Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 172662 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Faza Ridlarahman Firdaus
"Blok paving merupakan komposisi bahan bangunan yang dibuat dari campuran semen portland, air dan agregat kasar dan halus yang digunakan sebagai bahan perkerasan jalan. Pada penelitian ini menggunakan plastik sebagai agregat pada blok paving sebagai salah satu bentuk usaha daur ulang plastik. Lignin yang merupakan limbah dalam industri kertas merupakan polimer bipolar yang memiliki dua muka sehingga dimanfaatkan sebagai coupling agent dalam pencampuran. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari sifat pencampuran antara plastik, lignin, dan agregat halus pada blok paving. Eksperimen ini menggunakan plastik tipe polietilena densitas tinggi (HDPE) dengan penambahan variasi konsentrasi lignin sebesar 0; 0,1; 0,3; dan 0,5 wt%. Pengujian yang dilakukan pada penelitian ini adalah sudut kontak, FTIR dan SEM. Hasil pengujian sudut kontak menunjukan polietilena densitas tinggi dan lignin yang kompatibel karena persamaan sifat hidrofobisitas yang dimiliki. Ikatan gugus fungsi yang dihasilkan dengan variasi komposisi lignin menunjukan tidak terdapat ikatan baru yang dihasilkan. Serta bentuk morfologi yang dihasilkan menunjukan kompatibilitas antara HDPE dengan campuran. Namun lignin tidak berfungsi sebagai coupling agent antara agregat kasar dan halus secara baik, namun bertindak sebagai sebagai penyelimut permukaan HDPE.

Paving blocks are a composition of building materials made from a mixture of portland cement, water and coarse and fine aggregates that are used as road pavement materials. In this study using plastic as an aggregate on paving blocks as a form of plastic recycling business. Lignin which is a waste in the paper industry is a bipolar polymer that has two faces so that it is used as a coupling agent in mixing. This research aims to study the mixing properties of plastic, lignin, and fine aggregate on paving blocks. This experiment used a high density polyethylene (HDPE) type plastic with the addition of a variation of lignin concentration of 0; 0.1; 0.3; and 0.5 wt%. Tests conducted in this study are the contact angle, FTIR and SEM. The contact angle test results showed high density polyethylene and compatible lignin because of the similarity in hydrophobicity properties. Bonded functional groups produced with variations in the composition of lignin showed no new bonds were produced. And the resulting morphological form shows compatibility between HDPE and mixtures. However, lignin does not function well as a coupling agent between coarse and fine aggregates, but acts as a HDPE surface blanket."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasyim Aidilichsan Muliawan
"Paving block merupakan komposisi bahan bangunan yang dibuat dari campuran semen portland atau bahan perekat hidrolis sejenisnya, air dan agregat yang digunakan sebagai bahan perkerasan jalan. Beberapa studi telah melakukan usaha untuk menggunakan plastik sebagai agregat pada paving block sebagai salah satu bentuk usaha daur ulang plastik. Lignin yang merupakan limbah dalam industri kertas merupakan polimer bipolar yang memiliki dua muka sehingga dapat dimanfaatkan sebagai coupling agent dalam pencampuran. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari sifat pencampuran antara plastik, lignin, dan agregat pada paving block. Eksperimen ini menggunakan plastik tipe polipropena dengan penambahan variasi konsentrasi lignin sebesar 0; 0,1; 0,3; dan 0,5 wt%. Pengujian sudut kontak dilakukan untuk mengetahui tegangan permukaan yang dimiliki oleh masing-masing komponen. Pengujian FT-IR dilakukan untuk mengidentifikasi gugus fungsi yang dimiliki oleh campuran. Pengujian SEM dilakukan untuk mengamati morfologi yang terbentuk dari campuran yang dihasilkan. Hasil pengujian sudut kontak menunjukan polipropena dan lignin yang kompatibel karena persamaan sifat hidrofobisitas yang dimiliki. Ikatan gugus fungsi yang dihasilkan dengan variasi konsentrasi lignin menunjukan tidak terdapat ikatan baru yang dihasilkan setelah komponen-komponen dicampurkan. Morfologi yang dihasilkan menunjukan terdapat celah antara polipropena dengan campuran yang mengindikasikan lignin tidak menjembatani plastik dan agregat secara baik.

