Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 143185 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Faray
"ABSTRAK
Di Indonesia, penelitian tentang lempung serpih telah banyak didisikusikan secara luas. Tanah lempung
serpih dikenal sebagai material yang dapat berdegradasi. Proses degradasi ini menunjukan perlemahan
terhadap kekuatan geser tanah. Karakter dari lempung serpih ini menyebabkan beberapa kegagalan pada
desain geoteknik. Untuk memperbaiki dan memanfaatkan tanah tersebut sebagai material timbunan maka
dilakukan perbaikan tanah menggunakan bahan stabilisasi. Dalam penelitian terkini, perbaikan tanah
menggunakan biosementasi terbukti efektif meningkatkan kekuatan tanah akibat peningkatan produksi
CaCO 3 pada tanah pasir sedangkan untuk tanah lempung serpih masih belum banyak didiskusikan.
Penelitian ini membandingkan efektifitas penggunaan bahan stabilisasi dengan biosementasi dari enzim
urease dan beberapa bahan stabilisasi yang dikenal secara umum yaitu semen, kapur, dan abu sekam padi.
Hasil pengujian laboratorium menunjukan bahwa tanah lempung serpih dengan campuran enzim urease
dapat meningkatkan kekuatan dan durabilitas dengan pemeraman selama 6 minggu. Sedangkan untuk campuran semen dan kapur dapat meningkatkan kekuatan dan durabilitas pada konsentrasi bahan stabilisasi yang tinggi. Abu sekam padi hanya dapat meningkatkan durabilitas sampel namun terjadi
penurunan kekuatan. Campuran bahan stabilisasi terbaik adalah enzim urease dengan kapur dimana pada
pengujian XRD terlihat produksi CaCO 3 memiliki persentase konten yang paling tinggi.

ABSTRACT
In Indonesia, the study of clayshale has begun to be widely discussed. Clayshale is well known as a
degradable material. The process of degradability in clayshale shows the weakening of the shear strength.
This clayshale characteristic leads to several failures in the geotechnical design. To improve and utilize
this soil as embankment, soil improvement must be done using stabilzation material. In the latest
research, soil improvement using biosementation has been proven to increase soil strength due to
increased of CaCo 3 production in sandy soil while for clayshale has not been much discussed. This study
compares the effectivenesss of stabilizer material with biosementation of urease enzym and commonly
known as stabilizing agent, specifically cement, lime and rice husk ash. From the laboratory test result,
clayshale soil with urease enzym mixture could increase strength and durability by 6 week of curing
speciment. As for the cement and lime mixture could increase strength and durability at high content of
this stabilizing agent. Rice husk ash could increase the durability of the speciment but decrease in
strength. The best stabilizing agent for soil mixture was urease enzym with lime which in XRD test show
the CaCO 3 production has the highest precentage. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nainggolan, Maxwel Joseph Henri
"Pemanfaatan bioteknologi dalam bidang geoteknik sudah mulai digunakan dalam beberapa tahun terakhir. Dalam penelitian ini digunakan Enzim Urease sebagai bahan stabilisasi pada tanah lempung serpih melalui metode biosementasi. Metode ini dilakukan dengan mencampurkan secara manual Enzim Urease dan juga dengan penambahan laterit sebesar 10 terhadap Tanah Clayshale. Pengujian dilakukan dengan menggunakan uji Triaxial CU terhadap sampel yang telah mengalami pemeraman selama 42 hari.
Hasil biosementasi menunjukkan terjadinya pengerasan sampel dengan dibuktikan dari hasil uji Triaxial CU yang mana adanya peningkatan kuat geser. Pada uji durabilitas dilakukan dengan cara visual menunjukkan adanya perbedaan setelah ditambahkan enzim urease. Nilai kuat geser yang dihasilkan variasi campuran enzim urease 10 Laterit lebih besar dibandingkan dengan tanpa laterit, namun nilai sudut geser mengalami peningkatan yang tidak signifikan. Oleh karena itu, pemeraman 28 hari dinilai cukup efektif dilakukan daripada tanah asli.

