by Rd. Soenarto Mertowardojo in 1899 that Nutmeg (Myristica fragrans), Cloves (Syzygium aromaticum) and Red ginger (Zingiber officinale Rubrum) can be combined and mixed as herbs drop tense nerves. The nerves dropped by the reflux method for 90 minutes followed by decoction until the volume reached 125 mL. There are 3 doses of herbal medicine made namely 0.1625 mL, 0.325 mL and 0.650 mL. The study of nerve-dropping herbs using test animals in the form of white strain Mus muculus mice as many as 5 per test group. The animals are grouped into 5 groups: negative control, positive control, dose 1, dose 2 and dose 3. Mice are then injected with acetic-induced Writhing Test which causes mice to feel pain and stretch. The total amount of stretching was the least in the positive control with a mean (1.00 ± 1.22) followed by a dose of 2 (0.325 mL/20 g BB) with a mean (1.40 ± 1.34) followed by a dose of 3 (0.650 mL/20g BB) with mean (1.80 ± 1.30) and dose 1 (0.1625 mL/20g BB) with a mean (4.00 ± 4.18). Testing of total phenolic in a single ingredient of ginger (Zingiber officinale Rubrum) was carried out by extracting a single ingredient of ginger using reflux extraction with a temperature variation of 60C, 70C and 80C and a solvent of 0% ethanol, 25% ethanol and 50% ethanol. The extraction results were then dropped by 0.4 mL folin, 4.6 mL aquadest and 4 mL Na2CO3 solution. The solution was then tested for the absorbance level and  the best results of phenolic content is showed at 80C and 50% ethanol solvent which is 37,08 ppm."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadine Alifyarini
"Diabetes mellitus adalah penyakit yang terjadi akibat hiperglikemia yang berkepanjangan, yang dapat menyebabkan kondisi di mana tubuh tidak dapat memproduksi insulin dengan baik. Untuk mengelola kondisi kadar gula darah tinggi, metformin telah digunakan sebagai obat antidiabetes oral. Namun, meningkatnya konsumsi metformin dan kebutuhan resep dokter telah menumbuhkan minat pada solusi alternatif. Obat alternatif memanfaatkan fitokimia yang terdapat dalam ekstrak biji melinjo (Gnetum gnemon L.) yang memiliki sifat antidiabetes. Penelitian ini mensimulasikan produksi ekstrak melinjo dengan pelarut etanol-air menggunakan SuperPro Designer v.13. Simulasi ini memproyeksikan produksi tahunan sebesar 174.197 botol ekstrak dengan harga IDR 300.000 (USD 20) per botol. Komposisi zat aktif per kapsul dan analisis keuangan menunjukkan rasio investasi yang menguntungkan (ROI sebesar 152%, PBP sebesar 1,03 tahun, BEP sebesar 69.918 botol, IRR sebesar 112%, dan NPV sebesar IDR 54.376.500.000 (USD 3.531.000). Dapat disimpulkan bahwa ekstrak melinjo (Gnetum gnemon L.) berpotensi menjadi obat alternatif yang hemat biaya, dengan peluang industri untuk investasi di masa depan.

Diabetes mellitus is a disease that occurs within the prolonged period of hyperglycemia, it will lead to a condition where the body cannot produce insulin properly. To manage high blood sugar conditions, metformin has been used as an oral anti-diabetic medicine. However, the ever-increasing consumption of metformin and obtaining it need a doctor's prescription have grown an interest in alternative solutions. The alternative medicines utilize the phytochemicals present in melinjo (Gnetum gnemon L.) seed extract that have antidiabetic properties. The study effectively simulated the production of melinjo extracts with an ethanol-water solvent using SuperPro Designer v.13. The simulation projected an estimated annual production of 174,197 extract bottles priced at IDR 300,000 (USD 20) per bottle. The composition of active substances per capsule and the financial analysis indicated favorable ratios for investment (ROI of 152%, PBP of 1.03 years, BEP of 69,918 bottles, IRR of 112%, and NPV of IDR 54,376,500,000 (USD 3,531,000). It can be concluded by melinjo (Gnetum gnemon L.) extracts might become a cost-effective alternative medicine, with industrial possibilities for future investment."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferlita Feliana
"ABSTRAK
Trigeminal neuralgia adalah nyeri pada sebagian wajah yang melibatkan nervus trigeminus. Penyakit ini dapat memberikan efek signifikan terhadap kualitas hidup penderitanya, seperti kehilangan berat badan, isolasi, bahkan depresi. Sebanyak 50% penderita trigeminal neuralgia tidak puas dengan pemberian obat-obatan farmasi karena pengobatan yang diberikan tidak efektif dan menimbulkan berbagai efek samping, seperti pusing dan gangguan gastrointestinal (sakit perut, mual, muntah). Oleh karena itu perlu dicari obat alternatif yang lebih ramah terhadap badan manusia yaitu jamu yang berbahan herbal. Menurut Penelitian Tristantini dkk., tanaman seperti cengkih (Syzygium aromaticum), jahe (Zingiber officinale), dan pala (Myristica fragrans) dapat digabungkan dan diramu sebagai jamu penurun ketegangan saraf. Ekstrak jamu tersebut diketahui mengandung berbagai senyawa fenolik dengan aktivitas antioksidan yang umumnya juga terdapat pada obat-obatan yang digunakan dalam terapi pengobatan trigeminal neuralgia seperti carbamazepine, lamotrigine, dan oxcarbazepine. Formulasi jamu dapat dibuat melalui metode ekstraksi refluks dengan menggunakan pelarut air pada suhu 80oC selama 90 menit yang merupakan suhu dan waktu terbaik ekstraksi jamu. Sementara ekstraksi bahan jamu yaitu pala dan jahe dibuat dengan ekstraksi menggunakan pelarut air, etanol, maupun campuran dari keduanya serta variasi suhu. Penggunaan metode pelarut air-etanol dengan perbandingan 50:50 pada suhu 70oC menghasilkan kadar fenolik tertinggi dari ekstrak pala dan jahe sebesar 23,13 mgGAE/g sampel. Pada penelitian ini dilakukan pengujian untuk mengkaji aktivitas antioksidan dari Jamu Penurun Ketegangan Saraf dengan menggunakan metode DPPH yang menghasilkan nilai IC50 sebesar 234,75 μg/ml.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>