Paving block is a composition of building materials made from a mixture of Portland cement or similar hydraulic adhesives, water and aggregates used as road pavement materials. Several studies have made an effort to use plastic as aggregate replacements in paving blocks as a form of plastic recycling. Lignin which is a waste in the paper industry is a bipolar polymer that has two faces so that it can be used as a coupling agent in the mixture. The purpose of this study is to investigate the mixing properties of plastics, lignin, and aggregates in paving blocks. This experiment uses polypropylene with mixing proportions of 0; 0.1; 0.3; and 0.5 wt% lignin. Contact angle testing were carried out to determine the surface tension of each component. FT-IR were carried out to identify the functional of the mixture. SEM were carried out to observe the morphology formed from the resulting mixture. The contact angle test results show that polypropylene and lignin are compatible because of the similarity in their hydrophobicity properties. The functional groups of resulting mixture showed there is no new bonds were formed after the components were mixed. The resulting morphology shows that there is a gap between polypropylene and the mixture which indicates that lignin does not bridge the plastic and aggregate properly."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardellius Matteo
"Limbah plastik multilayer adalah jenis limbah yang terus bertambah dengan pesat karena tingginya gaya konsumsi masyarakat dan salah satu limbah yang sulit didaur ulang karena sifatnya. Akumulasi dan pembuangan limbah sembarangan dapat menyebabkan potensi risiko permasalahan lingkungan. Salah satu solusi dari permasalahan adalah untuk mengolah limbah plastik. Pengolahan limbah plastik dapat dilakukan dengan membuat Polymer Modified Bitumen (PMB). Namun pencampuran plastik dengan bitumen membutuhkan perantara karena sifat polaritasnya yang berbeda. Lignin yang merupakan hasi limbah kertas industri pulp dapat dijadikan sebagai coupling agent karena memiliki sifat hidrofilik dan hidrofobik. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh penambahan limbah plastik multilayer dengan lignin sebagai coupling agent terhadap morfologi visual dan sifat fisik dari Polymer Modified Bitumen. Pembuatan PMB dilakukan dengan metode hot melt mixing pada temperatur 180°C selama 30 menit. Variabel bebas yang digunakan adalah variasi kadar plastik multilayer yang ditambahkan yaitu sebanyak 3%, 4%, dan 5%wt. Observasi morfologi akan dilakukan secara visual dan untuk sifat fisik akan dilakukan pengujian penetrasi, daktilitas, dan titik lembek. Hasil observasi menunjukkan bahwa penambahan plastik multilayer menimbulkan aglomerasi pada permukaan sampel dan meningkatkan kekerasan serta titik lembek namun menurunkan nilai daktilitas.

Multilayer plastic waste is a type of waste that continue to grow rapidly due to people’s consumption styles and is one of the difficult wastes to recycle because of its properties. The accumulation and indiscriminate disposal of waste can pose a potential risk of environmental problems. One solution to the problem is to process the plastic wastes. Plastic waste processing can be done by making Polymer Modified Bitumen (PMB). However, mixing plastic with bitumen requires an intermediary because of the different polarity properties. Lignin which is a waste product of the pulp industry can be used as a coupling agent because it has hydrophilic and hydrophobic properties. This study aims to learn the effects of adding multilayer plastic waste with lignin as a coupling agent on the visual morphology and physical properties of Polymer Modified Bitumen. PMB was made by hot melt mixing method at 180°C for 30 minutes. The independent variable used was the variation of the plastic multilayer content which is 3%, 4%, and 5%. Morphological observations will be carried out visually and for physical properties will be tested for penetration, ductility, and softening point. The results of the observations showed that the addition of multilayer plastic caused agglomeration on the surface of the sample which increased the hardness and softening point but decreased the ductility value."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yonda Lavembelno
"Permasalahan sampah plastik selalu menjadi masalah utama pencemaran lingkungan seperti pencemaran darat dan laut. Salah satu upaya pemanfaatan limbah plastik adalah melalui pembuatan wood plastic composite (WPC). Dalam rangka meningkatkan performanya, polyethylene perlu dimodifikasi sehingga memiliki gugus polar dalam rantainya. Modifikasi pencangkokan melalui iradiasi sinnar gamma merupakan salah satu cara yang efektif untuk memperluas penerapan aplikasi polietilena. Polimer yang digunakan pada penelitian ini berupa High Density Polyethylene (HDPE) dengan senyawa yang dapat diaplikasikan untuk kopolimer pencangkokan ke dalam HDPE yaitu Maleic anhydride (MA). Pada pembuatan agen kompatibilitas HDPE-g-MA dilakukan dengan variasi dosis penyinaran iradiasi gamma sebesar: 50, 75, dan 100 kGy serta variasi lamanya waktu proses pencangkokan, yaitu selama: 3, 6, dan 8 jam. HDPE-g-MA yang telah melalui proses pencangkokan akan dikarakterisasi dengan contact angle, FTIR, dan DSC. Hasil karakterisasi penelitian ini didapatkan adanya gugus fungsi baru, yaitu gugus fungsi karbonil (-C=O) pada bilangan gelombang 1720 cm-1, reaksi sampingan pada HDPE-g-MA sangat minim dengan perubahan Tm yang tidak signifikan, dan juga perubahan sifat permukaan menjadi hidrofilik pada HDPE-g-MA ditandai dengan sudut kontak yang terbentuk sebesar 64,03° - 83,27°.

