Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 75402 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nadaa Putri Utami
"ABSTRAK
Nyamuk Aedes aegypti diketahui selalu memilih air bersih sebagai habitat perkembangbiakannya. Akan tetapi, dengan adanya perubahan lingkungan, nyamuk Aedes aegypti mulai beradaptasi sehingga dapat bertelur pada air selokan. Penelitian ini merupakan studi eksperimental yang bertujuan untuk mengetahui nilai pH yang mendukung siklus hidup Aedes aegypti pada air selokan. Sampel penelitian adalah telur Aedes aegypti dan air selokan domestik. Air selokan dibagi menjadi 8 kelompok tingkat pH (4-11) dengan 5 replikasi dan diisi dengan 30 butir telur Aedes aegypti. Penelitian dilaksanakan pada dua titik lokasi dengan perbedaan suhu. Data dianalisis menggunakan uji One-way ANOVA dan uji T Independen. Hasil menunjukkan bahwa kemampuan hidup Aedes aegypti optimal pada pH 5-8. Durasi fase telur tersingkat pada pH 11 (1,10 hari) dan pH 6 (1,80 hari). Durasi fase larva tersingkat pada pH 6 (7,03 hari) dan pH 8 (5,64 hari). Durasi fase pupa tersingkat pada pH 9 (3,44 hari) dan pH 8 (3,22 hari). Terdapat perbedaan rata-rata durasi siklus hidup pada fase telur, larva, dan pupa yang signifikan di antara setiap tingkat pH air selokan. Kesimpulannya adalah nyamuk Aedes aegypti mampu berkembangbiak pada air selokan dengan pH 4-11. Suasana air yang cenderung basa merupakan tingkat pH optimal yang mendukung siklus hidup nyamuk, dengan rentang pH 6-9.

ABSTRACT
Aedes aegypti mosquito is known to choose clean water as its breeding habitat. However, with the change in environment, the Aedes aegypti mosquito starts to adapt to be able to lay eggs in sewer water. This research is an experimental study that aims to determine the pH value that supports the Aedes aegypti life cycle in sewer water. The research sample is Aedes aegypti eggs and domestic sewage water. Sewer water is divided into 8 groups of pH levels (4-11) with 5 replications and filled with 30 eggs. The study was conducted at two points with temperature differences. Data were analyzed using One-way ANOVA test and Independent T test. The results showed that the optimal survivability of Aedes aegypti was at pH 5-8. The duration of the egg phase is shortest at pH 11 (1.10 days) and pH 6 (1.80 days). The duration of the larval phase was shortest at pH 6 (7.03 days) and pH 8 (5.64 days). The shortest pupal phase duration was at pH 9 (3.44 days) and pH 8 (3.22 days). There are significant differences in the average life cycle duration in three life cycle phases between each pH level of sewage water. The conclusion is that the Aedes aegypti mosquito can grow in sewer water with a pH of 4-11. Water that tends to be alkaline is the optimal pH level that supports Aedes aegypti life cycle, with a pH range of 6-9."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Bagus Gede Dharma Putra
"Penyakit demam berdarah dengue masih merupakan masalah kesehatan nasional. Salah satu daerah yang masih mengalami masalah tersebut adalah wilayah Jakarta Barat. Diduga sebagai penyebab dari permasalahan demam berdarah di Jakarta Barat adalah kurangnya peran serta masyarakat padahal angka kepadatan jentik nyamuk masih tinggi.
Untuk itulah dilakukan penelitian melalui survey dengan rancangan "cross sectional" untuk mengetahui hubungan antara peran serta masyarakat dengan kepadatan jentik nyamuk di wilayah Jakarta Barat. Populasi penelitian adalah semua keluarga di wilayah Jakarta Barat sedang sampel dipilih dengan cara "multi stage random" sebanyak 5600 kepala keluarga dalam 56 kelurahan.
Hasil penelitian mendapatkan adanya hubungan antara peran serta masyarakat dengan kepadatan jentik nyamuk di wilayah Jakarta Barat. Dalam hubungan tersebut berpengaruh juga faktor lain terutama status sosial ekonomi. Didapatkan bahwa peran serta masyarakat pada masyarakat dengan status sasial ekonomi rendah mempunyai dampak terhadap penurunan kepadatan jentik sebesar 50%, artinya dengan peran serta masyarakat maka jumlah keluarga yang mempunyai kepadatan jentik tinggi akan dikurangi setengahnya.
