Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 71787 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Budi Setiawan
"Air merupakan kebutuhan utama manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam memenuhi kebutuhan manusia, terdapat berbagai sektor industri yang menghasilkan produk-produk yang dibutuhkan untuk menunjang kehidupan. Dalam produksinya, industri tersebut memiliki pabrik yang juga menggunakan air untuk produksi ataupun konsumsi. PT. SS yang berlokasi di Serang menjadi penyedia jasa pengolahan air bersih agar air yang didapatkan dari sumber air memiliki kualitas yang baik dan dapat digunakan oleh pabrik-pabrik di daerah tersebut. Dalam pelaksanaannya, debit yang dihasilkan tidak sesuai dengan perencanaan sehingga perlu dilakukan evaluasi untuk meninjau kuantitas dan kualitas air yang diproduksi oleh IPA 2 PT. SS agar dapat memenuhi kebutuhan air dengan baik. Tahapan evaluasi dilakukan dengan melakukan pengumpulan data primer dan sekunder, wawancara, dan observasi di lapangan. Kemudian membandingkan kinerja unit pengolahan berdasarkan data eksisting yang didapatkan dengan data yang telah diolah. Hasilnya akan menjadi bahan untuk mengevaluasi IPA 2 PT. SS dan merencanakan langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan kinerja IPA. Dengan debit rencana 200 liter/detik, debit yang beroperasi optimal saat ini hanya berkisar antara 100-150 liter/detik. Hasil evaluasi menunjukkan terdapat beberapa kriteria yang sudah sesuai dengan parameter, namun terdapat beberapa kriteria yang belum sesuai. Dengan demikian, IPA 2 PT. SS dapat mencapai debit pengolahan 200 liter/detik dengan beberapa penyesuaian. Perlu adanya pembaruan standar baku mutu air dari Permenkes 416/1990 menjadi Permenkes 492/2010.

Water is a major human need, both directly and indirectly. In meeting human needs, there are various industrial sectors that produce products needed to support life. In production, the industry has factories that also use water for production or consumption. PT. SS, located in Serang, provides water treatment services so that the water obtained from water sources have good quality and can be used by factories in the area. In its implementation, the water produced is different with the design so it needs to be evaluated to review the quantity and quality of water produced by PT. SS in order to fulfill the water needs properly. The evaluation stage is carried out by collecting primary and secondary data, interviews, and field observations. Then the performance of the processing unit based on existing data obtained will be compared with the data that has been processed. The results will be used for evaluating WTP 2 of PT. SS and plan the steps that can be taken to optimize the performance of Water Treatment Plant. With a total discharge plan of 200 liter/second, the current operating optimal flow is only around 100-150 liter/second. The evaluation results show that there are several criteria that are in accordance with the parameters, but there are some criteria that are not appropriate. Thus, WTP 2 PT. SS can reach a processing discharge of 200 liters / second with some adjustments. There is a need to update water quality standards from Permenkes 416/1990 to Permenkes 492/2010."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kushardian Muhamad
"PT Pembangunan Jaya Ancol adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang rekreasi, resor, dan properti. Untuk menjalankan usahanya yang berada di wilayah langka air tawar, kebutuhan air bersih PT Pembangunan Jaya Ancol tidak hanya bertumpu pada penyediaan air dari pihak ketiga, namun juga memiliki instalasi desalinasi yang mandiri untuk mencukupi kebutuhan air bersihnya. Karya tulis ini akan mengevaluasi instalasi desalinasi PT Pembangunan Jaya Ancol dengan cakupan kualitas air baku yang digunakan dan air produksi yang dihasilkan terhadap peraturan yang berlaku, kriteria desain tiap unitnya, dan pengembangan instalasi yang bisa dilakukan untuk kebutuhan hingga 2026. Hasilnya, kualitas air baku dan air produksi dilihat dari parameter fisika, kimia, dan biologi sudah sesuai dengan Permenkes Nomor 492 Tahun 2010. Kriteria desain yang tidak sesuai standar, yaitu jarak antar batang saringan halus dan kecepatan aliran di saringan kasar pada unit sadap, waktu tinggal pada sumur pengumpul, beban operasi pada aliran permeat unit ultrafiltrasi (UF), rendahnya fluks air pada unit reverse osmosis (RO), dan ketiadaan unit disinfeksi. Untuk memenuhi kuantitas kebutuhan air hingga 2026, diperlukan penambahan 5 unit RO dan sebuah unit disinfeksi.

