Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 168907 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ida Ayu Devi Qirani
"Underweight merupakan salah satu masalah kekurangan gizi yang rentan dialami oleh anak-anak. Karakteristik anak, orangtua, dan lingkungan menjadi faktor yang mempengaruhi kejadian underweight pada anak, terutama pada anak usia 24-59 bulan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor yang mempengaruhi kejadian underweight pada anak usia 24-59 bulan di Pulau Jawa. Penelitian cross-sectional ini menggunakan data sekunder dari IFLS 2014. Total responden pada penelitian ini sebanyak 1270 anak usia 24-59 bulan yang tinggal di Pulau Jawa. Perhitungan dan klasifikasi nilai z-score BB/U menggunakan aplikasi WHO AnthroPlus, sedangkan aplikasi SPSS digunakan untuk mengolah data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 20,2% anak yang mengalami underweight di Pulau Jawa. Variabel yang berhubungan secara signifikan (p-value <0,05) antara lain BBLR, ISPA, diare, frekuensi makan susu dan olahannya, tingkat pendidikan ayah dan ibu, dan status gizi ayah. Sedangkan variabel jenis kelamin, umur kehamilan, pemberian imunisasi dasar, status anemia, riwayat asi eksklusif, semua frekuensi makan selain susu dan olahannya, status gizi ibu, kebiasaan merokok ayah dan ibu, serta wilayah tempat tinggal tidak berhubungan secara signifikan (p-value >0,05) dengan kejadian underweight. Berdasarkan analisis multivariat, frekuensi makan susu dan olahannya menjadi faktor dominan kejadian underweight pada penelitian ini (OR=1,798).

Underweight is one form of undernutrition that is often experienced by children. Characteristics of children, parents, and the environment were factors affecting the incidence of underweight in children, especially aged 24-59 months. This study aimed to find out the dominant factors affecting underweight in children aged 24-59 months in Java Island. This cross-sectional study used secondary data from IFLS V (2014). Total respondents of this study were 1,270 children aged 24-59 months who lived in Java Island. Z-scores for weight-for-age was determined and classified using WHO AnthroPlus software, while SPSS software was used to process the data. This study found that 20.2% children in Java were underweight. Variables that significantly associated (p-value <0.05) with underweight were LBW, ARI, diarrhea, frequency of eating milk and its products, education level of father and mother, and underweight father. While gender, gestational age, basic immunization, anemia status, exclusive breastfeeding history, other eating frequencies, maternal nutritional status, smoking habits of fathers and mothers, and area of residence were not significantly associated with underweight (p-value >0.05). Based on multivariate analysis, low frequency of eating milk and dairy product was the dominant factor in this study (OR=1.798)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lumbantobing, Joellyn Sherapine
"Stunting merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang dialami anak akibat gizi buruk, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak memadai yang ditandai dengan indeks TB/U < -2 SD. Stunting dapat menghambat seorang anak dalam mencapai potensi fisik dan kognitifnya baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 mencatat penurunan prevalensi stunting sebesar 2,8% dari tahun 2021 menjadi 21,8%. Prevalensi stunting di Indonesia masih tergolong kategori tinggi. Sulawesi Barat merupakan provinsi dengan prevalensi stunting tertinggi kedua. Terdapat peningkatan prevalensi secara khusus pada kelompok usia 24-59 bulan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kejadian stunting dan faktor dominan kejadian stunting pada anak usia 24-59 bulan di Provinsi Sulawesi Barat tahun 2022. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional. Jumlah sampel yang digunakan adalah 2479 sampel menggunakan total sampling. Penelitian ini menggunakan data sekunder SSGI tahun 2022 yang diperoleh sesuai prosedur yang berlaku. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 34,8% anak usia 24-59 bulan di Provinsi Sulawesi Barat tergolong stunting. Analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara berat badan lahir (p <0,001; OR = 2,537), panjang badan lahir (p <0,001; OR = 2,355), jumlah anggota keluarga (p = 0,037; OR = 1,194), akses air minum (p = 0,004; OR = 1,382), akses sanitasi (p <0,001; OR = 1,942), dan wilayah tempat tinggal (p = 0,003; OR = 1,333) dengan kejadian stunting. Namun, tidak ditemukan adanya hubungan antara riwayat penyakit infeksi, jumlah anak umur 0-59 bulan, ketahanan pangan, status imunisasi dasar, pemanfaatan posyandu, suplementasi vitamin A, dan pemberian obat cacing dengan kejadian stunting. Penelitian ini menemukan bahwa faktor dominan kejadian stunting pada anak usia 24-59 bulan di Provinsi Sulawesi Barat adalah panjang badan lahir.