Sehingga saran yang diusulkan untuk pemecahan masalah adalah penggalangan peran serta melalui swadaya masyarakat. Diharapkan masyarakat ikut mendanai program-program pemberantasan vektor di wilayah Jakarta Barat.

Dengue Hemorrhagic fever still represents a national health issue. One of The area such disease is west Jakarta. Lack of Community Participation to eradicate the disease is suspected to be one of the factor influencing the high density of mosquito larvae population.
Using a Cross sectional surveys thus study is aimed of community participation with the high density of mosquito larvae in west Jakarta. Household in west Jakarta are selected as samples using multi stage random in total 5600 household are selected among 56 kelurahan.
This research shows that there is correlation between community participation and the density of mosquito larvae population in west Jakarta. It was absolved that community participation among low socio econ3mic status will reduce least S0 % of the population mosquito larvae.
This Study suggests that programs to in crease community participation to eradicate the vector of dengue hemorrhagic fever should he encouraged.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendarmoko
"ABSTRAK
Telah dilakukan suatu penelitian terhadap Anisops sp. (Notonectidae) yang
diperoleh dari Situ FMIPA-UI, Depok untuk digunakan sebagai pengendali hayati
larva nyamuk Aedes aegypti pada kondisi laboratorium. Jenis kelamin jantan
mempunyai bentuk abdomen ramping dengan lebar abdomen 1,51 ± 0,08 mm dan
panjang tubuh sebesar 7,74 ± 0,14 mm dibanding dengan betina yang mempunyai
lebar abdomen 1,67 ± 0,05 mm dan panjang tubuh 7,44 ±0,12 mm. Siklus hidup
Anisops sp. membutuhkan waktu 28 hari, dengan masa inkubasi telur 5 hari, dan
masa perkembangan instar I sampai dengan instar V berturut-turut memerlukan
waktu 7 hari, 3 hari, 3 hari, 4 hari dan 6 hari. Bentuk telur Anisops oval dengan
kedua ujung tumpul serta terdapat semacam 'pintu' pada salah satu ujungnya.
Permukaan telur kasar, umumnya transparan, warna bervariasi dari kekuningan,
coklat muda sampai coklat tua dengan panjang telur 1,20 ± 0,02 mm dan lebar
0,44 ± 0,01 mm. Anisops paling banyak menghasilkan 10 telur/ekor/hari dan rata-rata
menghasilkan 2,85 ± 0,36 telur/ekor/hari. Daya tetas telur Anisops sebesar
0,70%. Anisops berpotensi sebagai pengendali hayati larva nyamuk dengan
pemangsaan terbesar sebanyak 22,56 ± 2,17 larva/hari dan nilai pemangsaan ratarata
sebesar 39,75% dari larva yang diberikan.

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1999
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Trisiana Chrysanthi Sandralintang
"ABSTRAK
Penelitian ini bermaksud untuk memformulasikan cat anti nyamuk berbasis ekstrak daun tembakau bebas zat pyrethroids sehingga lebih aman untuk pengguna. Hasil formulasi cat Anti-nyamuk sesuai dengan SNI. Hasil uji efektivitas cat anti-nyamuk Aedes Aegypti menunjukan dengan konsentrasi ekstrak tembakau antara 3-5 yang dapat membunuh setengah populasi nyamuk LC50 selama 2 jam, konsentrasi ekstrak tembakau antara 3-5 yang dapat membunuh setengah populasi nyamuk LC50 selama 4 jam, konsentrasi ekstrak tembakau 1-3 yang dapat membunuh setengah populasi nyamuk LC50 selama 6 jam, sedangkan konsentrasi ekstrak tembakau 0-1 dapat membunuh setengah populasi nyamuk LC50 selama 24 jam.

ABSTRAK
This study intends to formulate mosquito repellent paints based tobacco leaf extracts,free pyrethroid substance, that are safe for the user. The active substance is added to the paint asa mosquito repellent is an extract of tobacco leaves. The result of Anti mosquito paint formulation in accordance with SNI. The results of anti Aedes Aegypti mosquito paint effectiveness test show that with 3 5 concentration of tobacco extract that can kill half the mosquito population LC50 for 2 hours, the concentration of tobacco extract between 3 5 can kill half the mosquito population LC50 during 4 hours, 1 3 tobacco extract concentration can kill half the mosquito population LC50 for 6 hours, while the concentration of 0 1 tobacco extract can kill half the mosquito population LC50 for 24 hours."
