Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 155177 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Galang Reynaldi
"

Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.) merupakan tanaman yang termasuk dalam suku Rutaceae. Tanaman ini diketahui memiliki beberapa kandungan senyawa metabolit sekunder seperti flavonoid dan telah dilaporkan memiliki aktivitas antimikroba. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kadar flavonoid total dan efektivitas antimikroba dari ekstrak etanol 96% buah dan daun Andaliman. Penetapan kadar flavonoid total dilakukan dengan pereaksi aluminium klorida, dengan kuersetin sebagai standar. Uji efektivitas antimikroba dilakukan dengan metode uji koefisien fenol terhadap bakteri Gram-positif aerob Enterococcus faecalis, Gram-positif anaerob fakultatif Streptococcus mutans, dan jamur Candida albicans dengan klorheksidin sebagai kontrol positif. Hasil penetapan kadar flavonoid total ekstrak etanol 96% buah dan daun Andaliman masing-masing adalah 20,84 dan 131,73 mg ekuivalen kuersetin (EK)/gram sampel. Hasil uji koefisien fenol yang dilakukan pada ekstrak etanol 96% buah Andaliman adalah 0 terhadap ketiga mikroba uji. Sedangkan, hasil uji koefisien fenol ekstrak etanol 96% daun Andaliman adalah kurang dari 1 terhadap Enterococcus faecalis, tidak dapat ditentukan terhadap Streptococcus mutans, dan 0 terhadap Candida albicans. Dari hasil keseluruhan uji dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol 96% daun Andaliman memiliki efektivitas antimikroba terhadap Enterococcus faecalis yang lebih baik dibandingkan dengan ekstrak etanol 96% buah Andaliman. Selain itu, kadar flavonoid total ekstrak etanol 96% buah dan daun Andaliman diduga mempengaruhi efektivitas antimikroba, dimana kadar flavonoid total ekstrak etanol 96% daun Andaliman yang lebih tinggi dari kadar flavonoid total ekstrak etanol 96% buah Andaliman memiliki efektivitas antimikroba yang lebih baik dibandingkan efektivitas antimikroba ekstrak etanol 96% buah Andaliman.


Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.) is a plant from Rutaceae family. This plant is known to have several secondary metabolite compounds such as flavonoids and has been reported to have antimicrobial activity. This study was conducted to determine total flavonoid content and antimicrobial effectiveness of 96% ethanol extract of Andaliman fruit and leaves. Determination of total flavonoid content was carried out by AlCl3 reagents with quercetin as standard. Antimicrobial effectiveness test was carried out using phenol coefficient test on Gram-positive aerobic bacteria Enterococcus faecalis, facultative anaerobic Streptococcus mutans, and the fungus Candida albicans with chlorhexidine as positive control. The results from determination of total flavonoid content of 96% ethanol extract of Andaliman fruit and leaves were 20.84 and 131.73 mg quercetin equivalent (QE)/gram sample respectively. The results of the phenol coefficient test obtained from 96% ethanol extract of Andaliman fruit were 0 on all microbes.The phenol coefficient value from 96% ethanol extract of Andaliman leaves is less than 1 for Enterococcus faecalis, cannot determined for Streptococcus mutans, and 0 for Candida albicans. From the overall results of the test it was concluded that the 96% ethanol extract of Andaliman leaves has better antimicrobial effectiveness against Enterococcus faecalis compared to the 96% ethanol extract of fruit. In addition, total flavonoid content of 96% ethanol extract of Andaliman fruit and leaves are thought to affect the effectiveness of antimicrobials where higher flavonoid levels of 96% ethanol extract of Andaliman leaves has better antimicrobial effectiveness compared to ethanol extracts of 96% of fruit.