The problem of plastic waste has always been a major problem of environmental pollution such as land and sea pollution. One of the efforts to utilize plastic waste is through the manufacture of wood plastic composite (WPC). In order to improve its performance, polyethylene needs to be modified so that it has a polar group in its chain. Modification of grafts through gamma ray irradiation is one effective way to expand the application of polyethylene. The polymer used in this research is High Density Polyethylene (HDPE) with a compound that can be applied for grafting copolymers into HDPE, namely Maleic anhydride (MA). The manufacture of HDPE-g-MA compatibility agents was carried out with variations in gamma irradiation doses of: 50, 75, and 100 kGy and variations in the length of time for the grafting process, namely for 3, 6, and 8 hours. HDPE-g-MA which has gone through the grafting process will be characterized by contact angle, FTIR, and DSC. The results of the characterization of this study showed that there was a new functional group, namely the carbonyl functional group (-C=O) at a wave number of 1720 cm-1, side reactions in HDPE-g-MA were minimal with insignificant changes in Tm, and also changes in surface properties. to be hydrophilic in HDPE-g-MA is indicated by the contact angle formed of 64.025° - 83.27°"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yermia Andri Prawira
"Penelitian ini bertujuan mencari solusi permasalahan seperti kerusakan aspal, pencemaran lingkungan oleh limbah plastik dan lignin. Melalui studi literatur, ditemukan plastik dapat menguatkan sifat aspal yang lemah terhadap air. Namun, aspal dan plastik tidak kompatibel karena sifat aspal yang hidrofilik dan sifat plastik yang hidropobik. Oleh karena itu, lignin yang mempunyai kedua sifat tersebut digunakan sebagai coupling agent. Bitumen pen 60/70 dimodifikasi dengan menambahkan plastik Polipropilena PP dan High Density Polyethylene HDPE lalu dicampur melalui metode Hot Melt Mixing. Variabel tetapnya ialah waktu, temperatur proses, dan putaran alat pengaduk yaitu 30 menit, 180oC, dan 60 rpm. Variabel bebasnya ialah komposisi campuran PP yaitu 3wt, 4wt, 5wt, HDPE yaitu 5wt, 6wt, 7wt dan lignin. Putaran pertama proses sampel tidak ditambahkan lignin, putaran kedua sampel ditambahkan lignin 0,3wt. Setelah itu, hasil proses campuran yang disebut Polymer Modified Bitumen PMB, dikarakterisasi. Karaterisasi sifat kimia campuran menggunakan Fourier Transform Infrared FTIR, Thermo Gravimetric Analyzer TGA, dan Differential Scanning Calorimetry DSC dan karakterisasi mekanik sifat penetrasi, daktilitas, dan titik lembek. Hasil pengujian menunjukkan Polyblend PP/HDPE menambah sifat mekanik bitumen, lignin meningkatkan kompatibilitas antara bitumen dan plastik, serta diperlukan coupling agent tambahan untuk menyatukan antar plastik PP dan HDPE yang viskositasnya berbeda.