2017
S69657
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arie Prasetyawan
"ABSTRACT
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit tular vektor yang menjadi masalah kesehatan di negara tropik-subtropik, termasuk Indonesia. Di Indonesia, persebaran dan prevaleni kasus DBD tergolong tinggi, bahkan tertinggi di dunia. Pada tahun 2011 hingga 2015 masih ditemukan banyak kasus DBD di Indonesia dengan CFR mencapai sekitar 0,8 %. Kampus UI Salemba, Jakarta Pusat merupakan daerah urban dan rentan terhadap insiden kasus DBD. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan cleaning service tentang PSN dengan Indeks Kepadatan dan Penyebaran Jentik Aedes aegypti di kampus UI Salemba. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan metode pengambilan kuesioner kepada 93 cleaning service serta melakukan pemeriksaan jentik nyamuk pada 20 gedung, 169 unit gedung, dan 253 kontainer. Hasil penelitian didapatkan indeks HI 2,4%, CI 5,5%, dan BI 8,3% menunjukkan bahwa kepadatan populasi Aedes aegypti di wilayah kampus UI Salemba tergolong rendah. Hasil pengukuran tingkat pengetahuan cleaning service didapatkan kategori kurang 22 (23,7%), kategori cukup 25 (26,9%), dan kategori baik 46 (49,5%). Berdasarkan hasil uji mann whitney menunjukkan terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan Cleaning Service pada kelompok kategori pengetahuan kurang dibanding kelompok kategori cukup dan baik (p<0,05) tentang pemberantasan sarang nyamuk dengan indeks kepadatan dan penyebaran jentik Ae. aegypti di Kampus Universitas Indonesia Salemba tahun 2015.

ABSTRACT
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is vector-borne disease which has become public health problem in tropical-subtropical countries, including Indonesia. The distribution and prevalence of dengue cases still high in Indonesia, even the highest in the world. In 2011 to 2015 there were many cases of dengue fever in Indonesia with CFR reach about 0.8%. Universitas Indonesia Salemba located in urban area which vulnerable to incidence of dengue cases. This study aims to determine the correlation between knowledge level of cleaning services about mosquito nest eradication with the density and dissemination index of larva Aedes aegypti in University of Indonesia, Salemba 2015. This study used a cross-sectional design. Research methods such as analysis of questionnaires to 93 cleaning services and inspection of mosquito larvae in 20 buildings, 169 units of buildings, and 253 containers.The result showed the index HI 2.4%, CI 5.5%, and 8.3% BI shows that the population density of Aedes aegypti in the UI campus Salemba is low. Results of measuring the level of knowledge obtained cleaning service on less category 22 (23.7%), moderate category 25 (26.9%), and the excellent category 46 (49.5%). Based on the post hoc test results of mann whitney shows the lack knowledge level of cleaning service compare to fair and good knowledge about nest eradication has significant relationship with the HI, CI, and BI index (p<0,05). Factors affecting the results can be caused by the characteristics and location of inspected containers"
2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bobby Ilham Ramadhan
"ABSTRACT
Pendahuluan. Kelurahan Duren Sawit merupakan kelurahan tertinggi ditemukannya kasus PE dan kematian DBD pada anak umur Sekolah Dasar di Kecamatan Duren Sawit. Penelitian ini bertujuan untuk melihat keberadaan jentik Aedes aegypti dan Aedes albopictus berdasarkan karakteristik kontainer meliputi jenis, bahan, volume, kondisi air dan warna pada SD, Kelurahan Duren Sawit. Berdasarkan karakteristik kontainer yang di identifikasi, kemudian dapat diketahui tingkat potensial perindukan keberadaan jentik Ae. aegypti dan Ae. albopictus. Metode. Penelitian ini menggunakan data primer dengan melihat seluruh kontainer di Sekolah Dasar Kelurahan Duren Sawit. Desain studi adalah cross-sectional dan data dianalisa secara univariat dan bivariat dengan menggunakan chi-square. Hasil dan Pembahasan. Pada penelitian ini ditemukan hubungan yang signifikan dan perbedaan yang bermakna antara warna kontainer dengan keberadaan jentik Ae. aegypti dan Ae. albopictus nilai p 0,001; OR 5,38 dan pengurasan dengan keberadaan jentik Aedes nilai p= 0,002; OR=4,28. Simpulan. Warna gelap dan pengurasan kontainer memiliki perbedaan dan hubungan yang signifikan, sehingga SD Kelurahan Duren Sawit perlu merubah kontainer

ABSTRACT
