Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3008 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Labibah `Ufarah. author
"Dalam upaya mengembalikan identitas Jakarta, Sunda Kelapa Cultural Centre menciptakan program yang menggabungkan budaya Betawi yang merepresentasikan kehidupan lama kota Jakarta dengan kondisi Sunda Kelapa dan sekitarnya pada saat ini. Program tersebut diangkat dari berbagai kegiatan lokal yang memiliki potensi untuk dikembangkan, serta tren pada masa kini di area Sunda Kelapa sendiri, dengan harapan masyarakat di sekitar Sunda Kelapa dan para turis dapat melestarikan budaya yang berkembang di Jakarta secara berdampingan. Maka dari itu, untuk merealisasikan visi ini, Sunda Kelapa Cultural Centre didesain tidak hanya untuk mengakomodasi ruang untuk acara dan kegiatan kultural maupun kontemporer, tetapi juga menyediakan ruang publik seperti galeri mode, zona kuniler, serta taman rooftop yang menggabungkan budaya etnis dan tren sekarang untuk menarik para pengunjung.

In an effort to maintain Jakartas identity, Sunda Kelapa Cultural Centre merges the Betawi cultural programmes which represent the old lives of Jakarta with the present surroundings situation within Sunda Kelapa context, both in the aspect of the locals potential activities and also the current trends in the area, in the hope that the locals and the tourists then will be able to work side by side in preserving the culture evolving in this city. Therefore, to realize this vision, Sunda Kelapa Cultural Centre is designed not only to acommodate spaces for cultural and contemporary events, but also to provide public spaces such as fashion gallery, culinary zone, and also rooftop garden which mixes ethnical and popular culture to engage more visitors.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Enira Arvanda
"Indonesia sedang membangun . Begitupun dengan kota -kotanya yang berpacu untuk menjadi yang terdepan dalam pembangunannya . Wajah-wajah kota semakin berubah , dipoles oleh waktu dan globalisasi yang memicu modernisasi . Akibatnya kota-kota di Indonesia menjadi semakin mirip satu sama lain . Identitas kota menjadi semakin kabur , sejarah terbentuknya kota tidak diperdulikan dan dihargai sehingga kota-kota lama menjadi mati, kehilangan geliat dan aktivitasnya .
Jakarta, Ibukota negara Republik Indonesia, juga perlahan-lahan akan kehilangan identitasnya apabila membiarkan kawasan Sunda Kelapa , yang merupakan asal muasal terbentuknya kota ini , mati secara peilahan tapi pasti . Berbagai upaya memang telah dilakukan oleh pemerintah maupun oleh berbagai pihak yang perduli dengan upaya-upaya pelestarian kota tua ini . Dimulai pada tahun 1970-an , pada masa pemerintahan Gubernur Ali Sadikin , dengan idealisme serta kepedulian , langkah awal pelestarian mulai dilakukan .
Namun apabila hingga saat ini kita masih belum bisa menikmati dan menuai hasil dari pelestarian Sunda Kelapa , sepertinya ada sesuatu yang salah atau kurang pada usaha-usaha yang telah dilakukan . Berbagai konsep dan alternatif yang ditawarkan untuk merevitalisasinya belum juga terlaksana . Sehingga sampai saat ini revitalisasi Sunda Kelapa masih seperti impian yang terlaiu mahal untuk diwujudkan , Benarkah kendala yang dihadapi hanya sebatas riana ? atau hal - hal lain yang bersifat teknis? Atau mungkinkah idealisme yang pernah mendasari usaha - usaha yang dilakukan pada tahun 1970an Kini tidak lagi dimiliki ? Dengan adanya pertanyaan-pertanyaan tersebut perencanaan kawasan Sunda Kelapa akan menjadi hal yang menarik untuk dianalisa."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S48485
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sukirman
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1983
S19497
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1982
S8807
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Supratikno Rahardjo
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1996
959.822 SUP s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional Dirjen Kebudayaan,, 1995
959.8 IND s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Calistasela Aulia
"Bangunan Cagar Budaya merupakan peninggalan bersejarah yang memiliki peran yang sangat penting, yakni untuk mentrasfer identitas budaya pada generasi selanjutnya. Namun, adanya penurunan kondisi Bangunan Cagar Budaya terkait usia serta kurangnya perawatan berdampak akan kondisi Bangunan Cagar Budaya yang memprihatinkan. Maka dari itu, melakukan pelestarian Bangunan Cagar Budaya merupakan hal yang krusial untuk dilakukan untuk menjaga keberlanjutan akan keberadaannya. Selain menjaga keberlanjutannya, menjaga keaslian bangunan juga tidak kalah penting, mengingat tanpa keasliannya, Bangunan Cagar Budaya kehilangan hal mendasar yang menjadi tujuan keberadaanya. Oleh karenanya, melakukan pelestarian sesuai dengan tahapan yang benar serta sesuai etika dan kaidah konservasi merupakan hal yang harus dipahami dan diperhatikan demi terjaganya keaslian Bangunan cagar Budaya. Dengan demikian, maka nilai-nilai sejarah dapat tetap terjaga.

