Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 206385 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sukma Dewi Yusro Maha
"Pendahuluan: Indonesia adalah negara dengan angka kematian ibu kedua tertinggi di Asia Tenggara yang berhubungan secara langsung kejadian komplikasi persalinan. Masa kehamilan ditandai sebagai masa yang paling rentan yang dapat meningkatkan risiko kejadian komplikasi persalinan.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pemeriksaan kehamilan dengan kejadian komplikasi persalinan.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan menganalisis data Survei Demografi Kesehatan Indonesia tahun 2017. Sampel pada penelitian ini ialah 18.765 wanita usia 15-49 tahun yang melahirkan anak terakhir baik lahir hidup maupun lahir mati selama 5 tahun terakhir. Analisis multivariat menggunakan uji regresi cox untuk mengetahui besaran risiko pemeriksaan kehamilan dengan kejadian komplikasi persalinan.
Hasil: Dari hasil analisis diperoleh bahwa terdapat 21,1% wanita mengalami 3 dari 6 gejala komplikasi persalinan dan kejadian komplikasi persalinan yang paling banyak terjadi pada ibu yang tidak melakukan kunjungan pemeriksaan antenatal (ANC) secara lengkap dan tidak mendapatkan layanan 7T sebesar, yakni 28,9%. Wanita Usia Subur (WUS) yang melakukan kunjungan ANC secara lengkap dan tidak mendapatkan layanan 7T berisiko 1,19 kali untuk mengalami kejadian komplikasi persalinan, WUS yang tidak melakukan kunjungan ANC secara lengkap dan mendapatkan layanan 7T memiliki besaran risiko yang sama untuk mengalami kejadian komplikasi persalinan dan WUS yang tidak melakukan kunjungan ANC secara lengkap berisiko 1,43 kali untuk mengalami kejadian komplikasi persalinan setelah melakukan kontrol terhadap variabel penolong persalinan, riwayat ibu bersalin dan variabel interaksi.
Kesimpulan: Penelitian ini mengimplikasikan ibu yang tidak melakukan kunjungan ANC secara lengkap dan tidak mendapatkan layanan 7T dapat meningkatkan risiko mengalami kejadian komplikasi persalinan.

Introduction: Indonesia is the country with the second highest maternal mortality rate in Southeast Asia which is directly related to the incidence of labor complications. Pregnancy is marked as the most vulnerable period which can increase the risk of labor complications.
Objective: This study aims to determine the relationship between antenatal care with the incidence of labor complications.
Method: This study used a cross-sectional design by analyzing data from Indonesian Health Demographic Survey 2017. The sample in this study was 18,765 women aged 15- 49 who gave birth to the last child, both live and stillbirth during the last 5 years. Multivariate analysis using cox regression test to determine the magnitude of the risk of antenatal care with the incidence of childbirth complications.
Results: From the analysis, there were 21.1% of women experiencing 3 of the 6 symptoms of childbirth complications and the most frequent occurrence of labor complications in mothers who did not have complete antenatal care (ANC) visit and did not get 7T services of 28 9%. Fertile Age Women who make a complete ANC visit and do not get 7T services have a risk of 1.19 times to experience the incidence of labor complications, WUS who do not complete the ANC visit and get 7T services have the same magnitude of risk for experiencing the incidence of labor complications and WUS who did not make a complete ANC visit had a risk of 1.43 times to experience the incidence of labor complications after controlling for the birth attendants, maternal history and interaction variable.