Background. Kelurahan Duren Sawit is the highest kelurahan found cases of PE and death cases of DHF in Primary school aged children in Kecamatan Duren Sawit. This study aimed to see larva Aedes aegypti and Aedes albopictus based on container chracteristics include types, materials, volume, water condition and color in SD, Kelurahan Duren Sawit. Based on the identified container characteristics, then we can know the potential level of longing for the presence of larva Ae. aegypti and Ae. albopictus. Method. This study uses primary data by looking all containers in Kelurahan Duren Sawit Primary School. The design study was cross sectional, data were analyzed univariat and bivariate using chi square. Results and Discussion.In this study we found significant relationship and difference between color of container with presence of Ae. aegypti dan Ae. albopictus larva p value 0,001, OR 5,38 and also containers draining with presence of Aedes larva Value p 0,002 OR 4,28. Conclusions and suggestions.Dark colors and draining containers have significant relationships and difference, SD Kelurahan Duren Sawit need to."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Guntur Agus Triwibowo
"Aedes aegypti merupakan jenis nyamuk yang dapat membawa virus dengue penyebab penyakit demam berdarah. Nyamuk Aedes aegypti juga merupakan pembawa virus chikungunya dan demam kuning. Pemberantasan A.aegypti berarti juga memberantas tempat perindukan agar dapat memutus siklus hidup nyamuk ini secara efektif. Diketahui bahwa nyamuk Aedes aegypti dapat menggunakan air selain air bersih sebagai tempat perindukan. Tujuan penelitian ini mengetahui pengamatan terhadap kemampuan telur Aedes aegypti menetas dan kemampuan pertumbuhan Aedes aegypti dari stadium telur sampai stadium dewasa pada air tanah sebagai kontrol, air hujan, air cucian pakaian, air limbah kamar mandi, air hujan dengan tanah 80 gram, air hujan dengan tanah 160 gram, air cucian pakaian dengan tanah 80 gram, air cucian pakaian dengan tanah 160 gram, air limbah kamar mandi dengan tanah 80 gram, air limbah kamar mandi dengan tanah 160 gram,. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Setiap kontainer dimasukkan telur Aedes aegypti sebanyak 25 buah dalam setiap kontainer air tercemar, setiap perlakuan diulang sebanyak tiga. Hasil penelitian dianalisa dengan melihat grafik hasil dari pengamatan didapatkan hasil bahwa Aedes aegypti mampu berkembangbiak di media air yang kontak langsung dengan tanah. Rata-rata jumlah larva yang dapat hidup paling banyak terdapat pada air limbah kamar mandi dengan tanah 160 gram yaitu rata-rata 18 pada stadium larva, 18 stadium pupa dan 18 stadium dewasa. Dari analisis dapat disimpulkan bahwa nyamuk Aedes aegypti dapat berkembang biak pada air tercemar dan kontak langsung dengan tanah, maka disarankan kepada pemerintah untuk melakukan kajian lebih mendalam mengenai perubahan perilaku tempat berkembang biak Aedes aegypti agar program pengendalian Aedes aegypti lebih tepat sasaran.

Aedes aegypti is type of mosquito that carries dengue virus causes dengue fever. Aedes aegypti is also a carrier for chikungunya virus and yellow fever. Eradication of Aedes aegypti also means eradicate breedingsites in order to break the life cycle of mosquitoes effectively. It’s known that Aedes aegypti can use water in addition clean water for a breeding place. The purpose of this study is to determine the ability of observation hatch the eggs of Aedes aegypti and growth ability of Aedes aegypti from the egg fase to the adult fase on ground water as a control, rain water, clotes washing water, waste water of showers, rain water with 80 grams of soil, rain water with 160 gram of soil, clotes washing water with 80 grams of soil, clotes washing water with 160 grams of soil, waste water with 80 grams of soil, waste water with 160 grams of soil. This study was quasi experimental. Each containers was inserted Aedes aegypti eggs as many as 25 pieces in each container of contaminated water, each treatment was repeated three times. Result were analize by looking at the graph of result from observation its known that Aedes aegypty is able to multiply in aqueous media which have direct contact with the ground. Average number of larvae that can live most was in the waste water of shower with 160 grams of soil. Which is an average 18 on larvae phase, 18 on pupa phase, and 18 on adult phase. From the analysis can be concluded that the Aedes aegypti can breed in polluted water and direct contact with the ground/soil. It is recommended for the government to have depth study for changes in behavior of Aedes aegypti breeding to make control programs more effective."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sigit Witjaksono
"Demam berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. DBD merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia karena marbiditasnya tinggi dan penyebarannya semakin luas. Pengobatan spesifik terhadap DBD sampai saat ini belum ada, sehingga pemberantasan DBD terutama dilakukan dengan pengendalian vektornya, yaitu Ae. aegypti.