In recent years utilization of biotechnology in the field of geotechnical has started. The research involved the use of Urease Enzym as a stabilization material by biocementation method. This method is done manually by mixing Urease Enzyme and through additional 10 laterite soil to Clayshale. The test uses the Triaxial CU Consolidated Undrained test toward samples that undergone curing for 42 days.
The result indicates that the sample is stiffening, proved by Triaxial CU test, with an increase of shear strengh. In the durability test performed by visual means showing the difference after added enzyme urease. Shear strength of mixture urease 10 laterite has a higher value but the shear angle value has an insignificant increase. Hence, it is known that the mixture increases the shear strength of the soil and the curing 28 days affected the results as well.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T50619
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rully Lesmana
"Lempung serpih yang belum mengalami pelapukan memiliki kekuatan yang cukup tinggi. Saat mengalami pelapukan, lempung serpih akan mengalami perubahan fisik serta kehilangan kekuatannya, sehingga sangat rawan apabila dijadikan material timbunan. Propylene glycol dan Kalium Klorida mampu mengurangi sifat lempung serpih yang rentan terhadap air sehingga kestabilannya meningkat. Propylene Glycol yang dicampurkan pada lempung serpih meningkatkan nilai CBR soaked melebihi 100 dan menurunkan nilai pengembangan dari 2,5 menjadi 0,3 dibanding spesimen asli. Kalium klorida juga meningkatkan nilai CBR Soaked sebesar 100 dan menurunkan nilai pengembangan hingga menjadi 0,1. Namun campuran keduanya tidak meningkatkan nilai CBR soaked dan membuat spesimen mengalami penurunan.

Unweathered clayshale has high value of strength. Due to brittleness of weathering, clayshale will deforms and loses its strength. Thus, it would be hazardous if it is used as embankment material. Propylene glycol and Pottasium Chloride are able to increase the stability of clay shale making it more durable when contact with water and atmosphere. Propylene glycol, which is mixed to the clay shale increases the value of soaked CBR exceeds 100 , and decrease the swelling number from 2,5 to 0,3 from the original specimen. Pottasium Chloride also increases the value of soaked CBR exceeds 100 , and decrease the swelling number to 0,1 . Yet the mixture of Propylene Glycol and Pottasium Chloride are not able the Value of soaked CBR and makes a settlement to the specimen. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S69498
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Himamul A`La
"Tanah pasir yang ada pada wilayah pesisir memiliki karakteristik bergradasi seragam, lepas (tidak memiliki kohesi), serta memiliki nilai parameter kuat geser yang rendah. Oleh karenanya, tanah pasir yang ada pada wilayah pesisir tidak dapat dijadikan sebagai material timbunan (embankment). Penetapan beberapa daerah menjadi kawasan Taman Nasional memicu pengembangan penggunaan material perbaikan tanah yang ramah lingkungan dalam beberapa dekade terakhir. Penggunaan bioteknologi pada biosementasi untuk merekayasa material geoteknik terbukti dapat meningkatkan nilai parameter kuat geser dan menurunkan permeabilitas tanah perbaikan.
Metode biosementasi ini menggunakan enzim urease yang dicampurkan dengan larutan urea dan kalsium klorida. Penambahan tanah laterit menyebabkan penggunaan metode biosementasi menjadi efektif. Penggunaan material stabilisasi semen pada konsentrasi rendah diharapkan dapat menjaga biosementasi yang terbentuk terhadap penjenuhan air.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh biosementasi enzim urease, tanah laterit, dan semen terhadap kuat geser dan permeabilitas tanah pasir yang distabilisasi serta ketahanan biosementasi yang terbentuk terhadap penjenuhan air. Peningkatan nilai parameter kuat geser tertinggi didapatkan pada sampel yang diperbaiki dengan biosementasi enzim urease, tanah laterit, dan semen. Sampel ini juga memiliki ketahanan parameter kuat geser yang lebih baik terhadap penjenuhan air.