Stunting is a growth and development disorder experienced by children due to poor nutrition, recurrent infections, and inadequate psychosocial stimulation which is characterized by a HAZ index < -2 SD. Stunting can prevent a child from reaching his physical and cognitive potential, not only in the short but also in the long term. The 2022 Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) recorded a reduction in stunting prevalence of 2.8% from 2021 to 21.8%. The prevalence of stunting in Indonesia is still in the high category. West Sulawesi is the province with the second-highest prevalence of stunting. There is a particular increase in prevalence in the 24-59 months age group. Therefore, this study aims to determine the description of stunting and the dominant factor in the incidence of stunting in children aged 24-59 months in West Sulawesi Province in 2022. This research is a quantitative study with a cross-sectional approach. The number of samples used was 2479 samples using total sampling. This research uses SSGI secondary data for 2022 which was obtained according to applicable procedures. The research results show that 34.8% of children aged 24-59 months in West Sulawesi Province are classified as stunted. Bivariate analysis showed that there was a significant relationship between birth weight (p < 0.001; OR = 2.537), birth length (p < 0.001; OR = 2.355), number of family members (p = 0.037; OR = 1.194), access to water (p = 0.004; OR = 1.382), access to sanitation (p < 0.001; OR = 1.942), and area of ​​residence (p = 0.003; OR = 1.333) with the incidence of stunting. However, no relationship was found between the history of infectious diseases, number of children aged 0-59 months, food security, basic immunization status, use of integrated service post (posyandu), vitamin A supplementation, and administration of deworming drug (p > 0,05) with the incidence of stunting. This research found that the dominant factor in the incidence of stunting in children aged 24-59 months in West Sulawesi Province is birth length."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabila Kurnianingtyas
"Underweight merupakan suatu keadaan dimana anak tidak mencapai berat badan ideal yang mengakibatkan asupan makan tidak sesuai kebutuhan anak pada umurnya. Underweight memiliki resiko terbesar di negara berkembang terhadap beban penyakit. Berdasarkan data Riskesdas 2018 prevalensi underweight di Sumatera Utara sebesar 19,7% yang tergolong tinggi dibandingkan prevalensi nasional. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan kejadian underweight pada anak usia 24-59 bulan di Sumatera Utara berdasarkan data IFLS 5 tahun 2014. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional dengan menggunakan data sekunder IFLS 2014 yang dilaksanakan dari bulan Maret hingga April 2020. Jumlah sampel sebanyak 280 anak usia 24-59 bulan yang berlokasi di Sumatera Utara. Hasil analisis bivariat diperoleh bahwa variabel yang memiliki hubungan dengan kejadian underweight pada anak usia 24-59 bulan di Sumatera Utara adalah jenis kelamin anak (0,502; 0,292-0,862), status gizi ibu (3,962; 0,965-14,165), dan pengeluaran rokok (1,800; 1,039-3,117)

Underweight is a condition where the child doesn’t reach an ideal body weight which result inappropriate food intake to the needs of children at their age. Underweight has the biggest risk in developing country against the burden of disease. Based on Riskesdas data in 2018 the prevalence of underweight in North Sumatera had reached 19,7% and classified as high than the national prevalence.