 

"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia , 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Asih Kurniati
"ABSTRAK
Antioksidan dapat mencegah proses oksidasi dengan adanya pengaruh ROS (Reactive Oxygen Species) yang dihasilkan dari sumber eksogen (seperti polusi, logam berat, dan asap rokok) atau endogen (mitokondria dan retikulum endoplasma). Berbagai tanaman telah menjadi sumber yang baik sebagai antioksidan karena kandungan senyawa metabolit sekunder. Senyawa fenol dan flavonoid merupakan senyawa yang menunjukkan aktivitas antioksidan dengan meredam radikal bebas melalui pemberian atom hidrogen atau elektron. Pothos tener Wall. merupakan tanaman air dengan suku araceae yang ditemukan pada area air terjun Bantimurung, Sulawesi Selatan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas antioksidan, kadar fenol, flavonoid total dari ekstrak etanol daun dan batang Pothos tener Wall. Pengujian aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode DPPH dengan hasil yang dinyatakan dalam Inhibition Concentration 50% (IC50). Semakin rendah nilai IC50, aktivitas antioksidan semakin baik. Pada penetapan kadar fenol menggunakan metode Folin ciocalteu dengan standar asam galat, sementara penetapan kadar flavonoid dengan pereaksi AlCl3 dengan standar kuersetin. Dari hasil pengujian aktivitas antioksidan, nilai IC50 yang diperoleh untuk ekstrak daun adalah 86,72 µg/mL dan ekstrak batang adalah 83,68 µg/mL. Kadar fenol pada ekstrak daun adalah 30,28 mg EAG/gram ekstrak dan ekstrak batang adalah 32,03 mg EAG/gram ekstrak. Sementara untuk kadar flavonoid dari ekstrak daun dan batang adalah 10,02 dan 5,36 mg EK/gram pada masing-masing sampel. Pada hasil analisis GC MS, senyawa phytol dan asam lemak ester merupakan senyawa dengan kandungan terbesar yaitu 33,47% dan 29,5%. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa tanaman Pothos tener memiliki potensi sebagai sumber antioksidan pada bagian daun dan batangnya.

ABSTRACT
Antioxidant can prevent the oxidation process by the effects of ROS (Reactive Oxygen Species) produced from exogenous sources (such as pollutions, heavy metals, and smoke) or endogenous (mitochondria and endoplasmic reticulum). Various plants have become good sources as antioxidant because of the content of secondary metabolites. Phenol and flavonoid are compounds that show antioxidant activity by reducing free radicals through transfer hydrogen atoms or electrons. Pothos tener Wall. is a aquatic plant from araceae family found in Bantimurung waterfall area, South Sulawesi. This study was conducted to determine antioxidant activity, total phenol and flavonoid content from ethanol extracts of leaves and stems from Pothos tener Wall. Antioxidant activity assay was carried out by the DPPH method with the result stated in Inhibition Concentration 50% or IC50. The lower the IC50 value indicates the better antioxidant activity. Phenol content was determined by Folin ciocalteu colorimetric method using gallic acid as standard, whereas flavonoid content was evaluated by AlCl3 reagents using quercetin as standard. The result of antioxidant activity assay with the IC50 value obtained for leaves extract was 86,72 µg/mL and stems extract was 83,68 µg/mL. The total phenolic content obtained from leaves extract was 30,28 mg GAE/gram extract while stems extract was 32,03 mg GAE/gram extract. For total flavonoid content of leaves and stems extract were 10,02 and 5,36 mg QE/gram extract, respectively. From the results of GC MS analysis, phytol and fatty acid ester are compounds with the highest content (33,47% and 29,54%). According to this study, it can be concluded that leaves and stems from Pothos tener plant can be a source of antioxidant."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Laily Putri
"Strategi terapi yang digunakan untuk mengatasi stres oksidatif dan menghambat sintesis mediator inflamasi melalui jalur lipoksigenase salah satunya adalah antioksidan. Garcinia adalah marga terbesar dari suku Clusiaceae yang terbukti memiliki aktivitas antioksidan dan antiinflamasi. Garcinia kydia Roxburgh adalah salah satu tanaman dari marga Garcinia yang telah diketahui memiliki aktivitas antioksidan, namun potensi antiinflamasi dengan cara menghambat aktivitas lipoksigenase dari tanaman ini belum diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas antioksidan ekstrak metanol, etil asetat dan n-heksana daun Garcinia kydia Roxburgh dengan metode FRAP (Ferric Reducing Antioxidant Power), uji aktivitas antiinflamasi dengan metode penghambatan lipoksigenase, dan penetapan kadar flavonoida total dengan metode kolorimetri AlCl3.