PT Pembangunan Jaya Ancol is an recreation, resort, and property enterprise. To run its business activities, PT Pembangunan Jaya Ancol is not only relying its water demand from a third party provider, but also running an independent desalination plant. This paper will evaluates the desalination plant ran by PT Pembangunan Jaya Ancol in term of the quality of the raw water used and the production water compared to existing regulation, its design criteria of the units, and possible development to suffices the water demand up to year 2026. The result shows that the quality of the raw water and production water, in term of physical, chemical, and biological parameters, still fit Health Ministry Decree Number 492 Year 2010. The design criterias unfit with standard are the bar distance of the fine screen and the flow velocity of the coarse screen in the water intake unit, the retention time of the collecting well unit, the loading operation of the permeate flow of ultra filtration (UF) unit, the water flux of reverse osmosis (RO) unit, and the non-existent of disinfection unit. To meet the 2026 water demand, 5 RO unit and a disinfectant unit must be added."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44406
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghina Aldila Cahyani
"Mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Tangerang yaitu meningkatkan cakupan pelayanan SPAM sebesar 65% pada tahun 2023, salah satu langkah mewujudkan rencana tersebut dengan meningkatkan kapasitas penyerapan IPAM Cikokol sebesar 300 l/s sehingga kapasitas debit IPAM Cikokol dari 1275 l/s menjadi 1575 l/s. Penelitian ditunjukan untuk mengevaluasi kinerja instalasi pengolahan dari segi kuantitas dan kualitas pada kapasitas debit eksisting sebesar 1275 l/s dan pada kapasitas debit setelah peningkatan debit sebesar 1575 l/s. Metode evaluasi yang dilakukan pada penelitian ini terdiri dari proyeksi kebutuhan air, analisis kualitas air baku dan produksi, dan evaluasi unit instalasi. Hasil evaluasi menunjukan bahwa terdapat beberapa kinerja unit instalasi yang belum memenuhi standar/kriteria desain yang ada diantaranya unit flokulasi, sedimentasi, dan filtrasi. Meski begitu dari segi kualitas air produksi, seluruh parameter air minum masih memenuhi peraturan baku mutu yang ada. Berdasarkan proyeksi kebutuhan air wilayah pelayanan IPAM Cikokol pada tahun 2030 dengan debit 1575 l/s hanya memenuhi 21% tingkat pelayanan dari 11 kecamatan yang dilayani oleh IPAM Cikokol.

Refer to the Tangerang Medium-term Development Plan (RPJMD) which is to increase the coverage of SPAM services by 65% in 2023, one of the program to realization those plan is to increase the capacity of Cikokol WTP in the amount of 300 l/s from 1275 l/s to 1575 l/s. This research is purposed to evaluate the performance of installation unit in terms of quantity and quality in the existing capacity of 1275 l/s and the increased capacity of 1575 l/s. Research methods include the water demand projections, analysis of raw and production water quality, and evaluation if installation units. From the evaluation result, known that there are installation units that not eligible with standard criteria including flocculation, sedimentation, and filtration units. Nevertheless the water production quality still comply the existing quality standards. Based on the water demand projection of WTP Cikokol service area with capacity 1575 l/s in 2030 only obtain 21% of the service levels in 11 districts served by WTP Cikokol."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nazra Ikrima
" ABSTRAK
PT. PAM Lyonnaise Jaya PALYJA merupakan perusahaan air minum yang salah satu cabangnya berada di Cilandak dengan sumber air baku berasal dari Kali Krukut. Kali Krukut sebagaimana kebanyakan kali yang terdapat di Jakarta, merupakan kali yang mengandung banyak pencemar, terutama dari limbah rumah tangga. Berdasarkan hal tersebut maka dibutuhkan suatu evaluasi untuk mengetahui kinerja unit dan kualitas air produksi IPA Cilandak. Kinerja IPA dapat diketahui melalui evaluasi dengan meninjau kualitas air baku dan air produksi, serta desain unit instalasi. Metode penelitian yang dilakukan adalah observasi lapangan dan pengambilan data sekunder. Dari hasil evaluasi, diketahui bahwa kali krukut masih layak diandalkan sebagai tempat intake pengambilan sumber air baku. kinerja IPA Cilandak saat ini dapat dikategorikan cukup baik karena kualitas air produksi yang dihasilkan telah sesuai dengan standard yang ditetapkan pemerintah. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa bak prasedimentasi tidak sesuai dengan kriteria desain, sedangkan saringannya sesuai. Pada unit flokulasi, nilai Td, G, dan GTd ada yang tidak sesuai dengan kriteria desain sedangkan untuk unit sedimentasi telah sesuai dengan kriteria desain.