Conclusion: This study implies that mothers who did not complete ANC visits and did not receive 7T services could increase the risk of experiencing labor complications.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mia Widiastuti
"Cakupan ANC lengkap (K6) di Indonesia masih rendah dikarenakan banyak faktor yang berkontribusi antara lain kehamilan tidak diinginkan. Di Indonesia, pada tahun 2017 angka KTD mencapai 15%, dimana 7% kehamilan tidak diinginkan dan 8% kehamilan tidak tepat waktu. Faktor yang berkaitan dengan kunjungan ANC lainnya adalah faktor individual dari ibu seperti usia, pendidikan, status pernikahan, status pekerjaan, paritas, dan partisipasi ibu dalam pengambilan keputusan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan KTD dengan kunjungan ANC pada wanita usia subur di Indonesia. Desain studi yang digunakan yaitu cross-sectional dilakukan dengan menganalisis data SDKI tahun 2017. Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu uji chi-square dan regresi logistik. Penelitian ini menemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kehamilan tidak diinginkan dengan kunjungan ANC setelah dikontrol oleh variabel status perkawinan (p value=0,0001). Ibu yang mengalami kehamilan tidak diinginkan sama sekali memiliki kemungkinan 1,53 kali lebih besar untuk melakukan kunjungan ANC tidak lengkap dibandingkan dengan ibu yang kehamilannya diinginkan sedangkan ibu dengan kehamilan yang tidak tepat waktu 1,67 kali lebih besar untuk melakukan kunjungan ANC tidak lengkap dibandingkan dengan ibu yang kehamilannya diinginkan setelah dipengaruhi oleh usia dan status pekerjaan. Oleh karena itu perlu adanya peningkatan pelayanan KB dan kunjungan ANC untuk mencegah kehamilan tidak diinginkan serta meningkatkan kunjungan ANC lengkap.

The Complete ANC Coverage (K6) in Indonesia is still low due to various contributing factors, including unintended pregnancy. In 2017, the rate of unintended pregnancies reached 15% in Indonesia, with 7% being unwanted pregnancies and 8% being mistimed pregnancies. Other factors related to ANC visits include individual factors of the mother, such as age, education, marital status, employment status, parity, and maternal participation in decision-making. This study aims to analyze the relationship between unintended pregnancy and ANC visits among reproductive-age women in Indonesia. A cross-sectional study design was used, analyzing data from the 2017 Indonesian Demographic and Health Survey (IDHS). The analysis involved chi-square tests and logistic regression. The study found a significant association between unintended pregnancy and ANC visits after controlling for marital status (p value=0,0001). Mothers who experienced completely unintended pregnancies were 1.53 times more likely to have incomplete ANC visits compared to mothers who had intended pregnancies, while mothers with mistimed pregnancies were 1.67 times more likely to have incomplete ANC visits compared to those with intended pregnancies, after being influenced by age and employment status. Therefore, there is a need for improved family planning services and ANC visits to prevent unintended pregnancies and enhance complete ANC coverage."
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Aryastuti
"Komplikasi persalinan merupakan penyebab langsung kematian maternal yang sebenarnya dapat dicegah melalui perawatan kehamilan yang baik. Peningkatan cakupan pemeriksaan kehamilan yang tidak diikuti dengan menurunnya komplikasi persalinan karena para ibu hamil belum sepenuhnya mendapatkan pelayanan yang sesuai standar. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara perawatan kehamilan dengan komplikasi persalinan pada ibu di Indonesia. Penelitian ini merupakan studi analitik menggunakan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 dengan desain cross-sectional. Sampel penelitian yaitu semua perempuan usia 15-49 tahun yang pernah melahirkan anak hidup maupun mati, tercakup dalam rumah tangga yang disurvei di 33 propinsi di Indonesia yang memenuhi kriteria sampel penelitian sebanyak 11.803 responden.
Variabel yang diteliti adalah komplikasi persalinan, perawatan kehamilan, umur ibu saat melahirkan, pendidikan, paritas, jarak kelahiran, penolong persalinan, tempat persalinan, riwayat komplikasi kehamilan, riwayat komplikasi persalinan sebelumnya dan kehamilan kembar. Analisis menggunakan regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi kejadian komplikasi persalinan di Indonesia antara kurun waktu tahun 2007-2012 sebanyak 49,2% dan prevalensi perawatan kehamilan yang buruk tidak sesuai standar sebanyak 91,2%. Ibu dengan perawatan kehamilan yang buruk berisiko 1,3 kali lebih tinggi mengalami komplikasi persalinan dibandingkan dengan ibu dengan perawatan kehamilan baik (OR: 1,3, 95% CI: 1,14-1,49).

The complication that appears during delivery is the direct cause of maternal death which could be prevented through a better antenatal care. Improved antenatal coverage was not followed by decline of delivery complication since mothers/pregnant women has not been fully obtained adequate standard services. The purpose of this study to analyze the relationship between antenatal care with childbirth complications on mothers in Indonesia. This research is an analytical study uses data of Indonesia Demographic and Health Survey (IDHS) at year 2012 with cross-sectional design study. The research sample was all women aged 15-49 years who had given birth the child alive or dead, is included in the households surveyed in 33 provinces in Indonesia that meet the criteria of the study sample as many 11.803 respondents.
