Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 122182 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aria Dito Warganegera
"

Pengering berbasis Electrohydrodynamic (EHD) adalah suatu sistem pengering yang tidak mengandalkan panas untuk mengurangi kandungan air pada suatu subjek. Pengering berbasis EHD mengandalkan ionic wind, yaitu fenomena bergeraknya gas yang terionisasi oleh suatu elektroda bertegangan tinggi menuju elektroda lain. Berdasarkan berbagai eksperimen, subjek yang diletakkan diantara kedua elektroda tersebut dan terkena ionic wind tersebut akan mengalami peningkatan laju pengeringan. Dikarenakan fenomena ini dapat terjadi pada suhu ruangan, pengeringan EHD dapat diaplikasikan untuk berbagai subjek yang sensitif terhadap suhu tinggi. EHD drying telah banyak di uji dan pengaruh berbagai macam konfigurasinya telah banyak diuji coba. Walau demikian, belum banyak penelitian-penelitian tersebut yang mengarah ke pembuatan rancang bangun dengan kapasitas lebih besar dari skala uji coba dalam laboratiorium. Penelitian ini berusaha memahami faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi laju pengeringan dengan alat pengering berbasis electrohydrodynamic serta mengaplikasikannya pada rancang bangun alat pengering berbasis electrohydrodynamic dengan skala lebih besar.


An Electrohydrodynamic Dryer is a dryer system that works without utilizing heat. An Electrohydrodynamic Dryer works by utilizing ionic wind, a phenomenon that occurs when gas, ionized by an electrode of high voltage, moves to another (grounded) electrode. Based on experiments, subject placed between the two electrodes and exposed to ionic wind experiences an increase in drying rate. Since this phenomenon can happen in room temperature, an EHD dryer can be used as a solution to dry heat sensitive subjects. EHD drying has been quite extensively researched and the influence of the various configurations of an EHD dryer has also been recognized. But even then, not much of the research in EHD drying tries to use their findings to build an EHD Dryer with largerthan-lab capacity. This research will try to comprehend the influence of the various configurations of an EHD dryer and apply those findings to create a design of an electrohydrodynamic dryer with a larger scale in mind.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nicholas
"

Pengeringan beberapa produk makanan seperti padi-padian di negara Indonesia sebagian besar dilakukan secara konvensional. Pengeringan secara konvensional tersebut berupa pengeringan dibawah sinar matahari. Akan tetapi terdapat beberapa material yang tidak boleh terpapar sinar matahari, salah satunya adalah obat-obatan. Beberapa teknologi telah mengganti pengeringan konvensional yang pada umumnya digunakan dalam proses pengeringan, misalkan mesin pengering gabah dan mesin pengering obat. Pada penelitian kali ini, penguji mengusulkan salah satu cara pengeringan dengan menggunakan metode Elektrohidrodinamika pada material gabah dan bubuk obat. Metode pengeringan Elektrohidrodinamika menggunakan teknologi plasma dengan dialirkan sumber tegangan yang sangat tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa faktor yang mempengaruhi kecepatan pengeringan dengan menentukan beberapa variabel pengeringan. Variabel-variabel tersebut adalah penentuan konfigurasi elektroda yang digunakan, variasi jarak antara sampel dengan elektroda, sifat dan karakteristik sampel yang akan dikeringkan dan variasi waktu pengeringan sebesar 15, 30 dan 45 menit. Pengeringan Elektrohidrodinamika pada penelitian ini menggunakan sumber tegangan sebesar 15 kV DC. Hasil pengeringan paling cepat didapatkan pada konfigurasi elektroda multijarum 2×2 dan jarak antara sampel dan material sebesar 2 cm dengan gradien kecepatan pengeringan pada gabah sebesar 0,0526 gram/menit dan pada bubuk obat sebesar 0,0332 gram/menit.


Drying some food products, such as grains, have been done in Indonesia and most of the time performed in conventional way which is drying under the rays of the sun. However, there are some materials that cannot be dried under the rays of the sun, such as medicine. There has been several technology replacing the conventional way of drying, for example grain and medicine drying machines. On this experiment, examiner suggested an alternative way of drying, called Electrohydrodynamic Drying Process. For the materials, examiner used grain and medicinal powder. This method uses a high voltage source. The purposes of this experiment are to analyzing factors affect the drying speed by classifies some variables, such as determine electrode configuration, variations in distance between sample and electrode, the nature and characteristic of the sample and the treatment time at 15 to 45 minutes. 15 kV has been chosen as the voltage source of the drying process. For the results, multi-needle electrode with configuration 2×2 and the 2-cm gap between electrode and the material have the fastest drying speed with gradient speed of grain 0.0526 grams/mins and gradient speed of medicinal powder 0.0332 grams/mins. 