Hasil uji menunjukkan aktivitas antioksidan ekstrak metanol, etil asetat dan n-heksana daun Garcinia kydia Roxburgh memiliki nilai EC50 berturut-turut 18,448; 12,389 dan 31,260 µg/mL, dan aktivitas penghambatan lipoksigenase dengan nilai IC50 berturut-turut 0,556; 0,212 dan 3,575 µg/mL. Ekstrak teraktif dari kedua uji adalah ekstrak etil asetat yang memiliki kadar flavonoida total sebesar 30,650 mgQE/gram ekstrak. Berdasarkan hasil pengujian, dapat disimpulkan bahwa ekstrak metanol, etil asetat dan n-heksana daun Garcinia kydia Roxburgh memiliki aktivitas antioksidan dan dapat menghambat aktivitas lipoksigenase, serta ekstrak etil asetat sebagai ekstrak teraktif memiliki kandungan flavonoida total terbesar.

Antioxidant is one of the therapeutic strategy to overcome oxidative stress and inhibit synthesis of inflammatory mediators through lipoxygenase pathway. Garcinia is the largest of Clusiaceae family which has been proven to provide antioxidant and anti-inflammatory activity. Garcinia kydia Roxburgh is one of the plant of this genus which is known to have antioxidant activity but lipoxygenase inhibition activity from this plant was unknown. This study aimed to test antioxidant activity of the methanol, ethyl acetate and n-hexane extract from Garcinia kydia Roxburgh leaves by FRAP (Ferric Reducing Antioxidant Power) method, anti-inflammatory activity was tested by inhibit lipoxygenase, and total flavonoid content by colorimetric methods AlCl3.
The results showed antioxidant activity of methanol extract, ethyl acetate and n-hexane leaves of Garcinia kydia Roxburgh have EC50 value, respectively 18,448; 12,389 and 31,260 µg/mL, and the lipoxygenase inhibition activity have IC50 value, respectively 0,556; 0,212 and 3,575 µg/mL. Ethyl acetate extract of Garcinia kydia Roxburgh leaves were the most active extract in this study which has total flavonoid content, 30,650 mgQE/gram extract. The conclusion, Garcinia kydia Roxburgh has antioxidant and lipoxygenase inhibition activity, with ethyl acetate extract as the most active extract which contain the most total flavonoids.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
S64141
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunitrianti
"Tanaman Ayapana triplinervis Vahl. atau yang biasa dikenal dengan Prasman, merupakan tanaman yang dapat menghilangkan radikal bebas karena memiliki efek antioksidan. Belum banyak dilakukan penelitian mengenai aktivitas antioksidan dari Ayapana triplinervis Vahl. Berdasarkan uji DPPH 2,2-difenil-1-pikrilhidrazil menggunakan spektrofotometer UV-Vis ekstrak n-heksana, etil asetat, dan metanol pada konsentrasi akhir 25 g/mL berturut-turut memiliki nilai inhibisi 38,91, 51,03 dan 54,06. Setelah mendapat inhibisi didapatkan IC50 ekstrak etil asetat, dan metanol berturut-turut 28,71 g/mL dan 23,472 g/mL.
Berdasarkan uji FRAP Ferric Reducing Antioxidant Power menggunakan microplate reader ekstrak etil asetat, dan metanol memiliki nilai FeEAC 460 mol/g, 828,99 mol/g dan 940,22 mol/g. Ekstrak metanol menunjukan aktivitas antioksidan tertinggi, dengan nilai IC50 23,47 g/mL dan nilai FeEAC 940,22 mol/g. Ekstrak etil asetat dan metanol pada konsentrasi awal memiliki kadar fenol total 12,06, dan 42,11 mg GAE/gram ekstrak, serta kadar flavonoid total 3,24 dam 3,41 mg QE/gram ekstrak. Berdasarkan uji penetapan kadar fenol dan flavonoid, ekstrak metanol menunjukkan nilai tertinggi.