The sand soils in the coastal have characteristics of uniform grading, loose (no cohesion), and low shear strength parameter. Therefore, sand soil in the coastal cannot be used as material for embankment. The designation of some areas to become national park has increased the use of environmentally friendly soil improvement materials in last decades. Utilization of biotechnology in biosementation for engineer geotechnical materials had been proven to increase the shear strength parameters and reduce the permeability of improved soil.
This biosementation method used the urease enzyme mixed with a solution of urea and calcium chloride. Adding laterites maked the biosementation method more effective. Utilization of cement stabilizing materials at low concentrations was expected to maintain biosementation formed against saturation.
The purpose of this research was to determine the effect of biocementation of urease enzymes, laterites, and cement to the shear strength and permeability of stabilized sands and durability of biocementation formed against saturation. The highest increase in the shear strength parameters was obtained in samples that were improved by biocementation of urease enzyme, laterites, and cement. This sample also had has better shear strength parameters resistance to saturation.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marsetya Putra Pradipta
"Pertumbuhan jumlah penduduk yang tidak diikuti dengan penambahan jumlah luas lahan merupakan suatu masalah yang dihadapi pada saat ini. Terbatasnya jumlah lahan yang tersedia menyebabkan lahan gambut yang tergolong ke dalam tanah lunak juga dimanfaatkan untuk lahan pembangunan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa nilai kerapatan kering, California Bearing Ratio (CBR) dalam kondisi unsoked dan soaked tanah gambut OKI Sumatera Selatan terhadap penambahan mikroorganisme selulotik potensial asli. Secara konvensional, penambahan mikroorganisme dilakukan dengan cara diaduk dan dilakukan penambahan volume sebanyak 5% dari berat tanah dan konsentrasi mikroorganisme sebanyak 1010. Setelah dilakukan pencampuran tanah difermentasi selama 60 hari dan diamati peningkatan nilai kerapatan kering dan CBR dari kondisi tanah asli tidak terjadi perubahan yang signifikan.

Population growth which is not followed by the addition of the vast amount of land is a problem faced at the moment. The limited amount of available land led to peatland which categorized to the soft ground is also used for land development. This study aims to analyze the dry density value , CBR in unsoked conditions and soaked to the addition of microorganisms selulotik original potential. Conventionally, the addition of microorganisms is done by stirring and the addition of volume as much as 5% of the weight of the soil and the concentration of microorganisms as many as in 1010. After mixing the ground fermented for 60 days and observed an increase in the value of dry density and CBR of the original soil conditions but not significant changes."
Depok: [Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Fakultas Teknik Universitas Indonesia], 2015
S61937
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Viraldy Maulana Yoese
"Pencampuran enzim urease dan larutan penjenuh berupa urea dan kalsium klorida pada tanah pasir merupakan salah satu proses biogrouting yang merubah bentuk butiran pasir menjadi batuan pasir. Permasalahan dalam penelitian ini adalah seberapa besar pengaruh perubahan bentuk pasir terhadap parameter kuat geser pasir tersebut. Parameter kuat geser pasir berupa kohesi dan sudut geser. Uji direct shear dilakukan sesuai standar ASTM D 3080-03 untuk mendapatkan nilai kohesi dan sudut geser dari tanah pasir. Setelah transformasi butiran pasir menjadi batuan pasir terjadi, didapatkan hasil berupa kenaikan nilai kohesi yang menunjukkan ikatan partikel pasir yang semakin kuat. Pasir kontrol tanpa perlakuan pada penelitian ini memiliki kohesi sebesar 0 kPa dengan sudut geser 32,72 °, pasir yang telah tersementasi dan didiamkan selama 7 hari memiliki kohesi sebesar 317,01 kPa dengan sudut geser 33,27 ° , sedangkan pasir yang tersementasi dan didiamkan selama 14 hari memiliki kohesi sebesar 788,78 kPa dengan sudut geser 36,11 °.

Adding enzym urease and cementation solution which consists of urea and calcium chloride is one of biogrouting process which transform particle of sand to become sandstone. Main topic on this paper is how big the effect of these transformation of sandstone in aspect to shear strength parameter on sand soil. Shear strength parameter consists of cohesion and friction angle of sand soil. Direct shear test is performed to follow ASTM D 3080-03. After the transformation done and formed the sandstone, increase in shear strength parameters are achieved. Control sands on this paper have 0 kPa cohesion value and friction angle of 32,72°. Sandstones with 7 days fermentation have cohesion value of 317,01 kPa with friction angle of 33,27°. Sandstones with 14 days fermentation have cohesion value of 788,78 kPa with friction angle of 36,11°"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S61957
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Syihan
"Perkuatan geosintetik sering kali digunakan dalam pekerjaan penimbunan untuk mengantisipasi differential settlement yang terjadi apabila dibangun pada tanah lunak. Adanya perkuatan geosintetik ini diyakini dapat memberikan hasil yang cukup baik untuk meningkatkan performa timbunan agar tidak mengalami penurunan yang tidak seragam. Studi ini dilakukan dengan memvariasikan nilai kohesi tanah lunak, indeks kompresi tanah lunak, ketebalan tanah lunak, serta banyaknya lapisan geosintetik yang digunakan. Bahasan penelitian ini mencakup besarnya penurunan pada tanah timbunan pada akhir konsolidasi primer, regangan dan gaya aksial pada geosintetik yang disimulasikan menggunakan program Plaxis 2D. Selain itu, pengaruh terhadap faktor keamanan juga ditinjau pada akhir konstruksi dan juga pada saat konsolidasi primer selesai, agar diketahui bagaimana kelongsoran yang terjadi dan kemungkinan kegagalan timbunan.