This Research aims to determine what factors are associated with incidence of underweight in child aged 24-59 months in North Sumatera based on Indonesia Family Life Survey 2014. This research used cross-sectional design using secondary data of 2014 IFLS which implemented from March 2020 untul April 2020. Total sample that used in this research is 280 child aged 24-59 months that located in North Sumatera. Result of bivariate analysis shows that variabel which significantly associated with the incidence of underweight in child aged 24-59 months are gender (0,502; 0,292-0,862), maternal nutritional status (3,962; 0,965-14,165), and cigarette expenditure (1,800; 1,039-3,117).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iis Fatimah
"Stunting atau perawakan pendek pada anak merupakan suatu ?tragedi yang tersembunyi? dan dampaknya menyebabkan gangguan pada pertumbuhan dan perkembangan anak yang irreversibel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan kejadian stunting pada balita usia 24 ? 59 bulan di Kelurahan Harapan Mulya Kota Bekasi tahun 2013. Disain penelitian adalah cross sectional dan melibatkan 143 sampel yang diambil dengan sampel acak sederhana. Status stunting dinilai berdasarkan Z-score TB/U menurut klasifikasi WHO. Pengukuran tinggi badan menggunakan microtoice, berat badan menggunakan timbangan digital, asupan makanan (energi, protein, vitamin A, zink) menggunakan FFQ semikuantitatif. ASI, berat lahir, penyakit infeksi, pendidikan ayah dan ibu, status ekonomi didapatkan melalui wawancara.
Hasil analisis menunjukkan sebanyak 32,9% balita usia 24-59 bulan tergolong stunting. Uji chi-square menunjukkan berat lahir, asupan energi dan protein, asupan zink, pendidikan ayah dan status ekonomi berhubungan signifikan dengan kejadian stunting. Analisis regresi logistik menghasilkan berat lahir sebagai faktor dominan yang berhubungan dengan kejadian stunting setelah dikontrol pendidikan ayah dan asupan energi (p=0,003;OR=6,663;CI=1,87? 23,5). Untuk mencegah kejadian stunting pada balita, disarankan pemeriksaan kehamilan yang teratur, memberikan makanan bergizi seimbang untuk balita sesuai AKG yang dianjurkan, mempersiapkan status kesehatan dan gizi yang baik untuk remaja perempuan sebelum kehamilan.

Stunting or short stature is a ?hidden tragedy? and its impact causes disorder to a irreversible child?s development. The aim of this study were to determine the dominant factor of stunting among children aged 24-59 months at Harapan Mulya sub-district in Bekasi city 2013. Design was a cross sectional study on 143 children whom chosen by simple random sampling. Status of stunting were expressed by height for age z-score (HAZ) according to the WHO classification. Children?s height were measured using microtoise, body weight was measured with digital scales, nutrients intake (energy, protein, vitamin A and zink) were collected throught semiquantitative FFQ. Breastfeeding, birthweight, infection disease, education of father and mother and economic status were collected through interview.
The analysis result showed 32,9% children aged 24-59 months were stunting. Chi-square test showed birthweight , energy and protein intake, zinc intake, father education and economic status were significant correlate with stunting. Logistic regression analysis showed birthweight variable as a dominant factor which related to stunting after being controlled by father education and energy input (p=0,003;OR=6,663;CI=1,8723,5). Suggestion for deterrence of stunting is the regular pregnancy inspection, giving nutritious wellbalanced under five years food input as according to AKG suggested, preparing good nutrient and health status for woman adolescent before pregnancy.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35912
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jihan Farhanah
"Latar Belakang: Underweight merupakan masalah gizi yang dapat dialami oleh anak berusia di bawah 5 tahun yang jika tidak segera ditangani dapat mengakibatkan wasting dan stunting (WHO, 2019). Tujuan: Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan ketahanan pangan dan faktor lainnya dengan kejadian underweight pada anak usia 24-59 bulan di Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Metode: Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan menggunakan pengumpulan data primer pada Juni 2023 dan teknik simple random sampling dengan total sampel sebanyak 184 anak usia 24-59 bulan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengukuran antropometri, wawancara kuesioner, Semi Quantitative Food Frequency dan food recall 1x24 jam. Analisis data yang dilakukan berupa analisis bivariat menggunakan uji Chi-Square dan multivariat menggunakan uji Regresi Logistik Ganda. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 17,4% anak usia 24-59 bulan di Kecamatan Tanjung Priok mengalami underweight. Berdasarkan analisis bivariat, penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 6 variabel yang berhubungan signifikan dengan underweight pada anak usia 24-59 bulan, yaitu asupan energi (p-value = 0,001), asupan lemak (p-value = 0,000), asupan karbohidrat (p-value = 0,011), riwayat BBLR (p-value = 0,010), ketahanan pangan rumah tangga (p-value = 0,023), dan pengetahuan gizi ibu atau pengasuh (p-value = 0,026). Selain itu, hasil multivariat menunjukkan bahwa riwayat BBLR (OR=5,1; 95%CI=1,564 – 16,866) sebagai faktor dominan kejadian underweight pada anak usia 24-59 bulan di Kecamatan Tanjung Priok. Kesimpulan: Secara analisis statistik, asupan energi, asupan lemak, asupan karbohidrat, ketahanan pangan rumah tangga dan pengetahuan ibu atau pengasuh berhubungan signifikan dengan kejadian underweight anak usia 24-59 bulan.