Ayapana triplinervis Vahl. or Prasman is a plant that can eliminate free radicals due its antioxidant effects. There are slightly research have been conducted to explore the antioxidant activity of Ayapana triplinervis Vahl. Based on DPPH assay using UV Vis spectrophotometer, n hexane, ethyl acetate and methanol extract with a final concentration of 25 g mL have an inhibitory value of 38.91, 51.03 and 54.06 respectively. Using inhibition IC50 is obtained ethyl acetate extract and methanol are 28,71 g mL and 23,472 g mL.
Based on FRAP test using microplate reader of ethyl acetate and methanol extract have FeEAC 460 mol g, 828,99 mol g and 940,22 mol g. The methanol extract shows the highest antioxidant activity, with IC50 value is 940,22 g mL. The extracts of ethyl acetate and methanol at initial concentrations contained total phenol levels of 12.06, and 42.11 mg GAE gram extract respectively, as well as total flavonoid levels of 3.24 and 3.41 mg QE gram extract. Based on the test of the determination of phenol and flavonoid levels, methanol extract showed the highest value.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lendy Caesari Leorenza
"Daun senggani (Melastoma malabathricum L.) mengandung senyawa fenolik dan flavonoid yang diketahui dapat menghambat aktivitas elastase. Daun senggani merupakan bahan alam yang banyak mengandung polifenol dan memiliki banyak manfaat secara etnofarmakologi seperti penyembuhan luka potong dan luka tusuk, diare, disentri, sakit gigi dan secara ilmiah memiliki manfaat sebagai antimikroba, antiinflamasi, antioksidan dan lain sebagainya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi dari ekstrak daun senggani dalam menghambat aktivitas elastase yang diekstraksi secara bertingkat dengan bantuan alat Ultrasonic-Assisted Extraction (UAE) menggunakan tiga macam pelarut yakni n-heksana, etil asetat dan etanol 70%. Ekstrak yg didapatkan diuji penghambatannya terhadap aktivitas elastase dengan menggunakan microplate reader, kemudian dilakukan penetapan kadar flavonoid dan fenol total pada ekstrak teraktif. Hasil uji penghambatan aktivitas elastase menunjukkan bahwa ekstrak etanol 70% daun senggani merupakan ekstrak teraktif dengan nilai IC50 95,88 µg/mL. Kadar flavonoid dan fenol total pada ekstrak etanol 70% daun senggani berturut-turut adalah 7,33 mg QE/g ekstrak dan dan 80,67 mg GAE / g ekstrak.

Sengganis leaves (Melastoma malabathricum L.) contains flavonoid and phenolic compounds that are known could inhibit elastase activity. Senggani leaves are natural ingredients that contain polyphenols and has many ethnopharmacologically benefits to treat such as cuts and wounds, diarrhoea, dysentery, tootache and scientific findings such as antimicrobials, anti-inflammatory, antioxidants and so forth. This study aims to test the inhibition of elastase activity using Ultrasonic-Assisted Extraction (UAE) with three different types of solvents; n-hexane, ethyl acetate and ethanol 70% extract of senggani leaves. Each extract was tested for its inhibition of elastase activity using microplate reader, then total flavonoid and phenolic content was determined at the most active extract. The result of inhibition test of elastase activity showed that ethanol 70% extract of senggani`s leaves was the most active extract with IC50 value 95.88 ¼g/mL. Total flavonoid and phenolic content in ethanol 70% extract were 7.33 mg QE/g extract and 80,67 mg GAE/g extract respectively."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shinta Marlin
"Ekstrak daun Garcinia hombroniana Pierre telah diketahui mengandung senyawa flavonoida, namun belum diketahui aktivitas antioksidan dan penghambatan aktivitas lipoksigenasenya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan dengan metode FRAP (Ferric Reducing Antioxidant Power) dan penghambatan aktivitas lipoksigenase dari ekstrak daun G. hombroniana menggunakan kontrol positif baikalein. Pada penelitian ini dilakukan juga penetapan kadar flavonoida total secara kuantitatif dengan metode kolorimetri AlCl3 pada ekstrak teraktif menggunakan kontrol positif kuersetin.