This study aims to find solutions to problems such as damage to the asphalt, pollution of environment by plastic waste and lignin. Through literature, discovered the plastic can strengthen the weak nature of the asphalt to water. However, asphalt and plastics are not compatible because of the nature of the asphalt hydrophilic and hydrophobic properties of the plastic. Therefore, lignin which has both these properties is used as a coupling agent. 60 70 bitumen modified by adding plastic Polypropylene PP and High Density Polyethylene HDPE and then mixed with Hot Melt Mixing method. Fixed variable is time, process temperature, and mixer rotation which are 30 minutes, 180 C, and 60 rpm. The independent variables are the composition of the mixture of PP i.e. 3wt, 4wt, 5wt, HDPE i.e. 5wt, 6wt, 7wt and lignin. The first round of the sample is not added lignin, the second round of sample was added lignin 0,3wt. After that, the process results, a mixture called Polymer Modified Bitumen PMB, characterized. Chemical properties characterization of the mixture using a Fourier Transform Infrared FTIR, Thermo Gravimetric Analyzer TGA, and Differential Scanning Calorimetry DSC and the characterization of the mechanical properties of penetration, ductility, and the softening point. The test results showed polyblend PP HDPE adds to the mechanical properties of bitumen, lignin improve the compatibility between bitumen and plastic, as well as additional coupling agent is required to bring together between PP and HDPE plastic which different viscosity."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S65605
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzan Hanif
"Limbah plastik adalah salah satu permasalahan klasik yang dialami Negara dengan konsumsi plastik yang besar, seperti Indonesia. Selain itu, industri kertas Indonesia banyak menghasilkan limbah pengolahan kertas lignin yang tidak dimanfaatkan karena bernilai rendah. Oleh karena itu, metode baru diperlukan untuk mengurangi pencemaran plastik serta meningkatkan nilai lignin agar Industri tidak langsung membuangnya, yang salah satunya adalah mencampurkan kedua bahan ini sebagai bahan tambahan pada material penyusun aspal, yaitu bitumen. Bitumen yang ditambahkan polipropilena disebut polypropilene modified bitumen PPMB. Penelitian ini membahas pengaruh pencampuran bitumen dengan limbah plastik PP sebagai zat pengisi dan lignin termodifikasi sebagai coupling agent atau kompatibiliser. PPMB dibuat dengan menggunakan alat hot melt mixer dengan rasio masa 19:1 untuk bitumen dan PP yang diaduk dengan kecepatan 80 round per minute rpm. Pencampuran dilakukan pada temperatur 160oC, 180oC, dan 200oC selama 15, 30, dan 45 menit dengan penambahan komposisi lignin termodifikasi sebesar 0.1, 0.3, dan 0.5 berat. Kemudian sampel dianalisis kandungan senyawaan, morfologi, serta sifat mekanisnya menggunakan FT-IR, SEM, uji penetrasi dan daktilitas. Hasil pengujian menunjukkan bahwa lignin termodifikasi memiliki kompabilitas yang lebih baik dibanding lignin murni serta sifat mekanis PPMB yang lebih baik dibandingkan bitumen murni.

Plastic waste is one of classic problem which are experienced by Country with huge plastic consumption, like Indonesia. Other than that, Indonesias Paper Industries produce much paper processing waste lignin which isnt utilized because of its low value. Because of these reasons, a new method was needed to reduce plastic pollution and also to increase the value of lignin so industries wont throw it away, which one of the method is to mix these substances as an addition in asphalt material, that is bitumen. Bitumen, in which polypropylene is added is called polypropylene modified bitumen PPMB . This research discusses the effect of bitumen mixing with polypropylene as filler and modified lignin as coupling agent or compatibilizer. PPMB was created with hot melt mixer machine with mass ratio of 19 1 for bitumen and PP which are mixed in 80 rpm. Mixing was done at the temperature of 160oC, 180oC, and 200oC for 15, 30 and 45 minutes with 0.1, 0.3, and 0.5 total weight addition of modified lignin. Lastly, samples rsquo compound content, morphology, and mechanical properties were analyzed using FT IR, SEM, penetration and ductility test. Result showed that modified lignin has better compatibility compared to pure lignin, and also PPMB rsquo s mechanical properties are better than pure bitumen."