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajar Kurniawan
"Proses pengeringan merupakan suatu cara pemeliharaan terhadap suatu produk bahan pangan. Pengeringan secara alami, yaitu menggunakan sinar matahari langsung dirasakan kurang efektif karena membutuhkan waktu yang lama untuk proses pengeringan yang dilakukan. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu alat pengering yang dapat meminimalkan waktu pengeringan. Modullar Air Dryer (MAD) adalah sebuah alat pengering yang dilengkapi kolektor plat datar dan memanfaatkan sinar matahari sebagai sumber energi utama. Sinar matahari yang dapat digunakan secara gratis menjadikan MAD sebagai alat pengering yang murah dengan perawatan yang mudah. Pembuatan MAD ini disesuaikan dengan cuaca di negara kita yang memiliki intensitas matahari cukup tinggi. Selain itu, hasil pertanian yang besar di negara kita menjadi salah satu alasan pembuatan MAD.
Pengujian MAD kali ini adalah untuk mengetahui kesetimbangan massa dan energi dalam proses pengeringan bahan pangan. Untuk pengujian kali ini digunakan bawang merah sebagai bahan uji. Persiapan awal yang dilakukan adalah meletakkan MAD pada tempat yang mendapatkan intensitas matahari cukup tinggi. Bawang merah yang akan dikeringkan diletakkan pada rak-rak yang tersedia dengan menggunakan wadah. Pengambilan data dilakukan setiap 10 menit. Data yang didapat dari pengujian antara lain temperatur udara masuk dan keluar ruang kolektor, temperatur ruang kolektor, temperatur ruang pengering, kelembaban relatif ruang pengering, massa bawang merah, intensitas matahari, dan temperatur lingkungan. Sedangkan, kecepatan aliran udara yang melalui ruang kolektor dan ruang pengering tidak berubah.
Data yang didapat dari hasil pengujian diolah dan didapatkan hasil bahwa secara ideal, proses pengeringan dalam MAD tidak setimbang karena terjadi perbedaan antara aliran massa uap air dan aliran energi yang masuk dan keluar sistem. Untuk aliran massa uap air, dari tiga kali pengujian, perbedaan yang terjadi adalah - 0.1251g/s, - 0.3967g/s, dan 0.0753g/s. Sedangkan, untuk aliran energi perbedaan yang teijadi adalah 0.254kJ/s, - 0.404kJ/s, dan 0.958kJ/s. Perbedaan ini sangat kecil bila dibandingkan dengan besamya aliran massa dan energi yang masuk dan keluar sistem. Sehingga, sistem pengeringan MAD dianggap memiliki kesetimbangan massa dan energi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S37521
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dexsa Syafrani
"Pengeringan adalah operasi pemisahan cairan dari dalam suatu bahan dengan cara mengeluarkan air yang terkandung dalam bahan ke lingkungannya. Pemisahan tersebut dilakukan dengan cara menguapkan cairannya, dan ini membutuhkan energi. Semakin banyak energi yang dapat digunakan untuk menguapkan, maka akan semakin mudah penguapan tersebut terjadi. Pengeringan vakum adalah salah satu operasi pengeringan dengan cara menurunkan tekanan lingkungan di sekitar benda yang dikeringkan. Pemvakuman mempercepat pengelingan karena menurunkan titik didih dari cairan tersebut dan menimbulkan perbedaan tekanan antara bahan dan lingkungan. Olakan udara juga mempercepat penguapan karena energi dari olakan udara dapat digunakan untuk membantu penguapan bahan Masalah yang dikaji pada tugas akhir ini adalah mengenai fenomena-fenomena yang teljadi pada saat proses pengeringan berlangsung Dari hasil pengujian pengeringan yang telah dilakukan dengan melakukan pengukuran terhadap penunman massa, perubahan kelembaban nisbi, dan menganalisa pengaruh olakan udara terhadap penguapan, temyata didapatkan bahwa ketika tekanan diturunkan (dengan proses vakum), maka pengurangan massa akan lebih besar dari pada jika tidak divakumkan pada waktu dan kondisi temperatur sama. Didapatkan juga hasil bahwa pengaruh olakan udara dalam ruang vakum memang membantu proses penguapan pada batas-batas tertentu.