Hasil uji menunjukkan bahwa ekstrak n-heksana, etil asetat dan metanol daun G. hombroniana Pierre memiliki aktivitas antioksidan dengan nilai EC50 berturut-turut yaitu 36,260; 2,969; dan 7,416 μg/mL dan dapat menghambat aktivitas lipoksigenase dengan nilai IC50 berturut-turut yaitu 2,052; 0,134; dan 1,314 μg/mL. Ekstrak etil asetat daun G. hombroniana Pierre memiliki aktivitas antioksidan dan penghambatan aktivitas lipoksigenase teraktif. Kadar flavonoida total ekstrak etil asetat daun G. hombroniana Pierre sebesar 42,004 mg QE/g sampel. Ekstrak daun Garcinia hombroniana Pierre memiliki aktivitas antioksidan dan dapat menghambat aktivitas lipoksigenase.

Garcinia hombroniana Pierre leaves extract have been known to contain flavonoid compounds, but it has not been known yet for its antioxidant activity and inhibition of lipoxygenase activity. This study aims to determine antioxidant activity tested by using FRAP (Ferric Reducing Antioxidant Power) method and inhibition of lipoxygenase activity of G. Hombroniana leaves extract using baicalein as the positive control. Total flavonoid assay is also quantitatively done by AlCl3 colorimetric method on the most active extract using quercetin as the positive control.
The test results showed that the n-hexane, ethyl acetate and methanol extract of G. hombroniana Pierre leaves have antioxidant activity which showed by EC50 value​​ consecutively are 36.260; 2.969; dan 7.416 μg/mL, and can inhibit lipoxygenase activity which showed by IC50 value consecutively are 2.052; 0.134; and 1.314 μg/mL. Ethyl acetate extract of G. hombroniana Pierre leaves has the most active antioxidant activity and inhibition of lipoxygenase activity. Total flavonoid content of ethyl acetate extract of G. hombroniana Pierre leaves is 42.004 mg QE/g sample. Garcinia hombroniana Pierre leaves extract has antioxidant activity and can inhibit lipoxygenase activity.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
S64987
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Glaudio Galeno Gianova
"Manusia memerlukan tambahan antioksidan dari makanan dan suplemen untuk mencegah terjadinya stres oksidatif yang diakibatkan ketidakseimbangan antara jumlah radikal bebas dengan antioksidan dalam tubuh dan berpotensi untuk memicu patogenesis berbagai penyakit. Bagian batang dan akar dari tanaman bajakah tampala (Spatholobus littoralis Hassk.) sudah terbukti sebagai sumber antioksidan alami, namun belum ada informasi terkait bagian daunnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan melihat perbedaan aktivitas antioksidan dari ekstrak etanol 70% daun bajakah tampala yang diekstraksi dengan metode Soxhlet dan MAE melalui uji DPPH dan FRAP. Selain itu, dilakukan juga penetapan kadar fenol total dengan menggunakan reagen Folin-Ciocalteu, penetapan kadar flavonoid total dengan metode kolorimetri AlCl3, serta penapisan fitokimia dari ekstrak. Rendemen yang diperoleh dari metode ekstraksi Soxhlet dan MAE berturut-turut sebesar 7,17% dan 17,67%. Kadar fenol total yang diperoleh pada ekstrak hasil Soxhlet dan MAE berturut-turut sebesar 85,07±0,48 dan 86,61±0,55 mgGAE/g ekstrak. Kadar flavonoid total yang diperoleh pada ekstrak hasil Soxhlet dan MAE berturut-turut sebesar 14,22±0,07 dan 14,40±0,22 mgEK/g ekstrak. Nilai IC50 dari hasil uji DPPH adalah sebesar 59,81 ppm untuk ekstrak hasil Soxhlet dan 44,03 ppm untuk ekstrak hasil MAE. Angka hasil uji FRAP yang diperoleh adalah sebesar 13,35 g FeSO4 ekuivalen/100 g ekstrak untuk ekstrak hasil Soxhlet dan 17,93 g FeSO4 ekuivalen/100 g ekstrak untuk ekstrak hasil MAE. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa metode MAE akan menghasilkan rendemen yang lebih banyak, kadar fenol dan flavonoid total yang lebih tinggi, serta aktivitas antioksidan yang lebih kuat daripada metode Soxhlet pada ekstrak etanol 70% daun bajakah tampala.