Variables studied are childbirth complications, antenatal care, maternal age in childbirth, education, parity, preceding birth interval, birth attendence, place of delivery, a history of pregnancy complications, previous history of childbirth complications and multiple pregnancies. Analysis using multiple logistic regression. Results showed the prevalence of childbirth complications on mother's in Indonesia between the period of 2007-2012 as much as 49.2% and the prevalence of poor antenatal care (is not according to standards) as much as 91.2%. Mothers with poor antenatal care were 1,3 times higher risk for complications of childbirth compared with women with good antenatal care (OR: 1.3, 95% CI: 1.1 to 1.4).
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T46221
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yosita Putri Mayliana
"Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu provinsi penyumbang AKI terbesar di Indonesia dan memiliki angka komplikasi persalinan yang cukup tinggi, yaitu 22,2%. Kejadian komplikasi persalinan banyak terjadi pada ibu yang melahirkan bukan dengan tenaga kesehatan (46%). Penelitian ini merupakan analisis data SDKI 2012 dengan sampel sebanyak 1.609 wanita usia subur (15-49 tahun). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara penolong persalinan dengan kejadian komplikasi persalinan di Jawa Barat. Hasil analisis menunjukkan bahwa ibu yang melahirkan bukan dengan tenaga kesehatan berisiko 7,948 kali lebih tinggi untuk mengalami komplikasi persalinan dibandingkan dengan ibu yang melahirkan dengan tenaga kesehatan setelah dikontrol oleh variabel riwayat komplikasi persalinan, tempat persalinan, kunjungan neonatal, dan akses informasi.

West Java is one of the largest province which contribute to maternal mortality in Indonesia and has a number of labor complications are quite high, 22.2%. Incidence of labor complications common in mothers who gave birth not by health workers (46%). This study is an analysis of data IDHS 2012 with a sample of 1,609 women of childbearing age (15-49 years). This study aimed to determine the relationship between the incidence of labor complications with the birth attendants in West Java. The analysis showed that mothers who give birth rather than by health workers 7.948 times higher risk to develop complications of labor compared with women who gave birth by health professionals after being controlled by a variable history of childbirth complications, place of delivery, neonatal visits, and access to information.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S54789
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reuwpassa, Jauhari Oka
"

Pendahuluan: Kehamilan tidak diharapkan merupakan masalah kesehatan masyarakat. Wanita muda, tanpa pasangan, kegagalan kontrasepsi, serta paritas yang tinggi diberbagai literatur disebutkan sebagai faktor yang meningkatkan risiko kehamilan tidak diharapkan. Paritas yang tinggi akan berdampak pada kesehatan ibu dan anaknya, serta meningkatkan morbiditas dan mortalitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan paritas dengan kehamilan tidak diharapkan pada wanita usia subur (WUS) di Indonesia. Metodologi: Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan sumber data berasal dari data sekunder Survei Demografi Kesehatan Indonesia tahun 2017. Sampel penelitian ini adalah WUS yang melahirkan anak terakhir selama periode 2013 – 2017 berjumlah 15.316 responden. Data dianalisis menggunakan regresi cox untuk mengetahui prevalen rasio paritas dan kehamilan tidak diharapkan. Crude dan adjusted prevalen rasio (cPR dan aPR) akan dinilai pada penelitian ini. Signifikansi dinilai dengan melihat rentang kepercayaan (confident interval/CI) 95%. Hasil: Dari 15.316 WUS terdapat setidaknya 16,9% menyatakan mengalami kehamilan tidak diharapkan. Responden WUS 50,9% diantaranya berumur 25 – 34 tahun, 89,8% menyatakan memiliki riwayat penggunaan kontrasepsi, serta menikah dan tinggal dengan suami 87,4%. Nilai cPR pada WUS dengan paritas 3 – 4 anak sekitar 2,782 (CI95% 2,257 - 3,027) sedangkan WUS paritas ≥5 anak memiliki cPR sekitar 3,421 (CI95% 3,045 - 3,843) dibandingkan dengan WUS paritas 1 – 2 anak. Hasil analisis multivariat aPR pada WUS dengan paritas 3 – 4 anak sekitar 1,862 (CI95% 1,257 – 2,758) sedangkan WUS paritas ≥5 anak memiliki cPR sekitar 2,574 (CI95% 1,575 – 4,206) setelah dikontrol oleh variabel tempat tinggal, pendidikan, riwayat kontrasepsi, serta status pernikahan dan variabel interaksi. Kesimpulan: Penelitian ini mendapatkan bahwa semakin tinggi paritas pada WUS, meningkatkan risiko kehamilan tidak diharapkan. Oleh sebab itu, perlu terus melakukan edukasi dan penyuluhan pada WUS dan pasangannya dalam merencanakan kehamilan, sehingga setiap kehamilan yang terjadi merupakan kehamilan yang diharapkan.