Background: Underweight is a nutritional problem that can be experienced by children under 5 years old. If it persists for a long time and not treated immediately,underweight can result in wasting and stunting (WHO, 2019). Objective: This study aims to determine the relationship between food security and other factors with the incidence of underweight in children aged 24-59 months in Tanjung Priok Subdistrict, North Jakarta. Method: This research uses a cross-sectional study design with primary data collection in June 2023. The sampling technique used is simple random sampling with a total sample of 184 children aged 24-59 months in Tanjung Priok Subdistrict. Data collection is conducted through anthropometric measurements, questionnaire interviews, Semi Quantitative Food Frequency and 24-hour food recall. The data analysis includes univariate analysis, bivariate analysis using the Chi-Square test, and multivariate analysis using the Multiple Logistic Regression test. Results: This research show that 17,4% of children aged 24-59 months in Tanjung Priok Subdistrict experience underweight. Based on bivariate analysis, this study indicates that there are six variables significantly associated with underweight in children aged 24-59 months, namely energy intake (p-value = 0,001), fat intake (p-value = 0,000), carbohydrate intake (p-value = 0,011), history of low birth weight (p-value = 0,010), household food security (p-value = 0,023), and maternal or caregiver nutrition knowledge (p-value = 0,026). Furthermore, the multivariate results show that a history of low birth weight (OR=5,1; 95%CI=1,564 – 16,866) is the dominant factor for underweight in children aged 24-59 months in Tanjung Priok Subdistrict. Conclusion: Based on statistical analysis, energy intake, fat intake, carbohydrate intake, household food security, and maternal or caregiver nutrition knowledge are significantly associated with underweight in children aged 24-59 months."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nentia Erianti Sidik
"Underweight merupakan masalah gizi yang umumnya dialami oleh anak-anak berusia di bawah 5 tahun, yang dapat menimbulkan dampak negatif seperti penurunan daya tahan tubuh, penurunan fungsi kelenjar pituitary, tiroid, gonad, gangguan psikologis serta menimbulkan masalah gizi lain yaitu wasting atau stunting (Ali, 2006; Mamhidira, 2006; WHO, 2010; Andriani, 2012; Mahan, Raymond, 2017). Jumlah anak berusia 0-59 bulan yang menderita underweight di wilayah Jakarta Pusat pada tahun 2017 tercatat sebanyak 18,1% (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2018). Kejadian underweight pada anak dakarena faktor-faktor seperti asupan gizi, penyakit infeksi, praktik IMD, praktik ASI eksklusif, karakteristik keluarga dan lainnya. Untuk mengetahui proporsi underweight, hubungan antara faktor-faktor tersebut serta faktor dominan kejadian underweight maka dilakukan penelitian dengan desain cross-sectional pada anak usia 25-30 bulan di Kecamatan Gambir dan Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat. Total sampel penelitian berjumlah 121 anak. Hasil penelitian menunjukkan persentase anak yang memiliki status gizi underweight sebesar 25.6%. Hasil analisis dengan uji chi-square menandakan ada perbedaan signifikan pada asupan energi (P-value = 0.027), asupan karbohidrat (P-value = 0.035), tingkat pendidikan ayah (P-value = 0.045), pendapatan keluarga (P-value = 0.004) terhadap underweight. Hasil analisis regresi logistik ganda menandakan asupan karbohidrat merupakan faktor dominan underweight (OR = 7.7).