Oxidative stress is an imbalance between the amount of free radicals and antioxidants in the human body, which can potentially trigger the pathogenesis of various diseases. Humans require foods and supplements containing antioxidants to help neutralize free radicals. The stem and root parts of the Spatholobus littoralis Hassk. have been proven to be a natural source of antioxidants, but there is no information regarding its leaves. This research aims to determine and compare the antioxidant activity of 70% ethanol extract from the leaves of Spatholobus littoralis Hassk. using Soxhlet and MAE extraction methods through DPPH and FRAP tests. In addition, determination of total phenol content were conducted using the Folin-Ciocalteu reagent, determination of total flavonoid content using the AlCl3 colorimetric method, and phytochemical screening of the extract. The yields obtained from the Soxhlet and MAE extraction methods were 7.17% and 17.67%, respectively. The total phenol content obtained from the Soxhlet and MAE extracts were 85.07±0.48 and 86.61±0.55 mgGAE/g extract, respectively. The total flavonoid content obtained from the Soxhlet and MAE extracts were 14.22±0.22 mgQE/g extract, respectively. The IC50 value of the DPPH test was 59.81 ppm for the Soxhlet extract and 44.03 ppm for the MAE extract. The FRAP test results were 13.35 g FeSO4 equivalent/100 g extract for the Soxhlet extract and 17.93 g FeSO4 equivalent/100 g extract for the MAE extract. Based on the results, it can be concluded that the MAE method produces a higher yield, higher total phenol and flavonoid content, and stronger antioxidant activity than the Soxhlet method in the 70% ethanol extract of Spatholobus littoralis Hassk. leaves."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sismita Avelia
"Garcinia lateriflora Blume dilaporkan memiliki aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH (2,2-Difenil-1-Pikrilhidrazil) dengan nilai IC50 berturut-turut pada ekstrak metanol, etil asetat dan n-heksana bagian daun sebesar 6,18; 8,03; dan 156,8 µg/mL. Sementara, belum ada literatur yang menyatakan pernah dilakukan penelitian penghambatan aktivitas lipoksigenase oleh tanaman ini. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh data aktivitas antioksidan dan menilai potensi penghambatan aktivitas lipoksigenase dari tiga ekstrak daun Garcinia lateriflora Blume. Metode pengujian meliputi, aktivitas antioksidan dengan metode FRAP (Ferric Reducing Antioxidant Power), penghambatan aktivitas lipoksigenase secara in vitro, analisis kualitatif flavonoida dengan kromatografi lapis tipis, serta penetapan kadar flavonoida total menggunakan metode kolorimetri AlCl3 pada ekstrak teraktif. Hasil uji menunjukkan aktivitas antioksidan dengan metode FRAP dari ekstrak metanol, etil asetat, dan n-heksana daun Garcinia lateriflora Blume, memiliki nilai EC50 berturut-turut 9,567; 16,555; and 50,550 µg/mL µg/ml dan aktivitas penghambatan lipoksigenase dengan nilai IC50 berturut-turut 0,693; 0,793; and 1,316 µg/mL. Ekstrak teraktif pada kedua uji adalah ekstrak metanol yang memiliki kadar flavonoida total sebesar 6,298 mg QE/g (quercetin equivalent). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan ekstrak metanol, etil asetat, dan n-heksana daun Garcinia lateriflora Blume memiliki aktivitas antioksidan dan penghambatan lipoksigenase, serta ekstrak metanol sebagai ekstrak teraktif memiliki kandungan flavonoida terbesar.