Drying is a process of separating liquid from inside a product by removing the liquid to the surrounding. The removing is done by evaporating the liquid, which it uses energy. The more energy used for evaporation, the easier it is to evaporate. Vacumm drying is a dryinproces by decreasing the pressure surrounding the product. Vacumming inside all isolated room. The separation in drying process is an activity, changing a pecimen from its original phase as a solid, semi-solid, or liquid, become a solid product by taking the water that is contained by the specimen out of the specimen, into is surrounding. So, the focus of the result of drying process is a solid product. Matter that is discussed in this book is about the phenomena that occur when the vacuum drying process is running. From the data that has been gained by experiments. Dealing with mass, humidity relativity and temprature, we can see that if the pressure decreases because of the vacuming. Th e relative huminity decreases too. The decreasing of relative humidity is the factor that influences the rate of drying. So, rate of drying is not influenced directly by the decreasing of pressure, but by the decreasing of relative humidity."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S37494
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Avianto M. Munir
"Sampah dimanapun selalu menimbulkan masalah. Ini disebabkan luasnya dampak negatif yang ditimbulkan serta casa penanganannya. Dampak negatif yang kentara diantara kita adalah berupa gangguan terhadap keseimbangan alam dan lingkungan. Oleh karena itu perlu dipikirkan cara penanganannya yang relatif aman serta tidak membahayakan dampak yang dihasilkan.
Salah satu alternatif penanganan tersebut adalah dengan membakar sampah yang dapat dilakukan di suatu tempat yang jauh dari segal kegiatan. Namun pembakaran tersebut terkadang sukar dikendalikan. Hal ini disebabkan bila terdapat angin yang cukup kencang sehingga sampah, asap, debu, arang, dan api itu sendiri terbawa ke tempat-tempat sekitar yang dapat menimbulkan kerugian serta dampak negatif. Oleh karena itu diperlukan suatu instalasi pembakaran yang dapat menanggulangi hal tersebut. Instalasi pembakaran tersebut disebut insinerator.
Proses pembakaran di dalam insinerator disebut insinerasi. Dalam insinerasi, karakteristik sampah, terutama kandungan airnya dapat mempengaruhi lamanya pembakaran serta jumlah pemakaian bahan bakar. Pengeringan perlu dilakukan terlebih dahulu sebelum dikerjakan dalam insinerator. Pengeringan ini dapat dikerjakan sekaligus dengan pengontrolan suhu dan waktu pengeringan. Untuk sampah yang mengandung air (moisrure) tinggi, pengerlngan dilakukan di Iuar insinerator. Berarti instalasi pengeringan atau alat pengering dipasang di Iuar konsturksi insinerator.
Alat pengering yang dapat digunakan sebagai pengeringan pendahuluan adalah Rotary Dryer. Alat ini berbentuk silinder yang dapat berputar dan di dalamnya terdapat sirip-sirip yang berfungsi sebagai pemisah atau pengayak, agar sampah tidak menggumpal. Alat ini juga dapat digunakan sebagai ruang masuk sampah ke dalam insinerator dan terdapat pula ruang untuk mengalirkan udara panas sebagai pengonuolan suhu dan media pengering."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S36621
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adri Ilham Husnil
"Vacuum dryer adalah salah satu jenis alat yang digunakan untuk melakukan pengeringan dengan cara menurunkan tekanan di sekitar benda yang dikeringkan. Operasi pemisahan pada pengeringan adalah kegiatan mengubah suatu bahan umpan berbentuk padatan, semi-padatan atau cairan menjadi produk berbentuk padatan dengan cara mengeluarkan air yang terkandung dalam bahan ke lingkungannya. Maka penekanan hasil dari pengeringan adalah padatan. Masalah yang dikaji pada tugas akhir ini adalah mengenai fenomena-fenomena yang terjadi pada saat proses pengeringan berlangsung. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan dengan melakukan pengukuran terhadap penurunan massa, perubahan kelembaban nisbi dan temperatur, ternyata didapatkan bahwa ketika tekanan diturunkan (dengan proses vakum), maka kelembaban nisbi juga ikut turun. Penurunan kelembaban nisbi inilah yang merupakan faktor yang mempengaruhi laju pengeringan. Jadi, laju pengeringan tidak langsung dipengaruhi oleh penurunan tekanan, melainkan oleh penurunan kelembaban nisbi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S37052
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Humaini Hamzah
"Perancangan merupakan hal yang sangat panting dalam dunia teknik, proses perancangan merupakan penerapan konsep-konsep dari berbagai ilmu-ilmu keteknikan yang dipadukan dengan sentuhan kreativitas. Fungsi dari perancangan adalah mendefinisikan karakteristik dari produk sehingga dapat bersesuaian dengan kebutuhan pasar, sehingga memahami kebutuhan pasar merupakan langkah penting untuk kesuksessan perancangan.
Skripsi ini mencoba untuk membuat konsep perancangan sebuah alat pengering kertas daur ulang sederhana yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar dan menganalisa hal-hal yang sering terjadi pada proses pengeringan. Pengumpulan data mentah dari konsumen dilakukan melalui wawancara di Suku Dinas Kebersihan Jakarta Pusat dan LSM Masyarakat Peduli Lingkungan di Cilandak. Hasil pengujian menunjukkan bahwa dalam 1 jam, alat ini mampu mengeringkan 285 gram air yang terkandung di dalam kertas daur ulang basah.