Background: Unintended pregnancy is public health problems. A lot of literatures mention young women with no partner, contraceptive failure and high parity are factors that increase the risk of unintended pregnancy. High parity will impact mother and the baby and increase morbidity and mortality. This study aims to determine the association between parity and unintended pregnancy in women childbearing age in Indonesia. Methods: Design study was cross-sectional and data was obtained from Indonesian Demographic Health Survey 2017. Sample was women childbearing age who gave birth to last child during 2013 – 2017, total 15.316 respondents. Data were analysed using cox regression to determine the prevalence ratio between parity and unintended pregnancy. Crude and adjusted prevalence ratio (cPR and aPR) will be assessed in this study. Significant level was showed by confident interval (CI) 95%. Results: Total 15.316 sample, 16.9% was stated unintended pregnancy. More than 50% women childbearing age were 25 – 34 years old, 89.8% ever used contraceptive, and 87.4% were married and lived with husband. cPR Women childbearing age with parity 3 – 4 children were 2,782 (CI95% 2,257 - 3,027) while parity ≥5 children cPR around 3,421 (CI95% 3,045 - 3,843) compared with parity 1-2 children. Multivariate analysis show aPR were 1,862 (CI95% 1,257 – 2,758) for women with parity 3 – 4 children and parity ≥5 children 2,574 (CI95% 1,575 – 4,206) after being controlled by residence, education, contraception history, marital status and interaction. Conclusion: This study found that high parity in women childbearing age will increase the risk of unintended pregnancy. Therefore, it is necessary to continue to educate women and their partner in planning a pregnancy.

"
Lengkap +
2019
T53656
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dilla Christina
"ABSTRAK
Derajat kesehatan suatu Negara dilihat dari beberapa indikator kesehatan salah
satunya adalah Angka Kematian Ibu (AKI). Sebagian besar penyebab utama
kematian ibu di Indonesia (60-80%) adalah akibat komplikasi persalinan
(perdarahan, diikuti oleh eklampsia, infeksi, komplikasi aborsi dan persalinan
lama). Salah satu target Millennium Development Goals (MDGs) adalah
meningkatkan kesehatan ibu yaitu dengan mengurangi angka kematian ibu sampai
tiga perempatnya antara tahun 1990 sampai 2015 Sekitar 80% penduduk
Indonesia tinggal di daerah perdesaan yang pelayanan kebidanan masih banyak
bersifat tradisional dan lebih dari 75% persalinan masih di tolong oleh dukun
bayi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pelayanan antenatal
dengan komplikasi persalinan wilayah perdesaan di Indonesia. Desain penelitian
yang digunakan adalah cross sectional. Responden merupakan ibu yang pernah
hamil dan melahirkan bayi berdasarkan data Survey Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) tahun 2007. Prevalensi kejadian komplikasi persalinan wilayah
perdesaan di Indonesia adalah sebesar 43,5% dan prevalensi kualitas antenatal
yang tidak sesuai kriteria adalah 67,5%. Analisis bivariat menunjukkan tidak ada
hubungan kualitas pelayanan antenatal dengan komplikasi persalinan dengan
PR=0,991 (pvalue<0,05). Analisis multivariat yang digunakan adalah cox
regression. Hasil akhir hubungan kualitas pelayanan antenatal dengan komplikasi
persalinan setelah dikontrol variabel paritas, komplikasi kehamilan dan penolong
persalinan didapat prevalence ratio (PR) sebesar 0,933 (CI 95% : 0,868-1,003).