Garcinia lateriflora Blume has been reported have antioxidant activity using DPPH (2,2-Diphenyl-1-picrylhydrazyl) method with IC50 of methanol, ethyl acetate and n-hexane leaves extract were 6.18; 8.03; and 156.8 µg/mL, repectively. Meanwhile, there has been no literature which stated have done research about lipoxygenase inhibition activity by this plant. The aim of this study is to determine the potential antioxidant activity and lipoxygenase inhibition activity from three leaf extract of Garcinia lateriflora Blume. Test methods cover, antioxidant activity assessed using FRAP (Ferric Reducing Antioxidant Power) method, in vitro lipoxygenase inhibition activity, qualitative analysis of flavonoid using thin layer chromatography and total flavonoid content using AlCl3 colorimetric method of the most active extract. The results showed that EC50 for antioxidant activity using FRAP method of methanol, ethyl acetate and n-hexane Garcinia lateriflora Blume leaves extract were 9.567; 16.555; and 50.550 µg/mL and IC50 for lipoxygenase inhibition activity were 0.693; 0.793; and 1.316 µg/mL, respectively. The most active extract on both of test is methanol extract which has total flavonoid content, 6.298 mg QE/g (quercetin equivalent). Based on test results can be concluded Garcinia lateriflora Blume leaves extract has antioxidant and lipoxygenase inhibition activities, with methanol extract as most active extract that contains most flavonoid.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
S65203
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Rahmi
"ABSTRAK
Proses standardisasi dan kontrol sangat diperlukan untuk menjaga kualitas suatu obat herbal, khususnya analisis kandungan dan pengujian toksisitas dari bahan alam tersebut. Selain itu, kualitas ekstrak juga dapat dipengaruhi faktor lain, seperti waktu ekstraksi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan pengaruh waktu ekstraksi terhadap besar kandungan total flavonoid dan sifat toksisitas ekstrak air daun belimbing manis (Averrhoa carambola L.). Pada metode uji I (AlCl3 tanpa penambahan NaNO2), didapatkan kandungan total flavonoid dari variasi waktu ekstraksi 30,45,60,75, dan 90 menit secara berurutan sebesar 0,1638%, 0,1716%, 0,1681%, 0,1642%, dan 0,1784%. Sedangkan, pada metode uji II (AlCl3 dengan penambahan NaNO2), didapatkan sebesar 0,1856%, 0,2113%, 0,2296%, 0,2097%, dan 0,2042%. Pada pengujian toksisitas dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT), didapatkan nilai LC50 dari variasi waktu ekstraksi 30, 45, 60, 75, dan 90 menit secara berurutan sebesar 8232,46 μg/ml, 4175,42 μg/ml, 4885,27 μg/ml, 1056,99 μg/ml, dan 9908,32 μg/ml. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kandungan total flavonoid dari ekstrak air daun belimbing manis bersifat relatif konstan dan mengalami perubahan yang tidak signifikan seiring bertambahnya waktu ekstraksi. Selain itu, nilai LC50 bersifat fluktuatif dan tidak memiliki aktivitas biologi sebagai toksik seiring bertambahnya waktu ekstraksi.