The Cultural Heritage Building is a historical heritage that has a very important role, namely to transfer cultural identity in the next generation. However, the decreasing condition of age-related Cultural Heritage Buildings and the lack of maintenance have an impact on the poor condition of Cultural Heritage Buildings. Therefore, preserving the Cultural Heritage Building is a crucial thing to do to maintain the sustainability of its existence. In addition to maintaining its sustainability, maintaining the authenticity of buildings is no less important, bearing in mind that without its authenticity, the Cultural Heritage Building loses its fundamental purpose for being. Therefore, conducting conservation in accordance with the correct stages and according to the ethics and rules of conservation is something that must be understood and considered for the preservation of the authenticity of the Cultural Heritage Building. Thus, historical values ​​can be maintained.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bandung : Pusaka Sunda
050 SU 3 (1953)
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Yusly Aenul Kamaliya
"Artikel ini membahas mengenai aktivitas bongkar muatan kayu oleh pelayaran rakyat pada tahun 1970-2000-an. Pelayaran rakyat merupakan armada pelayaran tradisional yang sudah ada di Pelabuhan Sunda Kelapa sejak awal berdiri. Pada tahun 1970-1980, pelayaran rakyat sebagai angkutan laut mengalami perkembangan dalam hal motorisasi dengan didukung oleh adanya peningkatan fasilitas di Pelabuhan Sunda Kelapa. Hal tersebut disebabkan oleh adanya program pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah Orde Baru. Pelabuhan Sunda Kelapa pada masa ini dikenal sebagai pelabuhan kayu akibat banyaknya muatan kayu dibanding muatan lain. Namun, kebijakan mengenai penertiban kayu pada tahun 1990, program pembangunan pusat perkayuan, dan persaingan dengan pelayaran lokal akibat adanya kebijakan kompetisi bebas pada bidang pelayaran menjadi penyebab utama terjadinya penurunan aktivitas bongkar muatan kayu pada pelayaran rakyat. Penulisan artikel ini menggunakan metode sejarah dengan pengumpulan data berupa majalah, surat kabar, wawancara, p beberapa peraturan perundangan yang berkaitan dengan peraturan pelayaran dan pengangkutan kayu, buku, dan jurnal dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Dewan Pengurus Pusat Pelayaran Rakyat Indonesia, Dewan Pengurus Cabang Pelayaran Rakyat Sunda Kelapa, dan secara daring.

This article discusses the activities of unloading logs by people's shipping in 1970-2000s. People's shipping is a traditional shipping fleet that has existed at the Port of Sunda Kelapa since its inception. In 1970-1980, people's shipping as sea transportation experienced developments in terms of motorization supported by increased facilities at the Port of Sunda Kelapa. This was caused by the existence of a development program carried out by the New Order government. At this time, the Port of Sunda Kelapa was known as a timber port due to the large number of logs compared to other cargoes. However, the policy regarding controlling timber in 1990, the program for building a timber center, and competition with local shipping due to the policy of free competition in the shipping sector were the main causes for the decline in unloading logs activities in people’s shipping The writing of this article uses the historical method by collecting data in the form of magazines, newspapers, interviews, several laws and regulations related to shipping regulations and timber transportation, books, and journals from the National Library of the Republic of Indonesia, the Executive Board of the Indonesian People's Shipping Center, the Executive Board of the Sunda Kelapa People's Shipping Branch, and through online resources."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>