Kondisi akses, infrastruktur jalan dan transportasi yang tidak memadai serta biaya
yang tidak murah menyebabkan perlunya penempatan tenaga kesehatan di desa
khususnya bidan di setiap desa dalam upaya mencegah komplikasi persalinan di
perdesaan dengan memberikan asuhan antenatal seoptimal mungkin.

ABSTRACT
One of several health indicator in every country is Maternal Mortality Rate
(MMR). The most several factors of maternal mortality in Indonesia about 60-
80% because of delivery complications (excesive vaginal bleeding followed by
eclampsia, infection, abortus complication and prolonged labour). One of
Millennium Development Goals (MDGs) target is increase the mother?s health
with decrease maternal mortality rate for almost three quarters from years 1990
until 2015. About 80% Indonesia citizen live in rural area with traditional
maternal care and almost 75% delivery still help with traditional attendance. The
purpose of this study to know the relationship between quality of antenatal care
with delivery complication in rural area of Indonesia using Indonesia
Demographic and Health Survey year 2007 data. Design study is cross sectional.
Respondents of this study are mothers that have been pregnant and delivery.
Prevalence of delivery complication in this study are 43,5% and bad quality of
antenatal care prevalence are 67,5%. Bivariate analysis proven there is no
relationship between quality of antenatal care and delivery complications with
Prevalence Ratio (PR) = 0,991 (pvalue<0,05). Multivariate analysis using cox
regression model analysis. The final result relationship between between quality
of antenatal care and delivery complications after controlled by parity, pregnancy
complications and delivery attendance show that prevalence ratio (PR) is 0,933
(CI 95% : 0,868-1,003). It is need policy to located minimal one midwife for one
village to decrease the incidence of delivery complications with utilization of
optimal antenatal care because of the poor access, infrastructure, transportation
and expensive payment to reach health facility in rural area."
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 2013
T35871
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Juliana Karni Astuti
"ABSTRAK
Disparitas dalam pelayanan kesehatan ibu masih merupakan permasalahan di Indonesia. Cakupan K4 dalam program Antenatal Care (ANC) dari tahun 2012 hingga 2017 telah mengalami penurunan. Akan tetapi, angka penurunan itu nyatanya menunjukkan bahwa cakupan K4 ANC sudah mulai memenuhi target Renstra Kementerian Kesehatan pada tahun 2017. Berdasarkan data SDKI dan Profil Kesehatan Indonesia menyebutkan bahwa beberapa daerah di wilayah Kawasan Timur Indonesia (KTI) masih mengalami permasalahan ini. Provinsi Papua, Papua Barat, Maluku, dan Maluku Utara menjadi provinsi yang selalu memasuki peringkat 10 besar dalam cakupan K4 ANC terendah. Keempat provinsi tersebut juga selalu tidak memenuhi target dari Renstra Kementerian Kesehatan semenjak 2007, 2012, dan 2017. Penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan ANC pada wanita usia subur di 4 Provinsi pada tahun 2012 & 2017. Sampel yang digunakan adalah wanita berusia subur (15-49 tahun) yang tinggal di 4 Provinsi, memiliki anak terakhir dalam 5 tahun terakhir, berstatus menikah/tinggal bersama dan menjadi responden dalam SDKI 2012 & 2017. Jumlah sampel dalam penelitian adalah 1.001 responden dalam SDKI 2012 & 1.167 responden dalam SDKI 2017. Analisis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji chi-square dan regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan ibu dan pengetahuan ibu memiliki pengaruh yang konsisten terhadap kepatuhan kunjungan ANC pada responden di tahun 2012 dan 2017. Pada tahun 2012, terdapat faktor lain yang juga mempengaruhi kepatuhan kunjungan ANC pada wanita usia subur yaitu partisipasi dalam pengambilan keputusan dan status ekonomi. Sedangkan di tahun 2017, terdapat faktor lain juga yang berpengaruh terhadap kepatuhan kunjungan ANC pada wanita usia subur yaitu paritas ibu, jaminan kesehatan, dan dukungan dari suami.