Depok: Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jaka Haris Mustafa
"ABSTRAK
kompatibiliser jenis baru berbasis poliuretan telah disintesis dan dikarakterisasi. Poliuretan kompatibiliser ini dipersiapkan melalui reaksi dua tahap, yaitu dengan mereaksikan isosianat metilenabis (sikloheksil isosianat) dan poliol polietilena glikol (PEG) berat molekul 4000 g/mol menghasilkan prepolimer, dilanjutkan dengan pencangkokan lignin. Efek dari komposisi lignin dan perbandingan isosianat : poliol terhadap kemampuan kompatibilitas, analisis termal, dan morfologi diinvestigasi melalui pengujian FT-IR (Fourier Transform Infra-Red Spectroscopy), 1H NMR (Nuclear Magnetic Resonance), STA (Simultaneous Thermal Analysis), serta SEM (Scanning Electron Microscopy). Diketahui poliuretan dengan perbandingan isosianat : poliol 1:2 dan 1:4 menghasilkan poliuretan-lignin cangkok, ditandai dari pengujian FT-IR dan NMR. Sifat kompatibilitas bervariasi, dengan nilai segmen hidrofilik : hidrofobik masing-masing 0,2 dan 0,635. Morfologi cenderung kompatibel, dengan sedikit segregasi fasa hidrofobik dan hidrofilik. Sementara Tg dari tiap produk berada di kisaran 60 oC dengan temperatur dekomposisi di kisaran 430 oC. Hasil yang didapat mengkonfirmasi potensi poliuretan tersebut sebagai agen kompatibiliser pada polyblend

ABSTRAK
A new family of compatibilizer agent based on polyurethane (PU) were synthesized and characterized. PU have been prepared by two stages reaction. The polymer was prepared by reacting methylenebis cyclohexyl-isocyanate (HMDI) and polyethylene glycol (PEG) with molar mass of 4000 g/mole, then grafting by lignin. The effects of lignin composition and isocyanate/polyol contents on compatible ability, thermal properties, and morphology were investigated by FT-IR (Fourier Transform Infra-Red Spectroscopy), 1H NMR (Nuclear Magnetic Resonance), STA (Simultaneous Thermal Analysis), and SEM (Scanning Electron Microscopy). The results of FT-IR and NMR shown that polyurethane with isocyanate : polyol 1:2 and 1:4 yield polyurethane-grafted-lignin. Variation of compatibility value with ratio of hydrophilic/hydrophobic 0.2 and 0.635 were obtained. The morphology tend to have micro-segregated phase of hydrophilic-hydrophobic content. Meanwhile Tg of each product is on 60 oC with decomposition temperature of 430 oC. The results confirmed the potential of these polyurethanes as a new compatibilizer agent of polymer blends.
;"
2016
S64255
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mochamad Agus Hariyana
"Kebutuhan akan kemasan produk di bidang otomotif di Indonesia sangat tinggi. Salah satunya untuk kemasan pelumas kendaraan bermotor. Di Jakarta menurut data Dinas Pekerjaan Umum jumlah sepeda motor sampai Maret 2007 mencapai 3.325.790 unit, sehingga akan ada banyak limbah plastik yang dihasilkan dari produk kemasan itu. Akan tetapi kita tahu limbah plastic tersebut dapat di daur ulang.
Botol plastik pelumas kendaraan bermotor merupakan polimer dari jenis polyethylene dengan nama kimiawinya High Density Polyethylene (HDPE) yang diproduksi melalui polimerisasi ethylane (C2H4) dengan variabel proses seperti energi panas, tekanan, dan katalis. Mempunyai Berat jenis antara 0.941-0.965 dan akan mengeras bila dipanaskan.
Berdasarkan karakteristik fisik dari HDPE, dalam studi ini telah dilakukan penelitian limbah botol plastik HDPE sebagai bahan baku pembuatan agregat kasar ringan dan menggunakannya dalam campuran beton ringan.
Agregat kasar ringan dihasilkan dari pembakaran botol HDPE sisa kemasan pelumas kendaraan bermotor, hasil pembakaran diperoleh agregat dengan bentuk tidak beraturan dan bersudut dengan tekstur permukaan halus, licin dan mengkilap dan berwarna abu-abu, coklat dan hijau.
Pengujian sifat fisik agregat diperoleh berat jenis sebesar 0,952, penyerapan air 0,817%, berat isi 545 kg/m3, dan keausan agregat 29,64%. Dari pengujian kuat tekan hancur agregat terhadap 2 ukuran spesimen kubus diperoleh kuat tekan hancur agregat plastik kubus (5×5×5) cm lebih besar 3,74 kali dibandingkan dengan kubus (15×15×15) cm, data tersebut tidak representatif karena benda uji telah mengalami retak sebelum di tes tekan.akibat dari susut yang ekstrim pada saat pengeringan sampel kubus plastik (15x15x15) cm.