Pengendalian Ae. aegypti antara lain dilakukan dengan menggunakan insektisida, yaitu temefos 1 % untuk stadium larva dan pengasapan dengan malation 4 % untuk nyamuk dewasa. Selain cara tersebut juga telah dilakukan pengendalian lingkungan untuk meniadakan tempat perindukan nyamuk dengan melaksanakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Namun demikian upaya ini belum memberikan hasil yang memadai karena jumlah kasus DBD masih tetap tinggi serta wilayah yang terjangkit semakin luas.
Pada tahun 1995, jumlah penderita DBD mencapai 25.000 penderita dan tersebar di seluruh propinsi di Indonesia. Di Jakarta selama lima tahun terakhir terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) DBD pada tahun 1992, 1994, 1995 dan 1996 dengan jumlah kasus sebanyak 4000 penderita / pertahun dengan angka kematian lebih dari 1 %. Pada tahun 1997 pada bulan Januari sampai Mei terdapat 3000 orang penderita dengan 13 Orang meninggal dunia (Dep-Kes, 1997).
Karena upaya pengendalian DBD belum memberikan hasil yang memadai maka perlu cara lain untuk membantu program pemberantasan vektor DBD, antara lain dengan Teknik Jantan Mandul l Sterile Male Technique (TJM).
Teknik Jantan Mandul (TJM) merupakan teknik pemberantasan serangga dengan jalan memandulkan serangga jantan. Dasar teorinya adalah bila serangga betina hanya kawin satu kali dan perkawinan tersebut dengan serangga jantan yang mandul, maka keturunan tidak terbentuk (K.nipling, 1965). Serangga jantan mandul dilepas di lapangan dengan harapan dapat bersaing dengan jantan normal alam dalam berkopulasi dengan serangga betina. Serangga betina yang telah berkopulasi dengan jantan mandul dapat bertelur, tetapi telurnya tidak dapat menetas. Apabila penglepasan serangga jantan mandul dilakukan secara terus menerus, maka populasi serangga di lokasi penglepasan menjadi sangat rendah.
Pemanfaatan TJM telah dilakukan oleh Sharma et al (1972) di India dengan meradiasi pupa jantan Cx p. fatigans berumur 24 - 36 jam. Hasil percobaan tersebut menunjukkan bahwa dosis radiasi 60 Gy telah menyebabkan 99 % mandul. Hasil yang diperoleh oleh Sharma et al (1972) dilanjutkan dengan.pengujian lapangan oleh Rajagopalan et at (1973) di desa kecil Sultanpur di India. Di desa terdapat 200 rumah dan 1750 orang dan populasi nyamuk yang muncul setiap ha l diperkirakan 24.000 - 30.000 ekor. Rajagopalan (1973) meradiasi pupa jantan berumur 24 - 36 jam dengan dosis 60 Gy. Selanjutnya pupa tersebut diletakkan di pot-pot tanah sekitar rumah penduduk. Pupa jantan yang diradiasi berjurnlah 3 kali lebih banyak dari pada jantan normal."
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pemberantasan Demam berdarah dengue (DBD) dilakukan dengan pengendalian vektornya, yaitu nyamuk Ae.aegypti antara lain dengan temefos 1%, malation 4%, dan pemberantasan sarang nyamuk. Cara lain yang dapat dilakukan adalah teknik Jantan Mandul (TJM). Penyinaran sinar gamma dari irradiator Co-60 tipe gamma cell 220, diberikan pada pupa jantan umur 24-36 jam. Dosis 60Gy merupakan dosis terendah yang menghasilkan kemadulan lebih dari 90%. Dosis tersebut diberikan pada pupa jantan berumur 24-36 jam, dan menghasilkan nilai daya saing sebesar 0,49.
"
MPARIN 11 (1) 1998
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>