ABSTRACT
Disparities in maternal health services are still a problem in Indonesia. The K4 coverage of Antenatal Care (ANC) program from 2012 to 2017 has decreased. However, it shows that the K4 ANC coverage has begun to meet the Ministry of Health Strategic Plan target in 2017. Based on data from the IDHS and the Indonesian Health Profile, it stated that some regions in Eastern Indonesia are still facing this problem. Papua, West Papua, Maluku and North Maluku itself are some provinces are always in top 10 provinces with the lowest K4 ANC coverage. The four provinces also had never met the targets of the Ministry of Health Strategic Plan since 2007, 2012, and 2017. This study aims to look at the factors that influence the level of ANC visit adherence in reproductive age women in 4 Provinces in 2012 & 2017. The sample is used in this study are the women in reproductive age in the 2012 & 2017 IDHS that are living in 4 provinces, married or are living together with their partner, and have their in the last 5 years. The number of samples in the study were 1,001 respondents in the 2012 IDHS & 1,167 respondents in the 2017 IDHS. This study itself use chi-square and multiple logistic regression. The results showed that maternal education and maternal knowledge had a consistent influence on the adherence of ANC visits for respondents in 2012 and 2017. In 2012, there are other factors that also affected ANC visit adherence in reproductive age women, namely participation in decision making and economic status. Whereas in 2017, there are also other factors that influence ANC visits adherence to reproductive age women, namely health insurance, parity, and husband support."
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Turnip, Monika Sani
"Angka kematian bayi akibat makrosomia meningkat 0,1% menurut Data Survey Demografi Kesehatan Indonesia 2017. Sementara itu, komplikasi persalinan ibu meningkat dari 35% pada tahun 2012 menjadi 41% pada tahun 2017. Dengan menggunakan data dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia, penelitian ini menyelidiki hubungan antara pemeriksaan kehamilan (antenatal care) dan variabel kejadian makrosomia dengan faktor pembaur (confounding) yakni Umur Ibu, Pekerjaan Ibu, Lokasi Tempat Tinggal Ibu, Tingkat Pendidikan Ibu, Status Sosial Ekonomi, Tempat Pemeriksaan saat kehamilan, dan Tenaga Pemeriksaan Kehamilan. Penelitian ini memakai metode penelitian kuantitatif observasional analitik melalui teknik cross-sectional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel independen memiliki korelasi yang signifikan dengan variabel dependen, yaitu kualitas pemeriksaan kehamilan dengan standar 10T yang dilakukan pada pasien ibu hamil dengan faktor konfounding-nya status pekerjaan ibu, daerah tempat tinggal ibu, dan tempat pemeriksaan kehamilan serta variabel interaksi antara daerah tempat tinggal dengan kuantitas ANC. Hasil analisis menunjukkan ibu yang tidak mendapatkan kualitas pemeriksaan kehamilan yang sesuai standar berisiko 1,304 (95% CI 1,096-1,551) kali memiliki bayi makrosomia dibandingkan dengan ibu yang mendapatkan kualitas pemeriksaan kehamilan yang sesuai standar. Pada faktor konfounding yang paling berisiko pada kejadian makrosomia adalah daerah tempat tinggal dengan POR=1,692 (95% CI 1,358- 2,109) artinya ibu yang tinggal di desa berisiko 1,692 kali memiliki bayi makrosomia dibandingkan ibu tinggal di kota.

The infant mortality rate due to macrosomia increased by 0.1% according to the 2017 Indonesian Demographic Health Survey Data. Meanwhile, maternal birth complications increased from 35% in 2012 to 41% in 2017. Using data from the Indonesian Demographic and Health Survey, this research investigate the relationship between antenatal care and macrosomia incidence variables with confounding factors, namely maternal age, maternal occupation, maternal residence location, maternal education level, socio-economic status, examination location during pregnancy, and prenatal examination personnel. This research uses quantitative observational analytical research methods using cross-sectional techniques. The results of the study show that the independent variable has a significant correlation with the dependent variable, namely the quality of pregnancy examinations with the 10T standard carried out on pregnant women with the confounding factors being the mother's employment status, the area where the mother lives, and the place of pregnancy examination as well as the interaction variable between regions. residence with ANC quantity. The results of the analysis show that mothers who do not receive quality pregnancy checks that meet standards have a 1.304 (95% CI 1.096-1.551) risk of having macrosomia babies compared to mothers who get quality pregnancy checks that meet standards. The confounding factor that is most at risk for the incidence of macrosomia is the area of residence with POR=1.692 (95% CI 1.358-2.109) meaning that mothers who live in villages are 1.692 times more likely to have macrosomia babies than mothers who live in cities."