ABSTRACT PT PAM Lyonnaise Jaya Palyja is a water company which is one of is its branch located in Cilandak with raw water source comes from River Krukut. River Krukut like most rivers in Jakarta, contains many pollutants, primarily from household waste. Because of that it is needed to do evaluation in order to know the performance of units and the quality of water production from IPA Cilandak so that it can be given a description toward the existing condition on the water treatment plant units and suggestion or recommendation to over come some problems in IPA Cilandak. The performance of WTP can be known through the evaluation by reviewing the quality of raw water and water production and unit installation design. The evaluation method is done by field observation directly on WTP and from documents in WTP. From the evaluation result can be known that presedimentation is not appropriate with design criterion but the screenings are fit. On flocculation unit, the value of Td, G, and GTd some are not fit with design criterion, but sedimentation unit has been appropriate with design criterion.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S63556
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudi Hadisaputra
"ABSTRAK
Air bersih merupakan salah satu kebutuhan mendasar bagi manusia. Saat ini, IPA Pulo Gadung dapat mengolah debit air sebesar 4.200 L/detik. Tujuan dari penelitian ini adalah 1 mengevaluasi desain unit pengolahan terhadap kriteria desain, 2 mengevaluasi kualitas air baku dan air bersih, 3 mengevaluasi efisiensi kinerja unit pengolahan, serta 4 menentukan debit pengoptimalan. Untuk mengetahui tingkat kinerja kualitas IPA Pulo Gadung, maka dilakukan pengujian kualitas air, yaitu kekeruhan SNI 06-6989.25-2005, E. Coli Most Probable Number, zat organik SNI 06-6989.22-2004, dan COD Standard Methods: 5220 D serta jar test. Selain itu, untuk mengetahui tingkat kinerja kuantitas, maka dilakukan evaluasi desain terhadap kriteria desain dan rancangan pengoptimalan kapasitas. Berdasarkan evaluasi desain, banyak aspek yang tidak memenuhi kriteria desain. Berdasarkan parameter COD, pada PP No. 82 Tahun 2001, air baku yang digunakan IPA Pulo Gadung tergolong dalam air Kelas IV air untuk mengairi pertanaman. Air bersih hasil pengolahan, berdasarkan Permenkes No. 492 Tahun 2010, memiliki beberapa parameter kualitas air yang tidak memenuhi standar tersebut. Unit mixing well efektif dalam menghilangkan E. Coli 47,7, sedimentasi dan filtrasi menghilangkan kekeruhan 93,05 dan 97,32, serta reservoir menghilangkan E. Coli 73,04. Secara keseluruhan, IPA Pulo Gadung dapat menghilangkan kekeruhan sebesar 99,83, E. Coli sebesar 96,39, organik sebesar 40,16, dan COD sebesar 16,57. Dari uji jar test, koagulan optimal untuk air IPA Pulo Gadung adalah koagulan PAC 20 ppm. Dengan mengacu pada kriteria desain, debit optimal masing-masing unit adalah intake sebesar 9,33 m3/detik, saringan kasar 1,09 m3/detik, saringan halus 13,44 m3/detik, grit chamber 4,86 m3/detik, pompa 7,65 m3/detik, mixing well 18,9 m3/detik, flokulasi 3,09 m3/detik, sedimentasi 5,83 m3/detik, filtrasi 12 m3/detik, dan reservoir 16,57 m3/detik. Kesimpulannya adalah kinerja pengelolaan kualitas air IPA Pulo Gadung sudah baik dan kapasitasnya masih dapat ditingkatkan.