Dalam studi ini, agregat ringan plastik dan agregat halus normal (pasir alam) diklasifikasikan berdasarkan ukuran spesimen kubus yang digunakan yaitu kubus beton (5×5×5) cm dan (15×15×15) cm sehingga diperoleh beton ringan agregat bergradasi normal dan beton ringan agregat bergradasi modifikasi. Dari pengujian kuat tekan beton ringan agregat plastik terhadap 2 ukuran specimen kubus beton ringan, dihasilkan angka perbandingan rata-rata sebesar 1,07.
Dari hasil pengujian beton ringan agregat plastik meliputi pengujian beton segar dan beton yang telah mengeras memperlihatkan beton segar agregat plastik mempunyai kelecakan yang sedang, berat isi kering 1607 kg/m3, kuat tekan rata-rata kubus beton ringan bergradasi normal (12,22 ? 12,44) MPa dan kuat tekan rata-rata kubus beton ringan bergradasi modifikasi (10,89 ? 12,33) MPa. Kuat tekan beton yang didapat dengan menggunakan kuat tekan mortar maksimum masih dibawah kuat tekan target rencana sebesar 28,72 MPa, modulus elastisitas sebesar (2609-2701) MPa, Poisson?s Ratio (0,1592-0,1632).
Pengaruh bentuk, tekstur permukaan dan gradasi agregat kasar ringan berpengaruh terhadap kuat tekan yang akan dihasilkan. Semakin kecil ukuran agregat kasar ringan maka kekuatan agregat kasar ringan tipe HDPE juga semakin rendah. Karena telah terjadi perlemahan pada ikatan mikro struktur agregatnya pada saat proses pemecahan yang berulang-ulang.

The needs of product packaging in Automotive industry in Indonesia are very high. One of the examples is lubricant plastic bottle for motor cycle. Based on information from Public Work Department the sum of motor cycle until March 2007 has increased significantly to 3.325.790 units, thus it means that there are lots of wastes from the lubricant packs. However we know that plastic is a material that can be recycled.
The Lubricant Plastic Bottle is classified as Polyethylene polymer as known as High Density Polyethylene (HDPE) that produces by ethylene polymerization with variable process like thermal energy, pressure, and catalyze. It has specific gravity range between 0,941-0,965 and become hardened if heated.
This Research is to analyze HDPE that recycling as basic raw material for lightweight coarse aggregates and the usage of these aggregates in lightweight concrete base on its physical characteristic.
First of all, burn the lubricant bottle to be a coarse lightweight aggregate so we will have aggregate with irregular and angular shape, smooth surface, shiny with grey, brown and green colors.
The results of physical properties of aggregates are: specific gravity is 0,952, water absorption 0,817 %, density is 545 kg/m3, and the resistance of abrasion is 29,64%. The crushing test between 2 cube size show that crushing test of cube size (5x5x5)cm is 3,74 more larger than cube size (15x15x15) cm but this data isn?t representative, the sample had crack before doing crushing and it because extreme shrinkage of cube size (15x15x15) cm.
In this study, plastic lightweight aggregate and fine normal aggregate (sand) were classified according to cube specimen used (5x5x5 cm & 15x15x15 cm) so we got two different type of aggregate, they are normal gradation and modification gradation aggregate. The crushing test between 2 lightweight concrete cube size sample show the average ratio point is 1,07.
From the test result of lightweight concrete including fresh and hardened concrete show that the fresh concrete has middle workability, dry weight of concrete 1607 kg/m3, the average strength of lightweight concrete with a normal grade were ranging between (12,22 ? 12,44) MPa and a modification grade were ranging between (10,89 ? 12,33) MPa, Concrete strength that we got with the used of maximum mortar strength were still below the target strength equal to 28,72 MPa, modulus of elasticity was ranging between (2609-2701) MPa, and Poisson?s ratio was ranging between (0,1592-0,1632).
The study shows that the effect of shape and surface texture of lightweight coarse aggregate has influenced crushing test result. Smaller size of lightweight coarse aggregate has resulted in lower strength of HDPE aggregate. In order to produce smaller size of lightweight coarse aggregate repetition of impact on bigger size aggregate were conducted resulting in weakening of micro structure bond of the aggregates."