Underweight is a nutritional problem that is generally experienced by children under 5 years of age, which can cause negative effects such as decreased endurance, decreased function of the pituitary gland, thyroid, gonads, psychological disorders and cause other nutritional problems namely wasting or stunting (Ali, 2006; Mamhidira, 2006; WHO, 2010; Andriani, 2012; Mahan, Raymond, 2017). The number of children aged 0-59 months suffering from underweight in the Central Jakarta area in 2017 was 18.1% (Ministry of Health of the Republic of Indonesia, 2018). The incidence of underweight in children can be caused by direct and indirect factors such as nutritional intake, infectious diseases, IMD practices, exclusive breastfeeding practices, family characteristics and others. To determine the proportion of underweight, the relationship between these factors as well as the dominant factors of underweight events, a cross-sectional study was conducted on children aged 25-30 months in Gambir Subdistrict and Sawah Besar Subdistrict, Central Jakarta. The total sample of the study amounted to 121 children. The results showed the percentage of children who had underweight nutritional status was 25.6%. The results of the analysis with the chi-square test showed there were significant differences in energy intake (P-value = 0.027), carbohydrate intake (P-value = 0.035), father's education level (P-value = 0.045), family income (P-value = 0.004) against underweight. The results of the multiple logistic regression analysis showed that carbohydrate intake was a dominant factor underweight (OR = 7,7)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Resita Nurbayani
"Wasting merupakan kurangnya berat badan terhadap tinggi badan (low weight for height). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian wasting pada anak usia 0-23 bulan di 13 provinsi di Indonesia (Studi Data IFLS-2 Tahun 1997, IFLS-3 Tahun 2000, dan IFLS-5 Tahun 2014). Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan jumlah sampel anak yang berusia 0-23 bulan pada tahun 1997 sebanyak 582, tahun 2000 sebanyak 1263, dan tahun 2014 sebanyak 1609. Wasting diperoleh dari pengukuran berat badan dan panjang badan dengan tingkat ketelitian 0,1 cm.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi wasting pada tahun 1997 adalah sebesar 12,20 %, pada tahun 2000 sebesar 11,96 % dan pada tahun 2014 sebesar 10, 13 %. Hasil bivariat menunjukkan bahwa pada tahun 1997 terdapat hubungan yang signifikan antara pemberian MPASI, status kemiskinan, dan jenis kelamin dengan kejadian wasting,  sedangkan pada tahun 2000 tidak terdapat variabel yang secara signifikan berhubungan dengan kejadian wasting, dan pada tahun 2014 terdapat hubungan yang signifikan antara status kemiskinan dan panjang lahir. Hasil multivariat menunjukkan bahwa status kemiskinan merupakan faktor dominan yang berhubungan dengan kejadian wasting pada tahun 1997 dan 2014. Pencegahan wasting sebaiknya dilakukan sebelum masa kehamilan dan berfokus pada masyarakat dengan tingkat kemiskinan yang tinggi.

Wasting is low weight for height. This study aims to determine the difference factors associated with wasting in children aged 0-23 months in 13 provinces in Indonesia (Study of IFLS-2 in 1997, IFLS-3 in 2000, and IFLS-5 in 2014).The research design was used cross sectional with  total sample of children aged 0-23 months was 582 in 1997, 1263 in 2000, and 1609 in 2014. Wasting was measured using weight scale, length board with  level of accuracy was 0,1 cm.
The results showed the decrease in the prevalence of wasting from 12,20%  in 1997, 11,96%  in 2000 and 10,13% in 2014. Bivariate results showed that in 1997 there were a significant relationship between provision of companion breastfeeding food, poverty status, and sex with wasting events, while in 2000 there were no variables that significantly associated with wasting events, and in 2014 poverty status and body length birth were the significant factors. Multivariate results showed the poverty status was the dominant factor associated with wasting in 1997 and 2014. Prevention of wasting should be started prior pregnancy and focused on community with high poverty level."