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nenda Wulandari Nurzakiah
"Tesis ini membahas hubungan pemeriksaan kesehatan masa nifas dengan penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang dikontrol dengan variabel kovariat yaitu usia, pendidikan, pekerjaan, status ekonomi, daerah tempat tinggal, jumlah anak ideal, pengambilan keputusan dan keterpaparan informasi pada wanita usia subur di Indonesia dengan menganalisis data sekunder SDKI tahun 2017. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan hasil analisa univariat dan bivariat. Hasil penelitian yaitu sebagian besar responden menggunakan KB jenis Non-MKJP yaitu sebesar 78,0%; responden paling banyak melakukan pemeriksaan kesehatan masa nifas pada periode late postpartum; terdapat perbedaan risiko dari variabel usia, keputusan penggunaan KB, status pekerjaan, tingkat pendidikan dan keterpaparan informasi dengan penggunaan jenis KB; tidak terdapat perbedaan risiko dari variabel status ekonomi dan jumlah anak ideal dengan penggunaan jenis KB; pemeriksaan kesehatan masa nifas tidak mempunyai pengaruh terhadap penggunaan jenis KB (nilai-p >0,05). Peningkatan konseling kontrasepsi secara individu sejak awal perlu dilakukan terutama pada masa perencanaan kehamilan hingga masa nifas agar meningkatnya penggunaan MKJP khususnya KB pascasalin sehingga berkurangnya unmetneed dan angka kejadian kehamilan tidak diinginkan.

The focus of this study is relationship postnatal care with long acting contraceptive methods uses among women in Indonesia controlled with covariate variable that is ages, education, profession, socioeconomic status, residential area, ideal number of children, decision-making and information exposure among women in Indonesia by analyzing secondary data DHS 2017. This research is quantitative with analysis results univariate analysis and bivariate analysis. Research result are most respondents uses Non-LACM wich is equal to 78,0%; respondents do the most postnatal care in late postpartum period; there is a difference in risk from variable ages, decision-making FP uses, profession, information exposure, education and with FP uses; there is no difference in risk from variable socioeconomic status, ideal number of children with FP uses; postnatal care have no effect FP uses (p-value >0,05). Early increase in individual contraceptive counseling necessary especially pregnancy planning period and postpartum period in order to increase the use LACM especially postpartum FP so that decrease unmetneed and unwanted pregnancy."
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Nurhafizah
"Rasio Kematian Maternal di Indonesia masih cukup tinggi dengan sebagian besar penyebabnya berasal dari komplikasi kehamilan yang dapat dicegah melalui pemeriksaan antenatal care (ANC) secara dini dan teratur. Studi ini bertujuan untuk mempelajari asosiasi akses internet sebagai media informasi terhadap pemeriksaan antenatal. Unit analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah wanita usia subur (WUS) berumur 15-49 tahun dengan kelahiran hidup dalam kurun waktu 5 tahun terakhir. Data bersumber dari SDKI (2017) dan Profil Kesehatan Indonesia (2017) serta dianalisis dengan metode regresi logistik biner. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa akses internet secara signifikan berpengaruh positif terhadap kunjungan ANC. Ibu yang mengakses internet lebih cenderung untuk melakukan kunjungan ANC sesuai kriteria K6 dibandingkan dengan yang tidak mengakses internet. Variabel bebas lain yang signifikan mempengaruhi kunjungan ANC adalah umur, paritas, wilayah tempat tinggal, tingkat pendidikan, kepemilikan telepon genggam, indeks kekayaan, kepemilikan rekening bank, dan puskesmas.

Maternal mortality ratio in Indonesia is still quite high with most of the causes coming from pregnancy complications that can be prevented through early and regular antenatal care (ANC) visits. This study aims to analyze the association of internet access as an information media with antenatal care. The unit of analysis used in this study is women in reproductive age between 15-49 years with live births within the last 5 years. Data were sourced from the IDHS (2017) and the Indonesian Health Profile (2017) and analyzed using binary logistic regression model. The results showed that internet access significantly influenced ANC visits. Mothers who accessed the internet were more likely to have ANC visits according to K6 criteria compared to those who did not accessed the internet. Other independent variables that significantly affect ANC visits were age, parity, region of residence, education level, mobile phone ownership, wealth index, bank account ownership, and local clinics (puskesmas)."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>