Geosynthetic reinforcement is usually used in embankment construction to anticipate the differential settlement that occurs when it’s constructed on the soft soil. The use of geosynthetic reinforcement is believed could give a pretty good result to enhance the performance of the embankment so that the differential settlement would not occur. This study is done by varying the value of cohesions, compression indexes, and the thickness of soft soil layer, and also the number of geosynthetic layers used. The discussion of this research concludes the value of displacement of the embankment at the end of primary consolidation, the strain and the axial force of geosynthetic layer which is simulated by using Plaxis 2D. And also, the effects occured to safety factor is reviewed at the end of construction and at the end of primary consolidation, so that we know how the failure could occur and the chance of failure of the embankment.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57631
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Ganantha Marsyafa
"Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi keberadaan batuan keras serta mengestimasi volumenya untuk menjadi material timbunan dalam perencanaan pembangunan Bendungan Way Sekampung, Lampung. Penelitian ini menggunakan metode resistivitas. Pengukuran dilakukan pada 6 lintasan dengan panjang lintasan 235 m dan spasi 5 m menggunakan Konfigurasi Wenner. Metode resistivitas digunakan untuk mengidentifikasi jenis litologi di bawah permukaan. Hasil pengolahan data resistivitas dikorelasikan dengan peta geologi regional, klasifikasi nilai resistivitas batuan, dan data bor. Terdapat beberapa jenis litologi dengan distribusi resistivitas yaitu pada nilai resistivitas 0-80 Ωm diduga sebagai lapisan lempung bercampur tuf dengan nilai Standard Penetration Test (SPT) 0-11, 80-120 Ωm diduga sebagai lapisan batu pasir dengan nilai SPT 12-41, dan pada nilai resistivitas lebih dari 120 Ωm diduga sebagai batuan keras yaitu lapisan sekis. Pengolahan data dilakukan dengan metode inversi dua dimensi dan pemodelan tiga dimensi. Berdasarkan hasil interpolasi pemodelan 3-D ditemukan kemenerusan batuan sekis ke arah utara dan selatan daerah penelitian. Potensi cadangan batuan sekis ditemukan menerus pada lintasan 1, 2, 3 dan lintasan 4, 5, 6. Kemenerusan batuan sekis cukup tebal terjadi pada lintasan 4, 5 dan 6. Estimasi volume cadangan batuan sekis pada daerah penelitian yaitu 2.528.111 m3 dengan nilai resistivitas lebih dari 120 Ωm.