Depok: Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Juliawita Andrieni
"Stunting masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia yang disebabkan oleh faktor yang bersifat konteks dan penyebab langsung yang akan tampak pada usia 2 tahun. Stunting mencerminkan kekurangan gizi kronis yang pada jangka pendek berdampak pada meningkatnya kesakitan dan kematian, hambatan pertumbuhan dan perkembangan anak, adanya ketidak seimbangan dari fungsi-fungsi tubuh, rendahnya kemampuan kognitif, motorik dan bahasa serta dampak jangka panjang berupa postur tubuh yang pendek, obesitas, menurunnya kesehatan reproduksi dan selanjutnya akan berpengaruh terhadap produktifitas kerja sehingga mempengaruhi kualitas sumber daya manusia. ASI merupakan zat gizi sempurna untuk bayi yang sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangannya. WHO merekomendasikan pemberian ASI eksklusif pada 6 bulan pertama kehidupan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengatahui hubungan antara riwayat mendapatkan ASI eksklusif terhadap kejadian stunting setelah di kontrol variabel jenis kelamin, status BBLR, status PBLR, status mendapatkan Vitamin A pada anak, dan status gizi pada anak pada usia 24-59 bulan di Kota Cilegon. Penelitian menggunakan desain studi kasus-kontrol pada 273 anak stunting (kasus) dan 546 anak tidak stunting (kontrol). Data diperoleh dari e-PPGBM Kota Cilegon bulan Agustus tahun 2022. Analisis multivariat pada hubungan ASI eksklusif terhadap kejadian stunting diperoleh nilai aOR 2,55 pada 95% CI 1,337-4,879 setelah dikontrol variabel jenis kelamin, status BBLR, status PBLR, status mendapatkan Vitamin A pada anak, status gizi, interaksi ASI eksklusif dengan jenis kelamin, dan interaksi ASI eksklusif dengan status gizi. Kandungan zat gizi pada ASI perlu diperhatikan agar anak memperoleh ASI yang cukup secara kualitas dan kuantitas untuk pertumbuhan dan perkembangan.

Stunting is still a health problem in Indonesia caused by contextual factors and direct causes that will appear at the age of 2 years. Stunting reflects chronic malnutrition which in the short term has an impact on increasing morbidity and mortality, hinders the growth and development of children, there is an imbalance of bodily functions, low cognitive, motoric and language abilities as well as long term impacts in the form of short stature, obesity, decline in reproductive health and will further affect work productivity thereby affecting the quality of human resources. Breast milk is the perfect nutrient for babies according to their growth and development. WHO recommends exclusive breastfeeding in the first 6 months of life. The purpose of this study was to determine the relationship between a history of exclusive breastfeeding and the incidence of stunting after controlling for variables such as gender, LBW status, LBL status, status of getting Vitamin A in children, and nutritional status in children aged 24-59 months in Cilegon City. The study used a case-control study design in 273 stunted children (cases) and 546 non-stunted children (controls). Data were obtained from the Cilegon City e-PPGBM in August 2022. Multivariate analysis on the relationship of exclusive breastfeeding to stunting events obtained an aOR value of 2,55 at 95% CI 1,337-4,879 after controlling for the variables gender, LBW status, PBLR status , status of getting Vitamin A in children, nutritional status, interaction of exclusive breastfeeding with gender, and interaction of exclusive breastfeeding with nutritional status. It is necessary to pay attention to the nutritional content of breast milk so that the child obtains sufficient quality and quantity of breast milk for growth and development."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Irfani Aisya
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dan faktor-faktor yang berhubungan
dengan dengan kejadian underweight pada anak berusia 24-30 bulan berdasarkan faktor
resikonya, seperti: asupan gizi, riwayat penyakit infeksi, riwayat BBLR, pola asuh, dan
karakteristik keluarga di Kelurahan Jatinegara dan Pulogebang, Kecamatan Cakung, Kota
Jakarta Timur pada tahun 2019. Penelitian dilakukan dengan desain studi potong lintang
dan menggunakan data sekunder yang diambil pada bulan Mei 2019 dengan jumlah
responden sebanyak 221 orang. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji chi
square untuk data kategorik dan uji mann whitney untuk data numerik tidak terdistribusi
normal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 16,7% anak berusia 24-30 bulan
mengalami underweight. Analisis bivariat dengan menunjukkan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara kejadian underweight dengan asupan energi, asupan
protein, dan asupan vitamin A pada anak berusia 24-30 bulan di Kecamatan Cakung
Jakarta Timur pada tahun 2019.