Design has always been important in all engineering practice, the design proses involves the application of conceps from engineering science topic coupled with creative touch. The design function leads the definition of the physical form of the product to best meet costumer needs, so understanding costumer needs is a significant step to succesful design.
This thesis attempts to make a design concept of a recycled paper drying machine that is appropriated with costumer needs and identify feature common in dyring process. Gathering raw data from costumers is done by interviewing costumers at Cleaness Official of Central Jakarta and Nongovemment Organization "Masyarakat Peduli Lingkungan" at Cilandak.Test result shows that in 1 hour this machine is able to dry 285 gram water in wet recycled paper.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S37093
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Banu Dwipa M
"Penghisapan udara oleh pompa vakum menyebablcan berkurangnya jumlah uap air dalam tabung vakum. Hal tersebut berakibat pada menurunnya nilai relative humidity (RH) dalam tabung vakum. Akibatnya, tercapai suatu kondisi dimana udara memiliki kemampuan untuk menyerap lebih banyak air. Kondisi tersebut meningkatkan potensial pengeringan dalam tabung vakum. Potensial pengeringan tersebut akan menurun seiring dengan meningkatnya kadar air udara tabung vakum.
Suatu saat akan tercapai suatu kondisi di mana kandungan air kayu berada dalam keseimbangan dengan kadar air udara tabung vakum pada suatu nilai yang disebut equilibrium moismre conienr (EMC). EMC kayu perhitungan bergantung pada RH dan temperatur lingkungan. Rumus EMC Hailwood-Horrobin digunakan untuk menghitung nilai EMC kayu perhitungan pada kondisi RH dan temperatur tertentu.
Masalah yang dikaji pada lugas akhir ini adalah mengenai analisa EMC kayu perhitungan pada proses pemvakuman Pengambilan data dilakukan untuk mencatat nilai RH pada penurunan tekanan dengan variasi temperatur. Hasil yang didapat, penumnan tekanan menurunkan nilai EMC kayu perhitungan karena RH menurun selama penurunan tekanan. Pada tekanan tertentu, nilai EMC kayu perhitungan akan lebih rendah pada temperatur yang lebih tinggi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S37497
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurcholis Gary Akbar
"Kualitas kayu, sebagai bahan furniture, sangat ditentukan oleh jumlah Moisture Content (MC) yang terdapat di dalamnya. Oleh karena itu, diperlukan suatu proses pengeringan pada kayu, untuk mengurangi jumlah MC, sebelum kayu tersebut di-assembly dan digunakan. Jenis pengering kayu yang digunakan sangat ditentukan oleh iklim, jenis kayu, jumlah kayu, dan kualitas kayu yang ingin dicapai. Kualitas yang disyaratkan costumer adalah MC kayu yang mencapai 8-12%. Untuk jenis kayu ringan dan jumlah kayu yang sedikit, dapat digunakan sistem pengering dengan menggunakan heat pump. Berkaitan dengan hal tersebut, maka dalam penulisan skripsi ini dilakukan suatu proses perancangan sistem pengering kayu dengan memanfaatkan prinsip dehumidifier pada heat pump. Analisis dilakukan dengan membandingkan dan memilih sistem-sistem yang biasa digunakan di daerah tropis, serta membahas perhitungan teoritis desain yang dilakukan. Desain sendiri dilakukan sesuai dengan tahapan-tahapan embodiment design dan pemanfaatan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Adapun temperatur kondensasi pada sistem yang didesain adalah 50_C, temperatur evaporasi 10_C, dan daya kompresor yang digunakan 5 pk. Diharapkan hasil desain alat ini dapat digunakan sebagai bahan pengujian, pengembangan, dan pemanfaatan lebih lanjut untuk memperoleh hasil pengeringan yang lebih optimal.