ABSTRACT
Clean water is one of the basic needs for human beings. Currently, IPA Pulo Gadung can treat 4,200 L sec of raw water. The objectives of this study are 1 to evaluate the design of the processing unit based on design criteria, 2 to evaluate the quality of raw and clean water, 3 to evaluate the efficiency of processing unit removal rate, and 4 to determine the flowrate optimization. To determine the removal rate of IPA Pulo Gadung, the water qualities to be tested are turbidity SNI 06 6989.25 2005, E. Coli Most Probable Number, organic matter SNI 06 6989.22 2004, and COD Standard Methods 5220 D and jar test. To determine the level of quantity performance, the unit design was evaluated to design criteria and determined the flowrate optimization. Based on design evaluation, many aspects do not meet the design criteria. Based on COD parameters, in PP No. 82 of 2001, raw water used by IPA Pulo Gadung classified in Class IV water water to irrigate crop. Clean water produced, based on Permenkes No. 492 of 2010, has several water qualities that do not meet the standard. The mixing well unit is effective in removing E. Coli 47.7, sedimentation and filtration removing turbidity 93.05 and 97.32, and reservoir removing E. Coli 73.04. Overall, IPA Pulo Gadung can eliminate with the removal rate of turbidity 99.83, E. Coli 96.39, organic matter 40.16, and COD 16.57. From jar test, optimal coagulant for IPA Pulo Gadung is PAC 20 ppm. With reference to the design criteria, the optimal flowrate of each unit is intake 9.33 m3 sec, coarse screen 1,09 m3 sec, fine screen 13,44 m3 sec, grit chamber 4.86 m3 sec, pumping system 7.65 m3 sec, mixing well 18.9 m3 sec, flocculation 3,09 m3 sec, sedimentation 5.83 m3 sec, filtration 12 m3 sec, and reservoir 16.57 m3 sec. The conclusion is that the performance of water quality removal rate of IPA Pulo Gadung is good and the capacity can still be improved."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yohannes De Britto H
"
ABSTRAK
Saat ini produksi air bersih instalasi pengolahan air IPA milik Bandara Supadio Pontianak BPS diperkirakan sebesar 108 m3/hari dengan menggunakan air baku air gambut dari Sungai Gertak Kuning. Mengacu pada rencana induk Bandara Supadio, diperkirakan tahap ultimate jumlah penumpang sebesar 8.460.363 penumpang yang tercapai pada tahun 2026 dan proyeksi kebutuhan air bersih mencapai 684 m3/hari. Tujuan penelitian adalah mengetahui proses pengolahan air bersih eksisting, melakukan evaluasi permasalahan yang dihadapi dan menganalisis upaya optimalisasi kinerja IPA. Penelitian dilakukan dengan membandingkan aspek kualitas, kuantitas dan kontinuitas IPA eksisting dengan kriteria desain, peraturan perundang-undangan yang berlaku terkait dengan kualitas air serta eksperimen dengan metode jar test untuk menentukan jenis dan dosis bahan kimia yang diperlukan. Proses pengolahan air terdiri dari koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi, dan desinfeksi. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa permasalahan utama yang ditemukan adalah kapasitas IPA eksisting tidak akan mampu memenuhi kebutuhan air pada tahap ultimate, unit operasi dan proses pada IPA tidak sesuai dengan kriteria desain, IPA tidak dapat beroperasi secara kontinu, dan kualitas air hasil produksi belum memenuhi baku mutu. Hasil optimalisasi terhadap unit operasi dan proses pada IPA menunjukkan bahwa diperlukan adanya perubahan dimensi terhadap unit koagulasi, unit flokulasi, unit sedimentasi, dan unit desinfeksi agar dapat memenuhi kebutuhan air bersih Bandara tahap ultimate dan beroperasi dengan efektif. Hasil uji jar test menunjukkan bahwa koagulan yang paling baik digunakan adalah tawas dengan dosis sebesar 17 kg/hari. Sementara itu, untuk mendapatkan air yang dapat memenuhi baku mutu berdasarkan Permenkes No. 32 Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, dan Pemandian Umum, khususnya parameter warna, maka perlu ditambahkan activated carbon powder pada unit koagulasi dengan dosis sebesar 250 kg/hari. Saran yang dapat diberikan di antaranya adalah perlunya pemasangan meteran air, perbaikan dan pemeliharaan IPA, pengujian break point chlorination BPC untuk menentukan dosis desinfektan efektif dan pemantauan kualitas air hasil produksi. Kata Kunci: air bersih; evaluasi; Instalasi Pengolahan Air IPA ; kualitas air; optimalisasi.