This study aims to determine the description and factors associated with the incidence of underweight in children aged 24-30 months based on risk factors, such as: nutritional intake, history of infectious diseases, history of low birth weight, feeding practices, and family characteristics in Jatinegara and Pulogebang Villages, Cakung Subdistrict, East Jakarta in 2019. The research was conducted with a cross-sectional design and used secondary data taken in May 2019 with a total of 221 respondents. Data analysis was performed using the chi square test for categorical data and the Mann Whitney test for non-normally distributed numerical data. The results showed that as many as 16.7% of
children aged 24-30 months were underweight. Bivariate analysis showed that there was
a significant relationship between the incidence of underweight and energy intake, protein intake, and vitamin A intake in children aged 24-30 months in Cakung District, East Jakarta in 2019.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Nur Laili Mayang
"ABSTRAK
Stunting merupakan pertumbuhan tidak normal karena kekurangan zat gizi kronis selama masa kehamilan sampai 2 tahun pertama kehidupan. Anak yang stunting memiliki metabolisme yang rendah dan menghambat oksidasi lemak sehingga berisiko tinggi mengalami kegemukan di usia 3-5 tahun. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor dominan terhadap kejadian stunting pada anak usia 0-23 bulan di Kecamatan Babakan Madang Tahun 2018. Penelitian dilakukan menggunakan desain cross sectional, menggunakan data sekunder Gizi dan Kesehatan Balita dengan jumlah sampel 279 yang didapatkan setelah melakukan teknik purposive sampling dengan kriteria eksklusi anak lahir tidak cukup bulan. Pengambilan data sekunder dilakukan dengan cara membuat kaji etik dan surat permohonan kepada pemilik data. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa prevalensi stunting pada anak usia 0-23 bulan mencapai 21,1. Hasil analisis bivariat dengan uji chi-square menemukan perbedaan bermakna kejadian stunting berdasarkan asupan energi OR= 2,059; 95 CI 1,145-3,705 , asupan zink OR= 2,987; 95 CI 1,641-5,435 , dan asupan zat besi OR= 4,246; 95 CI 2,172-8,301 pada anak usia 0-23 bulan di Kecamatan Babakan Madang. Hasil analisis multivariat dengan uji regresi logistik ganda menunjukkan bahwa asupan zat besi sebagai faktor dominan kejadian stunting pada anak usia 0-23 bulan setelah dikontrol oleh variabel jumlah balita, asupan zink, keberagaman makanan, ASI eksklusif, asupan energi, praktik BAB keluarga, pendidikan ibu, jumlah keluarga, asupan protein. OR= 3,392; 95 CI 1,373-8,376 . Berdasarkan hasil penelitian, saran bagi suku dinas yaitu mengkampanyekan peningkatan asupan zat besi selama 1000 HPK, bagi puskesmas dan posyandu untuk melakukan pengukuran panjang badan dan penyuluhan ke masyarakat tentang pentingnya asupan zat besi bagi anak dan ibu hamil. Selanjutnya, saran untuk peneliti lain adalah melakukan penelitian lebih luas serta membandingkan antara pedesaan dan perkotaan serta melakukan 3 kali food re-call untuk mengetahui asupan makan anak secara keseluruhan.

ABSTRACT
Stunting is an abnormal growth due to chronic malnutrition during pregnancy until the first two years of life. Stunting children have a low metabolism and inhibit the oxidation of fat so that high risk of obesity children age 3 5 years. The objective of this research is to determine the dominant factor related with stunting occurrence among children aged 0-23 months in Babakan Madang district in 2018. The research was descriptive study with cross sectional design that using secondary data of Nutrition and Health of toddler and include 279 children taken after doing purposive technique sampling with the exclusion criteria of pre term birth. Secondary data collection is done by making ethical clearance and application letter to data owner. The results showed prevalence of stunting in children aged 0-23 months was 21.1. The results of bivariate analysis with chi square test found significant differences stunting incidence based on energy intake OR 2.059 95 CI 1.145 3,705 , zinc intake OR 2,987 95 CI 1,641 5.435 , and iron intake OR 4,246 95 CI 2.172 8.301 . Furthemore, multivariate analysis with binominal logistic regression showed iron intake as a dominant factor of stunting occurrence among children aged 0 23 months after controlled by other variable of number of toddler, zinc intake, food diversity, exclusive breastfeeding, energy intake, family laterine, mother education, number of family, and protein intake OR 3,392 95 CI 1.373 8.376 . Based on this research, the recommendations for Suku Dinas Kesehatan are to appeal for increase iron intake during 1000 HPK, for puskesmas and posyandu to measurement body length and counseling to the community about importand iron intake for child and pregnant mother. And then, the advice for researchers are more extensive research and compare between rural and urban and use 3 times food re call to know the overall intake of children. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>