Wood quality, as furniture's material, is mostly based on amount of Moisture Content (MC) inside the wood. Therefore, a process is needed to dry the wood, for reducing amount of MC, before its assembling and using steps. Kinds of used wood dryer depends on the climate, kinds of wood, number of wood, and expected wood's quality. Customer's needs make a requirement for MC about 8-12%. For a little number of softwood, it can be used an heat pump for drying process. Because of that, in this final project, a dryer system desain is done with using dehumidifier's principles. Analysis process is done by comparing and choosing customary sistems which is used at the tropical area, and also investigating design's theoritical calculation. Design itself is done by using embodiment design steps and Analytical Hierarchy Process (AHP) method. Designed system, in this final project, has condensing temperature about 50_C, evaporating temperature 10_C, and compressor's power about 5 hp. The designing result is expected to be used as a tool for experiment and development in order to get optimal drying result."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S37550
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurhasan Hadiwahyana
"Kualitas kayu, sebagai bahan furniture, sangat ditentukan oleh jumlah Moisture Content (MC) yang terdapat di dalamnya. Oleh karena itu, diperlukan suatu proses pengeringan pada kayu, untuk mengurangi jumlah MC, sebelum kayu tersebut di-assembly dan digunakan. Jenis pengering kayu yang digunakan sangat ditentukan oleh iklim, jenis kayu, jumlah kayu, dan kualitas kayu yang ingin dicapai. Kualitas yang disyaratkan costumer adalah MC kayu yang mencapai 8-12%. Untuk jenis kayu ringan dan jumlah kayu yang sedikit, dapat digunakan sistem pengering dengan menggunakan heat pump. Berkaitan dengan hal tersebut, maka dalam penulisan skripsi ini dilakukan suatu proses perancangan sistem pengering kayu dengan memanfaatkan prinsip dehumidifier pada heat pump. Analisis dilakukan dengan membandingkan dan memilih sistem-sistem yang biasa digunakan di daerah tropis, serta membahas perhitungan teoritis desain yang dilakukan. Desain sendiri dilakukan sesuai dengan tahapantahapan embodiment design dan pemanfaatan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Adapun temperatur kondensasi pada sistem yang didesain adalah 50_C, temperatur evaporasi 10_C, dan daya kompresor yang digunakan 5 pk. Diharapkan hasil desain alat ini dapat digunakan sebagai bahan pengujian, pengembangan, dan pemanfaatan lebih lanjut untuk memperoleh hasil pengeringan yang lebih optimal.

Wood quality, as furniture's material, is mostly based on amount of Moisture Content (MC) inside the wood. Therefore, a process is needed to dry the wood, for reducing amount of MC, before its assembling and using steps. Kinds of used wood dryer depends on the climate, kinds of wood, number of wood, and expected wood's quality. Customer's needs make a requirement for MC about 8-12%. For a little number of softwood, it can be used an heat pump for drying process. Because of that, in this final project, a dryer system desain is done with using dehumidifier's principles. Analysis process is done by comparing and choosing customary sistems which is used at the tropical area, and also investigating design's theoritical calculation. Design itself is done by using embodiment design steps and Analytical Hierarchy Process (AHP) method. Designed system, in this final project, has condensing temperature about 50_C, evaporating temperature 10_C, and compressor's power about 5 hp. The designing result is expected to be used as a tool for experiment and development in order to get optimal drying result."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S37527
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>