ABSTRACT
Proses standardisasi dan kontrol sangat diperlukan untuk menjaga kualitas suatu obat herbal, khususnya analisis kandungan dan pengujian toksisitas dari bahan alam tersebut. Selain itu, kualitas ekstrak juga dapat dipengaruhi faktor lain, seperti waktu ekstraksi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan pengaruh waktu ekstraksi terhadap besar kandungan total flavonoid dan sifat toksisitas ekstrak air daun belimbing manis (Averrhoa carambola L.). Pada metode uji I (AlCl3 tanpa penambahan NaNO2), didapatkan kandungan total flavonoid dari variasi waktu ekstraksi 30,45,60,75, dan 90 menit secara berurutan sebesar 0,1638%, 0,1716%, 0,1681%, 0,1642%, dan 0,1784%. Sedangkan, pada metode uji II (AlCl3 dengan penambahan NaNO2), didapatkan sebesar 0,1856%, 0,2113%, 0,2296%, 0,2097%, dan 0,2042%. Pada pengujian toksisitas dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT), didapatkan nilai LC50 dari variasi waktu ekstraksi 30, 45, 60, 75, dan 90 menit secara berurutan sebesar 8232,46 μg/ml, 4175,42 μg/ml, 4885,27 μg/ml, 1056,99 μg/ml, dan 9908,32 μg/ml. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kandungan total flavonoid dari ekstrak air daun belimbing manis bersifat relatif konstan dan mengalami perubahan yang tidak signifikan seiring bertambahnya waktu ekstraksi. Selain itu, nilai LC50 bersifat fluktuatif dan tidak memiliki aktivitas biologi sebagai toksik seiring bertambahnya waktu ekstraksi."
2016
S64277
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dieah Siti Rahmawati
"ABSTRAK
Achyranthes aspera atau dalam Bahasa Indonesia biasa disebut Sangketan merupakan tumbuhan liar yang sering digunakan sebagai obat tradisional. Akar Achyranthes aspera ini dapat berkhasiat sebagai penyembuh luka dengan melibatkan peran arginase, arginin, dan metabolitnya yaitu nitrit oksida yang memengaruhi secara langsung proses penyembuhan luka tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi dari ekstrak akar Achyranthes aspera dalam menghambat aktivitas arginase. Simplisia diekstraksi secara bertingkat dengan pelarut n-heksana, etil asetat, dan metanol dengan metode ultrasound-assisted extraction. Ekstrak yang dihasilkan dari masing-masing pelarut kemudian diuji penghambatannya terhadap aktivitas arginase menggunakan metode kolorimetri dengan microplate, lalu dilakukan penetapan kadar fenol total dan kadar flavonoid total. Uji penghambatan aktivitas arginase oleh ekstrak n-heksana, etil asetat, dan metanol pada konsentrasi 100 g/ml secara berurutan adalah 9,56; 17,58; dan 29,77; kandungan fenol total secara berurutan adalah 3,91; 4,83; dan 11,18 mgGAE/gram sampel serta kandungan flavonoid total secara berurutan adalah 0,29; 0,80; dan 0,88 mgQE/gram sampel. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak akar Achyranthes aspera memiliki potensi penghambatan aktivitas arginase yang rendah.

ABSTRACT
Achyranthes aspera, or commonly called as Sangketan in Indonesian is a wild plant that is used as a traditional medicine. The roots of Achyranthes aspera can be used as a wound healer by involving the role of arginine and its metabolites, nitric oxide, that directly affect the wound healing process itself. The aim of this study was to determine the potential of Achyranthes aspera roots extract in inhibiting arginase activity. The simplicia is extracted using ultrasound assisted extraction method with n hexane, ethyl acetate, and methanol solvent. Each extract from different solvents were tested for the inhibition of arginase activity using colorimetric method with microplate, determination of total phenolic concentration, and total flavonoid concentration. The results of inhibition test of arginase activity by n hexane, ethyl acetate, and methanol extract in sequence are 9.56, 17.58 and 29.77 at concentration of 100 g/ml the total phenol concentration in sequence are 3.91 4.83 dan 11.18 mgGAE gram of sample and the total flavonoid concentration in sequence are 0.29 0.80 and 0.88 mgQE gram of sample. From this research it can be concluded that Achyranthes aspera roots extract had low potency of arginase inhibitory activity."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>