ABSTRAK
The current water production from water treatment plant WTP owned by Bandara Supadio Pontianak BPS is estimated at 108 m3 day by using peat water as the water resource from Gertak Kuning River. Referring to BPS master plan, it is estimated that passenger number of the ultimate phase in 2026 is 8,460,363 passengers and projection of water requirement is estimated at 684 m3 day. The purpose of this research is to know the existing WTP process, to evaluate the problems encountered and to analyze the optimizing of WTP performance. The study was conducted by comparing the aspect of quality, quantity and continuity of existing WTP with design criteria, laws and regulations related to water quality, and experimenting the jar test method to determine the type and dose of the required chemicals. The water treatment process consists of coagulation, flocculation, sedimentation, filtration, and disinfection. The results of the evaluation indicate that the main problem found in WTP are the existing WTP capacity will not be able to meet the water needs at the ultimate phase, the unit of operation and process is not in accordance with the design criteria, WTP can not operate continuously, and the water quality of the production has not met the quality standard. The optimum result of the operation unit and process on the WTP shows that there is a need for dimensional changes to the coagulation unit, flocculation unit, sedimentation unit, and disinfection unit in order to meet the ultimate phase clean water supply and operate effectively. Based on jar test results, it is showed that the best coagulant used was alum with a dose of 17 kg day. Meanwhile, to obtain water that can meet the quality standard based on Permenkes No. 32 Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, dan Pemandian Umum, in particular color parameters, it is necessary to add powdered activated carbon to coagulation units with a dose of 250 kg day. Based on this research, it can be suggested that WTP needs to install water meter, to repair and maintain WTP, to conduct break point chlorination BPC test to determine the effective dosage of disinfectant, and to monitor production water quality. Keywords water, evaluation, water treatment plant WTP , water quality, optimization"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azzahrani Gusgitasari
"Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di Kota Tangerang, PDAM Tirta Benteng bekerjasama dengan PT. Moya ingin meningkatkan kapasitas produksi air IPA PT. Moya dari 500 L/detik menjadi 700 L/detik. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder dari instansi-instansi terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kapasitas menjadi sebesar 700 L/detik mampu melayani kebutuhan air Kota Tangerang hingga tahun 2021. Untuk analisis kualitas air baku, parameter mangan dan fecal coliform belum memenuhi baku mutu air baku berdasarkan PP No. 82 Tahun 2001, yaitu >0,1 mg/L mangan dan >2.000 MPN/100mL fecal coliform . Sedangkan semua parameter kualitas air produksi IPA telah memenuhi baku mutu air minum berdasarkan PERMENKES No. 492 Tahun 2010.
Hasil evaluasi IPA menunjukkan bahwa unit sedimentasi tidak memenuhi kriteria desain yaitu pada parameter waktu detensi 46 menit. Hal ini disebabkan oleh adanya penggunaan plate settler pada unit sedimentasi. Hasil evaluasi juga menunjukkan bahwa untuk peningkatan kapasitas produksi IPA PT. Moya menjadi 700 L/detik perlu diimbangi dengan adanyaa penambahan unit-unit pengolahan, diantaranya 1 unit pompa dengan kapasitas 150 L/detik; 1 unit flokulasi dengan debit 200 L/detik; 1 unit sedimentasi dan pengubahan debit tiap unit menjadi 235 L/detik; serta 1 unit reservoir dengan kapasitas 5.000 m3.

Along with the increasing number of residents in Tangerang City, PDAM Tirta Benteng together with PT. Moya want to increase the production capacity of PT. Moya's water treatment plant from 500 L s to 700 L s. The data used in this research is secondary data from the related institutes. Results of the research shows that the increased capacity 700 L s is able to serve the water needs of Tangerang City until 2021. Raw water analysis shows that the manganese and fecal coliform parameters not met the water quality standards based on PP No. 82 Tahun 2001, ie 0.1 mg L manganese and 2,000 MPN 100mL fecal coliform . Analysis of produced water shows that the water has met drinking water quality standards based on PERMENKES No. 492 Tahun 2010.
The results of water treatment plant evaluation showed that the sedimentation unit did not meet the design criteria such as detention time parameter 46 minutes . It caused by the use of plate settler in the sedimentation unit. Evaluation results also show that to increase the production capacity of PT. Moya's water treatment plant to 700 L s, they need to add a few processing units such as 1 unit of pump with a capacity of 150 L s 1 flocculation unit with flow rate of 200 L s 1 sedimentation unit and changes of flow rate to 235 L s for each unit and 1 unit of reservoir with capacity of 5,000 m3.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68703
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurannisa Shaleha
"Kebutuhan air minum di Kota Depok yang semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk yang juga semakin meningkat setiap tahunnya. Dalam memenuhi kebutuhan air minum dibutuhkan pengolahan air minum yang bekerja dengan baik serta pengembangan pengolahan air minum itu sendiri. Dalam pengembangan ini memerlukan evaluasi dan pengoptimalan kinerja dari Instalasi Pengolahan Air IPA di Kota Depok, salah satu yang perlu ditinjau adalah IPA Legong yang melayani kebutuhan air minum wilayah Kota Depok bagian Timur.