2008
S35787
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bernhard Eko Hendrasetyawan
"Kebutuhan bitumen sebagai bahan baku pembuatan jalan sangat tinggi, limbah kantong plastik dan limbah kertas lignin yang belum dimanfaatkan adalah latar belakang penelitian ini. Tujuan penelitian ini adalah melihat kemampuan limbah lignin sebagai coupling agent antara bitumen dan limbah kantong plastik polipropilena. Metode yang digunakan untuk mencampurkan material ini adalah hot melt mixing. Variabel bebas yang digunakan adalah komposisi lignin 0%, 0,1%, 0,3%, dan 0,5%; temperatur proses 160°C, 180°C, dan 200°C; dan waktu proses 15, 30, dan 45 menit. Karakteristik yang dilakukan adalah FE-SEM, FT-IR, STA, pengujian penetrasi, pengujian daktilitas, dan pengujian titik lembek. Dari hasil pengujian menunjukan bahwa lignin berpengaruh sebagai coupling agent.

Bitumen as raw material of road, untapped waste plastic bags and waste paper lignin is the background of this research. The purpose of this study is to see the ability of waste lignin as a coupling agent between bitumen and waste plastic bags polypropylene. The method used to mix all the materials is hot melt mixing. The independent variable used was the composition of lignin 0%, 0.1%, 0.3% and 0.5%; temperature of the process 160°C, 180°C and 200°C; and processing time of 15, 30 and 45 minutes. To view the properties FE-SEM, FT-IR, STA, penetration test, ductility test, and soft point test. The test results show that lignin has an effect as a coupling agent."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S62968
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sianturi, Krisma Yessi
"Karet alam merupakan salah satu komoditas terbesar yang ada di Indonesia. Hanya saja Karet alam tidak dapat digunakan dalam bentuk murni karena sifat mekaniknya yang rendah. Oleh karena itu, perlu penambahan aditif seperti vulkanisir dan pengisi dalam senyawa karet untuk meningkatkan sifat mekaniknya. Pengisi yang umum adalah karbon hitam yang tidak mendukung teknologi hijau. Sebagai upaya untuk mengatasinya digunakan lignin sebagai pengisi yang murah dengan jumlah melimpah dan dapat terurai. Hanya saja penggunaan lignin sebagai pengisi karet alam (NR) memiliki masalah utama yaitu misibilitas antara NR dan lignin karena NR adalah polimer non-polar sedangkan lignin adalah polimer polar. Dari penelitian yang sudah dilakukan sifat mekanik kekerasan bertambah dengan adanya pengaruh lignin yang ditambahkan tetapi tidak demikian dengan sifat tariknya yang mengalami penurunan, hal ini karena tidak kompatibelnya karet alam dan lignin. Upaya yang dilakukan adalah dengan menambahkan coupling agent yang dibuat dari campuran lateks dan selulosa bakteri. Penelitian berhasil membuat coupling agent karet alam dan selulosa bakteri yang kemudian ditambahkan ke karet alam dan lignin. Diperoleh peningkatan sifat mekanik yaitu kekerasan dan kuat tarik untuk lignin 30 phr dan lignin 50 phr dengan penambahan coupling agent 2 dan 4 phr. Sedangkan untuk ketahanan termal tidak memberikan pengaruh yang signifikan. Peningkatan sifat mekanik ini menjadi katalis dalam peningkatan penggunaan bahan yang dapat diperbaharui dalam sektor industri karet.

Natural rubber is one of the largest commodities in Indonesia. Natural rubber cannot be utilised in its pure form due to its poor mechanical properties. It is therefore necessary to add additives such as vulcanizers and fillers to enhance the mechanical properties of rubber compounds. A common filler is carbon black, which does not support green technology. In an effort to address this issue, lignin is used as a cheap, abundant, and biodegradable filler. However, the use of lignin as a filler for natural rubber (NR) has a significant problem due to the incompatibility of natural rubber and lignin because NR is a non-polar polymer while lignin is a polar polymer. This research indicates that the mechanical properties of hardness increase when lignin is added, while the tensile properties decrease. Experiments are made by combining latex and bacterial cellulose to create a coupling agent. This study was successful in producing natural rubber- bacterial cellulose coupling agents, which were subsequently combined with natural rubber and lignin. The enhanced mechanical properties, including hardness and tensile strength, were obtained for lignin (30 phr and 50 phr) through the addition of coupling agents (2 phr and 4 phr). Meanwhile, the thermal resistance does not have a significant effect. This increase in mechanical properties has become a catalyst for increasing the use of renewable materials in the rubber industry.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>