This research was conducted to identify the presence of hard rock and estimate its volume to become embankment material in the planning for the construction of the Way Sekampung Dam, Lampung. This study uses the resistivity method. Measurements were made on 6 tracks with a track length of 235 m and a spacing of 5 m using the Wenner Configuration. The resistivity method is used to identify the type of subsurface lithology. The results of resistivity data processing are correlated with regional geological maps, rock resistivity value classification, and drill data. There are several types of lithology with resistivity distribution, namely at a resistivity value of 0 – 80 Ωm it is suspected to be a layer of clay mixed with tuff with a Standard Penetration Test (SPT) value of 0-11, 80-120 Ωm is suspected to be a layer of sandstone with an SPT value of 12-41, and at a resistivity value of more than 120 Ωm it is suspected as a hard rock, namely a layer of schist. Data processing is done by two-dimensional inversion method and three-dimensional modeling. Based on the results of the 3-D modeling interpolation, it was found that there was continuity of schist rocks to the north and south of the study area. The potential for schist rock reserves is continuously found in tracks 1, 2, 3 and 4, 5, 6. Thick schist continuity occurs in lanes 4, 5 and 6. The estimated volume of schist reserves in the study area is 2,528,111 m3 with a value of resistivity of more than 120 Ωm."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Sasmito
"Pada tahun 2011 terjadi kerusakan struktur cross beam KMP3 AC Gajah Wong yang berfungsi untuk dudukan rem. Kereta Gajah Wong melayani rute Jakarta - Yogyakarta dan melewati 12 stasiun persinggahan. Tujuan riset ini adalah mengetahui penyebab kerusakan cross beam dengan analisa statik dan fatigue menggunakan ANSYS, berdasarkan hasil analisa kerusakan maka dibuat desain perbaikan dudukan rem dengan analisa finite elemen, dilanjutkan dengan seleksi material dan proses produksi dengan metode Ashby, hasil redisain kemudian divalidasi dengan uji eksperimental, dimana dimensi spesimen di skalakan menjadi setengah dari dimensi awal. Hasil analisa statik dan fatigue menggunakan ANSYS pada cross beam menunjukan bahwa beban akibat pengereman menyebabkan tegangan yang melebihi tegangan luluh dan tegangan ultimate material cross beam. Redisain pada cross beam menghasilkan struktur penguat baru yang lebih kokoh, seleksi material menghasilkan baja karbon dengan performa terbaik, ringan dan murah, sedangkan seleksi proses menghasilkan proses terbaik untuk memproduksi struktur penguat dudukan rem adalah konvensional machining. Hasil validasi eksperimental menunjukan bahwa tegangan yang terjadi saat uji mendekati tegangan hasil analisa finite elemen, dan tegangan yang terjadi pada spesimen maupun hasil analisa finite elemen masih dibawah tegangan maksimum ijin material, dengan demikian dudukan rem hasil redisain valid dan aman untuk digunakan.

In 2011 the cross beam structural of KMP3 AC Gajah Wong was failure, where this cross beam serves to brake mounting. Gajah Wong trains serve the Jakarta - Yogyakarta and over 12 transit stations. The purpose of this research was to determine the cause of the damage cross beam with static and fatigue analysis using ANSYS, based on the results of the damage analysis made ​​design improvements brake holder with finite element analysis, and then continued by the selection of material and selection of production process using ashby method, redesign results will be validated by experimental test , where the dimensions of the specimen scalling to half of its original dimension. Results of static and fatigue analysis using ANSYS on cross beam showed that the braking load causes the stress exceeds the yield stress and ultimate stress of cross beam material. Redesign of cross beam produce the new stronger structure, material selection produces carbon steel with the best performance, lightweight and cheap, and the best process is conventional machining. Experimental validation results showed that the stress occurs near the finite element stress analysis, and stress that occurs is below the maximum stress permits of material, so that the brake holder redesign results is valid and safe to use."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T34831
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Auliya Nusyura Al Islami
"ABSTRAK
Lempung serpih dalam kondisi alami memiliki kekuatan yang sangat tinggi. Namun karena pelapukan yang disebabkan oleh paparan udara dan air, kekuatannya menurun secara signifikan. Propylene glycol digunakan sebagai inhibitor shale yang efektif dalam cairan bor berbasis air. Efek pencampuran propilen glikol dengan serpih lempung terhadap kekuatannya perlu didiskusikan. Sampel serpih lempung Citereup telah dicampur dengan Propylene glycol dengan rasio 0,3, 0,5, dan 0,7 dari kadar air optimumnya. Uji California Bearing Ratio dan Triaksial UU telah dilakukan untuk menentukan kekuatan bantalan serpih lempung. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa stabilisasi serpih lempung menggunakan propilen glikol 30 dapat meningkatkan kekuatan dalam kondisi tidak terendam. Campuran tanah laterit juga memberikan daya dukung tambahan untuk spesimen serpih lempung.
ABSTRACT
Clay shale in natural condition has a very high strength. But due to weathering caused by exposure with air and water, its strength decreased significantly. Propylene glycol is established as an effective shale inhibitor in water based muds. The effect mixing propylene glycol with clay shale to its strength is needs to be discussed. Sample of Citereup clay shale has been mixed with propylene glycol with ratio 0.3, 0.5, and 0.7 of its optimum water content. California Bearing Ratio test have been performed to determine clay shale bearing strength. Result from study indicate that clay shale stabilization using 30 propylene glycol can increase strength in unsoaked condition. Laterite soil mix were also give additional bearing strength to clay shale specimen."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T50630
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>