Evaluasi dilakukan dengan meninjau kualitas dan kuantitas air baku dan air produksi serta kapasitas pengolahan IPA yang digunakan. Langkah pertama yang dilakukan yaitu pengumpulan data primer dan sekunder, observasi lapangan, wawancara, dan diskusi dengan pengelola IPA Legong sistem Kedasih. Kemudian, tahap evaluasi kinerja unit pengolahan dengan menghitung dimensi setiap unit berdasarkan parameter kriteria desain yang tersedia dan membandingkannya. Tahap pengoptimalan kapasitas berdasarkan hasil evaluasi kinerja dengan memberikan solusi alternatif permasalahan.
Hasil evaluasi menunjukkan bahwa IPA Legong sistem Kedasih dapat meningkatkan kapasitas pengolahan sebesar 40 dari 300 l/dt menjadi 420 l/dt. Selain itu, hasil analisis penyisihan kualitas air juga menyimpulkan dair beberapa parameter yang diuji masih memenuhi syarat dalam Permenkes 429/2010 serta unit pengolahan IPA Legong masih bekerja dengan baik dan belum terdapat kendala akan melampaui syarat kualitas air minum.

The increasing demand for drinking water in Depok City is growing as the population grows every year. In meeting the needs of drinking water water treatment is required to work well and the development of drinking water itself. In this development and Performance optimization of Water Treatment Plant WTP in Depok City, one of the things to be considered is Legong WTP that serves the drinking water needs of East Depok City.
The evaluation is done by measuring the quality and quantity of air and air production and processing capacity of WTP. The first step is to dig primary and secondary data, interviews and discussions with Legong WTP Kedasih system manager. Then, the evaluation stage of the performance of the processing unit by calculating the unit of each parameter based on the available design parameters and compare them. Stage of capacity based optimization based on results with alternative solutions.
The results showed that Legong WTP system can increase processing capacity by 40 from 300 l dt to 420 l dt. In addition, the results of air quality allowance analysis also influenced some parameters that are still needed in Permenkes 429 2010 and Legong WTP processing unit still work well and no one will meet the drinking water quality requirements.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Ilham Azhari
"Kebutuhan terhadap air minum terus meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan aktifitasnya. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk di Kecamatan Benda, Kota Tangerang, kebutuhan akan air minum juga akan terus meningkat. Instalasi Pengolahan Air Benda dibangun tahun 2010 di kawasan Perumahan Duta Garden, Kota Tangerang. Namun, hingga saat ini belum pernah dilakukan evaluasi kinerja unit pengolahan dari IPA Benda. Kinerja instalasi pengolahan air diketahui melalui evaluasi dengan meninjau kualitas dan kuantitas air baku yang digunakan, kualitas air produksi yang dihasilkan, dan kapasitas pengolahan instalasi Benda. Dari hasil evaluasi dapat dilakukan optimalisasi kinerja instalasi untuk mengetahui efektifitas unit pengolahan dari instalasi.
Hasil analisis data kependudukan menunjukan laju pertumbuhan penduduk di Kecamatan Benda mengikuti pola pertumbuhan aritmatik dengan rata-rata pertambahan penduduk sebesar 2564 jiwa setiap tahunnya. Hasil perhitungan proyeksi kebutuhan air menunjukan bahwa terdapat kenaikan kapasitas kebutuhan air menjadi 100 L/detik hingga tahun 2018 dan 150 L/detik hingga tahun 2026. Hasil dari evaluasi instalasi eksisting dengan debit 50 L/detik adalah dapat mengolah air baku sehingga menghasilkan air produksi yang memenuhi standar kulitas air minum. Namun terdapat beberapa masalah pada beberapa unit pengolahan yang sebaiknya diperbaiki guna meningkatkan kinerja instalasi.

The need for drinking water continues to increase along with the increasing of population and its activities. As the increasing number of population in Kecamatan Benda, Kota Tangerang, the need for drinking water will also continue to increase. Benda Water Treatment Plant was built in 2010. Until now, there has been no evaluation of the performance of processing units from WTP Benda. The performance of the water treatment plant is known through evaluation by reviewing the quality and quantity of the raw water used, the quality of the produced water, and the processing capacity of the plant.
