Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 834 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Annisa Chusnul Muasaroh
"ABSTRAK
Kawasan Pasar Ikan menjadi salah satu kawasan dalam perencanaan kawasan wisata Kota Tua dengan potensi nilai sejarah yang dimilikinya. Ia menjadi muka kawasan bagi orang yang berdatangan ke Batavia pada masanya. Keberadaanya didukung dengan keberadaan Menara Syahbandar sebagai menara tertinggi yang memantau kedatangan orang ke Batavia. Salah satu yang menarik pedagang berdatangan ke Indonesia melalui Batavia ialah kekayaan rempah-rempah. Nilai dari kekayaan sumber daya alam ini menjadi hal yang penting dalam sejarah yang perlu diangkat dalam skenario kawasan wisata Kota Tua. Keberadaan rempah-rempah ini diangkat bukan untuk mengingatkan pada penjajahan yang terjadi akibat keberadaanya, tetapi untuk mengangkat dan mengedukasi mengenai kekayaan alam yang dimiliki. Museum menjadi sarana edukasi mengenai rempah-rempah tersebut yang mendatangkan para pedagang ke Indonesia melalui Batavia.

ABSTRACT
Bangunan ini ditujukan untuk bercerita dan mengedukasi mengenai kisah dari rempah-rempah. Pengetahuan dan kisah sejarah dari rempah-rempah dan pedagang yang berdatangan, kemudian bagaimana ia tumbuh dan berkembang, hingga bagaimana ia dipanen dan dimanfaatkan. Skenario tersebut bertujuan untuk menceritakan kekayaan yang dimiliki rempah-rempah yang menarik para pedagang berdatangan. Lokasinya yang berada di Pasar Ikan sebagai muka kawasan wisata dari perairan mendukung skenario bahwasannya rempah-rempah merupakan suatu kekayaan alam yang menarik banyak pedagang datang.

 


Pasar Ikan is one of the areas in the planning of Old Town tourism with the potential of its historical value. It becomes the face of the area for people who came to Batavia. It is supported by the existence of Menara Syahbandar as the highest tower in its time and the tower that monitors the arrival of people to Batavia. One of the things that attracts merchants to come to Indonesia through Batavia was herbs and spices. The value of the resource is an important thing in the history of Batavia that needs to be highlighted in the scenario of Old Town tourist area. These potential aspect of herbs and spices is highlighted not to remind us of its cruel history but to raise awareness and educate us and tourist about the richness of our natural resource. Museum is the program of education about herbs and spices that bring people especially merchants to Indonesia through Batavia.This building is intended to tell and educate about the story of the herbs and spices. Knowledge and history of herbs and spices and the coming of merchants from some countries, then how it lives and grew, to how it was harvested and consumed. Pasar Ikan as the face of the area support the scenario that herbs and spices attracts merchants to come."

2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hutton, Wendy
[Singapore]: Periplus, 1997
R 664.53 HUT t
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Skelly, Carole J.
London: Garland Publishing, 1994
R 641.338 203 SKE d
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Ary Sulistyo
Bandung: Nakara Aksara Dunia, 2022
959.822 ARY g
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Phillips, Roger
London: Pan Books , 1990
581.63 PHI h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Wenas, Irene
"Judul skripsi ini, Rempah-rempah pahit, kami ambil dari judul buku yang kami terjemahkan, yaitu Het bittere kruid. Rempah-rempah pahit merupakan terjemahan harfiah dari. Het bittere kruid, sebagai kiasan kejadian-kejadian dalam ceritera yang penuh kepahitan. Kami memillh karya ini untuk bahan terjemahan, karena buku ini begitu ter_kenal den telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa di dunia (lihat 2.3) serta jalan ceritanya sangat menarik, terutama dari segi kemanusiaannya. Secara garis besarnya skripsi ini terdiri dari tiga bagian, yaitu: Teori terjemahan, Latar belakang Het bittere kruid, dan Rempah-rempah pahit (terjemahan dari. Het bittere kruid).Dalam bab 1 kami membicarakan tentang teori terjemahan yang berasal dari sumber-sumber yang tercantum dalam Kepustakaan. Selain itu kami juga membicarakan mengenai masalah-masalah terjemahan yang kami temui dan bagaimana masalah-masalah itu diatasi.Dalam bab 2 kami ketengahkan latar belakang Het"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1981
S15861
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reyni Rahmadhani
"Keberadaan Museum Taman Prasasti sebagai sebuah ruang publik yang merepresentasikan suatu budaya dengan cara mengkoleksi berbagai objek untuk disajikan kepada publik. Pemilihan prasasti, khususnya batu nisan, sebagai koleksi museum merupakan representasi Pemakaman Kebon Jahe Kober pada abad 18 di Batavia. Sejak ditutup sebagai pemakaman pada tahun 1975, pemerintah mulai mengadakan pengangkatan seluruh jenazah yang ada untuk dimakamkan kembali di Pemakaman Tanah Kusir, Menteng Pulo dan pemakaman lainnya yang ada di Jakarta. Langkah selanjutnya adalah mengadakan pemugaran serta penataan ulang pada batu nisan. Perubahan identitas Museum Taman Prasasti dari makam menjadi museum merupakan pertanyaan besar, bagaimana konstruksi identitas tempat dapat terjadi, apa saja yang membentuk identitas tersebut serta apa yang dapat direpresentasikan berdasarkan faktor - faktor pembentuk identitas tersebut. Dalam penulisan ini, penulis mencoba melakukan perbandingan mengenai identitas Kebon Jahe Kober namun pada zaman yang berbeda, yaitu pada masa kolonial Belanda di Batavia dan masa modern di Jakarta dengan studi literatur serta pengamatan langsung. Setelah membandingkan faktor - faktor pembentuk identitas pada lokasi yang sama berdasarkan waktu yang berbeda, maka penulis mencoba untuk menganalisa representasi yang terdapat dari kedua identitas tempat tersebut.

The presence of Museum Taman Prasasti as a public space represents culture by collecting various objects to be presented to the public. Inscription, especially on tombstone, as museum collections represents Pemakaman Kebon Jahe Kober in the eighteenth century in Batavia. Since the closure as a cemetery in 1975, the Government of Jakarta started to had the bodies removed to some of the cemeteries for instance to Pemakaman Tanah Kusir, Menteng Pulo and other cemeteries in Jakarta. After removing the bodies, the government starts to undertake the restoration and re-settlement on tombstones. The changes of Museum Taman Prasasti's identity from a cemetery to a museum happen to be a big question, how the construction of identity of place could occur, and examples of factors that create the identity of place and what to represents from those factors. In this thesis, I try to make a comparison on the identity of Pemakaman Kebon Jahe Kober but at different times, at colonial times in Batavia and modern times in Jakarta with the study of literature as well as direct observation. And after that, I'll try to analyse the representation from those two identities. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S968
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Intisari, 1988
959.8 Bat
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Deane, Shirley
London: John Murray, 1979
959.85 DEA a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Kumar, Vijay
"Covers the hot and pungent Indian and exotic spices. This book gives a detailed account of their origin, cultivation, chemical composition, medicinal and culinary uses. It also discusses the use of various spices in different cuisines around the world like Japanese, Chinese and French."
New Delhi: Sterling Publishing, 2010
615.321 KUM s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>