The analysis of population data indicate the rate of population growth in Kecamatan Benda follow the arithmetic growth pattern with average population increase of 2564 people each year. The result of water demand projection shows that there is an increase of water demand capacity to 100 L sec until 2018 and 150 L sec until 2026. The result of the existing installation evaluation with the discharge of 50 L sec is able to process raw water to produce production water that meet drinking water quality standard. However, there are some problems in several processing units that should be improved to enhance the performance of the installation.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67785
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mariyana Yusrifah
"Air merupakan salah satu kebutuhan utama dalam menunjang kehidupan manusia. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk di Kota Jakarta, maka kebutuhan akan air bersih dan air minum juga terus meningkat. PT. PAM Lyonnaise Jaya (PALYJA) merupakan perusahaan air minum yang bertanggung jawab atas penyediaan air minum di DKI Jakarta bagian barat. Salah satu Instalasi Pengolahan Air (IPA) yang dimiliki oleh PT.Palyja berada di Cilandak dengan sumber air bakuberasal dari Kali Krukut. Pemanfaatan air sebagai air bersih dan air minum membutuhkan proses pengolahan terlebih dahulu. Pengolahan dilakukan agar air tersebut dapat memenuhi standar sebagai air bersih maupun air minum. Faktor kualitas air baku sangat menentukan efisiensi pengolahan. Faktor-faktor kualitas air baku dapat meliputi warna, kekeruhan, pH, kandungan logam, kandungan zat-zat kimia, dan lain-lainnya. Untuk melakukan proses pengolahan tersebut dibutuhkan suatu instalasi yang sesuai dengan kuantitas dan kualitas yang diinginkan.Kali Krukut merupakan kali yang mengandung banyak pencemar, terutama dari limbah rumah tangga. Sehingga dibutuhkan suatu sistem pengolahan dan pendistribusian air yang baik mulai intake hingga air tersebut siap untuk didistribusikan ke masyarakat. Selain itu, sistem dan subsistem dalam instalasi yang akan didesain harus sederhana, efektif, dapat diandalkan, tahan lama dan murah dalam pembiayaan. Diperlukannya evaluasi dan optimalisasi kinerja dari instalasi. Kinerja instalasi pengolahan air diketahui melalui evaluasi dengan meninjau kualitas dan kuantitas air baku yang digunakan, kualitas air produksi yang dihasilkan, dan kapasitas pengolahan instalasi Cilandak. Hasil dari evaluasi instalasi debit eksisting akan dibandingkan dengan kriteria desain yang ada. Faktor-faktor seperti variabilitas dalam kualitas air sumber dan komponen (unit) faktor-faktor tertentu seperti gradien kecepatan dalam koagulasi dan flokulasi, waktu kontak untuk desinfeksi, semua bisa mempengaruhi kualitas air produksi.

Water is one of the main requirements to support human life. Along with the increasing number of residents in the city of Jakarta, the need for clean water and drinking water are increasing. PT. PAM Lyonnaise Jaya (Palyja) is a water company responsible for the supply of drinking water in the western part of Jakarta. One of the Water Treatment Plant (IPA), which is owned by PT.Palyja located in Cilandak with raw water source comes from Krukut. Utilization of water as clean water and drinking water requires treatment process first. Processing is done so that the water can meet the standards as clean water and drinking water. Factors determine the quality of the raw water treatment efficiency. Factors raw water quality can include color, turbidity, pH, metal content, the content of chemical substances, and others. To perform the necessary processing of an installation in accordance with the desired quantity and quality. Krukut is the time that contains many pollutants, primarily from household waste. And so we need a system of processing and distributing water good start to water intake is ready to be distributed to the public. In addition, systems and subsystems in the plant will be designed to be simple, effective, reliable, durable and low in financing. The need for the evaluation and optimization of the performance of the installation. Performance water treatment plant known through the evaluation by reviewing the quality and quantity of raw water use, water quality resulting production, and installation of processing capacity Cilandak. Results of the evaluation of debit existing installations sec will be compared with the existing design criteria. Factors such as variability in the quality of water sources and components (units) specific factors such as the velocity gradient in the coagulation and flocculation, the contact time for disinfection, can all affect the water quality of production."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S60380
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>